BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1Signaling Theory dan Agency Theory - Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1Signaling Theory dan Agency Theory
Signaling Theory merupakan teori yang dikemukakan oleh Miller dan
Modigliani (1961). Pembayaran dividen oleh perusahaan mengandung informasi
yang dapat dilihat dari sisi investor dan sisi perusahaan. Manajer perusahaan lebih
mengetahui keadaan perusahaan dan kelanjutannya sementara investor kurang
mengetahui keadaan perusahaan. Laporan keuangan yang dipublikasikan
perusahaan tidak banyak memberikan informasi mengenai perusahaan. Salah satu
tindakan perusahaan yang banyak memberikan informasi mengenai investor ialah
pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan. Perusahaan tidak mungkin
membayar dividen bila kinerja dan kondisi keuangan perusahaan berada pada
posisi yang tidak baik. Pembayaran dividen merupakan sumber informasi bahwa
perusahaan berada dalam kondisi yang sangat baik.
Para manajer perusahaan yang mengetahui lebih banyak tentang keadaan
perusahaan yang sebenarnya diharapkan dapat menggunakan dividen sebagai alat
untuk menyampaikan informasi yang baik. Para investor dapat menggunakan
informasi tentang pembayaran dividen sebagai sinyal atas kondisi keuangan
perusahaan terutama tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan.

Kenaikan dividen yang lebih besar diharapkan mengisyaratkan kepada investor
bahwa perusahaan akan mampu meningkatkan keuntungan.

Universitas Sumatera Utara

Manajer memiliki kesempatan memiliki kepemilikan saham dan
kepentingan yang sama dengan pemegang saham untuk memperoleh laba (Sakir
dan Al. Fadli, 2014). Masalah kepentingan antara manajer dan pemegang saham
ini merupakan masalah agensi.Agency theory muncul dilatarbelakangi oleh adanya
konflik kepentingan antara para manajer perusahaan dan pemegang saham. Biaya
masalah keagenan dan biaya dari tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan
masalah keagenan disebut sebagai biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenen
ditemukan ketika terdapat perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan
manajer, atasan dengan bawahan, bahkan antar manajer (Pearce dan Robinson
2008). Ada beberapa cara untuk mengurangi biaya agensi (agency cost) salah
satunya ialah perusahaan melakukan pembayaran dividen.
2.1.2Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan
kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan atau untuk
membagikannya kepada pemegang saham (investor). Menurut Sadalia(2010)

pembayaran dividen kepada pemegang saham diputuskan oleh dewan komisaris.
Komisaris umumnya mengadakan pertemuan untuk menentuan jumlah dividen
yang akan dibayar, dalam menentukan jumlah dividen yang akan dibagikan perlu
mengevaluasi posisi keuangan periode yang lalu dan posisi yang akan datang.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007) kebijakan dividen (dividend
policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir
tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan
ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan
datang. Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi

Universitas Sumatera Utara

hal para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau laba
yang ditahan untuk diinvestasikan kembali. Kebijakan dividen bersangkutan
dengan penentuan pembagian pendapatanantara penggunaan pendapatan untuk
dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan
didalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan didalam
perusahaan.Dalam teori investasi pada pasar uang dan pasar modal, investor akan
melakukan pembelian saham atau menjual saham bergantung pada apakah return
saham lebih besar hasilnya dibandingkan dengan deposito atau bunga obligasi.

Jadi penilaian layak tidaknya investor memegang saham akan dilihat apakah
return (perubahan harga saham) lebih menguntungkan.
Menurut Sutrisno (2013) faktor – faktor yang berpengaruh terhadap
kebijakan dividen dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Profitabilitas
Daya tarik utama bagi pemegang saham dan para calon investor dalam
suatu perusahaaan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini
profitabilitas berarti hasil yang diperolehmelalui usaha manajemen
terhadap dana yang diinvestasikan pemilik dan investor. Semakin
besar tingkat laba atau profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan
mengakibatkansemakin besar dividen yang akan dibagikan ataupun
sebaliknya.
2. Likuiditas
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban –
kewajiban jangka pendek. Perusahaan dapat membayar dividen
memerlukan aliran kas keluar, sehingga harus tersedia likuiditas yang
cukup. Semakin tinggi likuiditas yang dimiliki, perusahaan semakin
mampu membayar dividen.
3. Leverage
yaitu dana yang diperoleh dari hutang jangka panjang dan pendek

