Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Chapter III VI
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1
Kerangka Konsep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel
yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan
spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel
dependen dipengaruhi oleh variabel independen, dimana dukungan spiritualitas
mempengaruhi tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat digambarkan seperti skema
berikut:
Dukungan Spiritualitas :
− Dukungan Spiritualitas
Buruk
− Dukungan Spiritualitas
Baik
Kecemasan
Kriteria:
− Ringan
− Sedang
− Berat
Variabel Independen
Variabel Dependen
Skema 3.1 Kerangka Penelitian hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat
kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi.
36
Universitas Sumatera Utara
37
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat
kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi
No
Variabel
Definisi
Alat ukur
Skala
Hasil Ukur
Operasional
1
Dukungan
Dukungan
Kuesioner yang Ordinal
Spiritualitas
yang
digunakan
didapatkan
berupa
oleh
− Buruk
(16-39)
− Baik
pasien pertanyaan-
(40-64)
baik
pertanyaan yang
dukungan
menggambarkan
spiritualitas
tentang
umum
dukungan
maupun
spiritualitas
dukungan
yang terdiri dari
spiritualitas
16 butir
khusus
pertanyaan.
Dengan pilihan
jawaban:
1. Tidak pernah
2. Kadang-
Universitas Sumatera Utara
38
kadang
3. Sering
4. Selalu
2
Tingkat
Kecemasan
Kuesioner yang Ordinal
Cemas
Kecemasan
yang
terdiri dari 14
Ringan:
dirasakan
pertanyaan yang
1-14
pasien akibat dimodifikasi
Cemas
efek samping dari
Sedang:
Hamilton
yang
Anxiety Rating
15-28
ditimbulkan
Scale
dengan
Cemas
dari tindakan pilihan jawaban
Berat:
kemoterapi
29-42
:
1. Tidak pernah
2. Kadangkadang
3. Sering
4. Selalu
3.3
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif
atau hipotesis penelitian. Nursalam (2003) menyatakan hipotesis alternatif ini
menunjukkan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau
lebih variabel.
Universitas Sumatera Utara
39
Ha : Ada hubungan antara dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada
pasien yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross sectional. Survey cross sectional ialah suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek atau akibat yang terjadi pada suatu objek dan penelitian diukur atau
dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojo,
2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan spiritualitas
dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
4.2
Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani
kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. Berdasarkan data
yang diperoleh pada bulan Januari tahun 2015 hingga Oktober 2016 terdapat 558
pasien kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan. (Sumber, Rekam Medik RSUD
Dr. Pirngadi Medan).
40
Universitas Sumatera Utara
41
4.2.2 Sampel
Adanya keterbatasan biaya, waktu pelaksanaan, tenaga, ruang lingkup
penelitian dan sebab lain membuat peneliti hanya menggunakan sebagian dari
populasi sebagai sumber data.
Sebagian dari populasi yang mewakili suatu
populasi disebut sebagai sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan dengan
benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2003).
Menurut Hidayat (2009), besar sampel dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
�=
�
�� 2 + 1
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, yaitu 15%
�=
�=
558
558 (0,15)2 + 1
558
558 (0,0225) + 1
�=
558
13,555
� = 41,16
� = 41
Universitas Sumatera Utara
42
Berdasarkan perkiraan rumus di atas, didapatkan bahwa jumlah sampel
yang dapat mewakili keseluruhan populasi adalah 41 orang.
Di dalam penelitian survei teknik sampling sangatlah penting dan harus
diperhitungkan dengan benar sebab teknik pengambilan sampel yang tidak baik
akan mempengaruhi validitas hasil penelitian tersebut (Notoadmojo, 2012).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Random (Non
Probability Sampling) yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan
kepada segi-segi kepraktisan belaka. Di dalam teknik ini peneliti menggunakan
metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada
pertimbangan peneliti. Adapun yang menjadi syarat sampel dalam penelitian yaitu
pasien kanker yang menjalani kemoterapi minimal dua kali, bersedia menjadi
responden, pasien dalam keadaan sadar, dapat berkomunikasi dengan baik, dan
dapat berbahasa Indonesia dengan baik.
