PENGGUNAAN MEDIA PETA TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG REJO KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PETA TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG REJO KECAMATAN

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh : MEITRIYANI

ABSTRAK

Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, Aktivitas dan hasil belajar IPS kelas V masih rendah, yakni dari nilai KKM yang telah ditentukan sebesar 60 hanya 9 dari 28 siswa yang berhasil tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM. Sedangkan 19 Siswa (67,9%) memperoleh nilai di bawah KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS menggunakan media peta.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian berbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non tes. Pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dengan instrumen berupa lembar observasi dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, sedangkan untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa digunakan lembar evaluasi atau lembar kerja siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media peta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran. Hal ini ditunjukkan berdasarkan peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa dengan hasil rata-rata 59% pada siklus I sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 85%. Adapun ketuntasan belajar siklus I mencapai 39% dengan nilai rata-rata sebesar 60, sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 89% dengan nilai rata-rata 67. Ini berarti siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan sebesar 50%. Kata Kunci : Media Peta, Aktivitas dan Hasil Belajar


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA TERHADAP

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 1 GUNUNG REJO KECAMATAN

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh

MEITRIYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(3)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA TERHADAP

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 1 GUNUNG REJO KECAMATAN

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

(Skripsi)

Oleh

MEITRIYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(4)

RIWAYAT HIDUP

MEITRIYANI, dilahirkan pada tanggal 12 Mei 1985 di Gunung Rejo. Putri ketiga dari pasangan Bapak Abdul Syukur dan Ibu Samini. Menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima tahun 1997, kemudian melanjutkan ke MTsN Gunung Rejo lulus tahun 2000. Pada tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan di MA Nurul Ulum Kota Gajah Lampung Tengah. Selanjutnya pada tahun 2003 penulis melanjutkan studi pada program Diploma 2 FKIP Universitas Lampung.

Penulis memulai karir sebagai guru pada tahun 2006 sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah Kabupaten Lampung Barat dan mengajar di SDN 1 Kembahang Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat. Kemudian pada tahun 2009 penulis mengajukan mutasi pegawai dan mengabdikan diri dengan mengajar di SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Sampai sekarang. Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan studi pada program studi S1 PGSD dalam jabatan.


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Siswantoro, M.Pd ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Supomo Kandar, MS ………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 1998503 1 003


(11)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Meitriyani NPM : 1013109121

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Peta Terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lma Kabupaten Pesawaran T.P. 2012-2013

Menyatakan bahwa penelitian ini merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasilkarya orang lain dan telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah. Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis,


(12)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaamirrahiim

Inilah perjalananku mencari ilmu sebagai kewajiban seorang muslim, dengan tulus ikhlas kupersembahkan skripsi ini untuk:

Bapak dan Ibu ku serta Bapak dan Ibu mertua ku yang selalu mendoakan dan membimbingku untuk keberhasilanku

Suamiku tercinta Ahmad Khomsan, S.Pd.I yang selalu memberiku dorongan semangat baik moril dan materil

Anak-anakku Muhammad Aqil Zayyan dan Reihana Najla Shaliha yang selalu memberiku kekuatan baru untuk selalu semangat.

Almamater Universitas Lampung


(13)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG REJO KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN

PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Nama Mahasiswa : MEITRIYANI

NPM : 1013109121

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Lokasi Penelitian : SD N 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Siswantoro, M.Pd NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19540929 198403 1 001


(14)

SANWACANA Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulilah atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “pengaruh penggunaan media peta terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2012-2013”, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S selaku rektor Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd Selaku ketua Prgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Supomo Kandar, MS selaku penguji dalalm penulisan skripsi ini 6. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd selaku pembimbing dalam penulisan skripsi. 7. Segenap dosen FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya 8. Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD dalam jabatan

9. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru SDN1 Gunung Rejo yang telah memberikan izin penelitian bagi penulis.

10.Suami dan anak-anakku tercinta yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi serta semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan, khususnya bagi perbaikan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDN 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis,


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berkaitan dengan hal tersebut, strategi Pembelajaran pada hakekatnya adalah prosedur yang sistematis dalam pelaksanaan pengajaran yang merupakan kelanjutan dari pemahaman pendidik atas tujuan dan organisasi pengajaran serta isi pelajaran. Di Sekolah Dasar ada beberapa mata pelajaran yang dikembangkan antara lain mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .

IPS merupakan ilmu yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan (A. Kosasih Djahiri, 2000:2). Dengan kata lain IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial


(16)

2

dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.

Berdasarkan KTSP 2006 Mata Pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama dan berkompetisi dalam masayarakt yang makmur ditingkat local, nasional, dan global.

