LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN SUMBER DAYA (1)

LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
“Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Akibat
Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”

Oleh :

Aqillah Zaenab

(115080100111016)

Imma Tazkiyah Elliswati (115080100111014)
Irsalina Soraya Nabilah

(115080101111002)

Rila Arbianti

(115080101111016)

MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmad dan berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
tugas Manajemen Sumberdaya Perairan ini tentang penyusunan MRK dan MPP dapat
terselesaikan dengan judul “ Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum
Akibat Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”. Adapun kegunaan dari laporan MSP ini
adalah memberikan referensi tentang pengelolaan terpadu daerah aliran sungai bagi
pembaca baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Penulis menyadari akan
adanya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis meminta maaf
dan dimohon untuk memberikan saran serta kritik yang membangun demi penyempurnaan
isi maupun isi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.

Malang, 4 Juni 2014


Penulis

PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL SELAMA PRAKTIKUM DAN PENYUSUNAN
LAPORAN

Hal paling dasar yang dapat diambil dari awal penyusunan perencanaan pengelolaan
terpadu Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah kita diajak untuk berpikir bersama – sama
secara sinergis dalam menganalisis permasalahan di sekeliling kita yang kadang dianggap
remeh. Dalam proses berpikir secara tidak langsung kita kan menyadari betapa manusia dan
alam merupakan satu kesatuan yang keduanya sebenarnya saling membutuhkan. Alam
memberikan semua yang dibutuhkan manusia demi kelangsungan hidupnya. Namun seiring
bertambahnya waktu jumlah manusia makin menyesaki alam yang kemudian berimbas pada
ketidakseimbangan alam sendiri.
Pencemaran Sungai Citarum akibat Pembuangan Limbah merupakan salah satu
bentuk ketidakseimbangan alam yang terjadi di sekitar kita. Untuk memecahkan masalah
diatas diperlukan adanya koordinasi antara pihak – pihak yang terkait dengan masyarakat
sekitar sungai untuk bersama – sama menjaga kelestarian lingkungan mereka. Masing –
masing pihak mempunyai tugas dan kewajiban yang harus benar- benar dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. Dari hal tersebut kita akan memahami tugas kita sebagai
makhluk sosial yang hidup bergantung pada alam. Dengan menjaga kelestarian lingkungan

merupakan wujud terima kasih kita terhadap alam atas segala yang sudah diberikan.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kerusakan lingkungan di Indonesia telah menjadi keprihatinan banyak pihak, baik di

dalam negeri maupun oleh dunia internasional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang
semakin meningkat. Rendahnya daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu
ekosistem diduga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam yang
terkait dengan air (water related disaster) tersebut. Kerusakan DAS dipercepat oleh
peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk
dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor,
antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah. Pada era otonomi
daerah, sumberdaya alam ditempatkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi DAS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun

1970-an melalui Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air (PPHTA), melalui Inpres
Penghijauan dan Reboisasi, kemudian dilanjutkan dengan Gerakan Nasional Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (GN-RHL), Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) dan
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Tujuan dari upaya-upaya tersebut
pada dasarnya adalah untuk mewujudkan perbaikan lingkungan seperti penanggulangan
bencana alam banjir, tanah longsor, dan kekeringan secara terpadu, transparan dan
partisipatif, sehingga sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin
keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang
nyata bagi masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan perlunya pengelolaan DAS secara terpadu
yang harus melibatkan pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya alam yang terdiri
dari unsur–unsur masyarakat, dunia usaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dengan
prinsip-prinsip

keterpaduan

kesetaraan

dan


berkomitmen

untuk

menerapkan

penyelenggaraan pengelolaan sumberdaya alam yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan.
Dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu tersebut diperlukan perencanaan yang
komprehensif yang mengakomodasikan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam suatu DAS. Untuk itu perlu adanya pedoman penyusunan Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu yang dapat dijadikan acuan bagi stakeholders.
Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.26/Menhut-II/2006 tanggal 11 Mei 2006 dipandang memerlukan
penyesuaian sebagai akibat terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota. Selain itu juga telah terjadi perubahan paradigma
pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya alam, sehingga
pedoman tersebut perlu disempurnakan dengan mempertimbangkan perkembangan yang
terjadi saat ini.

