Implementasi E-Procurement dalam Pengadaan Barang Jasa Pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Konsep Kebijakan Publik
Thomas R. Dye memberikan pengertian dasar mengenai kebijakan Publik

sebagai apa yang tidak dilakukan maupun yang dilakukan oleh pemerintah.
Sedangkan

Easton

memberikan

pengertian

kebijakan

Publik


sebagai

pengalokasian nilai – nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang
keberadaannnya mengikat, sehingga cukup pemerintah yang dapat melakukan
sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari
sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian
nilai – nilai kepada masyarakat.8
Menurut Woll, Kebijakan Publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah
untuk memcahkan masalah di masyarakat baik secara langsung mauPun melalui
berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Sedangkan James
E. Anderson memberikan definisi kebijakan Publik sebagai kebijakan – kebijakan
yang dibangun oleh badan – badan dan pejabat – pejabat pemerintah, dimana
implikasi dari kebijakan itu adalah : 1) kebijakan Publik selalu memPunyai tujuan
tertentu atau memPunyai tindakan – tindakan yang berorientasi pada tujuan; 2)
kebijakan Publik berisi tindakan pemerintah; 3) kebijakan Publik merupakan apa
yang benar – benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang
masih dimaksudkan untuk dilakukan; 4) kebijakan Publik yang diambil bisa

8


Hessel
Nogi Tangkilisan,Kebijakan
Yogyakarta:2003.hal. 2

Publik

Yang

Membumi,

Lukman

Offset,

8

Universitas Sumatera Utara

9


bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala
sesuatu masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan kePutusan
pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu; 5) kebijakan pemerintah setidak –
tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang
bersifat mengikat dan memaksa.9
Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli diatas, dapat disimPulkan
bahwa pada dasarnya kebijakan Publik adalah segala sesuatu yang dilakukan
pemerintah untuk menyelesaikan masalah Publik demi kepentingan masyarakat
yang bersifat mengikat dan memaksa.
Adapun proses kebijakan Publik menurut James E. Anderson adalah sebagai
berikut :
1.

Identifikasi Masalah dan Agenda Setting
Fokus pada tahap ini adalah bagaimana masalah – masalah bisa dijadikan
sebagai kebijakan Publik yang dispesifikasikan dan diidentifikasikan. Mengapa
hanya beberapa masalah dari semua yang ada, yang dapat menerima pertimbangan
oleh pembuat kebijakan yang membutuhkan sebuah pemeriksaan dari agenda
setting. Hal ini mengenai bagaimana badan – badan pemerintah memutuskan

masalah apa yang layak. Apakah sebuah kebijakan Publik, mengapa hanya
beberapa ? Keadaan atau persoalan apa yang bisa menjadi masalah Publik ?
Bagaimana masalah bisa menjadi agenda pemerintahan ? Mengaapa beberapa
masalah tidak berhasil menjadi agenda kebijakan ?
2.

Formulasi
Hal ini meliPuti berbagai macam tindakan berupa pembuatan dan
pengidentifikasian, seringkali disebut pilihan untuk memecahkan atau
memperbaiki masalah Publik. Siapa yang ikut serta dalam perumusan kebijakan ?
Bagiamana pilihan untuk menghadapi sebuah masalah pembangunan? Adakah
kesulitan dan penyimpangan dalam usulan perumusan kebijakan ?
3.

Adopsi
Tahap ini tentang memutuskan pilihan yang dimaksud, termasuk tidak
mengambil tindakan yang digunakan untuk mengatasi masalah. Di Badan
Legislatif Amerika fungsi ini dilakukan oleh sebagian besar/ kaum mayoritas.

9


Ibid, hal.2

9

Universitas Sumatera Utara

10

Bagaimana sebuah kebijakan diadopsi atau ditetapkan ? Apa saja persyaratan
yang harus dipenuhi ? Apa isi dari kebijakan yang ditetapkan ?
4.