Berdasarkan hasil observasi penelitian pendahuluan di SDN 1 Gunung Rejo kecamatan way lima kabupaten pesawaran diperoleh data bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa rendah, hal ini ditunjukkan dengan kurang seriusnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa kurang fokus pada materi, beberapa diantara mereka bermain sehingga tidak semua siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik. Aktivitas belajar siswa rendah tersebut karena guru hanya menggunakan ceramah dan hafalan yang cenderung membosankan siswa, serta guru kurang memanfaatkan media yang ada. Sedangkan hasil belajar siswa rendah hal ini dikarenakan berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 60, hanya 9 dari 28 siswa yang berhasil tuntas atau memperoleh nilai di atas KKM. Sedangkan 19 Siswa (67,9%) memperoleh nilai di bawah KKM.


(17)

3

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa di SDN 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran disebabkan karena antara lain: (1) Guru hanya menggunakan media ceramah dan hafalan yang membosankan siswa. (2) Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang ada, sehingga kurang memotifasi siswa dalam belajar. (3) Proses pembelajaran hanya didominasi oleh guru, sehingga tidak adanya minat siswa untuk merespon pelajaran.

Penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sudjana, 1997; 3)

Pengertian Media disini adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta meningkatnya prestasi hasil siswa sedemikian rupa sehingga proses terjadi. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, media sangat diperlukan agar siswa bisa menerima pesan dengan baik dan benar.

Media Peta merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Penggunaan media peta membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan, namun demikian apakah benar bahwa dengan menggunakan media peta, hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Sekolah Dasar akan lebih baik, ataukah sebaliknya justru dengan menggunakan media peta prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa akan menurun.


(18)

4

Dengan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “pengaruh penggunaan media peta terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012-2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten pesawaran Tahun Pelajaran 2012– 2013

2. Suasana belajar yang kurang kondusif pada siswa khususnya mata pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012 – 2013.

3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penelitian ini dibatasi pada upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012 – 2013.


(19)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012 – 2013.

Berdasarkan masalah tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan media peta dalam pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012 – 2013 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012 -2013.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012 -2013.

F. Manfaat Penilitian

Adapun Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa


(20)

6

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun pelajaran 2012-2013.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012- 2013. 2. Bagi Guru

a. Dapat menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa serta sebagai bahan masukkan khususnya guru kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran .

b. Dapat menambah wawasan dalam proses pembelajaran melalui media peta.

3. Bagi Sekolah

Sebagai literatur tambahan informasi program peningkatan aktivitas belajar untuk mengatasi masalah masih rendahnya hasiil belajar siswa.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan disadari atau tidak telah dilakukan oleh manusia.

Purwanto (2002: 84) mengemukakan beberapa definisi belajar, antara lain:

Hegard dan Bower (1975): Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.

Morgan (1978): Belajar adalah perubahan yang relatif mantap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Whiterington (1982): Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian.

Winkel (1996: 53) berpendapat bahwa “Belajar merupakan suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”.


(22)

8

B. Suryobroto (1997:232) menyimpulkan beberapa pendapat para ahli tentang belajar yaitu:

1) Bahwa belajar itu membawa perubahan.

2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.

Kegiatan belajar sendiri tidak dapat dipaksakan dari seseorang kepada orang lain, belajar harus dilakukan sendiri oleh individu secara aktif. Keterlibatan siswa secara langsung sangat penting dalam kegiatan belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar di atas, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh suatu pengalaman dan dipengaruhi oleh lingkungan. Perubahan tersebut bersifat tetap atau konstan dan perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu.

Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan ekstern. Seseorang yang melakukan kegiatan pembelajaran harus membawa siswa ke arah perubahan tingkah laku. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam melaksanakan tugasnya seorang guru tidak hanya menyampaikan informasi semata, tetapi juga membimbing siswa menuju ke arah perubahan yang lebih baik. Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa lebih diutamakan sehingga siswa mempunyai kebebasan yang bertanggungjawab untuk mengungkapkan ide atau


(23)

9

gagasan yang pada akhirnya pemahaman siswa tentang materi akan lebih tertanam dengan sendirinya dalam pikirannya.

Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan ( reinforcement ), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change ofbehaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain).

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO (Depdiknas, 2001:5), yaitu :

1) Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan.

2) Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya


(24)

10

terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi koflik.

3) Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertian dan tanpa prasangka.

4) Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa empat pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya behasil dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi).

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi,


(25)

11

mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulakan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.

Pengembangan pengalaman pembelajaran pada hakikatnya didesain untuk membelajarkan siswa. Dengan demikian maka, dalam mendesain pembelajaran siswa harus ditempatkan sebagai faktor utama, dengan kata lain dalam proses mendesain pembelajaran sebaiknya menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Oleh sebab itu, setiap siswa harus memiliki pengalaman belajar secara optimal.

Dengan kata lain pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS) Dalam pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar menghapal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual emosional siswa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap (Raka joni,1980:2 dalam Wina Sanjaya :2009).

