Strategi Politik J.R Saragih Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Di Kabupaten Simalungun Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait
dengan persoalan politik. Dalam arti luas,masyarakat sebagai kumpulan individu
memiliki harapan sekaligus tujuan yang hendak diwujudkan. Untuk mencapai
tujuan tersebut tentu terdapat unsur-unsur yang tidak terlepas dari persoalan
politik. Secara umum politik bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik yang menyangkut proses penentuan tujuan serta pelaksanaan tujuan dari
sistem tersebut. 1 Salah satu unsur untuk mengusung pencapaian tujuan tersebut
adalah perilaku politik. Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang
berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. 2
Perilaku politik tidaklah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi
mengandung keterkaitan dengan hal lain. Berkaitan dengan perilaku politik, satu
hal yang perlu dibahas adalah apa yang disebut sikap politik. Walaupun antara
sikap dan perilaku terdapat kaitan yang erat, keduanya perlu dibedakan. Sikap
merupakan kesiapan untuk beraksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek tersebut. 3 Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas akan tetapi baru merupakan kecenderungan ata pre-


1

Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta:Gramedia, 1985. Hlm. 8
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Widya Sarana, 1992, hlm.

2

131
3

Mar’at, Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, Jakarta: Gramedia Widya
Sarana, 1992. Hlm.131

Universitas Sumatera Utara

disposisi. 4 Dari suatu sikap tertentu dapat diperkirakan tindakan apa yang akan
dilakukan berkenaan dengan objek yang dimaksud.
Di samping perilaku politik, ada istilah lain yang hampir memiliki arti
yang sama yaitu partisipasi politik. Partisipasi politik adalah keikutsertaan warga
negara biasa dalam mementukan segala keputusan yang menyangkut atau

mempengaruhi kehidupannya. 5Partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam
berpolitik merupakan ukuran demokrasi suatu negara. Dapat kita lihat dari
pengertian demokrasi tersebut secara normative, yakni pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. 6
Di Indonesia, Pemilihan Umum (PEMILU) dijadikan sebagai wujud
demokrasi dengan turut mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam
mewujudkan aspirasinya yang disalurkan melalui partai politik, yang berawal dari
pemilihan dan kemudian menetapkan perwakilan politiknya, baik lembaga
legislatif maupun eksekutif pemerintahan. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah
proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatanjabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai
tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. 7
Penyelenggaraan pemerintahan dan politik di tingkat lokal mengalami
pergeseran, bahkan perubahan yang luar biasa sejak Juni 2005. Kepala daerah
yang sebelumnya dipilih secara tidak langsung oleh anggota parlemen daerah,
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui proses pemilukada sejak 1 Juni 2006.

4

Sastroatmojo, Sudijono. Perilaku Politik, Semarang: IKIP Semarang Press, 1995. Hlm.4
Surbakti, Ramlan. Op.cit hlm 140

6
Mochtar Mas’oed, Negara, Kapitaldan Demokrasi,Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003, hal 4
7
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum
5

Universitas Sumatera Utara

Pemilihan umum kepala daerah atau yang biasa disebut dengan
Pemilukada,ini merupakan salah satu wujud dari sistem demokrasi yang dianut
oleh Negara Indonesia. Dalam proses ini diadakan pemilihan umum kepala
daerah secara langsung oleh rakyat, yang mana sebelumnya hanya menjadi
penonton tetapi berubah menjadi pelaku dan penentu.
Perubahan yang signifikan ini tentu membawa dampak yang luar biasa,
baik di tingkat elit partai dan para pemilih itu sendiri yakni rakyat. Elit politik
yang kemudian akan menjadi bagian dalam sebuah proses pemilihan umum, akan
bersaing untuk memperoleh kedudukan sebagai seorang pemimpin khususnya
dalam sebuah daerah. Mereka akan berkompetisi untuk memperoleh dukungan
atau suara terbanyak dari rakyat sehingga dalam perebutan kekuasaan ini, para
aktor atau elit politik tersebut menggunakan berbagai macam cara atau strategi.

Begitupun dengan rakyat sebagai kelompok orang yang akan dipimpin, tentu
memiliki peran penting dalam sebuah pemilihan umum, sehingga terjadi interaksi
antar kedua unsur penting ini agar sistem demokrasi yang dianut dapat benarbenar terwujud dalam sebuah pemilihan umum kepala daerah dan dimaksudkan
untuk meminimalisasi terjadinya pembajakan otoritas dari rakyat oleh para wakil
di lembaga-lembaga perwakilan. Hal ini terjadi karena di dalam pemilihan umum
secara langsung, rakyat dapat menentukan pemimpin-pemimpin yang mereka
kehendaki secara lebih otonom. Meskipun dalam menetapkan pilihannya, rakyat
tidak sepenuhnya otonom. Hal-hal lain seperti ideologi, keyakinan, dan agama,
kelas, kelompok dan relasi-relasi lain, dapat berperan untuk memberikan
pengaruh terhadap pilihan rakyat. Tetapi adanya prosedur bahwa dapat

Universitas Sumatera Utara

menentukan pilihannya di bilik-bilik pemungutan suara secara jujur dan adil,
akan lebih memungkinkan para pemilih lebih otonom.
Selain itu, pemilihan umum secara langsung juga dimaksudkan agar para
pemimpin yang terpilih itu memiliki akuntabilitas yang lebih besar kepada rakyat
yang memilihnya. Para pemimipin itu, paling tidak akan mengingat bahwa yang
mendudukkan diri mereka sebagai pemimpin itu bukanlah sekelompok kecil
orang, melainkan para pemilih. Konsekuensinya, secara teoritis, pemilihan secara

langsung akan menjaring pemimpin-pemimpin yang memiliki program lebih
baik, serta akan berusaha mengimplementasikan program-program itu ketika
benar-benar terpilih. Jika tidak maka sulit bagi pemimpin tersebut untuk dapat
kembali memperoleh kekuasaan jika mengikuti lagi kompetisi dalam pemilihan
umum di daerah.
Seperti halnya di Kabupaten Simalungun, sebagai salah satu daerah atau
wilayah di Provinsi Sumatera Utara, tentu menyelenggarakan pemilihan umum
kepala daerah sebagai wujud demokrasi di tingkat daerah dan berada dalam satu
gerbong dengan UU tentang Pemerintahan Daerah, baik secara administratif
maupun politik, yaitu di dalam UU No. 32 tahun 2004. Sehingga dalam
pemilukada ini, masyarakat di Simalungun memilih Bupati dan Wakil Bupati
untuk periode 2016-2021.
Terdapat Lima pasangan calon yang bersaing untuk mendapatkan
kedudukan sebagai pemimpin di Kabupaten Simalungun. Pasangan calon ini
tentunya memiliki visi dan misi yang berbeda guna kemajuan masyarakat di
Kabupaten Simalungun. Untuk itu, para calon ini mempersiapkan cara atau