Implementasi/ Pelaksanaan
Pada tahap ini, perhatiannya pada apa yang terselesaikan untuk
melaksanakan atau menerapkan kebijakan yang telah ditetapkan. Seringkali
pembangunan lebih lanjut atau pengembangan kebijakan akan menjadi bagian dari
pelaksanaan mereka. Siapa yang dilibatkan ? Apakah sesuatu hal sudah terlaksana
sesuai kebijakan yang diselenggarakan atau ditetapkan ? Bagiamana bentuk
bantuan pelaksanaan atau menentukan isi dari kebijakan ?

5.

Evaluasi
Kegiatan ini memerlukan maksud untuk menentukan apakah sebuah
kebijakan terpenuhi, apakah kebijakan tersebut memiliki akibat yang lain ?
Siapakah yang dilibatkan ? Siapakah yang diuntungkan dan dirugikan oleh
kebijakan ? Apakah akibat dari evaluasi kebijakan ? Apakah ada permintaan untuk
perubahan atau pencabutan kebijakan ? Apakah terdapat permasalahan baru yang
teridentifikasikan ? Apakah proses kebijakan diulangi kembali karena evaluasi ?10
2.2

Implementasi Kebijakan Publik
Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel

atau faktor dan masing – masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama
lain. Berikut ini teori implementasi kebijakan Publik menurut para ahli11 :
1)

Teori George C. Edward III (1980)
Menurut George Edward III, terdapat empat faktor atau variabel dalam


implementasi kebijakan publik, yaitu :
1.

Komunikasi
Variabel utama dalam implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa

pembuat keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Keputusan-

10

James E. Anderson, Public Policymaking-Sixth Edition, Houghton Mifflin Company, Boston.
2006. Hal. 3-4
11

A.G Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.Pustaka Pelajar; 2002
Hal 90-101

10


Universitas Sumatera Utara

11

keputusan harus diteruskan kepada implementor secara tepat, selain itu
komunikasi harus akurat dan harus dimengerti dengan cermat.
2.

Sumber Daya
Sumber daya adalah faktor yang paling penting dalam implementasi

kebijakan agar berjalan secara efektif. Sumber daya itu dapat berupa sumber daya
manusia, sumber daya finansial dan sumber daya fasilitas pendukung. Tanpa
adanya sumber daya, maka kebijakan yang telah dibuat tidak dapat
diimplementasikan. Adapun indikator dari sumber daya adalah sebagai berikut :
a)

Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan implementor dari sebuah kebijakan,


sehingga berhasil ataupun tidaknya implementasi kebijakan dipengaruhi
oleh staff atau pegwainya. Apabila sumber daya manusianya cukup
memadai dan kompeten dalam bidangnya, maka implementasi kebijakan
publik dapat berjalan secara efektif.
b)

Sumber Daya Finansial
Sumber daya finansial adalah kecukupan modal yang dimiliki dalam

menjalankan sebuah kebijakan publik, sumber daya finansial juga akan
mendukung segala fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya kebijakan
publik.
c)

Sumber Daya Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung merupakan fasilitas fisik yang sangat penting

dalam implementasi teknis sebuah kebijakan publik. Apabila sumber daya
manusia sudah memadai, namun tanpa adanya fasilitas pendukung yang
11


Universitas Sumatera Utara

12

memadai (sarana dan prasarana) maka implementasi kebijakan tidak akan
berjalan secara maksimal.
3.

Disposisi
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor

dalam implementasi sebuah kebijakan. Apabila disposisi implementor baik, maka
ia akan dapat mengimplementasikan kebijakan seperti yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki difat dan pandangan yang
berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga
akan terhambat.
4.

Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi yang dalam implementasi kebijakn publik memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan publik. Ada dua
karakteristik utama struktur birokrasi, yaitu SOP dan penyebaran tugas antar
implementor.
Gambar 2.1 : Faktor Penentu Implementasi Menurut Edward III

Sumber : Subarsono, 2002
12

Universitas Sumatera Utara

13

2)

Teori Marilee S. Grindle (1980)
Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle dipengaruhi oleh

dua variabel besar, yakni isi kebijakan dan lingkungan kebijakan. Seperti terlihat
pada gambar 1.2
Gambar 2.2
Implementasi sebagai proses Politik dan Administrasi

Sumber : Subarsono, 2002
3)

Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn
Menurut Meter dan Horn, ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja

implementasi yakni standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, hubungan antar
organisasi, karakteristik agen pelaksana dan disposisi implementor. Seperti yang
terlihat pada gambar 2.3