Pada BAB IV pasal 19 Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,


(26)

12

serta kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah sebuah proses berlangsungnya semua kegiatan pembelajaran yang sangat mengedepankan kepentingan siswa,sehingga aktivitas belajar akan lebih menyenangkan dan mampu memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran,maka akan muncul ide-ide kreatif yang selama ini terpendam dan belum tersalurkan.

C. Hasil Belajar

Pemberian indikator dalam pembelajaran mengacu pada hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Dalam pencapaian hasil belajar siswa, guru dituntut untuk memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara proporsional.

Horward Kingsly membagi tiga macam hasil belajar, yakni a. keterampilan dan kebiasaan,

b. pengetahuan dan pengertian, c. sikap dan cita-cita.

Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instraksional, menggunakan klasikfikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah


(27)

13

yakni ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah pisikmotoris (Nana Sudjana, 2002:22).

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintensis, dan evaluasi. Ranah efektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.

Ada enam aspek ranah psikmotoris, a) gerakan refleks,

b) keterampilan gerakan dasar, c) kemampuan perseptual, d) keharmonisan atau ketepataan, e) gerakan keterampilan,

f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Berdasarkan konsep di atas maka dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.


(28)

14

D. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertaggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.


(29)

15

3. Ruang lingkup IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c. Sistem Sosial dan Budaya

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. 4. Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD Negeri berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Puskur Balitbang Depdiknas, 2003:2). Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang sedemikian fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang holistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut.

E. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media

Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar.Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Djamarah (1995:136)


(30)

16

2. Jenis-jenis Media

Berdasarkan jenisnya, media dapat dibedakan atas (1) media audiktif, (2) media visual dan (3) media audio visual. Media audiktif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,yang termasuk jenis media ini antara lain tape recorder dan radio. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, yang termasuk jenis ini antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak bersuara. Adapun media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, beberapa contoh media audio visual meliputi televisi, video, film atau demonstrasi langsung.

3. Media Peta

1. Pengertian media peta

Menurut Aryono Prihandito (1988) Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi

tertentu. Media peta merupakan salah satu jenis media visual yang mengandalkan

indra penglihatan. Penggunaan media peta merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran aktif dalam mata pelajaran IPS. Melalui media ini, siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya. Penggunaan media peta bertujuan memudahkan penyampaian materi dimengerti oleh peserta didik. Kemudahan mencerna media peta karena sifatnya visual konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan dan wujud aslinya sehingga tidak verbalistik.


(31)

17

2. Kelebihan dan Kelemahan Media Peta a. Kelebihan media peta adalah:

1. Sifatnya konkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal 2. Dapat memperjelas suatu masalah

3. Tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya. 4. Membantu siswa memahami tentang posisi suatu daerah

5. Merancang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis

6. Peraga yang digunakan mudah dipindahkan

b. Kelemahan Media Peta adalah :

1. Hanya menekankan indera penglihatan 2. Ukurannya sangat terbatas untuk ukuran besar c. Manfaat media peta bagi guru adalah :

1. Memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

2. Memudahkan jalan komunikasi antara guru dan murid.

Dalam pembelajaran IPS di SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, peneliti menemukan permasalahan tentang prestasi belajar siswa terutama di Kelas V, yang ditandai dengan: Siswa belum dapat menentukan letak daerah-daerah yang menjadi persebaran suku bangsa di Indonesia, siswa masih kebingungan menunjukkan lokasi dan daerah yang menjadi persebaran suku bangsa di Indonesia. Untuk itu diterapkan metode yang tepat dalam menangani permasalahan tersebut. Cara yang ditempuh untuk


(32)

18

meningkatkan pemahaman pengetahuan perpetaan siswa pada “Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia” adalah dengan menggunakan metode penelitian disertai media peta. Siklus pertama membahas persebaran suku bangsa di Indonesia, sedangkan siklus kedua membahas tentang perbaikan dari hasil penelitian pada siklus pertama.

Adanya media peta yang digunakan pada masing-masing siklus diharapkan dalam mengerjakan tugas siswa dapat menggunakan peta secara optimal sehingga pengetahuan dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.

3. Langkah-langkah Pembelajaran IPS dengan Menggunkan Media peta Langkah-langkah pembelajaran IPS di kelas V dapat dijelaskan sebagai berikut : (Dirtendik Dirjen PMPTK, Depdiknas, 2008:43-46)

1. Menganalisa pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam bentuk media peta.

2. Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan .

3. Menugaskan siswa untuk menyiapkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.

4. Memperlihatkan media peta sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa.

5. Guru meminta siswa mengomentari peta yang telah diperlihatkan dan siswa yang lain diminta memberikan tanggapan terhadap komentar tersebut.


(33)

19

7. Guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus menindaklanjuti dengan memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya penguasaan materi IPS.

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan media peta pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012 – 2013 secara tepat dan benar maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).


