RASPI SANG MAESTRO RONGGENG GUNUNG

RASPI SANG MAESTRO RONGGENG GUNUNG RASPI MAESTRO OF RONGGENG GUNUNG

Euis Thresnawaty S.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Jln. Cinambo 136 Ujungberung Bandung e-mail: euisthresnawaty62@gmail.com

Naskah Diterima: 7 Maret 2016

Naskah Direvisi:11 April 2016

Naskah Disetujui:4 Mei 2016

Abstrak

Raspi adalah seorang maestro seni yang peduli pada lestarinya kesenian tradisional yang hampir punah, yaitu ronggeng gunung. Kesenian tradisional ini berasal dari Kabupaten Ciamis. Tarian ini muncul atas nama cinta dan dendam Dewi Siti Samboja, putri ke-38 Prabu Siliwangi karena suaminya Raden Anggalarang tewas di tangan bajak laut/bajo. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui siapakah Raspi, bagaimana kiprahnya sebagai ronggeng gunung, yang mampu bertahan sampai sekarang. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa Raspi lahir di Dusun Karang Gowok, Kabupaten Ciamis tahun 1956. Sejak kecil ia hidup sendiri karena kedua orang tuanya telah bercerai. Usia 13 tahun, yaitu sekitar tahun 1970-an, Raspi lari dari rumahnya karena dipaksa kawin oleh orang tuanya. Saat pelarian itulah ia bertemu guru pertamanya sebagai penari ronggeng yaitu Embah Maja Kabun di Kampung Jubleg, Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Ciamis.

Kata kunci: Raspi maestro, ronggeng gunung, kesenian tradisional.

Abstract

Raspi is a master of the art who concern about the preservation of nearly extinct traditional arts, namely Ronggeng Mountains. This traditional art is derived from Ciamis District. This dance appears in the name of love and revenge of Samboja Siti Dewi, daughter of the 38th Prabu Siliwangi Raden Anggalarang because her husband was killed by the pirates / bajo. This research is conducted to find out who is Raspi?, how his work as Ronggeng Mountain, is able to survive until now? The method used is the historical method which includes heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results are obtained that Raspi was born in Dusun Karang Kupa, Ciamis district in 1956. Since he was a kid, he lived alone because his parents had divorced. At age 13, which is about 1970, Raspi ran away because he was forced to marry by his parents. In his escape, he met his first teacher as a dancer Ronggeng, Embah Maja Kabun in Kampung Jubleg, Panyutran Village, District Padaherang, Ciamis District.

Keywords: Raspi maestro, ronggeng gunung, traditional arts.

A. PENDAHULUAN berada di antara 108° sampai 108°43` Kabupaten Ciamis merupakan salah Bujur Timur

dan 7°03`39``sampai satu wilayah yang berada di Provinsi Jawa 7°39`36``

Lintang Selatan. Posisi Barat. Memiliki jarak sekitar 13 kilometer Kabupaten Ciamis sangat strategis, berada arah tenggara dari ibu kota Provinsi Jawa di bagian timur wilayah Provinsi Jawa Barat, yakni Bandung. Letak wilayahnya Barat yang berbatasan langsung dengan

236 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 235 - 250 Provinsi Jawa Tengah, menjadi pintu - Sebelah barat berbatasan dengan

gerbang di lintas jalur selatan yang Kabupaten Tasikmalaya dan Kota menghubungkan Provinsi Jawa Barat dan

Tasikmalaya; dan Jawa Tengah. Daerah Ciamis menjadi - Sebelah timur berbatasan dengan Kota daerah yang penting dalam arus

Banjar dan Provinsi Jawa Tengah (BPS, perpindahan barang dan manusia di bagian

selatan Pulau Jawa. Wilayah Kabupaten Ciamis secara Ibu kota Kabupaten Ciamis adalah administratif terbagi menjadi 26 kecamatan Ciamis Kota, yang berada di jalan jalur yang membawahi 258 desa dan 7 Bandung-Yogyakarta-Surabaya,

juga kelurahan, 2.904 Rukun Warga (RW) dan dilintasi jalur kereta api lintas selatan, 9.142 Rukun Tetangga (RT). Kecamatan dengan stasiun terbesarnya Ciamis. Di Banjarsari memiliki jumlah RT, dusun dan bagian selatan kabupaten terdapat sebuah desa terbanyak, tetapi jumlah RW lapangan

yang terbanyak ada di Kecamatan Rancah dinamai Nusawiru.

terbang

perintis

(BPS, 2016: 21). Kecamatan-kecamatan Pada tahun 2000 salah satu yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis kecamatan di Kabupaten Ciamis, yaitu adalah: Lakbok, Banjarsari, Purwadadi, Kecamatan Banjar ditingkatkan statusnya Pamarican,

Cidolog, Cimaragas, menjadi kota administratif maka sejak Cijeunjing, Cisaga, Rancah, Tambaksari, tanggal 11 Desember 2002 ditetapkan Rajadesa, Sukadana, Ciamis, Baregbeg, menjadi kota otonom yang terpisah dari Cikoneng, Sindangkasih, Cihaurbeuti, Ciamis. Saat itu jumlah kecamatan di Sadanaya,

Cipaku, Jatinagara, Kabupaten Ciamis berkurang dari 40 Panawangan, Kawali, Lumbung, Panjalu, kecamatan menjadi 36 kecamatan karena 4 Sukamantri, dan Panumbangan. kecamatan yang terdiri atas Kecamatan

Jumlah penduduk yang tersebar di Banjar, Purwaharja, Pataruman, dan

26 kecamatan tadi pada akhir bulan Langensari masuk ke dalam wilayah Desember

tercatat sebanyak Kabupaten Banjar.

1.328.223 jiwa dengan tingkat kepadatan Pada tanggal 25 Oktober 2012 penduduk rata-rata 962 jiwa/km². Dari segi kembali terjadi pemekaran di wilayah penyebarannya

9,03% penduduk Kabupaten

Ciamis. Kecamatan Kabupaten Ciamis bertempat tinggal di Pangandaran

ditingkatkan statusnya Kecamatan Banjarsari karena Kecamatan menjadi Kabupaten Pangandaran dengan Banjarsari merupakan kecamatan terluas di pusat pemerintahan di Kecamatan Parigi. Kabupaten Ciamis, sedangkan Kecamatan Akhirnya dari yang semula 36 kecamatan Ciamis 2,62% sehingga menyebabkan di Kabupaten Ciamis, setelah Pangandaran kepadatan tertinggi yaitu 3.195 orang/km² memisahkan diri menjadi 26 kecamatan (BPS, 2016: 43). karena 10 kecamatan yaitu: Kecamatan

Adapun Kecamatan Banjarsari Cigugur, Cijulang, Cimerak, Kalipucang, yang merupakan lokasi keberadaan Seni Langkaplancar, Mangunjaya, Padaherang, ronggeng gunung

memiliki luas wilayah Pangandaran, Parigi dan Sidamulih, 162,62 km² dengan jumlah penduduk menjadi bagian Kabupaten Pangandaran.