13

Universitas Sumatera Utara

14

Gambar 2.3
Model Implementasi Kebijakan Menurut Van Meter Dan Van Horn

Sumber : Subarsono, 2002
4)

Teori Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983)
Menurut Mazmanian dan Sabatier, ada tiga kelompok variabel yang

mempengaruhi

keberhasilan

implementasi

yakni

karaktersitik

masalah,

karakteristik kebijakan dan lingkungan kebijakan. Seperti terlihat pada gambar 1.4

14

Universitas Sumatera Utara

15

Gambar 2.4
Variabel – Variabel Yang Mempengaruhi Proses Implementasi

Sumber : Subarsono, 2002
2.3

Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

kelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan
metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan
15

Universitas Sumatera Utara

16

haknya.12

Pelayanan Publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, di daerah dan lingkungan
BUMN/D dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka pemenuhan
kebutuhan masyarakat mauPun dalam rangka pelaksanaan perundang-undangan.13
Pelayanan Publik meliputi pelayanan barang Publik, pelayanan jasa Publik
dan pelayanan administratif. Adapun asas-asas dalam pelayanan Publik, yaitu
kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan
kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuan atau tidak
diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok

rentan,

ketepatan

waktu

dan

kecepatan,

kemudahan

serta

keterjangkauan.14
2.4

E-Government
E-Government adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam

dan dengan pihak luar yang diharapkan mamPu meningkatkan performance
pemerintahan dan memenuhi ekspektasi masyarakat akan peningkatan kualitas
pemerintah.15 E-Government merupakan sekumPulan konsep untuk semua
tindakan dalam sektor Publik yang melibatkan teknologi informasi dan

12

Agung Kurniawan. Transformasi Pelayanan Publik. Pembaruan, Yogyakarta; 2005, hal. 7

13

Paimin NapituPulu, Pelayanan Publik & Customer Satisfaction, P.T Alumni, Bandung; 2007,
hal.165
14

Undang-Undang RePublik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009

15

Rohman, Ahmad Ainur dkk, Reformasi Pelayanan Publik, PlaCIDS Averroes, KID & Averroes
Press, Malang; 2008, Hal.87

16

Universitas Sumatera Utara

17

komunikasi dalam rangka mengoptimalisasi proses pelayanan Publik yang efisien,
transparan dan efektif.16
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan
penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam
rangka meningkatkan kualitas layanan Publik secara efektif dan efisien. Melalui
pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses
kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan
teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua)
aktivitas yang berkaitan yaitu Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem
manajemen dan proses kerja secara elektronis, Pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi agar pelayanan Publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh
masyarakat di seluruh wilayah negara.17
Adapun sejarah munculnya e-Government terdiri dari tiga penyebab. Pertama,
era globalisasi yang datang lebih cepat sehingga emajuan teknologi informasi
(komPuter dan telekomunikasi) terjadi sedemikian pesatnya sehingga data, informasi
dan pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat sangat cepat dan dapat segera
disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan di dunia dalam
hitungan detik. Kedua, meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat di dunia tidak
terlepas dari semakin membaiknya kinerja industri swasta dalam melakukan kegiatan
ekonominya. Ketiga, kedekatan antara masyarakat (sebagai pelanggan) dengan pelaku

16

Hardiansyah, Kualitas Pelayanan Publik : Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementasinya,
Penerbit Gava Media, Yogyakarta; 2011, Hal.107
17

Cakti Indra Gunawan, Sistem Informasi Manajemen dan E-Government, CV. IRDH,
Purwokerto. 2015. Hal. 77

17

Universitas Sumatera Utara

18

ekonomi telah membuat terbentuknya sebuah standar pelayanan yang semakin
membaik dari waktu ke waktu.18
Ketiga aspek di atas menyebabkan terjadinya tekanan dari masyarakat yang
menginginkan pemerintah memperbaiki kinerjanya secara signifikan dengan cara
memanfaatkan berbagai teknologi informasi yang ada. Secara ringkas, skema eGovernment dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.5
Skema E-Government