(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas dan bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Penelitian ini menerapkan konsep model Kurt Lewin (Depdikbud, 1999:20) yang meliputi empat komponen, yaitu perencanaan / persiapan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflecting). Tahapan- tahapan tersebut dikembangkan seperti dalam gambar dibawah ini :

Gambar 1. Metode Kurt Lewin (Depdikbud, 1999:20)

B. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, dalam penelitian ini akan dilakukan dua siklus yaitu “Keragaman

PERENCANAAN

REFLEKSI

PENGAMATAN


(35)

21

Suku Bangsa dan Budaya Di Indonesia”. Siklus pertama membahas Persebaran Suku Bangsa di Indonesia, sedangkan siklus kedua membahas tentang perbaikan dari hasil penelitian pada siklus pertama. Dalam setiap siklus dibantu oleh guru sejawat SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

2. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

3. Subyek Penelitian

Kelas yang diambil sebagai obyek penelitian adalah kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran dengan jumlah siswa 28 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Dalam hal pengetahuan perpetaan kelas V mempunyai rata-rata kelas paling rendah. Keadaan kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran ini dipelajari oleh peneliti pada Semester I tahun ajaran 2011/2012 pada waktu peneliti melakukan program pemantapan kemampuan mengajar (PKM).

C. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan berbagai instrumen, yaitu :

a. Non tes, observasi adalah cara untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif, yaitu data aktivitas siswa dan kinerja guru akan digunakan sebagai instrumen


(36)

22

observasi yang dibuat oleh peneliti berkolaborasi dengan guru yang akan digunakan pada waktu proses pembelajaran.

b. Soal tes, berfungsi sebagai indikator penguasaan konsep siswa.

D. Alat Pengumpulan Data

a. Lembar panduan observasi merupakan prosedur pengumpulan data untuk memahami pribadi siswa dan kinerja guru pada umumnya yang bersifat kualitatif.

b. Tes hasil belajar, untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

E. Teknik Analisis Data

1. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa setiap siklus akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Tabel 1. Format lembar hasil belajar siswa

No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan

1 2 Jumlah

Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Jumlah siswa yang tuntas

Jumlah siswa yang belum tuntas

Persentase ketuntasan

Proses analisis yang dilakukan terhadap data hasil belajar siswa sebagai berikut:


(37)

23

a. Nilai yang diperoleh siswa berupa nilai tes yang terdiri dari 10 soal setelah proses pembelajaran berlangsung.

b. Kolom nilai diisi dengan nilai yang diperoleh siswa yakni dengan rentang nilai 10 – 100.

c. Kolom keterangan diisi dengan tuntas atau tidak tuntas yakni apabila niali akhir < 60 berarti tidak tuntas, ≥ 60 berarti tuntas

d. Jumlah Nilai diisi dengan jumlah nilai seluruh siswa

e. Rata-rata nilai diisi dengan menjumlahkan nilai akhir semua siswa dibagi jumlah siswa

f. Nilai tertinggi diisi dengan nilai akhir dari semua siswa yang tertinggi g. Nilai terendah diisi dengan niali akhir dari semua siswa yang terendah. h. Jumlah siswa yang tuntas diisi dengan jumlah siswa yang nilai

akhirnya sudah mencapai batas minimal ketuntasan yang ditetapkan yakni ≥ 60 berarti tuntas.

i. Jumlah siswa yang belum tuntas diisi dengan jumlah siswa yang nilai akhirnya belum mencapai batas minimal ketuntasan yang ditetapkan yakni < 60.

j. Persentase ketuntasan diisi dengan menggunakan rumus: � �ℎ � � � � �

� �ℎ � �

2. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklus akan dianalisis dengan cara sebagi berikut:


(38)

24

Tabel 2. Format lembar analisis aktivitas belajar siswa.

No. Nama Siswa Aspek yang diamati Jml

skor % Ket 1 2 3 4 5

1

2

Total skor per indicator

% per indikator (klasikal)

Persentase keaktifan siswa (klasikal) Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

1. Setiap siswa memperoleh skor dari aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aspek yang diamati. Skor minimum 0, skor maksimum 3. Adapun kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Aspek dan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa.

No. Aspek Inikator

1 Interaksi siswa dengan guru selama proses pembelajaran

a. Melaksanakan instruksi/ perintah guru b. Mendengarkan penjelasan guru dengan

seksama

c. Menghormati dan menghargai guru 2 Interaksi antar

siswa selama proses

pembelajaran

a. Menghargai pendapat teman

b. Berinteraksi dengan teman secara baik c. Tidak mengganggu teman

3 Aktivitas siswa dalam kelompok

a. Berdiskusi menemukan hal-hal yang belum dimengerti

b. Bekerja sama dalam memecahkan masalah dalam kelompok

c. Saling mendukung antar siswa dalam kelompok

4 Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

a. Mengajukan pertanyaan/ide

b. Mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan

c. Menggunakan media yang disediakan guru dengan baik


(39)

25

5 Motivasi siswa dalam

pembelajaran

a. Antusias/semangat dalam mengikuti pembelajaran

b. Tertib dan segera melaksanakan instruksi dari guru

c. Menampakkan keceriaan dalam pembelajaran

Kriteria penilaian:

 Nilai 3, Jika semua indikator masing-masing aspek terpenuhi.  Nilai 2, Jika dua indikator masing-masing aspek terpenuhi  Nilai 1, Jika satu indikator masing-masing aspek terpenuhi  Nilai 0, jika tidak ada indikator masing-masing aspek terpenuhi Skor maksimal adalah jumlah semua indikator yaitu 15.

