Analisis Pemasaran Jasa Tangki Timbun Dan Pergudangan Dalam Peningkatan Daya Tarik Pasar Pada PT. Sarana Agro Nusantara (PERSERO)

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang
banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu
pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan
dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen
pemasaran dapat diartikan :Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
individu dan organisasi (Kotler, 1997).

Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup
barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan
menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait. Manajemen pemasaran
dapat diterapkan pada semua bidang usaha.Dalam manajemen terdapat fungsi
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan.Tahap
perencanan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan
kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu
proses yang selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan

datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk
mencapai tujuan pemasaran.

21
Universitas Sumatera Utara

2.2 Pengertian Pemasaran dan Bauran Pemasaran
2.2.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang
membantu dalam menciptakan nilai ekonomi.Nilai ekonomi itu sendiri
menentukan harga barang dan jasa.Faktor penting dalam menciptakan nilai
tersebut

adalah

produksi,

pemasaran

dan


konsumsi.Pemasaran

menjadi

penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.

Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini.
Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang
lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam
memandang dan meninjau pemasaran.Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas
pertukaran merupakan hal sentral.Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran
dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan
sejumlah

nilai

keberbagai

macam


kelompok

social

untuk

memenuhi

kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yangpaling sesuai
dengan tujuan tersebut adalah :Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).

Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi
kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands). Manusia harus
menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha


22
Universitas Sumatera Utara

untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan
suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bisa juga diartikan suatu usaha
untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual.

2.2.2 Segmentasi, Targetting dan Positioning
Pasar terdiri dari nasabah yang pada umumnya memiliki perbedaan
keinginan, sumber daya, lokasi, perilaku maupun cara pembelian. Pasar yang
heterogen akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan sebagai produsen
dalam melayani dan memuaskan seluruh pasar.
Untuk memenuhi keinginan pasar yang heterogen tersebut, perlu
diberikan pelayanan yang sesuai kemampuan perusahaan dan diarahkan pada
pasar sasaran yang dituju.Oleh karena itu, perusahaan mengelompokkan
nasabah yang mempunyai sifat sejenis. Adapun pengertian segmentsi pasar itu
sendiri menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Bearden dalam Mangkunegara (2002) "market segmentation
divides a ma r ket into subsets of customer s who beha ve in the same wa y,
ha ve similar needs, or have similar characteristics that relate to purchase

behaviour."

Sedangkan Kotler (2000) mengatakan "market segmentation is the
process by which a market devided into distinct customer subsets of people
with similar needs and characteristic that lead them to respon in similar ways to
a particular product or service offering and strategics marketing program."

Kotler (2000) menyatakan bahwa "Target pasar adalah menyeleksi
segmen-segmen dengan mempertimbangkan kombinasi faktor-faktor termasuk
didalamnya yaitu volume penjualan dan laba dari segmen yang potensial,

23
Universitas Sumatera Utara

serta persaingan penjualan pada segmen tersebut".
Sedangkan menurut Keegan dalam Suryani dkk (2001), "Target pas ar
adalah keinginan mengevaluasi dan membandingkan kelompok-kelompok yang
telah diidentifikasi kemudian menyeleksi satu atau lebih dari berbagai segmen
yang mempunyai prospek dan potensi tinggi."
Banyak definisi positioning diberikan oleh pakar pemasaran dengan versi

dan model mereka masing-masing.Menurut Al Ries dan Jack Trout dalam Kotler
dan Armstrong (2001), menyatakan bahwa "Positioning adalah menempatkan
produk dan merek perusahaan di benak konsumen".
Kotler (2000) menyatakan bahwa positioning adalah "segala upaya untuk
mendesain produk dan merek kita agar dapat menempati posisi yang unik di
benak konsumen".Hasil akhir positioning adalah terciptanya proposisi nilai yang
pas, yang menjadi alasan bagi nasabah untuk membeli.
Menurut

Kertajaya

(2005),

mendefinisikan

positioning

sebagai

"thestrategy for leading your customer credibly". Bahwa positioning sangat


berkaitan dengan bagaimana produk dan merek perusahaan membangun
kepercayaan, keyakinan kepada konsumen.

2.2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan
yang diinginkan dari pasar sasaran.Alat-alat itu membentuk suatu bauran
pemasaran. Kotler (2002) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah
"seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus- menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.".Alat-alat dalam bauran

24
Universitas Sumatera Utara

pemasaran produk tersebut diklasifikasikan dalam 4 (empat) kelompok yang
luas yang 4P dalam pemasaran yaitu :Produk (product), Harga (price), Tempat
(place) atau distribusi, Promosi (promotion).

a. Produk (Product)
Menurut Tjiptono (1999) bahwa produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan.Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik,
jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide.
Kotler (2000) menyatakan bahwa produk dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu sebagai berikut :
1. Barang yang tidak tahan lama (non durable goods) barang yang
tidaktahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsidalam
satu atau beberapa kali penggunaan.
2. Barang tahan lama (durable goods) barang tahan lama adalah
barangberwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali.
3. Jasa (services) jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan,
danmudah

habis.