4.3
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan. Adapun alasan peneliti memilih RSUD Dr. Pirngadi Medan sebagai lokasi
penelitian karena lokasinya yang berada di pusat kota dan dianggap memenuhi
jumlah yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang
hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang
menjalani kemoterapi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai
dengan bulan Juni 2017.
Universitas Sumatera Utara
43
4.4
Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan dan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kepala
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Setelah mendapat izin dari RSUD Dr. Pirngadi
Medan, maka peneliti melaksanakan penelitiannya. Peneliti menyerahkan lembar
persetujuan penelitian kepada responden, supaya responden mengetahui maksud
dan tujuan penelitian, jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan
responden peneliti tidak mencantumkan nama responden. Lembar persetujuan
tersebut hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan
responden dijamin oleh peneliti dan apabila responden bersedia maka responden
diminta untuk menandatangi surat persetujuan yang telah dibaca dan dipahami.
4.5
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk
lembar kuesioner yang berisi pernyataan tertutup yang harus diisi oleh responden.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah
matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu (Notoadmojo, 2013). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri
dari 3 bagian yaitu data demografi, tingkat kecemasan pasien kemoterapi, dan
dukungan spiritualitas pasien kemoterapi.
Universitas Sumatera Utara
44
1 Data Demografi responden
Data demografi responden meliputi : kode responden, inisial nama, usia,
jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan,
penghasilan per bulan, stadium kanker, frekuensi kemoterapi yang sudah
dilakukan pasien.
2 Tingkat kecemasan pasien kemoterapi. Kuesioner tingkat kecemasan ini
disusun berdasarkan modifikasi dari Hamilton Anxiety Rating Scale yang
terdiri dari 14 pernyataan. Pernyataan ini menggambarkan tingkat
kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi. Kuesioner disusun dalam
bentuk pernyataan tertutup dengan menggunakan model skala Likert.
Menurut Arikunto (2009), Skala likert merupakan pernyataan perilaku
dengan menggunakan respon sebagai penentuan nilai skalanya. Adapun
jumlah alternatif respon yang digunakan dalam skala likert yaitu 4 jenis.
Dengan menggunakan alternatif respon Tidak Pernah (TP), KadangKadang (KK), Sering (SR), Selalu (SL). Bobot nilai yang diberikan yaitu
tidak pernah dengan skor 0, kadang-kadang dengan skor 1, sering dengan
skor 2, selalu dengan skor 3. Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 14
pernyataan dengan nilai tertinggi 42 dan nilai terendah 1 sehingga rentang
sebesar 41, dengan kategori yaitu cemas ringan, sedang dan berat. Hasil
pengukuran yang didapatkan pada tingkat kecemasan ringan yaitu 1-14,
tingkat kecemasan sedang 15-28, dan tingkat kecemasan berat 29-42.
3 Dukungan spiritualitas pasien kemoterapi. Kuesioner ini terdiri dari 16
pernyataan, dengan 12 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif.
Universitas Sumatera Utara
45
Pernyataan positif terdiri dari nomor 1,2,3,4,6,7,8,10,13,14,15,16 dan
pernyataan negatif terdiri dari nomor 5,9,11,12. Kuesioner spiritualitas
pasien kemoterapi ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif
jawaban yaitu tidak pernah (TP), kadang-kadang (KK), sering (SR), selalu
(SL). Untuk pernyataan positif bobot nilai yang diberikan TP = 1, KK = 2,
SR = 3, SL = 4, sedangkan untuk pernyataan negatif nilai yang diberikan
TP = 4, KK = 3, SR = 2, SL = 1. Hasil pengukuran dari kuesioner
dukungan spiritualitas ini adalah tidak baik dan baik. Dukungan
spiritualitas tidak baik dengan rentang skor (16-39), dukungan spiritualitas
baik dengan rentang skor (40-64).
4.6
Validitas dan Reabilitas
4.6.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah (Arikunto, 2013). Untuk mengetahui keakuratan isi dari
instrumen ini, maka peneliti melakukan uji validitas isi. Instrumen yang
digunakan sudah divalidkan oleh dosen Keperawatan USU dengan hasil valid
instrumen dukungan spiritualitas adalah 1 dan instrumen tingkat kecemasan
adalah 0,985. Berdasarkan uji validitas isi tersebut, pertanyaan dan pilihan
jawaban dalam kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan
Universitas Sumatera Utara
46
dengan item-item pernyataan yang mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai
dengan tinjauan pustaka dan kerangka konsep.
