ARTIKEL ILMIAH PENTINGNYA PEMEROLEHAN BA

PENTINGNYA PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA DAN KEGUNAANNYA DI KEHIDUPAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Ulangan Akhir Semester
Dosen pengampu

: H.R Herdiana, Drs., MM.

Disusun oleh:
SUSI SAKINAH

2D

2108130016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
2014/2015

1


Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya
makalah ini yang berjudul Pentingnya pemerolehan bahasa pertama dalam pembelajaran
bahasa serta kegunaannya dalam kehidupan. Karena tanpa restu dan urapan tanganNya
sudah barang tentu penulis tak mampu menyelesaikan makalah ini dengan kekuatan sendiri.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terkait dalam penyelesaian
makalah ini. Dalam makalah ini saya bahas mengenai pemerolehan bahasa, pemerolehan
bahasa pertama dan kedua.
Saya sebagai penulis mengetahui betul masih banyak sekali kesalahan yang terdapat
dalam tulisan makalah ini karena saya masih seorang pelajar dan pemula dalam tulis-menulis
yang masih jauh dari baik dan banyak kekurangan. Penulis meminta maaf dan mengharapkan
betul kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca guna kemajuan dan
kebaikan makalah ini ke depannya.

Ciamis, 13 Juni 2015

Penulis

2


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Maslah................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat............................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Akusisi Bahasa..................................................................................3
B. Konsep Pemerolehan Bahasa..............................................................................4
C. Pembelajaran Bahasa..........................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN
Pentingnya Pemerolehan Bahasa Pertama dalam Pembelajaran Bahasa dan Kegunaannya
dalam Kehidupan............................................................................................................8
BAB IV SIMPULAN
A. Simpulan............................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
3

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan setiap orang tentu saja tidak terlepas dari bahasa. Pertama kali
seorang anak memperoleh bahasa yang didengarkan langsung dari sang ibu sewaktu anak
tersebut terlahir ke dunia ini. Kemudian seiring berjalannya waktu dan seiring pertumbuhan
si anak maka ia akan memperoleh bahasa selain bahasa yang diajarkan ibunya itu baik bahasa
kedua, ketiga ataupun seterusnya yang disebut dengan akuisisi bahasa (language acquisition)
tergantung dengan lingkungan sosial dan tingkat kognitif yang dimiliki oleh orang tersebut
melalui proses pembelajaran.
Pemerolehan Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat menajubkan terlebih dalam
proses pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki langsung oleh anak tanpa ada
pembelajaran khusus mengenai bahasa tersebut kepada seorang anak (Bayi). Seorang bayi
hanya akan merespon ujaran ujaran yang sering didengarnya dari lingkungan sekitar terlebih
adalah ujaran ibuya yang sangat sering didengar oleh anak tersebut.
Dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal paling sedikit
memperoleh satu bahasa alamiah. Dengan perkataan lain setiap anak yang normal atau
pertumbuhan yang wajar, memperoleh suatu bahasa yaitu bahasa pertama atau bahasa asli,
bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupan di dunia ini. Walaupun tidak disangkal

adanya kekecualian misalnya secara fisiologis (tuli) ataupun alasan-alasan lain. Peranan PB1
merupakan sesuatu yang negative terhadap PB2. Dengan perkataan lain, PB1 mendapat
angina untuk turut campur tangan dalam belajar PB2, seperti adanya ciri-ciri PB1 yang
ditransfer ke dalam PB2.
Oleh karena itu, maka masalah pemerolehan bahasa akan dibahas dalam makalah
ini.
B. Rumusan Masalah
1.

Apa itu pemerolehan bahasa?

2.

Apa dan bagaimana pemerolehan bahasa pertama?

3.

Apa dan bagaimana pemerolehan bahasa kedua?

4.


Bagaimana peranan bahasa pertama terhadap pemerolehan bahasa kedua?
C. Manfaat dan Tujuan
4

1.

Memberikan pemaparan mengenai pemerolehan bahasa kepada masyarakat pembaca.

2.

Memberikan pemaparan mengenai pemerolehan bahasa pertama

3.

Memberikan pemaparan mengenai pemerolehan bahasa kedua.

4.

