skripsi Pendidikan Matematika

!"# $ "$%"# &'&$(# ) "( * + $
&,&$"- . / % "$%"# &$0 )
&' / /! $ &$+ + # $

'&1
2,2/ 2#2# 3 45 6 6
/2(/ , %"+ &$+ + # $
%&, % #

1

1

!"# $ "$%"# &'&$(# ) "( * + $
&,&$"- . / % "$%"# &$0 )
&' / /! $ &$+ + # $

'&1
2,2/ 2#2# 3 45 6 6
/2(/ , %"+


"'.2$27 8 7

1

8

&$+ + # $

%&, % #

"' 9 $ 1 /+ "*7 8 +7

8

1

Nama

:


LENY FARIDA YANTI

NPM

:

7105050202

Program Studi

:

Pendidikan Matematika

Dosen Pembimbing I

:

Mulyono, S.Si, M.Si


Dosen Pembimbing II

:

Muliawan Firdaus, S.Pd, M.Si

Tgl. Penunjukkan Pembimbing :

24 November 2008

Tgl. Persetujuan Judul

:

14 November 2008

Judul Skripsi

:


8
/
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Materi Bimbingan
Pengajuan Judul
ACC Judul
Pengajuan Proposal
ACC Proposal
Pengajuan Skripsi
Perbaikan I

Perbaikan II
Perbaikan III
ACC Skripsi

$ &' #* $ $ &,: ,: $(
Pembimbing I
Pembimbing II
Tanggal
Paraf
Tanggal
Paraf
1401102008
1401102008
1401102008
1401102008
3100102009
3100102009
1800202009
1800202009
3000502009

3000502009
0200602009
0200602009
0300602009
0300602009
0800602009
0800602009
0900602009
1800602009
Medan,
Juni 2009
Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika

/*8 . -9 $7

8

1


,

3 &$. 1 / +

$%

2,2/ 2#2#

3 45 6 6

/2(/ , %"+

3 &$+ + # $ , %&, % #

&$! $( /2(/ ,

3 %/ %

"+"' *#/ )*


3

%"

5

&+ $7
$%
&%"

;;;;;;;;;;;;;;
&,: ,: $(

"'.2$27 8 7 8

! $
&#/&% / *

;;;;;;;;;;;;;;;
&,: ,: $(


"' 9 $ 1 /+ "*7 8)+7 8

&$. 1 / +

$%

45 6 6

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keefektifan penerapan PS3
dengan menggunakan metode ekspositori, (2) mengetahui tingkat kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal dengan PS3 dan (3) mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa dengan penerapan PS3 menggunakan metode ekspositori.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas
SMP0RAKYAT Pancur Batu sebanyak 36 orang. Objek
dalam penelitian ini adalah penerapan PS3 pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode ekspositori pada pokok bahasan Lingkaran.
Indikator keefektifan penerapan PS3 dengan menggunakan metode ekspositori
pada penelitian ini adalah (1) tingkat penguasaan siswa minimal sedang terpenuhi, (2)

ketuntasan belajar secara klasikal terpenuhi, (3) ketuntasan pencapaian TPK
terpenuhi, (4) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terpenuhi.
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa dari 36 siswa terdapat 30 siswa
(83,3%) yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65% (tuntas belajar)
dan 6 siswa (16,7%) tidak tuntas belajar. Ketercapaian TPK sebanyak 5 (67,44%) dari
6 TPK telah tuntas. Dari hasil observasi (3,11) disimpulkan bahwa kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan indikator keefektifan pada penelitian ini, disimpulkan bahwa
penerapan PS3 dengan menggunakan metode ekspositori efektif diterapkan pada
pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP0RAKYAT Pancur Batu T.A 2008/2009.
Tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan PS3 yaitu (1)
kemampuan menganalisa soal sebesar 68,5% (kategori sedang), (2) kemampuan
merencanakan penyelesaian soal sebesar 65,2% (kategori sedang), (3) kemampuan
menyelesaikan soal sebesar 66,4% (kategori sedang), (4) kemampuan mengevaluasi
kembali hasil penyelesaian soal sebesar 66,1% (kategori sedang). Dari keempat
tingkat kemampuan tersebut, siswa SMP0RAKYAT Pancur Batu memiliki tingkat
kemampuan sedang dalam menyelesaikan soal dengan PS3.

