Aspek Hukum Penghapusbukuan Kredit (Write Off) Sebagai Salah Satu Cara Penyelesaian Kredit Bermasalah (Studi Pada Bank Sumut Cabang Binjai)

1

ASPEK HUKUM PENGHAPUSBUKUAN KREDIT (WRITE OFF) SEBAGAI
SALAH SATU CARA PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH (STUDI
PADA BANK SUMUT CABANG BINJAI)
Dr. H. Hasim Purba, S.H., M.Hum. 1
Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum.**
Sri Hardiyanti Juweni***
ABSTRAK
Perbankan adalah salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau
badan usaha untuk memenuhi kebutuhan akan dana. Pemberian kredit dilaksanakan
dengan perjanjian kredit dimana bank-bank telah menyediakan dana dan formulir
kredit tertentu yang diberikan kepada debitur dengan syarat-syarat tertentu. Namun
dalam pemberian kredit tersebut adakalanya kredit yang diberikan pada debitur tidak
dapat kembali tepat pada waktunya. Kondisi ini dinamakan kredit bermasalah. Kredit
bermasalah tersebut akan mengganggu kinerja bank.
Permasalahan yang dibahas yakni, mengenai kriteria pemberian
penghapusbukuan kredit (write off), pelaksanaan penghapusbukuan kredit (write off)
di bank Sumut cabang Binjai, serta apa akibat hukum penghapusbukuan kredit (write
off) terhadap jaminan bank di bank Sumut cabang Binjai.
Metode pendekatan yang dipergunakan adalah yuridis normatif, yaitu suatu

penelitian lapangan dengan menggunakan analisis secara kualitatif yakni penelitian
kepustakaan, untuk mendapatkan materi dan bahan-bahan di dalam penulisan dan
juga ditambah dengan buku-buku dan peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan, selain itu juga melakukan wawancara langsung kepada pegawai atau
pimpinan Bank Sumut Cabang Binjai sebagai penunjang kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan, prosedur pelaksanaan penghapusbukuan
kredit (write off) di bank Sumut cabang Binjai telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagaimana mestinya, dimana sebelum terjadi
penghapusbukuan tersebut
pihak bank telah melakukan berbagai upaya
penyelamatan kredit hingga akhirnya kredit tidak dapat diselamatkan lagi. Dengan
terjadinya penghapusbukuan kredit pihak bank tidak berarti kehilangan hak tagihnya
kepada debitur karena secara yuridis kredit tersebut masih merupakan asset bank
yang tetap harus ditagih pelunasannya. Dan terhadap jaminan yang diajukan debitur
sebagai agunan akan tetap menjadi hak bank meskipun kreditnya telah
dihapusbukukan.

Kata Kunci : Perbankan, Kredit, Penghapusbukuan kredit (write off)

1


Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
***Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

i

Universitas Sumatera Utara