Analisis Lesi Liver Pada Pembuluh Darah Upper Abdomen Dengan CT-Scan Metode Three Phaseunit Radiologirsup. H. Adam Malik Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi
Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh.Bentuknya lonjong dan
meluas dari atas dari diafragma sampai pelvis di bawah.Rongga abdomen
dilukiskan menjadi dua bagian yaitu upper abdomen dan lower abdomen.

Keterangan Gambar :
1.Upper Abdomen
2.Lower Abdomen

Gambar 2.1 Abdomen (Pearce,1999)
Batas-batas rongga abdomen adalah dibagian atas diafragma, di bagian
bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot
abdominal, tulang-tulang iliaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang
tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga
abdomen beserta daerah-daerah (Pearce,1999)
Keterangan Gambar :
1. Inferior ena Cava
2. Liver

3. Hepatic Duct
4. Cystle duct
5. Common Duct
6. Gall Blader
7. Duodenum
8. Pancreas
9. Portal Vein
10. Aorta
11. Stomach
12. Kidney

5
Universitas Sumatera Utara

13. Spleen
Gambar 2.2 Organ Upper Abdomen (Pearce,1999)
Pada bagian upper abdomen terdapat beberapa organ dintaranya: hati,
empedu, lambung, ginjal, limpa, pancreas dan lainnya (Pearce,1999).
1. Liver atau hati
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian teratas

dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma.Hati secara luar
dilindungi oleh iga-iga.Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri.
Selanjutnya hati dibagi lagi dalam empat belahan(kanan,kirikaudata dan kwadrata
) dan setiap belahan atau lobus terdiri atas lobu lus. Hati mengeluarkanempedu
melalui saluran hepatika (duktus hepatikus) yang keluar dari lobus kanan dan kiri
yang kemudian menyatu membentuk hepatic common duct dan menuju duktus
cystikus kemudia masuk ke kandung empedu.(Pearce,1999)
11

1

8
3

2

4

5


7

6

10
9

Gambar 2.3 Anatomi Cross Sectional Upper Abdomen (Netter,2005)
Keterangan gambar:
1. Empedu
2. Hati

6
Universitas Sumatera Utara

3. Lambung
4. Limpa
5. Ginjal kanan
6. Ginjal kiri
7. Vena cava inferior

8. Aorta abdominal
9. Vertebrae thoracic
10. Spinal cord
11. Arteri
Hati di suplai oleh dua pembuluh darah yaitu :
a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan
nutrisi seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air dan
mineral.
b. Arteri hepatica cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen. Cabangcabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica mengalirkan
darahnya ke sinusoid. Hepatosit menyerap nutrien, oksigen dan zat racun dari
darah sinusoid. Di dalam hepatosit zat racun akan di netralkan sedangkan
nutrien akan ditimbun atau di bentuk zat baru, dimana zat tersebut akan
disekresikan ke peradaran darah tubuh (Wibowo,2009).
Fungsi hati :
a. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu
b. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen
c. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terahir asam karbonat dan air
d. Hati merupakan pabrik terbesar dalam tubuh sebagai pengantar metabolisme
(Syaifuddin,1997).
2. Kandung Empedu

Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan
membrane berotot.Letaknya didalam sebuah lekukan disebelah permukaan bawah
hati, sampai dipinggiran depannya.Panjangnya delapan sampai dua belas centi
meter.Kandung empedu terbagi dalam sebuah fundus, badan, dan leher.

7
Universitas Sumatera Utara

Fungsi Kandung Empedu :
a. Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu
b. Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat

3. Lambung
Lambung terletak disebelah atas kiri abdomen,sebagian terlindungi
dibelakang iga-iga sebelah bawah beserta tulang rawannya.orificium cardia
terletak dibelakang tulang rawan iga ketujuh kiri. Fundus lambung,mencapai
ketinggian ruang interkostal (antar iga) kelima kiri. Corpus,bagian terbesar
letaknya ditengah.Pylorus,suatu canalis yang menghubungkan corpus dengan
duodenum. Bagian corpus dekat dengan pylorus disebut antrum pyloricum.
Fungsi lambung

