Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITY DAN IVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013

OLEH

NATALIN SYBEHT SINAGA 120521132

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITY DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan

Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend pada perusahaan manufaktur

tahun 2013. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linear

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Return On Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, dan Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan secara parsial hanya Return On

Equity yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan tidak signifikan, Market to Book

Value of Assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh negatif tidak signifikan. Nilai koefisien

determinasi sebesar 35,3% sedangkan sisanya sebesar 64,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, Capital Expenditure to Market Value of Assets, dan Dividend Payout Ratio.


(3)

ii

ABSTRACT

THE EFFECT OF PROFITABILITTY AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON CASH DIVIDEND IN

MANUFACTURING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE 2013

This study aims to determine the effect of profitability and Investment Opportunity Set to Cash Dividend on manufacturing companies in 2013. The data used is secondary data obtained from the financial statements of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI). This research using descriptive analysis techniques and multiple linear regression analysis. The results showed that simultaneous Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, and Capital Expenditure to Market Value of Assets positive and significant impact on the Dividend Payout Ratio. While only partially Return on Equity positive and significant impact on the Dividend Payout Ratio and Net Profit Margin positive and not significant effect, Market to Book Value of Assets negative and not significant, Capital Expenditure to Market Value of Assets negative and not significant. The coefficient of determination of 35.3% while the balance of 64.7 is explained by other factors that are not included in this study.

Keywords: Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets and Capital Expenditure to Market Value of Assets, and Dividend Payout Ratio.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013”. Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, khususnya kepada :

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Maralus Sinaga dan Ibunda Rosita Christina Haloho dua figur yang senantiasa mencurahkan kasih

sayang dengan penuh kesabaran, terima kasih atas doa, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(5)

iv

4. Ibu Dr. Khaira Amalia, SE, Ak., MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan koreksi dan saran atas penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan akademik.

10. Saudara-Saudaraku terkasih Kakak Angelika Marocrisna Sinaga, Abang Hans Samuel Sinaga, Adek Yosua Robin Martua Sinaga, yang senantiasa memberikan semangat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

11. Kepada seluruh teman dan sahabat penulis khususnya Dian Veby Sibuea, Pratika, Tiar, Betsheba, Suhendri dan Janry serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas segala dukungannya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna, namun demikian penulis berharap semoga karya ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Oktober 2015 Penulis


(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitability ... 14

2.1.1 Pengertian Profitability (Profitabilitas) ... 14

2.1.2 Rasio Profitabilitas ... 14

2.2 Investment Opportunity Set (IOS) ... 16

2.2.1 Pengertian Investment Opportunity Set ... 16

2.2.2 Proksi Investment Opportunity Set... 17

2.3 Deviden ... 20

2.3.1 Pengertian Deviden Kas ... 21

2.3.2 Kebijakan Pembagian Deviden ... 22

2.3.3 Faktor-faktor Kebijakan Deviden ... 23

2.3.4 Teori-Teori Kebijakan Dividen ... 26

2.4 Penelitian Terdahulu ... 28

2.5 Kerangka Konseptual ... 29

2.6 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Definisi Operasional ... 33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.8 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.9 Teknik Analisis Data ... 41

3.9.1 Analisis Deskriptif ... 41


(7)

vi

3.10 Pengujian Hipotesis ... 41

3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 42

3.10.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 42

3.10.3 Analisis Koefisien Determinasi... .. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... .. 45

4.1.1 Profil Singkat Perusahaan-Perusahaan Manufaktur ... .. 45

4.2 Hasil Penelitian ... . 60

4.2.1 Analisis Deskripsif ... 60

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 62

4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 68

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 69

4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 70

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 70

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 72

4.3 Pembahasan ... 73

4.3.1 Pengaruh Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio ... 73

4.3.2 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Dividend Payout Ratio ... 74

4.3.3 Pengaruh Market Value of Assets Terhadap Dividend Payout Ratio ... 75

4.3.4 Pengaruh Capital Expenditure to Market Value of Assets Terhadap Dividend Payout Ratio ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... .. 81

LAMPIRAN ... 85


(8)

vii

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Data Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur Periode

2010-2013 ... 6

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Operasionalisasi Variabel... 35

3.2 Prosedur Penentuan Populasi Sasaran ... 36

3.3 Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2013 ... 36

4.1 Hasil Analisis Deskriptif Statistik ... 61

4.2 Hasik Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 65

4.3 Hasil Uji Glejser ... 66

4.4 Hasil Uji Multikolonearitas ... 67

4.5 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda ... 68

4.6 Hasil Uji Signfikansi Simultan (Uji F)... 70

4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 71

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 72


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 Normalitas Histogram ... 63

4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 64

4.3 Grafik Scatter Plot ... 66


(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Tabulasi Data Penelitian ... 85

2 Deskriptif Statistik ... 87

.3 Uji Asumsi Klasik ... 88


(11)

i

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITY DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan

Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend pada perusahaan manufaktur

tahun 2013. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linear

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Return On Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, dan Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan secara parsial hanya Return On

Equity yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan tidak signifikan, Market to Book

Value of Assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh negatif tidak signifikan. Nilai koefisien

determinasi sebesar 35,3% sedangkan sisanya sebesar 64,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, Capital Expenditure to Market Value of Assets, dan Dividend Payout Ratio.


(12)

ii

ABSTRACT

THE EFFECT OF PROFITABILITTY AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON CASH DIVIDEND IN

MANUFACTURING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE 2013

This study aims to determine the effect of profitability and Investment Opportunity Set to Cash Dividend on manufacturing companies in 2013. The data used is secondary data obtained from the financial statements of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI). This research using descriptive analysis techniques and multiple linear regression analysis. The results showed that simultaneous Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, and Capital Expenditure to Market Value of Assets positive and significant impact on the Dividend Payout Ratio. While only partially Return on Equity positive and significant impact on the Dividend Payout Ratio and Net Profit Margin positive and not significant effect, Market to Book Value of Assets negative and not significant, Capital Expenditure to Market Value of Assets negative and not significant. The coefficient of determination of 35.3% while the balance of 64.7 is explained by other factors that are not included in this study.

Keywords: Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets and Capital Expenditure to Market Value of Assets, and Dividend Payout Ratio.


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelolah perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana maka semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana. Sumber dana dapat dipilih atau ditentukan apakah dari modal sendiri atau dari modal luar.

Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal Indonesia memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Salah satu peran pasar modal yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal untuk perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari Initial Publik Offering (IOP) atau penawaran umum untuk pertama kalinya sebelum saham dicatat di bursa maupun

seasoned new issues atau penjualan saham pada masyarakat setelah perusahaan


(14)

2 Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai apabila suatu perusahaan bisa beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya (Sulistiyowati, et al. 2010).