1.2

Tujuan
Tujuan dalam Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan ini untuk menyusun

rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Kabupaten Karawang
1.3

Kegunaan
Manfaat yang diperoleh dalam Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan adalah

tersedianya pengelolaan rencana terpadu Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat di Pulau
Panggang Kecamatan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta.
Serta

mengintegrasikan

perencanaan

sektoral


masyarakat

dengan

perencanaan

pembangunan daerah sehingga pemanfaatan sumberdaya pesisir dapat dilakukan secara
optimal dan berkelanjutan bagi sebesar kesejahteraan masyarakat.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1

No
1.

Profil Kegiatan dan Masalah

STAKEHOLDER

Dinas

Pertanian

Kehutanan

TUPOKSI
Tugas :

 Banyaknya

Membantu Bupati dalam

penggunaan

Perkebunan dan

melaksanakan

bahan


Peternakan

kewenangan



sebagian
daerah

bidang
Kehutanan
dan

di

Perkebunan

sehingga


Peternakan

serta
kepada

Pemerintah Daerah.
Perumusan

dan

penyusunan

rencana

program

kegiatan

dan


dalam rangka penetapan
kebijakan teknis di bidang
Pertanian

Kehutanan

Perkebunan

dan

Peternakan;
Pelaksanaan kebijakan
teknis dibidang Pertanian
Perkebunan

dan Peternakan;


Pelaksanaan

usaha

pencegahan
pengendalian
Pengganggu
(OPT)

dan
Organisme
Tanaman

pangan

dan

hortikultura;


menyebabkan
pencemaran pada
aliran sungai.
 Alih fungsi lahan
hutan

Fungsi :

Kehutanan

Penyusunan
pelaksanaan

lingkungan

pertanian

diberikan



pada

pestisida

Pertanian,

tugas pembantuan yang



KOMPONEN
MASALAH

MASALAH

dan

menjadi

pemukiman
industri

/

sehingga

menambah
pencemaran yang
masuk

ke

perairan.
 Pembuangan
kotoran
peternakan

dari
yang

sembarangan.









Sosial
Ekonomi
Air
Udara
Tanah
Flora
Fauna

pengembangan,
konservasi,

rehabilitasi

dan pemanfaatan lahan;


Pelaksanaan
pemetaan,

pengelolaan,

pengaturan, pengawasan,
penerapan tataguna lahan
pertanian

dan

kawasan

pertanian terpadu;


Penetapan

sentra

komoditas

pertanian,

sasaran areal tanam dan
luas baku lahan pertanian
sesuai

kemampuan

sumberdaya lahan;


Peningkatan
pengelolaan air irigasi dan
konservasi

sumber-

sumber air;


Pengawasan
peredaran,

pengadaan,

penggunaan,
pengamanan,
sarana

penyaluran

dan

prasarana

produksi pertanian;


Pelaksanaan
pembinaan

dan

bimbingan usaha disektor
pertanian;


Pelaksanaan
bimbingan

penerapan

pedoman/kerja
kemitraan
tanaman

sama
usaha hasil

pangan

dan

hortikultura;


Pelaksanaan
pengawasan
pengendalian

dan
teknis

peningkatan
usaha

produksi
tani

dan

perlindungan tanaman;


Pelaksanaan
penerapan

teknologi

panen, pasca panen dan
pengelolaan

hasil

pertanian;


Pelaksanaan
bimbingan
lomba

pemasaran,

produk

pertanian

dan penyebaran informasi
pasar

hasil

tanaman

pangan dan hortikultura;


Pelaksanaan
penyusunan statistik dan
penerapan sistim informasi
tanaman

pangan

dan

hortikultura;


Pelaksanaan
penyebaran

dokumentasi

dan informasi standarisasi
sektor pertanian;


Pelaksanaan
pengelolaan

balai

pertanian

benih

kehutanan

perkebunan

dan

peternakan;


Pelaksanaan
pengelolaan klinik hewan;


2.