4.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui kemampuan alat ulut untuk mendapatkan hasil yang konsisten saat
dipakai ulang. Uji reliabilitas dilakukan pada pasien yang menjalani kemoterapi di
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji
Cronbach Alpha dengan menggunakan program komputerisasi. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau sama dengan 0,70
(Arikunto, 2006). Berdasarkan hasil komputerisasi didapat koefisien reliabilitas
kuesioner dukungan spiritualitas pada pasien yang menjalani kemoterapi sebesar
0,806 dan koefisien reliabilitas kuesioner tingkat kecemasan pasien kemoterapi
didapatkan sebesar 0,871.
4.7
Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan setelah memperoleh surat izin dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengirimkan surat izin ke Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan sebagai tempat penelitian. Setelah
mendapat persetujuan maka peneliti melakukan pengumpulan data.
Universitas Sumatera Utara
47
Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan
proses pengisian kuesioner, sebelum menanyakan kesediaan untuk ikut terlibat
sebagai responden. Kemudian peneliti melakukan pendekatan terhadap calon
responden lainnya. Calon responden yang bersedia diminta menandatangani
lembar persetujuan. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang
diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang
tidak dimengerti. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden, peneliti mulai menjelaskan cara pengisian kuesioner. Peneliti
menemani responden saat pengisian kuesioner untuk memastikan bahwa
responden dapat mengisi kuesioner dengan benar dan tepat.
Apabila responden sudah selesai menjawab semua pernyataan kuesioner,
selanjutnya peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari responden agar
apabila ada jawaban yang kurang lengkap peneliti dapat meminta responden untuk
melengkapi jawabannya. Kemudian peneliti melakukan pengambilan data, dan
mengucapkan terimakasih kepada responden serta bernjanji tetap menjaga
kerahasiaan dan menggunakan data tersebut sebagaimana mestinya. Setelah
semua data terkumpul maka peneliti mulai mengolah dan menganalisa data.
4.8
Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Peneliti memeriksa
kembali semua kuesioner satu persatu yakni identitas dan data responden serta
memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, kemudian peneliti
memberi kode terhadap setiap kuesioner untuk mempermudah dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
48
tabulasi. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi,
kemudian melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang dientri untuk
mengetahui ada kesalahan atau tidak. Adapun analisa data dalam penelitian ini
melalui dua tahapan. Tahap pertama, yaitu analisa univariat yang bertujuan untuk
menganalisa variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensi dan proporsi. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan narasi.
Sedangkan tahap kedua, yaitu analisis bivariat yang digunakan untuk
mengetahui hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada
pasien yang menjalani kemoterapi. Setelah data diolah, maka didapatkan data
dalam bentuk skala ordinal. Analisis antar variabel menggunakan uji statistik
Spearman rho’s dengan menggunakan bantuan komputerisasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
Bab ini akan menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai
“Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien yang
Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan”, terhadap 41 responden
yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei – 2 Juni 2017 di ruangan kemoterapi tulip
2 lantai 6 gedung A RSUD Dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian disajikan dalam
bentuk analisa univariat dan bivariat sebagai berikut :
5.1.1 Analisa Univariat
Hasil dari analisa univariat menampilkan tabel distribusi frekuensi dan
presentase dari karakteristik responden, dukungan spiritualitas dan tingkat
kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
5.1.1.1 Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik demografi responden meliputi usia, jenis kelamin, status
pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan, stadium kanker
dan frekuensi kemoterapi. Dari 41 responden yang terkumpul sebagian besar
responden berada pada usia 46-55 tahun (n=16; 39,0%), mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan (n=33; 80,5%), mayoritas responden menikah
49
Universitas Sumatera Utara
50
(n=36; 87,8%), sebagian besar respoden berpendidikan SMA (n=22 53,7%),
sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (n= 19; 46,3%), sebagian besar
berpenghasilan 66 tahun
Jenis Kelamin
− Laki-laki
− Perempuan
Status Pernikahan
− Belum Menikah
− Menikah
− Janda
Pendidikan
− Tidak Sekolah
− SD
− SMP
− SMA
− Diploma
− Sarjana
Pekerjaaan
− PNS
− Swasta
− IRT
Frekuensi
(n=responden)
Persentase (%)