a. Tempat penyimpanan makanan sementara
b. Mencampur makanan dengan getah lambung
c. Menghancurkan makanan
d. Protein diubah jadi pepton
e. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk keduodenum
f. Mengasamkan makanan
4. Usus halus
Usus halus adalah tabung yang panjangnya kira-kira dua setengah meter dalam
keadaan hidup.usus halus memanjang dari lambung sampai
katup ileo - caecal tempat bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di
daerah umbilicus dan dikelilingi usus besar.Area permukaan dalam yang luas
disepanjang usus halus membantu absorsi produk-produk pencernaan.
Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
a. Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm dan
berliku-liku disekitar caput pancreas.
b. Yayunum adalah menempati dua per lima proksimal dari usus halus.
c. Ileum adalah menempati tiga per lima bagian distal dari usus halus.

8
Universitas Sumatera Utara


5. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal
di sebelah kana dan sebelah kiri tuang belakang peritoneum.Dapat diperkirakan
dari belakang, mulai dari ketinggian vertebrae thoracalis sampai vertebrae
lumbalis ketiga.Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri, karena hati menduduki
ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6 -7,5 cm. pada orang dewasa berat
ginjal kira-kira 140 gram.ginjal terbagi menjadi beberapa lobus yaitu:lobus
hepatis dextra, lobus quadratus, lobus caudatus, lobus sinistra.
Fungsi ginjal:
a. Mengatur keseimbangan air
b. Mengatur konsentrasi garam darah dan keseimbangan asam basa darah
c. Eksresi bahan buangan dan kelebihan garam
6. Limpa
Limpa terletak di region hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen
diantara fundus ventrikuli dan diafragma.
Fungsi limpa:
a. Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan limposit
b. Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk hemoglobin
dan

zat besi
7. Pancreas
Pancreas adalah kelenjar majemuk bertandan. panjangnya kira-kira 15
cm,mulai dari duodenum sampai limpa.pankreas dibagi menjadi tiga bagian yaitu
kepala pancreas, yang terletak disebelah rongga kanan abdomen dan didalam
lekukan, badan pancreas, yang terletak dibelakang lambung dan didepan vertebrae
lumbalis pertama ekor pakreas, adalah bagian yang runcing disebelah kiri dan
menyentuh limpa.
Fungsi pancreas:
a. Fungsi eksokrin, dimana kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pankreas men
uju duktus pakreatikus,dan akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting
untuk pencernaan dan absorsi protein,lemak dan karbohidrat.
b. Fungsi endokrin,dimana pancreas bertanggung jawab untuk produksi serta

9
Universitas Sumatera Utara

sekresi glucogan dan insulin,yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau
langerhans.


2.2 Patologi
Patologi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan perubahan yang
berkaitan dengan penyakit atau cedera (Sloane,2007).
Lesi atau tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi padat yang
terbentuk akibat pertumbuhan seltubuh yang tidak semestinya, yang mirip
dengan simtomabengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latinyang
berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan)
atau jinak (benign).
Secara makroskopis karsinoma liver dapat muncul sebagai masa soliter
besar, sebagai nodul multipel atau sebagai lesi infiltratif difus. Secara
mikroskopis, neoplasma d isusun oleh sel -sel hati abnormal dengan berbagai
diferensisasi. Tumor dengan diferensiasi yang lebih baik disusun oleh sel -sel
mirip sel hati yang teratur di dalam pita -pita yang terpisah oleh sinusoid sinusoid.
Sel-sel ini berinti besar yang memperlihat kan anak inti yang menonjol
dan hiperkromasi dan dapat mengandung empedu di dalam sitoplasmanya. Tumor
-tumor yang kurang berdiferensiasi baik mempunyai lembaran -lembaran sel-sel
anaplastik.Invasi pada radikulus vena hepatika merupakan gambaran khas yang m
embedakan dengan adenoma. Sulit membedakan karsinoma hepatoselular
berdiferensiasi buruk dengan karsinoma metastatik (Chandrasoma, 2005) .
Pewarnaan imunohistokimia dapat memperlihatkan alfa -fetoprotein (AFP) di

dalam sel neoplasma. Karsinoma hepatoseluler juga mensekresi AFP ke dalam
darah, peningkatan kadar dijumpai pada 90% pasien, membuat pemeriksaan AFP
serum sebagai tes diagnostik yang penting. (Catatan : Kadar AFP juga dapat
sedikit meningkat pada beberapa kasus hepatitis dan sirosis, demikian juga pada
beberapa neoplasma sel germinal pada gonad). Karsinoma hepatoseluler
cenderung bermetastasis dini melalui pembuluh limfe ke kelenjar getah bening
regional dan melalui darah menimbulkan metastasis pada paru. Metastasis ke
tempat lain terjadi pada tahap akhir (Chandrasoma, 2005).