Universitas Sumatera Utara

strategi


politiknya

untuk

meraup

dukungan

sebanyak-banyaknya

dari

masyarakat. Di antara para pasangan calon yang bersaing dalam pemilukada di
Simalungun tahun 2016, terdapat satu petahana, yakni DR.J.R.Saragih yang telah
menjabat menjadi Bupati Simalungun pada periode sebelumnya dan kembali
bersaing dengan empat pasangan calon lainnya agar dapat terpilih kembali untuk
periode 2016-2021. Selama menjabat sebagai bupati di Kabupaten Simalungun,
J.R.Saragih telah memperlihatkan kinerjanya, sehingga hal ini dapat menjadi
sebuah modal baginya untuk kembali bersaing dalam pemilukada di Simalungun

tahun 2016.
Untuk itu, dalam pemilukada kali ini J.R.Saragih menempatkan strategi
yang dapat membuatnya kembali memenangkan posisi sebagai Bupati
Simalungun, antara lain kampanye politik melalui visi-misi yang akan
dilaksanakan dalam pembangunan di Simalungun.

Strategi ini diharapkan

mampu mewujudkan cita-cita politik petahana, karena itu harus ada pemilihan
kampanye politik dan yang tepat sebagai bentuk strategi untuk memenangkan
pemilukada di Simalungun.
Strategi kampanye politik yang digunakan harus benar-benar sesuai
dengan target yang ingin dicapai. Melalui kampanye politik, petahana melakukan
pemasaran program agar membuat rakyat memilih dirinya sebagai pemimpin di
daerah. Dalam pemasaran program ini terdapat tahapan-tahapan yang disusun
terlebih dahulu melalui tim sukses yang dibentuk oleh petahana. Hal ini
dimaksudkan agar sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana.Selain
itu, strategi yang digunakan oleh petahana adalah melalui kendaraan politiknya
yakni partai politik. J.R.Saragih


saat ini tercatat sebagai ketua DPD Partai

Universitas Sumatera Utara

Demokrat Sumatera Utara , yang kita ketahui bahwa jumlah suara partai ini
meningkat pada pemilu tahun 2009. Selain itu, yang menjadi kendaraan politik
JR.Saragih

adalah dukungan 11 kursi di DPRD Simalungun. Partai dengan

dukungan 11 kursi di DPRD ini kemudian tergabung untuk memenangkan
petahana dalam pemilukada Simalungun Secara kualitatif, J.R Saragih memang
memiliki kans yang lebih besar dibanding calon lainnya karena ia sudah tentu
popular dibanding pasangan calon lainnya., J.R Saragih juga memiliki investasi
sosial politik yang cukup besar yang diperlihatkannya selama ia menjabat
sebagai Bupati Simalungun pada periode sebelumnya. Hal-hal inilah yang
menjadi faktor pendukung kemenangan J.R.Saragih untuk kembali menjabat
sebagai Bupati Simalungun.
Namun kemenangan J.R.Saragih tidak begitu saja diterima oleh keempat
pasangan calon Bupati yang lainnya. Mereka menganggap petahana ini

menggunakan cara-cara yang menyimpang dari aturan, dimana petahana
menggunakan kekuasaannya sebagai Bupati Simalungun untuk melakukan
pendekatan-pendekatan secara tidak benar, seperti menggandeng calon wakil
bupati simalungun Amran Sinaga yang tersangkut masalah hukum. Hal ini
mengundang reaksi, dimana Seperti diketahui, sehari menjelang pemungutan
suara, KPU Simalungun mencoret JR-Amran sebagai peserta Pilkada Simalungun.
Hal ini menyikapi terbitnya putusan kasasi MA yang menjatuhkan pidana empat
tahun tahun penjara kepada Amran Sinaga.Terhadap pencoretan tersebut, JRAmran kemudian menggugat ke PTUN Medan yang menghasilkan penundaan
Pilkada

Simalungun

9

Desember

2015.

Selanjutnya,


Hakim

PTTUN

memerintahkan KPU Simalungun mengikutsertakan JR-Amran dalam Pilkada

Universitas Sumatera Utara

Simalungun yang tertunda. Atas keputusan Hakim PTUN tersebut, KPU
melakukan perlawanan dengan mengajukan upaya kasasi ke MA.Terhadap
putusan ini, Anggota KPU RI Ida Budhiati mengatakan akan segera menindak
lanjuti pilkada susulan dengan menyusun kembali tahapan program dan jadwal
sehingga hari pelaksanakaan pemungutan suara ulang bisa ditetapkan. KPU juga
harus mengatur kembali pengelolaan logistik untuk pilkada susulannamun hal
tersebut tidak menghambat langkah petahana untuk tetap maju dalam pemilihan
dan hasilnya petahana kembali memperoleh kemenangan dengan perolehan suara
sebesar 34,69% suara.Hal ini dikarenakan strategi politik yang digunakan oleh
pasangan petahana ini, yang mana mayoritas masyarakat Simalungun secara
kompetensi, puas dengan kinerja J.R.Saragih dalam memimpin Simalungun pada
periode pertama. Kemudian secara personality, figur J.R.Saragih lebih dikenal

dibanding para calon lainnya.
Untuk kembali memperoleh kekuasaan semula, tidaklah mudah karena
banyak hal yang harus dilakukan untuk dapat mempertahankan dan memperoleh
dukungan yang pernah didapatkan. Kepercayaan yang diberikan rakyat di
Simalungun pada pemilihan sebelumnya membutuhkan pembuktian sebagai
perwujudan janji semasa kampanye dulu. Hal ini dimaksudkan agar dukungan
dari masyarakat tetap ada agar kekuasaan yang akan kembali diperebutkan dapat
diperoleh.
Hal ini yang kemudian yang menjadi tantangan bagi seorang petahana.
Mempertahankan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat tidaklah mudah
karena membutuhkan cara-cara yang tepat untuk dapat mengkomunikasikan
program-program kerja yang disusun demi kemajuan hidup masyarakat. Petahana