Banjarsari pada 2015 Saat ini Kabupaten Ciamis memiliki berjumlah 125.950 jiwa, terdiri atas luas wilayah 143,387

Kecamatan

ha dengan batas- penduduk laki-laki sebanyak 63.606 jiwa batas wilayah sebagai berikut:

dan jumlah penduduk perempuan sebanyak - Sebelah utara berbatasan dengan 62.344 jiwa. Jumlah penduduk tersebut Kabupaten Majalengka dan Kuningan;

apabila dilihat menurut kelompok umurnya - Sebelah selatan berbatasan dengan maka yang paling banyak terdapat pada Samudra Indonesia dan wilayah kelompok umur 10-14 tahun sebanyak Kabupaten Ciamis;

4.833 jiwa laki-laki dan 4.810 jiwa

Raspi Sang Maestro Ronggeng Gunung (Euis Thresnawaty S.) 237 perempuan. Disusul oleh kelompok umur juru kawih, dan hanya diiringi tiga orang

05-09 tahun dengan jumlah 4.707 jiwa nayaga. Ronggeng gunung adalah wanita laki-laki dan 4.365 jiwa perempuan. yang berperan sebagai penyanyi dan Jumlah penduduk terbanyak ada di desa penari, yang ditunjang oleh aspek lain, Cibadak yaitu sebanyak 7.422 jiwa, yaitu penari laki-laki yang muncul dari sedangkan kepadatan penduduk tertinggi penonton, yang dikenal dengan istilah ada di Desa Banjarsari sebanyak 774.5 pamogaran (Herdiani, 2003: 52). jiwa/km². Jarak dari Kecamatan Banjarsari

Ronggeng gunung adalah tarian

penyajiannya sangat sekitar 45 km .

ke ibu kota Kabupaten Ciamis adalah buhun yang

tetapi meskipun Secara geografis batas-batas wilayah minimalis, ronggeng gunung memiliki yang mengelilingi Kecamatan Banjarsari kelebihan dari mayoritas tari Sunda. adalah sebagai berikut:

minimalis.

Akan

Apabila tari Sunda memberikan porsi sama - Sebelah utara berbatasan dengan antara gerakan tangan dan kaki, ronggeng Kecamatan Purwadadi dan Kecamatan gunung lebih menekankan pada gerakan Mangunjaya;

kaki.

- Sebelah selatan berbatasan dengan Dari sekian banyak keragaman Kecamatan

Langkaplancar dan bentuk dan jenis kesenian di Jawa Barat, Kecamatan Parigi;

ronggeng gunung merupakan salah satu - Sebelah barat berbatasan dengan seni pertunjukan yang cukup dikenal Kecamatan Pamarican;

sehingga menjadi ciri khas dan identitas - Sebelah timur berbatasan dengan terutama untuk daerah Ciamis. Ronggeng Kecamatan Padaherang dan Kecamatan gunung sampai sekarang masih mampu Sidamulih.

bertahan di tengah kesulitannya (Campaka, Secara administratif Kecamatan 2008: 3). Banjarsari terdiri atas 22 desa, 78 dusun,

Seni ronggeng terbagi menjadi tiga 150 RW, 719 RT. Pembagian wilayah jenis,

berdasarkan asal penarinya: tersebut untuk mempermudah pembinaan ronggeng gunung , penarinya berasal dari penduduk yang tersebar di seluruh desa di kawasan pengunungan. Ronggeng kaler wilayah

Kecamatan Banjarsari. Di penarinya berasal dari wilayah utara. Kecamatan Banjarsari inilah, tepatnya di Ronggeng kidul, penarinya berasal dari Dusun Cikukang RT 13/RW 03, Desa wilayah bagian selatan. Ciulu tempat tinggal Raspi dan Sanggar

Dalam mengkaji permasalahan yang Panggugah Rasa berada. Raspi sang akan dibahas digunakan literatur terdahulu ronggeng yang dengan gigihnya terus sebagai sumber rujukan dalam penelitian berupaya melestarikan kesenian tradisional ini. Dari sejumlah sumber tertulis ronggeng gunung .

mengenai Raspi dan kesenian ronggeng Jenis kesenian ronggeng gunung gunung terdapat beberapa buku yang dapat hanya terdapat di daerah Kabupaten djadikan sumber acuan yang saling Ciamis dan berkembang di daerah melengkapi. Sumber pertama adalah pegunungan yang berfungsi sebagai ajang “Lagu Kudup Turi dalam Kesenian hiburan dan upacara adat. Kesenian ini Ronggeng Gunung di Ciamis Selatan” tidak berbeda dengan ronggeng pada (2008), karya Gilang Campaka. Skripsi umumnya, yaitu kesenian tradisional yang yang membahas tentang keberadaan menampilkan seorang penari atau lebih, ronggeng gunung dan kesulitan menjadi yang diiringi lagu dari suara juru kawih seorang ronggeng. atau sinden.

Sumber tertulis kedua adalah Skripsi Akan tetapi khusus ronggeng yang berjudul “Perjalanan Ronggeng gunung, ronggengnya hanya satu orang Gunung di Kabupaten Ciamis” (2009) yang berperan sebagai penari sekaligus karya Yayu Yuniawati. Skripsi ini

238 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 235 - 250 membahas mengenai beberapa perubahan

C. HASIL DAN BAHASAN yang dialami kesenian ronggeng gunung 1 . Pengertian Ronggeng

sejak tahun 70-an hingga tahun 2009. Pada masa sebelum perang, semua Sumber ketiga adalah tulisan dari Angra perempuan yang menyanyi atau menari di Sutrisna tahun 2015 berjudul “Bi Raspi: depan umum disebut ronggeng. Sekarang Pelestarian Kesenian Ronggeng Gunung penyanyi dengan iringan gamelan klining- Ciamis” yang membahas tentang profil dan an atau wayang golek disebut sinden atau upaya Raspi melestarikan ronggeng pesinden. Sebutan ronggeng hanya diberi- gunung.

kan kepada perempuan yang bukan hanya Permasalahan yang muncul dalam menyanyi (kawih), tetapi juga melayani penelitian ini adalah: siapakah Raspi? para penonton yang berminat untuk menari Bagaimana kiprahnya sebagai penari dengan imbalan uang (Rosidi et al., 2000: ronggeng gunung yang mampu bertahan 551). saat kondisi seperti sekarang? Adapun

berasal dari kata tujuan dari penelitian

Ronggeng

ini adalah renggana yang berarti perempuan pujaan mendeskripsikan secara singkat mengenai dalam bahasa Sansekerta. Perempuan Raspi dan upayanya melestarikan kesenian pujaan ini menari diiringi seperangkat alat tradisional ronggeng gunung, dengan musik tradisional. Tariannya berperan harapan dapat memeroleh gambaran sebagai penghibur bagi tamu kerajaan. tentang kehidupan Raspi sebagai maestro Diperkirakan ada sejak abad VII pada ronggeng gunung .

masa Kerajaan Galuh (Campaka, 2008: 4). Sementara kata gunung memiliki arti

B. METODE PENELITIAN

sebagai tempat yang permukaannya lebih Penelitian ini menggunakan metode tinggi dari dataran rendah (Kamus Besar

sejarah yang meliputi empat tahap: heuris- Bahasa Indonesia, 2005: 376). tik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Pada masa penjajahan Belanda dan Heuristik yaitu tahap mencari dan mene- masa Thomas Stamford Raffles berkuasa,

mukan sumber, baik sumber primer kesenian ronggeng telah populer. Menurut maupun sekunder. Untuk mendapatkan Raffles, ronggeng merupakan pertunjukan sumber tersebut peneliti langsung ke keliling yang dilakukan oleh perempuan lapangan mendatangi instansi terkait yaitu berasal dari gunung. Mereka biasanya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tampil di tempat-tempat pertunjukan resmi. Kabupaten Ciamis. Perpustakaan Daerah Mereka tampil dalam pertunjukan keliling Kabupaten Ciamis. Selain itu dilakukan dan berpindah-pindah dari satu tempat ke wawancara dengan Bi Raspi dan putrinya tempat lainnya dalam ruang publik, yang bernama Nani Nurhayati. Langkah acapkali juga mereka tampil di rumah dan berikutnya adalah melakukan kritik sum- halaman rumah para bangsawan juga ber untuk mengetahui apakah sumber- penguasa Belanda (Holt, 2000: 39). sumber tersebut valid dan dapat dipercaya.

