ANALISIS KOINTEGRASI HUBUNGAN ANTARA PRO
ANALISIS KOINTEGRASI HUBUNGAN ANTARA PRODUK DOMESTIK
BRUTO, KONSUMSI RUMAH TANGGA, DAN KONSUMSI PEMERINTAH DI
INDONESIA TAHUN 1986-2013
Chris Wijayanti Puspita
Universitas Negeri Malang
e-mail: [email protected]
Abstrak
Konsumsi merupakan kegiatan yang paling besar menyerap dana APBN, konsumsi yang
besar dengan penerimaan yang tidak sepadan tentu akan menghambat pertumbuhan
perekonomian suatu negara yang tercermin melalui produk domestik bruto. Namun
melalui APBN, konsumsi dapat dikontrol dan dikendalikan. Tulisan ini dibuat untuk
mengetahui hubungan antara produk domestik bruto, konsumsi rumah tangga, dan
konsumsi pemerintah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif dengan sumber data sekunder. Melalui uji kointegrasi johansen menampakkan
terdapat hubungan jangka panjang antar variabel. Sedangkan granger causality test
menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga mempengaruhi GDP.
Kata Kunci: Produk Domestik Bruto, Konsumsi Rumah Tangga, Konsumsi Pemerintah,
metode kointegrasi, granger causality.
A. Pendahuluan
Salah satu tujuan negara yang termuat dalam pembukaan undang-undang dasar 1945
alinea ke-4 adalah memajukan kesejahteraan umum. Dengan tertulisnya tujuan negara
tersebut, maka mau atau tidak mau pemerintah harus membuat kebijakan yang pro rakyat.
Demikian pula yang seharusnya terlihat dalam pengalokasian APBN.
APBN memuat berbagai komponen pengeluaran dan penerimaan negara. Komponenkomponen tersebut juga dapat terlihat dalam teori penghitungan pendapatan nasional
dengan menggunakan pendekatan pengeluaran, dengan rumus:
Y=C+I+G+(X-M)
Notasi-notasi tersebut menunjukkan Y merupakan pendapatan nasional (GDP), C
merupakan konsumsi rumah tangga yaitu pengeluaran rumah tangga untuk membeli
barang dan jasa akhir, G merupakan belanja pemerintah yaitu pengeluaran-pengeluaran
pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir, X adalah ekspor,
sedangkan I adalah nilai Impor.
Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran 1986-2013
M; 14.33%
X; 13.63%
C; 44.35%
G; 7.91%
I; 19.78%
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara merupakan alat penting yang menjadi pandu
sebuah negara untuk mengarahkan dan mengendalikan perekonomian negaranya agar
semakin baik dari tahun ke tahun. Yang dimaksud dengan baik dalam hal ini berarti
masyarakat merasakan kesejahteraan. Berbagai komponen telah dimuat dalam APBN,
namun yang menarik dalm hal ini adalah, komponen yang menyerap dana paling besar
adalah belanja pemerintah –bila dibandingkan dengan komponen lain-. Ma’ruf (2013)
melalui media inilah.com menyatakan bahwa pada tahun 2012, realisasi belanja negara
mencapai Rp1.092,7 triliun atau 63,3% dari alokasi APBN. Belanja pemerintah pusat
sendiri mencapai Rp699,1 triliun atau 58,4 persen dari alokasi APBN. Pernyataan tersebut
jelas terlihat bahwa sebagian besar dana APBN digunakan untuk konsumsi pemerintah.
Menurut data yang didapatkan dari Asian Development Bank mengenai key indicators for
Asia and the pasific 2014, struktur perekonomian Indonesia didominasi oleh konsumsi
rumah tangga.
Melihat chart pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran
tersebut, belanja atau konsumsi yang dilakukan pemerintah lebih kecil daripada yang
dilakukan oleh rumah tangga. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor swasta mampu
menyediakan sebagian besar kebutuhan konsumsi rumah tangga.