Universitas Sumatera Utara

membutuhkan strategi yang tepat agar dapat memenangkan pemilihan, selain itu
strategi politik yang digunakan harus mampu menampilkan perbedaan yang
positif bagi petahana agar kualitas dari petahana itu sendiri dapat terlihat jelas
dibandingkan pesaing-pesaingnya. Petahana harus dapat menampilkan suatu hal
yang dapat menjadi keuntungan-keuntungan bagi masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah merupakan usaha untuk menyatakan secara tersirat
pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahannya, atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan
yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang hendak
diteliti adalah sebagai berkut:
1. Bagaimana strategi politik J.R.Saragih dalam pemilukada di Kabupaten
Simalungun tahun 2016 ?
2. Program kerja apakah yang ditawarkan oleh J.R. Saragih dalam
kampanye pemilukada di Kabupaten Simalungun ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Politik yang dilakukan oleh JR
Saragih dan Tim Pemenangan pada pemilukada di Kabupaten
Simalungun Tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahuiprogram kerja yang ditawarkan dalam kampanye
pemilukada di Kabupaten Simalungun.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat akademik:
a. Sebagai tambahan literatur atau bahan kajian dalam studi ilmu
politik.
b. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ingin
mengetahui

strategi

politik

petahana

dalam

pemilukada

Kabupaten Simalungun tahun 2016.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih dan
menentukan kepala daerah guna terciptanya interaksi politik yang
memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat selanjutnya.
b. Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga
kehidupan berpolitik masyarakat lebih baik kedepannya, terutama
dalam membentuk sikap dan tingkah laku politik mereka.
c. Sebagai masukan bagi para kompetitor pemilukada di Kabupaten
Simalungun pada periode berikutnya agar menjalankan amanah
konstitusi

dan

menjunjung

nilai-nilai

demokrasi

serta

merealisasikan visi misi yang disosialisaikan kepada masyarakat
agar terciptanya sebuah keseimbangan sistem politik yang baik di
Simalungun.

Universitas Sumatera Utara

E. KERANGKA TEORI
1. Teori Strategi Politik
Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik, yaitu “stratos” yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi
dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya
pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa
diartikan sebagai seni perang para jenderal, atau suatu rancangan yang terbaik
untuk memenangkan peperangan.

Seperti yang dikemukakan oleh Karl Von Clausewitz yang merumuskan
strategi sebagai suatu seni yang menggunakan sarana pertempuran untuk
mencapai tujuan perang, sementara Martin – Anderson merumuskan strategi
sebagai seni yang melibatkan kemampuan inteligensi/pikiran untuk membawa
semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan memperoleh
keuntungan yang maksimal dan efisien. 8 Strategi kemudian dikembangkan oleh
para praktisi yang menghasilkan gagasan dan konsepsi yang didasari oleh
keilmuwan masing-masing.

Seperti halnya para praktisi ilmu politik mencoba mendefinisikan strategi
di dalam pertempuran politik. Strategi politik seperti pada semua pertempuranpertempuran yang kompleks, setiap orang berlaku sesuai dengan rencana yang
dipahami lebih dahulu, kurang lebih rencana yang sudah terolah dimana setiap
orang membuat antisipasi bukan saja dalam serangan-serangannya, akan tetapi
juga tentang jawaban-jawaban lawannya dan alat-alat untuk menyelesaikannya.

8

Prof. Dr. Hafied Cangara, M.Sc, 2009, Komunikasi Politik, Jakarta: Rajawali Pers, hlm 292

Universitas Sumatera Utara

Rencana perjuangan ini merupakan strategi; unsur-unsur yang berbeda yang ada
di dalamnya, tindakan melawan musuh dan jawaban terhadap reaksinya
merupakan taktik.

Politik dan strategi adalah suatu mekanisme bagaimana seseorang
ataupun kelompok dengan ide politik yang di pahaminya mampu memenangkan
suatu pertarungan politik disaat banyak orang yang berkepentingan menghendaki
hal yang sama. Ide politik tentu saja akan menciptakan perbedaan antar
masyarakat yang menjadi pendukung ide tersebut, dan dalam setiap keadaan
pasti ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan. Hasil dari satu keputusan
politik akan melahirkan perubahan ataupun kondisi yang sama disaat status quo
yang memenangkan pertarungan itu, oleh karena itu setiap ide/pemikiran pasti
memiliki pendukung dan penentang.9

Strategi politik memiliki tujuan yakni untuk mewujudkan segala rencana
yang telah disusun. Ini kemudian menjadi satu fokus utama dalam sebuah
pemilihan yakni perolehan suara terbanyak sebagai bentuk kemenangan untuk
memperoleh kekuasaan. Kekuasaan inilah yang menjadi tujuan dari sebuah
strategi karena merupakan kemenangan politik yang dapat digunakan dalam
sebuah sistem politik.

Strategi politik itu sendiri sebuah cara yang telah dipahami dan disusun
terlebih dahulu untuk merealisasikan cita-cita politik yang digunakan untuk
perubahan jangka panjang. Misalnya strategi politik yang digunakan oleh tim
sukses petahana dalam menghadapi pemilukada Simalungun, dimana hasil yang
9

Peter Scholerder.2003.Strategi Politik, Jakarta : Friedch-Naumman-Stiftung, PT Mita
Alembana Grafika hal 6.

Universitas Sumatera Utara

diperoleh kemudian akan menentukan bagaimana kinerja pemerintahan di daerah
tersebut berlangsung untuk lima tahun kedepan.

