Penerapan Metode Kooperatif Numbered Hea

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.
Memasuki abad ke-20 keadaan Sumber Daya Manusia kita sangat tidak
kompetitif. Menurut catatan Human Development Report tahun 2003 ( dalam
Nurhadi, dkk 2004:1) peringat HDI( Human Development Index) atau kualitas
Sumber Daya Manusia berada pada urutan 112. Organisasi internasional yang lain
International Educationnal Achievement (IEA) melaporkan bahwa kemampuan
membaca siswa Sekolah Dasar Indonesia berada di urutan k3-38 dari 39 negara
yang disurvei. Menurut Third Mathematics and Science Study (TIMSS), lembaga
yang mengukur hasil pendidikan di dunia, melaporkan

bahwa kemampuan

matematika siswa Sekolah Menengah pertama kita berada pada urutan ke-34 dari
38 negara, sedangkan kemampuan IPA berada di urutan ke-32 dari 38 negara.
Untuk mengejar ketertinggalan itu, pemerintah melalui departemen
pendidikan menentukan wajib belajar 9 tahun, yaitu 6 tahun di bangku Sekolah
Dasar dan 3 tahun selanjutnya di Sekolah Menengah Pertama. Menurut Piaget

perkembangan penalaran anak adalah usia 11 tahun sampai dewasa. Sehingga usia
Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap penalaran formal, akan tetapi dalam
keadaan nyata di lapangan tidak menunjukkan bahwa usia Sekolah Menengah
Pertama sudah memiliki kemampuan bernalar dan belum ada usaha untuk
meningkatkannya.

1

Untuk dapat merealisasikan tujuan pendidian tersebut, guru mempunyai
peran penting. Yakni, guru diharuskan memiliki ketrampilan, kreatif sehingga
dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkompeten dalam berbagai
bidang di masa depan.
Diantara tugas guru yang sangat penting adalah merencanakan
pembelajaran, mencakup penentuan tujuan pembelajaran, penyusunan bahan ajar,
pemiliha media, pemilihan model pembelajaran, dan penyusunan penilaian.
Penyusunan tujuan pembelajaran dimaksudkan agar pembelajaran lebih terarah
dan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan akan lebih mudah untuk
dilaksanakan. Penyusunan bahan ajar dan pemilihan media pembelajaran
bertujuan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas.
Pemilihan model dimaksudkan agar pembelajaran lebih efektif dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Karena siswa dapat belajar dari
temannya yang mempunyai kemampuan lebih, sehingga tidak takut untuk
bertanya kepada guru karena siswa akan merasa lebih berani untuk
mengemukakan pendapatnya. Penyusunan penilaian bertujuan agar guru dapat
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pra observasi penelitian, kegiatan pembelajaran di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Wonosalam masih konvensional (terpusat pada
guru). Sehingga sebagian besar aktivitas di kelas dilakukan oleh guru. Sedangkan
siswa hanya sebagai penerima informasi atau pendengar saja, yaitu diam dan
mendengarkan guru berbicara.

Metode seperti ini,

saat guru menjelaskan

pelajaran siswa hanya bermain, bergurau dan tidak memperhatikan penjelasan

2

dari guru. Keterlibatan siswa dalam tanya jawab dengan guru tergolong rendah,

sehingga pembelajaran hanya berlangsung satu arah, ( dari guru kepada siawa ).
Ini menunjukkan kemampuan berpikir siswa masih rendah karena kemampuan
berpikir siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pertanyaan yang diajukan oleh
guru dan kualitas jawaban yang dilontarkan oleh siswa.
Setiap guru hendaknya menyadari tentang pentingnya menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam proses pembelajran. Rendahnya
kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran dapat disebabkan oleh pendekatan
pembelajaran dan model pemblajaran yang digunakan oleh guru kurang
merangsang pemberdayaan berpikir siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang sangat menumbuhkan kreativitas,
keterampilan dan kemampuan berpikir siswa adalah pembelajaran kooperatif atau
kerjasama. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran pembelajaran yang
memaksimalkan kerja dalam kelompok atau kerjasama dalam sebuah kelompok
untuk menyelesaikan tugas.
Untuk itu peneliti ingin menerapkan metode kooperatif agar dapat melihat
keterampilan sosial siswa dalam pemelajaran kooperatifdi sekolah ini dan melihat
kemampuan berpikir siswa setelah diterapkannya metode kooperatif numbered
head together. Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan pembelajaran
kooperatif metode numbered head together yang menuntut siswa untuk mandiri,
tidak hanya mengandalkan fasilitator atau guru, kerjasama dalam kelompok dan

saling menghargai pendapat antar anggota kelompok dan belajar dan berpikir
sebelum guru memberikan konsep. Peneliti mencoba mengangkat judul

3

“Penerapan Metode Kooperatif Numbered Head Together Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir dan Keterampilan Sosial Siswa Pada mata Pelajaran PKn
Kelas IX B SMP Negeri 1 Wonosalam, Jombang “.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana penerapan Metode Cooperative Nubered head Together pada

2.

kelas IX B SMPN 1 Wonosalam pada mata pelajaran PKn ?
Bagaimana kemampuan berpikir siswa kelas IX B SMPN 1 Wonosalam pada
mata pelajaran PKn setelah penerapan metode kooperatif numbered head


3.

together ?
Bagaimana keterampilan sosial siswa kelas IX B SMPN 1 Wonosalam pada
mata pelajaran PKn setelah penerapan metode kooperatif numbered head

together ?
1. 3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan :
1. Penerapan metode Cooperative Numbered Head Together pada kelas IX B
2.

