Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai Terhadap Penggunaan Sistem Pembayaran Non Tunai (Studi Kasus : Pns Di Kabupaten Serdang Bedagai) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Serdang

Bedagai. Objek dari penelitian ini adalah PNS di Kabupaten Serdang Bedagai
yang memiliki instrumen pembayaran non tunai. Penelitian dimulai pada Februari
2017 sampai dengan selesai.
3.2

Defenisi Operasional

1.

Pemahaman adalah suatu proses aktifitas dalam memahami suatu hal yang
mencakup sejauh mana PNS mengetahui sistem pembayaran non tunai,
sejauh mana PNS mampu membedakan instrumen-instrumen pembayaran
non tunai, sejauh mana masyarakat mengerti kegunaannya dan risiko

pembayaran non tunai serta bagaimana cara menggunakannya.

2.

Interpreting (Interpretasi)
Interpretasi yakni suatu proses komunikasi yang diterima PNS yaitu,
berupa pengetahuan atau informasi mengenai sistem pembayaran non
tunai yang mana dimaksudkan agar PNS mampu menjelaskan dengan
pemikirannya sendiri kedalam bentuk yang lain.

3.

Exemplifying (Memberikan Contoh)
Memberikan contoh yakni suatu proses komunikasi yang telah diterima
dan dipelajari oleh PNS yang dimaksudkan agar PNS tersebut dapat
memberikan suatu konsep atau contoh dari apa yang sudah dipelajari
mengenai sistem pembayaran non tunai kepada orang lain.

Universitas Sumatera Utara


4.

Classifying (Mengklasifikasikan)
Mengklasifikasikan yakni suatu proses kegiatan yang sering dilakukan
PNS terhadap sistem pembayaran non tunai, dimaksudkan agar PNS dapat
menggolongkan ciri-ciri sistem pembayaran non tunai menjadi suatu
konsep tertentu.

5.

Inferring (Menyimpulkan)
Menyimpulkan yakni suatu proses komunikasi yang telah diterima oleh
PNS, kemudian PNS tersebut menguraikan pendapatnya berdasarkan
informasi ataupun objek yang telah diterimanya untuk mendapatkan suatu
kesimpulan tertentu.

6.

Comparing (Membandingkan)
Membandingkan yakni suatu proses kegiatan komunikasi yang telah

diterima oleh PNS mengenai instrument-instrument pembayaran non tunai,
yang dimaksudkan agar PNS tersebut dapat membandingkan suatu
persaman maupun perbedaan masing-masing instrument tersebut.

7.

Explaining (Menjelaskan)
Menjelaskan yakni suatu proses komunikasi yang telah diterima dan
dimengerti oleh PNS, lalu PNS tersebut dapat menjelaskan maupun
menerima dan

menguraikan secara jelas mengenai apa yang sudah

dimengerti kepada orang lain mengenai sistem pembayaran non tunai

Universitas Sumatera Utara

3.3

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PNS berdasarkan asal SKPD

(Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki
instrument pembayaran non tunai.
Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan Non Probability Sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013 : 154).
Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk
menentukan besarnya sampel digunakan rumus uknown populations (Frendy,
2015:53) sebagai berikut:

�=

�2

4µ 2

Keterangan
n
Z


= Ukuran Sampel
= Tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian pada (pada α =
5% atau derajat keyakinan ditentukan 95% maka Z= 1,96

µ

= margin of error, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (ditentukan 10%)

dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhintungan sebagai
berikut :

�=

�=

�2

4(0,1)2
1,962

4(0,1)2

n = 96,4 → dibulatkan menjadi 96 responden

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka di peroleh jumlah PNS yang
menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang.
3.4

Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik accidental Sampling. Pengambilan sampel dengan accidental
Sampling ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa dijadikan sampel bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.
Pelaksanaan accidental Sampling dalam penelitian ini diberikan kepada PNS yang
memiliki instrument pembayaran non tunai.
3.5


Jenis dan Sumber Data
Data merupakan salah satu unsur atau komponen utama dalam

melaksanakan penelitian. Data yang baik adalah data yang dapat dipercaya
kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencukupi ruang yang luas serta dapat
memberikan gambaran jelas tentang suatu masalah secara menyeluruh, sistematis
dan komprehensif (Ruslan 2008). Data yang diperlukan adalah data primer dengan
didukung beberapa data sekunder. Secara rinci, data yang dikumpulkan meliputi:
1.

Data primer diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yaitu hasil
penyebaran kuisioner pada sampel yang telah ditentukan (PNS yang berada
di Kabupaten Serdang Bedagai) berupa data mentah.

2.

Data sekunder diperoleh dari buku, literatur, media internet, dan sumbersumber lain yang mendukung penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


3.6

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa field

research yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan survei kuesioner dalam
bentuk pernyataan-pernyataan secara terstruktur dimana setiap responden dibatasi
dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban tertentu saja. Kuesioner
diberikan langsung kepada PNS yang ada Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak
96 responden.
1. Penentuan Skor Jawaban
Pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan
skala likert dan jawaban dari responden diberi skor dengan menggunakan
5 point yaitu:


Sangat Tidak Paham (STP) diberi skor 1




Kurang Paham (TP) diberi skor 2



Cukup Paham (CP) diberi skor 3



Paham (P) diberi skor 4



Sangat Paham (SP) diberi skor 5

2. Skor Ideal
Skor ideal merupakan skor yang digunakan untuk menghitung skor untuk
menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban. Untuk menghitung
jumlah skor ideal (kriterium) dari seluruh item, digunakan rumus sebagai
berikut, yaitu

Skor Kriterium = Nilai skala × Jumlah responden

Universitas Sumatera Utara

Skor tertinggi adalah 5 dan jumlah responden 96, maka dapat dirumuskan
menjadi
Tabel 3.1
Nilai Kriterium setiap Skala
Rumus

Skala

5 × 96 = 480

SP

4 × 96 = 384

P


3 × 96 = 288

CP

2 × 96 = 192

TP

1 × 96 = 96

STP

Selanjutnya semua jawaban responden dijumlahkan dan dimasukkan
kedalam rating scale dan ditentukan daerah jawabannya.
3. Rating Scale
STP
96