Ronggeng adalah perempuan yang Sumber-sumber dikritik baik ekstern memiliki banyak peran dalam kesenian

maupun intern. Selanjutnya adalah ronggeng gunung . Dalam setiap interpretasi, merupakan tahap menafsirkan pertunjukan kesenian tersebut, dia akan fakta-fakta yang telah terkumpul dengan bertindak sebagai penari sekaligus sebagai mengolah fakta yang telah dikritisi dengan penyanyi. Selain itu, dia juga akan merujuk beberapa referensi. Terakhir berperan sebagai

pemimpin dalam adalah historiografi yang bertujuan untuk sejumlah ritual upacara yang melibatkan

merangkaikan fakta-fakta tersebut menjadi kesenian ronggeng gunung di dalamnya tulisan sejarah.

(Herawati, 2005: 12). Tidak dapat dipung- kiri dan hampir dapat dipastikan, ronggeng

merupakan pemain utama yang menjadi

Raspi Sang Maestro Ronggeng Gunung (Euis Thresnawaty S.) 239 titik sentral dari alur pertunjukan ronggeng sekalipun tanpa bantuan pengeras suara

gunung . Kelangsungan

pertunjukan (Adeng, 2013: 54).

tersebut juga sangat bergantung pada Kesenian ronggeng gunung memang kehadiran

dan menyimpan kekuatan pada nyanyiannya berhentinya pertunjukan dikendalikan oleh yang lahir dari kekuatan dan karakter vokal seorang ronggeng.

ronggeng.

Berjalan

seorang ronggeng. Nyanyian yang dilan- tunkan

ronggeng sesekali terdengar sendu, namun lebih banyak beru- pa suara lengkingan panjang yang menya- yat-nyayat. Tinggi rendah nada muncul tak terduga dan hanya bisa dilakukan oleh mereka yang terlatih dalam olah suara dan nafas (Campaka, 2008: 4).

seorang

Durasi pementasan tarian yang disertai tembang biasanya memakan waktu cukup lama. Kalaupun bergabung dengan seni lain, ronggeng gunung ditempatkan di acara terakhir dan seringkali selesai

Gambar 1: Para penari Ronggeng Kaler menjelang subuh (Andayani, 2006: 26). Sumber: BPNB Bandung 2013.

Ketika hendak tampil dalam suatu pertunjukan, sang ronggeng tentu saja Tidak ada batasan umur untuk menjadi harus merias diri dan mengenakan kostum seorang ronggeng. Seperti pengalaman panggung agar tampak istimewa dan ronggeng yang populer saat ini di Ciamis, memukau. Seorang ronggeng biasanya Raspi mengaku menjadi ronggeng sejak mengenakan busana dan tata rias yang usia 13 tahun. Meskipun demikian, tidak khas namun tampak sederhana. Rambut setiap perempuan bisa dengan mudah disanggul secara tradisional, dengan menjadi ronggeng. Ia harus melalui seleksi ukuran sanggul yang cukup besar. Riasan yang ketat dan betul-betul memiliki wajah pun tidak terlalu mencolok, namun kemampuan menari, menyanyi, juga tetap menunjukkan penampilan yang berparas jelita. Tidak heran, pada saat itu berbeda dengan dandanan sehari-hari. ronggeng termasuk orang terpandang Yang pasti aura kecantikan seorang dalam lingkungan dan keluarganya.

ronggeng yang mempesona terpancar pada Sebagian besar persyaratan untuk saat itu. menjadi ronggeng memang masih seperti

Telinga ronggeng dipasangi subang itu, kecuali keharusan berparas cantik tidak berukuran agak besar. Pada lehernya terlalu penting lagi. Handal dalam dikalungkan kalung panjang berwarna kemampuan menari dan menyanyi merupa- keemasan, serta sampur yang warnanya kan tuntutan utama bagi seorang ronggeng. serasi dengan bajunya. Warna yang dipilih Dari dua keahlian itu, menyanyi merupa- biasanya warna yang cukup menyala, kan yang paling penting. Dia harus seperti merah. Model busana yang mampu menyanyi dalam waktu yang lama, dikenakan ronggeng berbentuk kebaya karena dia akan menyanyi sepanjang sederhana berlengan pendek atau panjang. pertunjukan ronggeng gunung berlang- Payet dan renda keemasan menghiasi sung. Selain itu, dia dituntut mahir

bagian bawah kebaya dan belahan depan melakukan olah vokal dengan tingkat kebaya. Secara terpisah, pada bagian kesulitan yang tinggi, seperti menyanyi tengah kebaya dipasang apok, yakni hiasan dengan suara yang melengking tinggi, dari kain yang melingkar di bagian keras, dan meliuk-liuk. Tak heran, alunan pinggang ronggeng. Apok dihiasi payet suara ronggeng tetap akan terdengar, dan renda keemasan pada bagian sisi-

240 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 235 - 250 sisinya. Pasangan kebaya merah yang saja, karena generasi penerusnya belum

dikenakan oleh ronggeng adalah kain muncul. panjang.

ronggeng dihiasi gelang keemasan. 2. Kisah Sejarah di Balik Kesenian

Dengan dandanan seperti itu, seorang Ronggeng Gunung ronggeng sudah siap untuk tampil

kesenian ronggeng menghibur

Asal-usul

para pencinta kesenian gunung , salah satunya merujuk pada cerita ronggeng.

rakyat yang berhubungan dengan sese- Hal-hal yang disyaratkan untuk orang yang bernama Dewi Siti Samboja.

menjadi seorang ronggeng bukan sesuatu Kisah selengkapnya dapat dilihat pada yang mudah untuk dilakukan. Seperti telah uraian berikut ini. disebutkan tadi bahwa kesulitan yang

Pada zaman dahulu, di ujung paling utama terletak pada kemampuan Pananjung berdiri sebuah kerajaan yang berolah vokal yang cukup unik. Perempuan dipimpin seorang raja bernama Raden muda di Ciulu misalnya, lebih memilih Anggalarang. Istri sang raja bernama Dewi menjadi penyanyi dangdut atau penyanyi Siti Samboja, yang kelak akan disebut organ tunggal daripada menjadi ronggeng. Dewi Rengganis. Raden Anggalarang Mereka tidak memiliki kesabaran yang mendirikan sebuah kerajaan di sana atas lebih untuk mendapat

kemampuan kehendak sendiri. Dia sengaja meminta menyanyi seperti itu. Belajar menjadi kepada ayahnya, yaitu Prabu Haur Kuning, ronggeng memang memerlukan waktu yang sedang memimpin kerajaan di daerah yang cukup panjang. Sementara itu, anak Galuh. muda sekarang umumnya ingin belajar