Perencanaan strategi politik merupakan suatu analisa yang jelas dari
keadaan kekuasaan, gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang akan
dicapai dan pemusatan segala kekuatan untuk mencapai tujuan yang
dimaksud.Dalam pendeskripsian strategi politik, maka penulis merasa perlu
untuk membatasi pada strategi politik yang digunakan untuk pemenangan
pemilukada dalam hal ini yakni strategi ofensif dan strategi defensif. Hal ini
mengingat bahwa pemaknaan terhadap strategi politik tidak hanya pada
pemenangan pemilukada saja tetapi juga tentang sebuah perencanaan untuk
kinerja sistem dalam struktur politik yang akan terbentuk. Kedua strategi inilah
yang akan digunakan sebagai unit analisa dalam hal pemilihan strategi politik.

a. Strategi Ofensif
Strategi Ofensif adalah strategi memperluas pasar dan strategi
menembus

pasar.

Dalam

strategi

ofensif

yang

digunakan

untuk

mengimplementasikan politik, yang harus dijual adalah perbedaan terhadap
keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-keuntungan yang dapat
diharapkan. Strategi ofensif ini sangat dibutuhkan, misalnya apabila suatu partai
ingin menambah atau meningkatkan jumlah massa pemilihnya.harus ada
pandangan positif terhadap hal tersebut sehingga cara yang dapat digunakan
adalah melalui kampanye politik.
Strategi kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar,
bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tentu dengan

Universitas Sumatera Utara

tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan. 10Setiap kampanye
politik adalah suatu usaha hubungan masyarakat. Tugasnya adalah membujuk
sejumlah pemberi suara yang sudah terdaftar untuk mendukung calon.
Kampanye yang berorientasi pada hubungan masyarakat, berusaha merangsang
perhatian orang kepada sang calon. Ia mencoba meningkatkan identifikasi dan
citra sang calon di antara kelompok pemberi suara, menyebarluaskan pandangan
sang calon tentang berbagai masalah penting, dan mendorong para pemberi suara
menuju ke tempat pemilihan untuk memberikan suara kepada sang calon.

Dalam hal ini harus ada lebih banyak orang yang memiliki pandangan dan
pemikiran yang positif terhadap partai tersebut, sehingga nantinya kampanye yang
akan dilaksanakan partai politik akan dapat berhasil 11.
1.) Strategi Perluasan Pasar
a.) Dalam Kampanye Pemilihan Umum
Strategi perluasan pasar yang ofensif bertujuan untuk membentuk
kelompok pemilih baru disamping para pemilih yang telah ada. Oleh sebab itu,
harus ada suatu penawaran yang lebih baik bagi para pemilih yang selama ini
memilih partai pesaing. Strategi semacam ini perlu dipersiapkan melalui sebuah
kampanye, untuk menjelaskan kepada publik tentang penawaran baru dan
penawaran mana saja yang lebih baik dibanding dengan penawaran partai-partai
lainnya. Perluasan pasar tidak mungkin dapat dicapai dengan isu atau agenda yang
tidak bermutu.
b.) Dalam Implementasi Politik
10

Toni, Efrizah, Kemal, 2006, Mengenal Teori-Teori Politik, Bandung: Penerbit Nuansa,

hlm 187
11

Ibid Hal 8

Universitas Sumatera Utara

Dalam hal ini, produk baru yang ditawarkan yaitu politik baru atau lebih
tepatnya keuntungan yang dihasilkan politik baru tersebut harus lebih
diperhatikan. Untuk itu, pertama-tama politik harus dirumuskan secara jelas.
Politik yang belum rampung sama sekali tidak menariknya dengan produk yang
belum rampung. Dalam hal ini pihak eksekutif sering sekali bertindak salah
karena produk dan keuntungan yang ditawarkannya tidak dirumuskan secara jelas
sehingga tidak dapat dimengerti oleh warga. Sebelum pelaksanaan, perlu
dilakukan pekerjaan pada hubungan kemasyarakatan yang baik, karena apabila hal
ini tidak dilakukan, proyek tersebut sewaktu-waktu dapat saja didiskriminasikan.
2.) Strategi Menembus Pasar
Strategi menembus pasar bukan menyangkut ditariknya pemilih lawan
atau warga yang selama ini tidak aktif dengan memberikan penawaran yang lebih
baik atau baru, melainkan” penggalian potensi” yang sudah ada secara optimal.
Hal ini salah satu contohnya adalah menyangkut pemasaran program-program
yang dimiliki secara lebih baik dan peningkatan intensitas keselarasan antara
program dan individu terhadap, seperti halnya memperbesar tekanan terhadap
kelompok-kelompok target.

Pada dasarnya strategi kampanye politik bertujuan untuk membentuk
serangkaian makna politis tertentu di dalam pikiran para pemilih. Serangkaian
makna politis yang terbentuk dalam pikiran para pemilih tersebut dimaksudkan
untuk memilih kontestan tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output
penting dari strategi kampanye politik.Dalam strategi kampanye politik yang
digunakan untuk mempengaruhi pemilih, yang harus dijual atau ditampilkan
adalah perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-

Universitas Sumatera Utara

keuntungan yang dapat diharapkan daripadanya sehingga dapat terbentuk
kelompok pemilih baru di samping para pemilih yang telah ada. Oleh karena itu,
harus ada penawaran baru atau penawaran yang lebih baik bagi para pemilih
yang selama ini memilih partai pesaing.

Oleh karena itu, dalam strategi seperti ini perlu dipersiapkan sebuah
kampanye pengantar untuk menjelaskan kepada publik tentang penawaran mana
saja yang lebih baik, dibandingkan dengan penawaran partai-partai lainnya dan
memanfaatkan situasi dan kondisi yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya halhal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam mensejahterakan hidupnya, dapat
menjadi kunci untuk merumuskan strategi ini. Partai politik harus lihai dalam
melihat celah yang dapat membawa keuntungan bagi petahana.

b. Strategi Defensif
Strategi defensif akan muncul ke permukaan, misalnya apabila partai
pemerintahan atau koalisi pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin
mempertahankan mayoritasnya. Selain itu, strategi defensif dapat muncul apabila
sebuah pasar tidak akan dipertahankan lebih lanjut dan penutupan pasar ini
diharapkan membawa keuntungan sebanyak mungkin.
Strategi mempertahankan pasar merupakan suatu strategi yang khas untuk
mempertahankan mayoritas pemerintah. Dalam kasus semacam ini, partai akan
memelihara pemilih tetap mereka, dan memperkuat pemahaman para pemilih
musiman mereka sebelumnya pada situasi yang berlangsung. Partai yang ingin
mempertahankan pasar, akan mengambil sikap yang bertentangan dengan partaipartai yang menerapkan strategi ofensif. Dalam hubungannya dengan aliansi,

