Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanol Gulma Siam (Chromolaena odorata (L.) King & H. Robins)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan masalah yang penting dalam hidup,
terutama yang berhubungan dengan aktivitas bakteri dalam tubuh. Salah satu yang
dapat

dimanfaatkan

untuk

mengatasi

masalah

bakteri

adalah

dengan


menggunakan tumbuhan obat, karena bahan alami lebih banyak diminati daripada
penggunaan obat sintetis. Penggunaan tumbuhan atau ekstrak tumbuhan
merupakan pilihan yang relatif aman dan efektif dalam mengobati penyakit,
pencegahan penyakit atau meningkatkan daya tahan tubuh (Nurmalina, 2012).
Tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan salah satunya
adalah gulma siam (Chromolaena odorata (L.) King & H. E. Robins), merupakan
tumbuhan dari famili Asteraceae. Daunnya mengandung beberapa senyawa utama
seperti fenol, tanin, steroid, saponin, flavonoid, dan alkaloid (Prajitno dan
Suprayitno, 2013). Tumbuhan ini mengandung minyak essensial β kariopilen,
germakren D, bisiklogermakren, geigeren, (Z)- β-farnesen, α-pinen, β-pinen, βkariopilen, pregeijeren, (Felicien, dkk., 2012). Menurut Robinson (1995), senyawa
flavonoid, saponin dan steroid/triterpenoid

merupakan senyawa kimia yang

memiliki potensi sebagai antibakteri dan antivirus.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, daun gulma siam digunakan oleh
masyarakat Karo sebagai obat luka. Perasan daun segar atau air rebusan
digunakan untuk pengobatan luka ringan, luka bakar, dan infeksi kulit di Vietnam
(Phan, dkk., 1996). Tumbuhan ini digunakan sebagai obat tradisional penyembuh
luka dan antiseptik lokal di Afrika Barat (Prabhu dan Subban, 2012).


1
Universitas Sumatera Utara

Sediaan topikal antibakteri telah banyak beredar di pasaran dalam bentuk
krim, salep dan gel. Sediaan dalam bentuk gel lebih banyak digunakan karena
bening, mudah mengering, membentuk lapisan film yang mudah dicuci dan
memberikan rasa dingin dikulit. Gel mempunyai aliran pseudoplastik yaitu gel
berbentuk padat apabila disimpan dan akan segera mencair bila dikocok. Sediaan
gel mempunyai kadar air yang tinggi, sehingga dapat menghidrasi stratum
corneum dan mengurangi resiko timbulnya perdangan lebih lanjut akibat
menumpuknya minyak pada pori-pori (Gibson, 2001).
Hidroksipropil metilselulose (HPMC) adalah turunan selulosa eter
semisintetik yang telah digunakan secara luas sebagai polimer hidrofilik dalam
sistem pemberian obat oral dan topikal (Rogers, dkk., 2009). Pemilihan basis
HPMC dikarenakan penampakan gel jernih dan kompatibel dengan bahan-bahan
lain, kecuali bahan-bahan yang oksidatif (Gibson, 2001) serta dapat mengembang
terbatas dalam air sehingga merupakan bahan pembentuk hidrogel yang baik
(Suardi, dkk., 2008).
Menurut penelitian Panjaitan dan kawan-kawan (2012), basis gel dengan

variasi persentasi HPMC diperoleh persentase HPMC sebesar 3% yang terbaik
karena dinilai mempunyai daya alir yang paling diinginkan dalam pembuatan
sediaan gel.
Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis dapat
menyebabkan infeksi pada jerawat (Wasitaadmadja, 1997). Staphylococcus
aureus menyebabkan infeksi kulit dengan tanda yang khas berupa peradangan,

dan pembentukan abses (Warsa, 1994). Infeksi oleh Pseudomonas aeroginosa
sering dijumpai pada penderita luka bakar (Karsinah, dkk., 1994).

2
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin membuat gel dengan
menggunakan ekstrak etanol daun gulma siam dengan basis HPMC 3%, serta
menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun gulma siam dan sediaan
gelnya terhadap bakteri Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeroginosa.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
a. apakah ekstrak etanol daun gulma siam (Chromolaena odorata (L.) King & H.
E.

Robins)

mempunyai

aktivitas

antibakteri

terhadap

bakteri

Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus,

dan Pseudomonas aeroginosa ?

b. apakah ekstrak etanol gulma siam (Chromolaena odorata (L.) King & H. E.
Robins) dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel dan efektif sebagai obat
infeksi pada kulit ?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah:
a. ekstrak etanol dan sediaan gel daun gulma siam mempunyai aktivitas
antibakteri

terhadap

bakteri

Propionibacterium

acne,

Staphylococcus


epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeroginosa.

b. ekstrak etanol daun gulma siam dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel
dan efektif sebagai obat infeksi pada kulit.

3
Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan sediaan gel daun gulma
siam (Chromolaena odorata (L.) King & H. E. Robins) terhadap bakteri
Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus,

dan Pseudomonas aeroginosa .
b. untuk membuat sediaan gel yang efektif dari ekstrak etanol daun gulma siam.

1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada
pembaca tentang khasiat antibakteri ekstrak etanol dan sediaan gel daun gulma

siam (Chromolaena odorata (L.) King & H. E. Robins) terhadap bakteri
Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan
Pseudomonas aeroginosa yang diformulasikan dalam sediaan gel.

4
Universitas Sumatera Utara