LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN SUMBER DAYA (1)
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
“Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Akibat
Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”
Oleh :
Aqillah Zaenab
(115080100111016)
Imma Tazkiyah Elliswati (115080100111014)
Irsalina Soraya Nabilah
(115080101111002)
Rila Arbianti
(115080101111016)
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmad dan berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
tugas Manajemen Sumberdaya Perairan ini tentang penyusunan MRK dan MPP dapat
terselesaikan dengan judul “ Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum
Akibat Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”. Adapun kegunaan dari laporan MSP ini
adalah memberikan referensi tentang pengelolaan terpadu daerah aliran sungai bagi
pembaca baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Penulis menyadari akan
adanya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis meminta maaf
dan dimohon untuk memberikan saran serta kritik yang membangun demi penyempurnaan
isi maupun isi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.
Malang, 4 Juni 2014
Penulis
PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL SELAMA PRAKTIKUM DAN PENYUSUNAN
LAPORAN
Hal paling dasar yang dapat diambil dari awal penyusunan perencanaan pengelolaan
terpadu Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah kita diajak untuk berpikir bersama – sama
secara sinergis dalam menganalisis permasalahan di sekeliling kita yang kadang dianggap
remeh. Dalam proses berpikir secara tidak langsung kita kan menyadari betapa manusia dan
alam merupakan satu kesatuan yang keduanya sebenarnya saling membutuhkan. Alam
memberikan semua yang dibutuhkan manusia demi kelangsungan hidupnya. Namun seiring
bertambahnya waktu jumlah manusia makin menyesaki alam yang kemudian berimbas pada
ketidakseimbangan alam sendiri.
Pencemaran Sungai Citarum akibat Pembuangan Limbah merupakan salah satu
bentuk ketidakseimbangan alam yang terjadi di sekitar kita. Untuk memecahkan masalah
diatas diperlukan adanya koordinasi antara pihak – pihak yang terkait dengan masyarakat
sekitar sungai untuk bersama – sama menjaga kelestarian lingkungan mereka. Masing –
masing pihak mempunyai tugas dan kewajiban yang harus benar- benar dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. Dari hal tersebut kita akan memahami tugas kita sebagai
makhluk sosial yang hidup bergantung pada alam. Dengan menjaga kelestarian lingkungan
merupakan wujud terima kasih kita terhadap alam atas segala yang sudah diberikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kerusakan lingkungan di Indonesia telah menjadi keprihatinan banyak pihak, baik di
dalam negeri maupun oleh dunia internasional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang
semakin meningkat. Rendahnya daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu
ekosistem diduga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam yang
terkait dengan air (water related disaster) tersebut. Kerusakan DAS dipercepat oleh
peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk
dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor,
antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah. Pada era otonomi
daerah, sumberdaya alam ditempatkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi DAS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun
1970-an melalui Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air (PPHTA), melalui Inpres
Penghijauan dan Reboisasi, kemudian dilanjutkan dengan Gerakan Nasional Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (GN-RHL), Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) dan
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Tujuan dari upaya-upaya tersebut
pada dasarnya adalah untuk mewujudkan perbaikan lingkungan seperti penanggulangan
bencana alam banjir, tanah longsor, dan kekeringan secara terpadu, transparan dan
partisipatif, sehingga sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin
keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang
nyata bagi masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan perlunya pengelolaan DAS secara terpadu
yang harus melibatkan pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya alam yang terdiri
dari unsur–unsur masyarakat, dunia usaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dengan
prinsip-prinsip
keterpaduan
kesetaraan
dan
berkomitmen
untuk
menerapkan
penyelenggaraan pengelolaan sumberdaya alam yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan.
Dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu tersebut diperlukan perencanaan yang
komprehensif yang mengakomodasikan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam suatu DAS. Untuk itu perlu adanya pedoman penyusunan Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu yang dapat dijadikan acuan bagi stakeholders.
Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.26/Menhut-II/2006 tanggal 11 Mei 2006 dipandang memerlukan
penyesuaian sebagai akibat terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota. Selain itu juga telah terjadi perubahan paradigma
pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya alam, sehingga
pedoman tersebut perlu disempurnakan dengan mempertimbangkan perkembangan yang
terjadi saat ini.
1.2
Tujuan
Tujuan dalam Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan ini untuk menyusun
rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Kabupaten Karawang
1.3
Kegunaan
Manfaat yang diperoleh dalam Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan adalah
tersedianya pengelolaan rencana terpadu Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat di Pulau
Panggang Kecamatan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta.
Serta
mengintegrasikan
perencanaan
sektoral
masyarakat
dengan
perencanaan
pembangunan daerah sehingga pemanfaatan sumberdaya pesisir dapat dilakukan secara
optimal dan berkelanjutan bagi sebesar kesejahteraan masyarakat.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
No
1.
Profil Kegiatan dan Masalah
STAKEHOLDER
Dinas
Pertanian
Kehutanan
TUPOKSI
Tugas :
Banyaknya
Membantu Bupati dalam
penggunaan
Perkebunan dan
melaksanakan
bahan
Peternakan
kewenangan
sebagian
daerah
bidang
Kehutanan
dan
di
Perkebunan
sehingga
Peternakan
serta
kepada
Pemerintah Daerah.
Perumusan
dan
penyusunan
rencana
program
kegiatan
dan
dalam rangka penetapan
kebijakan teknis di bidang
Pertanian
Kehutanan
Perkebunan
dan
Peternakan;
Pelaksanaan kebijakan
teknis dibidang Pertanian
Perkebunan
dan Peternakan;
Pelaksanaan
usaha
pencegahan
pengendalian
Pengganggu
(OPT)
dan
Organisme
Tanaman
pangan
dan
hortikultura;
menyebabkan
pencemaran pada
aliran sungai.
Alih fungsi lahan
hutan
Fungsi :
Kehutanan
Penyusunan
pelaksanaan
lingkungan
pertanian
diberikan
pada
pestisida
Pertanian,
tugas pembantuan yang
KOMPONEN
MASALAH
MASALAH
dan
menjadi
pemukiman
industri
/
sehingga
menambah
pencemaran yang
masuk
ke
perairan.
Pembuangan
kotoran
peternakan
dari
yang
sembarangan.