Rumus perhitungan dasar yang paling sederhana dikenal dengan rumus laba
diperoleh dari pengurangan penerimaan dengan pengeluaran, dengan syarat penerimaan
harus lebih besar daripada pengeluaran. Dengan melihat perhitungan pendapatan nasional
dengan pendekatan pengeluran, maka pendapatan nasional kita termasuk dalam kategori
besar. Hal tersebut mengingat bahwa jumlah pengeluaran kita besar ditopang oleh
konsumsi. PDB dapat diarahkan melalui pengendalian konsumsi atau konsumsi yang
menyebabkan nilai-nilai pada PDB dapat muncul. Penelitian ini dibuat untuk menjawab
keraguan apakah konsumsi pemerintah dan rumah tangga mempengaruhi PDBatau PDB
yang mempengaruhi konsumsi pemerintah dan rumah tangga.
B. Tinjauan Pustaka
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah adalah konsumsi barang dan jasa yang dilakukan
pemerintah serta pembiayaan yang dilakukan pemerintah untuk keperluan
administrasi pemerintahan dan kegiatan-kegiatan pembangunan (Sukirno, 2002).
Pengeluaran pemerintah bersifat otonom, karena penetuan anggaran pemerintah lebih
pada : a. Pajak yang diharapkan akan diterima; b. Pertimbangan politik; dan c.
Permasalahan yang dihadapi (Samuelson & Nordhaus, 2001). Wahyuni dkk (2014:5)
menyatakan
Pengeluaran pemerintah dapat bersifat “ exhaustive “ yaitu merupakan
pembelian barang-barang dan jasa-jasa dalam perekonomian yang dapat langsung di
konsumsi maupundapat pula untuk menghasilkan barang lain. Disamping itu
pengeluaran pemerintah dapat pula bersifat “ transfer” saja, yaitu berupa pemindahan
uang kepada individu-individu untuk kepentingan sosial, kepada perusahaanperusahaan sebagai subsidi atau mungkin pulakepada negara lain sebagai hadiah
(granta) jadi “exhaustive expenditure” mengalihkanfaktor-faktor produksi dari sektor
swasta ke sektor pemerintah.
Wahyuni dkk (2014:5) mengatakan bahwa Anggaran negara pada dasarnya
memiliki fungsi distribusi, yaitumemberikan pelayanan yang merata kepada seluruh
masyarakat terutama dalam penyediaan barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh
sektor privat (swasta)sehingga ketika swasta tidak mampu menyediakan bagi masyarakat
maka pemerintah harus menyediakannya melalui belanja atau konsumsi pemerintah.
Pengeluaran Rumah Tangga
Menurut Badan Pusat Statistik (2014), Pengeluaran konsumsi rumah tangga
adalah mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga atas barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok secara langsung. Jakarta
dalam angka (2013:630) mendefinisikaPengeluaran konsumsi rumah tangga secara
general yaitu mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga atas barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok secara langsung.
Pengeluaran rumah tangga mencakup pembelian makanan dan non makanan ( barang dan
jasa) di dalam negeri maupun di luar negeri. Termasuk pula di sini pengeluaran lembaga
nirlaba yang tujuan usahanya adalah untuk melayani keperluan rumah tangga.
Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product adalah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi pada suatu negara dalam waktu
tertentu. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah (Sukirno, 2004). Todaro (2000)
mengatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi mempunyai kaitan erat dengan
perubahan struktural dan sektoral yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara
tercermin pada GDP yang dimiliki negara tersebut. Jika GDP negara tersebut tinggi maka
pertumbuhan ekonomi negara tersebut tinggi.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sumber data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung. Data yang tersebut adalah
Gross Domestic Bruto, Government Consumption, dan Households Consumption. Data
diperoleh dari Key Indikator for Asia and the Pasific yang diterbitkan oleh Asian
Development Bank. Data yang diperoleh berjenis time series atau runtut waktu pada suatu
wilayah tertentu, dalam hal ini data tahun 1986-2013 di wilayah Indonesia. Data yang
digunakan berdasarkan harga berlaku, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam suatu tahun, Konsumsi Pemerintah, Konsumsi rumah tangga dinilai
menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.