2. Jumlah skor adalah penjumlahan skor setiap aspek yang diperoleh. 3. Persentase aktivitas persiswa di hitung dengan rumus:

� � �ℎ� � � �

4. Keaktifan diisi dengan jumlah selruh persentase aktivitas persiswa dibagi dengan jumlah siswa.

5. Keterangan diisi dengan kriteria berdasarkan rentang nilai berikut:  0 ≤ N < 20% menyatakan sangat tidak aktif

 21% ≤ N < 40% menyatakan tidak aktif

 41% ≤ N < 60% menyatakan kurang aktif

 61% ≤ N < 80% menyatakan aktif

 81% ≤ N < 100% menyatakan sangat aktif N = persentase perolehan skor persiswa


(40)

26

3. Data Aktivitas Guru

Lembar pengamatan aktivitas guru ada 8 aspek yang diamati. Setiap aspek terdiri dari 3 indikator yang diadopsi dari IPKG pelaksanaan program PKM S1 dalam jabatan FKIP Universitas Lampung. Data observasi aktivitas guru akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Tabel 4. Format lembar pengamatan aktivitas guru NO. INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 Pra Pembelajaran

2 Penguasaan Materi Pelajaran 3 Pendekatan/Strategi Pembelajaran 4 Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

5 Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

6 Penilaian Proses dan Hasil Belajar 7 Penggunaan Bahasa

8 Penutup

Jumlah Skor Perolehan Skor Maksimum

Persentase Keaktifan

Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas guru sebagai berikut:

1. Guru memperoleh skor dari setiap aspek yang diamati. Skor minimum 0, skor maksimum 3. Kriteria penilaian aktivitas guru sebagai berikut:

Tabel 5. Aspek dan kriteria penilaian aktivitas guru

No Aspek Indikator

1 Pra pembelajaran a. Mempersiapkan siswa untuk belajar

b. Melakukan kegiatan apersepsi c. Memberikan motivasi dan

menjelaskan tujuan pembelajaran 2 Penguasaan materi

pelajaran

a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran


(41)

27

pengetahuan lain yang relevan c. Menyampaikan materi dengan

jelas 3 Pendekatan/Strategi

pemebalajaran

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai b. Menguasai kelas

c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

4 Pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran

a. Menggunakan media secara efektif dan efesien

b. Menghasilkan pesan yang menarik

c. Melibatkan siswa dengan pemanfaatan media

5 Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran b. Menumbuhkan keceriaan siswa

dalam belajar

c. Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar

6 Penilaian Proses dan hasil belajar

a. Memantau kemajuan belajar selama proses

b. Melakukan penilaian aktif sesuai dengan kompetensi (tujuan) c. Memberikan

reward/penghargaan kepada siswa

7 Penggunaan bahasa a. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar b. Menggunakan bahasa tulis

secara jelas, baik, dan benar c. Menyampaikan pesan dengan

gaya yang sesuai 8 Melakukan kegiatan

penutup


(42)

28

melibatkan siswa

b. Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, atau tugas

Kriteria penilaian:

 Nilai 3, Jika semua indikator masing-masing aspek terpenuhi.  Nilai 2, Jika dua indikator masing-masing aspek terpenuhi  Nilai 1, Jika satu indikator masing-masing aspek terpenuhi  Nilai 0, jika tidak ada indikator masing-masing aspek terpenuhi Skor maksimal adalah jumlah semua indikator yaitu 24.

2. Jumlah skor perolehan adalah penjumlahan dari semua aspek yang diperoleh.

3. Persentase aktivitas guru dihitung dengan rumus: � �ℎ � �ℎ� � � � �

� � �

4. Keterangan diisi dengan kriteria berdasarkan rentang nilai berikut:  0 ≤ N < 20% menyatakan sangat tidak aktif

 21% ≤ N < 40% menyatakan tidak aktif

 41% ≤ N < 60% menyatakan kurang aktif

 61% ≤ N < 80% menyatakan aktif

 81% ≤ N < 100% menyatakan sangat aktif N = Persentase keaktifan


(43)

29

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran terjadi peningkatan baik aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar siswa, sehingga 70% dari jumlah siswa telah lulus KKM dalam materi IPS.