Sosial
Ekonomi
Air
Udara
Tanah
Flora
Fauna
pengembangan,
konservasi,
rehabilitasi
dan pemanfaatan lahan;
Pelaksanaan
pemetaan,
pengelolaan,
pengaturan, pengawasan,
penerapan tataguna lahan
pertanian
dan
kawasan
pertanian terpadu;
Penetapan
sentra
komoditas
pertanian,
sasaran areal tanam dan
luas baku lahan pertanian
sesuai
kemampuan
sumberdaya lahan;
Peningkatan
pengelolaan air irigasi dan
konservasi
sumber-
sumber air;
Pengawasan
peredaran,
pengadaan,
penggunaan,
pengamanan,
sarana
penyaluran
dan
prasarana
produksi pertanian;
Pelaksanaan
pembinaan
dan
bimbingan usaha disektor
pertanian;
Pelaksanaan
bimbingan
penerapan
pedoman/kerja
kemitraan
tanaman
sama
usaha hasil
pangan
dan
hortikultura;
Pelaksanaan
pengawasan
pengendalian
dan
teknis
peningkatan
usaha
produksi
tani
dan
perlindungan tanaman;
Pelaksanaan
penerapan
teknologi
panen, pasca panen dan
pengelolaan
hasil
pertanian;
Pelaksanaan
bimbingan
lomba
pemasaran,
produk
pertanian
dan penyebaran informasi
pasar
hasil
tanaman
pangan dan hortikultura;
Pelaksanaan
penyusunan statistik dan
penerapan sistim informasi
tanaman
pangan
dan
hortikultura;
Pelaksanaan
penyebaran
dokumentasi
dan informasi standarisasi
sektor pertanian;
Pelaksanaan
pengelolaan
balai
pertanian
benih
kehutanan
perkebunan
dan
peternakan;
Pelaksanaan
pengelolaan klinik hewan;
2.
Dinas Perikanan
dan Kelautan
Pengelolaan tugas di
bidang ketatausahaan.
Tugas :
Melaksanakan
sebagian
Pembuangan
limbah perikanan
urusan
rumah
tangga
yang
Negara
di
bidang
sembarangan
perikanan, kelautan dan
sehingga
peternakan
mencemari
serta
tugas
Air
Tanah
Ekonomi
Flora dan
fauna
pembantuan
yang
ditugaskan
sungai.
kepada
pemerintah daerah.
Fungsi :
Pelaksana
tugas
operasional
di
bidang
perikanan, kelautan dan
peternakan yang meliputi
pengembangan,
pembinaan
serta
penyuluhan
berdasarkan
Kebijakan Bupati ;
Pelaksana tugas
fungsional
di
teknis
bidang
perikanan, kelautan dan
peternakan
berdasarkan
Gubernur Jawa Barat ;
Pelaksanaan pelayanan
teknis administratif melalui
urusan rencana, program
kerja
dan
dinas,
pelaporan
kepegawaian,
keuangan dan umum ;
Pelaksana
pengkajian
penerapan
teknologi
di
tingkat usaha perikanan,
3.
kelautan, dan peternakan.
Pengelola Unit Pelaksana
Dinas Pekerjaan
Teknis Dinas.
Tugas:
Umum
sumberdaya
Air
Sosial
Udara
Tanah
Kesehata
dalam
n
Flora dan
Berperan
dalam
perencanaan
pengelolaan
dan
air
Berperan
perencanaan
pengelolaan
sungai.
Fungsi:
dan
tata
ruang
Pembuangan
sampah
sembarangan .
fauna air
Pelaksana
perencanaan
dan
pengelolaan
sumberdaya air
Pelaksana
perencanaan
dan pengelolaan tata ruang
4.
Dinas Kesehatan
sungai
Tugas:
Berperan
dalam
pengendalian
jumlah
kualitas
Ekonomi
Sosial
Sosial
Ekonomi
penduduk
lingkungan.
sehingga
Fungsi:
Bertambahnya
menyebabkan
Pelaksana
dalam
perancanaan
pembuangan
limbah
jaminan
meningkat
kesehatan masyarakat.
yang
mengakibatkan
penurunan
kesehatan
pada
5.
Dinas ESDM
Tugas :
Membantu bupati dalam
sumber
daya
melaksanakan
alam
yang
rencana
strategik yang berorientasi
berlebihan dan
pada
kurang
hasil
yang
dicapai
ingin
dengan
memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang
ada atau mungkin timbul.
Fungsi :
masyarakat
Pemanfaatan
Melaksanakan
operasional
tugas
di
bidang
energi dan sumber daya
mineral untuk menjadikan
bidang energi dan sumber
daya
mineral
penggerak
utama
perekonomian
pembinaan
sebagai
roda
melalui
dan
bijaksana.
pengembangan
serta
perlindungan
6.
BPLH
kepada
masyarakat.
Tugas :
Menyusun
dan
menetapkan
kebijakan
pengawasan
terhadap
pelaku
dan/atau
usaha
Kurangnya
pengawasan
dalam
pengelolaan
lingkungan.
Sosial
Ekonomi
Tanah
Air
Udara
Flora dan
fauna
kegiatan
mengkoordinasikan
pengawasan
yang
dilakukan dengan satuan
kerja perangkat daerah.
Mengkoordinasikan
pengawasan
yang
dilakukan dengan satuan
7.
Perusahan
Industri Swasta
kerja perangkat daerah.
Tugas :
Menciptakan
lapangan
pekerjaan
Penggunaan
teknologi
bagi
kurang
masyarakat setempat.
yang
ramah
lingkungan dan
Fungsi :
fauna
pengelolaan
Menyediakan
kebutuhan
bagi masyarakat
Sebagai pelaku ekonomi
limbah
Udara
Air
Sosial
Tanah
Flora dan
yang
kurang
memenuhi
standart.
8.
LSM
Tugas :
Sebagai
wadah
yang
adanya
menampung, memproses,
koordinasi antar
mengelola
lembaga LSM.
dan
melaksanakan
bentuk
atau
semua
aspirasi
masyarakat dalam bidang
Kurangnya
pembangunan
Menumbuh kembangkan
jiwa dan semangat serta
memberdayakan
masyarakat
pembangunan
dalam
Sosial
Melaksanakan,
mengendalikan,
dan
mengawasi
serta
memotivasi
mayarakat
secara dalam memelihara
hasil
pembangunan
secara berkesinambungan
Turut serta menciptakan
suasana yang kondusif
Fungsi :
Wadah penyalur kegiatan
sesuai
dengan
kepentingan anggotanya
Wadah pembinaan dan
pengembangan
anggotanya dalam usaha
mewujudkan
organisasi
Wadah peran serta dalam
usaha
tujuan
mensukseskan
pembangunan Nasional
Sarana penyalur aspirasi
anggota
dan
atau
masyarakat dan sebagai
sarana komunikasi sosial
timbal
balik
antara
anggota dan atau antara
organisasi
kemasyarakatan
dengan
organisasi kekuatan sosial
politik,
badan
permusyawaratan
perwakilan
9.
Kejaksaan Negeri
rakyat
dan
pemerintah
Tugas :
Memimpin
dan
Kurang
tegasnya dalam
mengendalikan Kejaksaan
menindak
Negeri
dalam
lanjuti
melaksanakan
tugas,
peraturan
sistem
dan
Sosial
wewenang
dan
fungsi
Kejaksaan
di
daerah
aparatur
Kejaksaan
diri sendiri.
dilingkungan
Kejaksaan
berhasil guna;
Melakukan
dan
atau
mengendalikan kebijakan
pelaksanaan
penegakan
hukum dan keadilan baik
preventif maupun represif
yang menjadi tanggung
jawabnya didaerah hukum
Kejaksaan
Negeri
bersangkutan
yang
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
yang
oleh
Agung
Jaksa
Republik
Indonesia.