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia0Nya kepada penulis hingga penelitian dapat diselesaikan dengan

baik sesuai dngan waktu yang direncanakan.
Skripsi dengan judul “Penerapan Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3)
Dengan Menggunakan Metode kspositori Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di Kelas
VIII SMP0RAKYAT Pancur Batu Tahun Ajaran 2008/2009” disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak
Mulyono,M.Si dan Bapak Muliawan Firdaus,M.Si sebagai dosen pembimbing
skripsi,Kepada Ibu Suryati Tanjung yang telah memberikan bimbingan, saran, kritikan
serta masukkan kepada penulis sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Sri Faizah Lisnasari (PD I), Bapak
Nulus Sembiring (PD II), Bapak Rusdi Nasution (PD III). Ucapan terima kasih
disampaikan kepada

ibu Drs.Derlina Nasution M.Si selaku dosen Pembimbing

Akademik dan kepada Bapak Drs.Syahwin,M.Si selaku ketua Program Studi
pendidikan Matematika UISU serta kepada Bapak dan Ibu

Dosen beserta staf

Pegawai jurusan matematika FKIP UISU. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak
Pinter Sinulingga selaku Kepala sekolah SMP0RAKYAT Pancur Batu yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan Ibu Umi Kalsum
selaku guru matematika di kelas penulis mangadakan penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih banyak kepada Ayahanda Dan Ibunda
tercinta : Legiman / Rita.S yang telah memberikan bantuan doa, moral dan materil,
dan motivasi, yang tak dapat penulis balas, kepada : Nenek Surtinah yang

tercinta atas semua doa dan bantuan moral selama ini. Kepada Kakakku :
Risca Andriani,S.ST dan Abangku Serda Kiswanto, Kakakku Dhesy Itaman,A.Md
Adikku Rina Andriana yang selalu memberikan dukungan dan bantuan moral, materil,
mencukupkan dana dari awal kuliah sampai selesai kuliah di UISU, dan tak lupa
untuk keponakanku yang lucu dan imut : Dimas Akmal Prathama Nugraha dan
Kamila Dwi Athifah yang selalu memberikan semangat baru bagi penulis, kepada
seluruh keluarga besar penulis ucapkan terima kasih banyak. Ucapan terima kasih juga
disampaikan untuk sahabat0sahabatku : Rina, Uma, Neni, Anita, Evi, Walida, Ryan,
Candra, Agustia, Dian,

Kobes Team, temen 0temen seperjuangan di kampus

khususnya Mat’05. Terima kasih juga buat sobatku Irma dan Winda serta temen0
temen PPL0T MMA0UISU yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis tidak
dapat membalas budi baik dari semuanya. Allah yang kiranya membalas kepada
Bapak, Ibu, dan Saudara/i sekalian.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal ungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat
dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Juni 2009
Penulis,

Leny Farida Yanti
NPM. 7105050202

1
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN

…………………….

i

ABSTRAK

………………………..

ii

KATA PENGANTAR

………………………….

iii

DAFTAR ISI

……………………………

v

DAFTAR TABEL

……………………………

ix

DAFTAR LAMPIRAN

………………………………

x

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

1

1.1.

Latar Belakang

……………………………….

1

1.2.

Identifikasi Masalah ……………………………….

3

1.3.

Pembatasan Masalah ……………………………….

4

1.4.

Rumusan Masalah

……………………………….

4

1.5.

Tujuan Penelitian

……………………………….

5

1.6.

Manfaat Penelitian

……………………………….

5

TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Kerangka Teoritis

6
……………………………….

2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Mengajar
2.1.3. Kesulitan Belajar

6

……………………….

6

……………….

7

………………………

8

2.1.4. Pengertian Hasil Belajar dan Faktor yang
Mempengaruhi ……………………………..

9

2.1.5. Kemampuan Memecahkan Masalah………...

11

2.1.6. Keefektifan Dalam Belajar…………………

12

2.1.7.

BAB III

Penyelesaian soal secara Sistematis…………

14

2.1.8. Kelebihan dan Kelemahan PS3……………

16

2.1.9. Metode Ekspositori………………………….

17

2.1.10.Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori

20

2.1.11.Tinjauan Tentang Lingkaran………………….

21

2.2.

Kerangka Konseptual ……………………..……….

25

2.3.

Hipotesis……………………………………………...

26

METODE PENELITIAN

27

3.1.

Lokasi Penelitian

3.2.

Subjek dan Objek Penelitian

3.3.

Jenis Penelitian

3.4.

