Kekekalan makhluk hidup dengan kehidupan

Chapter I

10 Januari 2014
KEKEKALAN

Berfikir mengartikan sebuah rencana yang matang, apa bisa disebut dengan matang
dengan berbagai macam koridor-koridor penggalang. Penghambatan penggalang ini disebut
problematika yang akan tetap menghiasai cakrawala kehidupan kita, saat kita masih bernafas dan
saat itulah hiasan masalah pun menjadi sobat kecilmu kemana-mana. Selalu setia menemanimu
disaat apapun itu, baik duka maupun suka. Sobat permasalahan pun tak segan-segan memberikan
segumpal, runtuhan bahkan ancaman dikala problematika datang, namun ketika kesenangan,
kegembiraan, dan ketenangan abadi ini muncul sobat permasalahanmu ini dengan setia
menunggu dengan giatnya, dengan sabarnya sampai suatu saat berakhirnya sebuah kebahagian
itu, kegembiraan itu yang pada ujungnya kondisi ini tak selamanya kekal. Kekalan ini hanya
bersifat sementara. Kekalan abadi terletak pada permasalahan.
Nafas kita adalah kekal, begitu pula permasalahan itu adalah kekekalan abadi, yang tanpa
disadari akan datang, datang, dan datang berujung dengan rasa pendewasaan sikap yang menjadi
tameng kita. Tameng yang kuat, yang selalu terlatih oleh permasalahan itu sendiri dan bila
permasalahan itu dihadir di kehidupan ini, maka tamengpun akan terpunah dengan sendirinya.
Kusam, rusuh dan rapuh, seperti sikap kita, jika tampeng itu kuat maka memaknai
permasalahanpun akan mudah, namun bila mana tameng itu rapuh maka permasalahanpun akan

menang. Dan bila mana pinjam tameng orang lain ini muncullah sikap ketergantungan pada
orang lain. Sejatinya manusia diciptakan untuk menjadi Tuhan buat dirinya sendiri yang
kemudian mengajarkan menjadi Tuhan kepada orang lain. Sering kali arahan kita kepada orang
lain dapat masuk akal malah terselesaikan, namun permasalahan pribadi terbengkalai.
Inilah konsep paling dasar terciptanya mahkluk sosial. Mahkluk ketergantungan,
mahkluk yang lahir oleh bertemunya sperma dan sel telur. Ketika bertemunya kedua sel itu,
maka pahamilah bawasannya mahkluk hidup didunia ini sejatinya saling membutuhkan, saling
melengkapi sesamanya, baik manusia, hewan serta tumbuhan. Semua mahkluk ciptaan-Nya
ditakdirkan untuk saling ketergantungan satu sama lain.

Chapter II

06 Mei 2014
KEHIDUPAN MAHKLUK HIDUP

Hidup adalah masalah, kehiduapan adalah rangkaian dari permasalahan. Masalah datang
tak mungkin melebihi kemampuan kita. Masalah ini sering datang dalam bentuk yang rumit, ada
kalanya masalah itu datang tapi kita tidak menyadarinya, seakan0akan kita tidak ingin
menerimanya, bahkan kadang-kadang masalah itu kejam kita tidak menginginkannya malah
masalah ini beruntutan datang dan memadati kita. Masalah tidak mengenal siapapun itu, yang

penting mahkluk itu hidup, maka masalah akan menjadi teman baiknya selama sisa-sisa
kehidupannya. Manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki segenap hubungan yang saling
mengikat sesamanya.
Mereka bisa hidup saling berdampaingan dan saling memakan untuk menyambung
kehidupannya hingga memiliki penerus dan seperti itu dan seperti itu hingga kehidupan ini sirna.
Kenapa permasalahan ini tidak pernah orang dapat mengindarinya, kenapa semakin mendekati
bahkan membuat masalah itu. Kita diam tanpa melakukan suatu hal yang memancing masalah
aja itu dapat membuat masalah, masalah ini sifatnya sama kayak nempel dan kekal didalam diri
kita sampai akhir hayat ini. Masalah akan selalu setia mengawali dan mengakhiri kehipuanan ini.
Dan bagaimana kita dapat mensiasati ini semua, masalah menjadi partnership yang
bagus. Bagaimana ini bisa dilaksanakan, ibarat positif dengan negatif, air dengan minyak. Dari
contoh-contoh itu barusan, contoh dimana contoh itu adalah sebuah sifat dan benda yang berasal
dari isi kehidupan. Kita adalah yang mengisi kehidupan ini. Kita dan masalah adalah rekan sejati
yang akan mengukir bagaimana nantinya kita bisa hidup, dan bagaimana cara kita bertahan hidup
hingga kita memiliki keturunan yang nantinya akan mewarisi masalah ini. Masalah itu adalah
sebuah warisan tunggal yang abadi dan tak bisa dielakkan.
Warisan ini lah hingga detik yang mengisi kehidupan mahkluk hidup, dari bagaimana
caranya bertahan hidup sampai bagaimana caranya kita memperoleh kehipuan yang layak.
Masalah terus menerus setia menghancurkan langkah-langkah kita, dan disitulah letak fungsi
patner kehidupan. Tidak ada yang menguji pasti mahkluk hidup ini mudah paus dan nyaman