1
2
9
16
10
3
2,4
4,9
22,0
39,0
24,4
7,3
8
33
19,5
80,5
1
36
4
2,4
87,8
9,8
2
8
7
22
1
1
4,9
19,5
17,1
53,7
2,4
2,4
2
2
19
4,9
4,9
46,3
Universitas Sumatera Utara
51
− Lain-lain
Penghasilan/bulan
− 3.000.000
Stadium
− 1
− 2
− 3
− 4
Kemoterapi ke
− 2
− 3
− 4
− 5
− 6
− 7
− 8
− 9
− 10
− 16
− 20
18
43,9
23
11
5
2
56,1
26,8
12,2
4,9
6
18
15
2
14,6
43,9
36,6
4,9
3
7
7
5
13
1
1
1
1
1
1
7,3
17,1
17,1
12,2
31,7
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4
5.1.1.2 Tingkat Kecemasan Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr.
Pirngadi Medan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa mayoritas responden
di RSUD Dr. Pirngadi Medan mengalami cemas ringan sebanyak 39 responden
(95,1%) dan yang mengalami cemas sedang sebanyak 2 responden (4,9%).
Penjelasan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada pasien yang
menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan (N=41)
No
1
2
Tingkat Kecemasan Pasien
Cemas Ringan
Cemas Sedang
Frekuensi (n)
39
2
Persentase (%)
95,1%
4,9%
Universitas Sumatera Utara
52
5.1.1.3 Dukungan Spiritualitas Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD
Dr. Pingadi Medan
Dukungan Spiritualitas pada pasien yang menjalani kemoterapi dibagi
menjadi 2 kategori yaitu buruk dan baik. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa dukungan spiritualitas pasien kemoterapi seluruhnya adalah baik sebanyak
41 responden (100%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Spiritualitas pada
Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pingadi Medan
Tahun 2017 (N=41)
No
Dukungan Spiritualitas
1
Baik
Frekuensi
41
Persentase
100%
5.1.2 Analisa Bivariat
5.1.2.1 Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan pada
Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Hasil dari analisa bivariat ini menampilkan tabel 5.4 yaitu untuk
mengetahui hubungan antara dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan
pada pasien yang menjalani kemoterapi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
53
Tabel 5.4 Hasil Analisa Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2017 (N=41)
Variabel yang dikorelasi
Dukungan Spiritualitas dan tingkat kecemasan
r
Nilai p
-0,703
0,000
pasien kemoterapi
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan uji
Spearman untuk melihat hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat
kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan,
nilai p sebesar 0,000 < dari nilai level of significance ( ) yaitu 0,05 yang berarti
terdapat hubungan antara dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada
pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan nilai r
(koefisien korelasi) -0,703 yang menunjukkan korelasi negatif tinggi, hubungan
negatif dengan interpretasi kuat. Nilai negatif (-) menunjukkan arah hubungannya
terbalik, yakni jika X naik maka Y turun artinya jika pasien mendapatkan
dukungan spiritualitas baik maka tingkat kecemasan pasien kemoterapi ringan,
begitu sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
54
5.2
Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Responden yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr.
Pirngadi Medan
Secara rinci pada tabel 5.1 sebagian besar responden kanker yang
menjalani kemoterapi berumur 46-55 tahun yaitu sebanyak 16 orang (39%).
Menurut WHO (2011) menyatakan bahwa 80% pasien kanker berada pada umur
di atas 50 tahun dan sekitar 24% di bawah 70 tahun. Menurut Ariani (2014), umur
merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga
berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan
memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat
berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya semakin
baik.
Sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan SMA
yaitu sebanyak 22 orang (53,7%). Sesuai dengan pendapat Ariani (2014),
pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada perkembangan
orang lain untuk menuju ke arah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan
sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Dimana makin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan
pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Pengetahuan erat
hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka
semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki sehingga lebih mudah untuk
Universitas Sumatera Utara
55
mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan segala hal yang di alami
setiap individu.