Melakukan
penyelidikan,
penyidikan,
pra
penuntutan, pemeriksaan
tambahan,
eksekusi
penuntutan,
dan
tindakan
hukum lain berdasarkan
hanya
mementingkan
agar berdaya guna dan
yang
hukumnya serta membina
Negeri yang bersangkutan
adanya oknum
peraturan
perundang-
undangan
dan
kebijaksanaan
yang
ditetapkan
jaksa
oleh
agung.
Melakukan
koordinasi
penanganan
perkara
pidana
tertentu
dengan
instansi
terkait
meliputi
penyelidikan,
penyidikan
dan melaksanakan tugastugas
yustisial
berdasarkan
lain
peraturan
perundang-undangan
yang
ditetapkan
Jaksa
Agung
Indonesia
Melakukan
oleh
Republik
pencegahan
dan pelarangan terhadap
orang yang terlibat dalam
suatu
perkara
pidana
untuk masuk ke dalam
atau keluar meninggalkan
wilayah
kekuasaan
Negara
Republik
Indonesia,
barang
peredaran
cetakan
dapat
yang
mengganggu
ketertiban
umum,
penyalahgunaan dan atau
penodaan
agama
pengawasan
serta
aliran
kepercayaan yang dapat
membahayakan ketertiban
masyarakat dan negara
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
yang
oleh
Jaksa
Agung Republik Indonesia
Melakukan
tindakan
hukum di bidang perdata
dan tata usaha negara,
mewakili pemerintah dan
negara di dalam dan di
luar pengadilan sebagai
usaha
menyelamatkan
kekayaan
berdasarkan
negara
peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
yang
oleh
Jaksa
Agung Republik Indonesia
Membina dan melakukan
kerjasama
dengan
instansi pemerintah dan
organisasi lain di daerah
hukumya
untuk
memecahkan
masalah
yang timbul terutama yang
menyangkut
tanggung
jawabnya
Pemberian
sesuai
perijinan
dengan
bidang
tugasnya
dan
melaksanakan
tugas
lain
tugas-
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan
dan
kebijaksanaan
umum
yang
ditetapkan
Jaksa
Agung
oleh
Republik
Indonesia.
Fungsi:
Melaksanakan
penegakan
kebijakan
hukum
keadilan
baik
maupun
represif
menjadi
dan
preventif
yang
tanggung
jawabnya didaerah hukum
Kejaksaan
Negeri
bersangkutan
dengan
yang
sesuai
peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
Agung
Indonesia.
oleh
yang
Jaksa
Republik
10.
Tokoh
Tugas:
Masyarakat
Menjalankan
sebagai
dapat
peran
kesadaran
yang
masyarakat
teladan
menjadi
sumber
Fungsi:
Menjadi
pelaku
dalam
melaksanakan
segala
11.
Perguruan Tinggi
Penggunaan
Meyelenggarakan kegiatan
strategi
yang
belajar mengajar
Melakukan penelitian
Melaksanakan pengabdian
kurang
tepat
Sosial
Sosial
dalam
pengaplikasian
pada masyarakat
ilmu
Fungsi :
Sosial
masyarakat
lingkungan.
Kurangnya
terhadap
yang
positif.
Tugas :
Sosial
penyuluhan
awal
kegiatan
terhadap
inspirasi masyarakat.
Kurangnya
Sebagai
pengetahuan.
wadah
pengembangan
ilmu
pengetahuan
Sumber pemikiran
dan
informasi bagi pemerintah
dan
12.
DPRD
masyarakat
dalam
melakukan pembangunan.
Tugas:
Merencanakan
menetapkan
dan
menyalurkan
program
aspirasi
kerja DPRD berdasarkan
kurang
untuk
masyarakat.
kebijakan operasional.
Merencanakan,
mengkoordinasikan
dan
memantau
dan
mengendalikan pelaksana
13.
Lembaga
urusan program kerja.
Tugas:
Penelitian
Kurang tanggap
Menyusun,
dalam
merencanakan,
mengahadapi
mengembangkan
mengendalikan
dan
fasilitas
dan seluruh sumber daya
masalah
terjadi.
yang
LPPM sesuai pedoman
SPMU
Menyeleksi,
mengendalikan
mengevaluasi
dan
kegiatan
LITABMAS
yang
akan,
sedang,
dan
telah
dilaksanakan
pusat
LITABMAS
Mengkoordinasikan
kegiatan LITABMAS pada
seluruh
pusat-pusat,
jurusan dan fakultas serta
unit lain yang relevan
2.2
ELI (Extention, Leverage, Intensity)
Stakeholder
Dinas
Pertanian
Masalah
Kehutanan
Perkebunan dan Peternakan
Banyaknya
penggunaan
pestisida
pada
bahan
E
L
I
3
1
4
Skor
ELI
12
4
3
4
48
lingkungan
pertanian sehingga menyebabkan
pencemaran pada aliran sungai.
Alih fungsi lahan hutan menjadi
pemukiman/industri
sehingga
menambah
pencemaran
yang
masuk ke perairan.
Pembuangan
kotoran
Dinas Perikanan dan Kelautan
dari
1
2
1
2
peternakan yang sembarangan.
Pembuangan limbah perikanan yang
3
1
1
3
2
4
1
1
4
4
8
16
1
1
4
4
sembarangan sehingga mencemari
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Kesehatan
sungai.
Pembuangan sampah sembarangan.
Bertambahnya jumlah penduduk
sehingga
Dinas ESDM
menyebabkan
pembuangan limbah meningkat
Pemanfaatan sumber daya alam
yang
berlebihan
dan
kurang
BPLH
bijaksana.
Kurangnya
dalam
3
3
1
9
Perusahan industri swasta
pengelolaan lingkungan.
Penggunaan teknologi yang tidak
3
1
4
12
pengawasan
ramah lingkungan dan pengelolaan
LSM
limbah yang kurang baik.
Kurangnya adanya koordinasi antar
2
3
1
6
Kejaksaan Negeri
lembaga LSM.
Kurang tegas dalam menetapkan
2
2
4
16
2
3
1
6
1
2
1
2
peraturan dan adanya oknum yang
Tokoh Masyarakat
Perguruan Tinggi
mementingkan
sendiri.
Alihhanya
fungsi
lahan hutandiri
menjadi
Kurangnya
kesadaran
mengenai
industri
sehingga
menyebabkan
adanya
pencemaran sungai.
lingkungan.
Penggunaan strategi yang kurang
tepat
DPRD
Tingginya kebutuhan lahan
untuk mata pencaharian.
Lembaga Penelitian
dalam
pengaplikasian
ilmu
pengetahuan.
kurang menyalurkan aspirasi pada 2 2 4 16
Minimnya pengetahuan
Tidak tegasnya peraturan
masyarakat.
akan dampak dari alih
hukum daerah
Kurang fungsi
tanggap
dalam menghadapi 2 1 1 2
lahan.
masalah yang terjadi.
Pesatnya
Kurangnya
Adanya hukum
yang
Masalah
Pokok: Alih fungsi lahan hutan
menjadikegiatan
pemukiman/industri sehingga
menambah
pertumbuhan
penyuluhan
hanya
pencemaran
yang masuk ke perairan.
penduduk.
mengenai
mementingkan diri
lingkungan.
sendiri.