Universitas Sumatera Utara

partai-partai yang menerapkan strategi defensif menjalankan sebuah pemeliharaan
secara intensif terhadap multipikator yang ada serta menawarkan insentif kepada
mereka. Data-data tentang keberhasilan yang diperoleh disebarluaskan ke
lingkungan sekitar. Investigasi terutama dilakukan di bidang kehumasan. Dalam
organisasi, proses semakin dipermudah, rutinitas dikembangkan dan dengan
demikian pengeluaran ditekan. 12

Strategi defensif digunakan apabila partai pemerintah atau sebuah koalisi
pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin mempertahankan
mayoritasnya atau apabila perolehan suara yang dicapai sebelumnya ingin
dipertahankan. Strategi ini memanfaatkan koalisi yang dibangun oleh incumbent
sebagai salah satu cara untuk memelihara dukungan suara.

Membangun koalisi partai harus memiliki perhitungan yang rasional,
misalnya seberapa besar kekuatan yang telah dimiliki oleh partai dan partai apa
yang akan diajak berkoalisi, bagaimana ideologi, kekuatan, dan kelemahan partai
dalam hal massa, serta apa tantangan dan keuntungan yang dapat diperoleh
dengan cara koalisi. Dalam kondisi seperti ini biasanya muncul broker partai
yang bisa menghubungkan kepentingan masing-masing partai. Koalisi juga
menghadirkan tawar menawar antarpribadi elite politik untuk mendapatkan
posisi dalam pemerintahan.
Hal inilah yang kemudian menempatkan strategi ini sebagai strategi yang
khas untuk mempertahankan mayoritas pemerintah yang kemudian akan
membuat partai politik untuk memelihara pemilih tetap mereka dan memperkuat

12

Ibid hal 9

Universitas Sumatera Utara

pemahaman para pemilih sebelumnya terhadap situasi yang berlangsung.
Terhadap partai oposisi yang menyerang, partai pemerintah akan berusaha
mengaburkan perbedaan yang ada dan membuat perbedaan tersebut tidak dapat
dikenali lagi. Untuk itu, mereka menggunakan berbagai rincian strategi yang
berbeda. 13

Pada pemilihan sebelumnya yang hasilnya memberikan kemenangan bagi
petahana, tentunya ada daerah-daerah yang merupakan lumbung suara bagi
petahana yakni daerah-daerah yang memberikan suara terbanyak atau
kemenangan mutlak bagi petahana. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu
tolak ukur bagi incumbent dalam menggunakan strategi mempertahankan pasar.
Artinya para pemilih yang ada di daerah pemenangan tersebut tetap dikontrol
oleh petahana agar dapat memberikan kemenangan yang sama pada petahana.

Menurut Mintzberg (2007), konsep strategi itu sekurang-kurangnya
mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu: 14
1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi
secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya.
2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi
perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.
3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.
4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi
dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.
13

hlm 203

Toni, Efrizah, Kemal, 2006, Mengenal Teori-Teori Politik, Bandung: Penerbit Nuansa,

14

Dani
Hamdani,
Strategi
Kampanye
Politik,
http://perkuliahankomunikasi.blogspot.co.id/2013/12/strategi-kampanye-politik_8201.html,
(diakses pada tanggal 1 Agustus 2017, pukul.14.10 WIB)

Universitas Sumatera Utara

5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui
para pesaing.

2. Teori Marketing Politik
Pada dasarnya political marketing adalah strategi kampanye politik untuk
membentuk serangkaian makna politis tertentu dalam pikiran para pemilih.
Serangkain makna politis yang terbentuk dalam pikiran para pemilih menjadi
oreantasi perilaku yang akan mengarahkan pemilih untuk memilih kontestan
tertentu.

Makna

politis

inilah

yang

menjadi

output

penting political

marketing yang menentukan pihak mana yang akan dicoblos oleh para
pemilih.Sejatinya marketing dan politik adalah dua disiplin ilmu yang bertolakbelakang. Rasionalitas marketing mengacu pada persaingan dengan tujuan
memenangkannya secara efektif. Pada titik ini marketing menjadi media untuk
meraih keuntungan semaksimal mungkin. Sebaliknya rasionalitas politik bergerak
pada tataran proses menciptakan tatanan masyarakat yang ideal melalui
sistematisasi perebutan kekuasaan.
Di era multipartai seperti sekarang ini, marketing politik menjadi
kebutuhan yang tidak terhindarkan. Bukan hanya partai-partai baru dan relatif
kecil pendukungnya yang memerlukan marketing politik guna mengontrol citra
dan popularitasnya agar dapat menangguk suara yang memadai, tetapi juga partaipartai besar yang telah eksis dan mapan pun tidak bisa meremehkan kehadiran
instrumen yang satu ini.Ini kalau mereka tidak ingin suaranya tergerus atau
melorot posisinya pada pemilu mendatang. Inilah kemudian yang menjadi dasar
pemikiran dikawinkannya marketing dengan politik, metode dan pendekatan yang
terdapat dalam ilmu marketing dapat membantu institusi politik untuk membawa