Akibatnya,

jasa


biasanya

memerlukan

lebih

banyakpengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan
penyesuaian.
b. Harga(Price)
Supaya dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap
perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Menurut Kotler (2000)
bahwa harga merupakan "jumlah yang harus konsumen bayarkan untuk

25
Universitas Sumatera Utara

mendapatkan produk tersebut". Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan
satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lain) yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang
atau jasa.

Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba
perusahaan. Hal ini terlihat jelas pada persamaan berikut :
Laba = Pendapatan Total - Biaya Total
(Harga per Unit x Kuantitas yang terjual) - Biaya Total
Tingkat

harga

yang

ditetapkan

mempengaruhi

kuantitas

yang

terjual.Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena
kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya

dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga mempengaruhi
pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga
memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.
Sedangkan dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan
sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat
yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Menurut Tjiptono (1999) bahwa nilai
dapat dinyatakan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga
yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Manfaat yang dirasakan
Nilai =
Harga
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, jika manfaat
yang dirasakan konsumen meningkat maka nilainya akan meningkat pula, jika

26
Universitas Sumatera Utara

manfaat yang dirasakan konsumen menurun maka nilainya akan menurun pula.
Menurut Tjiptono (1999) bahwa pada dasarnya ada empat jenis tujuan
penetapan harga, yaitu :
1. Tujuan berorientasi pada laba
2. Tujuan berorientasi pada volume
3. Tujuan berorientasi pada citra perusahaan.
4. Tujuan stabilisasi harga
Selain itu menurut Tjiptono (1999) bahwa harga memiliki dua peranan utama
dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan
peranan informasi.
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas
tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Pembeli dapat
membandingkan harga dari berbagai macam alternatif yang tersedia,
kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam 'mendidik'

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami
3. kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif.

c. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran.Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengamya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka

27
Universitas Sumatera Utara

mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakekatnya promosi adalah suatu
bentuk

komunikasi

pemasaran.Menurut Tjiptono

(1999) bahwa

dengan

komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut McCarthy dalam Kotler (2000) bahwa bauran promosi terdiri
dari Promosi Penjualan, Periklanan, Tenaga Penjualan, Humas/Public Relation,
dan Pemasaran Langsung, selanjutnya menurut Swastha dan Handoko (2000)
bahwabagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan (Message) yang
harus dikomunikasikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang
terdapat dalam program promosi.. Bauran promosi berhubungan erat dengan
komunikasi, di mana dalam promosi komunikasi berperan sebagai pemberi
informasi dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan suatu
produk, membujuk konsumen potensial agar berhasrat untuk masuk ke dalam
hubungan pertukaran, menjadi pengingat pada produk, membedakan suatu
produk dengan produk dariperusahaan lain.
d. Tempat atau Saluran Distribusi (Place)
Menurut Kotler (2000) bahwa variabel tempat atau distribusi adalah
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan produk
dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen di pasar sasaran. Sedangkan menurut
Tjiptono (1999) bahwa distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan
jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan

28
Universitas Sumatera Utara

yang diperlukan dan dapat disimpulkan bahwa proses distribusi merupakan
aktivitas pemasaran yang mampu :
a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran
yang dapat merealisasikan kegunaan bentuk, tempat, waktu dan
kepemilikan.
b. Memperlancar arus saluran pemasaran secara fisik dan non fisik.

2.3 Teori Tentang Pemasaran Jasa
Biasanya setiap perkembangan bisnis jasa ,didorong oleh perkembangan
faktor-faktor tertentu atau karena perkembangan sektor jasa yang lain. Berikut
inibeberapa faktor yang sering menjadi penentu berkembangnya sektor jasa
tertentu.
a. Waktu santai yang semakin banyak, atau waktu liburan sekolah
dapat memunculkan banyak jenis jasa baru. Misalnya bisnis
perjalanan wisata, pusat hiburan dan rekreasi, kursus dan pelatihan
singkat,

jasa

TV

kabel,

Rumah

produksi

Sinetron,

tempat

peristirahatan, karaoke, dan lain lain.

b. Persentase wanita yg memasuki angkatan kerja semakin besar,
dapat memunculkan jenis jasa baru. Misalnya jasa penitipan anak,
baby sitter, binatu, restoran siap santap.
c. Tingkat harapan hidup semakin meningkat, dapat memunculkan jenis
jasa baru Misalnya jasa perawatan kesehatan dan konsultasi kesehatan.
d. Produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin komplek, dapat
memunculkan jenis jasa baru. Misalnya Jasa instalasi, pelatihan,

29
Universitas Sumatera Utara

konsultasi, reparasi.
e. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan, dapat memunculkan
jenis jasa baru. Misalnya jasa pengacara, psikolog, ahli gizi, dokter
pribadi, pelatih kebugaran, penasehat finansial.