1. Uji Stationer menggunakan ADF test
Uji Stationer dilakukan pada sebuah data untuk mengetahui kelayakan data tersebut
untuk diuji pada tahapan selanjutnya. Data yang baik adalah data yang stationer yaitu data
dengan probabilitas kurang dari alfa, dalam penulisan ini alfa ditetapkan sebesar 0,05 atau
5%.
Model matematika yang digunakan adalah:
m
∆ Y t =( ρ−1 ) Y t −1+ α i ∑ ∆ Y t −1+ μ t
i=1
2. Uji Kointegrasi menggunakan metode Johansen
Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan jangka
panjang antar variabel, yaitu variabel pertumbuhan ekonomi dengan variabel partisipasi
angkatan kerja. Penelitian ini menggunakan metode johansen dengan model matematika:
ƛ
1−¿
¿
¿¿
ƛTrace ( r ) =−T
g
∑¿
i=r+1
1−ƛ r+1
)
ƛ Max ( r , r +1 )=−T ln¿
3. Granger Causality Test
Seth (2007) mendefinisikan Granger kausalitas adalah konsep statistik kausalitas
yang didasarkan pada prediksi. Granger causality test merupakan metode ekonometrika
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua arah antar variabel. Dalam penulisan
kali ini, pengaruh yang dimaksud adalah GDP mempengaruhi konsumsi rumah
tangga/konsumsi pemerintah atau konsumsi pemerintah/konsumsi rumah tangga
mempengaruhi GDP atau konsumsi pemerintah mempengaruhi konsumsi rumah tangga
atau justru terjadi hubungan sebaliknya. Model matematika yang digunakan yaitu:
∆ GC t =α 1+ ∑ β ¿ ∆ GC t−1 + ∑ θ ¿ ∆ GDPt −1 + ε ¿
∆ GDPt =α 1+ ∑ β ¿ ∆ GDPt −1 + ∑ θ ¿ ∆ GC t −1 + ε ¿
∆ HC t =α 1+ ∑ β ¿ ∆ HC t−1 + ∑ θ ¿ ∆ GDPt −1 + ε ¿
∆ GDPt =α 1+ ∑ β ¿ ∆ GDPt −1 + ∑ θ ¿ ∆ HC t −1 + ε ¿
∆ HC t =α 1+ ∑ β ¿ ∆ HC t−1 + ∑ θ ¿ ∆ GC t−1 +ε ¿
∆ GC t =α 1+ ∑ β ¿ ∆ GC t−1 + ∑ θ ¿ ∆ HC t−1 + ε ¿
D. Hasil dan Pembahasan
1. Uji Stationer
Group unit root test: Summary
Series: GDP, GK, HK
Date: 12/18/14 Time: 15:12
Sample: 1986 2013
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 4
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
CrossMethod
Statistic Prob.** sections
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t*
-7.82096 0.0000
3
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat
2
ADF - Fisher Chi-square
46.8090 0.0000
2
PP - Fisher Chi-square
56.1231 0.0000
2
Obs
70
49
49
50
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic
Chi-square distribution. All other tests assume asymptotic
normality
Dari uji tersebut diketahui bahwa uji stationer menghasilkan nilai probabilitas 0,00, Data
stationer pada level dua. Dengan demikian, data dinyatakan layak untuk diuji pada
tahapan selanjutnya.
2. Uji Kointegrasi Johansen
Date: 12/18/14 Time: 15:12
Sample (adjusted): 1989 2013
Included observations: 25 after adjustments
Trend assumption: Linear deterministic trend
Series: GDP GK HK
Lags interval (in first differences): 1 to 2
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized
No. of CE(s) Eigenvalue
None *
At most 1
At most 2
0.883700
0.303618
0.005865
Trace
Statistic
62.98298
9.193471
0.147046
0.05
Critical Value Prob.**
29.79707
15.49471
3.841466
0.0000
0.3478
0.7014
Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Uji kointegrasi johansen menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi pada alfa 0,05. Hal ini
berarti terdapat hubungan jangka panjang antar variabel.