TP
192

CP
288

P
384

SP
480

4. Persentase Pemahaman
Sedangkan untuk mengetahui jumlah jawaban dari para responden melalui
persentase, yaitu digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

�=


× 100%


p = Persentase
f = Frekuensi dari setiap jawaban kuisioner
n = Jumlah skor ideal

Universitas Sumatera Utara

3.7

Validitas dan Reabilitas

3.7.1 Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin di ukur (Singarimbun & Effendi 1989). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validutas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai r hasil corrected Item Total
Correlation. Pengujian dilakukan dengan software IBM SPSS Statistis 22 dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Jika �ℎ����� > ������ , maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika Jika �ℎ����� < ��� ��� , maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat
pengukur (Nazir 2005). Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
diulangi dua kali atau lebih. (Singarimbun & Effendi 1989).
Relibialitas berhubungan dengan konsistensi jawaban kuesioner. Dalam
penelitian ini reabilitas diukur dengan menggunakan metode Alpha Cronbach
dengan menggunakan program software IBM SPSS Statistis 22, nilai alpha yang
diperoleh akan dibandingkan dengan ������ . Apabila nilai alpha lebih besar

daripada ������ , maka interumen tersebut dapat disebut reliebel. Indikator

pengukuran reliabilitas yang dibuat J.P. Gurlford dengan taraf kepercayaan 95%
dengan kriteria �ℎ����� > ������ adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

0,00 ≤ �ℎ����� < 0,20 : Reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ �ℎ����� < 0,40 : Reliabilitas rendah

0,40 ≤ �ℎ����� < 0,60 : Reliabilitas sedang/cukup
0,60 ≤ �ℎ����� < 0,80 : Reliabilitas tinggi

0,80 ≤ �ℎ����� < 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi.
3.8

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif yang
digunakan untuk

menganalisa data dengan

cara

mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis
diskriptif yang dilakukan dengan analisis frekuensi, dan tabulasi silang
(crosstabulation).

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada

di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Kabupaten Serdang Bedagai terletak
pada posisi 03º01’2,5” - 3º46’33” Lintang Utara 98º44’22” - 99º19’01” Bujur
Timur dengan ketinggian berkisar 0-500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten
Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 Km2

yang terdiri dari 17

Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan defenitif. Kecamatan yang ada di Serdang
Bedagai antara lain Bandar Khalipah, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Dolok
Merawan, Kotarih, Pantai Cermin, Pegajahan, Perbaungan, Sei Bamban, Sei
Rampah, Serbajadi, Silinda, Sipispis, Tanjung Beringin, Tebing Syabandar,
Tebing Tinggi dan Teluk Mengkudu. Ibukota Kabupaten Serdang Bedagai terletak
di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah. Secara administrasi Kabupaten
Serdang Bedagai berbatasan dengan:

4.2

-

Sebelah Utara

: Selat Malaka

-

Sebelah Selatan

: Kabupaten Simalungun

-

Sebelah Timur

: Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Simalungun

-

Sebelah Barat

: Kabupaten Deli Serdang

Sejarah
Proses lahirnya Undang-undang tentang pembentukan Sergai sebagai

Kabupaten pemekaran merujuk pada usulan yang disampaikan melalui Keputusan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumetera Utara Nomor 18/K/2002

Universitas Sumatera Utara

tanggal 21 Agustus 2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Deli
Serdang.
Kemudian Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat daerah Deli Serdang
Nomor 26/KDPRD/2003 tanggal 10 Maret 2003 tentang Persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat daerah Kabupaten Deli Serdang atas usul Rencana Pemekaran
Kabupaten Deli Serdang manjadi 2 (dua) Kabupaten (Kabupaten Deli Serdang
(induk), dan Kabupaten Serdang Bedagai.
4.3

Penduduk
Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai 594.383 jiwa atau 131.844

keluarga dengan kepadatan penduduk rata-rata 313 jiwa per kilometer persegi.
Dari jumlah penduduk tersebut, tingkat penganguran terbuka relatif yakni 14.774
jiwa atau sekitar 3%. Sementara keragaman budaya yang ada tergambar dari
multik etnis yang ada, yakni Melayu 65% Jawa 13%, Batak Karo 6%, Batak
Simalungun 4%, Angkola, Mandailing, Minang, Aceh, Nias dan Tionghoa
Indonesia.
4.4

Uji Validitas dan Reliabilitas

4.4.1 Uji Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk mengukur tingkat kevalidan suatu
instrument. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor butir
pertanyaan dengan skor total kontruk atau variabel. Pengukuran dapat dilakukan
dengan uji siginifikansi yang membandingkan nilai �ℎ����� dengan ������ untuk

degree of freedom (dk) = n-2 diman n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini
df = 96-2 atau df = 94 dengan alpha 0,05 (α =5%) diperoleh nilai ������ sebesar

Universitas Sumatera Utara

0,2006. Sedangkan untuk nilai �ℎ����� dapat dilihat pada corrected Item-Total

Correlation. Apabila nilai �ℎ����� > ������

maka butir pertanyaan tersebut

dikatakan valid. Sebaliknya apabila r positif �ℎ����� < ������

maka pertanyaan

tersebut dikatakan tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Indikator

Interpreting 1
Interpreting 2
Interpreting 3
Exemplifying 1
Exemplifying 2
Exemplifying 3
Classifying 1
Classifying 2
Classifying 3
Inferring 1
Inferring 2
Inferring 3
Comparing 1
Comparing 2
Comparing 3
Explaning 1
Explaning 1
Explaning 1

Corrected
Item- Total
Correlation
0,605
0,669
0,615
0,804
0,822
0,709
0,485
0,536
0,454
0,531
0,768
0,569
0,574
0,460
0,707
0,730
0,547
0,681

������

Keterangan

0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006
0,2006

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai �ℎ����� pada kolom Corrected Item-

Total Correlation lebih besar dan positif dibandingkan dengan nilai ������ sebesar

0,2006 dengan alpha 0,05, dan dapat disimpulkan bahwa indikator dari setiap
variabel dinyatakan valid.

Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana indikator dari
variabel dapat dipercaya atau diandalkan. Uji statistik yang digunakan dalam
mengukur reliabilitas adalah Cornbach’s Alpha > 0,60. Adapun hasil pengujian
reliabilitas pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Indikator

N of Item

Interpreting
Exemplifying
Classifying
Inferring
Comparing
Explaning

3
3
3
3
3
3

Cronbach’s
Alpha
0,773
0,886
0,669
0,777
0,744
0,802

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masing-masing variabel memiliki
nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 (α >0,60), dan dapat disimpulkan
masing-masing variabel dinyatakan reliabel.
4.5

Gambaran Umum Responden
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh gambaran umum

sampel penelitan. Adapun gambaran umum dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Jumlah
46
57
96

Persentase (%)
47,9
59,1
100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden jenis kelamin laki-laki
sebanyak 46 orang (47,9%) dan responden jenis kelamin perempuan sebanyak 57
orang (59,1%). Berdasarkan keterangan tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar pengguna pembayaran non tunai PNS di Kabupaten Serdang Bedagai yang
menjadi responden adalah perempuan. Hal ini dikarenakan karena perempuan
lebih baik dari laki-laki dalam melakukan banyak tugas atau multitasking. Hasil
tersebut didukung oleh sebuah percobaan yang dilakukan oleh Stoet dan Laws
terhadap sekelompok laki-laki dan perempuan tentang multitasking, secara
keseluruhan dari percobaan mereka menyimpulkan bahwa perempuan mempunyai
keunggulan lebih dari laki-laki dalam hal multitasking, atau setidaknya dalam
situasi tertentu, (Cable News Network Indonesia, 2014).
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
21-30 Tahun
31-40 Tahun
41-50 Tahun
>50 Tahun
Total

Jumlah
19
64
8
5
96

Persentase (%)
19,8
66,7
8,3
5,2
100

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari keterangan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa usia responden
berkisar antara 21-30 tahun sebanyak 19 orang (19,8%), usia antara 31-40 tahun
sebanyak 64 orang (66,7%), usia antara 41-50 tahun sebanyak 8 orang (8,3%) dan
usia diatas 50 tahun sebanyak 5 orang (5,2%). Dapat diketahui bahwa usia
responden paling banyak berkisar antara usia 31-40 tahun yang tergolong usia
muda yang memiliki peluang tinggi terhadap sistem pembayaran non tunai. Hal
ini dikarenakan kelompok usia muda cenderung lebih mudah menerima dan

Universitas Sumatera Utara

beradaptasi dengan produk-produk baru sehingga keinginan mencoba sangat
tinggi.
Tabel 4.5
Karekateristik Responden Berdarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
SMA/SMK Sederajat
Diploma
S1 (Sarjana)
S2 (Pasca Sarjana)
Total

Jumlah
8
11
63
14
96

Persentase (%)
8,3
11,5
65,6
14,6
100

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)

Dari keterangan pada tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
pengguna pembayaran non tunai PNS di Kabupaten Serdang Bedagai yang
menjadi responden terdiri dari SMA/SMK Sederajat sebanyak 8 orang (8,3%),
Diploma sebanyak 11 oarang (11,5%), S1 (Sarjana) sebanyak 63 oarang (65,6%)
dan S2 (Pasca sarjana) sebanyak 14 orang (14,6%).
Selain data yang diperoleh dari tabel 4.5, penulis juga melakukan
crostabulation untuk mengetahui juga gambaran hubungan antara pendidikan
dengan tingkat pemahaman responden. Berikut ini adalah crosstabulation
pendidikan dengan tingkat pemhaman indikator interpreting1
Tabel 4.6
Crosstabulation Jenis Kelamin dengan interpreting 1
Pendidikan * INTERPRETING1 Crosstabulation
INTERPRETING1
CP
pendidikan

DIII

Count
% of Total

S1

Count
% of Total

S2

Count

P

SP

Total

2

3

6

11

2.1%

3.1%

6.3%

11.5%

3

42

18

63

3.1%

43.8%

18.8%

65.6%

1

9

4

14

Universitas Sumatera Utara

% of Total
SMA

Count
% of Total

Total

Count
% of Total

1.0%

9.4%

4.2%

14.6%

0

4

4

8

0.0%

4.2%

4.2%

8.3%

6

58

32

96

6.3%

60.4%

33.3%

100.0%

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah)

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden paling banyak
berada pada tingkat pendidikan Sarjana (S1) dimana tingkat pemahaman
responden paling banyak berda pada tingkat ‘paham’ sebanyak 42 orang, urutan
kedua berada pada tingkat ‘sangat paham’ sebanyak 18 orang dan yang terakhir
berada pada tingkat ‘cukup paham’ sebanyak 3 orang. Pada tingkat pendidikan
SMA tingkat pemahaman responden seimbang antara tingkat pemahaman
‘paham’ dan ‘sangat paham’ yaitu masing-masing sebanyak 4 orang. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan PNS dengan
tingkat pemahaman PNS tentang sistem pembayaran non tunai karena antara
tingkat pemahaman dengan tingkat pendidikan PNS tidak menujukkan ada
perbedaan yang berarti. Hal ini dikarenakan adanya faktor lain yang dapat
mempengaruhi tingkat pemahaman PNS dikabupaten serdang bedagai seperti usia,
dan sumber informasi pembayaran non tunai.
Tabel 4.7
Karakter Responden Berdasarkan Asal SKPD
(Satuan Kerja Pegawai Daerah)
SKPD
Badan Perencanan Daerah
Badan Kepegawaian Daerah
Badan Pendapatan Daerah
Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Dinas Kependuduka n dan Pencatatn Sipil
Dinas Kesehatan
Dinas Perhubungan

Jumlah
3
8
6
4
14
10
5

Persentase (%)
3,1
8,3
6,3
4,2
14,6
10,4
5,2

Universitas Sumatera Utara

Dinas Komunikasi dan Informasi
Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Pemuda, Olahraga dan Budaya
Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang
Dinas Satuan Polisi Pamong Praja
Sekretariat Daerah
Total

