Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Centralized Hotspot Login Menggunakan Metode EOIP Tunnel (Studi kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

  

Perancangan Dan Implementasi Sistem Centralized

Hotspot Login Menggunakan Metode EOIP Tunnel

(Studi kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

  

Artikel Ilmiah

Peneliti:

  

Retno Sari Sabdosih (672010079)

Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

  

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2015

  

Perancangan Dan Implementasi Sistem Centralized

Hotspot Login Menggunakan Metode EOIP Tunnel

(Studi kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

  

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

  

Peneliti:

Retno Sari Sabdosih (672010079)

Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs

  

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

  

Januari 2015

  

Penerapan EoIP Tunnelling pada Sentralisasi

Hotspot Server

  

(Studi kasus: SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

1) 2)

Retno Sari Sabdosih, Teguh Indra Bayu

  

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

1) 2)

JL.Diponegoro 52- 60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 672010079@student.uksw.edu teguh.bayu@staff.uksw.edu

Abstract

  

Currently hotspots in Vocational Telecommunications Tunas Harapan still uses five hotspot

network has its own server. Many disadvantages that arise in this system, one of them in the

hotspot management. Admin must access each server hotspot to hotspot management, whereas in

vocational Telecommunications Tunas Harapan there are nearly a thousand users for students,

teachers, and employees. To overcome this problem, this research will be built mechanism

centralized server hotspot system. With the establishment of a centralized server hotspot, will

facilitate admin in managing hotspots in Vocational Telecommunications Tunas Harapan.

  Key words : hotspot server, centralized hotspot server.

  

Abstrak

Saat ini hotspot di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan masih menggunakan lima jaringan

hotspot yang memiliki hotspot server sendiri-sendiri. Banyak kelemahan yang timbul pada sistem

ini, salah satunya dalam manajemen hotspot. Admin harus mengakses masing-masing hotspot

server untuk manajemen hotspot, sedangkan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan terdapat

hampir seribu user untuk siswa, guru, dan karyawan. Untuk mengatasi hal tersebut maka penelitian

ini akan dibangun mekanisme sistem hotspot server yang terpusat. Dengan dibuatnya hotspot

server yang terpusat, akan mempermudah admin dalam memanajemen hotspot di SMK

Telekomunikasi Tunas Harapan.

  Kata Kunci : hotspot server, sentralisasi hotspot server.

  

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

  1. Pendahuluan

  SMK Telekomunikasi Tunas Harapan memiliki lima router yang berfungsi sebagai pengatur (manajamen) jaringan hotspot. Jaringan hotspot yang dimaksud meliputi jaringan yang berada di lantai 1, lantai 2, lantai 3, gedung c dan asrama. Dari lima router tersebut satu router berfungsi sebagai gateway dan empat yang lain sebagai pengatur akses jaringan lokal. Router gateway dinamakan router SMK TTH dan empat router lain di beri nama router lantai1, router lantai2,

  

router gedung c, dan core router. Manajemen hotspot di SMK Telekomunikasi

  Tunas Harapan pada awalnya melekat pada server hotspot di empat router akses, sehingga jika admin ingin melakukan pengaturan terhadap user hotspot, admin harus mengakses empat router yang berbeda, dan ketika admin mengakses satu

  

router memakan waktu tiga menit, sedangkan di SMK Telekomunikasi Tunas

  Harapan terdapat hampir seribu user untuk siswa, guru, dan karyawan. Dari hasil observasi di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan ditemukan permasalahan dari sistem pengaturan (manajemen) jaringan hotspot, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengakses empat router yang berbeda memakan waktu dua belas menit, sehingga hal ini dirasa tidak efisien waktu. Oleh sebab itu diperlukan sistem baru yaitu dengan memusatkan manajemen hotspot di satu lokasi, agar admin lebih efisien waktu dalam pengaturan (manajemen) jaringan hotspot di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Dalam penelitian ini konfigurasi akan dilakukaan pada tiga router, yaitu router lantai1, router lantai2 dan gedung C. Hal ini dikarenakan dua router yang lain akan digunakan sebagai studi kasus penelitian lainnya.