Universitas Sumatera Utara

produk politik, distribusi produk politik, kepada publik dan menyakinkan bahwa
produk politiknya lebih unggul dibandingkan dengan pesaing. 15
Pengunaaan metode marketing dalam bidang politik dikenal sebagai
marketing politik (political marketing), dalam marketing politik yang ditekankan
adalah pengunaaan pendekatan dan metode marketing untuk membantu politikus
dan partai politik agar lebih efesien dan lebih efektif membangun dua arah dengan
konstituen dan masyarakat, hubungan ini diaartikan secara luas, dari kontak fisik
selama periode kampanye sampai dengan komonikasi tidak langsung melalui
pemberitaan di media massa.
Marketing politik telah menjadi suatu fenomena, tidak hanya dalam ilmu
politik, tetapi juga memunculkan beragam pertanyaan para marketer yang selama
ini sudah terbiasa dalam konteks dunia usaha. Tentunya terdapat beberapa asumsi
yng mesti dilihat untuk tidak memahami marketing politik, karena konteks dunia
politik memang banyak mengandung perbedaan dengan dunia usaha, politik
berbeda dengan produk retail, sehinga akan berbeda pula muatanya yang ada
diantara keduanya, politik terkait erat dengan pernyataan sebuah nilai.
Tidak hanya itu, aktivitas marketing politik pun sudah merambah ke media
massa, baik cetak, online maupun elektronik. Beberapa parpol pasang iklan di
koran-koran serta tokoh-tokohnya mulai mengkampanyekan kelebihan dan
keunggulan partainya di media elektronik. Bahkan, beberapa figur anggota calon
legislatif secara diam-diam menjalin kerjasama dengan lembaga riset tertentu
untuk mengukur kansnya lolos sebagai anggota legislatif. 16

15

Prof. Firmanzah, PH.D, Marketing Politik antara pemahaman dan realitas,( Jakarta:
Yayayasan Pustaka Obor Indonesia, 2012), hal. 148
16
Ibid

Universitas Sumatera Utara

Agar marketing politik dapat efektif, maka partai politik atau politisi harus
mampu merumuskan satu fokus atas sasaran yang akan dituju. Partai politik harus
mampu mengenali konstituennya, simpatisannya dan terus menerus mengamati
apa yang dilakukan oleh para pesaingnya. Dengan demikian, maka partai politik
akan mampu merumuskan ”Citra Target” yang diinginkan dan mempunyai fokus
dalam membidik targetnya. 17Karena itu, pemahaman awal terhadap Marketing
Politik yang diberikan ketika perkuliahan disosialisasikan ke kalangan masyarakat
level menengah ke bawah dapat memberikan informasi dan stimulus berupa
dukungan seluruh kalangan masyarakat untuk terlibat dalam memotivasi
masyarakat dan pengurus Partai politik untuk meningkatkan pemahaman pemilu.
Melalui

penelitian

ini,

diharapkan

dapat

membuka

wacana

baru

mengenai Marketing Politik dalam sebuah pendekatan baru dalam memenangkan
baik dalam pemilihan presiden, Gubernur, Bupati, DPD, dan lain-lain. Adapun
konsep-konsep lain yang terdapat pada teori marketing politik adalah:
a. Orientasi Pasar
Dalam iklim persaingan, entitas yang melakukan persaingan harus
mengahadapi kenyataan bahwa mereka bersaing untuk memperebutkan
konsumen, untuk memenangkan persaingan dalam politik, partai harus
memuaskan kebutuhan masyarakat luas, kebutuhan yang dimaksud tentu
kebutuhan politik, masyarakat membutuhkan produk politik seperti
program kerja, idiologi, harapan dan figur pemimpin yang dapat
memberikan rasa pasti untuk menghadapi masa depan, tidak hanya itu,

17

Ibid

Universitas Sumatera Utara

politik juga harus mampu menyakinkan, masyarakat bahwa inilah cara
yang dapat menyelesaikan masalah pada masa kini. 18
b. Orientasi Persaingan
Kondisi multi partai semakin meningkatkan kesadaran akan persaingan
yang sehat, bebas kolosi dan intervensi pemerintah terbukti telah membuat
partai partai politik mengahadapi kenyataan bahwa mereka harus bersaing
langsung dengan para lawan atau pesaing.Persaingan sangat dibutuhkan
oleh partai politik karena beberapa hal. Pertama melalui persangan partai
dapat mengevaluasi secara objektif apakah yang mereka lakukan sudah
benar atau tidak, benar atau tidaknya dilihat melalui perolehan suara
sendiri jika dibandingkan dengan rival utama mereka, apabila perolehan
suara mereka lebih tinggi dibandingkan dengan rival, apabila perolehan
suara lebih tinggi di bandingkan dengan pesaing utama, berarti pemilih
partai tersebut memiliki nilai dibandingan dengan yang lain, persaingan
dibutuhkan untuk terus memotivasi partai politik agar berusaha lebih
bagus dan tidak mudah puas dengan apa yang telah di raih.
c. Orientasi Konsumen
Hal penting yang harus dimiliki oleh partai adalah kemampuan alam
menilai dan mengevaluasi siapa konsumen mereka . Pemilih menurut
popkin (1994) akan memilih partai atau kandidit yang memiliki kedekatan
idiologi dan kebijakan. Partai atau kandidat harus memiliki hubungan erat
terkait aktivitas dengan masyarakat, konsumen dalam hal ini masyarakat
harus ditampung aspirasinya dan diterjemahkan dalam bentuk program

18

Ibid, hal.160

Universitas Sumatera Utara

kerja, masyarakat adalah inspirasi dan ide untuk mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Kemenangan partai politik dalam setiap pemilu dan terpilihnya kepala
daerah dan menang dalam pemilukada tidak terlepas dari marketing
politik (Firmanzah, 2009: 120). Inilah kemudian yang menyebabkan
mereka berhasil membentuk citra yang baik dibanding para kompetitornya
atau para kontestan yang lain. Hal ini terlihat dalam kutipan pada bab kata
pengantar

oleh

firmanzahdalam

buku

Marketing

Politik

Antara

Pemahaman dan Realitas. 19”Marketing politik tidak bisa lepas dari produk
dan proses penyampaian produk marketing politik. (Adnan Nursal, 2004:
205).
d. Media Massa Sebagai Saluran Marketing Politik
Media massa merupakan jenis media yang ditunjukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim sehingga pesan yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat. Perkataan dapat menjadi sangat
rasional karena seperti dikatakan Alexis S.Tan, komunikator dalam media
massa ini merupakan suatu organisasi sosial yang mampu memproduksi
pesan dan mengirimkannya secara simultan kepada sejumlah besar
masyarakat yang secara spasial terpisah. Dengan daya jangkau yang relatif
luas dan dalam waktu yang serentak, mampu memainkan peran dalam
propaganda.
Relevan dengan pendapat Cassata dan Asante, seperti dikutip
Jalaluddin Rakhmat, bila arus komunikasi massa ini hanya dikendalikan