Sejak awal, Prabu Haur Kuning dengan

cepat agar dapat segera sudah memiliki firasat yang kurang baik menghasilkan uang.

terhadap niat anaknya, yang ingin Tak

heran, perempuan yang membangun sebuah kerajaan. Firasat itu berprofesi sebagai ronggeng terbilang

muncul karena dia mengetahui situasi dan langka sampai sekarang. Saat ini, hanya kondisi tempat tersebut. Lokasi untuk ada satu perempuan yang begitu serius

kerajaan anaknya berada tidak jauh dari menekuni dunia itu, yakni Raspi atau lebih pinggir pantai. Wilayah tersebut, apalagi di dikenal dengan panggilan Bi Raspi. Dia ujung Pananjung, merupakan tempat pun sudah tidak muda lagi, karena telah persinggahan andar-andar atau bajo. Oleh berumur di atas 50 tahun. Dalam dirinya karena itu, wilayah tersebut kemudian terbersit keinginan untuk mewariskan disebut Pangandaran. Mereka dikenal keahliannya menjadi ronggeng kepada sebagai orang-orang jahat. Sekalipun generasi muda, namun dia kesulitan kerajaan yang dikehendaki anaknya ber- menemukan orang yang bersedia mengha- diri, diperkirakan keberadaan kerajaan biskan waktunya menjadi ronggeng.

tersebut tidak akan berumur lama oleh

Melihat kenyataan tersebut, bukan ayahnya (Depdikbud Ciamis, 1998: 4). hanya Bi Raspi yang merasa sedih dan

Raden Anggalarang tidak mengin- khawatir. Para pecinta kesenian ronggeng dahkan kekhawatiran ayahnya. Dia tetap

gunung dan berbagai pihak yang bersikeras untuk mendirikan kerajaan berhubungan dengan bidang kesenian pun sampai selesai. Dalam menyelesaikan merasakan hal yang sama. Ironis memang, pekerjaan besar tersebut, dia dibantu para eksistensi seni tradisi warisan leluhur yang pengikutnya, juga didampingi oleh Patih kaya akan nilai-nilai kehidupan itu berada Kidang Pananjung dan Mama Lengser. dalam kondisi kritis karena hambatan

Apa yang dikhawatirkan Prabu Haur regenerasi. Jika Raspi meninggal, barang- Kuning memang menjadi kenyataan. Tidak

kali ronggeng gunung tinggal kenangan berapa lama setelah kerajaan itu berdiri, terjadi peperangan antara pasukan dari

Raspi Sang Maestro Ronggeng Gunung (Euis Thresnawaty S.) 241 kerajaan pimpinan

Setibanya di tempat itu, para Pananjung dengan para bajo (orang jahat) pengikut Raden Anggalarang diperintah- yang singgah di perairan tersebut. kan untuk menangkap ikan, karena dia Tampaknya pimpinan bajo begitu berse- akan beristirahat dan makan-makan dulu di mangat dalam peperangan itu, karena sana. Diceritakan dia makan daging ikan mengetahui istri pimpinan musuhnya sedikit saja, karena rasanya kurang enak. sangat cantik. Sang permaisuri raja itu Kemudian dia membuang sisanya ke laut bernama Dewi Siti Samboja. Dalam sambil berkata,” jung siah hirup deui” peperangan tersebut, para bajo berhasil atau “hiduplah kembali”. Ternyata ikan itu melumpuhkan Kipatih Kidang Pananjung tidak hidup lagi melainkan berubah sampai mati.

Kipatih Kidang

menjadi gumpalan batu yang menyerupai Kekalahan itu memaksa Raden ikan hiu (Sunda). Oleh karena itu, tempat Anggalarang untuk pergi dari tempat tersebut kemudian diberi nama Batuhiu. tersebut. Dia pun berembug dengan Mama

Setelah cukup lama beristirahat di Lengser untuk menentukan arah yang akan sana, mereka kembali melanjutkan perja- dituju. Mereka memutuskan untuk pergi ke lanannya. Rombongan Raden Anggalarang tempat yang diperkirakan agak aman, pergi lagi menuju utara. Ketika matahari yakni ke sebelah timur. Tibalah mereka di hampir terbenam, mereka sampai di suatu suatu tempat yang kemudian disebut tempat yang sekarang namanya Serang. Babakan , karena digunakan Raden Dari tempat itu, Raden Anggalarang Anggalarang untuk beristrirahat (mabak- melihat ke timur, tampak jelas sekali mabak ).

kerajaannya. Dalam bahasa Sunda, dapat Beberapa hari kemudian, para bajo melihat dengan jelas dari jauh itu disebut mencium keberadaan rombongan Raden nyerangkeun , yang asal katanya adalah Anggalarang di tempat yang baru serang . Oleh karena itu, tempat tersebut disinggahi. Selanjutnya, mereka langsung kemudian disebut Serang (Depdikbud menyusun kekuatan untuk menyerang Ciamis, 1998: 5). rombongan Raden Anggalarang, termasuk

Mereka melanjutkan perjalanan di dalamnya adalah rencana untuk menuju utara, dan tiba di satu daerah yang memboyong sang permaisuri. Pimpinan kemudian dinamakan Padon Telu. Disebut para bajo memang sangat terpesona dan demikian karena merupakan perbatasan tergila-gila dengan kecantikan sang dari tiga kecamatan, yaitu Kecamatan permaisuri.

Parigi, Kecamatan Padaherang, dan Sementara para bajo sedang Kecamatan Kalipucang. Di sana mereka menyusun kekuatan, secara diam-diam mendapat informasi, bahwa musuhnya Raden Anggalarang dan Mama Lengser terus mengikuti kemana pun mereka pergi. memutuskan untuk pergi dan menghilang- Raden Anggalarang dan Mama Lengser kan jejak. Mereka pergi ke barat dan berembug untuk mencari cara menyelamat- menuju suatu tempat yang sekarang kan sang permaisuri. Mereka sepakat, disebut Cikembulan. Nama Cikembulan Dewi Siti Samboja besama Mama Lengser diambil dari kata timbul, karena rom- pergi ke utara, sedangkan Raden bongan Raden Anggalarang menimbulkan Anggalarang menuju selatan. diri atau muncul di tempat itu. Tak lama

Sebelum melanjutkan perjalanan, mereka tinggal di tempat tersebut, karena Dewi Siti Samboja naik dulu ke sebuah diperkirakan musuhnya juga sudah gunung yang diperkirakan dapat melihat mengetahui posisi mereka. Kemudian, perjalanan sang suami, yakni Raden mereka berangkat lagi menuju barat dan Anggalarang. Ketika dia melihat ke sampai di pinggir laut yang kemudian selatan, tampak suaminya sedang bertem- dinamakan Batuhiu.