Prosedur Penelitian

3.5.

3.6.

………………………

27

…………………..

27

………………………….

27

…………………………………..

27

Alat Pengumpul Data …………………………………..

28

3.5.1. Validitas Tes……………………………………..

29

3.5.2. Reliabilitas Tes……………………………………

29

3.5.3. Daya Pembeda Soal………………………………

30

3.5.4. Tingkat Kesukaran Soal………………………….

31

Teknik Analisa Data

……... …………………..

31

3.6.1. Menghitung Tingkat Penguasaan Siswa………….

31

3.6.2. Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa……………. 32
3.6.3. Mencari Tingkat Ketercapaian TPK ……………..

33

3.6.4. Menganalisa Hasil Observasi

…………………

33

3.6.5. Menganalisis Kemampuan PS3 Siswa ……………

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………..

35

4.1.

Hasil Penelitian………………………………………..

35

4.1.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan siswa…………….

35

4.1.2. Deskripsi Ketuntasan Siswa…………………….

36

4.1.3. Deskripsi Ketuntasan Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran khusus atau Indikator…………….

36

4.1.4. Hasil Observasi…………………………………..

37

4.1.5. Deskripsi Kemampuan PS3………………………

41

Pembahasan……………………………………………..

44

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………...

46

5.1.

Kesimpulan……………………………………………..

46

5.2.

Saran…………………………………………………….

46

4.2.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

47

1
' , $
Tabel 4.1

Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Akhir

35

Tabel 4.2

Data Ketuntasan Belajar Siswa

36

Tabel 4.3

Data hasil Observasi

37

Tabel 4.4

Pencapaian Efektifitas Penerapan PS3 menggunakan

41

metode ekspositori
Tabel 4.5

Kemampuan Menganalisa Soal

41

Tabel 4.6

Kemampuan Merencanakan Penyelesaian Soal

42

Tabel 4.7

Kemampuan Menyelesaikan Soal

43

Tabel 4.8

Kemampuan mengevaluasi Kembali Hasil
Penyelesaian Soal

44

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Skenario Pembelajaran – 1 dan Lembar Obsrvasi 01

48

Lampiran 2

Skenario Pembelajaran – 2 dan Lembar Obsevasi 02

55

Lampiran 3

Skenario Pembelajaran 03 dan Lembar Observasi 03

63

Lampiran 4

Instrument Soal

71

Lampiran 5

Instrument jawaban

74

Lampiran 6

Tabel Penentuan Validitas Soal

83

Lampiran 7

Perhitungan Validitas Soal

85

Lampiran 8

Perhitungan Reliabilias Soal

87

Lampiran 9

Perhitungan Daya pembeda Soal

90

Lampiran 10 PerhitunganTingkat Kesukaran Tiap Butir Soal

91

Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Persentase Penguasaan Siswa

92

Lampiran 12 PerhitunganTingkat Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

94

Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Ketercapaian TPK / Indikator

96

Lampiran 14 Sebaran Skor Kemampuan PS3

99

Lampiran 15 Daftar Harga Kritik dari r Product Moment

101

585

% / &' # $(

* ' -

Pendidikan dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan serta mengembangkan
potensi yang dimiliki anak didik sebagaimana yang diungkapkan oleh A.B Hasibuan
(1994 : 1) bahwa “Pendidikan sebagai upaya atau kegiatan yang meningkatkan
kemampuan seseorang dalam segala bidang meliputi pengetahuan, keterampilan , dan
sikap”. Dengan demikian pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang
sangat penting peranannya dalam upaya membina dan membentuk manusia
berkualitas tinggi.
Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan. Jadi pendidikan
matematika merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting peranannya
dalam upaya membina dan membentuk manusia berkualitas tinggi. Sebagaimana yang
diungkapkan Hudojo (1988 : 20) bahwa “ Dalam perkembangan modern, matematika
memegang peranan penting karena dengan bantuan matematika semua ilmu
pengetahuan sempurna”.
Pembelajaran matematika di sekolah merupakan sarana berpikir yang jelas,
kritis, kreatif, sistematis, dan logis. Arena untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari0hari, mengenal pola0pola hubungan dan generalisasi pengalaman dan
pengembangan kreatifitas. Hal ini menyebabkan matematika dipelajari disekolah oleh
semua siswa dari SD hingga SMS/SMK/STM dan bahkan juga di perguruan Tinggi.
Namun kenyataan yang terjadi disekolah menunjukkan bahwa banyak siswa
yang tidak menyukai matematika karena dianggap sebagai bidang studi yang paling
sulit, sehingga mengakibatkan rendahnya nilai matematika disekolah. Hal ini juga
tercermin dari hasil studi yang dilaksanakan oleh Organisasi International Educational