  Berdasarkan data dan masalah yang ada, maka dalam penelitian ini akan diterapkan EoIP Tunneling pada hotspot server yang terpusat. Dengan hotspot

  

server terpusat ini diharapkan akan lebih efisien waktu dalam memanajemen

jaringan hotspot di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.

  Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah merancang, membangun dan menerapkan sistem hotspot server yang terpusat, untuk memaksimalkan kinerja jaringan yang ada, terutama dalam memanajemen pengguna jaringan hotspot. Sedangkan manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah membantu admin dalam menyelesaikan masalah tentang manajemen pengguna jaringan hotspot di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.

  2. Tinjauan Pustaka

  Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Alfred Tenggono [1], User digunakan sebagai identifikasi bagi user yang akan menggunakan

  authentication

  fasilitas hotspot STMIK PalComTech serta melakukan pengawasan terhadap user yang menggunakan layanan hotspot. Seluruh user yang akan mengakses hotspot STMIK PalComTech harus terdaftar terlebih dahulu dengan data yang lengkap sebelum dapat menggunakan layanan tersebut. Disini digunakan Chillispot sebagai software captive portal, captive portal merupakan teknik yang memaksa

  

user yang menggunakan HTTP atau web di dalam suatu network untuk menuju ke

  suatu halaman web khusus (biasanya untuk keperluan authentication) sebelum memakai internet secara normal.

  Pada penelitian lainnya yang berjudul Otentikasi Pengguna Layanan

  

Wireless LAN Dengan FreeRadius Dan Chilispot menyatakan bahwa penerapan

  Sistem otentikasi dan otorisasi dengan menggunakan FreeRADIUS dan Chillispot memberikan level keamanan jaringan wireless LAN yang lebih baik. Hanya user yang mempunyai login SIA dan hanya yang terdaftar di sistem, yang dapat menggunakan koneksi internet [2].

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada implementasi sistem otentikasi yang dilakukan. Sistem otentikasi akan terpusat pada satu server dimana server tersebut akan melayani semua hotspot yang terdapat di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan walaupun melewati banyak

  router .

  Hotspot Server adalah salah satu fitur terkenal di dalam mikrotik yang

  merupakan metode untuk memberikan akses internet di area publik dengan melalui proses otentikasi, media yang digunakan bisa menggunakan kabel ataupun

  

wireless . Cara kerja dari hotspot server ini dalam bentuk sederhana, hotspot akan

  melakukan block semua akses user dan user akan diminta untuk melakukan login

  

via web browser . Apabila username dan password yang diisikan oleh user cocok

dengan database hotspot, maka layanan akses akan diberikan [3].

  Ethernet over IP (EoIP) Tunnelling adalah protokol MikroTik RouterOS

  yang menciptakan sebuah Tunnel Ethernet antara dua router atau lebih di atas koneksi IP. Fungsinya dapat secara transparan melakukan bridge ke network lawan atau merouting ke network lawan. Maksimum jumlah tunnel yang dapat dibuat EoIP tunnel adalah 65535. EoIP dan bridge merupakan dua konfigurasi yang saling terkait, yang harus di setting bersamaan. EoIP tanpa bridge tidak bisa, tetapi bridge bisa tanpa EoIP. Jika EoIP di bridging maka ketika di trace akan langsung lewat IP tunnellnya, karena di konfigurasi EoIP terdapat parameter

  

tunnell id dan remote address, ini merupakan parameter yang membuat koneksi

tunnell berjalan [4].