Memberikan pemaparan tentang hubungan antara bahasa pertama dan pembelajaran

bahasa (bahasa kedua)

BAB II
LANDASAN TEORI
5

A. Pengertian Akuisisi Bahasa (Pemerolehan Bahasa)
Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses manusia mendapatkan
kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan
komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan
kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau
manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan
bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka serta
pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak
atau orang dewasa.
Semua manusia yang sehat, berkembang secara normal, belajar menggunakan
bahasa. Anak-anak memperoleh bahasa atau bahasa yang ada disekitarnya bahasa manapun
yang mereka terima secara penuh selama masa kanak-kanak. Perkembangannya secara
esensial sama antara anak-anak yang mempelajari bahasa isyarat atau bahasa suara. Proses
belajar ini dikenal dengan akuisisi bahasa pertama, karena tidak seperti pembelajaran lainnya

ia tidak membutuhkan pembelajaran langsung atau kajian secara khusus. Dalam The Descent
of Man naturalis Charles Darwin menyebut proses tersebut dengan, "keinginan insting untuk
memperoleh suatu seni".
Akuisisi bahasa pertama berlangsung regular secara bertahap, walaupun terdapat
berbagai variasi dalam waktu untuk tingkatan-tingkatan tertentu diantara bayi yang
berkembang secara normal. Sejak lahir, bayi merespon lebih mudah pada suara manusia
daripada suara lainnya. Sekitar umur satu bulan, bayi tampak telah dapat membedakan antara
suara bicara yang berbeda. Sekitar umur enam bulan, seorang anak mulai mengoceh,
menghasilkan suara bicara dari bahasa yang digunakan disekitarnya. Perkataan mulai muncul
pada umur 12 sampai 18 bulan; rata-rata perbendaharaan kata bayi berumur 18 bulan adalah
sekitar 50 kata. Pengucapan pertama anak adalah berbentuk Holofrase (secara harfiah
"keseluruhan

kalimat"),

pengucapan

yang

hanya


menggunakan

satu

kata

untuk

mengkomunikasikan seluruh ide. Beberapa bulan setelah anak menghasilkan kata-kata, ia
akan menghasilkan pengucapan dengan dua kata, dan dalam beberapa bulan lebih mulai
berbicara telegrafis, kalimat singkat yang kurang kompleks secara tatabahasa daripada orang
dewasa bicara, tetapi memperlihatkan struktur sintaks reguler. Pada umur tiga sampai lima
tahun, kemampuan anak untuk berbicara dan berisyarat yang halus yang hampir mirip dengan
bahasa dewasa.
6

B. Konsep Pemerolehan Bahasa
Dari proses pemerolehannya, bahasa bisa dipilah menjadi bahasa ibu atau bahasa
pertama, bahasa kedua, dan bahasa asing. Penamaan bahasa ibu dan bahasa pertama mengacu

pada sistem linguistik yang sama. Yang disebut bahasa ibu adalah adalah bahasa yang
pertama kali dipelajari secara alamiah dari ibunya atau dari keluarga yang memeliharanya.
Biasanya bahasa ibu sama dengan bahasa daerah orang tuanya. Akan tetapi pada masa
sekarang, banyak orang tua yang berbicara dengan anaknya menggunakan bahasa Indonesia
tidak menggunakan bahasa daerah asal kedua orang tuanya sehingga bahasa Indonesia itulah
yang dikuasai anak , maka bahasa Indonesia itu walaupun bukan bahasa daerah ibu atau
bapaknya, adalah bahasa ibu anak tersebut.
Bahasa ibu lazim disebut bahasa pertama, karena bahasa itulah yang pertama
dipelajari anak. Meskipun tidak selalu bahasa pertama yang dikuasai anak sama dengan
bahasa pertama yang dikuasai ibunya. Atau, si anak belajar bahasa pertama tidak dari ibunya
tetapi dari orang tua asuhnya.
Jika kemudian hari anak tersebut mempelajari bahasa lain, maka bahasa lain
tersebut disebut bahasa kedua. Tidak jarang seorang anak mempelajari bahasa lainnya lagi
sehingga ia bisa menguasai bahasa ketiga, maka bahasa tersebut disebut bahasa ketiga. Begitu
seterusnya.
Yang disebut bahasa asing akan selalu merupakan bahasa kedua bagi seorang anak.
Istilah bahasa asing ini sebenarnya lebih bersifat politis mengingat namanya diambil dari
negara atau bangsa lain pemilik bahasa tersebut. Dari sisi urutan pemerolehan, bahasa Inggris
bisa saja adalah bahasa kedua, bahasa ketiga, atau bahasa ke sekian. Akan tetapi karena
bahasa Inggris berasal dari negara asing menurut orang Indonesia, maka istilah bahasa asing