Dinas Perikanan
dan Kelautan

Pengelolaan tugas di

bidang ketatausahaan.
Tugas :


Melaksanakan

sebagian



Pembuangan
limbah perikanan

urusan

rumah

tangga

yang

Negara

di

bidang

sembarangan

perikanan, kelautan dan

sehingga

peternakan

mencemari

serta

tugas






Air
Tanah
Ekonomi
Flora dan
fauna

pembantuan

yang

ditugaskan

sungai.

kepada

pemerintah daerah.
Fungsi :


Pelaksana

tugas

operasional

di

bidang

perikanan, kelautan dan
peternakan yang meliputi
pengembangan,



pembinaan

serta

penyuluhan

berdasarkan

Kebijakan Bupati ;
Pelaksana tugas
fungsional

di

teknis
bidang

perikanan, kelautan dan
peternakan


berdasarkan

Gubernur Jawa Barat ;
Pelaksanaan pelayanan
teknis administratif melalui
urusan rencana, program
kerja

dan

dinas,


pelaporan
kepegawaian,

keuangan dan umum ;
Pelaksana
pengkajian
penerapan

teknologi

di

tingkat usaha perikanan,

3.

kelautan, dan peternakan.
Pengelola Unit Pelaksana

Dinas Pekerjaan

Teknis Dinas.
Tugas:

Umum



sumberdaya







Air
Sosial
Udara
Tanah
Kesehata

dalam



n
Flora dan



Berperan

dalam

perencanaan
pengelolaan


dan

air
Berperan
perencanaan
pengelolaan
sungai.

Fungsi:

dan
tata

ruang

Pembuangan
sampah
sembarangan .

fauna air



Pelaksana

perencanaan

dan


pengelolaan

sumberdaya air
Pelaksana
perencanaan
dan pengelolaan tata ruang

4.

Dinas Kesehatan

sungai
Tugas:




Berperan

dalam

pengendalian

jumlah

kualitas




Ekonomi
Sosial




Sosial
Ekonomi

penduduk

lingkungan.

sehingga

Fungsi:


Bertambahnya

menyebabkan

Pelaksana

dalam

perancanaan

pembuangan
limbah

jaminan

meningkat

kesehatan masyarakat.

yang
mengakibatkan
penurunan
kesehatan
pada
5.

Dinas ESDM

Tugas :




Membantu bupati dalam

sumber

daya

melaksanakan

alam

yang

rencana

strategik yang berorientasi

berlebihan dan

pada

kurang

hasil

yang

dicapai

ingin

dengan

memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang
ada atau mungkin timbul.
Fungsi :


masyarakat
Pemanfaatan

Melaksanakan
operasional

tugas
di

bidang

energi dan sumber daya
mineral untuk menjadikan
bidang energi dan sumber
daya

mineral

penggerak

utama

perekonomian
pembinaan

sebagai
roda

melalui
dan

bijaksana.

pengembangan

serta

perlindungan
6.

BPLH

kepada

masyarakat.
Tugas :
 Menyusun

dan

menetapkan

kebijakan

pengawasan

terhadap

pelaku

dan/atau



usaha

Kurangnya
pengawasan
dalam
pengelolaan
lingkungan.








Sosial
Ekonomi
Tanah
Air
Udara
Flora dan
fauna

kegiatan
mengkoordinasikan
pengawasan

yang

dilakukan dengan satuan


kerja perangkat daerah.
Mengkoordinasikan
pengawasan

yang

dilakukan dengan satuan
7.

Perusahan
Industri Swasta

kerja perangkat daerah.
Tugas :


Menciptakan



lapangan

pekerjaan

Penggunaan
teknologi

bagi

kurang

masyarakat setempat.

yang
ramah

lingkungan dan

Fungsi :







fauna

pengelolaan



Menyediakan

kebutuhan



bagi masyarakat
Sebagai pelaku ekonomi

limbah

Udara
Air
Sosial
Tanah
Flora dan

yang

kurang
memenuhi
standart.

8.