2.3.1 Karakteristik dan Klasifikasi Jasa
2.3.1.1 Karakteristik Jasa
Jasa memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari barang,
dan berdampak pada cara memasarkannya. Karakteristik tersebut meliputi :
a. Intangibiliity
Jasa berbeda dengan barang.Bila barang merupakan suatu obyek, alat
atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan, pengalaman, proses, kinerja
(performance). Oleh karena itu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,

didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Implikasi bagi
konsumen, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi, dan
merasakan resiko yang lebih besar dalam keputusan pembeliannya, karena :


Terbatasnya

search

qualities,

yakni

karakteristik

fisik

yg

bisa

dievaluasisebelum pembelian dilakukan. Untnk barang, konsumen
dapat menilaibentuknya, warna, modelnya sebelum membelinya.
Namun untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diterima
konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa tersebut dikonsumsi.


Jasa biasanya mengandung unsur experience quality, adalah karakteristik
yang dapat dinilai setelah pembelian, seperti kualitas, efisiensi dan
kesopanan.

30
Universitas Sumatera Utara



Dan credence quality, adalah karakteristik yang sulit dinilai, bahkan
setelah pembelian dilakukan. Misal, seseorang sulit menilai peningkatan
kemampuan bahasa inggrisnya setelah mengikuti kursus pada periode
tertentu.

Intangibiliity/intangibilitas jasa:

Adanya

karakteristik

Intangibiliity

/intangibilitas

pada

jasa

ini

menyebabkankonsumen :


Sulit mengevaluasi berbagai alternatif penawaran jasa



Mempersepsikan tingkat resiko yang tinggi



Menekankan pentingnya sumber informasi informal



Menggunakan harga sebagai dasar penilaian kualitas.

Melihat beberapa kesulitan yang akan dihadapi konsumen tersebut,manajemen
perlu segera merespon dengan beberapa kebijakan seperti :


Mereduksi kompleksitas jasa
Kesulitan dalam memajang jasa dan mendiverensiasikan jasa inovasi
jasa sukar dipatenkan



Penekanan petunjuk fisik (tangible cues)



Memfasilitasi rekomendasi dari mulut ke mulut

Fokus pada kualitas jasa
b. Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan
jasa dijual lebih dulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu
dan tempat yang sama.
implikasi :

31
Universitas Sumatera Utara



Interaksi antara produsen dan konsumen merupakan faktor penting yang
menentukan kepuasan konsumen



Karena waktu terjadi proses produksi ada konsumen lain yang berada
disitu, maka perilaku mereka akan mempengaruhi terhadap jasa yang
diberikan.



Perkembangan atau pertumbuhan jasa sulit diwujudkan



Implikasi bagi penyedia jasa :



Melatih agar staf dapat berinteraksi secara efektif



Mencegah agar konsumen tidak mengganggu konsumen lain, missal
antara perokok dengan yang tidak perokok



Pertumbuhan dapat difasilitasi dengan pelatihan, fasilitas yg bisa
melayani pelanggan yg lebih besar, bekerja lebih cepat

c. Variability/heterogeneity
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.
Variabilitas kualitas jasa tergantung :


Kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa



Moral/motivasi karyawan dalam melayani pelanggan



Beban kerja perusahaan

Pengurangan dampak variabilitas kualitas jasa melalui strategi :


Berinvestasi dalam seleksi, motivasi, dan pelatihan karyawan agar
karyawan mematuhi prosedur standar dan menangani permintaan yang
unpredictable

32
Universitas Sumatera Utara



Melakukan service customization, artinya meningkatkan interaksi antara
penyedia jasa dengan pelanggan sehingga jasa yang diberikan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

d. Perishability

Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.B ila
permintaan bersifat konstan, kondisi tersebut tidak menyebabkan
masalah.Namun kenyataanya permintaan terhadap jasa sangat fluktuasi.
Kegagalan

melayani

pada permintaan puncak,

akan menyebabkan

ketidakpuasan pelanggan. Dalam manajemen permintaan alternatif yang bisa
digunakan :
 Mengurangi

permintaan

pada

periode

permintaan

puncak,

denganmenerapkan differential pricing.
 Meningkatkan permintaan pada periode permintaan sepi, dengan cara
menurunkan harga
 Menerapkan system antrian, sehingga pelanggan harus menunggu
untuk dilayani
e. Lack of ownership

Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas produk yang
dibelinya.Pada pembelian jasa, pelanggan hanya memiliki akses personal
atas suatu jasa untuk jangka waktu tertentu.