G. Langkah-langkah Penelitian

Kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:

1. Perencanaan Penelitian

a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran IPS, dan teman-teman sejawat untuk kelancaran penelitian;

b. Menetapkan mata pelajaran yang digunakan untuk kegiatan penelitian. c. Membuat rencana pembelajaran;

d. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu; 1) Atlas Indonesia

2) Peta Persebaran Perlawanan terhadap penjajah 3) LKS IPS Kelas V SD

4) Buku Paket IPS Kelas V SD

e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses belajar mengajar yang sedang dilaksanakan.

f. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembaran soal-soal tes untuk keperluan penelitian hasil atau prestasi belajar.


(44)

30

2. Tindakan Penelitian

Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi:

a. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan metode tanya jawab sesuai dengan langkah-langkah KBM yang telah dijelaskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Melakukan kegiatan pemantauan proses belajar mengajar melalui observasi langsung.

c. Memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

3. Pengamatan a. Pengamatan

Pengamatan tindakan penelitian menggunakan dua alat, yaitu observasi dan nilai siswa.

1) Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam observasi sebagai berikut:

a) Menyiapkan teman sejawat untuk membantu melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.

b) Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh teman sejawat.

c) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. d) Mendiskusikan dengan teman sejawat terhadap hasil pengamatan


(45)

31

e) Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

2) Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut : a) Membagi siswa dalam beberapa kelompok.

b) Setiap kelompok diberikan lembaran pengamatan berupa peta persebaran suku bangsa di Indonesia beserta lembar pertanyaan untuk kelompok.

c) Mempersiapkan siswa untuk mengamati peta persebaran suku bangsa di Indonesia.

d) Mengumpulkan lembar pertanyaan yang telah diisi oleh siswa. b. Evaluasi

Langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Menyiapkan alat-alat evaluasi soal-soal post tes.

2) Melaksanakan evaluasi dilakukan setelah Kegiatan Belajar Mengajar. 3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi.

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan ini adalah memikirkan ulang untuk mencari dan menemukan kekurangan-kekurangan yang dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaan tindakan kelas. Refleksi dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan yang terulang pada tindakan kelas berikutnya.

Dari keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan tindakan yang tertuang dalam refleksi maka peneliti dengan teman sejawat mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh peneliti. Secara lebih


(46)

32

rinci, prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai berikut:

5. Perencanaan Siklus I

Dalam siklus I, dibahas, yaitu “Persebaran Suku Bangsa di Indonesia”, dengan waktu dua jam pelajaran (2 X 40 menit). Adapun rincian pelaksanaan siklus I dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Rincian Prosedur Penelitian Siklus I No Langkah

pokok Kegiatan Pengajar Kegiatan Siswa Waktu 1 Persiapan a. Peneliti mempersiapkan siswa

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Peneliti mempersiapkan media yang diperlukan untuk

melaksanakan penelitian, yaitu: Atlas Indonesia, Peta Persebaran Suku Bangsa di Indonesia.

c. Peneliti mempersiapkan sumber pembelajaran untuk melaksanakan penelitian, yaitu: LKS IPS Kelas V SD, Buku Paket IPS Kelas V SD d. Peneliti membantu

pembentukan kelompok. a. Siswa memper-siapkan buku baik buku tulis, buku panduan/bu-ku paket, atlas dan alat tulis yang diperlukan. b. Siswa dibagi

beberapa kelompok

10 menit

2 Pelaksanaan Penelitian

a. Peneliti membagikan peta persebaran suku bangsa I Indonesia tiap kelompok b. Peneliti dibantu teman sejawat

setiap 10 menit.

Siswa

mengerjakan soal.

20 menit

3 Pembahasan penelitian

a. Peneliti mendengarkan

presentasi dari masing-masing kelompok dan memberi tanggapan serta merangsang semua siswa untuk berperan aktif dengan mengemukakan pendapatnya mengenai presentasi yang disajikan.

a. Setiap kelompok mempresen-tasikan hasil pengamatan melalui ketua kelompoknya . 50 menit


(47)

33

b. Peneliti mencatat hasil jawaban setiap kelompok.

c. Peneliti membantu siswa dalam membuat kesimpulan. b. Siswa mencatat dan membuat kesimpulan dari hasil presentasi. 4 Evaluasi a. Peneliti membagi soal-soal

post test pada masing-masing siswa.

b. Peneliti berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain.

a. Masing-masing siswa mengerjakan post test pada lembar yang telah disiapkan. b. Siswa manjawab soal. 25 menit

5 Tindak lanjut

Peneliti menilai hasil penelitian dan post test serta menyimpulkan jawaban untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.

