Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal ini
terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan
sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik
menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelolah
perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan
adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan,
keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya,
semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana maka semakin baik bagi
perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka
dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana.
Sumber dana dapat dipilih atau ditentukan apakah dari modal sendiri atau dari
modal luar.
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal
Indonesia memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Salah satu peran
pasar modal yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal untuk
perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari Initial Publik Offering (IOP) atau
penawaran umum untuk pertama kalinya sebelum saham dicatat di bursa maupun
seasoned new issues atau penjualan saham pada masyarakat setelah perusahaan
(2)
2 Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham
dan meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai apabila suatu perusahaan bisa
beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Dengan keuntungan
yang diperoleh perusahaan tersebut akan mampu memberikan dividen kepada
pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan
kelangsungan hidupnya (Sulistiyowati, et al. 2010).
Setiap perusahaan memiliki tujuan serta sasaran tertentu yang berlainan
yaitu memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat diukur dari harga saham
perusahaan yang bersangkutan. Untuk mendukung tujuan tersebut, perusahaan
harus melakukan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan penting yang harus
dilaksanakan manajemen dalam menyeimbangkan kepentingannya dengan
kepentingan pemegang saham adalah kebijakan dividen.
Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pendanaan
(Van Horne and Wachowicz, 2005:270) Kebijakan dividen merupakan suatu
keputusan mengenai pembagian laba perusahaan. Kebijakan dividen merupakan
suatu keputusan yang sulit bagi pihak manajemen perusahaan. Pembagian dividen
di satu sisi akan memenuhi harapan investor untuk mendapatkan return sebagai
hasil dari investasinya, sedangkan di satu sisi pembagian dividen diharapkan tidak
mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya
dapat membuat suatu kebijakan dividen yang optimal berarti kebijakan tersebut
harus menghasilkan semacam keseimbangan antara kepentingan pemegang saham
(3)
3 Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah dividen kas.
Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya
menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil dari tahun ke tahun karena
dengan stabilitas dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Pembayaran dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor
daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu
mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya ke dalam
perusahaan. Dividen kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham
yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang
(Sundjaja dan Barlian, 2002:380).
Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi
banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suharli, 2006). Dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan dividen
masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius
dari manajemen perusahaan. Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan
yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa memenuhi keinginan kedua
belah pihak dimana perusahaan tetap bisa memenuhi kebutuhan dana, sedangkan
pihak investasi memperoleh apa yang diinginkan, sehingga investor tidak
mengalihkan investasinya ke perusahaan lain.
Pada umumnya, pihak manajemen cenderung menahan kas untuk melunasi
kewajiban dan melakukan investasi. Apabila kondisinya seperti ini, jumlah
dividen yang akan dibayarkan menjadi relatif kecil. Sementara itu, di pihak
(4)
4 hasil dari modal yang mereka investasikan. Kondisi seperti inilah yang dipandang
agency theory sebagai konflik antara manajer dan investor ketika kedua kelompok
saling berbeda (Keown, et al. 2000 : 617).
Profitability (profitabilitas) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Keuntungan yang layak
dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan
memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak.
Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi
keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen (Brigham dan Houston, 2006:108).
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh
laba. Laba perusahaan tersebut akan menjadi acuan dalam pembayaran
dividennya. Besarnya tingkat laba akan mempengaruhi besarnya tingkat
pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. ROE digunakan
sebagai alat ukur profitabilitas karena ROE merupakan indikator yang tepat untuk
mengukur suatu keberhasilan bisnis dengan memperkaya pemegang sahamnya
(Deitiana, 2009). Abdelsalam (2008), Aivazian (2003), Al Najjar (2009), Al
Kuwari (2009) serta Yudhanto dan Aisjah (2013) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil berbeda
yaitu, profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan ditemukan oleh
(5)
5
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Return on Equity (ROE) dan
Net Profit Margin (NPM) untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur karena dengan menggunakan ROE akan terlihat bagaimana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dibandingkan dengan jumlah modal
yang dimiliki perusahaan sedangkan pengukuran dengan NPM juga akan lebih
menunjukkan keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari jumlah penjualan
di setiap periodenya sehingga dengan menggunakan kedua variabel tersebut dapat
memberikan pengukuran tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur tahun 2013.