Achievement (IEA) (WWW.depdiknas.go.id.2006) yang menunjukkan bahwa : Studi
kemampuan siswa SMP di Indonesia hanya berada pada urutan ke 0 39 dari 42 negara
peserta.
Saat ini keadaan yang terjadi di sekolah SMP RAKYAT Pancur Batu adalah
siswa kurang menguasai perhitungan dan penalaran matematis. Karena siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang ditandai dengan banyaknya
kesalahan – kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab atau mengerjakan soal
– soal. Di sekolah guru tidak melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan sendiri
konsep dan prinsip – prinsip dalam menyelesaikan soal secara sistematis. Dominasi
guru terhadap siswa, membuat siswa tidak terlatih memecahkan soal secara sistematis
(PS3).
Dengan demikian sasaran pembelajaran tidak tercapai dan hal inilah yang
menyebabkan hasil ujian kurang memuaskan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal
(Tjipto Utomo dan Kees Ruijhter , 1994:86) yaitu :
1. Siswa kurang menganalisa soal yang dihadapinya
* Mereka tidak mengetahui apa yang diketahui
* Mereka tidak membaca soal secara seksama
* Mereka terlalu cepat memulai perhitungan
* Mereka tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi
2. Siswa tiak merencanakan jalan penyelesaian
* Mereka tidak mulai dengan yang ditanyakan
* Mereka tidak mengetahui persamaan0persamaan yang terpenting
* Mereka tidak menghubungkan teori umum dengan soal yang
khusus yang dihadapinya
3. Siswa tidak menyelesaikan soal – soal secara terperinci
* Mereka mengabaikan satuan – satuan yang dihadapinya
* Perhitungan mereka dimulai terlalu dini
4. Siswa tidak menilai lagi kebenaran perhitungannya
* Mereka tidak memeriksa lagi apakah jawaban yang diperoleh itu
betul, realistis sesuai dengan yang ditanya
Padahal melalui kegiatan pemecahan soal secara sistematis, aspek – aspek
kemampuan siswa dalam matematika seperti penyelesaian soal, penemuan pola

penggeneralisasian, komunikasi matematika dan lain0lain, dapat dikembangkan secara
lebih baik disekolah. Metode ekspositori sendiri juga membantu guru dan siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Karena metode ini merupakan metode dengan
penyampaian materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik dan siswa dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan oleh guru.
Dalam hal ini untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa SMP
RAKYAT Pancur Batu adalah peranan Penyelesaian Soal Secara Sistematis. Dengan
PS3, siswa disekolah SMP RAKYAT Pancur Batu diharapkan mampu dan terampil
dalam penyelesaian soal dengan cepat dan tepat. Dalam hal ini siswa terpancing
berpikir, menganalisa, bertanya dan mengevaluasinya kembali, sehingga dengan
demikian siswa tersebut aktif berpartisipasi di dalam pembelajaran.
Lingkaran merupakan salah satu pokok bahasan matematika yang diprlajari
siswa dikelas VIII SMP RAKYAT Pancur Batu. Menurut keterangan guru disekolah
tersebut hasil belajar siswa pada penyelesaian soal secara sistematis sangat rendah.
Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengikuti langkah – langkah yang berurutan
dan sesuai.
Dari uraian di atas timbul ketertarikan untuk melakukan penelitian tentang : “
penerapan penyelesaian soal secara sistematis (PS3) dengan menggunakan metode
ekspositori pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP RAKYAT Pancur Batu
Tahun Ajaran 2008/2009”.
58 8

+&$% < # *

* ' -

Dalam uraian pada latar belakang, masalah dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa SMP RAKYAT Pancur Batu

2. Siswa melakukan kesalahan0kesalahan dalam menyelesaikan soal.
3. Kurangnya keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal secara sistematis.
4. Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah masih rendah, karena dominasi
guru terhadap siswa.
58 8