Dasar pembuatan refleksi pada siklus pertama ini adalah pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, baik hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran terhadap peneliti, siswa, hasil post test dan lembar pengamatan siswa. Dalam petunjuk pelaksanaan penilai (Depdikbud, 1994) disebutkan pelaksanaan penilai berhasil secara individu dalam penilaian formatif jika mencapai taraf penguasaan sekurang-kurangnya 70 % dari tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain belajar tuntas dalam tes formatif seseorang siswa harus mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 7,0 atau 70 %. Sedangkan belajar tuntas siswa secara klasikal ditentukan apabila 85 % siswa mendapat nilai 6,5 ke atas. Dalam hal ini secara bersama, peneliti dan teman sejawat melaksanakan musyawarah dari hasil pengamatan yang diperoleh, baik dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran, terhadap peneliti, siswa, hasil post test dan lembar


(48)

34

pengamatan siswa. Dari hasil pembahasan tersebut digunakan sebagai bahan perencanaan dalam upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran serta prestasi belajar siswa berikutnya.

6. Perencanaan Siklus II

Dalam siklus II, dibahas “Keragaman Suku Bangsa di Indonesia”, dengan waktu dua jam pelajaran (2 X 40 menit). Bertitik tolak dari hasil refleksi dari pembelajaran yang pertama, selanjutnya diadakan perencanaan pembelajaran dengan perbaikan, guna meningkatkan kualitas pembelajaran maupun peningkatan prestasi belajar siswa pada proses pembelajaran dalam “Keragaman suku bangsa di Indonesia”. Dengan perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan pada siklus kedua ini dapat diperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding siklus pertama. Tindakan yang kedua ini sangat memperhatikan kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang dirasakan pada siklus pertama serta diusahakan cara mengatasinya.

Jika dalam tindakan pembelajaran kedua masih ditemui hambatan dan kekurangan baik dalam instrumen pembelajaran maupun dalam proses pembelajaran, maka dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dengan mata pelajaran yang sama.

Hal ini dilakukan guna meningkatkan prestasi belajar siswa sampai semaksimal mungkin, dan peningkatan proses belajar mengajar yang lebih optimal dari proses pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian dapat diketahui sampai sejauh mana pemahaman pembelajaran IPS dengan menggunakan media Peta bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan menggunakan media peta pada materi IPS tentang keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini dapat ditandai dengan meningkatnya aktivitas siswa dari siklus I yakni 59% menjadi 85% pada siklus II.

2. Pembelajaran dengan menggunakan media peta pada materi IPS tentang keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yakni 60 dengan ketuntasan belajar sebesar 39% menjadi 67 dengan ketuntasan belajar sebesar 89% pada siklus II.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, agar proses belajar mengajar menggunakan media peta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, maka saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Bagi siswa, diharapkan untuk mengikuti dengan seksama pembelajaran


(50)

56

2. suku bangsa dan budaya di Indonesia, karena dapat meningkatkan hasil belajar.

3. Bagi guru, untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media peta memerlukan persiapan yang matang, sehingga rekan-rekan guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang sesuai dengan media tersebut sehingga diperoleh hasil yang optimal.

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, rekan-rekan guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan menggunakan berbagai media pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

4. Bagi peneliti, perlu adanya penelitian lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD N 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012-2013.

5. Bagi lembaga atau sekolah, hendaknya dapat memfasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, yang dapat menunjang pembelajaran sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah itu sendiri.


(51)

57

DAFTAR PUSTAKA

Bina Karya Guru, Tim. 2007. IPS Terpadu. Jakarta; Erlangga.

Depdikbud, 1999, From http://www.scribd.com/doc/7174661/UU-No-20-Thn- 2003-Ttg-Sisdiknas, 30/03/2012 12:15:30 PM

Depdiknas, 2008, Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Ditjen PMPTK.

Dewey, Jhon, 1916. Democracy and Education. www.questia.com/philosophy_of_Ed

Djahiri, A. Kosasih. 2000. Mahir PPKn I. Rosda Karya Bandung

Hidayati dkk, 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD NEGERI . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional; Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Indrastuti dkk, 2007. Buana Ilmu Pengetahuan Sosial. Bogor: Yudistira.

Prihandito, Aryono. 1988. Pengertian media peta

http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/09/pengertian-peta.html 30/03/2012 13:20:25 PM

Purwadi Suhandini. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Lemlit UNNESCO.

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Puskur Balitbang Depdiknas. 2003. Model-model Pembelajaran Efektif.

(www.puskur_balitbang_depdiknas.com).upadate 28 Agustus 2007. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan .Jakarta: Kencana, Prenanda.Media Group

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Prenenda Media Group


(52)

58

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja RoSD Negeri akarya.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2005).Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Suryobroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta; Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Wanei, Gerda K. Perkembangan Peserta Didik.


(1)

b. Peneliti mencatat hasil jawaban setiap kelompok.

c. Peneliti membantu siswa dalam membuat kesimpulan. b. Siswa mencatat dan membuat kesimpulan dari hasil presentasi. 4 Evaluasi a. Peneliti membagi soal-soal

post test pada masing-masing siswa.

b. Peneliti berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain.

a. Masing-masing siswa mengerjakan post test pada lembar yang telah disiapkan. b. Siswa manjawab soal. 25 menit

5 Tindak lanjut

Peneliti menilai hasil penelitian dan post test serta menyimpulkan jawaban untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.