yang diukur dengan rasio leverage. Semakin tinggi tingkat hutang akan
mempengaruhi pembayaran dividen.
4. Investasi
Bertujuan untunk memperoleh penghasilan. Perusahaan dengan
perkembangan cepat membutuhkan lebih besar dana untuk
pelaksanaan investasi. Kebutuhan dana pertama kali dipenuhi oleh
equity karena banyak dana yang dialokasikan untuk laba ditahan maka
menyebabkan dana untuk membayar dividen semakin berkurang.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan digunakan oleh manajer untuk menganalisis,

mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan, analisis kredit untuk
menentukan

kemampuan


perusahaan

membayar

hutang,

analisis

saham

berkepentingan dengan efisiensi, risiko dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Menurut Sugiyono (2006), perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang
baik jika memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban (utang) yang akan
jatuh tempo (liquidity), menyusun struktur pendanaan yaitu perbandingan antara
utang dan modal (leverage), kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan
(profitability), kemampuan perusahaan untuk melakukan investasi.Menurut Fahmi
(2006) rasio keuangan yang umumnya sering digunakan yaitu: Rasio
profitabilitas,likuiditas dan leverage . Selain itu, terdapat banyak lagi rasio yang
dapat dihitung dari laporan keuangan.

2.1.3.1. Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih
oleh perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Dalam mengukur
profitabilitas perusahaan dapat menggunakanReturn On Equity(ROE)danReturn
On

Asset

(ROA).Dalam

penelitian

ini

profitabilitas

diproksi

dengan


ROAkarenamenggambarkan sebagian besar pengelolaan atau penggunaan aset
sebuah perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan melihat sebagian besar laba
bersih setelah pajak yang dihasilkan maka pihak manajemen dapat memilih
apakah laba tersebut dapat dibagikan sebagai dividen atau tidak.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Kasmir (2012) ROAadalah rasio yang menunjukkan hasil (return)
atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu ROA juga
memberikan ukuran yang lebih baik dalam mengukur profitabilitas perusahaan
karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan. Menurut Ang (1997) menyatakan bahwa ROAadalah
tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan
operasionalnya.
Menurut Fahmi (2006) ROAmerupakan rasio yang digunakan untuk
melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Semakin besar ROA
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian
investasi yang semakin besar.Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau
profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal

yang sebaliknya akan terjadi jika aliran

kas

tidak

baik.

Alasan

lain

pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain.
Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi
target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa
membayarkan dividen, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham
(Hanafi, 2004). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari
keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas
yang tinggi akan menarik minat investor menanamkan modalnya dengan harapan

mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Karena itu, dividen diambil dari
keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan

Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi

besarnya

dividen.

Semakin

besar

keuntungan

yang

diperoleh,maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen (Sudarsi, 2002).
2.1.3.2. Likuiditas (Current Ratio)
Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek.Jenis rasio
likuiditas

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

adalah

current


ratio

karenamerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki.Menurut Kasmir (2012) Current Ratiomerupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek . Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segra jatuh tempo. Current Ratio
juga memberikan ukuran yang lebih baik dalam mengukur likuiditas perusahaan
karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva lancar
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Semakin tinggi current ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan
untuk

memenuhi

(membayar)

kewajiban jangka pendeknya (Brigham dan

Houston, 2006). Dengan semakin meningkatnya current ratio juga dapat
meningkatkan keyakinan para investor, bahwa perusahaan dapat membayar
dividen yang diharapkan oleh investor. Semakin tinggi tingkat likuiditas suatu
perusahaan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan tersebut melakukan
pembagian dividen. Sebaliknya, semakin rendah likuiditas perusahaan semakin
kecil kemampuan perusahaan untuk memberikan dividen.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.3.Leverage (Debt to Total Asset)
Leverage merupakan tindakan manajemen perusahaan yang akan
mendannai operasional perusahaan dengan menggunakan modal yang berasal dari
hutang.Leverage dapat diukur dengan Debt to Total Asset(DTA) dan Debt to Total
Equity (DTE).Leverage dalam penelitian ini diproksi dengan DTAkarena dengan
melihat rasio hutang terhadap terhadap total asset, dengan melihat ini pihak
manajemen dapat mempunyai bayangan jika nilai DTA kecil maka akan semakin
kecil kewajiban perusahaan terhadap pihak kreditur dengan begini pihak
manajemen dapat mengambil keputusan apakah membagikan dividen atau tidak.
Menurut Fahmi (2006) dalam mengukur leverage dapat menggunakan
DTAdikarenakan merupakan salah satu ukuran rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini
menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang
digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya.
DTAjuga merupakanukuran yang lebih baik dalam mengukur pembiayaan
perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam penggunaan
hutang.
Signaling Theory yang dikemukakan oleh Miller dan Mondigliani bahwa
dengan tingkat leverage yang tinggi mampu meningkatkan keyakinan para
investor bahwa perusahaan dapat membayar dividen yang tinggi. Kinerja
keuangan perusahaan memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan dapat
membayar dividen. Manajer dengan lebih banyak informasi dibandingkan investor
luar dapat menggunakan hutang untuk memberikan sinyal bahwa perusahaan
memiliki kinerja keuangan yang baik. Tujuan manajer dari hal tersebut adalah