LSM

Tugas :


Sebagai


wadah

yang

adanya

menampung, memproses,

koordinasi antar

mengelola

lembaga LSM.

dan

melaksanakan
bentuk

atau
semua
aspirasi

masyarakat dalam bidang


Kurangnya

pembangunan
Menumbuh kembangkan
jiwa dan semangat serta
memberdayakan
masyarakat
pembangunan

dalam



Sosial



Melaksanakan,
mengendalikan,

dan

mengawasi

serta

memotivasi

mayarakat

secara dalam memelihara
hasil


pembangunan

secara berkesinambungan
Turut serta menciptakan
suasana yang kondusif

Fungsi :


Wadah penyalur kegiatan
sesuai



dengan

kepentingan anggotanya
Wadah pembinaan dan
pengembangan
anggotanya dalam usaha
mewujudkan



organisasi
Wadah peran serta dalam
usaha



tujuan

mensukseskan

pembangunan Nasional
Sarana penyalur aspirasi
anggota

dan

atau

masyarakat dan sebagai
sarana komunikasi sosial
timbal

balik

antara

anggota dan atau antara
organisasi
kemasyarakatan

dengan

organisasi kekuatan sosial
politik,

badan

permusyawaratan
perwakilan
9.

Kejaksaan Negeri

rakyat

dan

pemerintah
Tugas :


Memimpin


dan

Kurang



tegasnya dalam

mengendalikan Kejaksaan

menindak

Negeri

dalam

lanjuti

melaksanakan

tugas,

peraturan

sistem
dan

Sosial

wewenang

dan

fungsi

Kejaksaan

di

daerah

aparatur

Kejaksaan

diri sendiri.

dilingkungan

Kejaksaan

berhasil guna;
Melakukan
dan

atau

mengendalikan kebijakan
pelaksanaan

penegakan

hukum dan keadilan baik
preventif maupun represif
yang menjadi tanggung
jawabnya didaerah hukum
Kejaksaan

Negeri

bersangkutan

yang
sesuai

dengan

peraturan

perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan

yang

oleh

Agung

Jaksa
Republik

Indonesia.
Melakukan

penyelidikan,

penyidikan,

pra

penuntutan, pemeriksaan
tambahan,
eksekusi

penuntutan,
dan

tindakan

hukum lain berdasarkan



hanya

mementingkan

agar berdaya guna dan



yang

hukumnya serta membina

Negeri yang bersangkutan



adanya oknum

peraturan

perundang-

undangan

dan

kebijaksanaan

yang

ditetapkan

jaksa

oleh

agung.
Melakukan

koordinasi

penanganan

perkara

pidana

tertentu

dengan

instansi

terkait

meliputi

penyelidikan,

penyidikan

dan melaksanakan tugastugas

yustisial

berdasarkan

lain

peraturan

perundang-undangan



yang

ditetapkan

Jaksa

Agung

Indonesia
Melakukan

oleh

Republik

pencegahan

dan pelarangan terhadap
orang yang terlibat dalam
suatu

perkara

pidana

untuk masuk ke dalam
atau keluar meninggalkan
wilayah

kekuasaan

Negara

Republik

Indonesia,
barang

peredaran
cetakan

dapat

yang

mengganggu

ketertiban

umum,

penyalahgunaan dan atau
penodaan

agama

pengawasan

serta
aliran

kepercayaan yang dapat
membahayakan ketertiban
masyarakat dan negara
berdasarkan

peraturan

perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan


yang

oleh

Jaksa

Agung Republik Indonesia
Melakukan
tindakan
hukum di bidang perdata
dan tata usaha negara,
mewakili pemerintah dan
negara di dalam dan di
luar pengadilan sebagai
usaha

menyelamatkan

kekayaan
berdasarkan

negara
peraturan

perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan


yang

oleh

Jaksa

Agung Republik Indonesia
Membina dan melakukan
kerjasama

dengan

instansi pemerintah dan
organisasi lain di daerah
hukumya

untuk

memecahkan

masalah

yang timbul terutama yang
menyangkut


tanggung

jawabnya
Pemberian
sesuai

perijinan

dengan

bidang

tugasnya

dan

melaksanakan
tugas

lain

tugas-

berdasarkan

peraturan

perundang-

undangan

dan

kebijaksanaan

umum

yang

ditetapkan

Jaksa

Agung

oleh

Republik

Indonesia.
Fungsi:


Melaksanakan
penegakan

kebijakan

hukum

keadilan

baik

maupun

represif

menjadi

dan

preventif
yang

tanggung

jawabnya didaerah hukum
Kejaksaan

Negeri

bersangkutan
dengan

yang
sesuai

peraturan

perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
Agung
Indonesia.

oleh

yang
Jaksa
Republik

10.