Setiap perusahaan memiliki tujuan serta sasaran tertentu yang berlainan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan. Untuk mendukung tujuan tersebut, perusahaan harus melakukan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan penting yang harus dilaksanakan manajemen dalam menyeimbangkan kepentingannya dengan kepentingan pemegang saham adalah kebijakan dividen.

Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pendanaan (Van Horne and Wachowicz, 2005:270) Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan mengenai pembagian laba perusahaan. Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan yang sulit bagi pihak manajemen perusahaan. Pembagian dividen di satu sisi akan memenuhi harapan investor untuk mendapatkan return sebagai hasil dari investasinya, sedangkan di satu sisi pembagian dividen diharapkan tidak mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya dapat membuat suatu kebijakan dividen yang optimal berarti kebijakan tersebut harus menghasilkan semacam keseimbangan antara kepentingan pemegang saham melalui dividen dan kepentingan perusahaan dalam hal pertumbuhannya.


(15)

3 Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah dividen kas. Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil dari tahun ke tahun karena dengan stabilitas dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya ke dalam perusahaan. Dividen kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang (Sundjaja dan Barlian, 2002:380).

Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suharli, 2006). Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan dividen masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa memenuhi keinginan kedua belah pihak dimana perusahaan tetap bisa memenuhi kebutuhan dana, sedangkan pihak investasi memperoleh apa yang diinginkan, sehingga investor tidak mengalihkan investasinya ke perusahaan lain.

Pada umumnya, pihak manajemen cenderung menahan kas untuk melunasi kewajiban dan melakukan investasi. Apabila kondisinya seperti ini, jumlah dividen yang akan dibayarkan menjadi relatif kecil. Sementara itu, di pihak pemegang saham tentu saja menginginkan jumlah dividen kas yang tinggi sebagai


(16)

4 hasil dari modal yang mereka investasikan. Kondisi seperti inilah yang dipandang

agency theory sebagai konflik antara manajer dan investor ketika kedua kelompok

saling berbeda (Keown, et al. 2000 : 617).

Profitability (profitabilitas) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil

diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Brigham dan Houston, 2006:108).

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba. Laba perusahaan tersebut akan menjadi acuan dalam pembayaran dividennya. Besarnya tingkat laba akan mempengaruhi besarnya tingkat pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. ROE digunakan sebagai alat ukur profitabilitas karena ROE merupakan indikator yang tepat untuk mengukur suatu keberhasilan bisnis dengan memperkaya pemegang sahamnya (Deitiana, 2009). Abdelsalam (2008), Aivazian (2003), Al Najjar (2009), Al Kuwari (2009) serta Yudhanto dan Aisjah (2013) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil berbeda yaitu, profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan ditemukan oleh Islam et al. (2012).


(17)

5 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Return on Equity (ROE) dan

Net Profit Margin (NPM) untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan

manufaktur karena dengan menggunakan ROE akan terlihat bagaimana kemampuan perusahaan menghasilkan laba dibandingkan dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan sedangkan pengukuran dengan NPM juga akan lebih menunjukkan keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari jumlah penjualan di setiap periodenya sehingga dengan menggunakan kedua variabel tersebut dapat memberikan pengukuran tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur tahun 2013.

Investment Opportunity Set (IOS) diperkenalkan pertama kali oleh Myers

pada tahun 1977. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh dua hal yaitu aset yang saat ini telah ditempatkan dan opsi untuk investasi di masa depan. IOS lebih ditekankan pada opsi investasi di masa depan. IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru sehingga tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang juga meningkat dimana perusahaan yang bertumbuh cenderung membayarkan dividen lebih rendah.

Untuk mengukur Investment Opportunity Set (IOS) digunakan Market to

Book Value of Assets (MVA/BVA) karena dengan menggunakan MVA/BVA


(18)

6 ekuitas, harga saham dan jumlah saham yang beredar dengan memperhitungkan berbagai faktor tersebut akan lebih memberikan gambaran peluang investasi karena rasio ini menjelaskan gabungan antara aset ditempat dengan kesempatan investasi karena kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan akan sangat terkait dengan jumlah aset yang dimiliki. Pengukuran IOS lainnya adalah dengan menggunakan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) dengan menggunakan rasio CAP/MVA akan terlihat perbandingan antara tambahan modal tiap tahun yang dilakukan perusahaan dengan jumlah aset yang dimiliki sehingga dengan mengetahui tambahan modal yang dilakukan perusahaan akan menunjukkan tingkat investasi yang dilakukan perusahaan. Semakin besar pertambahan modal yang dilakukan perusahaan menunjukkan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan.

Pada pra penelitian yang dilakukan, pada beberapa perusahaan manufaktur dari beberapa sub sektor menunjukkan bahwa tingkat pembayaran dividen secara umum cenderung fluktuatif meskipun ada juga yang relatif stabil. Pada Tabel 1.1 berikut dapat dilihat tingkat profitabilitas, dan kesempatan berinvestasi serta pembayaran dividen tunai pada beberapa perusahaan manufaktur tahun 2010-2013.

Tabel 1.1

Data Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur Periode 2010-2013

Emiten Data Keuangan Tahun

2010 2011 2012 2013

GGRM

Laba Bersih (Rp)

4,146,282,000,000

4,958,102,000,000

4,068,711,000,000 4,383,932,000,000

Total Equitas (Rp)

21,320,276,000,000

24,550,928,000,000

26,605,713,000,000 29,416,271,000,000

Penjualan Bersih 37,691,997,000,000 41,884,352,000,000

49,028,696,000,000 55,436,954,000,000

Total Aset (Rp)

30,741,679,000,000

39,088,705,000,000


(19)

7 Harga Saham (Rp) 40,000 62,050 56,000 42,000 Saham Beredar (Lembar) 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 EPS (Rp) 2,155 2,544 2,086 2,250 Tambahan Modal (Rp) 53,700,000,000 53,700,000,000 53,700,000,000 53,700,000,000 Dividen (Rp) 880 1,000 800 800 KLBF

Laba Bersih (Rp)

1,286,330,026,012

1,539,721,311,065

1,772,034,750,571 2,004,243,694,797

Total Equitas (Rp)

5,771,917,028,836

6,515,935,058,426

7,371,643,614,897 8,499,957,965,575

Penjualan Bersih 10,226,789,206,223 10,911,860,141,523

13,636,405,178,957 16,002,131,057,048

Total Aset (Rp)

