Persepsi Masyarakat Terhadap Koridor Jl. Ahmad Yani Kesawan Medan

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Manusia dalam beraktivitas di ruang kota pasti akan disajikan pemandangan

yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan
menjadi bagian utama dari unsur sebuah kota. Secara psikologis tampilan tersebut
dapat mempengaruhi manusia untuk memberikan nilai atau kesan yang ditimbulkan
serta menciptakan persepsi tertentu yang diinginkan.
Kota selayaknya harus dirancang untuk dapat menciptakan kesan atau
penilaian dan persepsi yang baik. Visual comfort dan psichology comfort harus
dipenuhi dalam perancangan sebuah kota sehingga manusia dalam beraktivitas dapat
merasakan kenyamananan dan kota terasa lebih manusiawi.
Menurut Shirvani Hamid (1985), perancangan kota merupakan bagian dari
proses perencanaan dalam bentuk rancangan yang berkaitan dengan kualitas fisik
spasial dari suatu lingkungan. 1 Perancangan kota mendasarkan pada segi-segi kualitas

fisik, yang salah satunya adalah kulitas visual. Kualitas visual akan terbentuk
dikarenakan adanya kaitan visual dalam suatu kawasan. Kaitan visual menurut
Hedman (1984) adalah hubungan secara visual antara elemen-elemen dalam
bangunan dan hubungan visual antar bangunan-bangunan yang ada di lingkungan
1

Shirvani Hamid, The Urban Design Process, VNR Company, New York, 1985 dalam Femy Kartika K.D.
Felisia. Tesis Pengaruh Activity Support Terhadap Penurunan Kualitas Visual Pada Kawasan Kampus
UNDIP Semarang, 2008

Universitas Sumatera Utara

2

sekitarnya sehingga terjadi efek kontinuitas visual yang menyeluruh dan menyatu.
Relasi visual adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan antar satu
bangunan dengan bangunan lain dalam suatu kawasan,sehingga menimbulkan imej
khas pada kawasan tersebut (Siswanto dalam Sunarimahingsih, 1995). Sedangkan
menurut Vining dan Stevens dalam Darmawan dan Ratnatami (2005) menjelaskan
bahwa kualitas visual mencakup aspek kualitas estetika, seperti proporsi, komposisi,

pola dan tatanan, imageability yaitu suatu kualitas yang berkaitan dengan imej
terhadap sesuatu sistem visual; dan elemen pembeda pada suatu pemandangan. Hal
hal tersebut pada akhirnya akan menciptakan kenyamanan visual (visual comfort)
dan kenyamanan psikologis (psychology comfort) bagi manusia sebagai pengamat
dari suatu ruang kota untuk beraktifitas di dalamnya.
Berdasarkan teori-teori di atas, koridor Kesawan tepatnya di Jalan Ahmad
Yani yang merupakan titik awal pusat perkembangan kota Medan tempo dulu
memiliki daya tarik tersendiri untuk diteliti karena koridor ini memiliki ciri yang khas
dan unik (genius loci) sebagai bagian kota tua Medan di mana sepanjang jalan ini
berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan zaman kolonial

dengan gaya

arsitekturnya yang menarik.
Namun saat ini keaslian bangunan tersebut sudah memudar dengan adanya
pembongkaran bangunan lama dan digantikan dengan bangunan baru yang secara
arsitektural tampilannya tidak menyatu dengan bangunan lama yang ada. Hal ini
menjadikan imej kawasan kota tua terutama bangunannya dari sisi arsitektur sudah

Universitas Sumatera Utara


3

tidak lagi asli.
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas maka timbul keinginan penulis
untuk melakukan penelitian terkait persepsi masyarakat saat ini terhadap koridor
Jalan Ahmad Yani Kesawan Medan.

1.2

Perumusan Masalah
Bagaimana persepsi masyarakat saat ini terhadap koridor Jalan Ahmad Yani,

Kesawan, Medan?

1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat


saat ini terhadap koridor Jalan Ahmad Yani Kesawan, Medan.

1.4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan

pemerintah kota Medan sebagai bahan pertimbangan akan pentingnya keberadaan dan
peningkatan kawasan Ahmad Yani Kesawan guna menarik wisatawan.

1.5

Landasan Teori
Berikut ini merupakan teori-teori yang digunakan peneliti dalam menganalisis

objek penelitian yaitu:
1.

Shirvani Hamid


Universitas Sumatera Utara

4

Aspek yang mempengaruhi bentuk fisik suatu kota menurut Shirvani
Hamid yaitu tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan
parkir, pedestrian, activity support, preservasi, open space dan signage.
2.

Roger Trancik
Roger Trancik sebagai tokoh perancangan kota mengemukakan bahwa
terdapat

tiga

pendekatan

yang

merupakan


landasan

penelitian

perancangan perkotaan baik secara histori maupun modern yaitu teori
Figure Ground, teori Linkage dan teori Place.
3.

Prohansky & Smardon
Dari sisi aspek psikologi arsitektural menurut Proshansky bahwa kini
perhatian utama dalam perancangan urban adalah the study of human
behavior and experience in relation to the urban setting"2. Hubungan
antara konfigurasi pola jalan dan bangunan dengan aspek ingatan peta
kognitif (cognitive map) telah banyak menyumbang pada pembentukan
konsep-konsep perancangan urban.
Smardon (1986) mengatakan bahwa nilai visual suatu kawasan
ditunjukkan dengan adanya kualitas fisik yang terbentuk oleh hubungan
atau interelasi antar elemen-elemenvisual pada suatu lansekap kota.


4.