4
7
4
7
5
19
96

4,2
7,3
4,2
7,3
5,2
19,8
100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari keterangan pada tabel diatas menunjukkan bahwa responden paling
banyak berasal dari Sekretariat Daerah sebanyak 19 orang (19,8%) dan sisa dari
responden tersebut berasal dari Badan Perencanaan Daerah sebanyak 3 orang
(3,1%), Badan Kepegawaian daerah sebanyak 8 orang, Badan Pendapatan Daerah
6 orang (6,3%), Badan Pengelola Keuangan dan Aset sebanyak 4 orang (4,2%),
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebanyak 14 orang (14,6%), Dinas
Kesehatan sebanyak 10 orang (10,4%), Dinas Perhubungan sebanyak 5 orang
(5,2%), Dinas Komunikasi dan Informasi sebanyak 4 orang (4,2%), Dinas
Lingkungan Hidup sebanyak 7 orang (7,3%), Dinas Pemuda, Olahraga dan
Budaya sebanyak 4 orang (4,2%), Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang
sebanyak 7 orang (7,3%) dan Dinas Satuan Polisi Pamong Praja sebanyak 5 orang
(5,2%).
Selain data yang diperoleh dari tabel 4.7, penulis

melakukan

crosstabulation untuk mengetahui juga gambaran hubungan antara asal SKPD
responden dengan tingkat pendidiakan responden. Berikut adalah crosstabulation
tempat bertugas responden dengan tingkat pendidikan responden
Tabel 4.8
Crosstabulation Asal SKPD dengan Tingkat Pendidikan
SKPD * PENDIDIKAN Crosstabulation
PENDIDIKAN

Total

Universitas Sumatera Utara

DIII
SKPD

BAPPEDA

Count
% of Total

BKD

BPD

BPKA

DISDUKCAPIL

LINGKUNGAN

Count

HIDUP

% of Total

DISPORBUD

Count
% of Total

3.1%

0

7

0

1

8

0.0%

7.3%

0.0%

1.0%

8.3%

0

4

0

2

6

0.0%

4.2%

0.0%

2.1%

6.3%

0

3

1

0

4

0.0%

3.1%

1.0%

0.0%

4.2%

2

9

2

1

14

2.1%

9.4%

2.1%

1.0%

14.6%

2

3

4

1

10

2.1%

3.1%

4.2%

1.0%

10.4%

0

4

1

0

5

0.0%

4.2%

1.0%

0.0%

5.2%

0

4

0

0

4

0.0%

4.2%

0.0%

0.0%

4.2%

1

5

1

0

7

1.0%

5.2%

1.0%

0.0%

7.3%

0

3

0

1

4

0.0%

3.1%

0.0%

1.0%

4.2%

0

5

2

0

7

0.0%

5.2%

2.1%

0.0%

7.3%

3

2

0

0

5

3.1%

2.1%

0.0%

0.0%

5.2%

3

13

2

1

19

3.1%

13.5%

2.1%

1.0%

19.8%

11

63

14

8

96

11.5%

65.6%

14.6%

8.3%

100.0%

Count
% of Total

Total

1.0%

Count
% of Total

SEKRETARIAT

1.0%

Count
% of Total

SATPOL

1.0%

Count
% of Total

PUPR

0.0%

Count
% of Total

KOMINFO

3

Count
% of Total

DISHUB

1

Count
% of Total

DINKES

1

Count
% of Total

Count
% of Total

SMA

1

Count
% of Total

S2

0

Count
% of Total

S1

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari tabel 4.8 diketahui responden sebanyak 96 orang, yang paling banyak
dominan pada tingkat pendidikan Sarjana. Berdasarkan asal SKPD responden
diketahui lebih banyak responden berasal dari Sekretariat Daerah. Dilihat dari
persentase Sekretariat Daerah pada tingkat pendidikan SMA sebesar 1,0%, pada
tingkat pendidikan DIII sebesar 3,1%, pada tingkat pendidikan S1 sebesar 13,5%
dan pada tingkat pendidikan S2 sebesar 2,1%.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9
Karakteristik Responden Berdasarakan Pangkat/Golongan
Pangkat/Golongan
Pengatur Muda Tingkat I/ IIb
Pengatur / IIc
Pengatur Tingkat I / IId
Penata Muda / IIIa
Penata Muda Tingkat I / IIIb
Penata / IIIc
Penata Tingkat I / IIId
Pembina / Iva
Total

Jumlah
5
11
3
39
17
11
7
3
96

Persentase (%)
3,5
7,8
2,1
27,7
12,1
7,8
5,0
2,1
100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari keterangan pada tabel diatas menujukkan bahwa pangkat/golongan
PNS pengguna pembayaran non tunai di Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari
Pengatur Muda Tingkat I/ IIb sebanyak 5 orang (3,5%), Pengatur/IIc sebanyak 11
orang (7,8%), Pengatur Tingkat I / IId sebanyak 3 orang (2,1%), Penata Muda /
IIIa sebanyak 39 orang (27,7%), Penata Muda Tingkat I / IIIb sebanyak 17 orang
(12,1%), Penata / IIIc sebanyak 11 orang (7,8%), Penata Tingkat I / IIId sebanyak
7 orang (5,0%) dan

Pembina / Iva sebanyak 3 orang (2,1%). %). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa PNS terbanyak berdasarkan pangkat/golongan
adalah Penata muda/IIIa. Hal ini dikarenakan setiap pegawai yang dilantik atau
diputuskan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), diberikan golongan dan pangkat
sesuai dengan tingkat pendidikan yang diakui sebagaimana tingkat pendidikan
PNS yang menjadi responden adalah lulusan sarjana (S1) maka golongan dan
pangkatnya adalah Penata Muda/IIIa.
Selain itu diperoleh dari tabel 4.9, penulis melalukukan crosstabulation
untuk mengetahui juga gambaran hubungan antara asal SKPD (Satuan Kerja