7,032,496,663,288

8,274,554,112,840

9,417,957,180,958 11,315,061,275,026

Harga Saham (Rp)

4,100 3,400 1,060 1,250 Saham Beredar (Lembar) 9,374,000,000 9,375,000,000 46,875,000,000 46,875,000,000 EPS (Rp) 137 158 37 41 Tambahan Modal (Rp) 32,317,540,678 32,317,540,678 32,317,540,678 34,118,673,814 Dividen (Rp) 70 95 19 17 SMGR

Laba Bersih (Rp)

3,633,219,892,000

3,955,272,512,000

4,926,639,847,000 5,852,022,665,000

Total Equitas (Rp)

12,006,438,613,000

14,615,096,979,000

18,164,854,648,000 21,803,975,875,000

Penjualan Bersih 14,344,188,706,000 16,378,793,758,000

19,598,247,884,000 24,501,240,780,000

Total Aset (Rp)

15,562,998,946,000

19,661,602,767,000

26,579,083,786,000 30,792,884,092,000

Harga Saham (Rp)

9,450 11,450 15,850 14,150 Saham Beredar (Lembar) 5,931,520,000 5,931,520,000 5,931,520,000 5,931,520,000 EPS (Rp) 613 662 817 905 Tambahan Modal (Rp) 1,458,257,900,000 1,458,257,900,000

1,458,257,900,000 1,458,257,900,000

Dividen (Rp) 306 331 368 407 ASII

Laba Bersih (Rp)

14,366,000,000,000

21,077,000,000,000

22,742,000,000,000 22,297,000,000,000

Total Equitas (Rp)

58,803,000,000,000

75,838,000,000,000

89,814,000,000,000 106,188,000,000,000

Penjualan Bersih 129,991,000,000,000 162,564,000,000,000

188,053,000,000,000 193,880,000,000,000

Total Aset (Rp)

113,362,000,000,000

154,319,000,000,000

182,274,000,000,000 213,994,000,000,000

Harga Saham (Rp)

5,455 7,400 7,600 6,800 Saham Beredar (Lembar) 40,483,553,140 40,483,553,140 40,483,553,140 40,483,553,140 EPS (Rp) 355 439 480 480 Tambahan Modal (Rp) 1,106,000,000,000 1,106,000,000,000

1,106,000,000,000 1,139,000,000,000

Dividen (Rp) 160 198 216 216 Sumber:

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat penjualan bersih PT. Gudang Garam mengalami peningkatan secara berurutan dari tahun 2010-2013 namun


(20)

8 laba bersih cenderung fluktuatif meningkat di tahun 2011 namun turun di tahun 2012 dan kembali meningkat di tahun 2013. Total aset dan ekuitas mengalami peningkatan pada periode tersebut sedangkan harga saham fluktuatif, jumlah saham yang beredar dan tambahan modal tiap tahun juga tetap. Laba per lembar saham fluktuatif namun dividen yang dibagikan kepada pemegang saham hanya mengalami peningkatan di tahun 2011 dibanding tahun 2010 dan turun di tahun 2012 dan 2013 dengan jumlah yang sama sebesar Rp.800 per lembar saham.

Dengan demikian terlihat bahwa fluktuasi yang terjadi pada laba bersih, harga saham dan laba perlembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada jumlah dividen per lembar saham yang dibayar tiap tahunnya kepada pemegang saham, sedangkan jumlah aset, ekuitas, dan penjualan yang mengalami peningkatan secara berurutan namun dividen tidak bergerak meningkat namun justru fluktuatif demikian halnya dengan jumlah saham yang beredar dan tambahan modal tiap tahun jumlahnya tetap tidak menyebabkan jumlah dividen perlembar saham juga tetap selama periode 2010-2013.

Pada PT. Kalbe Farma penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, mengalami peningkatan ditiap tahunnya, tambahan modal tetap selama periode 2010-2012 dan hanya bertambah ditahun 2013. Jumlah saham yang beredar tetap pada tahun 2010 dan 2011 namun ditahun 2012 perusahaan melakukan stock split sehingga jumlah saham yang beredar bertambah di tahun 2012 dan 2013. Selanjutnya terlihat bahwa laba perlembar saham fluktuatif sedangkan dividen perlembar saham juga fluktuatif dan mengalami penurunan di 2012 dan 2013.


(21)

9 Dengan demikian, meskipun penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, dan jumlah saham yang beredar meningkat namun dividen per lembar saham justru fluktuatif bahkan mengalami penurunan di dua tahun terakhir namun, fluktuasi yang terjadi pada harga saham, dan laba per lembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen yang dibayarkan per lembar sahamnya.

Dengan demikian secara umum hal yang menjadi fenomena dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada profitabilitas dan kesempatan investasi terkadang searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran dividen namun terkadang perubahan profitabilitas dan kesempatan investasi tidak searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran dividen.

Pada PT. Semen Indonesia jumlah penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, dan laba per lembar saham mengalami peningkatan secara beruntun dari tahun 2010 hingga 2013. Jumlah saham beredar dan tambahan modal tiap tahunnya tidak mengalami perubahan, kemudian harga saham cenderung fluktuatif meskipun tidak begitu signifikan sedangkan dividen perlembar saham juga mengalami peningkatan selama periode tersebut.

Dengan demikian, pada PT. Semen Indonesia terlihat bahwa meningkatnya penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, laba per lembar saham searah dengan meningkatnya jumlah dividen per lembar saham di setiap tahunnya, sedangkan harga saham yang fluktuatif dan jumlah saham beredar serta tambahan modal yang tidak mengalami perubahan tidak searah dengan jumlah dividen yang bergerak meningkat selama periode 2010-2013.


(22)

10 Selanjutnya pada PT. Astra International terlihat bahwa meningkatnya penjualan, laba bersih, jumlah aset, dan jumlah ekuitas tidak searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen sedangkan perubahan yang terjadi pada harga saham dan laba perlembar saham juga searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen yang dibayarkan setiap tahunnya.

Dengan demikian, secara umum terlihat bahwa berbagai perubahan yang terjadi pada penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, tambahan modal, harga saham, laba per lembar saham, dan jumlah saham beredar pada beberapa perusahaan di tahun-tahun tertentu searah dengan perubahan yang terjadi pada jumlah dividen yang dibayar, namun terkadang di beberapa tahun lainnya justru terlihat bertolak-belakang disaat laba bersih dan harga saham maupun jumlah aset dan ekuitas mengalami peningkatan justru dividen yang dibayar per lembar saham mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi fenomena menarik bagi penulis dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh bagaimana pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi mempengaruhi pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur. Untuk itu penulis memilih judul :

“Pengaruh Profitability dan Invenstmen Opportunity Set Terhadap

Cash Devidend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013”.