2.3
Akar Masalah
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
mengikuti progkam
KB.
Kurangnya
kesadaran
mengenai
kelestarian
lingkungan
Kurangnya kesadaran manusia
baik dari segi peraturan maupun
kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan.
Kurangnya kesadaran
hukum
2.4
Matrik Perencanaan Program
MATRIKS PERENCANAAN PROGRAM
Nama Program : Menumbuhkan rasa kesadaran manusia baik dari segi peraturan
maupun kepedulian terhadap kelestarian lingkungan untuk
meminimalkan adanya pencemaran sungai akibat dari meningkatnya
pembangunan industri.
Instansi
: Pemerintahan Kabupaten Karawang
Jangka Waktu : 2015 – 2019
Tujuan Program :Meminimalkan kegiatan pembangunan industri dan lebih ditegaskannya
sistem peraturan sehingga dapat mengurangi pencemaran sungai.
Dampak Program :Terwujudnya kondisi sungai yang lestari.
Hasil Program :Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian
No.
lingkungan.
Kegiatan
Instansi Penanggung
Jawab
Keterangan
1.
Terlaksananya
survey
di
wilayah
Sungai
Karawang selama 7 hari efektif dari tanggal 1-7
1. Pemda
2. LSM
3. BLH
-
Oktober 2015 dengan biaya sebesar Rp
3.000.000,-
dari
dana
APBD
Kabupaten
Karawang.
Tahun
2015 2016
201
2018 2019
7
2.
Jumla
10
h
Rp
3
(juta)
Terlaksananya
1.Pemda
Pihak terkait
pengelolaan Sungai Karawang selama 1,5
2. LSM
yang
bulan dari tanggal 8 Oktober 2015 - 23
3. BLH
melakukan
Nopember
rencana
2015
program
dengan
kegiatan
biaya
sebesar
rencana
Rp5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten
program
Karawang.
3.
Tahun
Jumla
2015
10
h
Rp
5
(juta)
Terlaksananya
setempat
2016
2017
penyuluhan
terkait
2018
ke
2019
masyarakat
pengendalian
dan
1.LSM
Masyarakat
2. Pemda
terlibat
penggunaan alih fungsi lahan di sekitar Sungai
sebagai
Karawang Selama 2 bulan efektif 1 Agustus –
peserta yang
30
diberi
September
20.000.000,-
2016
dari
dengan
dana APBD
biaya
Kabupaten
Karawang.
Tahun
2015 2016 201
Jumla
25
h
Rp
20
7
(juta)
Rp
2018 2019
penyuluhan.
4.
Terlaksananya program bersih-bersih sungai di
sekitar Sungai Karawang selama 2 minggu
1. LSM
2. Pemda
Masyarakat
terlibat
efektif pada bulan Oktober 2016 dengan biaya
sebagai
Rp 5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten
peserta dalam
Karawang.
kegiatan
bersih-bersih
Tahun
Jumla
2015 2016 201
50
h
Rp
5.
5
(juta)
Terlaksananya
rehabilitasi
lahan
oleh
Pemerintah dengan dibantu aparat keamanan
1. Pemda
2. LSM
Pihak terkait
yang
setempat di sekitar Sungai Karawang selama 3
melaksanaka
tahun efektif dari 1 November 2016 – 1
n rehabilitasi
November 2018 dengan biaya sebesar Rp
yang dibantu
250.000.000,-. dari dana APBD dan bantuan
oleh
Bank Pembangunan Asia.
masyarakat
Tahun
6.
sungai.
2018 2019
2015 2016
201
2018 2019
Jumla
200
7
200
200
h
Rp
50
100
100
(juta)
Terlaksananya
kontroling
dan
pemantauan
kinerja program rehabilitasi oleh pemerintah
setempat
1. Pemda
2. LSM
Pihak terkait
dan
dengan dibantu aparat keamanan setempat di
masyarakat
wilayah Sungai Karawang selama 1 tahun
terlibat dalam
efektif dari bulan September 2018 – September
kontroling dan
2019 dengan biaya sebesar Rp 150.000.000,-
pemantauan
dari
kinerja
dana
APBD
dan
bantuan
Bank
Pembangunan Asia.
program
rehabilitasi
Tahun
2015 2016
201
2018 2019
7
Jumla
50
50
h
Rp
100
50
(juta)
7.
Terlaksananya
evaluasi
program
kerja
1. Pemda
rehabilitasi oleh Pemerintah di wailayah Sungai
Karawang selama 5 bulan dari bulan Oktober
2018 – Februari 2019 dengan biaya sebesar
20.000.000,Tahun
Jumla
2015
2016
2017
h
Rp
2018
2019
10
20
(juta)
2.5
MRK
Sasaran Kegiatan
Mewujudkan Sasaran
Melaksanakan
survey lokasi
yang
menjadi
Terlaksananya survei di sekitar Sungai Kabupaten Karawang
lahan kritis di
wilayah sungai
Kabupaten
Karawang untuk
kemudian di
tindaklanjuti
-
.
Kegiatan
Penanggung
Jawab
Persiapan
1. Membentuk
panitia
penyelenggara
2. Merinci
biaya
BUPATI
Instansi
Waktu
Biaya (Rp)
Terkait
1. Lsm
2. Perguruan
Tinggi
3. Bapedas
5 hari
1.000.000
akomodasi
3. Menentukan
lokasi kegiatan
Pelaksanaan 1. Melakukan
penyuluhan
1. Lsm
2. Perguruan
di
balai desa
2. Membagi brosur
BUPATI
tentang
bahayanya
fungsi
Perikanan
5. Dinas
alih
lahan
10.000.000
bulan
1. Lsm
2. Bapedas
3. Pemda
pemantauan
pasca
1,5
Kehutanan
yang berlebihan
Pengendalian 1. Adanya
kegiatan
Tinggi
3. Bapedas
4. Dinas
BUPATI
10
bulan
3.500.000
penyuluhan
2. Pelaporan hasil
pemantauan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Daerah Karawang merupakan salah satu daerah yang sungainya mengalami
pencemaran akibat dari banyaknya alih fungsi lahan hutan yang dijadikan mejnadi
industry.
Akar masalah dari pengelolahan sungai di Kabupaten Karawang ini adalah
Kurangnya kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan.
Dari nilai skor ELI Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga
menambah pencemaran yang masuk ke perairan.
Dalam penyelesaiannya di perlukan kerjasama antara stakeholder terkait agar
mendapatkan hasil yang maksimal yang mengacu pada MPP dan MRK yang di
rencanakan.
3.2
Saran
Sebaiknya dalam perencanaan pengelolaan sungai di Kabupaten Karawang harus
melalui pembuatan suatu pedoman terlebih dahulu. Dimana dalam pelaksanaannya harus
melibatkan semua stakeholder yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Kepmenhut. 2009. Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Terpadu. Menhut- Ii No. P.39
Perpres. 2010. Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Nomor 24 Tahun
2010.