Teori Persepsi
Persepsi merupakan proses aktif untuk menghasilkan informasi dari

2

Proshansky, Enviromental Psychology, 1976 dalam Rudyanto Soesilo dan Agus Zulkarnaen (Eds),
Teori Perancangan Kota AR-741 Perancangan Urban, hal.II-38, teknik Arsitektur Fakultas Pasca
Sarjana ITB 1990/1991.

Universitas Sumatera Utara

5

lingkungannya yang dibimbing oleh motivasi dan kebutuhan seseorang.
Pada umumnya manusia memberikan perhatian pada sesuatu secara
bertahap dan semakin detail sehingga membentuk klasifikasi pengalaman
pada dirinya.
Menururt Hall.E (1996) faktor-faktor pemahaman ruang menyangkut halhal yang lebih dalam mengenai aspek psikologi dari pemakai, bagaimana

persepsinya mengenai suatu ruang/bangunan, bagaimana kebutuhan
interaksi sosial antara pemakai dan bagaimana arti simbolis suatu
ruang/bangunan.
5.

Teori Aktivitas Pendukung
Menurut Shirvani Hamid (1985) aktivitas pendukung termasuk di
dalamnya semua fungsi dan kegiatan yang memperkuat ruang-ruang
publik kota. Antara aktivitas dan ruang fisik selalu saling melengkapi.
Bentuk, lokasi dan karakter suatu tempat spesifik akan menarik
munculnya fungsi, penggunaan ruang dan aktivitas yang spesifik pula.
Sebaliknya suatu kegiatan cenderung memperhatikan lokasi yang layak
dan baik untuk mendukung kegiatan itu sendiri.

6.

Teori Pertumbuhan Koridor
Koridor sebagai ruang pergerakan memiliki 2 pengaruh langsung pada
kualitas lingkungan, yaitu kelangsungan aktivitas komersial dan kualitas
visual yang kuat terhadap struktur dan bentuk fisik kota. Elemen sirkulasi


Universitas Sumatera Utara

6

perancangan kota merupakan peralatan yang bermanfaat dalam menyusun
lingkungan kota karena dapat membentuk, mengarahkan, dan mengontrol
pola aktifitas dan pengembangan suatu kota (Shirvani, 1985).
1.6

Kerangka Berfikir
Gambar 1.1 adalah diagram alur pemikiran penelitian.
Pengumpulan data :
1. Elemen koridor pd
Jalan A.Yani
2. Pengamatan lapangan
3. Kuisioner
4. Literatur

Latar belakang :

Telah memudarnya
keaslian kawasan
dengan hancurnya
bangunan lama yang
digantikan dengan
bangunan baru/modern.

Kajian Teori:
1. Shirvani Hamid,
1985
2. Roger Trancik
3. Proshansky &
Smardon
4. Hall,E 1996

Permasalahan Penelitian:
Bagaimana meneliti persepsi
masyarakat terhadap koridor
Jalan A.Yani, Kesawan
-


-

Analisa Data
Analisa
terhadap
koridor
Jalan
Ahmad.Yani
Tanggapan
responden terhadap
koridor
Jalan
AhmadYani

Penemuan :
Persepsi
masyarakat saat
ini terhadap
koridor Jalan
Ahmad YaniKesawan, Medan

Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui persepsi
masyarakat terhadap koridor
Jalan Ahmad Yani
Kesawan, Medan.

Kesimpulan :

Rekomendasi :

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Universitas Sumatera Utara

7

1.7

Struktur Penulisan Tesis
Struktur/sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

BAB I :

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan, ruang lingkup dan alur
berpikir kajian. Bagian ini merupakan pengantar dan pendahuluan tentang uraian
keseluruhan penelitian.
BAB II :

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini dimaksudkan sebagai pemahaman pengaruh bentuk dan massa bangunan dan
pengaruhnya terhadap perilaku manusia secara umum dan khusus yang perlu
dilakukan untuk mencari hubungan bentuk dan massa bangunan dengan perilaku
manusia dalam lingkungan urban. Terdapat dua bahasan umum yaitu elemen fisik
lingkungan dan elemen psikologi arsitektur/psikologi lingkungan.
BAB III :

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang proses penelitian yang dilakukan. Dimulai dari bahan,
materi maupun alat penelitan, membuat rancangan penelitian, menjelaskan variabel
yang diamati serta membuat jadwal pelaksanaan penelitian. Pada bab ini juga
diuraikan penjelasan/deskripsi lokasi penelitian yakni Jalan Ahmad Yani Kesawan
dan kemudian pemaparan terhadap hasil amatan di lapangan yang dihubungkan
dengan teori-teori terkait yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan penelitian.
BAB IV :

KAWASAN PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan penjelasan/deskripsi lokasi penelitian yakni Jalan Ahmad Yani

Universitas Sumatera Utara

8

Kesawan dan faktor-faktor apa yang menyebabkan terpilihnya lokasi penelitian ini.
Batasan wilayah penelitian serta segmentasi pengamatan terhadap lingkungan fisik
juga dijelaskan pada bab ini
BAB V :

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan analisa dan interpretasi terhadap hasil amatan pada lokasi
penelitian dan teori-teori yang mendukungnya. Hasil amatan dibuat dalam bentuk
tabulasi atas semua informasi yang dikumpulkan baik di lapangan maupun studi
literatur. Kemudian dilakukan pengolahan data berupa tabulasi dan diagram menuju
kesimpulan akhir tesis ini.
BAB VI :

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan hasil akhir dari penelitian ini berupa kesimpulan atau temuan
dalam terhadap proses penelitian yang dilakukan. Penelitian ini diakhiri dengan suatu
rekomendasi sesuai dengan yang dinyatakan dalam tesis ini nantinya.

Universitas Sumatera Utara