(23)

11

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital

Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama

mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital

Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial mempunyai

pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan di dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to

Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of

Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama terhadap dividen kas pada


(24)

12 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to

Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of

Assets (CAP/MVA) secara parsial terhadap dividen kas pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat di dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Manufaktur (Emiten)

Diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama dalam bentuk dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Investor

Dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian berupa dividen kas di suatu perusahaan khususnya di masa depan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir tentang pengaruh profitability dan

Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen kas bagi perusahaan


(25)

13 4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.


(26)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profitability (Profitabilitas)

2.1.1 Pengertian Profitability (Profitabilitas)

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru.

Pada umumnya profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2001:120). Setiap perusahaan selalu berupaya agar memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi.

2.1.2 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas terdiri dari 2 jenis rasio (Syamsuddin, 2000: 63) yaitu: 1. Jika ditinjau berdasarkan hubungan antara laba dengan penjualan, rasio

profitabilitas dapat dibedakan atas: a. Gross Profit Margin

Rasio ini merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih atau rasio antara penjualan kotor dengan penjualan bersih.


(27)

15 b. Operating Profit Margin

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba operasi dengan penjualan.

c. Net Profit Margin

Margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah dikurangi seluruh biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan.

2. Berdasarkan hubungan antara laba dengan investasi, rasio profitabilitas dapat dibedakan atas:

a. Return on Investment

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva.

b. Return on Equity

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri atau ekuitas pemilik.


(28)

16

c. Return on Assets

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba usaha dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan aset yang dimiliki.

2.2 Investment Opportunity Set (IOS)

2.2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)

Kesempatan Investasi atau Investment Opportunity Set (IOS) menggambarkan tentang peluang investasi atau luasnya kesempatan bagi perusahaan Hartono, (2003 : 58) dalam Ahmad, (2009) berdasarkan definisi di atas bahwa pilihan investasi itu merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun sebagian perusahaan tidak dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa yang akan datang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut maka akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Kesempatan investasi dapat diukur dengan peningkatan aktiva tetap bersih. Hal ini sesuai dengan format laporan arus kas (statement of cash flow) yang mengukur investasi dari investasi jangka panjang dan aktiva tetap berwujud.

Investment Opportunity Set merupakan kombinasi antara aktiva yang

dimiliki dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan Net Present Value (NPV) positif (Myers, 1977 dalam Saputro, 2003). Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure


(29)

17 perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain.

2.2.2 Proksi Investment Opportunity Set (IOS)

Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan untuk memahami pemikiran IOS. Proksi IOS dapat digolongkan menjadi tiga jenis dengan menggunakan rumus-rumus perhitungan Investment

Opportunity Set (IOS) yang dikemukakan oleh Myers (1977) dan banyak

digunakan dalam berbagai penelitian mengenai Investment Opportunity Set (IOS) diantaranya dalam penelitian Kallapur dan Trombley (1999), Rokhayati (2005: 49) , Manik (2014: 8), Endiana, dkk (2011 : 9), Iswahyuni (2001: 29), Pratiwi (2012: 65), Dadri (2011: 40), Barus (2008), serta Haryetti dan Ririn (2012: 4), Menggunakan perhitungan proksi IOS Sebagai berikut:

1. Proksi IOS berbasis pada harga (Price-Based Proxies)

Proksi ini menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar saham. Proksi ini didasari pada anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. Rasio-rasio yang telah digunakan dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai berikut:


(30)

18 a. Market to Book Value Equity ( MVE/BVE)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran MVE/BVE mencerminkan bahwa pasar menilai return atas investasi perusahaan pada masa depan akan lebih besar dari return yang diharapkan ekuitasnya. Rasio MVE/BVE dapat dihitung dengan rumus yang digunakan dalam penelitian Manik (2014: 8), Rokhayati (2005 : 49), dan Dadri (2011: 41) sebagai berikut :

b. Market to Book Value of Assets (MVA/BVA)

Rasio ini menjelaskan gabungan antara aset di tempat dengan kesempatan investasi. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio MVA/BVA, semakin tinggi kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan tersebut yang berkaitan dengan aset di tempat. Rasio MVA/BVA digunakan rumus dalam penelitian Manik (2014:8), Rokhayati (2005: 49), dan Dadri (2011: 42) sebagai berikut:

c. Property, Plant, and Equipment to Book Value of Assets (VPPE)

Rasio VPPE digunakan dengan dasar pemikiran VPPE bahwa prospek pertumbuhan perusahaan tergambar dengan besarnya aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio VPPE mengacu pada rumus yang digunakan dalam penelitian Endiana dkk. (2011: 10), Rokhayati (2005: 49) sebagai berikut:


(31)

19

2. Proksi IOS berbasis pada investasi (Investment-Based Proxies)

Proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Penelitian dan pembangunan (R & D) merupakan investasi, dan selanjutnya akan menghasilkan kesempatan investasi untuk perusahaan. Rasio-rasio yang sering digunakan oleh peneliti antara lain:

a. Capital Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio CAP/MVA mengacu pada rumus yang digunakan dalam penelitian Rokhayati (2005: 49), Barus (2008), dan Haryetti dan Ririn Araji Ekawati (2012: 4) sebagai berikut:

b. Capital Expenditure to Book Value Asset (CAP/BVA)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio CAP/BVA dihitung dengan mengacu pada rumus yang digunakan dalam penelitian Dadri (2011: 43), Rokhayati (2005: 49),

d. CAONS

Rasio Current Assets to Net Sales (CAONS) dengan dasar pemikiran bahwa working capital dapat digunakan untuk investasi perusahaan yang berasal dari


(32)

20 aset perusahaan. Dengan investasi pada current assets akan mampu menghasilkan penjualan sebesar net sales yang diterima. Menghitung rasio CAONS mengacu pada rumus yang digunakan dalam penelitian Rokyahati (2005: 49), Endiana, dkk. (2011: 10), dan Barus (2008) sebagai berikut:

2.3 Deviden

Dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit (Dyckman et al. 2001 : 439). Pada umumnya apabila pendapatan perusahaan stabil, maka untuk pembayaran dividen juga akan stabil. Kebijaksanaan dividen perusahaan sangat penting karena alasan-alasan (Tampubolon, 2004:183) sebagai berikut:

1. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham dan akan menjadi pemegang saham.

2. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital

budgeting perusahaan tersebut.

3. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi cash flow perusahaan.