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize) yang dikembangkan oleh CISCO. Gambar 1 adalah Gambaran dari tahapan PPDIOO yang digunakan dalam penelitian. Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan (prepare) dan plan. Persiapan dimulai dari mengumpulkan data-data, wawancara, dan observasi di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, hal ini dilakukan untuk mengetahui topologi yang berjalan dan mengetahui kendala apa saja yang dihadapi disana. Pengumpulan data ini juga bertujuan untuk dijadikan acuan dalam pemuatan latar belakang dan landasan teori dalam penelitian ini. Selain itu, juga dituliskan perangkat yang ada (hardware dan

  

software ), dan skenario yang mengGambarkan proses yang dilakukan dalam

penelitian.

  

Gambar 1 Metode PPDIOO [5]

  Dalam topologi SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sebelumnya, sistem otentikasi dan hotspot server berada pada jaringan masing-masing. Sehingga, hal ini dirasa kurang efisien waktu karena admin harus mengakses ke empat router dalam memanajemen pengguna jaringan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.

  Dengan menggunakan Interface EoIP tunnell, hotspot server hanya akan berada di satu tempat, dan router di tempat yang lain akan terhubung dengan

  

interface EoIP yang mendistribusikan paket data langsung ke hotspot server.

  Keuntungan dari sistem tunnell ini adalah manajemen yang terpusat sehingga perubahan pada profil, user, halaman, dan-lain-lain dapat dilakukan di satu tempat secara terpusat. Bahkan untuk troubleshoot-pun tidak perlu sampai ke lokasi karena dapat disimulasikan secara lokal [6].

  Dalam penelitian ini langkah selanjutnya adalah desain, langkah-langkah yang ditempuh di desain ini adalah pembuatan topologi jaringan yang baru, penentuan IP address yang digunakan pada masing-masing router dan urutan- urutan yang ditempuh dalam pengkonfigurasian hardware. Kemudian dari desain inilah yang nantinya akan diterapkan pada studi kasus SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.

  

Gambar 2 Topologi Jaringan Lama Pada topologi jaringan lama terdapat lima router yang membagi masing- masing segmen jaringan. Pada masing-masing router terpasang hotspot server yang digunakan sebagai otentikasi user yang akan terhubung ke internet. Fungsi dari router pusat sebagai gateway dari router lantai 1, lantai 2, lantai 3, router gedung c, dan router core hotspot. Seperti yang terlihat pada Gambar 2. Sedangkan konfigurasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini berada di router lantai 1, lantai 2, dan gedung C. Ini dikarenakan pada dua router yang lain akan di jadikan studi kasus tim yang lain.

  

Gambar 3 Topologi Jaringan Baru

  Topologi baru yang dibangun di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan menggunakan empat buah router dan tiga buah access point. Gambar 3 menjelaskan topologi yang baru secara detail. Router Rb1100 bernama router SMK TTH, dan router Rb750 bernama router lantai 1, router lantai 2, router gedung c. Pada topologi rancangan baru, sistem otentikasi akan dibuat secara terpusat pada satu server yaitu di router SMK TTH dimana server tersebut akan melayani semua hotspot dengan nama hs-EoIP-tunnel1, hs-EoIP-tunnel2, dan hs- EoIP-tunnel3 yang terdapat di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, walaupun melewati banyak router. Di Gambar 2 juga dijelaskan terdapat satu router Rb1100 dengan nama router SMK TTH yang nantinya akan menjadi router pusat dan di

  

router pusat ini akan dikonfigurasi hotspot server dan EoIP tunnell. Kemudian di

router gedung c, router lantai 1, dan router lantai 2 akan dikonfigurasi interface

EoIP tunnell dan di bridge supaya client dapat terhubung ke router SMK TTH.

  Router gedung c, router lantai 1 Lokasi Interface dan router lantai 2 sebagai Hotspot Server di penghubung tunnell ke router router SMK TTH

  

Gambar 4 Pemodelan EoIP Tunnell

  Router SMK TTH merupakan lokasi interface dari hotspot server, semua

  konfigurasi di ke tiga router lainnya dan user profil juga disimpan di router SMK TTH. Sedangkan di router gedung c, router lantai 1, dan router lantai 2 berfungsi sebagai penghubung tunnell ke router SMK TTH dan interface ke client di bridge dengan tunnell. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.