Investment Opportunity Set (IOS) diperkenalkan pertama kali oleh Myers pada tahun 1977. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh dua hal yaitu aset yang saat
ini telah ditempatkan dan opsi untuk investasi di masa depan. IOS lebih
ditekankan pada opsi investasi di masa depan. IOS merupakan nilai perusahaan
yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan
manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan
pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar.
Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka
cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru
sehingga tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan
pada masa mendatang juga meningkat dimana perusahaan yang bertumbuh
cenderung membayarkan dividen lebih rendah.
Untuk mengukur Investment Opportunity Set (IOS) digunakan Market to
Book Value of Assets (MVA/BVA) karena dengan menggunakan MVA/BVA akan memperhitungkan berbagai faktor penting seperti jumlah aktiva, jumlah
(6)
6 ekuitas, harga saham dan jumlah saham yang beredar dengan memperhitungkan
berbagai faktor tersebut akan lebih memberikan gambaran peluang investasi
karena rasio ini menjelaskan gabungan antara aset ditempat dengan kesempatan
investasi karena kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan akan sangat
terkait dengan jumlah aset yang dimiliki. Pengukuran IOS lainnya adalah dengan
menggunakan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) dengan
menggunakan rasio CAP/MVA akan terlihat perbandingan antara tambahan
modal tiap tahun yang dilakukan perusahaan dengan jumlah aset yang dimiliki
sehingga dengan mengetahui tambahan modal yang dilakukan perusahaan akan
menunjukkan tingkat investasi yang dilakukan perusahaan. Semakin besar
pertambahan modal yang dilakukan perusahaan menunjukkan semakin tinggi
kadar investasi yang dilakukan perusahaan.
Pada pra penelitian yang dilakukan, pada beberapa perusahaan manufaktur
dari beberapa sub sektor menunjukkan bahwa tingkat pembayaran dividen secara
umum cenderung fluktuatif meskipun ada juga yang relatif stabil. Pada Tabel 1.1
berikut dapat dilihat tingkat profitabilitas, dan kesempatan berinvestasi serta
pembayaran dividen tunai pada beberapa perusahaan manufaktur tahun
2010-2013.
Tabel 1.1
Data Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur Periode 2010-2013
Emiten Data Keuangan Tahun
2010 2011 2012 2013
GGRM
Laba Bersih (Rp)
4,146,282,000,000
4,958,102,000,000
4,068,711,000,000 4,383,932,000,000
Total Equitas (Rp)
21,320,276,000,000
24,550,928,000,000
26,605,713,000,000 29,416,271,000,000 Penjualan Bersih
37,691,997,000,000
41,884,352,000,000
49,028,696,000,000 55,436,954,000,000
Total Aset (Rp)
30,741,679,000,000
39,088,705,000,000
(7)
7
Harga Saham (Rp) 40,000 62,050 56,000 42,000 Saham Beredar (Lembar) 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 EPS (Rp) 2,155 2,544 2,086 2,250 Tambahan Modal (Rp) 53,700,000,000 53,700,000,000 53,700,000,000 53,700,000,000 Dividen (Rp) 880 1,000 800 800 KLBF
Laba Bersih (Rp)
1,286,330,026,012
1,539,721,311,065
1,772,034,750,571 2,004,243,694,797
Total Equitas (Rp)
5,771,917,028,836
6,515,935,058,426
7,371,643,614,897 8,499,957,965,575 Penjualan Bersih 10,226,789,206,223 10,911,860,141,523