akan hal itu, membuat tidak pernah ada sebuah perkembangan yang signifikan.

Hal ini terbukti bagaimana peran akan masalah itu sendiri. dan…bagaimana cara agar
kita menjadi kuat dengan patner akan masalah itu sendiri, dan apa bisa kita menerima kenyataan
ini. Jika semua ini mengelak, munculah masalah ini menjadi sadis, bringas dan kejih. Karena
kenapa, karena jika kita tidak bisa menerimanya itu akan merubah fungsi dari masalah itu.
Masalah itu tidak dapat dipisahkan dari raga hidup kita. Semakin sering masalah itu hadir dalam
kehidupan kita, dan kita paham akan masalah itu. Maka semakin mudah kita menyelesaikan
masalah itu, dan semakin bertambahnya wawasan kita akan sebuah ketangguhan hidup ini.
Karena kehidupan tanpa masalah ibarat sebuah bayi menjadi dewasa tanpa kasih sayang.
Hidup dan masalah itu adalah sesuatu yang indah dan serasi, saling mengasihi satu sama lain,
baik-baik dengannya pasti yang datang adalah masalah yang baik, semakin kita tidak baik
masalah pun akan muncul dengan masalah yang tidak baik.

Diam meratapi nasib, memilih diam karena dengan diam dapat berfikir jernih untuk
memikirkan sesuatu yang harus dilakukan. Sendiri diruang berukuran 2x3 meter berjam-jam,
ditemani suara radio yang berisik, berharap radio sumbang itu dapat membantu menghibur
pikiran ini yang lagi penat dan kesehatan yang lagi menurun. Pikiran ini kosong akan tetapi
tangan ini ingin menulis sesuatu dalam mesin modern ini yaitu laptop mini. Tidak jelas menulis
apa, tidak tau sedang memikirkan apa, bingung mau melakukan apa, dan entah apa saja yang

ingin dipikirkan. Memkirkan hal yang kecil tetapi malas dengan hal kecil,memikirkan sesuatu
hal yang besar malah terlalu berat. Ketika dikatakan hidup itu adalah satu perintah jelas untuk
siapa, untuk apa dan bagaimana hidup itu. Maka jelas sekali perjalanan kehidupan ini, akan
tetapi hidup hari ini belum jelas. Yang jelas hakikat manusia pada umumnya sekolah-kerjanikah-punya anak-selesai. Lalu kalau seperti itu adanya kehidupan ini, yang berujung pada
sesuatu yang menghasil berujung pada eksistensialisme individu maka percuma kehidupan ini
yang sangat rumit ini. Maka dari itu apa yang memang menjadi kehendakmu jalankanlah.
Menulis ini adalah salah satu langkah tepat untuk meluapkan pikiran yang terkadang
orang lain tidak bisa mencerna bahkan tidak mau menerima pikiran kita. Menulis cerita ini, kasus
ini dan berita yang sangat fenomenalpun berujung pada sesuatu hal yang menghasilkan bentuk
materi, karya yang dikaryakan untuk memenuhi karya ini. Adakah menulis yang berujung tidak
pada hal itu, apa masih ada sesuatu itu yang kekal dan tulus dari pikiran ini demi buah karya
pikiran ini, maka dari itu jangan kalian selalu mementingkan sesuatu hal yang berujung pada
materi.