Sebagian besar bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 19
orang (46,3%) dan berpenghasilan
KERANGKA PENELITIAN
3.1
Kerangka Konsep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel
yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan
spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel
dependen dipengaruhi oleh variabel independen, dimana dukungan spiritualitas
mempengaruhi tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat digambarkan seperti skema
berikut:
Dukungan Spiritualitas :
− Dukungan Spiritualitas
Buruk
− Dukungan Spiritualitas
Baik
Kecemasan
Kriteria:
− Ringan
− Sedang
− Berat
Variabel Independen
Variabel Dependen
Skema 3.1 Kerangka Penelitian hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat
kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi.
36
Universitas Sumatera Utara
37
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat
kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi
No
Variabel
Definisi
Alat ukur
Skala
Hasil Ukur
Operasional
1
Dukungan
Dukungan
Kuesioner yang Ordinal
Spiritualitas
yang
digunakan
didapatkan
berupa
oleh
− Buruk
(16-39)
− Baik
pasien pertanyaan-
(40-64)
baik
pertanyaan yang
dukungan
menggambarkan
spiritualitas
tentang
umum
dukungan
maupun
spiritualitas
dukungan
yang terdiri dari
spiritualitas
16 butir
khusus
pertanyaan.
Dengan pilihan
jawaban:
1. Tidak pernah
2. Kadang-
Universitas Sumatera Utara
38
kadang
3. Sering
4. Selalu
2
Tingkat
Kecemasan
Kuesioner yang Ordinal
Cemas
Kecemasan
yang
terdiri dari 14
Ringan:
dirasakan
pertanyaan yang
1-14
pasien akibat dimodifikasi
Cemas
efek samping dari
Sedang:
Hamilton
yang
Anxiety Rating
15-28
ditimbulkan
Scale
dengan
Cemas
dari tindakan pilihan jawaban
Berat:
kemoterapi
29-42
:
1. Tidak pernah
2. Kadangkadang
3. Sering
4. Selalu
3.3
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif
atau hipotesis penelitian. Nursalam (2003) menyatakan hipotesis alternatif ini
menunjukkan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau
lebih variabel.
Universitas Sumatera Utara
39
Ha : Ada hubungan antara dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada
pasien yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross sectional. Survey cross sectional ialah suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek atau akibat yang terjadi pada suatu objek dan penelitian diukur atau
dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojo,
2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan spiritualitas
dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
4.2
Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani
kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. Berdasarkan data
yang diperoleh pada bulan Januari tahun 2015 hingga Oktober 2016 terdapat 558
pasien kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan. (Sumber, Rekam Medik RSUD
Dr. Pirngadi Medan).
40
Universitas Sumatera Utara
41
4.2.2 Sampel
Adanya keterbatasan biaya, waktu pelaksanaan, tenaga, ruang lingkup
penelitian dan sebab lain membuat peneliti hanya menggunakan sebagian dari
populasi sebagai sumber data.
Sebagian dari populasi yang mewakili suatu
populasi disebut sebagai sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan dengan
benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2003).
Menurut Hidayat (2009), besar sampel dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
�=
�
�� 2 + 1
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, yaitu 15%
�=
�=
558
558 (0,15)2 + 1
558
558 (0,0225) + 1
�=
558
13,555
� = 41,16
� = 41
Universitas Sumatera Utara
42
Berdasarkan perkiraan rumus di atas, didapatkan bahwa jumlah sampel
yang dapat mewakili keseluruhan populasi adalah 41 orang.
Di dalam penelitian survei teknik sampling sangatlah penting dan harus
diperhitungkan dengan benar sebab teknik pengambilan sampel yang tidak baik
akan mempengaruhi validitas hasil penelitian tersebut (Notoadmojo, 2012).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Random (Non
Probability Sampling) yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan
kepada segi-segi kepraktisan belaka. Di dalam teknik ini peneliti menggunakan
metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada
pertimbangan peneliti. Adapun yang menjadi syarat sampel dalam penelitian yaitu
pasien kanker yang menjalani kemoterapi minimal dua kali, bersedia menjadi
responden, pasien dalam keadaan sadar, dapat berkomunikasi dengan baik, dan
dapat berbahasa Indonesia dengan baik.