13,636,405,178,957 16,002,131,057,048 Total Aset (Rp)
7,032,496,663,288
8,274,554,112,840
9,417,957,180,958 11,315,061,275,026
Harga Saham (Rp)
4,100 3,400 1,060 1,250 Saham Beredar (Lembar) 9,374,000,000 9,375,000,000 46,875,000,000 46,875,000,000 EPS (Rp) 137 158 37 41 Tambahan Modal (Rp) 32,317,540,678 32,317,540,678 32,317,540,678 34,118,673,814 Dividen (Rp) 70 95 19 17 SMGR
Laba Bersih (Rp)
3,633,219,892,000
3,955,272,512,000
4,926,639,847,000 5,852,022,665,000 Total Equitas (Rp)
12,006,438,613,000
14,615,096,979,000
18,164,854,648,000 21,803,975,875,000
Penjualan Bersih 14,344,188,706,000 16,378,793,758,000
19,598,247,884,000 24,501,240,780,000 Total Aset (Rp)
15,562,998,946,000
19,661,602,767,000
26,579,083,786,000 30,792,884,092,000 Harga Saham (Rp)
9,450 11,450 15,850 14,150 Saham Beredar (Lembar) 5,931,520,000 5,931,520,000 5,931,520,000 5,931,520,000 EPS (Rp) 613 662 817 905 Tambahan Modal (Rp) 1,458,257,900,000 1,458,257,900,000
1,458,257,900,000 1,458,257,900,000 Dividen (Rp) 306 331 368 407 ASII
Laba Bersih (Rp)
14,366,000,000,000
21,077,000,000,000
22,742,000,000,000 22,297,000,000,000
Total Equitas (Rp)
58,803,000,000,000
75,838,000,000,000
89,814,000,000,000 106,188,000,000,000 Penjualan Bersih 129,991,000,000,000 162,564,000,000,000
188,053,000,000,000 193,880,000,000,000 Total Aset (Rp)
113,362,000,000,000
154,319,000,000,000
182,274,000,000,000 213,994,000,000,000
Harga Saham (Rp)
5,455 7,400 7,600 6,800 Saham Beredar (Lembar) 40,483,553,140 40,483,553,140 40,483,553,140 40,483,553,140 EPS (Rp) 355 439 480 480 Tambahan Modal (Rp) 1,106,000,000,000 1,106,000,000,000
1,106,000,000,000 1,139,000,000,000 Dividen (Rp) 160 198 216 216 Sumber:
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat penjualan bersih PT. Gudang
(8)
8 laba bersih cenderung fluktuatif meningkat di tahun 2011 namun turun di tahun
2012 dan kembali meningkat di tahun 2013. Total aset dan ekuitas mengalami
peningkatan pada periode tersebut sedangkan harga saham fluktuatif, jumlah
saham yang beredar dan tambahan modal tiap tahun juga tetap. Laba per lembar
saham fluktuatif namun dividen yang dibagikan kepada pemegang saham hanya
mengalami peningkatan di tahun 2011 dibanding tahun 2010 dan turun di tahun
2012 dan 2013 dengan jumlah yang sama sebesar Rp.800 per lembar saham.
Dengan demikian terlihat bahwa fluktuasi yang terjadi pada laba bersih,
harga saham dan laba perlembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada
jumlah dividen per lembar saham yang dibayar tiap tahunnya kepada pemegang
saham, sedangkan jumlah aset, ekuitas, dan penjualan yang mengalami
peningkatan secara berurutan namun dividen tidak bergerak meningkat namun
justru fluktuatif demikian halnya dengan jumlah saham yang beredar dan
tambahan modal tiap tahun jumlahnya tetap tidak menyebabkan jumlah dividen
perlembar saham juga tetap selama periode 2010-2013.
Pada PT. Kalbe Farma penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas,
mengalami peningkatan ditiap tahunnya, tambahan modal tetap selama periode
2010-2012 dan hanya bertambah ditahun 2013. Jumlah saham yang beredar tetap
pada tahun 2010 dan 2011 namun ditahun 2012 perusahaan melakukan stock split
sehingga jumlah saham yang beredar bertambah di tahun 2012 dan 2013.