3. Granger Causality Test
Granger causality test menunjukkan terdapat Ha yang diterima. Syarat Ha diterima
adalah nilai probabilitas harus kurang dari nilai alfa 0,05. Ha yang diterima yaitu
konsumsi rumah tangga mempengaruhi GDP, sedangkan hubungan yang lain tidak terjadi.
Konsumsi
tangga
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 12/19/14 Time: 06:03
Sample: 1986 2013
Lags: 2
Null Hypothesis:
rumah
Obs
F-Statistic
Prob.
GK does not Granger Cause GDP
GDP does not Granger Cause GK
26
0.08786
15.7221
0.9162
7.E-05
HK does not Granger Cause GDP
GDP does not Granger Cause HK
26
6.07058
0.29184
0.0083
0.7499
HK does not Granger Cause GK
GK does not Granger Cause HK
26
17.0395
1.27611
4.E-05
0.2999
mempengaruhi GDP dapat dijelaskan melalui penalaran permintaan akan barang dan jasa
oleh rumah tangga lah yang mampu mempengaruhi pengalokasian GDP. Menurut
persaulian, dkk (2013) yang dipublikasikan oleh dwisarjono, keputusan konsumsi rumah
tangga mempengaruhi keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek. Konsumsi rumah tangga terjadi karena adanya pendapatan yang
diperoleh rumah tangga yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya yang dibedakan menjadi 4 golongan yaitu tanah, tenaga kerja,modal keahlian
kewirausahaan.
E. Kesimpulan
Terdapat hubungan jangka panjang antar variabel yang terbukti dari hasil uji
kointegrasi johansen yang menghasilkan nilai probabilitas kurang dari alfa. Hasil uji
granger causality menunjukkan terdapat hubungan yang terjadi antar variabel tersebut,
hubung itu adalah konsumsi rumah tangga mempengaruhi GDP. Sebenarnya konsumsi
yang dilakukan oleh rumah tangga juga berkontribusi terhadap pendapatan negara.
Kontribusi tersebut melalui pajak barang dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi oleh
rumah tangga.
F. Daftar Rujukan
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Istilah Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.
Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia
BPS provinsi DKI Jakarta. 2013. Jakarta Dalam Angka. Jakarta: BPS provinsi DKI
Jakarta
Key Indicatos for Asian and the Pasific. 2004.
(http://www.adb.org/publications/series/key-indicators-for-asia-and-the-pacific),
diakses tanggal 18 Desember 2014.
Key Indicatos for Asian and the Pasific. 2014.
(http://www.adb.org/publications/series/key-indicators-for-asia-and-the-pacific),
diakses tanggal 8 November 2014.
Ma’ruf, Wahid. 2013. Belanja Negara Habiskan 63,3% Alokasi APBN-P 2013, (online),
(http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2036932/belanja-negara-habiskan-633alokasi-apbn-p-2013#.VJKHJWdZAgN), diakses 15 Desember 2014.
Seth, Anil. 2007. Granger Causality, (online),
(http://www.scholarpedia.org/article/Granger_causality&prev=search), diakses
18 Desember 2014
Sukirno, Sadorno,2002. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
________, S. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Penerbit PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta Samuelson, Paul A dan William D.Nordhaus.1996.
Makro Ekonomi (terjemahan). Edisi keempatbelas, Erlangga,Jakarta.
Todaro, Michael.P. 2000. Pembangunan Ekonomi. Edisi ketujuh Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Wahyuni, Evy, dkk. 2014. Pengaruh Investasi Dan Belanja Pemerintah
Terhadappertumbuhan Ekonomi Serta Implikasinya Kepada Kemiskinandi
Kabupaten Kutai Kartanegara, (online),
(https://www.academia.edu/4312688/JURNAL_EVY_WAHYUNI), diakses 15
Desember 2014.
