Hasil Analisis Belajar Siswa dalam Pembelajaran Puisi Melalui Metode Latihan di Kelas III SDN Inti No. 1 Tulo

  

Hasil Analisis Belajar Siswa dalam Pembelajaran Puisi Melalui

Metode Latihan di Kelas III SDN Inti No. 1 Tulo

Amril

  Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan metode latihan pada materi pembelajaran membaca puisi di kelas III SDN Inti No. 1 Tulo. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca puisi melalui metode latihan di kelas III SDN Inti No. 1 Tulo. Bagaimana hambatan penerapan metode latihan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca puisi di SDN Inti No. 1 Tulo. Manfaat penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan metode latihan pada materi pembelajaran membaca puisi di kelas III SDN Inti No. 1 Tulo. (2) Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca puisi melalui metode latihan di kelas II SDN Inti No. 1 Tulo. (3) Untuk mengidentifikasi hambatan penerapan metode latihan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca puisi di SDN Inti No. 1 Tulo. Hasil dan kesimpulan penelitian dapat dijelaskan bahwa: 1) Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dengan metode latihan atau drill dinilai baik karena dari 12 indikator yang diamati tercatat 2 indikator sangat baik dan 10 indikator dinilai baik; 2) Metode latihan dalam pembelajaran membaca puisi dapat meningkatkan hasil belajar siswa yakni; Ketuntasan klasikal mencapai 80%; nilai rata-rata 8.7; dan daya serap 87%; dan 3) Hambatan dalam pembelajaran membaca puisi dengan metode latihan adalah: 1) keterbatasan waktu; 2) adanya lafal-lafal atau ejaan tertentu yang belum fasih diucapkan oleh siswa; 3) siswa masih sulit diajak secara spontan untuk melakukan praktik membaca puisi; 4) siswa kurang rasa percaya diri (pemalu); dan 5) tidak ada sikap saling mendukung di antara para siswa.

  Kata kunci: Hasil Belajar, Membca Puisi dan Metode Latihan I.

   PENDAHULUAN

  Kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas III SDN Inti No 1 Tulo adalah pembelajaran berlangsung secara monoton dalam pengertian metode yang digunakan oleh guru hanya mengandalkan satu metode saja yakni memberikan ceramah atau menerangkan materi kemudian memberikan tugas. Fakta ini dapat dibuktikan dari hasil telaah dokumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam RPP yang dibuat guru khususnya pada tahun ajaran 2013/2014 lebih banyak menggunakan metode ceramah. Jika ada variasi maka tidak lebih dari penugasan sehingga kesan yang muncul adalah pembelajaran berlangsung apa adanya.

  Alasan yang dikemukakan guru sehingga lebih banyak menggunakan metode ceramah karena metode ceramah lebih gampang digunakan serta tidak terlalu membutuhkan persiapan yang rumit. Selain daripada itu, pembelajaran di kelas III atau kelas rendah masih menekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung atau calistung. Meskipun penekanan pada kelas rendah memang masih berorientasi pada calistung, akan tetapi bukan berarti mengabaikan kemampuan siswa menguasai materi. Artinya aspek penilaian hasil belajar tetap perlu diperhatikan karena semua pembelajaran sesungguhnya berorientasi pada hasil belajar baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor.

  Di sisi lain dampak dari pembelajaran yang terlalu menekankan pada metode ceramah adalah pencapaian hasil belajar yang belum maksimal. Hal ini dibuktikan dari dokumen guru bahasa Indonesia yang mencatat bahwa dari dua kali ulangan harian pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 yang lalu, ternyata setiap ulangan belum pernah dicapai ketuntasan klasikal 85%. Terlebih lagi pada pembelajaran membaca puisi, hasilnya jauh lebih rendah. Pada post test yang diberikan guru bahasa Indonesia untuk materi membaca puisi hanya mencapai 44,11% atau yang tuntas hanya 15 orang dari 34 siswa kemudian pada ulangan harian kedua mencapai 50% atau yang tuntas hanya 17 orang dari 34 siswa.

  Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi membaca puisi di kelas III SDN Inti No 1 Tulo perlu diperbaiki dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara menerapkan metode pembelajaran Latihan atau latihan. Metode pembelajara latihan dipilih sebagai cara meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca puisi di kelas III SDN Inti No 1 Tulo karena metode pembelajaran ini sangat sederhana dan menekankan pada praktek nyata. Namun sangat relevan dengan membaca puisi yang juga menekankan pada praktik. Hal ini sejalan dengan pemikiran Suryosubroto (2002: 45) yang menyatak an bahwa “dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, metode yang cocok digunakan antara lain adalah metode latihan

  .” Berdasarkan pemikiran tersebut, maka studi atau penelitian ini memilih judul sebagai berikut: “Analisis Hasil Belajar

  Siswa dalam Pembelajaran Membaca Puisi dengan Metode Latihan di Kelas III SDN

  Inti No. 1 Tulo ”

  PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI METODE LATIHAN 1) Hasil Belajar Siswa

  Menurut Chaplin dalam Syah (1999 : 89) bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah “perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Menurut Hilgard dan Bower dalam Purwanto (1990: 84) menyatakan tentang belajar sebagai berikut

  . “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tentang yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang. Dalam situasi itu,dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).

  Untuk memperluas pemahaman kita tentang belajar, kembali dikutip sebuah pendapat lain yaitu dari pendapat Hamalik (1999: 52) yang menyatakan seperti dapat dilihat dibawah ini. “Belajar adalah Kodifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.

  ” Senada dengan itu, Slameto (2008:

  2) juga menyatakan bahwa. “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” Jadi, belajar berarti intinya adalah tetap perubahan tingkah laku.

  Hasil belajar berarti hasil atau akibat yang diperoleh setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran. Akan tetapi untuk memahami secara luas, maka dikemukakan definisi hasil belajar menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 3) yang menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar.

  ” Senada dengan pemikiran di atas, Sukmadinata (2003:22) menjelaskan hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

  ” Jadi, hasil belajar terlihat pada kemampuan siswa yang diperoleh setelah belajar. Kemampuan-kemampuan ini secara umum mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomorik.

  2) Metode Latihan

  Salah satu metode yang biasa digunakan oleh guru bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui metode latihan. Oleh karena itu, dalam kajian teori ini perlu diketahui apakah yang dimaksud dengan metode latihan. Tentunya para pakar sudah banyak yang memberikan penjelasan tentang metode latihan atau drill ini. Misalnya menurut Alipandie (1994: 100) menyatakan bahwa “metode drill atau latihan adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan melatih ketangkasan atau keterampilan para murid terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan

  .” Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat bahwa metode latihan disamakan dengan metode latihan yang berorientasi untuk melatih ketangkasan atau keterampilan tertentu. Hal ini sejalan juga dengan pendapat yang dikemukakan oleh Thoifuri (2008: 68) yang menyatakan bahwa “metode ini menekankan pada siswa untuk melaksanakan latihan agar memiliki keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

  ” Jadi intinya adalah metode latihan dimaksudkan untuk memperkuat atau mempertinggi keterampilan dibandingkan dengan sebelumnya.

  Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode latihan yang biasa disebut pula metode training atau latihan selalu berorientasi atau mengarah pada dua aspek yakni; (1) menanamkan dan memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik, misalnya membiasakan anak membaca buku, menghafal lagu

  • – lagu perjuangan dan (2) melatih ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk membuat siswa lebih terampil maka perlu diberikan latihan. Apalagi memang ada materi-materi tertentu yang hanya efektif dikuasai jika oleh siswa jika diberikan latihan. Misalnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia penggunaan tanda baca yang tepat dan benar hanya dapat dikembangkan dengan baik dalam pengertian efektif dan efisien jika sering dilatihkan.

  3) Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan

  Salah satu prinsip yang sering dikemukakan dan perlu diketahui oleh guru dalam metode pembelajaran adalah bahwa tidak ada satupun metode mengajar yang paling tepat dan cocok untuk semua mata pelajaran. Metode tertentu mungkin saja cocok untuk pelajaran tertentu dan belum tentu cocok untuk mata pelajaran yang lain. Demikian pula halnya dalam konteks materi pelajaran, metode tertentu mungkin saja cocok dan berhasil untuk materi tertentu akan tetapi belum tentu cocok dan berhasil untuk materi yang lain walaupun masih satu mata pelajaran. Ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun metode mengajar yang superior dibandingkan dengan metode yang lainnya.