4. Kebijaksanaan dividen dapat menurunkan nilai modal saham perusahaan karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utang/modal (debt equity) rasio perusahaan.

Kebijakan pembagian dividen tergantung pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dividen yang dibagikan perusahaan bisa tetap (tidak mengalami perubahan) dan bisa mengalami perubahan, (ada kenaikan dan penurunan) dari dividen yang dibagikan sebelumnya. Salah satu informasi yang


(33)

21 dipandang cukup penting bagi investor yaitu informasi tentang naik turunnya dividen tunai yang dibagikan perusahaan karena informasi tersebut mengandung muatan informasi yang berkenaan dengan prospek keuntungan yang akan diperoleh para investor atau calon investor dalam melakukan penilaian perusahaan (Jogiyanto, 2003 : 109).

2.3.1. Pengertian Dividen Kas

Dividen kas adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Laba ditahan merupakan pendapatan yang tidak dibagikan sebagai dividen, karenanya merupakan bentuk pembiayaan intern (Sundjaja dan Barlian, 2003:380). Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh direksi perusahaan. Dalam hal pembagian dividen kepada para pemegang saham suatu perusahaan membutuhkan pertimbangan yang matang, hal ini disebabkan pihak manajemen harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan (going concern principal). Rasio pembayaran dividen tunai diukur dengan Dividend Pay Out Ratio (DPR). Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut Sartono (2008: 491) menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham. Rasio ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :


(34)

22

2.3.2 Kebijakan Pembagian Dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan di masa yang akan datang.

Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara kas atau cash dividend yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen tersebut (Sutrisno, 2000:323) adalah:

1. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil

Kebijakan pemberian dividen yang stabil artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. Kebijakan pembayaran dividen yang stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan karena beberapa alasan:

a. Dapat meningkatkan harga saham sebab dividen yang stabil diprediksi memiliki risiko yang kecil.

b. Dapat memberikan kesan pada investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang.

c. Menarik investor yang akan memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen selalu dibayarkan.

2. Kebijakan Dividen yang Meningkat

Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan


(35)

23 yang stabil. Kebijakan ini sangat diharapkan oleh para investor karena memberikan dampak positif dan memuaskan bagi perusahaan tersebut.

3. Kebijakan Dividen dengan Rasio yang Konstan

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin besar dividen yang dibayarkan. Demikian pula sebaliknya, jika laba kecil dividen yang dibayarkan juga kecil.

4. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler Ditambah Ekstra

Kebijakan dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham (Sutrisno, 2000:304) antara lain:

a. Posisi Solvabilitas Perusahaan

Perusahaan yang berada dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modal perusahaan.

b. Posisi Likuiditas Perusahaan

Cash dividend merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, sehingga


(36)

24 yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout

ratio-nya kecil, sebab sebagian laba digunakan untuk menambah likuiditas.

Perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen yang lebih besar.

c. Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang

Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditor berupa hutang, yaitu hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Hutang yang jatuh tempo berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau meroll-over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan cara memperbesar laba ditahan yang akan memperkecil dividend payout ratio.

d. Rencana Perluasan

Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang , menambah modal sendiri, yang berasal dari


(37)

25 pemilik, dan juga bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba yang ditahan. Semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan, semakin kecil dividend payout-nya.

e. Kesempatan Investasi

Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi, semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.

f. Stabilitas Pendapatan

Perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

g. Pengawasan Terhadap Perusahaan

Pemilik perusahaan tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri. Kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Perusahaan yang dibelanjai dari hutang, resikonya cukup besar sehingga perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.


(38)

26

2.3.4 Teori-teori Kebijakan Dividen

Ada beberapa teori yang mendasari kebijakan dividen (Keown et al. 2000 dalam Pradessya, 2006) antara lain:

a. Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory)

Teori ketidakrelevanan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta resiko bisnisnya, dengan kata lain nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba yang ditahan (atau pertumbuhan).

b. Bird In the Hand Theory

Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan merupakan hal yang tidak penting, secara tidak langsung membuat para investor berasumsi bahwa pendapatan yang mereka harapkan melalui perolehan modal akan berbeda besarnya dengan pendapatan yang berasal dari dividen. Dividen lebih bisa diramalkan daripada pendapatan modal, manajemen dapat mengontrol dividen tetapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin akan menerima pendapatan dari perolehan modal daripada dividen. Mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan terwujud sebagai dividen dimasa yang akan datang (it can fly away). Pandangan yang


(39)

27

mengatakan dividen lebih pasti daripada perolehan modal disebut “bird in the hand theory” (teori burung ditangan).

c. Dividen Rendah Meningkatkan Nilai Saham

Pandangan ketiga adalah dividen yang rendah mempengaruhi harga saham, sehingga dividen dapat merugikan investor. Pendapat ini didasarkan pada perbedaan perlakuan pajak antara pendapatan dividen dan perolehan modal. Saham yang memungkinkan penundaan pajak (dividen rendah perolehan modal tinggi) mungkin akan dijual pada harga premi yang relatif sama terhadap saham yang telah dikenakan pajak. Dividen yang rendah akan membantu investor menunda pajak pendapatan sehingga memaksimumkan return setelah pajak atas investasinya, sedangkan dividen yang tinggi akan meningkatkan pembayaran pajak pendapatan investor akibatnya return setelah pajak yang diperolehnya berkurang.

d. Teori Dividen Residu

Teori dividen residu adalah teori yang menyatakan bahwa dividen dibayar dari modal yang sama setelah selesai mendapat keuntungan investasi keuangan. Perusahaan memiliki biaya pengembangan, yang mungkin secara langsung mempengaruhi keputusan dividen maka perusahaan harus menerbitkan jumlah sekuritas yang lebih besar untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk kegiatan investasi.

e. Teori Dividen Isyarat (Dividend Signaling Theory)

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen


(40)

28 memandang prospek perusahaan. Dividend signaling theory merupakan suatu teori yang mendasari dugaan bahwa pengumuman dividen kas mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan adanya reaksi harga saham.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian 1. Suharli, (2007) Pengaruh Profitabilitas

dan Invesment

Opportunity Set (IOS) terhadap

Kebijakan Dividen

Tunai dengan

Likuiditas

sebagai Variabel Penguat (Studi pada

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta Periode 2002 -2003) Independen: Return on Invesment (ROI), Invesment Opportunity Set (IOS) Dependen: Dividend Payout Ratio (DPR) , Curent Ratio (CR)

Analisis Regresi Linier Berganda

Return On Invesment (ROI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

dividend payout ratio (DPR) dan di perkuat oleh Current Ratio

(CR). Invesment

Opportunity Set (IOS) berpengaruh negatif signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR) dan di perkuat oleh Current Ratio (CR)

2. Ekawati,

2012 Pengaruh Profitabilitas, Invesment Opportunity Set, dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan deviden pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI Independen : Profitabilitas, IOS, Pertumbuhan Perusahaan Dependen : Kebijakan Dividen Analisis Regresi Linier Berganda

Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) Capital Expenditure to Book Value Asset (CAP/MVA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio

(DPR) Growth

berpengaruh negatif

secara signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) 3. Ekasiwi, 2007 Analisis Pengaruh

Manajemen Laba dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Independen: Likuiditas, Leverage . Pertumbuhan Perusahaan, Collateralizable Assets (COL Analisis Regresi Linier Berganda Descretionary accruals tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR), Profitabilitas yang diukur dengan

Return on Asset (ROA) berpengaruh


(41)

29 Public yang

Terdaftar di BEI 2007-2009) ) dan Profitabilitas Dependen : Kebijakan dividen

negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).