Tokoh

Tugas:

Masyarakat





Menjalankan
sebagai
dapat

peran

kesadaran

yang

masyarakat

teladan
menjadi

sumber


Fungsi:
Menjadi

pelaku

dalam

melaksanakan

segala
11.

Perguruan Tinggi



Penggunaan

Meyelenggarakan kegiatan

strategi

yang

belajar mengajar
Melakukan penelitian
Melaksanakan pengabdian

kurang

tepat






Sosial



Sosial

dalam
pengaplikasian

pada masyarakat

ilmu

Fungsi :



Sosial

masyarakat







lingkungan.
Kurangnya
terhadap

yang

positif.
Tugas :

Sosial

penyuluhan

awal

kegiatan



terhadap

inspirasi masyarakat.


Kurangnya

Sebagai

pengetahuan.

wadah

pengembangan

ilmu

pengetahuan
Sumber pemikiran

dan

informasi bagi pemerintah
dan
12.

DPRD

masyarakat

dalam

melakukan pembangunan.
Tugas:


Merencanakan
menetapkan



dan

menyalurkan

program

aspirasi

kerja DPRD berdasarkan


kurang
untuk

masyarakat.

kebijakan operasional.
Merencanakan,
mengkoordinasikan

dan

memantau

dan

mengendalikan pelaksana
13.

Lembaga

urusan program kerja.
Tugas:

Penelitian





Kurang tanggap

Menyusun,

dalam

merencanakan,

mengahadapi

mengembangkan
mengendalikan

dan
fasilitas

dan seluruh sumber daya

masalah
terjadi.

yang

LPPM sesuai pedoman


SPMU
Menyeleksi,
mengendalikan
mengevaluasi

dan
kegiatan

LITABMAS

yang

akan,

sedang,

dan

telah

dilaksanakan


pusat

LITABMAS
Mengkoordinasikan
kegiatan LITABMAS pada
seluruh

pusat-pusat,

jurusan dan fakultas serta
unit lain yang relevan

2.2

ELI (Extention, Leverage, Intensity)

Stakeholder
Dinas

Pertanian

Masalah
Kehutanan

Perkebunan dan Peternakan

Banyaknya

penggunaan

pestisida

pada

bahan

E

L

I

3

1

4

Skor
ELI
12

4

3

4

48

lingkungan

pertanian sehingga menyebabkan
pencemaran pada aliran sungai.
Alih fungsi lahan hutan menjadi
pemukiman/industri

sehingga

menambah

pencemaran

yang

masuk ke perairan.
Pembuangan
kotoran
Dinas Perikanan dan Kelautan

dari

1

2

1

2

peternakan yang sembarangan.
Pembuangan limbah perikanan yang

3

1

1

3

2
4

1
1

4
4

8
16

1

1

4

4

sembarangan sehingga mencemari
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Kesehatan

sungai.
Pembuangan sampah sembarangan.
Bertambahnya jumlah penduduk
sehingga

Dinas ESDM

menyebabkan

pembuangan limbah meningkat
Pemanfaatan sumber daya alam
yang

berlebihan

dan

kurang

BPLH

bijaksana.
Kurangnya

dalam

3

3

1

9

Perusahan industri swasta

pengelolaan lingkungan.
Penggunaan teknologi yang tidak

3

1

4

12

pengawasan

ramah lingkungan dan pengelolaan
LSM

limbah yang kurang baik.
Kurangnya adanya koordinasi antar

2

3

1

6

Kejaksaan Negeri

lembaga LSM.
Kurang tegas dalam menetapkan

2

2

4

16

2

3

1

6

1

2

1

2

peraturan dan adanya oknum yang
Tokoh Masyarakat
Perguruan Tinggi

mementingkan
sendiri.
Alihhanya
fungsi
lahan hutandiri
menjadi
Kurangnya
kesadaran
mengenai
industri
sehingga
menyebabkan
adanya
pencemaran sungai.
lingkungan.
Penggunaan strategi yang kurang
tepat