lebih populer digunakan untuk mengklasifikasikan bahasa Inggris dibanding disebut bahasa
kedua.
Sejak tahun 1979 dunia pendidikan di Indonesia berkenalan dengan pembedaan
antara hasil instruksional berupa kompetensi pebelajar atas pengetahuan dan keterampilan
dalam ranah intelektual, emosional, dan fisik (psikomotor), dan hasil pengiring (nurturent
effect ), serta nilai (value). Pelajaran yang dapat dipetik dari konsep ini ialah ada sesuatu yang
diperoleh siswa dari apa yang diajarkan guru atau dipelajari siswanya. Hal tersebut sejajar
dengan munculnya pembedaan antara konsep pembelajaran(learning ) dan pemerolehan
(acquisition) bahasa.
7

Istilah "pemerolehan" terpaut dengan kajian psikolinguistik ketika kita berbicara
mengenai anak-anak dengan bahasa ibunya. Dengan beberapa pertimbangan, istilah pertama
dipakai untuk belajar B2 dan istilah kedua dipakai untuk bahasa ibu (B1). Faktanya, belajar
selalu dikaitkan dengan guru, kurikulum, alokasi waktu, dan sebagainya, sedangkan dalam
pemerolehan B1 semua itu tidak ada. Ada fakta lain bahwa dalam memperoleh B1, anak
mulai dari nol; dalam belajar B2, pebelajar sudah memiliki bahasa. Dengan "mesin"
pemerolehan bahasa yang dibawa sejak lahir anak mengolah data bahasa lalu memproduksi
ujaran-ujaran. Dengan watak aktif, kreatif, dan inofatif, anak-anak akhirnya mampu
menguasai gramatika bahasa dan memproduksi tutur menuju bahasa yang diidealkan oleh

penutur dewasa. Anak memiliki motivasi untuk segeramasuk ke dalam lingkungan sosial,
entah kelompok sebaya (peer group) atau guyup(community).
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung didalam
otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa
berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari
bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa
berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa
kedua (Chaer, 2003). Hal ini perlu ditekankan, karena pemerolehan memiliki karakteristik
yang berbeda dengan pembelajaran (Cox, 1999;Musfiroh, 2002)
C. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa ini adalah istilah lain untuk proses pemerolehan bahasa kedua (B2).
Digunakan istilah pembelajaran bahasa karena diyakini bahwa bahasa kedua dapat dikuasai
hanya dengan proses belajar, dengan cara sengaja dan sadar.
Ellis (1986:215) menyebutkan adanya dua tipe pembelajaran bahasa yaitu:
1. Tipe naturalistic bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa kesengajaan. Pembelajaran terjadi di
dalam lingkungan masyarakat.
2. Tipe formal di dalam kelas, berlangsung di dalam kelas dengan guru, materi, dan alat-alat
bantu belajar yang sudah dipersiapkan.
Stephen Krashen (1984) menyatakan bahwa teori pemerolehan bahasa kedua adalah bagian
dari linguistik teoritik karena sifatnya yang abstrak. Menurutnya, dalam pengajaran bahasa
kedua, yang praktis adalah teori pemerolehan bahasa yang baik.
8

a. Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa
Istilah pemerolehan bahasa dipakai untuk membahas penguasaan bahasa pertama di kalangan
anak-anak karena proses tersebut terjadi tanpa sadar, sedangkan pemerolehan bahasa kedua
(Second Language Learning) dilaksanakan dengan sadar. Pada anak-anak, error (kegalatan)
dikoreksi oleh lingkungannya secara tidak formal, sedangkan pada orang dewasa yang belajar
B2, kegalatan diluruskan dengan cara berlatih ulang.
b. Hipotesis mengenai Pemantau (Monitor)
Pembelajaran berfungsi sebagai pemantau. Pembelajaran tampil untuk menggantikan bentuk
ujaran sesudah ujaran dapat diproduksi berdasarkan sistem.
Konsep tentang Pemantau cukup rumit dan ditentang oleh Barry McLaughlin karena gagal
dalam hal ketidaktuntasan Pemantau dalam melakukan pemantauan terhadap pemakaian B2.
Penerapan Pemantau dapat menghasilkan efektifitas jika pemakai B2 memusatkan perhatian
pada bentuk yang benar.
Syarat memahami kaidah merupakan syarat paling berat sebab struktur bahasa sangat rumit.
McLaughlin menyatakan bahwa : (1) Monitor jarang dipakai di dalam kondisi normal
pemakaian dan dalam pemerolehan B2, (2) Monitor secara teoritis merupakan konsep yang
tak berguna.
c. Hipotesis Input (Masukan)
Si-Belajar B2 dianggap mengalami suatu perkembangan dari tahapan i (kompetensi sekarang)
menuju tahapan i + l. Untuk menuju tahapan i+l dituntut suatu syarat bahwa Si-Belajar sudah
mengerti mengenai masukan yang berisi i+l itu.
d. Hipotesis Filter Afektif
Bagaimana faktor-faktor afektif mempunyai kaitan dengan proses pemerolehan bahasa.
Konsep ini dikemukakan oleh Dulay dan Burt (1977).
e. Hipotesis Analisis Kontrastif
Menurut Hipotesis ini sistem yang berbeda dapat menghasilkan masalah, sedangkan sistem
yang sama atau serupa menyediakan fasilitas atau memudahkan Si-Belajar memperoleh B2.
Namun Hipotesis ini ternyata juga dianggap kurang efektif karena di dalam banyak kasus
sistem yang berbeda justru tidak menimbulkan masalah dan sebaliknya.
f. Interlanguage
Interlanguage adalah bahasa yang mengacu kepada sistem bahasa di luar sistem B1 dan
kedudukannya berada di antara B1 dan B2 (Selinker, 1972). Istilah lain adalah approximative
system dan idiosyncratic dialect. Kajian studinya menghasilkan analisis kegalatan (error
analysis) dan membedakannya dengan mistake.
9

g. Tahapan Perkembangan Bahasa-antara
Secara ringkas teori tahapan perkemba-ngan bahasa antara menurut Corder (1973) dapat
dirangkum sebagai berikut.


Tahapan Kegalatan Acak



Tahapan kebangkitan



Tahapan Sistematik



Tahapan Stabilisasi

h. Bahasa Pidgin
Masyarakat pengguna B2 juga sering melahirkan bahasa pidgin yaitu bahasa campuran yang
terjadi akibat penerapan dua atau tiga bahasa di dalam percakapan sehari-hari.

10

BAB III
PEMBAHASAN
PENTINGNYA PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA DAN KEGUNAANYA DALAM KEHIDUPAN
Manusia sebagai mahluk social yang setiap saatnya melakukan interaksi dan
komunikasi memerlukan bahasa sebagai alat komunikasinya. Oleh sebab itu, pemerolehan
bahasa sangat menentukan hubungan social dengan masyarakat lainnya.
Poerwo (1989) berpendapat bahwa bayi sejak lahir sampai usia sekitar satu tahun
dianggap belum punya bahasa atau belum berbahasa. Tangisan bayi ketika lahir tidak
dimasukkan ke dalam proses berbahasa karena bahasa itu memiliki makna dan dapat
dimengerti oleh orang lain, sedangkan tangisan bayi menurut ilmiahnya tidak memiliki
makna dan tidak dapat dimengerti.
Kemampuan berbahasa seseorang ditentukan oleh pemerolehan bahasa pertama dan
bahasa keduanya. Pemerolehan bahsa pertama berperan penting dalam pemerolehan bahasa
kedua. Menurut pandangan kaum behaviorisme mengatakan bahwa proses pemerolehan
bahsa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan
melalui lingkungan. Pada perkembangannya, semakin tinggi intelegensi anak, semakin
banyak pula ia membutuhkan ragam bahasa yang bisa diterima oleh otaknya agar ia bisa
mengkomunikasikan pesan yang beragam. Sampai pada tahap-tahap pembelajaran yang lebih
tinggi, pemerolehan bahasa memegang peranan penting. Pemerolehan bahasa kedua dan
selebihnya merupakan terusan dari pemerolehan bahasa pertama. Jika seorang anak
dibesarkan dalam lingkungan bahasa yang beragam dan sehat, maka ia akan memiliki
kemampuan berbahasa yang tinggi pula, akan tetapi jika anak tumbuh di lingkungan tidak
sehat dalam budaya dan bahasanya, maka anak tersebut kemungkinan besarnya akan terkucil
dalam hal berbahasa dan komunikasi sosialnya pun akan lebih rendah disbanding anak yang
tinggal di lingkungan bahsa yang sehat.
Pemerolehan bahasa pertama erat sekali kaitannya dengan perkembangan social.
Oleh karena itu, bahasa pertama juga memiliki keterikatan kuat dengan pembentukan
identitas social. Mempelajari bahasa pertama merupakan salah satu perkembangan
menyeluruh anak menjadi anggota penuh suatu masyarakat. Bahasa membantu anak
mengekspresikan gagasan, perasaan, kemauan dengan cara yang dapat diterima secara social.
Pemerolehan bahasa pertama dilalui dengan dua tahap:
11