pur dengan para bajo yang sengaja terus mengejarnya. Tempat peperangan itu

242 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 235 - 250 kemudian disebut Pasir Eurih. Ternyata rombongan Dewi Siti Samboja menyamar

suaminya mengalami kekalahan dalam menjadi rombongan seni doger (ketuk tilu) pertempuran itu kemudian dibunuh, dan bersama-sama dengan para pemuda mayatnya diarak oleh para bajo. Oleh setempat. Dewi Siti Samboja sendiri karena itu, tempat mengarak mayat tadi menjadi waranggana atau ronggengnya. disebut Parakan. Sementara itu, tempat Tujuan penyamaran itu tentu saja untuk Dewi Siti Samboja melihat keadaan menyelamatkan Dewi Siti Samboja beserta (nyawang dalam bahasa Sunda, yang kata rombongannya dari kejaran para bajo. asalnya adalah sawang) sang suami berpe- Berbulan-bulan Dewi Siti Samboja

rang disebut Sawangan (Depdikbud menyamar sebagai ronggeng bersama para Ciamis, 1998: 6).

pemuda yang ada di daerah pegunungan Dewi Siti Samboja bersama Mama Kendeng. Dewi Siti Samboja pun Lengser segera berangkat ke utara hingga mengganti namanya menjadi Dewi sampai di pinggir sungai yang kemudian Rengganis. disebut Citanduy. Di situ Dewi Siti

Dikisahkan Prabu Haur Kuning Samboja bertemu dengan tukang rakit mengutus salah seorang patihnya, yaitu yang dapat menyeberangkan dirinya dan Sawung Galing agar menelusuri keadaan Mama Lengser. Begitu sampai di seberang, anaknya yang mendirikan kerajaan di mereka berpesan agar tukang rakit tidak daerah pantai. Hal itu dilakukan karena dia memberi tahu keberadaan mereka kepada mengetahui keadaan anaknya yang sedang orang lain. Tukang rakit pun tidak mengalami kesulitan. Sampailah sang patih keberatan dengan permintaan itu.

di daerah Pegunungan Kendeng. Di sana Keesokan harinya, Dewi Siti dia mendengar ada pergelaran kesenian Samboja sampai di sebuah anak Sungai yang dipimpin oleh Mama Lengser setiap Citanduy. Dia menemukan mayat seorang malam. Pada suatu malam, Patih Sawung laki-laki muda, dan ternyata mayat itu Galing mencoba menemui Mama Lengser. adalah tukang rakit yang menyeberangkan Ternyata Mama Lengser mengetahui patih mereka. Oleh karena itu, tempat itu adalah utusan dari Prabu Haur Kuning. menemukan mayat tersebut dinamakan

Kedatangan sang patih untuk menemui Patimuan. Konon, dia tewas karena keadaan anak dan menantunya. berkelahi dengan para bajo yang juga

Dewi Rengganis belum percaya minta diseberangkan. Dia tidak meluluskan kepada Sawung Galing sebagai utusan dari permintaan para bajo karena memenuhi ayah (mertuanya). Dia meminta Sawung keinginan Dewi Siti Samboja. Akibatnya, Galing agar bertanding dulu dengan para dia dibunuh para bajo dan mayatnya pemuda yang dipimpinnya. Ternyata, tak terbawa arus Sungai Citanduy.

satu pun pemuda yang dapat menan- Dari tempat tesebut, Dewi Siti dinginya. Meskipun begitu, dia masih Samboja dan Mama Lengser berangkat belum merasa yakin dengan kenyataan lagi menuju selatan dan sampai di daerah tersebut. Akhirnya, dia meminta patih pegunungan yang kemudian disebut untuk menunjukkan kekuatan lainnya Tunggilis. Karena merasa lelah dengan sesuai dengan kapasitasnya sebagai kesengsaraannya, Dewi Siti Samboja seorang patih kerajaan. menangis tak henti-hentinya di sana. Oleh

Pada keesokan harinya, Patih karena itu, tempat tersebut dinamakan Sawung Galing memperlihatkan ilmu Tunggilis , dari kata tangis nu geulis atau kekuatannya. Dia mengambil sebuah lidi tangisan si cantik jelita.

enau (Sunda: kawung) kemudian menan- Di daerah pegunungan itu, Dewi Siti capkannya pada tebing batu yang ada di Samboja menyepi dan bertapa. Dalam daerah Pegunungan Tunggilis. Ketika lidi keheningan, dia mendengar suara tanpa dicabut kembali, batu itu timbul dan wujud. Intinya merupakan perintah agar menonjol seperti alat kelamin laki-laki

Raspi Sang Maestro Ronggeng Gunung (Euis Thresnawaty S.) 243 serta memancarkan air. Oleh karena itu,

disusun sedemikian rupa, dengan tenaga daerah tersebut kemudian dinamakan andalannya yaitu Sawung Galing, rom- Paliken , yang berasal dari kata palakian bongan bajo pun dapat dikalahkan. Ba- (Sunda), yakni alat kelamin laki-laki. nyak di antara mereka mati dibunuh oleh Setelah itu, Patih Sawung Galing Sawung Galing. Oleh karena kejadian itu, menaburkan bibit tanaman tembakau, yang Mama Lengser menamakan tempat itu kemudian terkenal dengan tembakau Bagolo , yang berasal dari kata begalan Paliken (Adeng, 2011: 34).

pati atau bertaruh nyawa dengan para bajo. Dewi Rengganis melihat sendiri

Sampai sekarang tempat itu dikenal kebenaran kekuatan dan kadigjayaan sebagai tempat untuk mencuci diri supaya Sawung Galing. Akhirnya dia memper- kuat oleh pukulan benda keras dan tikaman cayai sang patih, bahkan bersedia benda tajam. menerima lamaran untuk menikah

Akhirnya, Dewi Siti Samboja yang dengannya. Walaupun Dewi Rengganis menyamar jadi ronggeng dengan nama telah menikah dengan Sawung Galing, Dewi Rengganis kembali bersama Sawung kelompok kesenian itu tetap berjalan. Galing ke kerajaan bekas Raden Setiap malam mereka mengadakan hiburan Anggalarang,

yaitu ke Pananjung bersama para pemuda yang ada di Pangandaran. Sejak itulah kerajaan pegunungan itu. Dalam berkesenian, tersebut dinamakan Pananjung Ngadeg Mama Lengser beserta Dewi Rengganis Tumenggung, dengan rajanya Sawung menyusun jalannya pertunjukan beserta Galing (Depdikbud Ciamis, 1998: 9). lagu-lagunya berdasarkan kisah perjalanan Dewi

Rengganis

sejak

berangkat, 3 . Beberapa versi Tari Ronggeng

menghilang dari Kerajaan Pananjung

Gunung

Pangandaran. Terdapat beberapa versi tentang Selain menyamar sebagai rombong- asal-usul kesenian ronggeng gunung, dua

an kesenian, mereka juga menjadi petani di antaranya adalah: atau bercocok tanam bersama-sama de-

Versi pertama menurut masyarakat ngan masyarakat di pegunungan itu. Pada Ciamis Selatan (Panyuratan, Ciparakan,

waktu itu, bercocok tanamnya berpindah- Barujul, Pangandaran, dan Cijulang) pindah, jadi tidak menetap. Dikisahkan mengatakan bahwa, ronggeng gunung sampailah mereka di suatu tempat yang diciptakan oleh Raden Sawung Galing. kemudian disebut Bagolo. Di tempat itu Konon, ketika Kerajaan Galuh dalam rombongan Mama Lengser memaksakan keadaan kacau-balau karena ada serangan ngahuma . Sementara itu, malam harinya dari pihak musuh, kemudian Sang Raja tetap menggelar hiburan yang disebut terpaksa mengungsi ke tempat yang aman. mamarung (hiburan). Pertunjukan itu Dalam

situasi demikian, merupakan kesiapsiagaan mereka untuk muncullah seorang penyelamat yang

keadaan

melawan musuh-musuh yang mungkin bernama Raden Sawung Galing. Raden akan masuk dan memboyong rong- Sawung Galing berhasil memukul mundur gengnya.

musuh Kerajaan Galuh. Atas jasa-jasanya Dikisahkan rombongan Mama maka Raden Sawung Galing dinikahkan Lengser sedang menggelar mamarung, kepada putri Sang Raja (Putri Galuh). tiba-tiba serombongan bajo datang.