19

Ibid, hal. 164

Universitas Sumatera Utara

oleh komunikator, situasi dapat menunjang persuasi yang efektif.
Sebaliknya bila khalayak dapat mengatur arus informasi, situasi
komunikasi akan mendorong belajar yang efektif. Dalam konteks era
informasi sekarang ini, institusi media massa seperti televisi dan surat
kabar dipercaya memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan produksi,
reproduksi dan distribusi pengetahuan secara signifikan. Serangkaian
simbol yang memberikan makna tentang realitas ada dan pengalaman
dalam kehidupan, bisa ditransformasikan media massa dalam lingkungan
publik. Sehingga bisa diakses anggota masyarakat secara luas. Tentu saja
dalam perkembangnnya, banyak pihak yang terlibat dalam pemanfaatan
media massa.
Ada 6 (enam) jenis riset berikutnya yang penting dilakukan adalah
riset marketing politik

untuk

memantau

perkembangan

opini

publik.

Pertama, focus group analysis, dilakukan beberapa bulan sebelum pemilihan.
Idealnya 12-14 bulan sebelum pemilihan. Riset dilakukan dengan membentuk
empat sampai lima group diskusi yang masing-masing terdiri dari 8 sampai 12
orang. Kedua, benchmark survey, untuk mengetahui perincian kekuatan dan
kelemahan kontestan-kontestan yang bersaing. Pada survei ini diketahui juga
peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan dan tantangan atau ancaman yang
mesti diantisipasi. Idealnya banchmark survey ini dilakukan 10 hingga 12 bulan
sebelum pilkada dengan melibatkan 500 sampai 1.200 responden.Ketiga, focus
group analysis after benchmark, dengan melibatkan beberapa grup yang terdiri
dari

8

sampai

12

partisipan, untuk

mendiskusikan

secara

mendalam

hasil benchmark survey. Keempat, trend survey yang dilakukan beberapa bulan

Universitas Sumatera Utara

setelah benchmark poll. Hal ini dilakukan beberapa bula setelah benchmark poll,
ketika kampanye sedang berjalan dimana masing-masing kontestan sudah
menjalankan strateginya. Survei ini melibatkan 500 sampai 1.200 pemilih.
Kelima, dial meter atau tes pasar tentang iklan kontestan dan iklan pesaing
berdasarkan hipotesis kandidat sebelum iklan disiarkan. Tes ini biasanya
melibatkan 30 sampai 40 orang partisipan untuk melihat bagaimana respons
partisipan terhadap iklan yang akan disiarkan.
Supaya hasil marketing politik lebih maksimal, maka kandidat sebaiknya
di samping berkutat pada pemanfaatan akses media massa dan riset politik belaka,
tetapi perlu ditambah dengan pola atau strategi lain yang lebih kreatif dan
inovatif. Karena sejatinya aktivitas marketing politik tidak hanya terpaku pada 2
hal itu saja tapi masih banyak yang lain.
Pertama, karena marketing politik lebih daripada sekadar komunikasi
politik, menurut Lees-Marshmant (2001), ia mesti diaplikasikan pada seluruh
roses organisasi partai politik. Tidak hanya pada momentum menjelang pilkada
atau tahapan pemilu saja ia diejawantahkan, tetapi harus sedini mungkin, misalnya
pada tahap bagaimana memformulasikan produk politik lewat penciptaan
simbol, image, platform, isu politik hingga program kerja.Kedua, dalam
menerapkan marketing politik seyogianya menggunakan konsep marketing secara
luas,

tidak

hanya

pada

teknik marketing,

tetapi

juga

sampai

pada

strategi marketing mulai dari teknik publikasi, menawarkan ide dan program, serta
desain produk hingga ke market intelligent dan pemrosesan informasi.Ketiga,
dalam menerapkan marketing politik hendaknya juga melibatkan disiplin ilmu
komunikasi, sosiologi, dan psikologi. Hal ini karena produk politik merupakan

Universitas Sumatera Utara

fungsi dari pemahaman komunikasi dan sosiologis mengenai simbol dan identitas,
sedangkan faktor psikologisnya adalah kedekatan emosional dan karakter seorang
pemimpin hingga pada aspek rasionalitas platform partai. Keempat, penerapan
konsep marketing politik jangan hanya berhenti hingga pemilihan umum tapi juga
harus terus berlanjut setelah itu, yaitu proses lobi politik di parlemen. Justru di
situlah efektivitas marketing politik dipertaruhkan. Yang pasti, jika masingmaisng kandidat peserta pilkada ingin mendulang sukses dan meraih dukungan
sebanyak-banyak dari rakyat dan masyarakat, penggunaan marketing politik
(political marketing) yang efektif dan komprehensif sejak dini menjadi sesuatu
yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kalau tidak, Anda komunitas politik siap-siap
gigit jari.
Pilkada sebagai suatu proses transaksi political trading dalam jangka
panjang dapat dikategorikan sebagai political investment. Agar tidak terjadi
kolaborasi kohesif-negatif antara pemilih dengan kandidat setelah kemenangan
dicapai yang akan syarat dengan politik balas budi (rewarding politics) dan
berpotensi KKN, dibutuhkan adanya accountable politics, yakni etika politik
yang diinstitusionalisasikan dengan kekuatan hukum positif bersanksi (law
enforcement).Jika tidak terbangun moral politik yang baik dan benar, sukses
pilkada hanya dalam pelaksanaan pilkada (3 bulan) akan tetapi tidak
menghasilkan

pemimpin

yang

sukses

membangung

pascapilkada

(5

tahun).Kandidat terpilih diharapkan mampu membangun hubungan dengan
konstituen dalam jangka panjang dengan jaringan berskala translokal. Sangat
memungkinkan apabila sukses (memimpin dengan baik, dan mengelola

Universitas Sumatera Utara

administrasi

dengan

benar),

akan

mempermudah

membangun political

marketing.
F.Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Berdasarakan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai
strategi politik J.R. Saragih dalam pemilukada Kabupaten Simalungun Tahun
2016, maka penelitian ini menggunakan pendektana deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dll) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau
sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial kemanusiaan. Proses
penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data secara
spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tematema yang khusus ketema-tema yang umum menafsirkan makna dan data. 20
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan objek penelitian dimana kegiatan penelitian
dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah atau
memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian. Alasan dipilihnya

20

John w. Creswell. 2012, Research Design. Yogyakarta: pustaka pelajar. Hal 4-5

Universitas Sumatera Utara

pemilihan lokasi penelitian di Kabupaten Simalungun sebagai lokasi penelitian
yaitu: pertama, karena Kabupaten Simalungun telah melaksanakan proses
demokrasi untuk memlih kepala daerah dan dalam hal ini ingin meneliti strategi
politik (strategi pemenangan) yang digunakan oleh calon kepala daerah (J.R.
Saragih) dan dibantu oleh tim suksesnya beserta dengan juru kampanye untuk
memenangkannya di dalam pertarungan politik. Kedua, lokasi penelitian mudah
dijangkau oleh peneliti sehingga membantu peneliti dalam proses penelitian.
3.