Tahap perkembangan artikulasi. Pada tahap ini, dari lahir sampai usia 14 bulan, anak
mengaami perkembangan dalam menghasilkan bunyi yang belum memiliki arti.
Tahap perkembangan kata dan kalimat. Pada tahap ini, anak sudah bisa mengucapkan satu
atau dua kata. Kata pertamanya itu ditentukan oleh penguasaan artikulasinya. Ketika
penguasaan artikulasi baik, maka pengucapan kalimat dua kata, tiga kata akan lebih mudah
apalagi masa menjelang sekolah.
Salah satu kecerdasan anak juga ditentukan oleh kemampuannya dalam berbahasa.
Oleh karena itu, pemerolehan bahasa yang baik dan sehat serta lingkungan yang memadai
akan menunjang kecerdasan dan penguasaan lebih menyeluruh terhadap pemerolehan bahasa
kedua dan seterusnya.
Perbandingan Pembelajaran Bahasa dengan Pemerolehan Bahasa
Pembelajaran Bahasa
1. Berfokus pada bentuk-bentuk bahasa
2. Keberhasilan didasarkan pada penguasaan bentuk-bentuk bahasa
3. Pembelajaran ditekankan pada tipe-tipe bentuk dan struktur bahasa aktivitas dibawah
perintah guru
4. Koreksi kesalahan sangat penting untuk mencapai tingkat penguasaan
5. Belajar merupakan proses sadar untuk menghafal kaidah, bentuk, dan struktur
6. Penekanan pada kemampuan produksi mungkin dihasilkan dari ketertarikan pada tahap awal
Pemerolehan Bahasa
1. Berfokus pada komunikasi penuh makna
2. Keberhasilan didasarkan pada penggunaan bahasa untuk melaksanakan sesuatu
3. Materi ditekankan pada ide dan minat anak aktivitas berpusat pada anak
4. Kesalahan merupakan hal yangwajar
5. Pemerolehan merupakan proses bawah sadar dan terjadi melalui pemajanan dan masukan
yang dapat dipahami anak
6. Penekanan pada tumbuhnya kecakapan bahasa secara alamiah

12

Sofa (2008) juga mengemukakan bahwa proses anak mulai mengenal komunikasi
dengan lingkungannya secara verbal disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan
bahasa pertama (B1) pada anak terjadi bila anak yang sejak semula tanpa bahasa kini telah
memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada
fungsi komunikasi daripada bentuk bahasanya. Pemerolehan bahasa anak-anak dapat
dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak
dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit. Ada dua pengertian
mengenai pemerolehan bahasa. Pertama, pemerolehan bahasa mempunyai permulaan yang
mendadak, tiba-tiba. Kedua, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual
yang muncul dari prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik.
Pemerolehan bahasa pertama erat kaitannya dengan permulaan yang gradual yang
muncul dari prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik ditambahkan, bahwa
pemerolehan bahasa pertama (B1) sangat erat hubungannya dengan perkembangan kognitif
yakni pertama, jika anak dapat menghasilkan ucapan-ucapan yang berdasar pada tata bahasa
yang teratur rapi, tidaklah secara otomatis mengimplikasikan bahwa anak telah menguasai
bahasa yang bersangkutan dengan baik. Kedua, pembicara harus memperoleh ‘kategorikategori kognitif’ yang mendasari berbagai makna ekspresif bahasa-bahasa alamiah, seperti
kata, ruang, modalitas, kausalitas, dan sebagainya. Persyaratan-persyaratan kognitif terhadap
penguasaan bahasa lebih banyak dituntut pada pemerolehan bahasa kedua (PB2) daripada
dalam pemerolehan bahasa pertama (PB1).
Agar seorang anak dapat dianggap telah menguasai B1 ada beberapa unsur
yang penting yang berkaitan dengan perkembangan jiwa dan kognitif anak itu. Perkembangan
nosi-nosi (notion) atau pemahaman seperti waktu, ruang, modalitas, sebab akibat, dan deiktis
merupakan bagian yang penting dalam perkembangan kognitif penguasaan B1 seorang anak.
Selain aspek kognitif anak, pemerolehan bahasa pertama juga memiliki hubunganyang erat
dengan perkembangan sosial anak dan karenanya juga erat hubungannya dengan
pembentukan