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
“Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Akibat
Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”
Oleh :
Aqillah Zaenab
(115080100111016)
Imma Tazkiyah Elliswati (115080100111014)
Irsalina Soraya Nabilah
(115080101111002)
Rila Arbianti
(115080101111016)
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmad dan berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
tugas Manajemen Sumberdaya Perairan ini tentang penyusunan MRK dan MPP dapat
terselesaikan dengan judul “ Rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum
Akibat Limbah Industri di Kabupaten Karawang ”. Adapun kegunaan dari laporan MSP ini
adalah memberikan referensi tentang pengelolaan terpadu daerah aliran sungai bagi
pembaca baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Penulis menyadari akan
adanya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis meminta maaf
dan dimohon untuk memberikan saran serta kritik yang membangun demi penyempurnaan
isi maupun isi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.
Malang, 4 Juni 2014
Penulis
PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL SELAMA PRAKTIKUM DAN PENYUSUNAN
LAPORAN
Hal paling dasar yang dapat diambil dari awal penyusunan perencanaan pengelolaan
terpadu Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah kita diajak untuk berpikir bersama – sama
secara sinergis dalam menganalisis permasalahan di sekeliling kita yang kadang dianggap
remeh. Dalam proses berpikir secara tidak langsung kita kan menyadari betapa manusia dan
alam merupakan satu kesatuan yang keduanya sebenarnya saling membutuhkan. Alam
memberikan semua yang dibutuhkan manusia demi kelangsungan hidupnya. Namun seiring
bertambahnya waktu jumlah manusia makin menyesaki alam yang kemudian berimbas pada
ketidakseimbangan alam sendiri.
Pencemaran Sungai Citarum akibat Pembuangan Limbah merupakan salah satu
bentuk ketidakseimbangan alam yang terjadi di sekitar kita. Untuk memecahkan masalah
diatas diperlukan adanya koordinasi antara pihak – pihak yang terkait dengan masyarakat
sekitar sungai untuk bersama – sama menjaga kelestarian lingkungan mereka. Masing –
masing pihak mempunyai tugas dan kewajiban yang harus benar- benar dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. Dari hal tersebut kita akan memahami tugas kita sebagai
makhluk sosial yang hidup bergantung pada alam. Dengan menjaga kelestarian lingkungan
merupakan wujud terima kasih kita terhadap alam atas segala yang sudah diberikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kerusakan lingkungan di Indonesia telah menjadi keprihatinan banyak pihak, baik di
dalam negeri maupun oleh dunia internasional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang
semakin meningkat. Rendahnya daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu
ekosistem diduga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam yang
terkait dengan air (water related disaster) tersebut. Kerusakan DAS dipercepat oleh
peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk
dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor,
antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah. Pada era otonomi
daerah, sumberdaya alam ditempatkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi DAS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun
1970-an melalui Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air (PPHTA), melalui Inpres
Penghijauan dan Reboisasi, kemudian dilanjutkan dengan Gerakan Nasional Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (GN-RHL), Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) dan
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Tujuan dari upaya-upaya tersebut
pada dasarnya adalah untuk mewujudkan perbaikan lingkungan seperti penanggulangan
bencana alam banjir, tanah longsor, dan kekeringan secara terpadu, transparan dan
partisipatif, sehingga sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin
keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang
nyata bagi masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan perlunya pengelolaan DAS secara terpadu
yang harus melibatkan pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya alam yang terdiri
dari unsur–unsur masyarakat, dunia usaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dengan
prinsip-prinsip
keterpaduan
kesetaraan
dan
berkomitmen
untuk
menerapkan
penyelenggaraan pengelolaan sumberdaya alam yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan.
Dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu tersebut diperlukan perencanaan yang
komprehensif yang mengakomodasikan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam suatu DAS. Untuk itu perlu adanya pedoman penyusunan Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu yang dapat dijadikan acuan bagi stakeholders.
Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.26/Menhut-II/2006 tanggal 11 Mei 2006 dipandang memerlukan
penyesuaian sebagai akibat terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota. Selain itu juga telah terjadi perubahan paradigma
pemerintahan, pembangunan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya alam, sehingga
pedoman tersebut perlu disempurnakan dengan mempertimbangkan perkembangan yang
terjadi saat ini.
1.2
Tujuan
Tujuan dalam Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan ini untuk menyusun
rencana Pengolaan Terpadu Pencemaran Sungai Citarum Kabupaten Karawang
1.3
Kegunaan
Manfaat yang diperoleh dalam Praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan adalah
tersedianya pengelolaan rencana terpadu Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat di Pulau
Panggang Kecamatan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta.
Serta
mengintegrasikan
perencanaan
sektoral
masyarakat
dengan
perencanaan
pembangunan daerah sehingga pemanfaatan sumberdaya pesisir dapat dilakukan secara
optimal dan berkelanjutan bagi sebesar kesejahteraan masyarakat.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
No
1.
Profil Kegiatan dan Masalah
STAKEHOLDER
Dinas
Pertanian
Kehutanan
TUPOKSI
Tugas :
Banyaknya
Membantu Bupati dalam
penggunaan
Perkebunan dan
melaksanakan
bahan
Peternakan
kewenangan
sebagian
daerah
bidang
Kehutanan
dan
di
Perkebunan
sehingga
Peternakan
serta
kepada
Pemerintah Daerah.
Perumusan
dan
penyusunan
rencana
program
kegiatan
dan
dalam rangka penetapan
kebijakan teknis di bidang
Pertanian
Kehutanan
Perkebunan
dan
Peternakan;
Pelaksanaan kebijakan
teknis dibidang Pertanian
Perkebunan
dan Peternakan;
Pelaksanaan
usaha
pencegahan
pengendalian
Pengganggu
(OPT)
dan
Organisme
Tanaman
pangan
dan
hortikultura;
menyebabkan
pencemaran pada
aliran sungai.
Alih fungsi lahan
hutan
Fungsi :
Kehutanan
Penyusunan
pelaksanaan
lingkungan
pertanian
diberikan
pada
pestisida
Pertanian,
tugas pembantuan yang
KOMPONEN
MASALAH
MASALAH
dan
menjadi
pemukiman
industri
/
sehingga
menambah
pencemaran yang
masuk
ke
perairan.
Pembuangan
kotoran
peternakan
dari
yang
sembarangan.
Sosial
Ekonomi
Air
Udara
Tanah
Flora
Fauna
pengembangan,
konservasi,
rehabilitasi
dan pemanfaatan lahan;
Pelaksanaan
pemetaan,
pengelolaan,
pengaturan, pengawasan,
penerapan tataguna lahan
pertanian
dan
kawasan
pertanian terpadu;
Penetapan
sentra
komoditas
pertanian,
sasaran areal tanam dan
luas baku lahan pertanian
sesuai
kemampuan
sumberdaya lahan;
Peningkatan
pengelolaan air irigasi dan
konservasi
sumber-
sumber air;
Pengawasan
peredaran,
pengadaan,
penggunaan,
pengamanan,
sarana
penyaluran
dan
prasarana
produksi pertanian;
Pelaksanaan
pembinaan
dan
bimbingan usaha disektor
pertanian;
Pelaksanaan
bimbingan
penerapan
pedoman/kerja
kemitraan
tanaman
sama
usaha hasil
pangan
dan
hortikultura;
Pelaksanaan
pengawasan
pengendalian
dan
teknis
peningkatan
usaha
produksi
tani
dan
perlindungan tanaman;
Pelaksanaan
penerapan
teknologi
panen, pasca panen dan
pengelolaan
hasil
pertanian;
Pelaksanaan
bimbingan
lomba
pemasaran,
produk
pertanian
dan penyebaran informasi
pasar
hasil
tanaman
pangan dan hortikultura;
Pelaksanaan
penyusunan statistik dan
penerapan sistim informasi
tanaman
pangan
dan
hortikultura;
Pelaksanaan
penyebaran
dokumentasi
dan informasi standarisasi
sektor pertanian;
Pelaksanaan
pengelolaan
balai
pertanian
benih
kehutanan
perkebunan
dan
peternakan;
Pelaksanaan
pengelolaan klinik hewan;
2.