Selanjutnya terlihat bahwa laba perlembar saham fluktuatif sedangkan dividen
(9)
9 Dengan demikian, meskipun penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah
ekuitas, dan jumlah saham yang beredar meningkat namun dividen per lembar
saham justru fluktuatif bahkan mengalami penurunan di dua tahun terakhir
namun, fluktuasi yang terjadi pada harga saham, dan laba per lembar saham
searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen yang dibayarkan per lembar
sahamnya.
Dengan demikian secara umum hal yang menjadi fenomena dalam
penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada profitabilitas dan kesempatan
investasi terkadang searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran
dividen namun terkadang perubahan profitabilitas dan kesempatan investasi tidak
searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran dividen.
Pada PT. Semen Indonesia jumlah penjualan, laba bersih, jumlah aset,
jumlah ekuitas, dan laba per lembar saham mengalami peningkatan secara
beruntun dari tahun 2010 hingga 2013. Jumlah saham beredar dan tambahan
modal tiap tahunnya tidak mengalami perubahan, kemudian harga saham
cenderung fluktuatif meskipun tidak begitu signifikan sedangkan dividen
perlembar saham juga mengalami peningkatan selama periode tersebut.
Dengan demikian, pada PT. Semen Indonesia terlihat bahwa
meningkatnya penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, laba per lembar
saham searah dengan meningkatnya jumlah dividen per lembar saham di setiap
tahunnya, sedangkan harga saham yang fluktuatif dan jumlah saham beredar serta
tambahan modal yang tidak mengalami perubahan tidak searah dengan jumlah
(10)
10 Selanjutnya pada PT. Astra International terlihat bahwa meningkatnya
penjualan, laba bersih, jumlah aset, dan jumlah ekuitas tidak searah dengan
fluktuasi yang terjadi pada dividen sedangkan perubahan yang terjadi pada harga
saham dan laba perlembar saham juga searah dengan fluktuasi yang terjadi pada
dividen yang dibayarkan setiap tahunnya.
Dengan demikian, secara umum terlihat bahwa berbagai perubahan yang
terjadi pada penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, tambahan modal,
harga saham, laba per lembar saham, dan jumlah saham beredar pada beberapa
perusahaan di tahun-tahun tertentu searah dengan perubahan yang terjadi pada
jumlah dividen yang dibayar, namun terkadang di beberapa tahun lainnya justru
terlihat bertolak-belakang disaat laba bersih dan harga saham maupun jumlah aset
dan ekuitas mengalami peningkatan justru dividen yang dibayar per lembar saham
mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi fenomena menarik bagi penulis
dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh
bagaimana pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi mempengaruhi
pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur. Untuk itu penulis memilih
judul :
“Pengaruh Profitability dan Invenstmen Opportunity Set Terhadap
Cash Devidend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013”.
(11)
11
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,
maka yang menjadi perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE)
dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang
diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital
Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE)
dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang
diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital
Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan di dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan
menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin
(NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to
Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
(12)
12
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan
menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin
(NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to
Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat di dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan Manufaktur (Emiten)
Diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama
dalam bentuk dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
2. Bagi Investor
Dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian berupa
dividen kas di suatu perusahaan khususnya di masa depan.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan serta pola pikir tentang pengaruh profitability dan
Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
(13)
13 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi
bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen
(1)
8 laba bersih cenderung fluktuatif meningkat di tahun 2011 namun turun di tahun 2012 dan kembali meningkat di tahun 2013. Total aset dan ekuitas mengalami peningkatan pada periode tersebut sedangkan harga saham fluktuatif, jumlah saham yang beredar dan tambahan modal tiap tahun juga tetap. Laba per lembar saham fluktuatif namun dividen yang dibagikan kepada pemegang saham hanya mengalami peningkatan di tahun 2011 dibanding tahun 2010 dan turun di tahun 2012 dan 2013 dengan jumlah yang sama sebesar Rp.800 per lembar saham.
