Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Korupsi dalam Proyek Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah ( Studi Putusan No. 64 Pid.Sus. K 2013 PN.Mdn)

ABSTRAK
Iwan Jani Simbolon *
Prof. Dr. H. Syafruddin Kalo, SH., M.Hum **
Nurmalawaty, SH., M.Hum ***
Tindak pidana korupsi terjadi secara sistematis dan meluas, tidak hanya
merugikan keuangan negara dan perekonomian negara, tetapi juga merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas,
sehingga digolongkan sebagai extraordinary crime. Selain itu, dampak tindak
pidana korupsi selama ini juga telah menghambat kelangsungan pembangunan
nasional. Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan salah satu lahan yang
korupsi yang paling subur dan sistemik yang merupakan sumber utama kebocoran
anggaran yang memberi sumbangan besar terhadap kemerosotan pelayanan
barang dan jasa bagi rakyat Indonesia.
Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimanakah pengaturan hukum
tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah dan hubungannya dengan tindak
pidana korupsi dan bagaimana pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana
korupsi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah berdasarkan UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan bagaimana pertanggung
jawaban pidana pelaku korupsi dalam kasus korupsi pengadaan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Toba Samosir (Putusan PN Medan No. 64/ Pid. Sus. K/
2013/ PN. Mdn).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum
normatif, yaitu dengan melakukan analisis terhadap asas-asas hukum dengan
mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundangundangan yang mempunyai hubungan dengan judul skripsi ini.
Pengadaan barang dan jasa pemerintah saat ini diatur dalam Perpres
Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Perpres Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Perpres Nomor 172
Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Jo.
Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Perpres Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Dalam tindak pidana
korupsi pengadaan barang dan jasa yang dapat diminta pertanggungjawaban
pidananya adalah orang-perorangan dan atau korporasi. Berbicara mengenai
pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana korupsi dalam pengadaan
barang dan jasa maka akan terkait dengan pertanggungjawaban jabatan dan
pertanggungjawaban pribadi oleh karena pertanggungjawaban pribadi akan
melahirkan pertanggungjawaban pidana.
* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
** Dosen Pembimbing I
*** Dosen Pembimbing II


Universitas Sumatera Utara