4.3
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan. Adapun alasan peneliti memilih RSUD Dr. Pirngadi Medan sebagai lokasi
penelitian karena lokasinya yang berada di pusat kota dan dianggap memenuhi
jumlah yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang
hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang
menjalani kemoterapi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai
dengan bulan Juni 2017.
Universitas Sumatera Utara
43
4.4
Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan dan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kepala
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Setelah mendapat izin dari RSUD Dr. Pirngadi
Medan, maka peneliti melaksanakan penelitiannya. Peneliti menyerahkan lembar
persetujuan penelitian kepada responden, supaya responden mengetahui maksud
dan tujuan penelitian, jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan
responden peneliti tidak mencantumkan nama responden. Lembar persetujuan
tersebut hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan
responden dijamin oleh peneliti dan apabila responden bersedia maka responden
diminta untuk menandatangi surat persetujuan yang telah dibaca dan dipahami.
4.5
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk
lembar kuesioner yang berisi pernyataan tertutup yang harus diisi oleh responden.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah
matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu (Notoadmojo, 2013). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri
dari 3 bagian yaitu data demografi, tingkat kecemasan pasien kemoterapi, dan
dukungan spiritualitas pasien kemoterapi.
Universitas Sumatera Utara
44
1 Data Demografi responden
Data demografi responden meliputi : kode responden, inisial nama, usia,
jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan,
penghasilan per bulan, stadium kanker, frekuensi kemoterapi yang sudah
dilakukan pasien.
2 Tingkat kecemasan pasien kemoterapi. Kuesioner tingkat kecemasan ini
disusun berdasarkan modifikasi dari Hamilton Anxiety Rating Scale yang
terdiri dari 14 pernyataan. Pernyataan ini menggambarkan tingkat
kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi. Kuesioner disusun dalam
bentuk pernyataan tertutup dengan menggunakan model skala Likert.
Menurut Arikunto (2009), Skala likert merupakan pernyataan perilaku
dengan menggunakan respon sebagai penentuan nilai skalanya. Adapun
jumlah alternatif respon yang digunakan dalam skala likert yaitu 4 jenis.
Dengan menggunakan alternatif respon Tidak Pernah (TP), KadangKadang (KK), Sering (SR), Selalu (SL). Bobot nilai yang diberikan yaitu
tidak pernah dengan skor 0, kadang-kadang dengan skor 1, sering dengan
skor 2, selalu dengan skor 3. Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 14
pernyataan dengan nilai tertinggi 42 dan nilai terendah 1 sehingga rentang
sebesar 41, dengan kategori yaitu cemas ringan, sedang dan berat. Hasil
pengukuran yang didapatkan pada tingkat kecemasan ringan yaitu 1-14,
tingkat kecemasan sedang 15-28, dan tingkat kecemasan berat 29-42.
3 Dukungan spiritualitas pasien kemoterapi. Kuesioner ini terdiri dari 16
pernyataan, dengan 12 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif.
Universitas Sumatera Utara
45
Pernyataan positif terdiri dari nomor 1,2,3,4,6,7,8,10,13,14,15,16 dan
pernyataan negatif terdiri dari nomor 5,9,11,12. Kuesioner spiritualitas
pasien kemoterapi ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif
jawaban yaitu tidak pernah (TP), kadang-kadang (KK), sering (SR), selalu
(SL). Untuk pernyataan positif bobot nilai yang diberikan TP = 1, KK = 2,
SR = 3, SL = 4, sedangkan untuk pernyataan negatif nilai yang diberikan
TP = 4, KK = 3, SR = 2, SL = 1. Hasil pengukuran dari kuesioner
dukungan spiritualitas ini adalah tidak baik dan baik. Dukungan
spiritualitas tidak baik dengan rentang skor (16-39), dukungan spiritualitas
baik dengan rentang skor (40-64).
4.6
Validitas dan Reabilitas
4.6.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah (Arikunto, 2013). Untuk mengetahui keakuratan isi dari
instrumen ini, maka peneliti melakukan uji validitas isi. Instrumen yang
digunakan sudah divalidkan oleh dosen Keperawatan USU dengan hasil valid
instrumen dukungan spiritualitas adalah 1 dan instrumen tingkat kecemasan
adalah 0,985. Berdasarkan uji validitas isi tersebut, pertanyaan dan pilihan
jawaban dalam kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan
Universitas Sumatera Utara
46
dengan item-item pernyataan yang mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai
dengan tinjauan pustaka dan kerangka konsep.