  Setiap perangkat keras harus diatur pengalamatan IPnya yang berfungsi sebagai alat komunikasi dalam sebuah jaringan. Tabel 1 merupakan IP address dari interface EoIP tunnell pada masing-masing router di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. IP Address tersebut yang akan menjadi jalur koneksi antara router SMK TTH, router lantai 1, router lantai 2 dan router gedung c.

  

Tabel 1 IP address

No Alamat IP Fungsi 1 188.168.10.1/28

  IP address pada router SMK TTH untuk membuat koneksi interface EoIP tunnell ke router gedung c, router lantai 1, dan router lantai2.

  2 188.168.10.4/28

  IP address pada router gedung c untuk membuat koneksi interface EoIP tunnell ke router SMK TTH 3 199.17.10.1/24

  IP address pada router SMK TTH untuk membuat hotspot gedung c

  4 199.17.10.x/24

  IP address yang akan diberikan ke client gedung c 5 188.168.10.2/28

  IP address pada router lantai 1 untuk membuat koneksi interface EoIP tunnell ke router SMK TTH 6 199.15.10.1/24

  IP address pada router SMK TTH untuk membuat hotspot lantai 1

  7 199.15.10.x/24

  IP address yang akan diberikan ke client lantai 1 8 188.168.10.3/28

  IP address pada router lantai 2 untuk membuat koneksi interface EoIP tunnell ke router SMK TTH 9 199.16.10.1/24

  IP address pada router SMK TTH untuk membuat hotspot lantai 2

  10 199.16.10.x/24

  IP address yang akan diberikan ke client lantai 2 Pada tahap implementasi merupakan tahap yang paling menentukan.

  Dalam tahap implementasi akan diterapkan semua konfigurasi yang telah dirancang dan di desain sebelumnya. Konfigurasi yang dilakukan adalah membuat

  

interface EoIP tunnell di semua router. Kemudian mac-address secara otomatis di

  isi dari Mikrotik RouterOS. Remote address adalah alamat IP router yang akan dihubungkan via EoIP tunnell, sedangkan tunnell id pada sebuah EoIP tunnell harus sama antar kedua EoIP tunnell, seperti yang terlihat pada Kode program 1.

  Kode program 1 Interface EoIP Tunnell di Semua Router 1. 2. /interface EoIP router SMK TTH 3. add comment=EoIP-gedungc mac-address=02:50:EA:68:E8:73 name=EoIP-tunnel1 \ 4. remote-address=188.168.10.4 tunnel-id=10 5. add comment=EoIP-lantai1 mac-address=02:50:EA:68:E8:73 name=EoIP-tunnel2 \ 6. remote-address=188.168.10.2 tunnel-id=20 7. add comment=EoIP-lantai2 mac-address=02:50:EA:68:E8:73 name=EoIP-tunnel3 \ 8. remote-address=188.168.10.3 tunnel-id=30transparent-proxy=yes 9. /interface EoIP router gedung c 10. add clamp-tcp-mss=yes mac-address=02:34:FA:E9:9A:D8 mtu=1500 name=\ 11. EoIP-tunnel1 remote-address=188.168.10.1 tunnel-id=10 12. /interface EoIP router lantai 1 13. add clamp-tcp-mss=yes mac-address=02:B4:CE:85:C9:D8 mtu=1500 name=\ 14. EoIP-tunnel1 remote-address=188.168.10.1 tunnel-id=20 15. /interface EoIP router lantai 2

add clamp-tcp-mss=no mac-address=02:67:81:A4:89:84 mtu=1500 name=EoIP-

tunnel1 \ remote-address=188.168.10.1 tunnel-id=30

Gambar 5 Tampilan Konfigurasi Hotspot yang dibangun

  Di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan terdapat tiga layanan hotspot, yaitu hotspot hs-EoIP-tunnel1, hs-EoIP-tunnel2, dan hs-EoIP-tunnel3 yang dibuat di interface EoIP tunnell, dengan demikian client yang terhubung dengan jaringan EoIP akan memperoleh layanan hotspot login yang membuat user harus melakukan otentikasi sebelum terhubung ke internet. Gambar 5 merupakan tampilan konfigurasi hotspot yang dibangun. Dari hotspot server itulah pengguna akan melakukan proses otentikasi sebelum terhubung ke internet.