Persaulian, Baginda, dkk. 2013. Gross Domestik Bruto (GDP) dalam perekonomian
Indonesia. (https://dwisarjono.wordpress.com/2013/05/17/gdp/), (online), diakses
tanggal 18 Desember 2014
BRUTO, KONSUMSI RUMAH TANGGA, DAN KONSUMSI PEMERINTAH DI
INDONESIA TAHUN 1986-2013
Chris Wijayanti Puspita
Universitas Negeri Malang
e-mail: [email protected]
Abstrak
Konsumsi merupakan kegiatan yang paling besar menyerap dana APBN, konsumsi yang
besar dengan penerimaan yang tidak sepadan tentu akan menghambat pertumbuhan
perekonomian suatu negara yang tercermin melalui produk domestik bruto. Namun
melalui APBN, konsumsi dapat dikontrol dan dikendalikan. Tulisan ini dibuat untuk
mengetahui hubungan antara produk domestik bruto, konsumsi rumah tangga, dan
konsumsi pemerintah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif dengan sumber data sekunder. Melalui uji kointegrasi johansen menampakkan
terdapat hubungan jangka panjang antar variabel. Sedangkan granger causality test
menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga mempengaruhi GDP.
Kata Kunci: Produk Domestik Bruto, Konsumsi Rumah Tangga, Konsumsi Pemerintah,
metode kointegrasi, granger causality.
A. Pendahuluan
Salah satu tujuan negara yang termuat dalam pembukaan undang-undang dasar 1945
alinea ke-4 adalah memajukan kesejahteraan umum. Dengan tertulisnya tujuan negara
tersebut, maka mau atau tidak mau pemerintah harus membuat kebijakan yang pro rakyat.
Demikian pula yang seharusnya terlihat dalam pengalokasian APBN.
APBN memuat berbagai komponen pengeluaran dan penerimaan negara. Komponenkomponen tersebut juga dapat terlihat dalam teori penghitungan pendapatan nasional
dengan menggunakan pendekatan pengeluaran, dengan rumus:
Y=C+I+G+(X-M)
Notasi-notasi tersebut menunjukkan Y merupakan pendapatan nasional (GDP), C
merupakan konsumsi rumah tangga yaitu pengeluaran rumah tangga untuk membeli
barang dan jasa akhir, G merupakan belanja pemerintah yaitu pengeluaran-pengeluaran
pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir, X adalah ekspor,
sedangkan I adalah nilai Impor.
Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran 1986-2013
M; 14.33%
X; 13.63%
C; 44.35%
G; 7.91%
I; 19.78%
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara merupakan alat penting yang menjadi pandu
sebuah negara untuk mengarahkan dan mengendalikan perekonomian negaranya agar
semakin baik dari tahun ke tahun. Yang dimaksud dengan baik dalam hal ini berarti
masyarakat merasakan kesejahteraan. Berbagai komponen telah dimuat dalam APBN,
namun yang menarik dalm hal ini adalah, komponen yang menyerap dana paling besar
adalah belanja pemerintah –bila dibandingkan dengan komponen lain-. Ma’ruf (2013)
melalui media inilah.com menyatakan bahwa pada tahun 2012, realisasi belanja negara
mencapai Rp1.092,7 triliun atau 63,3% dari alokasi APBN. Belanja pemerintah pusat
sendiri mencapai Rp699,1 triliun atau 58,4 persen dari alokasi APBN. Pernyataan tersebut
jelas terlihat bahwa sebagian besar dana APBN digunakan untuk konsumsi pemerintah.
Menurut data yang didapatkan dari Asian Development Bank mengenai key indicators for
Asia and the pasific 2014, struktur perekonomian Indonesia didominasi oleh konsumsi
rumah tangga.
Melihat chart pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran
tersebut, belanja atau konsumsi yang dilakukan pemerintah lebih kecil daripada yang
dilakukan oleh rumah tangga. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor swasta mampu
menyediakan sebagian besar kebutuhan konsumsi rumah tangga.