4.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui kemampuan alat ulut untuk mendapatkan hasil yang konsisten saat
dipakai ulang. Uji reliabilitas dilakukan pada pasien yang menjalani kemoterapi di
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji
Cronbach Alpha dengan menggunakan program komputerisasi. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau sama dengan 0,70
(Arikunto, 2006). Berdasarkan hasil komputerisasi didapat koefisien reliabilitas
kuesioner dukungan spiritualitas pada pasien yang menjalani kemoterapi sebesar
0,806 dan koefisien reliabilitas kuesioner tingkat kecemasan pasien kemoterapi
didapatkan sebesar 0,871.
4.7
Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan setelah memperoleh surat izin dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengirimkan surat izin ke Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan sebagai tempat penelitian. Setelah
mendapat persetujuan maka peneliti melakukan pengumpulan data.
Universitas Sumatera Utara
47
Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan
proses pengisian kuesioner, sebelum menanyakan kesediaan untuk ikut terlibat
sebagai responden. Kemudian peneliti melakukan pendekatan terhadap calon
responden lainnya. Calon responden yang bersedia diminta menandatangani
lembar persetujuan. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang
diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang
tidak dimengerti. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden, peneliti mulai menjelaskan cara pengisian kuesioner. Peneliti
menemani responden saat pengisian kuesioner untuk memastikan bahwa
responden dapat mengisi kuesioner dengan benar dan tepat.
Apabila responden sudah selesai menjawab semua pernyataan kuesioner,
selanjutnya peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari responden agar
apabila ada jawaban yang kurang lengkap peneliti dapat meminta responden untuk
melengkapi jawabannya. Kemudian peneliti melakukan pengambilan data, dan
mengucapkan terimakasih kepada responden serta bernjanji tetap menjaga
kerahasiaan dan menggunakan data tersebut sebagaimana mestinya. Setelah
semua data terkumpul maka peneliti mulai mengolah dan menganalisa data.
4.8
Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Peneliti memeriksa
kembali semua kuesioner satu persatu yakni identitas dan data responden serta
memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, kemudian peneliti
memberi kode terhadap setiap kuesioner untuk mempermudah dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
48
tabulasi. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi,
kemudian melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang dientri untuk
mengetahui ada kesalahan atau tidak. Adapun analisa data dalam penelitian ini
melalui dua tahapan. Tahap pertama, yaitu analisa univariat yang bertujuan untuk
menganalisa variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensi dan proporsi. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan narasi.
Sedangkan tahap kedua, yaitu analisis bivariat yang digunakan untuk
mengetahui hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada
pasien yang menjalani kemoterapi. Setelah data diolah, maka didapatkan data
dalam bentuk skala ordinal. Analisis antar variabel menggunakan uji statistik
Spearman rho’s dengan menggunakan bantuan komputerisasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
Bab ini akan menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai
“Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien yang
Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan”, terhadap 41 responden
yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei – 2 Juni 2017 di ruangan kemoterapi tulip
2 lantai 6 gedung A RSUD Dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian disajikan dalam
bentuk analisa univariat dan bivariat sebagai berikut :
5.1.1 Analisa Univariat
Hasil dari analisa univariat menampilkan tabel distribusi frekuensi dan
presentase dari karakteristik responden, dukungan spiritualitas dan tingkat
kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
5.1.1.1 Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik demografi responden meliputi usia, jenis kelamin, status
pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan, stadium kanker
dan frekuensi kemoterapi. Dari 41 responden yang terkumpul sebagian besar
responden berada pada usia 46-55 tahun (n=16; 39,0%), mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan (n=33; 80,5%), mayoritas responden menikah
49
Universitas Sumatera Utara
50
(n=36; 87,8%), sebagian besar respoden berpendidikan SMA (n=22 53,7%),
sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (n= 19; 46,3%), sebagian besar
berpenghasilan 66 tahun
Jenis Kelamin
− Laki-laki
− Perempuan
Status Pernikahan
− Belum Menikah
− Menikah
− Janda
Pendidikan
− Tidak Sekolah
− SD
− SMP
− SMA
− Diploma
− Sarjana
Pekerjaaan
− PNS
− Swasta
− IRT
Frekuensi
(n=responden)
Persentase (%)