DPRD
Tingginya kebutuhan lahan
untuk mata pencaharian.
Lembaga Penelitian

dalam

pengaplikasian

ilmu

pengetahuan.
kurang menyalurkan aspirasi pada 2 2 4 16
Minimnya pengetahuan
Tidak tegasnya peraturan
masyarakat.
akan dampak dari alih
hukum daerah
Kurang fungsi
tanggap
dalam menghadapi 2 1 1 2
lahan.
masalah yang terjadi.

Pesatnya
Kurangnya
Adanya hukum
yang
Masalah
Pokok: Alih fungsi lahan hutan
menjadikegiatan
pemukiman/industri sehingga
menambah
pertumbuhan
penyuluhan
hanya
pencemaran
yang masuk ke perairan.
penduduk.
mengenai
mementingkan diri
lingkungan.
sendiri.
2.3
Akar Masalah
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
mengikuti progkam
KB.

Kurangnya
kesadaran
mengenai
kelestarian
lingkungan

Kurangnya kesadaran manusia
baik dari segi peraturan maupun
kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan.

Kurangnya kesadaran
hukum

2.4

Matrik Perencanaan Program

MATRIKS PERENCANAAN PROGRAM
Nama Program : Menumbuhkan rasa kesadaran manusia baik dari segi peraturan
maupun kepedulian terhadap kelestarian lingkungan untuk
meminimalkan adanya pencemaran sungai akibat dari meningkatnya
pembangunan industri.
Instansi

: Pemerintahan Kabupaten Karawang

Jangka Waktu : 2015 – 2019
Tujuan Program :Meminimalkan kegiatan pembangunan industri dan lebih ditegaskannya
sistem peraturan sehingga dapat mengurangi pencemaran sungai.
Dampak Program :Terwujudnya kondisi sungai yang lestari.
Hasil Program :Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian
No.

lingkungan.
Kegiatan

Instansi Penanggung
Jawab

Keterangan

1.

Terlaksananya

survey

di

wilayah

Sungai

Karawang selama 7 hari efektif dari tanggal 1-7

1. Pemda
2. LSM
3. BLH

-

Oktober 2015 dengan biaya sebesar Rp
3.000.000,-

dari

dana

APBD

Kabupaten

Karawang.
Tahun

2015 2016

201

2018 2019

7

2.

Jumla

10

h
Rp

3

(juta)
Terlaksananya

1.Pemda

Pihak terkait

pengelolaan Sungai Karawang selama 1,5

2. LSM

yang

bulan dari tanggal 8 Oktober 2015 - 23

3. BLH

melakukan

Nopember

rencana

2015

program

dengan

kegiatan

biaya

sebesar

rencana

Rp5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten

program

Karawang.

3.

Tahun
Jumla

2015
10

h
Rp

5

(juta)
Terlaksananya
setempat

2016

2017

penyuluhan

terkait

2018

ke

2019

masyarakat

pengendalian

dan

1.LSM

Masyarakat

2. Pemda

terlibat

penggunaan alih fungsi lahan di sekitar Sungai

sebagai

Karawang Selama 2 bulan efektif 1 Agustus –

peserta yang

30

diberi

September

20.000.000,-

2016

dari

dengan

dana APBD

biaya

Kabupaten

Karawang.
Tahun

2015 2016 201

Jumla

25

h
Rp

20

7

(juta)

Rp

2018 2019

penyuluhan.

4.

Terlaksananya program bersih-bersih sungai di
sekitar Sungai Karawang selama 2 minggu

1. LSM
2. Pemda

Masyarakat
terlibat

efektif pada bulan Oktober 2016 dengan biaya

sebagai

Rp 5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten

peserta dalam

Karawang.

kegiatan
bersih-bersih

Tahun
Jumla

2015 2016 201
50

h
Rp
5.