4. Latifasari, 2007

Analisis Faktor -Faktor Yang

Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada PerusahaanManufaktur yang

Terdaftar di BEI Periode 2005-2009) Independen: Likuiditas, Leverage , Pertumbuhan Perusahaan, Collateralizable Assets (COL) dan Profitabilitas Dependen: Kebijakan Dividen Analisis Regresi Linier Berganda

Secara parsial variabel (COL) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR),

Variabel growth

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend

Payout Ratio (DPR), Variabel Current Ratio

(CR), Return on

Equity(ROE)

2.5 Kerangka Konseptual

Kebijakan dividen pada hakekatnya adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang (Sartono, 2001: 281). Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa memenuhi keinginan kedua belah pihak dimana perusahaan tetap bisa memenuhi kebutuhan dana, sedangkan pihak investasi memperoleh apa yang diinginkan, sehingga investor tidak mengalihkan investasinya ke perusahaan lain.

Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan keuntungan perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen yang dibayarkan juga meningkat. Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2007)


(42)

30 menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara profitabilitas dan kebijakan dividen, namun Investment Opportunity Set menunjukkan kebalikannya yaitu adanya pengaruh negatif antara Investment Opportunity Set dengan kebijakan dividen.

Kesempatan investasi (Investment Opportunity Set) merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembayaran dividen. Apabila suatu perusahaan memiliki set kesempatan investasi yang tinggi, hal ini berarti aliran kas bebas dalam perusahaan atau laba yang dihasilkan sebagian besar akan digunakan untuk mendanai investasi yang menguntungkan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan diterima pemegang saham. Subekti dan Indra (2001) menyatakan bahwa terdapat korelasi antara IOS dengan realisasi perusahaan bertumbuh signifikan positif.

Profitabilitas akan diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) sedangkan Investment Opportunity Set (IOS) yang digunakan adalah proksi berdasarkan harga yaitu Market to Book Value of Assets (MVA/BVA). Proksi berdasarkan investasi yaitu Capital Addition to Market

Value of Assets (CAP/MVA) Proksi ini digunakan karena diketahui signifikan

sebagai proksi kesempatan tumbuh oleh penelitian terdahulu (Erlina, 2007:15). Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang dipakai adalah:


(43)

31 Sumber : Suharli (2004), Subekti dan Indra (2001) dan Erlina (2007) (diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual maka penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan

Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang

diproksikan oleh Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital

Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan

Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang

diproksikan oleh Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital

Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial mempunyai

pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Deviden Kas (Y) ROE (X1)

NPM (X2)

MVA/BVA (X3)


(44)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih (Rochaety, et al. 2009:17). Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu Profitabilitas dan Investment Opportuity Set, terhadap variabel terikat cash devidend pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan menggunakan situs dengan Oktober 2015.

3.3 Batasan Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel Independen mencakup profitabilitas dan Investment Opportuity Set pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013.

2. Variabel Dependen mencakup cash devidend (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013.


(45)

33

3.4 Definisi Operasional

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan

Investment Opportunity Set (IOS). Profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba secara keseluruhan. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM). Sedangkan Investment Opportunity Set (IOS) merupakan gambaran tentang peluang investasi atau luasnya kesempatan bagi perusahaan yang diproksikan dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA) dan Capital

Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA).

a. Return On Equity (ROE)

Merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri atau ekuitas pemilik. ROE dirumuskan dengan :

b. Net Profit Margin (NPM)

Margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah dikurangi seluruh biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. NPM dirumuskan dengan:


(46)

34 c. Market to Book Value of Assets (MVA/BVA)

Market to Book Value of Assets (MVA/BVA) menjelaskan gabungan antara

aset di tempat dengan kesempatan investasi. MVA/BVAdirumuskan dengan :

d. Capital Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan Rumus yang digunakan sebagai berikut:

2. Variabel dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cash dividend yang diproksikan dengan Dividen Payout Ratio (DPR). DPR merupakan persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. DPR dirumuskan sebagai berikut:

Lebih jelas definisi operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:


(47)

35

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

ROE (X1)

Merupakan

perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri atau ekuitas pemilik pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

Rasio

NPM (X2)

Perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

Rasio

MVA/BVA (X3)

Menjelaskan gabungan antara aset di tempat dengan kesempatan investasi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

Rasio

CAP/MVA (X4)

Perbandingan antara investasi yang dilakukan terhadap aset

tetap dengan gabungan aset ditempat pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

Rasio

DPR (Y)

Merupakan persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk

dividen pada perusahaan manufaktur

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

Rasio

Sumber: Syamsuddin (2000 : 63), Rokhayati (2005: 49) , Manik (2014: 8), Endiana, dkk, Dadri (2011: 43), dan Sartono (2008: 491)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Target populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang membagikan cash devidend pada tahun 2013 sebanyak 60 perusahaan. Penentuan sampel penelitian ini diperoleh dengan metode sensus atau sampel jenuh yaitu dimana seluruh populasi sasaran dijadikan sampel yaitu sebanyak 60 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun


(48)

36 2013. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang membayar dividen tunai di tahun 2013. Pada Tabel 3.2 dapat dilihat prosedur penentuan populasi sasaran.

Tabel 3.2

Prosedur Penentuan Populasi Sasaran

NO KRITERIA AKUMULASI

1 Seluruh perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013

146

2 Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan cash dividend tahun 2013

(86)

3 Jumlah Populasi Sasaran 60

Sumber :

Berdasarkan Tabel 3.2 terlihat bahwa populasi sasaran berjumlah 60 perusahaan manufaktur tahun 2013 di Bursa Efek Indonesia maka jumlah sampel penelitian juga sebanyak 60 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2013.