Fokus Penelitian
Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Terdapat

dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan maslah
penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat
membatasi studi. Kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria
inklusi-eksklusi atau kriteria masuk-keluar suatu informasi yang baru diperoleh di
lapangan. Penetapan fokus atau maslah dalam penelitian kualitatif akan dipastikan
sewaktu peneliti sudah berada di arena atau lapangan penelitian.
Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:
a. Strategi pemenangan yan digunakan meliputi: mamantau strategi lawan,
cara menggalang dukungan, cara mempengaruhi massa, visi dan misi
yang dibawa oleh kepala daerah (J.R.Saragih)
b. Program kerja apakah yang ditawarkan dalam kampanye pada pesta
demokrasi di Kabupaten Simalungun Tahun 2016 yang meliputi: cara
merumuskan program kerja, cara mensosialisasikan program kerja.
4.Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

Dalam setiap penelitian disamping penggunaan metode yang tepat
diperlukan pula kemampuan memilih dan menyusun teknik dan alat pengumpul
data yang relevan. Kecermatan dalam memilih dan menyusun tekni dan alat
pengumpul data ini sangat berpengaruh pada obyektifitas hasil penelitian. Dengan
kata lain teknik dan alat pengumpul data yang tepat dalam suatu penelitian akan
memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara valid dan reliabel, yang
pada gilirannya akan memungkinkan dirumuskannya generalisasi yang objektif.
Penelitian ini menggunakan beberapa cara dalam mengumpulkan data
diantaranya:
a. wawancara
menurut Moleong (2009:186), wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
mewawancarai

(interviewee)

yang

memberikan

jawaban

atas

pertanyaan itu.
Wawancara dalam penelitian ini berupa interwee terhadap responden.
Waawancara ini dilakukan untuk mecari data-data yang ada didalam
lapangan, mengenai strategi yang digunakan oleh tim sukses
J.R.Saragih, penyusunan program kerja. Adapun responden yang
diwawancarai dalam penelitian ini adalah tim sukses J.R. Saragih.
b. Dokumentasi
Menurut Guba dan Lincon (dalam Moloeng, 2009:216) dokumentasi
adalah setiap bahan tertulis ataupun fim, lain dari record, yang tidak
tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan dari dokumen
yang ada di lokasi penelitian. Dokumen dapat berupa surat kabarm
arsip, notulen, modul, majalah.
Adapun data yang dikumpukan melalui tekni dokumentasi berupa arsip
atau dokumen tentang pemilihan kepala daerah Kabupaten Simalungun
tahun 2016. Data ini akan membantu peneliti dalam melakukan analisis
data dan penarikan kesimpulan. Pada metode ini juga mengambil
gambar-gambar berupa foto yang berkaitan dengan penelitian.
5.Teknik Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian
dan

selama

proses

penelitian dilaksanakan.

Data

diperoleh,

kemudian

dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara,
mengumpulkan data, mengedit, mengklarifikasi, mereduksi sampai menyajikan
data. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
yaitu:
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
menfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya
serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah

peneliti

untuk

melaukan

pengumpulan

data

selanjutnya. Reduksi kata dapat dibantu dengan peralatan elektronik
seperti komputer dengan memberikan kode pada aspek tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Dengan analisis ini memudahkan peneliti dalam menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu.
Dengan cara seperti ini maka kesimpulan finalnya dapat diverifikasi.
Dalam reduksi data ini peneliti memanfaatkan catatan lapangan untuk
mempermudah

dan

memanfaatkan

catatan

lapangan

untuk

memudahkan data mana yang diperlukan dan data mana yang harus
dibuang sehingga menghasilkan kesimpulan yang final.
b. Penyajian Data
Secara data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2009:341) mengatakan
bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kulaitatif dalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
akan terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir yakni penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif akan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan.
Dalam hal ini meninjau kembali hasil penelitian dengan catatan
lanpangan selama penelitian apakah sudah sesuai atau belum,
kemudian menarik kesimpulan dari setiap item tersebut.

Universitas Sumatera Utara

G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan menjadikan penyusunan skripsi lebih terarah. Agar
mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, peneliti membagi skripsi ini dalam
4 bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut:
Bab I: PENDAHULUAN
Bab 1 terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II:DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN,BIOGRAFI J.R SARAGIH
Bab II peneliti akan memaparkan profil Kabupaten Simalungun yang
terdiri dari sejarah Simalungun, keadaan geografi, keadaan demografi,
suku

bangsa,

lambang

daerah,

potensi

ekonomi,

dan

struktur

pemerintahan.
Bab III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab III peneliti akan memamparkan gambaran politik di
Kabupaten Simalungun, data calon kepala daerah dalam pemilukada
2016, strategi politik J.R.Saragih dalam Pemilukada di Kabupaten
Simalungun tahun 2016 serta program kerja yang ditawakan J.R.Saragih
dalam pemilukada 2016.
BAB IV: PENUTUP
Bab Ini berisikan penarikan kesimpulan dan saran-saran yang diperoleh
dari penelitian yang telah dilakukan, dan pada bab ini juga akan

Universitas Sumatera Utara

terjawab pertanyaan apa yang dilihat dalam penelitian yang dilakukan
serta berisi saran-saran, baik yang bermanfaat bagi penulis secara
pribadi maupun masyarakat.

Universitas Sumatera Utara