Dinas Perikanan
dan Kelautan
Pengelolaan tugas di
bidang ketatausahaan.
Tugas :
Melaksanakan
sebagian
Pembuangan
limbah perikanan
urusan
rumah
tangga
yang
Negara
di
bidang
sembarangan
perikanan, kelautan dan
sehingga
peternakan
mencemari
serta
tugas
Air
Tanah
Ekonomi
Flora dan
fauna
pembantuan
yang
ditugaskan
sungai.
kepada
pemerintah daerah.
Fungsi :
Pelaksana
tugas
operasional
di
bidang
perikanan, kelautan dan
peternakan yang meliputi
pengembangan,
pembinaan
serta
penyuluhan
berdasarkan
Kebijakan Bupati ;
Pelaksana tugas
fungsional
di
teknis
bidang
perikanan, kelautan dan
peternakan
berdasarkan
Gubernur Jawa Barat ;
Pelaksanaan pelayanan
teknis administratif melalui
urusan rencana, program
kerja
dan
dinas,
pelaporan
kepegawaian,
keuangan dan umum ;
Pelaksana
pengkajian
penerapan
teknologi
di
tingkat usaha perikanan,
3.
kelautan, dan peternakan.
Pengelola Unit Pelaksana
Dinas Pekerjaan
Teknis Dinas.
Tugas:
Umum
sumberdaya
Air
Sosial
Udara
Tanah
Kesehata
dalam
n
Flora dan
Berperan
dalam
perencanaan
pengelolaan
dan
air
Berperan
perencanaan
pengelolaan
sungai.
Fungsi:
dan
tata
ruang
Pembuangan
sampah
sembarangan .
fauna air
Pelaksana
perencanaan
dan
pengelolaan
sumberdaya air
Pelaksana
perencanaan
dan pengelolaan tata ruang
4.
Dinas Kesehatan
sungai
Tugas:
Berperan
dalam
pengendalian
jumlah
kualitas
Ekonomi
Sosial
Sosial
Ekonomi
penduduk
lingkungan.
sehingga
Fungsi:
Bertambahnya
menyebabkan
Pelaksana
dalam
perancanaan
pembuangan
limbah
jaminan
meningkat
kesehatan masyarakat.
yang
mengakibatkan
penurunan
kesehatan
pada
5.
Dinas ESDM
Tugas :
Membantu bupati dalam
sumber
daya
melaksanakan
alam
yang
rencana
strategik yang berorientasi
berlebihan dan
pada
kurang
hasil
yang
dicapai
ingin
dengan
memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang
ada atau mungkin timbul.
Fungsi :
masyarakat
Pemanfaatan
Melaksanakan
operasional
tugas
di
bidang
energi dan sumber daya
mineral untuk menjadikan
bidang energi dan sumber
daya
mineral
penggerak
utama
perekonomian
pembinaan
sebagai
roda
melalui
dan
bijaksana.
pengembangan
serta
perlindungan
6.
BPLH
kepada
masyarakat.
Tugas :
Menyusun
dan
menetapkan
kebijakan
pengawasan
terhadap
pelaku
dan/atau
usaha
Kurangnya
pengawasan
dalam
pengelolaan
lingkungan.
Sosial
Ekonomi
Tanah
Air
Udara
Flora dan
fauna
kegiatan
mengkoordinasikan
pengawasan
yang
dilakukan dengan satuan
kerja perangkat daerah.
Mengkoordinasikan
pengawasan
yang
dilakukan dengan satuan
7.
Perusahan
Industri Swasta
kerja perangkat daerah.
Tugas :
Menciptakan
lapangan
pekerjaan
Penggunaan
teknologi
bagi
kurang
masyarakat setempat.
yang
ramah
lingkungan dan
Fungsi :
fauna
pengelolaan
Menyediakan
kebutuhan
bagi masyarakat
Sebagai pelaku ekonomi
limbah
Udara
Air
Sosial
Tanah
Flora dan
yang
kurang
memenuhi
standart.
8.
LSM
Tugas :
Sebagai
wadah
yang
adanya
menampung, memproses,
koordinasi antar
mengelola
lembaga LSM.
dan
melaksanakan
bentuk
atau
semua
aspirasi
masyarakat dalam bidang
Kurangnya
pembangunan
Menumbuh kembangkan
jiwa dan semangat serta
memberdayakan
masyarakat
pembangunan
dalam
Sosial
Melaksanakan,
mengendalikan,
dan
mengawasi
serta
memotivasi
mayarakat
secara dalam memelihara
hasil
pembangunan
secara berkesinambungan
Turut serta menciptakan
suasana yang kondusif
Fungsi :
Wadah penyalur kegiatan
sesuai
dengan
kepentingan anggotanya
Wadah pembinaan dan
pengembangan
anggotanya dalam usaha
mewujudkan
organisasi
Wadah peran serta dalam
usaha
tujuan
mensukseskan
pembangunan Nasional
Sarana penyalur aspirasi
anggota
dan
atau
masyarakat dan sebagai
sarana komunikasi sosial
timbal
balik
antara
anggota dan atau antara
organisasi
kemasyarakatan
dengan
organisasi kekuatan sosial
politik,
badan
permusyawaratan
perwakilan
9.
Kejaksaan Negeri
rakyat
dan
pemerintah
Tugas :
Memimpin
dan
Kurang
tegasnya dalam
mengendalikan Kejaksaan
menindak
Negeri
dalam
lanjuti
melaksanakan
tugas,
peraturan
sistem
dan
Sosial
wewenang
dan
fungsi
Kejaksaan
di
daerah
aparatur
Kejaksaan
diri sendiri.
dilingkungan
Kejaksaan
berhasil guna;
Melakukan
dan
atau
mengendalikan kebijakan
pelaksanaan
penegakan
hukum dan keadilan baik
preventif maupun represif
yang menjadi tanggung
jawabnya didaerah hukum
Kejaksaan
Negeri
bersangkutan
yang
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
yang
oleh
Agung
Jaksa
Republik
Indonesia.