Daftar nama perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2013

No. Sektor Industri Dasar & Kimia

Nama Perusahaan Kode Saham IPO

1 Indocemen Tunggal Prakasa, Tbk. INTP 05 Desember 1989

2 Holcim Indonesia, Tbk SMCB 10 Agustus 1997

3 Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR 08 Juli 1991

4 Surya Toto Indonesia, Tbk TOTO 30 Oktober 1990

5 Arwana Citra Mulia ARNA 07 Juli 2001

6 Asahimas Flat Glass, Tbk AMFG 08 Nopember 1995

7 Keramika Indonesia Asosiasi, Tbk KIAS 08 Desember 1994

8 Lion Metal Works, Tbk LION 20 Agustus 1993

9 Lionmesh Prima, Tbk LMSH 04 Juni 1990

10 Alumindo Ligh Metal Industry, Tbk ALMI 02 Januari 1997


(49)

37

12 Indal Aluminium Industry, Tbk INAI 05 Desember 1994

13 Unggul Indah Cahaya, Tbk UNIC 06 Nopember 1989

14 Eterindo Wahana Tama ETWA 16 Mei 1997

15 Ekadharma International, Tbk EKAD 14 Agustus 1990

16 Duta Pertiwi Nusantara, Tbk DPNS 08 Agustus 1990

17 Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN 18 Maret 1991

18 Japfa Comfeed Indonesia, Tbk JPFA 23 Oktober 1989

19 Malindo Feedmill, Tbk MAIN 10 Februari 2006

20 Argha Karya Prima Industry, Tbk AKPI 18 Desember 1992

21 Indopoly Swakarsa Industry, Tbk IPOL 09 Juli 2010

22 Trias Sentosa, Tbk TRST 02 Juli 1990

23 Alkindo Naratama, Tbk ALDO 12 Juli 2011

24 Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk INKP 16 Juli 1990

25 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk TKIM 03 April 1990

Sektor Aneka Industri

26 Astra International, Tbk ASII 04 April 1990

27 Astra Autoparts, Tbk AUTO 15 Juni 1998

28 Multi Strada Arah Sarana, Tbk MASA 09 Juni 2005

29 Indospring, Tbk INDS 10 Agustus 1990

30 Indomobil Sukses International, Tbk IMAS 15 Nopember 1993

31 Goodyear Indonesia, Tbk GDYR 01 Desember 1980

32 Selamat Sempurna, Tbk SMSM 09 September 1996

33 Gajah Tunggal, Tbk GJTL 08 Mei 1990

34 Sumi Indo Kabel, Tbk IKBI 21 Januari 1991

35 Suprema Cable Manufacturing & Commerce, Tbk SCCO 20 Juli 1982

36 KMI Wire And Cable, Tbk KBLI 06 Juni 1992

37 Sepatu Bata, Tbk BATA 24 Maret 1982

38 Trisula International, Tbk TRIS 28 Juni 2012

39 Sri Rejeki Isman, Tbk SRIL 17 Juni 2013

40 Pan Brothers, Tbk PBRX 16 Agustus 1990

Sektor Industri Barang Konsumsi

41 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF 14 Juli 1994

42 Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 17 Januari 1994

43 Delta Djakarta, Tbk DLTA 12 Februari 1994

44 Nippon Indosari, Tbk ROTI 28 Juni 2010

45 Ultra Jaya Milk Industry & Trading co, Tbk ULTJ 02 Juli 1990

46 Mayora Indah, Tbk MYOR 04 Juli 1990

47 Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk ICBP 07 Oktober 2010

48 Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk CEKA 09 Juli 1996

49 Sekar Laut, Tbk SKLT 08 September 1993


(50)

38

51 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP 15 Agustus 1990

52 Wismilak Intimakmur, Tbk WIIM 18 Desember 2012

53 Kalbe Farma, Tbk KLBF 30 Juli 1991

54 Darya-Varia Laboratoria, Tbk DVLA 11 Nopember 1994

55 Kimia Farma (Persero), Tbk KAEF 04 Juli 2001

56 Tempo Scan Pacific, Tbk TSPC 17 Juni 1994

57 Merck, Tbk MERK 23 Juli 1981

58 Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk SQBB 29 Maret 1983

59 Mandom Indonesia, Tbk TCID 23 September 1993

60 Unilever Indonesia , Tbk UNVR 11 Januari 1982

Sumber:

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Data ini bisa diperoleh dari media internet, jurnal dan buku-buku referensi.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan studi dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui informasi dari tulisan ilmiah, jurnal, artikel ataupun internet yang memiliki relevansi dengan objek penelitian yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang ada di lapangan.

3.8 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model analisis data yang digunakan. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 54-59).


(51)

39 1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik (Kolmogorv-Smirnov). Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Kriteria pengujian menggunakan uji non-parametrik Kolmogorv-Smirnov: a. Jika angka signifikan uji Kolmogorv-Smirnov> 0,05 maka data dinyatakan

normal

b. Jika angka signifikansi Kolmogorv-Smirnov< 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel-variabel


(52)

40 Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel adalah nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dengan pedoman sebagai berikut:

a. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 5 maka artinya terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

b. Jika Variance Inflation Factor (VIF) < 5 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians sama dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Pengambilan keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.


(53)

41

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif statistik dan analisis regresi linear berganda.

3.9.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menginterpretasikan data yang telah terkumpul meliputi nilai maksimum, nilai minumum, nilai rata-rata, dan standar deviasi.

3.9.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier bergandan digunakan untuk mengetahui pengaruh antara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut: (Situmorang, 2011: 151)

Y =a + β1X1 + β2X2 + β3 X3 + β4X4 + e

Keterangan:

Y = Divident Payout Ratio (DPR)

a = Konstanta

β1,2,3,4 = Koefisien regresi variabel bebas

X1 = Return on Equity (ROE)

X2 = Net Profit Margin (NPM)

X3 = Market to Book Value of Assets (MVA/BVA)

X4 = Capital Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA)

e = Standar error

3.10 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan adalah dengan menggunakan pengujian secara simultan (serempak) dan pengujian secara parsial serta analisis koefisien determinasi (R2).


(54)

42

3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F ini digunakan untuk menguji signifikansi secara serempak. Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah: Pengujian secara simultan dirumuskan sebagai berikut:

a. H0 : b = 0 artinya Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book

Value of Assets, dan Capital Expenditure to Market Value of

Assets secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap

Divident Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2013.

b. Ha : b1 ≠ 0 artinya Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book

Value of Assets, dan Capital Expenditure to Market Value of

Assets secara serempak berpengaruh signifikan terhadap

Divident Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2013. Kriteria pengujian:

a. Jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%, maka Ha diterima.

b. Jika Fhitung <Ftabelpada α = 5%, maka H0 diterima. 3.10.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut.