SMPN 1 Wonosalam pada mata pelajaran PKn
Berpikir siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Wonosalam pada mata pelajaran

3.

PKn setelah penerapan metode koopertif numbered head together ?
Keterampilan sosial siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Wonosalam pada mata

pelajaran PKn setelah penerapan metode kooperatif numbered head together ?

1. 4 Hipotesis Tindakan
Pemberian tindakan berupa penerapan metode kooperatif numbered head
together terhadap siswa klas IX B SMP Negeri 1 Wonosalam dapat meningkatkan
keterampilan berpikir dan keterampilan sosial siswa.
1.5 Manfaat Penelitian

4

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut :
a. Bagi guru
Sebagai masukan tentang metode pembelajaran alternatif dan memperbaiki
proses pembelajaran Sekolah Menengah Pertama serta dapat menerapkan
pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat memacu antusiasme dalam
proses belajar mengajar siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
serta dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa agar siswa dapat belajar
dengan santai atau mengurangi perasaan tegang saat belajar dengan guru
melalui pembelajaran kooperatif.

b. Bagi Siswa
1. Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara optimal dalam
pembelajaran PKn dengan menggunakan etode pembelajaran kooperatif
numbered head together . Siswa dapat akif dan kreatif serta dapat terlibat
langsung dalam memecahkan masalah dan dapat menemukan sendiri
konsep melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh fasilitator.
2. Menjadikan siswa dapat bekerjasama dan meningkatkan keterampilan
sosial siswa dalam pembelajaran kooperatif atau kelompok.
3. Menambah kepercayaan diri dan keberanian dalam mengemukakan
pendapat, memahami pendapat orang lain dan melatih hubungan antar
pribadi.
4. Mengurangi ketergantungan siswa untuk selalu memperoleh informasi dari
guru.
c. Bagi peneliti
Diharapkan peneliti dapat menambah wawasan , pengalaman serta
pengetahuan dalam mata pelajaran PKn dan memperoleh pemahaman tentang
penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered head Together.
d. Bagi instansi

5


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi bahan
pertimbangan

dalam rangka meningkatkan

kualitas

pendidikan

dan

pengembangan pembelajaran di sekolah-sekolah.
1. 6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
1. 6.1 Ruang Lingkup Penelitian
a. Variabel-variabel yang diteliti
Tabel 1.1 Variabel Penelitian

Variabel
1. Keterampilan


Sub Variabel
 Ekspresi Emosi

sosial

Indikator
 Mengirimkan pesan
emosional
 Mengekspresikan sikap

 Kepekaan Emosi
 Kontrol emosi
 Ekspresi sosial

orientasi antar personal
 Menginterpretasi sikap orang
lain
 Mengatur dan mengontrol
emosi secara spontan

 Ekspresi diri secara verbal
 Kelancaran bicara
 Inisiatif memulai
pembicaraan
 Memahami komunikasi

 Kepekaan sosial
 Kontrol sosial

verbal orang lain
 Mengontrol dan mengatur
perilaku verbal
 Memanipulasi kata-kata






2. Kemampan

berpikir

C1 ( aspek pengetahuan )
C2 ( aspek pemahaman )
C3 ( aspek aplikasi )
C4 ( aspek analisis )
C5 ( aspek evaluasi )

b. Populasi dan subjek penelitian
Keseluruhan jumlah siswa kelas 9 adalah 173 siswa. Sedangkan dalam
penelitian tindakan kelas di kelas IX B yang terdiri dari 36 siswa, 16 siswa lakilaki dan 20 siswa perempuan.

6

c. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama yang berlokasi di
dataran tinggi dengan ketinggian kurang lebih 7000 meter dari permukaan laut.
Sekitar lokasi sekolah hanya ditanami tumbuh-tumbuhan tahunan sebagai mata
pencaharian penduduk seitar. Seperti cengkeh, kakao dan kopi. Selain itu beberapa
meter di sebelah timur sekolah ada sebuah pondok pesantren Lembaga Dakwah
Islam Indonesia, sehingga kebanyakan siswa dan siswi SMP tersebut berjilbab.
SMP Negeri ini merupakan salah satu dari dua SMP Negeri yang ada di kawasan
kecamatan Wonosalam, kabupaten Jombang.
1.6.2 Keterbatasan Penelitian.
Kendala peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah keterbatasan buku
penunjang selain Buku Kerja Siswa yang dimiliki oleh siswa, sehingga jarang
ditemukan perbedaan pendapat antara siswa yang satu dengan sswa yang lain.
1.7 Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahfahaman terhadp istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka perlu dideskripsikan beberapa istilah sebagai berikut :
a. Metode kooperatif numbered head together
yaitu pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan
memperhatikan kerjasama siswa diawali dengan pemberian nomor kepada
seluruh siswa untuk menyesuaikan pada soal yang akan mereka peroleh
masing-masing individu, dilanjutkan dengan bekerja secara kelompok dan
mempresentasikan hasil jawaban masing-masing.
b. Kemampuan berpikir siswa
Merupakan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah, menemukan
hubungan antara suatu hal dengan hal lainnya dan memahami
hubungannya. Untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa dapat
dianalisis berdasarkan kualitas jawaban yang diajukan siswa atas
pertanyaan yang diajukan oleh guru.

7

c. Keterampilan sosial siswa
Merupakan kemampuan individu untuk menunjukkan tingkah laku dalam
konteks hubungan antar pribadi baik dalam kelompok maupun dalam
kelas.

8