Universitas Sumatera Utara

mendapatkan pendanaan dari investor. Dengan penggunaan kebijakan hutang
yang baik akan memberikan sinyal bahwa perusahaan mampu membayarkan
dividen.
Menurut Parthington (1989), semakin besar rasio DTA menunjukkan
semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak kreditur dan
semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh
perusahaan.

Dengan

semakin meningkatnya rasio DTA

maka hal tersebut

berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian
digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin
besar, makaprofitabilitas semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk
membayar bunga), maka hak para pemegang saham (dividen) juga semakin
berkurang (menurun). Sehingga menunjukkan bahwa tingkat hutang yang tinggi
akan mempengaruhi pembayaran dividen yang semakin rendah.
2.1.4. Investment Opportunity Set
Dalam signaling theory dinyatakan bahwa peningkatan dividen merupakan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena
meningkatnya dividen diartikan sebagai adanya keuntungan yang akan diperoleh
sebagai hasil yang diperoleh dari keputusan investasi (Haruman, 2008). Oleh
karena itu, adanya kesempatan investasi yang memberikan keuntungan tinggi bagi
perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak
dibayarkan, tetapi dapat diartikan adanya prospek yang menjanjikan di masa yang
akan datang untuk dapat membayar dividen yang lebih tinggi.Investasi di masa
depan mempengaruhi besarnya nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Myers (1977) nilai perusahaan merupakan gabungan dari aktiva
dengan investasi di masa depan. Kesempatan investasi yang tinggi

di masa

depan, bisa dihubungkan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Jika
tingkat pertumbuhan perusahaan tinggi maka perusahaan akan membagikan
dividen yang kecil. Hal ini dikarenakan laba yang didapatkan perusahaan akan
digunakan sebagai dana internal untuk keperluan investasi. Laba perusahaan akan
dipergunakan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya
akan ditahan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi
perusahaan guna pertumbuhan di masa yang akan datang. Sehingga, semakin
tinggi dana perusahaan dipakai untuk investasi, maka akan semakin kecil
pendapatan yang akan diterima para pemegang saham dalam bentuk dividen,
begitupun sebaliknya apabila semakin kecil dana perusahaan dipakai untuk
investasi, maka akan semakin besar pendapatan yang akan diterima para
pemegang saham dalam bentuk dividen.
Menurut Smith dan Watts (1992) dalam mengukur Investment Opportunity
Setdapat menggunakan Market to Book Value of Asset, Depreciation to firm
Value, Variance of rate of Return dan Earning to Price. Market to Book Value of
Asset merupakan alat ukur yang paling valid dan paling baik untuk
menggambarkan IOS perusahaan.
2.1.5Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership)
Manajer mendapatkan kesempatan memiliki kepemilikan saham dan
kepentingan yang sama dengan pemegang saham untuk memperoleh laba (Sakir
dan Al. Fadli, 2014). Manajer yang memiliki saham diperusahaan tersebut akan
membuat perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar sehingga perusahaan