Rumus perhitungan dasar yang paling sederhana dikenal dengan rumus laba
diperoleh dari pengurangan penerimaan dengan pengeluaran, dengan syarat penerimaan
harus lebih besar daripada pengeluaran. Dengan melihat perhitungan pendapatan nasional
dengan pendekatan pengeluran, maka pendapatan nasional kita termasuk dalam kategori
besar. Hal tersebut mengingat bahwa jumlah pengeluaran kita besar ditopang oleh
konsumsi. PDB dapat diarahkan melalui pengendalian konsumsi atau konsumsi yang
menyebabkan nilai-nilai pada PDB dapat muncul. Penelitian ini dibuat untuk menjawab
keraguan apakah konsumsi pemerintah dan rumah tangga mempengaruhi PDBatau PDB
yang mempengaruhi konsumsi pemerintah dan rumah tangga.
B. Tinjauan Pustaka
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah adalah konsumsi barang dan jasa yang dilakukan
pemerintah serta pembiayaan yang dilakukan pemerintah untuk keperluan
administrasi pemerintahan dan kegiatan-kegiatan pembangunan (Sukirno, 2002).
Pengeluaran pemerintah bersifat otonom, karena penetuan anggaran pemerintah lebih
pada : a. Pajak yang diharapkan akan diterima; b. Pertimbangan politik; dan c.
Permasalahan yang dihadapi (Samuelson & Nordhaus, 2001). Wahyuni dkk (2014:5)
menyatakan
Pengeluaran pemerintah dapat bersifat “ exhaustive “ yaitu merupakan
pembelian barang-barang dan jasa-jasa dalam perekonomian yang dapat langsung di
konsumsi maupundapat pula untuk menghasilkan barang lain. Disamping itu
pengeluaran pemerintah dapat pula bersifat “ transfer” saja, yaitu berupa pemindahan
uang kepada individu-individu untuk kepentingan sosial, kepada perusahaanperusahaan sebagai subsidi atau mungkin pulakepada negara lain sebagai hadiah
(granta) jadi “exhaustive expenditure” mengalihkanfaktor-faktor produksi dari sektor
swasta ke sektor pemerintah.
Wahyuni dkk (2014:5) mengatakan bahwa Anggaran negara pada dasarnya
memiliki fungsi distribusi, yaitumemberikan pelayanan yang merata kepada seluruh
masyarakat terutama dalam penyediaan barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh
sektor privat (swasta)sehingga ketika swasta tidak mampu menyediakan bagi masyarakat
maka pemerintah harus menyediakannya melalui belanja atau konsumsi pemerintah.
Pengeluaran Rumah Tangga
Menurut Badan Pusat Statistik (2014), Pengeluaran konsumsi rumah tangga
adalah mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga atas barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok secara langsung. Jakarta
dalam angka (2013:630) mendefinisikaPengeluaran konsumsi rumah tangga secara
general yaitu mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga atas barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok secara langsung.
Pengeluaran rumah tangga mencakup pembelian makanan dan non makanan ( barang dan
jasa) di dalam negeri maupun di luar negeri. Termasuk pula di sini pengeluaran lembaga
nirlaba yang tujuan usahanya adalah untuk melayani keperluan rumah tangga.
Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product adalah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi pada suatu negara dalam waktu
tertentu. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah (Sukirno, 2004). Todaro (2000)
mengatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi mempunyai kaitan erat dengan
perubahan struktural dan sektoral yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara
tercermin pada GDP yang dimiliki negara tersebut. Jika GDP negara tersebut tinggi maka
pertumbuhan ekonomi negara tersebut tinggi.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sumber data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung. Data yang tersebut adalah
Gross Domestic Bruto, Government Consumption, dan Households Consumption. Data
diperoleh dari Key Indikator for Asia and the Pasific yang diterbitkan oleh Asian
Development Bank. Data yang diperoleh berjenis time series atau runtut waktu pada suatu
wilayah tertentu, dalam hal ini data tahun 1986-2013 di wilayah Indonesia. Data yang
digunakan berdasarkan harga berlaku, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam suatu tahun, Konsumsi Pemerintah, Konsumsi rumah tangga dinilai
menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.