Dengan demikian terlihat bahwa fluktuasi yang terjadi pada laba bersih, harga saham dan laba perlembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada jumlah dividen per lembar saham yang dibayar tiap tahunnya kepada pemegang saham, sedangkan jumlah aset, ekuitas, dan penjualan yang mengalami peningkatan secara berurutan namun dividen tidak bergerak meningkat namun justru fluktuatif demikian halnya dengan jumlah saham yang beredar dan tambahan modal tiap tahun jumlahnya tetap tidak menyebabkan jumlah dividen perlembar saham juga tetap selama periode 2010-2013.
Pada PT. Kalbe Farma penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, mengalami peningkatan ditiap tahunnya, tambahan modal tetap selama periode 2010-2012 dan hanya bertambah ditahun 2013. Jumlah saham yang beredar tetap pada tahun 2010 dan 2011 namun ditahun 2012 perusahaan melakukan stock split sehingga jumlah saham yang beredar bertambah di tahun 2012 dan 2013. Selanjutnya terlihat bahwa laba perlembar saham fluktuatif sedangkan dividen perlembar saham juga fluktuatif dan mengalami penurunan di 2012 dan 2013.
(2)
9 Dengan demikian, meskipun penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, dan jumlah saham yang beredar meningkat namun dividen per lembar saham justru fluktuatif bahkan mengalami penurunan di dua tahun terakhir namun, fluktuasi yang terjadi pada harga saham, dan laba per lembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen yang dibayarkan per lembar sahamnya.
Dengan demikian secara umum hal yang menjadi fenomena dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada profitabilitas dan kesempatan investasi terkadang searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran dividen namun terkadang perubahan profitabilitas dan kesempatan investasi tidak searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran dividen.
Pada PT. Semen Indonesia jumlah penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, dan laba per lembar saham mengalami peningkatan secara beruntun dari tahun 2010 hingga 2013. Jumlah saham beredar dan tambahan modal tiap tahunnya tidak mengalami perubahan, kemudian harga saham cenderung fluktuatif meskipun tidak begitu signifikan sedangkan dividen perlembar saham juga mengalami peningkatan selama periode tersebut.
Dengan demikian, pada PT. Semen Indonesia terlihat bahwa meningkatnya penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, laba per lembar saham searah dengan meningkatnya jumlah dividen per lembar saham di setiap tahunnya, sedangkan harga saham yang fluktuatif dan jumlah saham beredar serta tambahan modal yang tidak mengalami perubahan tidak searah dengan jumlah dividen yang bergerak meningkat selama periode 2010-2013.
(3)
10 Selanjutnya pada PT. Astra International terlihat bahwa meningkatnya penjualan, laba bersih, jumlah aset, dan jumlah ekuitas tidak searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen sedangkan perubahan yang terjadi pada harga saham dan laba perlembar saham juga searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen yang dibayarkan setiap tahunnya.
Dengan demikian, secara umum terlihat bahwa berbagai perubahan yang terjadi pada penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, tambahan modal, harga saham, laba per lembar saham, dan jumlah saham beredar pada beberapa perusahaan di tahun-tahun tertentu searah dengan perubahan yang terjadi pada jumlah dividen yang dibayar, namun terkadang di beberapa tahun lainnya justru terlihat bertolak-belakang disaat laba bersih dan harga saham maupun jumlah aset dan ekuitas mengalami peningkatan justru dividen yang dibayar per lembar saham mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi fenomena menarik bagi penulis dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh bagaimana pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi mempengaruhi pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur. Untuk itu penulis memilih judul :
“Pengaruh Profitability dan Invenstmen Opportunity Set Terhadap
Cash Devidend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
(4)
11 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan di dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
(5)
12 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat di dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Manufaktur (Emiten)
Diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama dalam bentuk dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi Investor
Dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian berupa dividen kas di suatu perusahaan khususnya di masa depan.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir tentang pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
(6)
13 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.