  

Gambar 6 Tampilan User dan User Profil yang Telah dibuat

  User digunakan untuk manajemen ID, dimana ID tersebut dipakai saat

login ke jaringan. Sedangkan, Profil pengguna digunakan untuk menentukan

  pembagian bandwidth. Gambar 6 merupakan tampilan user dan user profil yang telah dibuat. Dengan adanya profil user pembagian bandwidth tidak perlu dilakuakan dengan manual. Setiap user yang melakukan login akan otomatis memperoleh limit bandwidth sesuai dengan profil nya masing-masing.

  Di tahap operate dilakukan ujicoba sistem yang dirancang dan dibangun. Apakah sistem yang dibangun bisa berjalan sesuai dengan desain yang dibuat. Ujicoba dilakukan dengan cara menghubungkan koneksi ke jaringan hotspot yang telah dibuat dengan membuka web browser dan mencoba login ke hotspot tersebut. Berdasarkan ujicoba yang dilakukan dapat diketahui hasil yang didapatkankan apakah sesuai dengan yang diharapkan atau belum, sehingga masih bisa dilakukan perbaikan terhadap sistem yang dibangun.

  Dalam tahap optimasi dilakukan dengan menganalisis kinerja sistem yang sudah dibuat. Melakukan perbaikan apabila ada kesalahan yang terjadi. Sehingga sistem yang dibangun sesuai dengan yang diharapkan.

  Adapun pengujian konektifitas pada masing-masing interface EoIP tunnell dilakukan dengan menjalankan trace route dari router lantai 1 ke router SMK TTH. Dari proses pengujian konektifitas didapatkan hasil bahwa, jumlah hop yang muncul pada topologi trace dari router lantai 1 ke router SMK TTH. Pada jaringan lama sebelum diterapkan EoIP tunnell menunjukkan 2 hop, hop yang pertama berada di router lantai 1 dan yang ke dua di router SMK TTH. Total waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke router SMK TTH adalah 6ms. Dan pada topologi jaringan baru sesudah diterapkan EoIP menunjukkan 1 hop, dengan kata lain dalam proses koneksi dari client ke router SMK TTH tidak melalui device

  

router , walaupun sebenarnya koneksi yang terjadi melalui router lantai 1, akan

  tetapi karena ada interface EoIP tunnell yang terhubung dari router lantai 1 dengan router SMK TTH, router lantai 1 hanya menjadi jalur yang menghubungkan ke router SMK TTH tanpa melakukan proses routing. Seperti yang terlihat pada Gambar 7 dan 8.

  Gambar 7 Traceroute Jaringan Lama

  Gambar 8 Traceroute Jaringan Baru

  Dari konfigurasi yang dilakukan, diperoleh hasil analisis perbandingan sistem baru dan sistem lama. Hasil analisis menunjukan implementasi sistem baru meningkatkan performa pada sistem jaringan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, dimana perancangan sistem baru lebih terpusat. Berdasarkan data yang didapat trafik data pada sistem lama lebih rendah dari trafik data sistem baru. Perbedaan besar trafik data dikarenakan jumlah hop yang dibutuhkan berbeda, ini semua dikarenakan routing tabel yang diperoleh pada sistem lama lebih banyak. Pada sistem lama hotspot server masih tersebar di beberapa gedung, sehingga semakin banyak routing tabel maka akan semakin lama proses pengiriman data. Setelah melihat data dari hasil perbandingan routing tabel sistem lama dengan sistem baru, trafik data dari sistem baru lebih baik dari pada trafik data sistem lama, hal ini dapat dilihat dari jumlah hop pada sistem baru adalah 1 hop dan pada sistem lama 2 hop. Sehingga proses dari sentralisasi hotspot server tersebut dapat meningkatkan performa trafik data jaringan hotspot di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Performa trafik data yang meningkat dapat dibuktikan dari