Universitas Sumatera Utara

Perangkat Daerah) dengan pangkat/golongan. Berikut adalah crostabulation asal
SKPD dengan tingkat pendidikan responden.
Tabel 4.10
Crosstabulation Asal SKPD dengan Pangkat/Golongan
SKPD * PANGKAT Crosstabulation
PANGKAT
IIB
IIC
IID
IIIA
IIIB
SKPD BAPPEDA
Count
0
1
0
1
0
% of Total 0.0% 1.0% 0.0% 1.0% 0.0%
BKD
Count
1
0
0
6
1
% of Total 1.0% 0.0% 0.0% 6.3% 1.0%
BPD
Count
2
0
0
2
2
% of Total 2.1% 0.0% 0.0% 2.1% 2.1%
BPKA
Count
0
0
0
3
1
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 3.1% 1.0%
DISDUKCAPIL Count
1
2
0
2
4
% of Total 1.0% 2.1% 0.0% 2.1% 4.2%
DINKES
Count
1
1
0
2
3
% of Total 1.0% 1.0% 0.0% 2.1% 3.1%
DISHUB
Count
0
1
0
2
0
% of Total 0.0% 1.0% 0.0% 2.1% 0.0%
KOMINFO
Count
0
0
0
1
2
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 1.0% 2.1%
LINGKUNGAN Count
0
1
0
5
0
HIDUP
% of Total 0.0% 1.0% 0.0% 5.2% 0.0%
DISPORBUD
Count
0
1
0
2
1
% of Total 0.0% 1.0% 0.0% 2.1% 1.0%
PUPR
Count
0
0
0
4
1
% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 4.2% 1.0%
SATPOL
Count
0
3
1
1
0
% of Total 0.0% 3.1% 1.0% 1.0% 0.0%
SEKRETARIAT Count
0
1
2
8
2
% of Total 0.0% 1.0% 2.1% 8.3% 2.1%
Total
Count
5
11
3
39
17
% of Total
11.5
40.6 17.7
5.2%
3.1%
%
%
%

IIIC
1
1.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
2
2.1%
1
1.0%
1
1.0%
1
1.0%
1
1.0%
0
0.0%
2
2.1%
0
0.0%
2
2.1%
11
11.5
%

IIID
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
2
2.1%
1
1.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
4
4.2%
7

IVA
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
3
3.1%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
0
0.0%
3

7.3% 3.1%

Total
3
3.1%
8
8.3%
6
6.3%
4
4.2%
14
14.6%
10
10.4%
5
5.2%
4
4.2%
7
7.3%
4
4.2%
7
7.3%
5
5.2%
19
19.8%
96
100.0
%

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari tabel 4.10 diketahui responden sebanyak 96 orang, yang paling
dominan dari golongan IIIa sebanyak 39 orang

dan berdasarkan asal SKPD

diketahui lebih banyak responden berasal dari Sekretariat Daerah sebanyak 19
orang.

Dilihat

dari

persentase

pada

Sekretariat

Daerah

pada

tingkat

Universitas Sumatera Utara

pangkat/golongan IIb 0%, pada tingkat IIc 1,0%, pada tingkat IId 2,1%, pada
tingkat IIIa 8,3% pada tingkat IIIb 2,1%, pada tingkat IIIc 2,1%, pada tingkat IIId
4,2% dan tingkat IVa 0%.
Tabel 4.11
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pembayaran Non Tunai
yang Digunakan
Jenis Pembayaran
ATM atau Kartu Kredit
E-Money
Cek
Lainnya
Total

Jumlah
81
3
2
10
96

Persentase (%)
84,4
3,1
2,1
10,4
100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari keterangan pada tabel diatas menunjukkan bahwa jenis pembayaran
non tunai yang digunakan PNS di Kabupaten Serdang Bedagai yang menjadi
responden, paling banyak menggunakan ATM atau Kartu kredit dengan jumlah 81
orang (84,4%), hal ini karena ketika PNS membuka tabungan baru hampir selalu
diberikan fasilitas kartu ATM. Penggunaan e-Money berjumlah 3 orang (3,1%)
dan tergolong kecil. Hal ini wajar karena di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
belum banyak merchant yang menyediakan fasilitas e-money. Penggunaan cek
berjumlah 2 orang (2,15%) dan jenis non tunai laiinya berjumlah 10 orang
(10,4%).
Tabel 4.12
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Penggunaan/Kepemilikan
Lama Penggunaan
Jumlah Persentase (%)
< 1 Tahun
8
8,3
1,1 Tahun – 3 Tahun
7
7,3
3,1 Tahun – 5 tahun
20
20,8
>5 Tahun
61
63,5
96
100
Total
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara

Dari keterangan pada tabel diatas menunjukkan bahwa lama penggunaan/
kepemilikan penggunaan pembayaran non tunai PNS di Kabupaten Serdang
Bedagai yang menjadi responden, paling banyak >5 tahun berjumlah 61 orang
(8,3%), lama penggunaan 1 tahun – 3 tahun berjumlah 7 orang (7,3%), lama
penggunaan 3,1 tahun – 5 tahun berjumlah 20 orang (20,8%) dan lama
penggunaan 3
Total

Jumlah
20
35
22
19
96

Persentase (%)
20,8
36,5
22,9
19,8
100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari keterangan pada tabel diatas menujukkan bahwa banyak jenis kartu
pembayaran non tunai yang dimiliki PNS di Kabupaten Serdang Bedagai yang
menjadi responden paling banyak 2 jenis berjumlah 35 orang (36,5%), memiliki 3
jenis kartu berjumlah 22 orang (22,9%) dan memiliki >3 jenis kartu berjumlah 19
orang (19,8%).
Tabel 4.14
Karakteristik Responden Berdasarkan Seberapa Sering
Penggunaan Kartu dalam Sebulan
Penggunaan Kartu
Sangat Sering (>5 kali)
Sering (2-5 kali)
Kadang-kadang (1 kali)
Tidak Pernah
Total

Jumlah
19
53
21
3
96

Persentase (%)
19,8
55,2
21,9
3,1
100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara

Dari keterangan pada tabel diatas menujukkan bahwa PNS pengguna
pembayaran non tunai di Kabupaten Serdang Bedagai yang menjadi reponden
lebih memilih sering (2-5 kali) menggunakan pembayaran non tunai dalam
sebulan sebanyak 53 orang (55,2%), disusul Kadang-kadang (1 kali) sebanyak 21
orang, memilih Sangat Sering (2-5 kali) sebanyak 19 orang (19,8%) dan yang
paling sedikit memilih tidak pernah menggunakan pembayaran non tunai dalam
sebulan sebanyak 3 orang (3,1%).
Tabel 4.15
Karakteristik Responden Berdasarkan Aplikasi Penggunaan Kartu
Aplikasi Penggunaan
Transfer
Pembayaran Tagihan
Cek Saldo
Penarikan Tunai
Belanja
Semua Benar
Total