  Berdasarkan keyakinan di atas, maka hal mendasar yang perlu dilakukan oleh guru adalah memilih metode mengajar secara hati-hati dengan berbagai pertimbangan, seperti mempertimbangkan cakupan dan keluasan materi, tujuan pembelajaran, kemampuan guru, dan kemampuan siswa. Termasuk juga perlu mempertimbangkan sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah dan lingkungan sekolah itu sendiri. Di sisi lain, uraian di atas juga menegaskan bahwa semua metode mengajar sesungguhnya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, metode latihan juga memiliki banyak keunggulan dan tidak luput pula dari kelemahan- kelemahan.

  4) Teknik Pelaksanaan Metode Latihan

  Dalam proses pemberian latihan ini guru harus memperhatikan beberapa hal antara lain; latihan yang dilakukan harus berfungsi diagnostik artinya selalu ada upaya perbaikan secara terus menerus setelah mengetahui kekurangan pada latihan sebelumnya. Selain itu yang juga harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh guru adalah bahwa latihan ini tidak perlu terlalu lama artinya tugas atau bahan-bahan yang dijadikan sebagai objek latihan tidak perlu banyak yang penting kontinyu. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa materi yang dijadikan sebagai bahan latihan disesuaikan dengan kemampuan siswa serta memperhatikan materi yang esensian.

  5) Membaca

  Tidak dapat disangkal bahwa membaca adalah salah satu kunci utama menuju keberhasilan dan kemajuan baik secara individual maupun secara kolektif. Bahkan kemajuan dan keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai cita-cita nasionalnya sangat ditentukan oleh kebiasaan masyarakatnya untuk membaca karena sebagaimana dikatakan oleh Tarigan dan Tarigan (1986:135) bahwa “membaca adalah kunci ke gudang ilmu.” Hal ini bermakna untuk masuk ke gudang ilmu, maka manusia harus membaca. Tanpa membaca, maka manusia hanya akan selalu berada di luar gudang (ilmu). Berada di luar gudang ilmu artinya bahwa seseorang tidak memperoleh ilmu.

  Selanjutnya dipahami arti membaca itu, secara praktis dan konkrit tentu tidak sulit memahami arti membaca karena walaupun banyak pengertian membaca, akan tetapi satu hal yang pasti bahwa siapapun yang pernah menjalani pendidikan formal niscaya pernah mendapat pelajaran membaca karena membaca merupakan pelajaran yang dikenal sejak lama. Hal ini ditegaskan oleh Tarigan dan Tarigan (1986:135) bahwa membaca merupakan mata pelajaran tertua dalam sekolah formal. Bukankah setiap sekolah mencantumkan mata pelajaran utamanya membaca, menulis, dan berhitung. Sekarang pun membaca, menulis, dan berhitung masih tetap diajarkan di sekolah. Hal yang sama terdapat atau terjadi pula di sekolah-sekolah Indonesia.

6) Puisi

  Salah satu materi yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia mulai dari tingkat SD, SMP, sampai tingkat SMA adalah membaca puisi. Membaca puisi membutuhkan keterampilan khusus yakni kemampuan pengucapan dan penghayatan yang baik. Karena itu, maka tidak semua orang mampu membaca puisi dengan baik. Akan tetapi, untuk tingkat SD, maka pembelajaran membaca puisi lebih difokuskan sebagai tahap awal untuk memperkenalkan puisi kepada siswa agar siswa dapat menyukai pembelajaran puisi terlebih lagi jika pada akhirnya siswa mampu membacakan puisi dengan baik.

  Samuel Johnson dalam Gani (1988 : 159) juga memberikan batasan tentang puisi dengan menyatakan bahwa “adalah sejenis bahasa yang menyampaikan pesannya dengan lebih padat dari pemakaian bahasa biasa.

  ” Jadi, puisi itu bagian dari bahasa, akan tetapi bahasa yang padat dan bermakna sehingga bahasa puisi berbeda dengan bahasa sehari hari yang digunakan dalam komunikasi bahkan bahasa puisi berbeda dengan bahasa ilmiah.

II. METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Merupakan penelitian deskriptif karena penelitian ini bermaksud mengambarkan atau melukiskan suatu peristiwa, yaitu hasil belajar siswa membaca puisi melalui metode latihan di kelas III SDN Inti no. 1 Tulo. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanapiah faisal (2001:20), bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan kalafikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menyampaikan, mengelolah menyajikan dan menganalisis data kualitataif agar memberikan data yang teratur tentang suatu peristiwa. (Djajan dalam Samna, 2009:15).

  Penelitian ini akan dilakukan di SDN Inti No 1 Tulo khususnya di kelas IIII dalam pembelajaran puisi. Penelitian ini direncanakan selama 2 (dua) bulan yakni dimulai pada Agustus sampai Oktober 2015.

  Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SDN Inti No 1 Tulo Kecamatan Dolo yang terdiri atas 25 orang siswa. Karena jumlah populasi yang tidak terlalu banyak, maka diputuskan semua populasi sekaligus dijadikan sebagai sampel sehingga teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.

  Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yakni wawancara; merupakan tanya jawab secara mendalam antara peneliti dengan informan. Aspek-aspek yang menjadi fokus pertanyaan, seperti; bagaimana kemampuan siswa membaca puisi dan bagaimana respon siswa dalam pembelajaran puisi, serta bagaimana guru melaksanakan pemnelajaran membaca puisi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Hasil wawancara dicatat dengan baik.

  Obeservasi; merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung di kelas. Dalam observasi bukan hanya sekadar mengamati melainkan sekaligus mencatat apa yang diamati atau memberikan tanda/kode/centang terhadap aspek yang diamati. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus pengamatan ketika guru melaksanakan pembelajara puisi dengan metode latihan dan ketika siswa membacakan puisi. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran puisi dengan metode latihan, maka diberikan tes kepada siswa. Tes ini berkaitan dengan pertanyaan sekitar pembelajaran puisi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Ada dua pola yang dapat digunakan untuk menggarap inti (hasil dan pembahasan) laporan penelitian, yakni; (1) hasil penelitian disajikan sekaligus dibahas dalam satu paket dan (2) hasil penelitian disajikan dalam sub bab tersendiri kemudian dilanjutkan dengan sub bab pembahasan. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang kedua karena dengan menyajikan data secara terpisah dengan pembahasan, maka hasil dan pembahasan akan terlihat secara sistematis. Hasil penelitian menjadi dasar yang kuat untuk menganalisis dan membahas secara utuh permasalahan penelitian. Karena itu, meskipun penyajian data terpisah dengan pembahasan akan tetapi tetap dinilai secara utuh dan saling terkait.

  Sesuai paradigma penelitian dan analisis kualitatif Miles dan Huberman seperti telah dipaparkan pada Bab III terdahulu, maka seharusnya ada tiga tahapan utama yang perlu dilakukan yakni reduksi data, display data, dan interpretasi atau penarikan kesimpulan. Dalam skripsi ini, data yang disajikan adalah data yang sudah melalui tahapan reduksi. Karena itu, mekanisme reduksi data tidak perlu lagi dipaparkan artinya data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang sudah melalui proses reduksi.

  Hasil Penelitian

  Untuk menyajikan data hasil penelitian secara sistematis, maka penyajian data dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab pendahuluan. Ada tiga permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yang datanya disajikan sebagai berikut:

1. Kemampuan Guru Menerapkan Metode Latihan dalam Pembelajaran Membaca Puisi

  Guru merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang optimal. Bahkan guru sering disebut sebagai faktor kedua setelah siswa itu sendiri (input) yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Karena itu, guru selalu berada digarda terdepan dalam proses pembelajaran. Tanpa kehadiran guru maka pembelajaran tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya. Setiap pembelajaran membutuhkan peran seorang guru. Pembelajaran bisa saja berlangsung tanpa guru, akan tetapi dipastikan pembelajaran semacam itu akan kehilangan arah dan pada akhirnya tujuan yang dicapai tidak pernah terwujud.

  Pentingnya peran guru dalam konteks pembelajaran karena guru yang menerapkan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru diharapkan berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam menerapkan suatu metode pembelajaran tidak boleh sembarang atau asal-asalan saja melainkan harus betul betul dipertimbangkan secara matang. Salah satu pertimbangan guru dalam menerapkan metode pembelajaran adalah jenis materi dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Artinya metode apa yang akan dipilih oleh guru ditentukan pula oleh jenis materi dan tujuan yang dicapai. Misalnya jika materinya adalah membaca puisi maka salah satu yang dianggap tepat adalah menggunakan metode latihan atau drill karena membaca puisi merupakan salah satu keterampilan dan setiap keterampilan membutuhkaan yang namanya latihan atau drill.