1. Uji Stationer menggunakan ADF test
Uji Stationer dilakukan pada sebuah data untuk mengetahui kelayakan data tersebut
untuk diuji pada tahapan selanjutnya. Data yang baik adalah data yang stationer yaitu data
dengan probabilitas kurang dari alfa, dalam penulisan ini alfa ditetapkan sebesar 0,05 atau
5%.
Model matematika yang digunakan adalah:
m
∆ Y t =( ρ−1 ) Y t −1+ α i ∑ ∆ Y t −1+ μ t
i=1
2. Uji Kointegrasi menggunakan metode Johansen
Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan jangka
panjang antar variabel, yaitu variabel pertumbuhan ekonomi dengan variabel partisipasi
angkatan kerja. Penelitian ini menggunakan metode johansen dengan model matematika:
ƛ
1−¿
¿
¿¿
ƛTrace ( r ) =−T
g
∑¿
i=r+1
1−ƛ r+1
)
ƛ Max ( r , r +1 )=−T ln¿
3. Granger Causality Test
Seth (2007) mendefinisikan Granger kausalitas adalah konsep statistik kausalitas
yang didasarkan pada prediksi. Granger causality test merupakan metode ekonometrika
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua arah antar variabel. Dalam penulisan
kali ini, pengaruh yang dimaksud adalah GDP mempengaruhi konsumsi rumah
tangga/konsumsi pemerintah atau konsumsi pemerintah/konsumsi rumah tangga
mempengaruhi GDP atau konsumsi pemerintah mempengaruhi konsumsi rumah tangga
atau justru terjadi hubungan sebaliknya. Model matematika yang digunakan yaitu:
∆ GC t =α 1+ ∑ β ¿ ∆ GC t−1 + ∑ θ ¿ ∆ GDPt −1 + ε ¿
∆ GDPt =α 1+ ∑ β ¿ ∆ GDPt −1 + ∑ θ ¿ ∆ GC t −1 + ε ¿
∆ HC t =α 1+ ∑ β ¿ ∆ HC t−1 + ∑ θ ¿ ∆ GDPt −1 + ε ¿
∆ GDPt =α 1+ ∑ β ¿ ∆ GDPt −1 + ∑ θ ¿ ∆ HC t −1 + ε ¿
∆ HC t =α 1+ ∑ β ¿ ∆ HC t−1 + ∑ θ ¿ ∆ GC t−1 +ε ¿
∆ GC t =α 1+ ∑ β ¿ ∆ GC t−1 + ∑ θ ¿ ∆ HC t−1 + ε ¿
D. Hasil dan Pembahasan
1. Uji Stationer
Group unit root test: Summary
Series: GDP, GK, HK
Date: 12/18/14 Time: 15:12
Sample: 1986 2013
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 4
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
CrossMethod
Statistic Prob.** sections
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t*
-7.82096 0.0000
3
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat
2
ADF - Fisher Chi-square
46.8090 0.0000
2
PP - Fisher Chi-square
56.1231 0.0000
2
Obs
70
49
49
50
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic
Chi-square distribution. All other tests assume asymptotic
normality
Dari uji tersebut diketahui bahwa uji stationer menghasilkan nilai probabilitas 0,00, Data
stationer pada level dua. Dengan demikian, data dinyatakan layak untuk diuji pada
tahapan selanjutnya.
2. Uji Kointegrasi Johansen
Date: 12/18/14 Time: 15:12
Sample (adjusted): 1989 2013
Included observations: 25 after adjustments
Trend assumption: Linear deterministic trend
Series: GDP GK HK
Lags interval (in first differences): 1 to 2
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized
No. of CE(s) Eigenvalue
None *
At most 1
At most 2
0.883700
0.303618
0.005865
Trace
Statistic
62.98298
9.193471
0.147046
0.05
Critical Value Prob.**
29.79707
15.49471
3.841466
0.0000
0.3478
0.7014
Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Uji kointegrasi johansen menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi pada alfa 0,05. Hal ini
berarti terdapat hubungan jangka panjang antar variabel.