Kemudian, ketika Raden Sawung Mereka memang sengaja terus menelusuri Galing memegang tampuk pemerintahan, keberadaan sang dewi, dan mereka me- beliau menciptakan sebuah tarian yang ngetahui yang dicari ada dalam rombongan bernama ronggeng gunung sebagai sarana tersebut. Namun, kali ini mereka menda- hiburan resmi di istana. Penarinya diseleksi pat perlawanan yang ketat. Oleh karena ketat oleh raja dan harus betul-betul kekuatan rombongan Mama Lengser sudah mempunyai

kemampuan menari,

244 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 235 - 250 menyanyi, dan berparas cantik, sehingga hatinya yang sangat mendalam karena

ketika itu penari ronggeng mempunyai ditinggal suami yang dicintainya, Dewi status terpandang di lingkungan masya- Rengganis berkelana dari satu tempat ke rakat.

tempat lainnya. Tanpa terasa, gunung- gunung telah didaki dan lembah-lembah dituruni. Namun, di matanya masih terbayang bagaimana orang yang dijadikan tumpuan hidupnya telah dibunuh para perompak dan kemudian mayatnya diarak lalu dibuang ke Samudera Hindia. Kepe- dihan itu diungkapkan dalam lagu yang berjudul “Manangis”. Berikut ini adalah syairnya.

Ka mana boboko suling Teu kadeuleu-deuleu deui Ka mana kabogoh kuring

Gambar 2. Tarian Ronggeng Gunung Teu kadeulu datang deui Sumber: BPNB Bandung, 2013.

Singkat cerita, pergelaran ronggeng akhirnya sampai di tempat Kalasamudra Versi kedua menceritakan perka- dan Dewi Samboja dapat membalas winan antara Dewi Siti Samboja dengan kematian suaminya dengan membunuh Raden Anggalarang, putra Prabu Haur Kalasamudra ketika sedang menari Kuning dari Kerajaan Galuh. Perkawinan bersama. ini tidak direstui atau tidak disetujui oleh

Cerita tersebut di atas mulai dari ayahanda, Raden Anggalarang. Raden versi satu dan dua pada intinya sama, Dewi Anggalarang mohon pamit dan izin kepada Samboga ingin membalas dendam atas ayahnya Prabu Haur Kuning untuk terbunuhnya suami yang dicintainya oleh mendirikan sebuah kerajaan di Pananjung, para perompak atau bajak laut yang yaitu daerah yang kini merupakan Cagar dipimpin oleh Kalasamudra. Hanya alur Alam Pananjung di objek wisata ceriteranya yang berbeda (Andayani, 2006: Pangandaran.

Prabu

Haur Kuning 31).

merestuinya namun dalam hatinya merasa khawatir

4. Raspi Sang Maestro Ronggeng

Pananjung karena tempat itu sering

Gunung

didatangi para perompak. Kehawatiran

a. Latar Belakang Keluarga

Prabu Haur Kuning terbukti ketika Raspi adalah seorang seniman Anggalarang

mendirikan Kerajaan ronggeng gunung yang cukup terkenal. Pananjung tidak lama kemudian diserang Menurut Raspi ia lahir sekitar tahun 1956 oleh para perompak (bajak laut) yang di Dusun Karang Gowok, Kabupaten dipimpin oleh Kalasamudra, sehingga Ciamis, dari pasangan Sidot dan Kastem. terjadi pertempuran. Namun, karena Raspi hidup dalam keluarga yang sangat pertempuran tidak seimbang, akhirnya sederhana. Ketika orang tuanya bercerai, ia Raden Anggalarang gugur. Akan tetapi, lebih memilih tinggal bersama ibunya di istrinya, Dewi Siti Samboja, berhasil Dusun Karang Gowok. menyelamatkan diri dan mengembara.

Raspi mulai menggeluti dunia Dalam pengembaraannya yang penuh ronggeng sejak lulus SD sekitar tahun dengan penderitaan, sang Dewi akhirnya 1972, itu pun secara tidak sengaja. Saat itu menerima wangsit agar namanya diganti di usianya yang baru 13 tahun, ia lari dari menjadi Dewi Rengganis dan menyamar rumahnya sebagai wujud pemberon- sebagai ronggeng. Di tengah kepedihan takannya karena dipaksa oleh orang

Raspi Sang Maestro Ronggeng Gunung (Euis Thresnawaty S.) 245 tuanya untuk menikah dengan lelaki bukan pernikahan itu diakhiri dengan perceraian.

pilihannya, sementara dia merasa belum Selanjutnya Raspi menikah lagi dengan siap untuk menikah muda.

salah seorang nayaga Sanggar Panggugah Pada saat pelarian itu ia bertemu Rasa, sanggar seni yang dipimpinnya yaitu dengan pelatih ronggeng, yaitu mbah Maja Wasco. Kabun dan Indung Darwis di Kampung

Untuk pementasan di daerahnya Jublek, Desa Panyutran, Kecamatan biasanya Raspi hanya tampil seorang diri, Padaherang. Mbah Maja Kabunlah yang karena nayaga dan penari pengiringnya menjadi guru pertamanya mempelajari tari berasal dari penonton yang spontan ronggeng gunung , namun secara spiritual menabuh alat musik sederhana berupa disempurnakan oleh Indung Darwis. kenong dan menari mengiringi Raspi. Menurut Bi Raspi, Indung Darwis adalah Namun karena akhir-akhir ini Raspi sering

gegedug atau ahlinya ronggeng di diundang untuk tampil di luar daerahnya Padaherang. Teman seangkatan Bi Raspi maka diperlukan adanya personil tetap saat itu adalah Bi Pejoh dan Bi Atih dari yang dapat mengiringinya mementaskan Pagergunung Pangandaran (http://www. ronggeng gunung di mana saja dan kapan kabar-priangan.com/ews/detail/11217/

saja dipentaskan. Kemudian dibentuklah diakses 9 Januari 2014).

sebuah sanggar seni yang bernama “Panggugah Rasa” miliknya. Kesenian ronggeng gunung ini tetap masih bisa tampil walaupun dalam kondisi yang semakin sulit seperti saat ini.

Raspi kini masih aktif me-ronggeng di daerahnya untuk acara hajatan dan ritual. Selain berpentas di daerah dan sekitarnya, Raspi juga pernah dipanggil untuk berpentas hingga ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Gambar 3. Bi Raspi Sang Maestro

Sumber: BPNB Bandung

Pada tahun tersebut keberadaan ronggeng gunung sangat dipuja dan dihormati

di kalangan

masyarakat

(Yuniawati, 2009: 3). Ronggeng gunung biasanya diadakan pada acara ritual, seperti ruwatan lembur, sedekah bumi, parasan bayi , syukuran sehabis panen, mau menanam padi, dan lain-lain. Di saat Raspi muda, ronggeng gunung adalah satu- satunya hiburan dan sangat dihargai

Gambar 4. Sanggar Ronggeng Gunung keberadaannya.