identitas

satu perkembangan

sosial.

menyeluruh

Mempelajari
anak

menjadi

bahasa
anggota

pertama
penuh

merupakan
suatu

salah

masyarakat.

Bahasamemudahkan anak mengekspresikan gagasan, kemauannya dengan cara yang
benar- benar dapat diterima secara sosial. Bahasa merupakan media yang dapat digunakan
anak untuk memperoleh nilai-nilai budaya, moral, agama, dan nilai-nilai lain dalam
masyarakat. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa melalui bahasa khusus bahasa
pertama(B1), seorang anak belajar untuk menjadi anggota masyarakat. B1 menjadi salah satu
sarana untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pendirian, dalam bentuk13

bentuk bahasa yang dianggap ada. Ia belajar pula bahwa ada bentuk-bentuk yang tidak dapat
diterima anggota masyarakatnya, ia tidak selalu boleh mengungkapkan perasaannya secara
gamblang.
Pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba ( mendadak).
Kemerdekaan bahasa mulai sekitar usia satu tahun di saat anak-anak mulai menggunakan
kata-kata lepas atau kata-kata terpisah dari sandi linguistik untuk mencapai aneka tujuan
sosial mereka. Sedangkan penertian lain perolehan bahasa yaitu, pemerolehan bahasa
memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi mesin/motor,
sosial, dan kognitif pra-linguistik (McCraw, 1987).
Berbicara mengenai pemerolehan sesuatu bahasa, maka dengan kekecualian beberapa
anak yang mengalami gangguan/cacat, semua anak mempelajari paling sedikit satu bahasa.
Hal inilah yang membuat sejumlah linguis percaya bahwa kemampuan belajar bahasa paling
tidak sebagian berkaitan dengan program genetic yang memang khas bagi ras manusia,
maksudnya kemapuan bahasa sejak lahir. Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan
mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari
ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit (sintaksi

14

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kemampuan berbahasa seseorang ditentukan oleh pemerolehan bahasa pertama dan bahasa
keduanya. Pemerolehan bahsa pertama berperan penting dalam pemerolehan bahasa kedua.
Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa melalui bahasa khusus bahasa pertama(B1),
seorang anak belajar untuk menjadi anggota masyarakat. B1 menjadi salah satu sarana untuk
mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pendirian, dalam bentuk-bentuk bahasa yang
dianggap ada. Ia belajar pula bahwa ada bentuk-bentuk yang tidak dapat diterima anggota
masyarakatnya, ia tidak selalu boleh mengungkapkan perasaannya secara gamblang.
B. Saran
Setelah membaca tulisan ini, diharapkan pembaca dapat mengambil pelajaran. Bahwa
pembentuk karakter anak ditentukan oleh bahasa mereka. Terutama kepada keluarga yang
mempunyai peranan penting dalam pemerolehan bahasa pertamanya, mereka harus berperan
aktif dan menempatkan anak dalam lingkungan bahasa yang sehat. Agar kelak anak
mempunyai kecerdasan bahasa dan memudahkannya dalam pergaulan social.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Psikolingusitik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Moeliono, Anton. 1985. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif di
Dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan.
Poerwo, Banbang Kaswati. 1991. Perkembangan Bahasa Anak Pragmatik dan Tata Bahasa.
Dalam Dardjowidjojo.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.

(http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/makalah-pemerolehan-bahasa-dan.html)
Diakses pada 09 Juni 2015
(http://www.ialf.edu/bipa/july1999/pengajarandanpemerolehan.html) diakses pada 09 Juni 2015