Jumlah
20
9
0
40
15
12
96

Persentase (%)
20,8
9,4
0
41,7
15,6
12,5
100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari keterangan tabel diatas menujukkan bahwa PNS di Kabupaten
Serdang Bedagai yang menjadi responden lebih sering menggunakan pembayaran
non tunai untuk penarikan tunai sebanyak 40 orang (41,7%), kemudian responden
yang menggunakan untuk transfer sebanyak 20 orang (20,8%), untuk belanja
sebanyak 15 orang (15,6%), kemudian disusul masyarakat yang hampir
menggunakan semua aplikasi penggunaan seperti (transfer, pembayaran tagihan,
penarikan tunai, cek saldo, dan penggunaan transaksi lainnya) sebanyak 12 orang
(12,5%), Pembayaran tagihan 9 orang (9,4%) dan tidak ada PNS yang hanya
menggunakan non tunai untuk cek saldo.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.16
Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Mengetahui
Informasi Penggunaan Non Tunai
Sumber Informasi
Bank/ Lembaga Keuangan
Sales di Pusat Perbelanjaan
Internet/Sosial Media
Televisi/Radio
Keluarga/Teman
Total

Jumlah
59
6
9
6
16
96

Persentase (%)
61,5
6,3
9,4
6,3
16,7
100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari keterangan tabel diatas menujukkan bahwa PNS di Kabupaten
Serdang Bedagai yang menjadi responden mengetahui informasi penggunaan
sistem pembayaran non tunai pada urutan pertama adalah dari Bank/Lembaga
Keuangan sebanyak 59 orang (61,5%). Hal ini karena ketika responden membuka
rekening bank selalu diberikan informasi tentang penggunaan ATM sebagai salah
satu instrument pembayaran non tunai.
Urutan kedua responden memperoleh informasi dari keluarga/teman
sebanyak 16 orang (16,7%). Hal ini menjukkan bahwa orang terdekat efektif
dalam penyampaian informasi tentang intrumen pembayaran non tunai. Apabila
ada salah satu anggota keluarga yang akan menggunakan instrument non tunai
maka ia akan mengajak anggota keluarga lainnya dan menerangkan kelebihan
transaksi non tunai.
Media internet/sosial media berada pada urutan ketiga sebanyak 9 orang
(9,4%) sebagai sumber informasi intrumen pembayaran non tunai kemudian
urutan keempat dari Sales di Pusat Perbelanjaan sebanyak 6 orang (6,3%) dan dari
televisi/radio sebanyak 6 orang.

Universitas Sumatera Utara

4.6

Pembahasan

1.

Metode Deskriptif Pemahaman Indikator Interpreting (Interpretasi)
Untuk memudahkan dalam menganalisis data tentang pemahaman
mengenai

variabel

interpreting

(interpretasi)

maka

penulis

menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti yang terdapat dalam
tabel 4.16
Tabel 4.17
Gambaran Pemahaman Mengenai Indikator Interpreting
No.

Pernyataan

STP
%

TP
%

CP
%

P
%

SP
%

Total
%

1.

Pembayaran non tunai dapat dilakukan
dengan menggunakan kartu sebagai alat
pembayaran (misalnya ATM, kartu debit,
dan kartu kredit)
Pembayaran non tunai dapat dilakukan
melalui sistem eletronik (e-money / epayment)
Pembayaran non tunai juga dapat
dilakukan melalui Internet
Bangking/SMS Bangking/Phone
Bangking

0

0

6,3

60,4

33,3

100

0

11,5

9,4

54,2

25,0

100

1,0

6,3

3,1

63,5

26,0

100

2.

3.

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

1.

Pernyataan 1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode
deskriptif

berdasarkan

data

gambaran

pemahaman

variabel

interpreting maka analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 32 orang menjawab SP

= 32 × 5 = 160

Jumlah skor untuk 58 orang menjawab P

= 58 × 4 = 232

Jumlah skor untuk 6 orang menjawab CP

= 6 × 3 = 18

Jumlah skor untuk - orang menjawab TP

= 0

Universitas Sumatera Utara

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP
Jumlah Total

= 0
= 410

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel interpreting ialah (410 : 480) × 100% =
85,42%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
384 410
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 410
terletak pada daerah Sangat Paham (SP).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 33,3% menyatakan sangat paham, 60,4% menyatakan paham,
6,3% menyatakan cukup paham, 0% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
2. Pernyataan 2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel interpreting maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 24 orang menjawab SP

= 24 × 5 = 120

Jumlah skor untuk 52 orang menjawab P

= 52 × 4 = 208

Jumlah skor untuk 9 orang menjawab CP

= 9 × 3 = 27

Jumlah skor untuk 11 orang menjawab TP

= 11 × 3 = 33

Universitas Sumatera Utara

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP
Jumlah Total

= 0
= 388

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel interpreting ialah (388 : 480) × 100% =
80,43%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
384388
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 388
terletak pada daerah Sangat Paham (SP).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 25,0% menyatakan sangat paham, 54,2% menyatakan paham,
9,4% menyatakan cukup paham, 11,5% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
3. Pernyataan 3
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel interpreting maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 25 orang menjawab SP

= 25 × 5 = 125

Jumlah skor untuk 61 orang menjawab P

= 61 × 4 = 244

Jumlah skor untuk 3 orang menjawab CP

= 3×3=

Jumlah skor untuk 6 orang menjawab TP

= 6 × 3 = 18

9

Universitas Sumatera Utara

Jumlah skor untuk 1 orang menjawab STP

= 1×3=

Jumlah Total

3

= 399

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel interpreting ialah (399 : 480) × 100% =
83,13%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
384 399
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 399
terletak pada daerah Sangat Paham (SP).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 26,0% menyatakan sangat paham, 63,5% menyatakan paham,
3,1% menyatakan cukup paham, 6,3,5% menyatakan tidak paham dan
1,0% menyatakan sangat tidak paham.
Pemahaman PNS terhadap Indikator Interpreting dapat juga dijelaskan
melalui crosstabulation untuk mengetahui gambaran hubungan

antara

jenis kelamin dengan pernytaan interpreting 1 dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 4.18
Crosstabulation Jenis Kelamin dengan Interpreting1
JK * ITERPRETING Crosstabulation
ITERPRETING