&,: % * $

* ' -

Melihat luasnya ruang lingkup masalah yang teridentifikasi di bandingkan
waktu dan kemampuan peneliti , maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian itu
terbatas

pada penentuan tingkat hasil belajar dan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal secara sistematis . Tingkat hasil belajar siswa yaitu seberapa besar
persentase secara klasikal penguasaan siswa terhadap materi ditinjau dari hasil belajar
dengan menggunakan metode Ekspositori

dan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Sedangkan kemampuan siswa dalam PS3 ditinjau dari 4 kemampuan, yaitu:
1. Kemampuan siswa memahami masalah.
2. Kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah.
3. Kemampuan siswa menyelesaikan/melaksanakan pemecahan masalah.
4. Kemampuan siswa mengevaluasi kembali hasil pemecahan masalah
Materi yang diajarkan terbatas pada pokok bahasan Luas dan Keliling Lingkaran.
58=8

","* $

* ' -

Berdasarkan masalah diatas , maka yang menjadi pokok permasalahan
penelitian ini adalah :
1). Apakah pembelajaran dengan metode ekspositori efektif diterapkan dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan Lingkaran di
Kelas VIII SMP RAKYAT Pancur Batu Tahun Ajaran 2008/2009?

2). Bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan menerap
kan PS3 pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP – RAKYAT
Pancur Batu Tahun Ajaran 2008/2009?
586 "!" $ &$&' % $
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan pokok di
atas yaitu :
1). Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika dengan metode
Ekspositori

pada

pokok

bahasan

Lingkaran

di

kelas

VIII

SMP RAKYAT Pancur Batu TA.2008/2009.
2). Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan
PS3 pada pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP0RAKYAT Pancur
Batu Tahun Ajaran 2008/2009.
58>

$<

% &$&' % $

1). Sebagai bahan sumbangan pemikiran dalam rangka memperbaiki proses
Pembelajaran matematika di SMP, khususnya mengenai penyelesaian soal
Pada pokok bahasan Lingkaran.
2). Sebagai bahan perbandingan bagi guru/calon guru untuk meninjau
Kemampuan siswa SMP dalam memecahkan masalah dengan penerapan
Metode PS3.
3). Sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan metode PS3 pada
pokok bahasan yang lain.
4). Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin meneliti
penelitian sejenis
.

85

&/ $(#

&2/ % *

85858

&$(&/% $ &' ! /
Banyak pendapat ahli psikologi yang memberi berbagai defenisi tentang

belajar diantaranya Herman Hudojo (1998:1) menyatakan bahwa: “Belajar adalah
usaha seseorang dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan baru sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku”.
Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan kemampuan siswa
dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak dapat memecahkan masalah menjadi
dapat memecahkan masalah. Dalam perubahan tingkah laku tersebut terjadilah suatu
proses. Jadi belajar itu harus melalui proses, sehingga siswa bukan hanya sekedar
menerima konsep dan prinsip0prinsip. Oemar Hamalik (2001:36) menyatakan bahwa:
“Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, jadi
belajar adalah proses aktif mengenai informasi dan kemudian disusun dan dibentuk
dengan cara yang unik oleh setiap individu”.
Senada dengan hal itu, Gagne (dalam Ratna Willis Dahar) menyatakan bahwa :
“Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman”.
Hal ini didukung juga oleh Ngalim Purwanto (1990:9) yang mengatakan
bahwa : “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan
pengalaman”. Demikian juga menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:11) yang
mengatakan bahwa: ” Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman
dan latihan artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang

menyangkut pengetahuan , kemampuan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
organisme atau pribadi.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan belajar merupakan aktivitas
seseorang untuk mengumpulkan sejumlah pengetahuan melalui latihan yang teratur
dan tekun sehingga menghasilkan perubahan0perubahan pengetahuan dan perilaku
pada diri seseorang melalui materi yang dipelajari.
858 8

&$(&/% $

&$( ! /

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar
yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasikan
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga
terjadi proses belajar mengajar. Menurut Sardiman (2003:45):
Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik0baiknya da menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi
proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi
yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan. Karenanya belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak
hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan
maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih
baik pada seluruh peserta didiknya.
Ilmu pengetahuan yang diajarkan bersumber dari buku0buku sehingga
pelajaran bersifat intelektualistis tanpa dihubungkan dengan kehidupan sehari0hari.
Menurut Raka Joni (dalam Sardiman , 2003:54) :
Mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta
mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah
laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.