2.3.1.2 Klasifikasi Jasa
Jasa atas Dasar Segmen Pasar
1. Jasa yang ditujukan pada konsumen akhir

33
Universitas Sumatera Utara

Misal : taksi, asuransi jiwa, pendidikan, salon kecantikan,
2. Jasa yang ditujukan pada konsumen organisasional

Misal :biro periklanan, jasa akuntansi dan perpajakan, konsultasi
manajemen
Jasa atas Dasar Ketrampilan Penyedia Jasa
1. Professional Service

Untuk bisa menyediakan jasa ini seseorang harus melalui pendidikan
formal pada jenjang tartertu.
Misal :konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan perpajakan,
konsultan sistem informasi, pelayanan dan perawatan kesehatan, jasa
arsitektur
2. Non-professional Service

Untuk bisa menyediakan jasa ini seseorang tidak perlu melalui
pendidikan formal tertentu.
Misal :jasa sopir taksi, tukang parkir, pengantar surat, penjaga malam,
keamanan, tukang ojek
Jasa Atas Dasar Tingkat Kontak Penyedia Jasa dengan Pelanggan
1. High Contact Service

Yaitu jasa yang dikonsumsi dengan frekuensi yang tinggi atau
memerlukan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan suatu jasa
tertentu.Misal :universitas, bank, dokter
2. Low Contact Service

Yaitu jasa yang dikonsumsi dengan frekuensi yang rendah atau jasa ini
jarang sekali digunakan.

34
Universitas Sumatera Utara

Misal : bioskop, jasa pos
Jasa atas dasar Tingkat Keberwujudan

1. Rented goods service

Konsumen menyewa dan menggunakan produk berdasar tarif yang disepakati
selama jangka waktu tertentu.Konsumen hanya dapat menggunakan produk
tersebut, karena pemilikannya tetap ada pada perusahaan yang menyewakan
produk tersebut. Misal rental mobil, persewaan VCD/DVD, persewaan
apartemen
2. Owned goods service

Produknya konsumen direparasi, ditingkatkan kinerjanya dan dirawat oleh
perusahaan jasa.Jenis jasa ini juga menyangkut perubahan bentuk pada
produk yang dimiliki konsumen. Misal jasa reparasi, jasa pencucian mobil,
perawatan taman, pencucian pakaian
3. Non goods service

Jasa personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik/tidak dapat
diraba). Misal supir, dosen, tutor, baby sitter, pemandu wisata, penerjemah,
ahli kecantikan
Jasa atas dasar Sifat Tindakan Jasa
1.

Tangible action

Jasa ini ditujukan kepada sasaran yang dapat dilihat atau diraba
(tangible), seperti ditujukan kepada tubuh manusia dan ditujukan pada

benda.
a. Jasa ditujukan pada tubuh manusia
 Perawatan kesehatan

35
Universitas Sumatera Utara

 Transportasi penumpang
 Salon kecantikan

 Klinik kebugaran

 Jasa potong rambut

b. Jasa ditujukan pada benda
 Angkutan barang

 perbaikan peralatan industri







2.

jasa penjagaan
binatu
perawatan taman

Inta ngible a ction

a. Jasa ditujukan pada pikiran manusia












pendidikan
penyiaran
jasa informasi
bioskop
siaran televisi
museum

b. Jasa ditujukan pada aset terdidik berwujud
 perbankan

 jasa bantuan hukum
 akuntansi




keamanan
asuransi

36
Universitas Sumatera Utara

Jasa atas dasar Tujuan Organisasi

Berdasarkan tujuan organisasi jasa dapat diklasifikasikan menjadi
commercial service dan nonprofit cervice
1. Commercial service

Yang termasuk jasa ini misalnya :
a. Perumahan atau penginapan, meliputi penyewaan apartemen, hotel,
motel, vila, losmen, cottage dan rumah
b. Operasi rumah tangga, meliputi utilitas, perbaikan rumah,
reparasi peralatan rumah, pertamanan, cleanning service
c. Rekreasi dan hiburan
d. Personal care seperti laundry, perawatan kecantikan
e. Perawatan kesehatan, meliputi segala macam jasa medis dan
kesehatan
f. Pendidikan swasta
g.

Asuransi, perbankan dan lembaga finansial lainnya

h.

Transportasi, meliputi jasa angkutan orang dan angkutan barang

i. Komunikasi
j. Bisnis dan jasa profesional lainnya
2. Non profit cen ,ice
Adalah semua usaha jasa yang tujuan utamanya bukan mencari
keuntungan, tapi untuk tujuan-tujuan tertentu seperti misi keagamaan, misi
sosial.

37
Universitas Sumatera Utara