  D itegaskan secara umum bahwa capaian guru dalam pembelajaran membaca

  puisi dengan metode latihan dinilai baik. Terbukti persentase yang menunjukkan kategori baik sudah mencapai 62,5% sedangkan yang menunjukkan sangat baik 38.4%. Tidak ada kategori kurang baik terlebih lagi tidak baik. Jadi berdasarkan hasil pengamatan dapat ditegaskan kemampuan guru sudah dikateorikan baik dalam menerapkan metode drill atau latihan.

  Dengan demikian berdasarkan data hasil pengamatan, maka seara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa kemampuan guru melaksanakan pembelajaran membaca puisi dengan metode latihan sudah baik.

  1)

Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Metode

Latihan

  Pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan metode latihan natau drill secara keseluruhan memiliki dampak yang cukup baik dalam pengertian ditinjau dari aspek minat siswa. Siswa lebih berminat mengikuti pelajaran walaupun diakui beberapa siswa mengalami kendala tetapi secara umum menunjukkan gejala minat yang tinggi misalnya banyak siswa yang terlihat gembira dan tertawa. Sebagian besar juga siswa terlihat aktif dan cukup aktif mempersiapkan diri di dalam kelas sebelum mendapat giliran membaca puisi. Jadi metode ini menurut hemat saya cukup berhasil.

  Demikian pula kalau ditinjau dari aspek daya serap, nilai rata-rata maupun pencapaian ketuntasan klasikal, pada umumnya sudah baik dan berhasil. Karena itu metode ini saya nilai berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. (Sumber: hasil wawancara dengan Dian Sari, S.Pd guru kelas III SDN Inti Nomor 1 Tulo pada tanggal 9 Nopember 2015 di Tulo)

  3)

Hambatan Penerapan Metode Latihan dalam Pembelajaran Membaca Puisi

  Permasalahan ketiga yang perlu disajikan datanya sebelum dibahas pada bagian selanjutnya adalah hambatan dalam penerapan metode latihan. Bagaimana pun baiknya sebuah metode mengajar tetap memiliki keterbatasan. Karena itu, maka guru yang baik dituntut untuk selalu berusaha mengatasi atau meminimalkan keterbatasan metode yang digunakan. Dalam kaitannya dengan hambatan dalam menerapkan metode drill di kelas III SDN Inti No 1 Tulo, maka perlu dijelaskan bahwa hambatan di sini mencakup hambatan yang dirasakan oleh guru dan hambatan yang terkait dengan siswa.

  Kesulitannya adalah mengakomodir semua siswa untuk berpartisipasi membaca puisi. Ini tentu sulit dilakukan karena itu jalan keluarnya adalah membuat semacam sampling. Hambatan lain yang saya rasakan adalah karena pembelajaran ini di kelas III, jadi masih terasa ada lafal-lafal tertentu yang belum terlalu dikuasai siswa, misalnya membedakan antara f dan v. Hambatan lainnya adalah saya kira karena ini masih kelas III maka sulit sekali mengajak siswa untuk langsung mau membacakan puisi walaupun sud ah diberikan contoh” (Sumber: hasil wawancara dengan Dian Sari, S.Pd guru kelas III SDN Inti Nomor 1 Tulo pada tanggal 9 Nopember 2015 di Tulo)

  Berdasarkan hasil pengamatan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa hambatan dalam melaksanakan pembelajaran membaca puisi dengan metode latihan ditinjau dari aspek siswa tercatat dua faktor yakni faktor kurangnya rasa percaya diri siswa (malu) dan belum adanya sikap saling mendukung di antara para siswa itu sendiri. Dengan demikian secara keseluruhan hambatan dalam pembelajaran membaca puisi menggunakan metode drill dapat ditinjau dari aspek guru maupun aspek siswa.