Kota

Good Governance

E-Government

Desa









Pelayanan
Terpadu







Informasi
Perizinan
Perpajakan
Kependudukan
Dan lain - lain

Debirokratisasi
Keterbukaan
Kemudahan
Pelayanan
Partisipasi
Masyarakat
Menjembatani
atara
produsen,
konsumen, penjual
dan pembeli, dan
lain - lain

Peningkatan
PAD

Kesejahteraan
Rakyat

Sumber : Cakti Indra Gunawan, 2015
2.6

18

E-Procurement

Ibid. Hal. 77 – 78

18

Universitas Sumatera Utara

19

E-procurement adalah sebuah konsep pengadaan barang/ jasa pemerintah
yang dilakukan dengan pemanfaatan teknologi

secara elektronik demi

memudahkan proses transaksi agar terciptanya pelayanan Publik yang lebih
maksimal.
Pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, e-tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia
barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/jasa yang terdaftar pada sistem elektronik dengan cara menyampaikan satu
kali penawaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan. Kedua, e-Purchasing
merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.19
AdaPun para pihak yang terkait dengan E-Procurement dapat digambarkan
seperti gambar berikut ini :

ULP/
Panitia
Pengadaan

Penyedia
Barang/
Jasa

E-Procurement

E-Tendering

E-Purchasing

Sumber : LKPP, 2010

19

LKPP, Modul Penggunaan E-Procurement: Pelatihan
PemerintahTingkat Dasar/ Pertama, Jakarta:2010, Hal. 8

Pengadaan

Barang/

Jasa

19

Universitas Sumatera Utara

20

Adapun yang meliputi pengadaan barang dan jasa pemerintah secara
elektronik adalah sebagai berikut20 :
a)

b)

Pengadaan Barang meliputi, namun tidak terbatas pada:
1.

Bahan baku;

2.

Barang setengah jadi;

3.

Barang jadi/peralatan;

4.

Mahluk hidup.

Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah pekerjaan yang berhubungan dengan

pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Yang
dimaksud dengan pelaksanaan konstruksi bangunan, meliPuti keseluruhan atau
sebagian rangkaian kegiatan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan arsitektural,
sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan, masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan. Yang dimaksud dengan
pembuatan wujud fisik lainnya, meliPuti keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan untuk mewujudkan selain
bangunan antara lain, namun tidak terbatas pada:
1.

Konstruksi bangunan kapal, pesawat atau kendaraan temPur;

2.

Pekerjaan yang berhubungan dengan persiapan lahan, penggalian
dan/atau penataan lahan (landscaping);

20

3.

Perakitan atau instalasi komponen pabrikasi;

4.

Penghancuran (demolition) dan pembersihan (removal);

Penjelasan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 hal 4

20

Universitas Sumatera Utara

21

5.
c)

Reboisasi.

Pengadaan Jasa Konsultasi
Pengadaan Jasa Konsultansi meliPuti, namun tidak terbatas pada:
1.

Jasa rekayasa (engineering);

2.

jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan pengawasan
(supervision) untuk pekerjaan konstruksi;

3.

Jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan pengawasan
(supervision) untuk pekerjaan selain pekerjaan konstruksi, seperti
transportasi, pendidikan, kesehatan, kehutanan, perikanan, kelautan,
lingkungan
perdagangan,

hidup,

kedirgantaraan,

pengembangan

sdm,

pengembangan
pariwisata,

usaha,

pos

dan

telekomunikasi, pertanian, perindustrian,pertambangan, energi;
4.

jasa keahlian profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian, jasa
pendampingan, bantuan teknis, konsultan manajemen, konsultan

5.
d)

Hukum.

Pengadaan Jasa lainnya
Pengadaan Jasa Lainnya meliputi, namun tidak terbatas pada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Jasa boga (catering service);
Jasa layanan kebersihan (cleaning service);
Jasa penyedia tenaga kerja;
Jasa asuransi, perbankan dan keuangan;
Jasa layanan kesehatan, pendidikan, pengembangan sumber daya
manusia, kependudukan;
Jasa penerangan, iklan/ reklame, film, pemotretan;
jasa percetakan dan penjilidan;
Jasa pemeliharaan/perbaikan;
Jasa pembersihan, pengendalian hama (pest control) dan fumigasi;
Jasa pengepakan, pengangkutan, pengurusan dan penyampaian
barang;
Jasa penjahitan/konveksi;
Jasa impor/ekspor;
21

Universitas Sumatera Utara

22

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

Jasa penulisan dan penerjemahan;
Jasa penyewaan;
Jasa penyelaman;
Jasa akomodasi;
Jasa angkutan penumpang;
Jasa pelaksanaan transaksi instrumen keuangan;
Jasa penyelenggaraan acara (event organizer);
jasa pengamanan;
Jasa layanan internet;
Jasa pos dan telekomunikasi;
Jasa pengelolaan aset.