5

(juta)
Terlaksananya

rehabilitasi

lahan

oleh

Pemerintah dengan dibantu aparat keamanan

1. Pemda
2. LSM

Pihak terkait
yang

setempat di sekitar Sungai Karawang selama 3

melaksanaka

tahun efektif dari 1 November 2016 – 1

n rehabilitasi

November 2018 dengan biaya sebesar Rp

yang dibantu

250.000.000,-. dari dana APBD dan bantuan

oleh

Bank Pembangunan Asia.

masyarakat

Tahun

6.

sungai.

2018 2019

2015 2016

201

2018 2019

Jumla

200

7
200

200

h
Rp

50

100

100

(juta)
Terlaksananya

kontroling

dan

pemantauan

kinerja program rehabilitasi oleh pemerintah

setempat

1. Pemda
2. LSM

Pihak terkait
dan

dengan dibantu aparat keamanan setempat di

masyarakat

wilayah Sungai Karawang selama 1 tahun

terlibat dalam

efektif dari bulan September 2018 – September

kontroling dan

2019 dengan biaya sebesar Rp 150.000.000,-

pemantauan

dari

kinerja

dana

APBD

dan

bantuan

Bank

Pembangunan Asia.

program
rehabilitasi

Tahun

2015 2016

201

2018 2019

7
Jumla

50

50

h
Rp

100

50

(juta)

7.

Terlaksananya

evaluasi

program

kerja

1. Pemda

rehabilitasi oleh Pemerintah di wailayah Sungai
Karawang selama 5 bulan dari bulan Oktober
2018 – Februari 2019 dengan biaya sebesar
20.000.000,Tahun
Jumla

2015

2016

2017

h
Rp

2018

2019
10
20

(juta)

2.5

MRK
Sasaran Kegiatan

Mewujudkan Sasaran

Melaksanakan
survey lokasi
yang
menjadi
Terlaksananya survei di sekitar Sungai Kabupaten Karawang
lahan kritis di
wilayah sungai
Kabupaten
Karawang untuk
kemudian di
tindaklanjuti

-

.

Kegiatan

Penanggung
Jawab

Persiapan

1. Membentuk
panitia
penyelenggara
2. Merinci
biaya

BUPATI

Instansi

Waktu

Biaya (Rp)

Terkait
1. Lsm
2. Perguruan
Tinggi
3. Bapedas

5 hari
1.000.000

akomodasi
3. Menentukan
lokasi kegiatan
Pelaksanaan 1. Melakukan
penyuluhan

1. Lsm
2. Perguruan

di

balai desa
2. Membagi brosur

BUPATI

tentang
bahayanya
fungsi

Perikanan
5. Dinas

alih
lahan

10.000.000

bulan

1. Lsm
2. Bapedas
3. Pemda

pemantauan
pasca

1,5

Kehutanan

yang berlebihan
Pengendalian 1. Adanya
kegiatan

Tinggi
3. Bapedas
4. Dinas

BUPATI

10
bulan

3.500.000

penyuluhan
2. Pelaporan hasil
pemantauan
BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :


Daerah Karawang merupakan salah satu daerah yang sungainya mengalami
pencemaran akibat dari banyaknya alih fungsi lahan hutan yang dijadikan mejnadi
industry.



Akar masalah dari pengelolahan sungai di Kabupaten Karawang ini adalah
Kurangnya kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan.



Dari nilai skor ELI Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga
menambah pencemaran yang masuk ke perairan.



Dalam penyelesaiannya di perlukan kerjasama antara stakeholder terkait agar
mendapatkan hasil yang maksimal yang mengacu pada MPP dan MRK yang di
rencanakan.

3.2

Saran
Sebaiknya dalam perencanaan pengelolaan sungai di Kabupaten Karawang harus

melalui pembuatan suatu pedoman terlebih dahulu. Dimana dalam pelaksanaannya harus
melibatkan semua stakeholder yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA
Kepmenhut. 2009. Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Terpadu. Menhut- Ii No. P.39
Perpres. 2010. Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Nomor 24 Tahun
2010.