3. Granger Causality Test
Granger causality test menunjukkan terdapat Ha yang diterima. Syarat Ha diterima
adalah nilai probabilitas harus kurang dari nilai alfa 0,05. Ha yang diterima yaitu
konsumsi rumah tangga mempengaruhi GDP, sedangkan hubungan yang lain tidak terjadi.
Konsumsi
tangga
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 12/19/14 Time: 06:03
Sample: 1986 2013
Lags: 2
Null Hypothesis:
rumah
Obs
F-Statistic
Prob.
GK does not Granger Cause GDP
GDP does not Granger Cause GK
26
0.08786
15.7221
0.9162
7.E-05
HK does not Granger Cause GDP
GDP does not Granger Cause HK
26
6.07058
0.29184
0.0083
0.7499
HK does not Granger Cause GK
GK does not Granger Cause HK
26
17.0395
1.27611
4.E-05
0.2999
mempengaruhi GDP dapat dijelaskan melalui penalaran permintaan akan barang dan jasa
oleh rumah tangga lah yang mampu mempengaruhi pengalokasian GDP. Menurut
persaulian, dkk (2013) yang dipublikasikan oleh dwisarjono, keputusan konsumsi rumah
tangga mempengaruhi keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek. Konsumsi rumah tangga terjadi karena adanya pendapatan yang
diperoleh rumah tangga yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya yang dibedakan menjadi 4 golongan yaitu tanah, tenaga kerja,modal keahlian
kewirausahaan.
E. Kesimpulan
Terdapat hubungan jangka panjang antar variabel yang terbukti dari hasil uji
kointegrasi johansen yang menghasilkan nilai probabilitas kurang dari alfa. Hasil uji
granger causality menunjukkan terdapat hubungan yang terjadi antar variabel tersebut,
hubung itu adalah konsumsi rumah tangga mempengaruhi GDP. Sebenarnya konsumsi
yang dilakukan oleh rumah tangga juga berkontribusi terhadap pendapatan negara.
Kontribusi tersebut melalui pajak barang dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi oleh
rumah tangga.
F. Daftar Rujukan
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Istilah Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.
Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia
BPS provinsi DKI Jakarta. 2013. Jakarta Dalam Angka. Jakarta: BPS provinsi DKI
Jakarta
Key Indicatos for Asian and the Pasific. 2004.
(http://www.adb.org/publications/series/key-indicators-for-asia-and-the-pacific),
diakses tanggal 18 Desember 2014.
Key Indicatos for Asian and the Pasific. 2014.
(http://www.adb.org/publications/series/key-indicators-for-asia-and-the-pacific),
diakses tanggal 8 November 2014.
Ma’ruf, Wahid. 2013. Belanja Negara Habiskan 63,3% Alokasi APBN-P 2013, (online),
(http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2036932/belanja-negara-habiskan-633alokasi-apbn-p-2013#.VJKHJWdZAgN), diakses 15 Desember 2014.
Seth, Anil. 2007. Granger Causality, (online),
(http://www.scholarpedia.org/article/Granger_causality&prev=search), diakses
18 Desember 2014
Sukirno, Sadorno,2002. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
________, S. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Penerbit PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta Samuelson, Paul A dan William D.Nordhaus.1996.
Makro Ekonomi (terjemahan). Edisi keempatbelas, Erlangga,Jakarta.
Todaro, Michael.P. 2000. Pembangunan Ekonomi. Edisi ketujuh Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Wahyuni, Evy, dkk. 2014. Pengaruh Investasi Dan Belanja Pemerintah
Terhadappertumbuhan Ekonomi Serta Implikasinya Kepada Kemiskinandi
Kabupaten Kutai Kartanegara, (online),
(https://www.academia.edu/4312688/JURNAL_EVY_WAHYUNI), diakses 15
Desember 2014.
Persaulian, Baginda, dkk. 2013. Gross Domestik Bruto (GDP) dalam perekonomian
Indonesia. (https://dwisarjono.wordpress.com/2013/05/17/gdp/), (online), diakses
tanggal 18 Desember 2014