Dasar pembuatan refleksi pada siklus pertama ini adalah pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, baik hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran terhadap peneliti, siswa, hasil post test dan lembar pengamatan siswa. Dalam petunjuk pelaksanaan penilai (Depdikbud, 1994) disebutkan pelaksanaan penilai berhasil secara individu dalam penilaian formatif jika mencapai taraf penguasaan sekurang-kurangnya 70 % dari tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain belajar tuntas dalam tes formatif seseorang siswa harus mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 7,0 atau 70 %. Sedangkan belajar tuntas siswa secara klasikal ditentukan apabila 85 % siswa mendapat nilai 6,5 ke atas. Dalam hal ini secara bersama, peneliti dan teman sejawat melaksanakan musyawarah dari hasil pengamatan yang diperoleh, baik dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran, terhadap peneliti, siswa, hasil post test dan lembar


(2)

6. Perencanaan Siklus II

Dalam siklus II, dibahas “Keragaman Suku Bangsa di Indonesia”, dengan waktu dua jam pelajaran (2 X 40 menit). Bertitik tolak dari hasil refleksi dari pembelajaran yang pertama, selanjutnya diadakan perencanaan pembelajaran dengan perbaikan, guna meningkatkan kualitas pembelajaran maupun peningkatan prestasi belajar siswa pada proses pembelajaran dalam “Keragaman suku bangsa di Indonesia”. Dengan perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan pada siklus kedua ini dapat diperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding siklus pertama. Tindakan yang kedua ini sangat memperhatikan kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang dirasakan pada siklus pertama serta diusahakan cara mengatasinya.

Jika dalam tindakan pembelajaran kedua masih ditemui hambatan dan kekurangan baik dalam instrumen pembelajaran maupun dalam proses pembelajaran, maka dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dengan mata pelajaran yang sama.

Hal ini dilakukan guna meningkatkan prestasi belajar siswa sampai semaksimal mungkin, dan peningkatan proses belajar mengajar yang lebih optimal dari proses pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian dapat diketahui sampai sejauh mana pemahaman pembelajaran IPS dengan menggunakan media Peta bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan menggunakan media peta pada materi IPS tentang keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini dapat ditandai dengan meningkatnya aktivitas siswa dari siklus I yakni 59% menjadi 85% pada siklus II.

2. Pembelajaran dengan menggunakan media peta pada materi IPS tentang keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yakni 60 dengan ketuntasan belajar sebesar 39% menjadi 67 dengan ketuntasan belajar sebesar 89% pada siklus II.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, agar proses belajar mengajar menggunakan media peta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, maka saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Bagi siswa, diharapkan untuk mengikuti dengan seksama pembelajaran


(4)

peta memerlukan persiapan yang matang, sehingga rekan-rekan guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang sesuai dengan media tersebut sehingga diperoleh hasil yang optimal.

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, rekan-rekan guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan menggunakan berbagai media pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

4. Bagi peneliti, perlu adanya penelitian lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD N 1 Gunung Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2012-2013.

5. Bagi lembaga atau sekolah, hendaknya dapat memfasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, yang dapat menunjang pembelajaran sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah itu sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bina Karya Guru, Tim. 2007. IPS Terpadu. Jakarta; Erlangga.

Depdikbud, 1999, From http://www.scribd.com/doc/7174661/UU-No-20-Thn- 2003-Ttg-Sisdiknas, 30/03/2012 12:15:30 PM

Depdiknas, 2008, Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Ditjen PMPTK.

Dewey, Jhon, 1916. Democracy and Education. www.questia.com/philosophy_of_Ed

Djahiri, A. Kosasih. 2000. Mahir PPKn I. Rosda Karya Bandung

Hidayati dkk, 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD NEGERI . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional; Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Indrastuti dkk, 2007. Buana Ilmu Pengetahuan Sosial. Bogor: Yudistira.

Prihandito, Aryono. 1988. Pengertian media peta

http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/09/pengertian-peta.html 30/03/2012 13:20:25 PM

Purwadi Suhandini. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Lemlit UNNESCO.

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Puskur Balitbang Depdiknas. 2003. Model-model Pembelajaran Efektif.

(www.puskur_balitbang_depdiknas.com).upadate 28 Agustus 2007. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan .Jakarta: Kencana, Prenanda.Media Group

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Prenenda Media Group


(6)

Suryobroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta; Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Wanei, Gerda K. Perkembangan Peserta Didik.


Dokumen yang terkait

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

2 35 77

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 48

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 50

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DONGENG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 2 WAY LIMA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 63

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS I SD NEGERI 2 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

0 8 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNG MULYO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 46

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI I GUNUNG REJO KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWAN

0 7 56

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN BATURAJA KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 64

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS 5 Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas 5 Sd Negeri 1 Kayen Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 2 16

PENDAHULUAN Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas 5 Sd Negeri 1 Kayen Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 1 8