  

throughput yang didapat. Gambar 9 menunjukkan, pada sistem baru user

  13022045 sedang terhubung ke internet dan memperoleh trafik data sebesar 195.6kbps, sedangkan pada sistem lama user smktth1 memperoleh trafik data sebesar 135,56kbps.

  Gambar 9 Trafik Data User Sistem Baru dan Sistem Lama

  

Tabel 3 Perbandingan Statistik Trafik Data

NO Pengujian Rata-rata Penggunaan Bandwidth Sistem Lama /Kbps Sistem Baru /Kbps

  9 Pengujian 9 788 804

  perbandingan statistik trafik data, sistem baru memperoleh maksimal throughput 985 Kbps dan maksimal throughput sistem lama 875 Kbps.

  

throughput dari konfigurasi sistem lama dan konfigurasi sistem baru. Grafik

  Hasil sistem baru delay-nya lebih kecil, sehingga kecepatan datanya lebih cepat. Gambar 10 merupakan Grafik yang menunjukkan hasil pengujian

  

Gambar 10 Grafik Perbandingan Statistik Trafik Data

  Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa dengan adanya sistem baru trafik data menjadi meningkat karena efek dari routing table yang sedikit. Dari pengujian satu trafik data pada sistem lama sebesar 700Kbps, sedangkan sistem baru trafik datanya sebesar 788Kbps. Berdasarkan data yang didapat trafik data pada sistem lama lebih rendah dari trafik data sistem baru.

  10 Pengujian 10 875 956 Rata-rata 765.7 832.3

  8 Pengujian 8 730 766

  1 Pengujian 1 700 788

  7 Pengujian 7 776 800

  6 Pengujian 6 734 754

  5 Pengujian 5 698 985

  4 Pengujian 4 798 842

  3 Pengujian 3 800 868

  2 Pengujian 2 758 760

  EoIP tunnell bekerja dengan bantuan protokol GRE. Pada Gambar 11 dan 12 di tampilkan komunikasi dari IP router. Semua terbungkus dalam protokol GRE, dan payload data dari protokol GRE tidak dapat dibaca secara langsung. Dari hasil pengamatan antara paket GRE yang ditemukan hanya berbeda besar paket datanya saja.

  

Gambar 11 Tampilan Komunikasi dari IP Router Ketika Salah Satu EoIP Disable

  EoIP tunnell di router SMK TTH (188.168.10.1) di disable dan router lantai1 enable (188.168.10.2). IP asal 188.168.10.2 dengan IP tujuan 188.168.10.1 menggunakan protokol GRE. Rata-rata panjang paket data saat salah satu EoIP tunnell di disable adalah 84. Seperti yang terlihat pada Gambar 11.

  

Gambar 12 Tampilan Komunikasi dari IP Router Ketika Client Terkoneksi Hotspot

  EoIP tunnell di router SMK TTH dan router lantai1 di enable, dan terdapat client yang terkoneksi pada hotspot router lantai1. IP asal 188.168.10.1 dengan IP tujuan 188.168.10.2 menggunakan protokol GRE. Pada Gambar 12 terlihat jika ada client yang terkoneksi hotspot, paket data terjadi peningkatan panjang paket data (1000).

  Setelah hotspot server terpusat di satu lokasi dengan memanfaatkan EoIP , yang tadinya ketika admin ingin melakukan pengaturan terhadap user

  tunnell

hotspot , admin harus mengakses empat router yang berbeda, dan memakan waktu dua belas menit. Dengan memusatkan manajemen hotspot di satu lokasi, maka dalam memanajemen hotspot admin hanya membutuhkan waktu tiga menit. Sehingga admin dalam manajemen hotspot di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan lebih efisien waktu.