Panggugah Rasa Saat usia dewasa, Raspi mengalami

Sumber: BPNB Bandung, 2013. dua kali pernikahan. Yang pertama ia

menikah dengan Dahlan yang kemudian

membawanya pindah tempat tinggal ke daerah Ciulu, Ciamis. Dari pernikahan tersebut lahir putrinya yang bernama Nani Nurhayati, ia merupakan putri satu-satunya Raspi. Akan tetapi sayang, pada akhirnya

246 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 235 - 250 Secara struktural kepengurusan latihan tari ronggeng dan nyinden. Ia

sanggar seni Panggugah Rasa memiliki berlatih nyinden kepada sinden ronggeng struktur organisasi sebagai berikut:

gunung zaman itu, yaitu Indung Darwis (Wawancara dengan Raspi, 19 Mei 2013).

Setelah tamat belajar dari Maja Nama

: Lingkung

Kabun, Raspi mulai “dilamar” atau Tradisional

Seri

istilahnya ngala ronggeng untuk tampil Ronggeng

pertama kalinya sebagai ronggeng gunung. Gunung

Sebelum tampil untuk pertama kalinya ia "Panggugah

dimandikan di mata air keramat yang Rasa" berada di Kabuyutan Kawasen. Proses ini

Pelindung : Kepala Desa merupakan titik awal bagi seorang Penasehat

: Sarji Kusmayadi ronggeng gunung untuk menunjukkan Gusnadi S. Pd.

kemampuannya. Tidak hanya kemampuan MM,

lahir seperti hafal semua lagu ronggeng Ketua I

yang memiliki urutan baku, serta Ketua II

: Raspi

gunung

: Kaspan olah vokal yang prima, tetapi juga menguji : Oma Kusmera

kemampuan batin seorang ronggeng Am. Pd.

gunung yang dianggap sakral. Hal ini Sekertaris II : Tarjo

dilakukan karena fungsi seorang ronggeng Bendahara

: Nani gunung tidak saja sebagai penghibur tetapi Pelatih

: Raspi juga merangkap sebagai sosok yang Dedi Supriadi

mampu meruwat, yang dianggap memiliki Nayaga

: Tarja kemampuan supranatural. Sejak itu Raspi Oceh

menjadi ronggeng gunung yang tetap eksis Tarjo

(http://www.kabar- Penari

sampai

sekarang

: Kasja priangan.com/ews/detail/11217/diakses 9 Kaspan

Januari 2014).

Ade S. Sekitar 46 tahun sudah Raspi Ade Sarsih

menjalani kehidupan sebagai penari Oji

ronggeng gunung . Ia merupakan salah satu Karsu

sosok seniman ronggeng gunung yang Naryo Mahro

lama bergelut dalam bidangnya. Ia pernah Nedo

merasakan dibayar dari 200 rupiah sampai Taslim

3 juta/pertunjukan. Tahun 1970-1980 merupakan

keemasan tarian (Panggugah Rasa, 2012: 10)

masa

ronggeng gunung. Saat itu menurut Raspi,

b. Raspi Penari Ronggeng Gunung

Seperti telah diuraikan di atas bahwa Raspi belajar tari ronggeng gunung kepada Embah Maja Kabun dan Indung Darwis. Saat itu Raspi datang ke tempat latihan ronggeng hanya untuk melihat temannya yang sedang berlatih. Akan tetapi kemudian Raspi mulai mengikuti latihan ngibing . Melihat potensi seni yang dimiliki oleh Raspi, Embah Maja Kabun menyarankan Raspi untuk ikut berlatih tari

Gambar 5. Tarian Ronggeng Gunung ronggeng. Semenjak itu ia mulai mengikuti Sumber: BPNB Bandung, 2013.

Raspi Sang Maestro Ronggeng Gunung (Euis Thresnawaty S.) 247 ia selalu merasa kewalahan memenuhi

c. Upaya Regenerasi Ronggeng Gunung

panggilan pentas. Ia hanya punya waktu Kesenian ronggeng gunung merupa- istirahat 3 sampai 7 hari dalam sebulan. kan khasanah budaya lokal yang harus Waktu-waktu padat itu terutama di saat dilestarikan karena merupakan aset besar usai panen atau musim menggelar hajat budaya Kabupaten Ciamis. Sudah saatnya perkawinan atau khitanan.

pemerintah terlibat untuk mensosiali- Menurut Raspi seni tari yang awal sasikan kesenian ronggeng gunung kepada berkembangnya dari daerah Pangandaran generasi muda, agar tidak melupakan jati ini tidak mudah untuk dipelajarinya. dirinya. Upaya yang dilakukan oleh Mempelajari tarian ronggeng gunung harus pemerintah daerah setempat nampaknya memiliki fisik yang kuat, karena ronggeng tidak dapat berbuat banyak, kecuali gunung harus memiliki kemampuan olah menampilkan kesenian tersebut di even vokal dalam nada tinggi sekaligus menari tertentu seperti hari-hari besar nasional dan dalam waktu yang lama. Ronggeng gunung itu pun semakin jarang dilakukan. biasanya dipentaskan 2 sampai 12 jam/

Proses regenerasi yang dilakukan pertunjukan. Dalam satu pertunjukan oleh Raspi pada saat ini kelihatannya juga biasanya dibawakan 6 sampai 8 lagu, tidak berjalan seperti yang diharapkan. antara lain lagu Kudup Turi, Sisigaran Upaya tersebut mengalami hambatan Golewang, Raja Pulang, Kawungan, Parut, antara lain kurangnya minat generasi muda dan Srondol. Mayoritas lagunya bertema untuk mempelajari seni ronggeng gunung. kerinduan kepada kekasih dan sindiran Menurut Raspi bahwa sebenarnya ia ingin pada perompak yang telah membunuh mempunyai murid yang banyak sebagai Anggalarang.

penerus dirinya, tetapi jangankan orang Kesulitan lain mempelajari seni lain, anaknya sendiri pun belajarnya tradisi ini menurut Raspi karena tembang kurang serius. yang biasa dibawakan, syair lagunya tidak

Nani Nurhayati putrinya, belum dibukukan. Lagu-lagu yang didapatkannya mampu maksimal seperti dirinya yang dipelajarinya secara otodidak, yaitu berperan sebagai penari dan juru tembang dihafalkan.

yang harus mampu membawakan tembang Oleh karena berbagai kendala dengan vokal melengking. Nani, putrinya tersebut pada era tahun 90-an ronggeng baru berani tampil sebagai ronggeng gunung mulai tenggelam di tengah gunung apabila didampingi oleh ibunya kehidupan modern. Orang lebih memilih (Wawancara dengan Nani, 19 Mei 2013). nanggap organ tunggal dibanding kesenian tradisi.

Gambar 7. Bi Raspi dan Nani putrinya Sumber: BPNB Bandung, 2013.