1
2
9
16
10
3
2,4
4,9
22,0
39,0
24,4
7,3
8
33
19,5
80,5
1
36
4
2,4
87,8
9,8
2
8
7
22
1
1
4,9
19,5
17,1
53,7
2,4
2,4
2
2
19
4,9
4,9
46,3
Universitas Sumatera Utara
51
− Lain-lain
Penghasilan/bulan
− 3.000.000
Stadium
− 1
− 2
− 3
− 4
Kemoterapi ke
− 2
− 3
− 4
− 5
− 6
− 7
− 8
− 9
− 10
− 16
− 20
18
43,9
23
11
5
2
56,1
26,8
12,2
4,9
6
18
15
2
14,6
43,9
36,6
4,9
3
7
7
5
13
1
1
1
1
1
1
7,3
17,1
17,1
12,2
31,7
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4
5.1.1.2 Tingkat Kecemasan Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr.
Pirngadi Medan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa mayoritas responden
di RSUD Dr. Pirngadi Medan mengalami cemas ringan sebanyak 39 responden
(95,1%) dan yang mengalami cemas sedang sebanyak 2 responden (4,9%).
Penjelasan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada pasien yang
menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan (N=41)
No
1
2
Tingkat Kecemasan Pasien
Cemas Ringan
Cemas Sedang
Frekuensi (n)
39
2
Persentase (%)
95,1%
4,9%
Universitas Sumatera Utara
52
5.1.1.3 Dukungan Spiritualitas Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD
Dr. Pingadi Medan
Dukungan Spiritualitas pada pasien yang menjalani kemoterapi dibagi
menjadi 2 kategori yaitu buruk dan baik. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa dukungan spiritualitas pasien kemoterapi seluruhnya adalah baik sebanyak
41 responden (100%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Spiritualitas pada
Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pingadi Medan
Tahun 2017 (N=41)
No
Dukungan Spiritualitas
1
Baik
Frekuensi
41
Persentase
100%
5.1.2 Analisa Bivariat
5.1.2.1 Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan pada
Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Hasil dari analisa bivariat ini menampilkan tabel 5.4 yaitu untuk
mengetahui hubungan antara dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan
pada pasien yang menjalani kemoterapi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
53
Tabel 5.4 Hasil Analisa Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2017 (N=41)
Variabel yang dikorelasi
Dukungan Spiritualitas dan tingkat kecemasan
r
Nilai p
-0,703
0,000
pasien kemoterapi
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan uji
Spearman untuk melihat hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat
kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan,
nilai p sebesar 0,000 < dari nilai level of significance ( ) yaitu 0,05 yang berarti
terdapat hubungan antara dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada
pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan nilai r
(koefisien korelasi) -0,703 yang menunjukkan korelasi negatif tinggi, hubungan
negatif dengan interpretasi kuat. Nilai negatif (-) menunjukkan arah hubungannya
terbalik, yakni jika X naik maka Y turun artinya jika pasien mendapatkan
dukungan spiritualitas baik maka tingkat kecemasan pasien kemoterapi ringan,
begitu sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
54
5.2
Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Responden yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr.
Pirngadi Medan
Secara rinci pada tabel 5.1 sebagian besar responden kanker yang
menjalani kemoterapi berumur 46-55 tahun yaitu sebanyak 16 orang (39%).
Menurut WHO (2011) menyatakan bahwa 80% pasien kanker berada pada umur
di atas 50 tahun dan sekitar 24% di bawah 70 tahun. Menurut Ariani (2014), umur
merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga
berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan
memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat
berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya semakin
baik.
Sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan SMA
yaitu sebanyak 22 orang (53,7%). Sesuai dengan pendapat Ariani (2014),
pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada perkembangan
orang lain untuk menuju ke arah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan
sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Dimana makin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan
pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Pengetahuan erat
hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka
semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki sehingga lebih mudah untuk
Universitas Sumatera Utara
55
mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan segala hal yang di alami
setiap individu.
Sebagian besar bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 19
orang (46,3%) dan berpenghasilan