  5. Simpulan

  Pada saat observasi permasalahan yang ditemukan adalah efisiensi waktu yang dibutuhkan oleh admin jaringan untuk melakukan input data user dan managemen profil pada hotspot server. Apabila ada penambahan satu user maka data user tersebut akan di tambahkan ke semua hotspot server yang ada di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Dan setelah hotspot server terpusat yang memanfaatkan EoIP tunnell, admin jaringan hanya perlu menambahkan user dan manajemen profil di router pusat. Pada konfigurasi yang lama untuk melakukan penambahan data user dibutuhkan waktu tiga menit untuk satu user di satu router. SMK Telekomunikasi Tunas Harapan memliki lima hotspot server, berarti admin membutuhkan waktu limabelas menit untuk memasukan satu user di semua

  

hotspot server . Dengan adanya konfigurasi baru yang membuat input user di satu

  tempat maka admin jaringan hanya membutuhkan waktu tiga menit untuk melakukan input satu user. Berdasarkan hasil implementasi sistem sentralisasi

  

hotspot server dengan menggunakan EoIP Tunnel, maka dapat diperoleh

  kesimpulan bahwa EoIP Tunnell adalah solusi untuk menyelesaikan permasalahan efisiensi waktu yang terjadi di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Dengan adanya EoIP Tunnell layanan hotspot di site akan bersifat pasif dan hanya akan mem-bridge koneksi sampai pada hotspot server yang terpusat. Dengan cara ini, semua konfigurasi akan tersimpan di satu lokasi, sedangkan layanan hotspot yang ada di site-site hotspot hanya berfungsi sebagai jembatan antara pengguna dengan

  hotspot server yang terpusat.

  6. Daftar Pustaka

  [1] Tenggono, Alfred. 2011. Desain dan Implementasi User Authentication untuk Fasilitas Hotspot STMIK PALCOMTECH. Teknomatika. Volume 1, No. 3. [2] Achmad julianto, Migunani, Rissal Efendi. 2013. Otentikasi Penggunaan

  Layanan Wireless LAN dengan FreeRADIUS dan CHILLISPOT. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi. Volume 4, No. 2. [3] Mulyanto, Edi S. 2005. Pengenalan jaringan Wireless Komputer.

  Yogyakarta : Andi Offset. [4] Towidjojo, Rendra. 2013. Mikrotik Kung Fu : Kitab 2. Jakarta : Jasakom. [5] Cisco , 2005, Creating Business Value and Operational Exellence with the

  Cisco Systems Lifecycle Services Approach , Cisco Systems White Paper 1 – 10.

  [6] Darmawan, Herry. 2011. Centralized Hotspot Control.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karakteristik Isoterm Sorpsi Air pada Tepung Ubi Jalar Terfermentasi dengan Angkak = Water Sorption Isotherm Characteristics of Fermented Sweet Potato Flour with Red Yeast Rice

0 6 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Isolasi dan Deteksi Komponen Kimia Hasil Pemurnian Minyak Tempe Busuk = Isolation and Chemical Component’s Detection of Purified Overripe Tempe Oil

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Kriptografi Block Cipher dengan Langkah Kuda

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis dan Perancangan Management Bandwidth dengan Menerapkan Metode Hierarchical Token Bucket (HTB) (Studi kasus : Kantor Pemerintahan Kota Salatiga)

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemodelan Lahan Kritis Berbasis Spasial Temporal Menggunakan G-Statistik (Studi Kasus : Kabupaten Boyolali)

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Akademik Berbasis Web (Studi Kasus : Universitas Kristen Tentena)

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band Dengan Metode Bonding Interface Di SMK Negeri 2 Temanggung

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Proxy Server Pada Jaringan Pusdiklat Migas Cepu

0 2 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Serangan Botnet pada Protokol HTTP

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Teknik Informatika FTI-UKSW

0 0 24