Universitas Sumatera Utara

dapat membagikan dividen. Kepemilikan saham yang dimiliki manajer akan
mempengaruhi pembayaran dividen. Semakin tinggi kepemilikan manjerial yang
dimiliki perusahaanmaka akan semakin besar dividen yang akan diberikan kepada
pemegang saham, begitu sebaliknya semakin kecilkepemilikan manjerial yang
dimiliki perusahaanmaka akan semakin kecil pula dividen yang akan diberikan
kepada pemegang saham. Masalah kepentingan antara manajer dan pemegang
saham ini merupakan masalah agensi. Menurut Jensen dan Meckling (1976)
terdapat beberapa teori lain selain agency theory seperti signaling theory dan
packing order theory.Agency theory muncul dilatarbelakangi oleh adanya konflik
kepentingan antara para manajer perusahaan dan pemegang saham. Para manajer
turut memiliki saham di perusahaan, melakukan pembiayaan dari sumber yang
berbeda, yakni dari utang dan ekuitas, dan pembayaran dividen untuk mengurangi
biaya yang timbul akibat adanya agency conflict.
Biaya masalah keagenan dan biaya dari tindakan yang dilakukan untuk
meminimalkan masalah keagenan disebut sebagai biaya keagenan (agency cost).
Biaya keagenen ditemukan ketika terdapat perbedaan kepentingan antara
pemegang saham dengan manajer, atasan dengan bawahan, bahkan antar manajer
(Pearce dan Robinson 2008). Agency costakan meningkat akibat conflict antara
pemegang saham dengan manajer. Peningkatan dari agency cost cenderung
disebabkan karena manajer hanya mementingkan dirinya sendiri. Mereka
menggunakan dana orang lain untuk meningkatkan kekayaannya/kepentingannya.

Menurut Jensen dan Meckling (2006), ada tiga cara untuk mengurangi
biaya agensi (agency cost), yakni :

Universitas Sumatera Utara

1. Agency cost akan berkurang jika manajer perusahaan meningkatkan
kepemilikan sahamnya di perusahaan karena kepentingan manajer
akan sama dengan kepentingan pemilik saham. Dengan demikian
peningkatan kepemilikan saham diperusahaan akan mengontrol agency
cost. Dengan kepemilikan saham yang dimiliki manajer akan
mempengaruhi pembayaran dividen
2. Agency cost dapat juga dikurangi dengan cara meningkatkan
pembayaran dividen sehingga tidak cukup free cash flow untuk
mendanai investasi mereka dan kemudian manajer akan berusaha
untuk mendapatkan dana dari luar dalam bentuk utang.Pembayaran
dividen lebih besar meningkatkan kesempatan untuk mengeluarkan
ekuitas baru. Bagaimanapun, penggunaan dividen tidak akan
menimbulkan agency cost.
3. Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan menggunakan
utang yang lebih banyak. Penggunaan utang yang lebih besar akan
mengurangi konflik antara manajer.
Rozeff (1982)menyatakan bahwa pembayaran dividen yang lebih tinggi itu
mengurangi konflik kepentingan antara para manajer dan pemegang saham dan
ditemukan bukti bahwa ada hubungan antara profitabilitas, likuiditas, leverage,
investasi dan dividen. Risiko bisnis yang lebih besar membuat hubungan antara
profitabilitas sekarang dengan yang diharapkan semakin pasti. Signaling theory
berfokus pada informasi antara manajer dan investor. Kinerja keuangan
perusahaan memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan dapat
membayar dividen. Manajer dengan lebih banyak informasi dibandingkan investor
luar dapat menggunakan hutang untuk memberikan sinyal bahwa perusahaan
memiliki kinerja keuangan yang baik. Tujuan manajer dari hal tersebut adalah
mendapatkan pendanaan dari investor. Jadi kepemilikan manajerial dapat
mempengaruhi pengaruh Leverage (DTA) terhadap pembayaran dividen.
Packing order theory berhubungan dengan keinginan perusahaan dalam
memperoleh pendanaan. Perusahaan mengunakan hutang untuk mendanai
kegiatan operasionalnya ketika perusahaan tidak memiliki laba ditahan yang
cukup. Penggunaan laba ditahan lebih disukai dibandingkan penggunaan hutang