Dalam pengadaan barang/ jasa pemerintah perlu diterapkannya prinsip –
prinsip agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses
Pengadaan Barang/Jasa karena hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dari segi administrasi, teknis dan keuangan. AdaPun prinsip – prinsip
dalam pengadaan barang/ jasa menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah adalah sebagai berikut21 :
a)

Efisien,

berarti

Pengadaan

Barang/Jasa

harus

diusahakan

dengan

menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan
sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang
maksimum.
b)

Efektif, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan
sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesarbesarnya.

21

Ibid hal 6

22

Universitas Sumatera Utara

23

c)

Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan
Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia
Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

d)

Terbuka, berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang jelas.

e)

Bersaing,

berarti

Pengadaan Barang/Jasa

harus dilakukan melalui

persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa
yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh
Barang/Jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi
yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan
Barang/Jasa.
f)

Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional.

g)

Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

2.7

Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan

atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok,
atau individu tertentu. Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk
23

Universitas Sumatera Utara

24

merumuskan dan mengidentifikasikan istilah-istilah yang digunakan secara
mendasar agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan perbedaan persepsi
yang dapat mengaburkan penelitian ini. AdaPun defiinisi konsep dalam penelitian
ini adalah :
1.

James E. Anderson memberikan definisi kebijakan Publik sebagai kebijakan
– kebijakan yang dibangun oleh badan – badan dan pejabat – pejabat
pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan itu adalah : 1) kebijakan Publik
selalu memPunyai tujuan tertentu atau memPunyai tindakan – tindakan yang
berorientasi pada tujuan; 2) kebijakan Publik berisi tindakan pemerintah; 3)
kebijakan Publik merupakan apa yang benar – benar dilakukan oleh
pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimasudkan untuk
dilakukan; 4) kebijakan Publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti
merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu
atau bersifat negatif dalam arti merupakan kePutusan pemerintah untuk
tidak melakukan sesuatu; 5) kebijakan pemerintah setidak – tidaknya dalam
arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat
mengikat dan memaksa.

2.

Goerge Edward III mengatakan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan
dipengaruhi oleh :
a.

Komunikasi

b.

Sumber Daya

c.

Disposisi

d.

Struktur Birokrasi
24

Universitas Sumatera Utara

25

3.

E-government adalah penyelenggaraan pemerintahan dengan menggunakan
teknologi informasi dan telekomunikasi untuk meningkatkan kinerja
pemerintah, serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan transparansi dan
akuntabilitas informasi keuangan pemerintah dengan tujuan mencapai good
governance

4.

E-Procurement adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
khususnya internet oleh pemerintahan- pemerintahan dalam melaksanakan
hubungan pengadaan dengan para pemasok untuk memperoleh barang,
karya-karya, dan layanan konsultasi yang dibutuhkan oleh sektor Publik.

2.8

Hipotesis Kerja
Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal. Oleh

karena itu, berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, penulis
merumuskan hipotesis kerja: “implementasi e-procurement dalam pengadaan
barang/ jasa di Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan, meliputi; komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.”
2.9

Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam

skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika penulisan skripsi ini
meliPuti:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
25

Universitas Sumatera Utara

26

Bab ini terdiri dari landasan teori, definisi konsep dan sistematika
penulisan.
BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang
digunakan dalam penelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian,
serta berisikan data-data yang diperoleh selama penelitian di
lapangan dan dokumen-dokumen yang akan dianalisis kemudian
memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan

dan

saran-saran

yang

dianggap

perlu

sebagai

rekomendasi kebijakan.

26

Universitas Sumatera Utara