Dalam proses pengajaran ada 4 hal yang harus dijadikan muatan aktifis
sekaligus , dimana pengajar harus mempunyai peran sebagai berikut :
1. sebagai fasilisator , ialah menyediakan situasi kondisi yang dibutuhkan oleh
individu yang lain.
2. Sebagai pembimbing , ialah memberikan bimbingan kepada siswa dalam interaksi
edukatif , agar siswa mampu belajar dengan lancar dan berhasil secara efektif dan
efisien.
3. Sebagai motivator, ialah memberi dorongan semangat agar siswa mau dan giat
belajar.
4. Sebagai Organisator
Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat
dipahami peserta didik. Guru yang berhasil mengajar di suatu sekolah belum tentu
berhasil di sekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar itu adalah
suatu “seni” tersendiri.
858 8

&*"' % $ &' ! /
Kegiatan belajar tidak terlepas dari berbagai kesulitan yakni suatu keadaan

yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan hambatan0
hambatan untuk mencapai hasil belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan
mengalami hambatan belajar dalam proses mencapai hasil belajar. Sehingga
cenderung menunjukkan prestasi hasil belajar yang rendah. Untuk itulah perlu
dilakukan suatu cara yang dapat menolong siswa untuk mencapai hasil belajar yang
baik.
Dalam proses belajar mengajar gurulah sebagai penanggung jawab sehingga
dalam hal ini guru harus dapat memahami gejala0gejala kesulitan belajar tersebut yang
dapat dilihat dari berbagai tingkah laku siswa sehingga akan dapat ditentukan situasi

yang dihadapi oleh siswanya, misalnya memperoleh nilai matematika yang rendah.
Seperti dikemukakan H.K.Partowisastro dan Hadisuparto (1986:46) bahwa :”Suatu
masalah dalam belajar itu jika seorang siswa tidak memenuhi harapan0harapan yang
diisyaratkan kepadanya oleh sekolah seperti yang tercantum pada tujuan dari
kurikulum dan kurikuler”.
Namun harapan0harapan ini tidak dapat tercapai bila siswa mengalami
kesulitan belajar seperti yang diutarakan

H.K.Partowisastro dan Hadisuparto

(1986:47) bahwa : ”Suatu masalah timbul, kalau seorang siswa itu berada di bawah
taraf perilaku dari sebagian besar teman sekelasnya pada mata pelajaran maupun
perilaku sosial yang dianggap penting oleh guru”.
Hal ini menuntut supaya guru mengetahui faktor0faktor yang mempengaruhi
belajar siswa. Menurut Ngalim Purwanto (1990:19) ada dua faktor yang
mempengaruhi belajar siswa yaitu:
1. Faktor Internal, berupa faktor belajar yang bersumber dari dalam diri siswa
tersebut di antaranya kematangan, kecerdasan, latihan dan motivasi.
2. Faktor Eksternal, berupa faktor belajar yang bersumber dari luar diri siswa
di antaranya lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Untuk itulah, guru harus lebih jeli mengenali situasi dan kondisi siswa sesuai
dengan faktor internal dan eksternal seperti yang dikemukakan diatas, sehingga guru
dapat melakukan pendekatan yang efektif dalam mengatasi kesulitan0kesulitan belajar
siswa.
858=8

&$(&/% $

* ' &' ! / + $ 1 #%2/ . $(

&,)&$( /"-

Belajar bertujuan menciptakan perubahan perilaku dari individu yang belajar .
Menurut Roestiyah (dalam Djamarah, 2002:48) menyatakan bahwa : “Tujuan

pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku murid0murid yang kita
harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan”.
Tercapai atau tidaknya tujuan belajar tersebut dapat dilihat dari hasil belajar
yang diperoleh siswa. Hudojo (1990) menyatakan bahwa : “Hasil belajar adalah
penguasaan hubungan yang telah diperoleh sehingga orang itu dapat menampilkan
pengalaman dan penguasaan bahan pelajaran yang telah dipelajari”.
Penguasan hubungan yang telah diperoleh ini mencakup ruang lingkup yang
luas sehingga Gagne (dalam Djiwandono, 2002:217) mengelompokkan hasil belajar
dalam lima kategori, yaitu :
1. Informasi Verbal
Informasi Verbal adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang yang
dapat diungkapkan melalaui bahasa lisan maupun tertulis kepada orang
lain. Siswa harus mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik
yang bersifat praktis maupun teoritis.
2. Kemahiran Intelektual
Kemahiran Intelektual (Intellectual Skill) menununjuk pada”Knowing
How”, yaitu bagaimana kemampuan seseorang berhubungan dengan
lingkungan hidup dan dirinya sendiri.
Kemahiran intelektual dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
• Diskriminasi jamak (Multiple Discrimination), yaitu kemampuan
seseorang dalam membedakan antara objek yang satu dengan
objek yang lain. Dalam pemersepsi ,seseorang akan menanggapi
suatu benda ciri0ciri yang khas , misalnya warna, bentuk, panjang0
lebar, kasar0halus, bau dan sebagainya. Berdasarkan persepsi itu
seseorang dapat membedakan objek yang satu dengan yang lain.
• Konsep (consept),yaitu arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri0ciri yang sama. Konsep dapat dilambangkan
dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu.Konsep dibedakan
atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan.konsep
konkret adalah suatu pengertian yang menunjuk pada objek0objek
dalam lingkungan. Konsep yang didefinisikan, yaitu konsep yang
mewakili realitas hidup tetapi bukan lingkungan hidup fisik,
misalnya lingkaran adalah yang garis yang berbentuk bundar yang
mempunyai jari0jari sama panjang.
• Kaidah (Rule), yaitu dua konsep atau lebih yang jika dihubungkan
satu sama lain, maka terbentuk suatu ketentuan yang mewakili
suatu keteraturan, misalnya besi jika dipanaskan akan memuai.
• Prinsip (Higher0Order rule) yaitu kombinasi dari beberapa kaidah,
sehingga terbentuk suatu kaidah yang lebih tinggi dan kompleks.

Kaidah tersebut disebut “prinsip”. Berdasarkan prinsip, orang
mampu menyelesaikan soal.
3. Pengaturan Kegiatan Kognitif
Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive Strategy), yaitu kemampuan yang
dapat menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
Khususnya bila sedang belajar dan berpikir. Orang yang mampu mengatur
dan mengarahkan aktifitas mentalnya sendiri dalam bidang kognitif akan
dapat menggunakan semua konsep dan kaidah yang pernah dipelajari jauh
lebih efisien dan efektif, daripada orang yang tidak berkemampuan
demikian.
4. Sikap
Sikap yaitu sikap tertentu seseorang terhadap suatu objek . Misalnya, siswa
bersikap positif terhadap sekolah, karena sekolah berguna baginya.
Sebaliknya dia bersikap negatif terhadap pesta0pesta karena merasa tidak
ada gunanya, hanya membuang waktu dan uang saja.
5. Keteampilan Motorik
Keterampilan motorik yaitu seseorang yang mampu melakukan suatu
rangkaian gerak0gerik jasmani dalam uraian tertentu dengan mengadakan
koordinasi antara gerak –gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
Misalnya, Supir mobil dengan terampil mengendarai kendaraannya,
sehingga konsentrasinya tidak hanya pada kendaraannya, tetapa juga pada
arus lalu lintas di jalan.
Kategori hasil belajar siswa tersebut terkhusus pada pengerjaan soal dapat
dilihat pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan PS3. Karena siswa
dituntut dapat menganalisa, berpikir logis, menggunakan prinsip0prinsip dalam
menyelesaikan soal bahkan mengevaluasi kembali hasil soal yang telah dikerjakan.
85868

&, ,)" $

&,&0 -# $

* ' -

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, baik dalam mengingat
maupun menggunakan sesuatu yang diterimanya. Hal ini dapat disebabkan karena
tidak semua siswa sama pola pikirnya atau taraf kecerdasannya. Setiap siswa memiliki
cara yang berbeda dalam hal menyusun segala sesuatu yang diamatinya, dilihat,
diingat, ataupun dipikirkannya. Selain berbeda dalam tingkat kemampuan seseorang
juga berbeda kemampuan dalam memperoleh, menyimpan, serta menerapkan
pengalamannya dalam kehidupan sehari0hari.

Kemampuan

merupakan

kesanggupan

dalam

melakukan

suatu

aktivitas.Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi tergantung
pada diri siswa itu sendiri. Ini disebabkan karena kemampuan dari tiap siswa
berbeda.Sehingga “Kemampuan adalah

daya untuk melakukan tindakan sebagai

tindakan sebagai hasil dari pembawaan dalam latihan”.
Jadi yang dimaksud dengan kemampuan dalam menyelesaikan soal secara
sistematis adalah daya siswa dalam mengerjakan soal dengan menerapkan langkah0
langkah dalam PS3.
858>8

&&