Universitas Sumatera Utara

karena penggunaan laba ditahan tidak mengakibatkan biaya yang fluktuasi
dibandingkan penggunaan hutang yang mengakibatkan biaya yang tinggi.
Penggunaan hutang dan laba ditahan akan mengurangi masalah agency yang
terjadi pada kepemilikan manajerial dalam perusahaan.
2.1.6. Review Penelitian Terdahulu
Peneliti melakukan review terhadap beberapa penelitian sebelumnya untuk
dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian ini. Penelitian oleh
Ahmad dan Wardani (2014) dengan judul “The Effect of Fundamental Factor to
Dividend Policy Evidence in Indonesia Stock Exchange”, hasil dari penelitian ini
Profitability dan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, Liquidity dan
leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Andriyani (2008) dengan judul “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to
Equity Ratio, Investment Opportunity Set dan Profitability terhadap KebijakanKebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2004-2006)”, kesimpulan penelitian secara parsial
variabel independen cash ratio, IOS, ROA berpengaruh signifikan positif
terhadap variabel DPR, sedangkanDERtidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel DPR. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009) berjudul “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur
Jenis Consumer Goods yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”, memiliki
kesimpulan bahwa secara parsial hanya variabel Cash Ratio, Current Ratio dan
DER yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen, sedangkan variabel
ROI, DTA, EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen.

Universitas Sumatera Utara

Nurhidayati (2006) yang berjudul “Analisis faktor – faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden di BEJ “, Kesimpulan yang didapat Current ratio,

EPS signifikan berpengaruh positif terhadap dividen kas. ROI dan DTA tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Penelitian yang dilakukan
oleh Suhadi (2007) dengan judul “Pengaruh profitabilitas dan IOS terhadap kebijakan
dividen dan likuiditas sebagai variabel moderating” dan dengan hasil kesimpulan

Likuiditas menunjukkan bahwa kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan
dipengaruhi oleh profitbilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan sedangkan
IOS tidak berpengaruh. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2005) yang
berjudul ”Pengaruh Informasi Laporan Keuangan terhadap Pendapatan Dividen
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ periode 19992003)”. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini secara parsial hanya variabel
EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen, sedangkan variabel
ROE, CR, DTA dan DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen.
Penelitian Suharli (2007) dengan judul “Pengaruh Profitability dan
Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen dengan Likuiditas
sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta Periode 2002-2003)”, dengan kesimpulan likuiditas dapat digunakan
sebagai variabel penguat (variabel moderator) karena mempunyai pengaruh yang
signifikan dalam mempengaruhi profitabilitas dan kesempatan investasi, tetapi
secara parsial hanya variabel profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan
jumlah pembagian dividen perusahaan.
Penelitian oleh Vianita dan Izzati Amperaningrum (2012) dengan judul
“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas Pada Perusahaan Makanan dan

Universitas Sumatera Utara

Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian diperoleh
bahwa secara parsial, variabel independen yang berpengaruh signifikan ter-hadap
dividen kas adalah ROA, EPS, DPR, sedangkan cash ratio, current ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.
Penelitian terakhir dilakukan oleh Wahyuni (2015) yang berjudul
“Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Besarnya Dividen Yang
Dibagikan Kepada Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI”, dengan hasil kesimpulan bahwa secara parsial variabel profitabilitas dan
likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya dividen dan secara
simultanprofitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap besarnya
dividen
Ikhtisar penelitian terdahulu diatas tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen tercantum pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2. 1 Rangkuman Penelitian Terdahulu
No

Nama
Peneliti

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Hasil Penelitian

1.

Ahmad
dan
Wardani
(2014)

The Effect of
Fundamental
Factor to Dividend
Policy Evidence in
Indonesia Stock
Exchange

Variabel
dependen:
dividend
Policy
Variabel
independen:
Profitability,
Liquidity,
Leverage,
Size and
Growth

Profitability correlate
significantly positive
with dividend policy
and firm size correlate
significantly positive
with dividend policy,
Liquidity correlated
negative significantly
corrolated wih
dividend policy and
leverage correlate
negative significantly
corrolated wih
dividend policy. And
the evidence show that
growth oppurtunities

Universitas Sumatera Utara

do not signicntly
corralated with
dividend policy
2.

Andriyani
(2008)

Pengaruh pengaruh
cash ratio, debt to
equity ratio,
investment
oppurtunity set dan
profitabilitas
terhadap kebijakan
dividen

Variabel
dependen:
kebijakan
dividen
Variabel
independen:
cash ratio,
debt to
equity ratio,
investment
oppurtunity
set dan
profitabilitas

Secara parsial variabel
independen cash ratio,
IOS, ROA
berpengaruh
signifikan positif
terhadap variabel
kebijakan dividen,
sedangkan debt to
equity ratio tidak
berpengaruh sigifikan
terhadap variabel
kebijakan dividen

3.