Melakukan
penyelidikan,
penyidikan,
pra
penuntutan, pemeriksaan
tambahan,
eksekusi
penuntutan,
dan
tindakan
hukum lain berdasarkan
hanya
mementingkan
agar berdaya guna dan
yang
hukumnya serta membina
Negeri yang bersangkutan
adanya oknum
peraturan
perundang-
undangan
dan
kebijaksanaan
yang
ditetapkan
jaksa
oleh
agung.
Melakukan
koordinasi
penanganan
perkara
pidana
tertentu
dengan
instansi
terkait
meliputi
penyelidikan,
penyidikan
dan melaksanakan tugastugas
yustisial
berdasarkan
lain
peraturan
perundang-undangan
yang
ditetapkan
Jaksa
Agung
Indonesia
Melakukan
oleh
Republik
pencegahan
dan pelarangan terhadap
orang yang terlibat dalam
suatu
perkara
pidana
untuk masuk ke dalam
atau keluar meninggalkan
wilayah
kekuasaan
Negara
Republik
Indonesia,
barang
peredaran
cetakan
dapat
yang
mengganggu
ketertiban
umum,
penyalahgunaan dan atau
penodaan
agama
pengawasan
serta
aliran
kepercayaan yang dapat
membahayakan ketertiban
masyarakat dan negara
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
yang
oleh
Jaksa
Agung Republik Indonesia
Melakukan
tindakan
hukum di bidang perdata
dan tata usaha negara,
mewakili pemerintah dan
negara di dalam dan di
luar pengadilan sebagai
usaha
menyelamatkan
kekayaan
berdasarkan
negara
peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
yang
oleh
Jaksa
Agung Republik Indonesia
Membina dan melakukan
kerjasama
dengan
instansi pemerintah dan
organisasi lain di daerah
hukumya
untuk
memecahkan
masalah
yang timbul terutama yang
menyangkut
tanggung
jawabnya
Pemberian
sesuai
perijinan
dengan
bidang
tugasnya
dan
melaksanakan
tugas
lain
tugas-
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan
dan
kebijaksanaan
umum
yang
ditetapkan
Jaksa
Agung
oleh
Republik
Indonesia.
Fungsi:
Melaksanakan
penegakan
kebijakan
hukum
keadilan
baik
maupun
represif
menjadi
dan
preventif
yang
tanggung
jawabnya didaerah hukum
Kejaksaan
Negeri
bersangkutan
dengan
yang
sesuai
peraturan
perundang-undangan dan
kebijaksanaan
ditetapkan
Agung
Indonesia.
oleh
yang
Jaksa
Republik
10.
Tokoh
Tugas:
Masyarakat
Menjalankan
sebagai
dapat
peran
kesadaran
yang
masyarakat
teladan
menjadi
sumber
Fungsi:
Menjadi
pelaku
dalam
melaksanakan
segala
11.
Perguruan Tinggi
Penggunaan
Meyelenggarakan kegiatan
strategi
yang
belajar mengajar
Melakukan penelitian
Melaksanakan pengabdian
kurang
tepat
Sosial
Sosial
dalam
pengaplikasian
pada masyarakat
ilmu
Fungsi :
Sosial
masyarakat
lingkungan.
Kurangnya
terhadap
yang
positif.
Tugas :
Sosial
penyuluhan
awal
kegiatan
terhadap
inspirasi masyarakat.
Kurangnya
Sebagai
pengetahuan.
wadah
pengembangan
ilmu
pengetahuan
Sumber pemikiran
dan
informasi bagi pemerintah
dan
12.
DPRD
masyarakat
dalam
melakukan pembangunan.
Tugas:
Merencanakan
menetapkan
dan
menyalurkan
program
aspirasi
kerja DPRD berdasarkan
kurang
untuk
masyarakat.
kebijakan operasional.
Merencanakan,
mengkoordinasikan
dan
memantau
dan
mengendalikan pelaksana
13.
Lembaga
urusan program kerja.
Tugas:
Penelitian
Kurang tanggap
Menyusun,
dalam
merencanakan,
mengahadapi
mengembangkan
mengendalikan
dan
fasilitas
dan seluruh sumber daya
masalah
terjadi.
yang
LPPM sesuai pedoman
SPMU
Menyeleksi,
mengendalikan
mengevaluasi
dan
kegiatan
LITABMAS
yang
akan,
sedang,
dan
telah
dilaksanakan
pusat
LITABMAS
Mengkoordinasikan
kegiatan LITABMAS pada
seluruh
pusat-pusat,
jurusan dan fakultas serta
unit lain yang relevan
2.2
ELI (Extention, Leverage, Intensity)
Stakeholder
Dinas
Pertanian
Masalah
Kehutanan
Perkebunan dan Peternakan
Banyaknya
penggunaan
pestisida
pada
bahan
E
L
I
3
1
4
Skor
ELI
12
4
3
4
48
lingkungan
pertanian sehingga menyebabkan
pencemaran pada aliran sungai.
Alih fungsi lahan hutan menjadi
pemukiman/industri
sehingga
menambah
pencemaran
yang
masuk ke perairan.
Pembuangan
kotoran
Dinas Perikanan dan Kelautan
dari
1
2
1
2
peternakan yang sembarangan.
Pembuangan limbah perikanan yang
3
1
1
3
2
4
1
1
4
4
8
16
1
1
4
4
sembarangan sehingga mencemari
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Kesehatan
sungai.
Pembuangan sampah sembarangan.
Bertambahnya jumlah penduduk
sehingga
Dinas ESDM
menyebabkan
pembuangan limbah meningkat
Pemanfaatan sumber daya alam
yang
berlebihan
dan
kurang
BPLH
bijaksana.
Kurangnya
dalam
3
3
1
9
Perusahan industri swasta
pengelolaan lingkungan.
Penggunaan teknologi yang tidak
3
1
4
12
pengawasan
ramah lingkungan dan pengelolaan
LSM
limbah yang kurang baik.
Kurangnya adanya koordinasi antar
2
3
1
6
Kejaksaan Negeri
lembaga LSM.
Kurang tegas dalam menetapkan
2
2
4
16
2
3
1
6
1
2
1
2
peraturan dan adanya oknum yang
Tokoh Masyarakat
Perguruan Tinggi
mementingkan
sendiri.
Alihhanya
fungsi
lahan hutandiri
menjadi
Kurangnya
kesadaran
mengenai
industri
sehingga
menyebabkan
adanya
pencemaran sungai.
lingkungan.
Penggunaan strategi yang kurang
tepat
DPRD
Tingginya kebutuhan lahan
untuk mata pencaharian.
Lembaga Penelitian
dalam
pengaplikasian
ilmu
pengetahuan.
kurang menyalurkan aspirasi pada 2 2 4 16
Minimnya pengetahuan
Tidak tegasnya peraturan
masyarakat.
akan dampak dari alih
hukum daerah
Kurang fungsi
tanggap
dalam menghadapi 2 1 1 2
lahan.
masalah yang terjadi.
Pesatnya
Kurangnya
Adanya hukum
yang
Masalah
Pokok: Alih fungsi lahan hutan
menjadikegiatan
pemukiman/industri sehingga
menambah
pertumbuhan
penyuluhan
hanya
pencemaran
yang masuk ke perairan.
penduduk.
mengenai
mementingkan diri
lingkungan.
sendiri.