JK

L

CP

P

SP

Total

Count

2

23

21

46

% of Total

2.1%

24.0%

21.9%

47.9%

Universitas Sumatera Utara

P

Total

Count

4

35

11

50

% of Total

4.2%

36.5%

11.5%

52.1%

Count

6

58

32

96

% of Total

6.3%

60.4%

33.3%

100.0%

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Dari tabel 4.18 diperoleh hasil crosstabulation

jenis kelamin

dengan jawaban responden terhadap indikator Interpreting1 dimana
perempuan lebih banyak memahami tentang indikator interpreting1 yaitu
sebanyak 50 orang dengan tingkat pemahaman ‘paham’ sebesar 36,5%,
‘cukup paham’ sebesar 4,2% dan tingkat ‘sangat paham’ sebesar 11,5%.
Hal ini dikarenakan perempuan lebih multitasking daripada laki-laki.
Metode Deskriptif Pemahaman Indikator Exemplifing (Memberikan

2.

Contoh)
Untuk memudahkan dalam menganalisis data tentang pemahaman
mengenai variabel exemplifing (memberikan contoh) maka penulis
menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti yang terdapat dalam
tabel 4.19
Tabel 4.19
Gambaran Pemahaman Mengenai Indikator exemplifying
No.

Pernyataan

STP
%

TP
%

CP
%

P
%

SP
%

Total
%

1.

Saya dapat memberikan contoh
kegunaan kartu kedit antara lain sebagai
alat pembayaran belanja , pembayaran
tiket pesawat, pembayaran hotel dll.
Saya dapat memberikan contoh
kegunaan internet bangking antra lain
pembayaran tagihan kartu kredit,
telepon, listrik dll.

0

15,6

15,6

44,8

24,0

100

0

15,6

18,8

46,9

18,8

100

2.

Universitas Sumatera Utara

3.

Saya dapat memberikan contoh resiko
pembayaran non tunai dengan kartu
antara lain kartu digunakan oleh orang
lain karena kelalaian dalam
penyimpanan kartu dan PIN

0

18,8

18,8

46,9

15,6

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

1. Pernyataan 1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel exemplifying maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 23 orang menjawab SP

= 23 × 5 = 115

Jumlah skor untuk 43 orang menjawab P

= 43 × 4 = 172

Jumlah skor untuk 15 orang menjawab CP

= 15 × 3 = 45

Jumlah skor untuk 15 orang menjawab TP

= 15 × 2 = 30

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

= 362

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel exemplifying ialah (362 : 480) × 100% =
75,42%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
362 384
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 362
terletak pada daerah Paham (P).

Universitas Sumatera Utara

100

Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 24,0% menyatakan sangat paham, 44,8% menyatakan paham,
15,6% menyatakan cukup paham, 15,6% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
2. Pernyataan 2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel exemplifying maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 18 orang menjawab SP

= 18 × 5 = 90

Jumlah skor untuk 45 orang menjawab P

= 45 × 4 = 180

Jumlah skor untuk 18 orang menjawab CP

= 18 × 3 = 54

Jumlah skor untuk 15 orang menjawab TP

= 15 × 2 = 30

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

= 354

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel interpreting ialah (354 : 480) × 100% =
73,75%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
354 384
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 354
terletak pada daerah Paham (P).

Universitas Sumatera Utara

Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 18,8% menyatakan sangat paham, 46,9% menyatakan paham,
18,8% menyatakan cukup paham, 15,6% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
3. Pernyataan 3
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel exemplifying maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 15 orang menjawab SP

= 15 × 5 = 75

Jumlah skor untuk 45 orang menjawab P

= 45 × 4 = 180

Jumlah skor untuk 18 orang menjawab CP

= 18 × 3 = 54

Jumlah skor untuk 18 orang menjawab TP

= 18 × 3 = 54

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

= 363

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel exemplifing ialah (363 : 480) × 100% =
75,63%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
363 384
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 363
terletak pada daerah Paham (P).

Universitas Sumatera Utara

Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 15,6% menyatakan sangat paham, 46,9% menyatakan paham,
18,8% menyatakan cukup paham, 18,8% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
Metode Deskriptif Pemahaman Indikator Classifying

3.

(Mengklasifikasikan)
Untuk memudahkan dalam menganalisis data tentang pemahaman
mengenai

variabel

classifying

(mengklasifikasikan)

maka

penulis

menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti yang terdapat dalam
tabel 4.20

No.
1.

2.
3.

Tabel 4.20
Gambaran Pemahaman Mengenai Indikator Classifying
Pernyataan
STP TP
CP
P
%
%
%
%
Dengan menggunakan ATM saya tidak
perlu datang ke bank untuk melakukan
transaksi non tunai
Kartu E-money dapat digunakan untuk
pembayaran tol, transportasi dll
Cek adalah salah satu alat pembayaran
non tunai yang juga bisa berguna
sebagai surat perintah untuk menarik
atau mengambil uang di rekening
sebuah bank.

SP
%

Total
%

0

3,1

8,3

56,3

32,3

100

0

15,8

12,5

52,1

16,7

100

0

5,2

25,0

49,0

20,8

100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

1. Pernyataan 1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel classifying maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 31 orang menjawab SP

= 31 × 5 = 155

Universitas Sumatera Utara

Jumlah skor untuk 54 orang menjawab P

= 54 × 4 = 216

Jumlah skor untuk 8 orang menjawab CP

= 8 × 3 = 24

Jumlah skor untuk 3 orang menjawab TP

= 3×2=

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

6

= 401

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel classifying ialah (401 : 480) × 100% =
83,54%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
384 401
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 401
terletak pada daerah Sangat Paham (SP).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak

32,3%

menyatakan sangat

paham,

56,3%

menyatakan

menyatakan paham, 8,3% menyatakan cukup paham, 3,1% menyatakan
tidak paham dan 0% menyatakan sangat tidak paham.
2. Pernyataan 2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel classifying maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 16 orang menjawab SP