Kajola,
Desu dan
Agbanike
(2015)

Factor Influencing
Divided Payout
Policy Decisions of
Nigerian Listed
Firms

Variabel
dependen:
dividend
Policy
Variabel
independen:
Profitability,
Liquidity,
Leverage,
Size and
Growth

Profitability, firm size
and leverage are
significant factor that
affect dividend policy

4.

Lubis
(2009)

Analisis faktor –
faktor yang
mempengaruhi
kebijakan dividen
pada perusahaan
manufaktur jenis
consumer goods
yang go public di
BEJ

Variabel
dependen:
kebijakan
dividen
Variabel
independen:
ROI, CR,
DTA EPS,
DER, DPR

Secara parsial hanya
variabel CR,DTA dan
DER yang
berpengaruh secara
signifian terhadap
dividen sedangkan
ROI, EPS tidak
berpengaruh secara
sigifikan terhadap
kebijakan dividen.

5.

Nurhidaya
ti (200
6)

Analisis faktor –
faktor yang
mempengaruhi
kebijakan deviden
di BEJ

Variabel
dependen:
kebijakan
dividen
Variabel
independen:

Current ratio, EPS
signifikan
berpengaruh positif
terhadap dividen kas.
ROI dan DTA tidak
berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

CR, ROI,
EPS dan
DTA
Variabel
dependen:
kebijakan
dividen
Variabel
independen:p
rofitabilitas
dan IOS

signifikan terhadap
kebijakan dividen

6.

Suhadi
(2007)

Pengaruh
profitabilitas dan
IOS terhadap
kebijakan dividen
dan likuiditas
sebagai variabel
moderating

Likuiditas
menunjukkan bahwa
kebijakan jumlah
pembagian dividen
perusahaan
dipengaruhi oleh
profitbilitas dan
diperkuat oleh
likuiditas perusahaan
sedangkan IOS tidak
berpengaruh

7.

Susilowati
(2005)

Pengaruh informasi
laporan keuangan
terhadap kebijakan
dividen (studi
kasus pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEJ)

Variabel
dependen:
kebijakan
dividen
Variabel
independen:
ROI, ROE,
current ratio,
DTA, DER,
EPS

Secara parsial hanya
variabel EPS yang
berpengaruh secara
signifikan terhadap
dividen tunai,
sedangkan ROE, CR,
DTA dan DER tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kebijakann dividen.

8.

Suharli
(2007)

Pengaruh
profitability dan
investment
oppurtuity set
terhadap kebijakan
dividen dengan
likuiditas sebagai
variabel
moderating

Variabel
dependen:
kebijakan
dividen
Variabel
independen:
profitability
dan
investment
oppurtuity
set

Secara parsial variabel
profitablitas yang
dapat mempengaruhi
kebijakan jumlah
pembagian dividen
perusahaan dan IOS
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
kebijkan dividen.

9.

Vianita
dan
Amperani
ngrum
(2012)

Analisis faktor –
faktor yang
mempengaruhi
kebijakan dividen
pada perusahaan
makanan dan
minuman yang
terdaftar di bursa
efek Indonesia

Variabel
dependen:
kebijakan
dividen
Variabel
independen:
ROA, EPS,
cash ratio,
current ratio,

Secara parsial variabel
independen yang
berpengaruh
signifikan terhadap
dividen kas adalah
ROA, EPS, DPR,
sedangkan cash ratio,
current ratio tidak
signifikan terhadap

Universitas Sumatera Utara

10.

Wahyuni
(2015)

Pengaruh
Profitabilitas dan
Likuiditas
Terhadap Besarnya
Dividen Yang
Dibagikan Kepada
Pemegang Saham
Pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI

DPR

kebijakan dividen

Variabel
dependen:
kebijakan
dividen
Variabel
independen:
Current Ratio
dan Return
on Equity.

Bahwa secara parsial
variabel profitabilitas
dan likuiditas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap besarnya
dividen dan secara
simultanprofitabilitas
dan likuiditas
berpengaruh terhadap
besarnya dividen

Berdasarkan konsep – konsep dasar teori dan hasil – hasil penelitian
terdahulu tersebut maka faktor – faktor yang dapat digunakan untuk
mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend payout ratio) adalah ROA, Current
Ratio, DTA dan IOS.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45