2.3
Akar Masalah
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
mengikuti progkam
KB.
Kurangnya
kesadaran
mengenai
kelestarian
lingkungan
Kurangnya kesadaran manusia
baik dari segi peraturan maupun
kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan.
Kurangnya kesadaran
hukum
2.4
Matrik Perencanaan Program
MATRIKS PERENCANAAN PROGRAM
Nama Program : Menumbuhkan rasa kesadaran manusia baik dari segi peraturan
maupun kepedulian terhadap kelestarian lingkungan untuk
meminimalkan adanya pencemaran sungai akibat dari meningkatnya
pembangunan industri.
Instansi
: Pemerintahan Kabupaten Karawang
Jangka Waktu : 2015 – 2019
Tujuan Program :Meminimalkan kegiatan pembangunan industri dan lebih ditegaskannya
sistem peraturan sehingga dapat mengurangi pencemaran sungai.
Dampak Program :Terwujudnya kondisi sungai yang lestari.
Hasil Program :Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian
No.
lingkungan.
Kegiatan
Instansi Penanggung
Jawab
Keterangan
1.
Terlaksananya
survey
di
wilayah
Sungai
Karawang selama 7 hari efektif dari tanggal 1-7
1. Pemda
2. LSM
3. BLH
-
Oktober 2015 dengan biaya sebesar Rp
3.000.000,-
dari
dana
APBD
Kabupaten
Karawang.
Tahun
2015 2016
201
2018 2019
7
2.
Jumla
10
h
Rp
3
(juta)
Terlaksananya
1.Pemda
Pihak terkait
pengelolaan Sungai Karawang selama 1,5
2. LSM
yang
bulan dari tanggal 8 Oktober 2015 - 23
3. BLH
melakukan
Nopember
rencana
2015
program
dengan
kegiatan
biaya
sebesar
rencana
Rp5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten
program
Karawang.
3.
Tahun
Jumla
2015
10
h
Rp
5
(juta)
Terlaksananya
setempat
2016
2017
penyuluhan
terkait
2018
ke
2019
masyarakat
pengendalian
dan
1.LSM
Masyarakat
2. Pemda
terlibat
penggunaan alih fungsi lahan di sekitar Sungai
sebagai
Karawang Selama 2 bulan efektif 1 Agustus –
peserta yang
30
diberi
September
20.000.000,-
2016
dari
dengan
dana APBD
biaya
Kabupaten
Karawang.
Tahun
2015 2016 201
Jumla
25
h
Rp
20
7
(juta)
Rp
2018 2019
penyuluhan.
4.
Terlaksananya program bersih-bersih sungai di
sekitar Sungai Karawang selama 2 minggu
1. LSM
2. Pemda
Masyarakat
terlibat
efektif pada bulan Oktober 2016 dengan biaya
sebagai
Rp 5.000.000,- dari dana APBD Kabupaten
peserta dalam
Karawang.
kegiatan
bersih-bersih
Tahun
Jumla
2015 2016 201
50
h
Rp
5.
5
(juta)
Terlaksananya
rehabilitasi
lahan
oleh
Pemerintah dengan dibantu aparat keamanan
1. Pemda
2. LSM
Pihak terkait
yang
setempat di sekitar Sungai Karawang selama 3
melaksanaka
tahun efektif dari 1 November 2016 – 1
n rehabilitasi
November 2018 dengan biaya sebesar Rp
yang dibantu
250.000.000,-. dari dana APBD dan bantuan
oleh
Bank Pembangunan Asia.
masyarakat
Tahun
6.
sungai.
2018 2019
2015 2016
201
2018 2019
Jumla
200
7
200
200
h
Rp
50
100
100
(juta)
Terlaksananya
kontroling
dan
pemantauan
kinerja program rehabilitasi oleh pemerintah
setempat
1. Pemda
2. LSM
Pihak terkait
dan
dengan dibantu aparat keamanan setempat di
masyarakat
wilayah Sungai Karawang selama 1 tahun
terlibat dalam
efektif dari bulan September 2018 – September
kontroling dan
2019 dengan biaya sebesar Rp 150.000.000,-
pemantauan
dari
kinerja
dana
APBD
dan
bantuan
Bank
Pembangunan Asia.
program
rehabilitasi
Tahun
2015 2016
201
2018 2019
7
Jumla
50
50
h
Rp
100
50
(juta)
7.
Terlaksananya
evaluasi
program
kerja
1. Pemda
rehabilitasi oleh Pemerintah di wailayah Sungai
Karawang selama 5 bulan dari bulan Oktober
2018 – Februari 2019 dengan biaya sebesar
20.000.000,Tahun
Jumla
2015
2016
2017
h
Rp
2018
2019
10
20
(juta)
2.5
MRK
Sasaran Kegiatan
Mewujudkan Sasaran
Melaksanakan
survey lokasi
yang
menjadi
Terlaksananya survei di sekitar Sungai Kabupaten Karawang
lahan kritis di
wilayah sungai
Kabupaten
Karawang untuk
kemudian di
tindaklanjuti
-
.
Kegiatan
Penanggung
Jawab
Persiapan
1. Membentuk
panitia
penyelenggara
2. Merinci
biaya
BUPATI
Instansi
Waktu
Biaya (Rp)
Terkait
1. Lsm
2. Perguruan
Tinggi
3. Bapedas
5 hari
1.000.000
akomodasi
3. Menentukan
lokasi kegiatan
Pelaksanaan 1. Melakukan
penyuluhan
1. Lsm
2. Perguruan
di
balai desa
2. Membagi brosur
BUPATI
tentang
bahayanya
fungsi
Perikanan
5. Dinas
alih
lahan
10.000.000
bulan
1. Lsm
2. Bapedas
3. Pemda
pemantauan
pasca
1,5
Kehutanan
yang berlebihan
Pengendalian 1. Adanya
kegiatan
Tinggi
3. Bapedas
4. Dinas
BUPATI
10
bulan
3.500.000
penyuluhan
2. Pelaporan hasil
pemantauan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Daerah Karawang merupakan salah satu daerah yang sungainya mengalami
pencemaran akibat dari banyaknya alih fungsi lahan hutan yang dijadikan mejnadi
industry.
Akar masalah dari pengelolahan sungai di Kabupaten Karawang ini adalah
Kurangnya kesadaran manusia baik dari segi peraturan maupun kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan.
Dari nilai skor ELI Alih fungsi lahan hutan menjadi pemukiman/industri sehingga
menambah pencemaran yang masuk ke perairan.
Dalam penyelesaiannya di perlukan kerjasama antara stakeholder terkait agar
mendapatkan hasil yang maksimal yang mengacu pada MPP dan MRK yang di
rencanakan.
3.2
Saran
Sebaiknya dalam perencanaan pengelolaan sungai di Kabupaten Karawang harus
melalui pembuatan suatu pedoman terlebih dahulu. Dimana dalam pelaksanaannya harus
melibatkan semua stakeholder yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Kepmenhut. 2009. Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Terpadu. Menhut- Ii No. P.39
Perpres. 2010. Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Nomor 24 Tahun
2010.