(55)

43

a. Return on Equity (X1)

H0 : b1= 0, artinya Return on Equity tidak berpengaruh signifikan Divident

Payout Ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2013.

Ha : b1 ≠ 0, artinya Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap

Divident Payout Ratio perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2013.

b. Net Profit Margin (X2)

H0 : b2 = 0, artinya Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan

terhadap Divident Payout Ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013.

Ha: b2 ≠ 0, artinya Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap

Divident Payout Ratio perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2013. c. Market to Book Value of Assets (X3)

H0 :b3 = 0, artinya Market to Book Value of Assets tidak berpengaruh

signifikan terhadap Divident Payout Ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013.

Ha : b3 ≠ 0, artinya Market to Book Value of Assets tidak berpengaruh

signifikan terhadap Divident Payout Ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013.


(56)

44 d. Capital Expenditure to Market Value of Assets (X4)

H0 :b4 = 0, artinya Capital Expenditure to Market Value of Assets tidak

berpengaruh signifikan terhadap Divident Payout Ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013. Ha : b4 ≠ 0, artinya Capital Expenditure to Market Value of Assets

berpengaruh signifikan terhadap Divident Payout Ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013. Kriteria pengujian:

a. Jika thitung >ttabelpada α = 5%, maka Ha diterima

b. Jika thitung < ttabel pada α = 5%, maka H0 diterima 3.10.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya persentase variasi variabel bebas pada model dapat diterangkan oleh variabel terikat. Nilai koefisien determinasi (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen sangat terbatas dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


(57)

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Profil Singkat Perusahaan-Perusahaan Manufaktur

Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara garis besar dikelompokkan dalam 5 (lima) sektor utama dan masing-masing sektor terdiri dari beberapa sub-sub sektor sesuai dengan bidang usaha masing-masing perusahaan. Profil singkat perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut:

Sektor Industri Dasar dan Kimia 1. Sub Sektor Semen

a. PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk.

PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk merupakan salah satu sektor industri dasar dan kimia dengan sub sektor industri semen. PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk. didirikan pada 16 Januari 1985 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember 1989. Saham perusahaan sebesar 51% dimiliki oleh Birchwood Omnia Limited, 13,03% dimiliki oleh PT. Mekar Perkasa, dan dimiliki publik sebesar 35,97%.

b. Holcim Indonesia, Tbk.

PT. Holcim Indonesia, Tbk. Merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di sektor industri semen berdiri sejak 15 Juni 1971 dan terdaftar di Bursa Efek


(1)

86

38

TRIS

0.17072 0.07190

1.26479

0.03914

0.29604

39

SRIL

0.13347 0.06567

1.39987

0.38940

0.12012

40

PBRX

0.10549 0.03076

0.96024

0.08078

0.02383

41

INDF

0.09017 0.06142

1.25842

0.06586

0.49797

42

MLBI

1.18602 0.32881 14.63325

0.01369

0.81183

43

DLTA

0.39981 0.31197

7.23205

0.00015

0.72663

44

ROTI

0.20070 0.10496

3.40079

0.04539

0.09994

45

ULTJ

0.16134 0.09396

0.28328

0.05834

0.10619

46

MYOR

0.26872 0.08807

0.59436

0.04443

0.19742

47

ICBP

0.16848 0.08906

3.17282

0.01489

0.49786

48

CEKA

0.12317 0.02570

0.82929

0.01431

0.45721

49

SKLT

0.08192 0.02017

0.94944

0.08476

0.23669

50

GGRM

0.14903 0.07908

2.01224

0.04306

0.35556

51

HMSP

0.76429 0.14420 10.46353

0.00207

0.98460

52

WIIM

0.16935 0.08333

0.36424

0.48865

0.30033

53

KLBF

0.23182 0.12314

0.24880

0.23827

0.41463

54

DVLA

0.13753 0.11419

0.23345

0.08912

0.30804

55

KAEF

0.13276 0.04959

1.66851

0.01228

0.25006

56

TSPC

0.16530 0.09315

0.28569

0.60789

0.53191

57

MERK

0.38566 0.21810

0.27102

0.00693

0.79801

58

SQBB

0.48846 0.25437

0.17624

0.03633

0.94454

59

TCID

0.13538 0.07897

1.82520

0.09131

0.46482


(2)

87

Lampiran 2

Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 60 .01775 1.25806 .2026605 .22967648

NPM 60 .00770 .50873 .0993095 .09284534

MVABVA 60 .17624 15.54320 1.9356903 3.01577323

CAPMVA 60 .00015 .60789 .0952973 .12021469

DPR 60 .02383 .99926 .3678823 .26047244


(3)

88

Lampiran 3

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

a. Normalitas Pendekatan Histogram


(4)

89

c. Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .20226064

Most Extreme Differences Absolute .112

Positive .112

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .868

Asymp. Sig. (2-tailed) .439

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

2. Uji Heteroskedastisitas

a. Pendekatan Scatter Plot


(5)

90

b. Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .122 .026 4.667 .000

ROE .181 .162 .356 1.123 .266

NPM .391 .205 .310 1.913 .061

MVABVA -.016 .011 -.403 -1.415 .163

CAPMVA -.043 .127 -.045 -.343 .733

a. Dependent Variable: absut

3. Uji Multikolonearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .219 .050 4.417 .000

ROE .677 .306 .597 2.211 .031 .150 6.645

NPM .197 .388 .070 .509 .613 .574 1.741

MVABVA -.002 .021 -.018 -.075 .940 .186 5.365

CAPMVA -.055 .240 -.025 -.228 .821 .892 1.121


(6)

91

Lampiran 4

Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.589 4 .397 9.054 .000a

Residual 2.414 55 .044

Total 4.003 59

a. Predictors: (Constant), CAPMVA, NPM, MVABVA, ROE b. Dependent Variable: DPR

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .219 .050 4.417 .000

ROE .677 .306 .597 2.211 .031 .150 6.645

NPM .197 .388 .070 .509 .613 .574 1.741

MVABVA -.002 .021 -.018 -.075 .940 .186 5.365

CAPMVA -.055 .240 -.025 -.228 .821 .892 1.121

a. Dependent Variable: DPR

c. Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .630a .397 .353 .20948650 1.945

a. Predictors: (Constant), CAPMVA, NPM, MVABVA, ROE b. Dependent Variable: DPR


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

1 62 99

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 10

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 2

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 13

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 18

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 4

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 0 7