Gambar 6. Bi Raspi Sebagai salah satu upaya untuk

Sumber: Kompas, 2011.

melestarikan

keberadaan kesenian ronggeng gunung , Raspi dengan Sanggar

248 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 235 - 250 Seni Panggugah Rasa mencoba untuk

Gubernur Dani Setiawan untuk membuat variasi terhadap kesenian

pembuatan padepokan seni. ronggeng gunung yang identik dengan

Saat ini dalam setiap pertunjukan Bi religius, dengan mencoba keluar dari Raspi hanya bisa duduk di samping para pakem utamanya. Apabila ronggeng nayaga dan melakukan ngawih. Sementara gunung hanya dapat ditampilkan pada ngibing dilakukan oleh Nani, puterinya dan kegiatan-kegiatan tertentu yang bersifat Desi, cucunya. Nani sebagai pewaris ritual atau resmi maka dibentuklah ronggeng gunung belum bisa total seperti ronggeng kaler sebagai variasi lain dari ibunya, belum bisa tampil tanpa kehadiran

ronggeng gunung untuk menjawab ibunya (Sutrisna, 2015: 10). keinginan masyarakat terhadap kesenian tradisional yang memiliki sifat hiburan

D. PENUTUP

(Nopianti, 2015: 89). Dalam kerangka kebudayaan nasio- nal, seni tradisi merupakan aset bangsa

yang tidak ternilai, salah satunya dapat Walaupun di era globalisasi ini dimanfaatkan untuk kepentingan pariwi- keberadaan kesenian ronggeng gunung sata Indonesia. Semua jenis kesenian kurang berkembang, namun Raspi selaku tradisional yang ada memiliki hak untuk tokoh kesenian ronggeng gunung mampu hidup, berkembang, dan diapresiasi oleh mempertahankannya

d. Penghargaan

kesenian bangsa Indonesia serta mendapat ruang tersebut tetap tumbuh, lestari, dan dalam konteks kepariwisataan Indonesia. berkembang dalam kehidupan masyarakat . Namun tentu saja tidak mudah untuk

agar

Berkat ketekunan dan tekadnya mewujudkan hal itu, terbukti hanya sedikit untuk tetap melestarikan seni tradisi seni tradisi yang dapat menikmati kondisi karuhun ronggeng gunung telah membawa seperti itu. Selebihnya, harus hidup dalam Raspi melanglang buana dan mendapat serba keterbatasan, baik pemain, penonton, berbagai penghargaan. Ia pernah diutus ke peralatan, dan kesempatan untuk mengeks- Amerika sebagai duta pariwisata, kemu- presikan diri. Perlakuan yang diskrimiatif, dian 25 Oktober 2013 ia diajak oleh mengistimewakan kesenian tradisional seniman rupa dari ITB, Tisna Sanjaya yang satu dan menganaktirikan kesenian untuk tampil di Singapura di acara Bienalle tradisional lainnya, masih kerap dilakukan Singapore 2013 dengan membawakan 13 oleh masyarakat secara individu maupun tembang yang digelar semalam suntuk. kelembagaan, baik swasta maupun peme- Raspi pun diajak oleh perusahaan Djarum. rintah. Pada tahun 2013 Djarum menyediakan 8

Kesenian ronggeng gunung Bi Raspi panggung, dan memberikan 11 panggung merupakan salah satu kesenian tradisional di tahun 2014 untuk ronggeng gunung. Ia asli Jawa Barat, tepatnya di Kampung juga tercatat sebagai dosen luar biasa di Cikukang, Desa Ciulu, Kecamatan salah satu universitas di Bandung.

Banjarsari, Kabupaten Ciamis Selatan. Beberapa penghargaan yang didapat Kesenian ini masih bertahan di tengah- Raspi adalah:

tengah pergulatan antara kesenian modern - Tahun 1997 dari Taman Mini Indonesia dan kesenian tradisional pada zaman Indah.

sekarang. Kesenian ini mampu bertahan - Tahun 2007 mendapat medali kesenian tidak lepas dari upaya Bi Raspi untuk dari Gubernur Jawa Barat, Dani dapat melestarikan ronggeng gunung Setiawan.

tersebut. Ia tokoh seniman ronggeng - Tahun 2009 ia mendapat bantuan dana gunung yang masih setia dan bertahan sebesar 200 juta dari Pemerintah dengan kesenian buhun ini. Provinsi Jawa Barat pada masa

Sampai saat ini ronggeng gunung Bi Raspi tidak banyak mengalami perubahan

Raspi Sang Maestro Ronggeng Gunung (Euis Thresnawaty S.) 249

mencolok. Perubahan hanya terlihat dari UCAPAN TERIMA KASIH

cara penyajian ronggengnya. Dahulu Penulis mengucapkan terima kasih ronggengnya hanya satu orang tetapi kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan sekarang bisa menjadi 2 atau lebih, tetapi Pariwisata Kabupaten Ciamis yang telah juru kawihnya tetap hanya Bi Raspi yang memberi informasi awal mengenai mampu melakukan dengan suara yang kesenian tradisional ronggeng gunung. melengking menyayat hati. Rias dan

Ucapan terima kasih juga penulis busana juga mengalami perubahan dengan sampaikan untuk keluarga Bi Raspi menggunakan kebaya modern, semata- khususnya yang telah menerima kehadiran mata hanya untuk menarik minat penulis dengan baik, serta semua pihak masyarakat agar mencintai budayanya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KAPASITAS SAMBUNGAN BALOK – KOLOM DENGAN SISTEM PLATCON PRECAST 07 TERHADAP GAYA GEMPA BERDASARKAN SNI 1726 : 2012 (STUDI KASUS : RUSUNAWA WONOSARI, GUNUNG KIDUL, DIY)

0 22 16

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATERI TAYANGAN SANG PEMBURU DI LATIVI ( Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2002)

1 31 3

ANALISIS ISI KRITIK SOSIAL PADA FILM JAMILA DAN SANG PRESIDEN KARYA RATNA SARUMPAET

5 92 43

KAJIAN HUMANIORA NOVEL MAIMUNAH CINTA SANG PERAWAN KARYA VANNY CHRISMA W.

0 33 15

INVENTARISASI ORCHIDALES DI GUNUNG PESAWARAN TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDURRAHMAN BANDAR LAMPUNG (Sebagai Bahan Pengayaan Materi Keanekaragaman Hayati SMA Kelas X Semester 1)

5 51 80

PENGGUNAAN MEDIA PETA TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG REJO KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 15 52

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

0 32 311

EFFECT OF LAND AND APPLICATION SYSTEM TOWARD BAGASSE MULCH SOIL RESPIRATION OF THE LAND CROPPING CANE (Saccharum officinarum L.) PT GUNUNG MADU PLANTATIONS (GMP) PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA LAHAN PERTA

0 18 42

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREVALENSI DISFUNGSI SEKSUAL PADA IBU-IBU PENGGUNA KONTRASEPSI IMPLANT DI KELURAHAN SEPUTIH JAYA KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013

1 32 68

DAMPAK ERUPSI GUNUNG API RAUNG TERHADAP USAHATANI TEMBAKAU NA- OOGST DI DESA AMPEL KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER THE IMPACT OF RAUNG VULCANIC ERUPTION TOWARD NA-OOGST TOBACCO FARMING IN AMPEL VILLAGE, WULUHAN DISTRICT, JEMBER REGENCY

0 0 7