IV. KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dianalisis pada bab terdahulu, maka pada bagian akhir skripsi ini perlu dikemukakan kesimpulan sebagai jawaban akhir atas permasalahan penelitian. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dengan metode latihan atau drill dinilai baik arena dari 12 indikator yang diamati dapat dibagi menjadi dua indikatir utama yakni; 1) Indikator yang berkaitan dengan aspek-aspek pendukung pembelajaran dan 2) Indikator yang berkaitan langsung dengan metode latihan. Indikator yang berkaitan dengan unsur pendukung pembelajaran tercatat 6 indikator dinilai baik yakni; 1) Pembelajaran relevan dan konsisten dengan RPP; 2) Kemampuan guru membuka pelajaran; 3) Kemampuan guru melakukan apersepsi; 4) Kemampuan guru memotivasi siswa; 5) Kemampuan guru memberikan penguatan; dan 6) Kemampuan guru melakukan mobilitas. Sedangkan indikator yang berkaitan langsung dengan metode latihan, tercatat 2 indikator dinilai sangat baik yaitu: kemampuan guru melaksanakan pembelajaran metode latihan dan kemampuan guru mempraktikkan cara membaca puisi. Sementara itu, 4 indikator lainnya dinilai baik yaitu; 1) kemampuan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan membaca puisi; 2) kemampuan guru memberikan arahan ketika siswa belum optimal membaca puisi; 3) respon siswa dalam pembelajaran membaca puisi dengan latihan; dan 4) kemampuan siswa mengikuti arahan guru untuk latihan membaca puisi.

  2. Dampak penggunaan metode latihan dalam pembelajaran membaca puisi adalah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Indikatornya adalah intonasi, lafal, dan kelancaran memperoleh hasil baik. Ketuntasan klasikal mencapai 80% (standar minimalnya 75%), nilai rata-rata 8.7 (standar minimalnya 7.5) sedangkan daya serap mencapai 87% (standar minimalnya 75%).

  3. Hambatan dalam pembelajaran membaca puisi dengan metode latihan adalah: 1) keterbatasan waktu; 2) adanya lafal-lafal atau ejaan tertentu yang belum fasih diucapkan oleh siswa; 3) beberapa siswa masih sulit diajak secara spontan untuk melakukan praktik membaca puisi; 4) siswa kurang rasa percaya diri (pemalu); dan 5) belum adanya sikap saling mendukung di antara para siswa.

  Saran

  Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang dinilai perlu disarankan kepada beberapa pihak sebagai berikut:

  1. Disarankan kepada guru yang ingin melaksanakan pembelajaran membaca puisi dengan metode latihan kiranya perlu memanej waktu seefisien mungkin. Selain guru juga hendaknya memberikan penguatan verbal dan terutama non verbal

  2. Disarankan kepada kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi kepada guru- guru agar kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran misalnya menggunakan berbagai metode yang tepat sesuai materi pelajaran

DAFTAR PUSTAKA

  Alipandie, Imansyah 1994. Didaktik Metodik Pendidikan Umum Buku Pegangan

  Guru . Surabaya: Usaha Nasional Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

  Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamara, Syaiful Bahcri dan Aswan Zen. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

  Rineka Cipta Gani. R. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia: Respon dan Analisis. Jakarta: Depdikbud.

  Hakim, Thursan. (2001). Belajar Secara Efektif. Puspa Swara. Jakarta Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumu Aksara. Jakarta Mills, H.B & Huberman, A.M. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI. Press.

  Nurul Ishmi. Pengertian Puisi. diakses pada tanggal 6 Oktober 2015) Purwanto, M. Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung Pradopo. R.D. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Rahim, Farida. (2005). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sabri. Ahmad . 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat: Quantum

  Teaching Slameto. (2008). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Subyakto, Sri Utari. (1988:145). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

  ________ 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

  Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Remaja Tarigan dan Tarigan (1986:135). Teknik Keterampilan Berbahasa. Bandung: IKIP Bandung. Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (edisi revisi) . Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. (1980:). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

  Bandung: Angkasa Tampubolon. (1990). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Kudus: RaSAIL

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur

0 14 210

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

6 48 148

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03

0 87 0

Meningkatkan Aktivitasdan Hasil Belajar Siswa Materi Panca Indra Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) di Kelas V SDN Hariang

0 0 10

Metode Learning Tournament Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDN 17 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 56

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kepada Mata Pelajaran IPS Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Learning Numbered Heads Together pada SDN 1 Binangga

0 0 11