= 16 × 5 = 80

Universitas Sumatera Utara

Jumlah skor untuk 50 orang menjawab P

= 50 × 4 = 200

Jumlah skor untuk 12 orang menjawab CP

= 12 × 3 = 36

Jumlah skor untuk 18 orang menjawab TP

= 18 × 2 = 36

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

= 352

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel classifying ialah (352 : 480) × 100% =
73,33%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
352 384
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 352
terletak pada daerah Paham (P).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 16,7% menyatakan sangat paham, 52,1% menyatakan paham,
12,5% menyatakan cukup paham, 18,8% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
3. Pernyataan 3
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel classifying maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 20 orang menjawab SP

= 20 × 5 = 100

Universitas Sumatera Utara

Jumlah skor untuk 47 orang menjawab P

= 47 × 4 = 188

Jumlah skor untuk 24 orang menjawab CP

= 24 × 3 = 72

Jumlah skor untuk 5 orang menjawab TP

= 5 × 3 = 15

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

= 375

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai
berdasarkan analisis variabel classifying ialah (375 : 480) × 100% =
78,13%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
375 384
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 375
terletak pada daerah Paham (P).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 20,8% menyatakan sangat paham, 49,0% menyatakan paham,
25,0% menyatakan cukup paham, 5,2% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
4.

Metode Deskriptif Pemahaman Indikator Infering (Menyimpulkan)
Untuk memudahkan dalam menganalisis data tentang pemahaman
mengenai

variabel

infering

(menyimpulkan)

maka

penulis

menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti yang terdapat dalam
tabel 4.21

Universitas Sumatera Utara

No.
1.

2.

3.

Tabel 4.21
Gambaran Pemahaman Mengenai Indikator Infering
Pernyataan
STP TP
CP
P
%
%
%
%
Sistem pembayaran non tunai memberi
kemudahan dan kecepatan dalam
melakukan transaksi pembayaran tanpa
perlu membawa uang tunai
Pembayaran non tunai dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja karena
hanya menggunakan teknologi dalam
pembayarannya.
Sistem pembayaran non tunai bersifat
trasparan karena setiap transaksi non
tunai yang dilakukan terekam dan
tercatat oleh sistem perbankan

SP
%

Total
%

0

3,1

8,3

56,3

32,3

100

0

15,8

12,5

52,1

16,7

100

0

5,2

25,0

49,0

20,8

100

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

1. Pernyataan 1
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel classification maka
analisisnya adalah :
Jumlah skor untuk 38 orang menjawab SP

= 38 × 5 = 190

Jumlah skor untuk 44 orang menjawab P

= 44 × 4 = 176

Jumlah skor untuk 12 orang menjawab CP

= 12 × 3 = 36

Jumlah skor untuk 2 orang menjawab TP

= 2×2=

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

4

= 406

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan analisis variabel exemplifying ialah (406 : 480) × 100% =
84,58%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
384 406
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 406
terletak pada daerah Sangat Paham (SP).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak

39,6%

menyatakan sangat

paham,

45,8%

menyatakan

menyatakan paham, 12,5% menyatakan cukup paham, 2,1% menyatakan
tidak paham dan 0% menyatakan sangat tidak paham.
2. Pernyataan 2
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel infering maka analisisnya
adalah :
Jumlah skor untuk 30 orang menjawab SP

= 30 × 5 = 150

Jumlah skor untuk 50 orang menjawab P

= 50 × 4 = 200

Jumlah skor untuk 14 orang menjawab CP

= 14 × 3 = 42

Jumlah skor untuk 2 orang menjawab TP

= 2×2=

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

4

= 396

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan analisis variabel classification ialah (396 : 480) × 100% =
82,5%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
384 396
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 396
terletak pada daerah Sangat Paham (SP).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 31,3% menyatakan sangat paham, 52,1% menyatakan paham,
14,6% menyatakan cukup paham, 2,1% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
3. Pernyataan 3
Instrument penelitian menggunakan skala likert dengan metode deskriptif
berdasarkan data gambaran pemahaman variabel infering maka analisisnya
adalah :
Jumlah skor untuk 25 orang menjawab SP

= 25 × 5 = 125

Jumlah skor untuk 53 orang menjawab P

= 53 × 4 = 212

Jumlah skor untuk 15 orang menjawab CP

= 15 × 3 = 45

Jumlah skor untuk 3 orang menjawab TP

= 3×3=

Jumlah skor untuk - orang menjawab STP

= 0

Jumlah Total

9

= 391

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 5 × 96 = 480 (SP).
Jumlah skor terendah = 1 × 96 = 96 (STP). Jadi berdasarkan data tersebut
maka tingkat pemahaman terhadap sistem pembayaran non tunai

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan analisis variabel classification ialah (391 : 480) × 100% =
81,46%.
STP
TP
CP
P
SP
96
192
288
384 391
480
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 96 responden maka data 391
terletak pada daerah Sangat Paham (SP).
Bila didasarkan pada kelompok responden, maka diketahui bahwa PNS
sebanyak 26,0% menyatakan sangat paham, 55,2% menyatakan paham,
15,6% menyatakan cukup paham, 3,1% menyatakan tidak paham dan 0%
menyatakan sangat tidak paham.
5.

Metode

Deskrifptif

Pemahaman

Comparing

Indikator

(Membandingkan)
Untuk memudahkan dalam menganalisis data tentang pemahaman
mengenai

variabel

comparing

(membandingkan)

maka

penulis

menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti yang terdapat dalam
tabel 4.22
Tabel 4.22
Gambaran Pemahaman Mengenai Indikator comparing
No.

Pernyataan

STP
%

TP
%

CP
%

P
%

SP
%

Total
%

1.

Batas (limit) transaksi Kartu Debit dan
kartu ATM tergantung jenis kartu yang
saya miliki
Pada kartu debit tarik tunai yang
dilakukan di ATM bank penerbit tidak
dikenakan biaya sedangkan pada kartu
kredit transaksi tarik tunai di ATM
dikenakan biaya penarikan

0

5,2

20,8

46,9

27,1

100

0

15,6

26,0

39,6

18,8

100