10
Universitas Sumatera Utara

2.3 Kontras Media
Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam
tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi, sehingga media yang
dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh
yang akan diperiksa.
Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak
dapat terlihat dalam radiografi.Selain itu kontras media juga untuk
memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta

untuk memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa.
Syarat-syarat bahan kontras :
1. Tidak merupakan racun dalam tubuh
2. Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat perbedaan densitas yang
cukup.
3. Mudah cara pemakaiannya.
4. Secara ekonomi tidak mahal dan mudah diperoleh dipasaran.
5. Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak menggangu organ
tubuh yang lain.
Jenis bahan kontras dibagi menjadi 2(dua), yaitu :
a. Bahan kontras negatif terdiri dari (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida).
b. Bahan kontras positif yang terdiri dari turunan barium sulfat (BaSO4)
dan turunan iodium (I).

2.4 Pembentukan Sinar-X
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm C. Rontgen pada tahun
1895 dari universitas Worzburg jerman. Penemuan ini berawal dari
pemberian beda potensial antara katoda dan anoda hingga beberapa kilovolt
pada tabung sinar-X. Perbedaan potensial yang besar ini mampu menimbulkan
arus elektron sehingga elektron-elektron yang dipancarkan akibat pemanasan
filamen akan dipercepat menuju target dalam sebuah tabung hampa udara.
Gambar 2.1 berikut ini adalah gambar skema tabung Sinar-X (Hoxter,1982).

11
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4 Skema tabung sinar-X (Hoxster,1982).
Keterangangambar:
1. Katoda

4. Keping wolfarm

7. Anoda

2. Filamen

5. Ruang hampa

8. Diapragma

3. Bidang fokus

6. Selubung

9.Berkassinarguna

Prinsip kerja dari pembangkit sinar-X dapat dijelaskan sebagai berikut,
beda potensial yang diberikan antara katoda dan anoda menggunakan sumber
yang bertegangan tinggi. Produksi sinar-X dihasilkan dalam suatu tabung
berisi suatu perlengkapan yang diperlukan untuk menghasilkan sinar-X yaitu
bahan penghenti atau sasaran dan ruang hampa.
Elektron bebas terjadi karena emisi dari filamen yang dipanaskan.
dengan sistem fokus, elektron bebas yang dipancarkan terpusat menuju anoda.
Gerakan elektron ini akan dipercepat dari katoda menuju anoda bila antara katoda
dan anoda diberi beda potensial yang cukup besar.
Gerakan elektron yang berkecepatan tinggi dihentikan oleh suatu bahan
yang ditempatkan pada anoda. Tumbukan antara elektron dengan anoda ini
menghasilkan sinar-X, pada tumbukan antara elektron dengan sasaran akan ada
energi yang hilang. Energi ini akan diserap oleh sasaran dan berubah menjadi
panas sehingga bahan sasaran akan mudah memuai. Untuk menghindarinya
bahan sasaran dipilih yang berbentuk padat. Bahan yang biasa digunakan
sebagai anoda adalah platina, wolfram, atau tungsten.

Untuk menghasilkan energi sinar-X yang lebih besar, tegangan yang
diberikan ditingkatkan sehingga menghasilkan elektron dengan kecepatan yang

12
Universitas Sumatera Utara

lebih tinggi. Dengan demikian energi kinetik yang dapat diubah menjadi sinar-X
juga lebih besar.
Radiografi sinar-X adalah ilmu yang mempelajari citra suatu objek yang
diradiasi dengan sinar-X. Bila sinar-X dilewatkan pada suatu objek, maka
sebagian radiasi yang ada akan diteruskan sehingga citra objek dapat direkam
pada film. Satuan yang biasa digunakan untuk penyinaran radiografi adalah
Rontgen, disingkat R. Satu Rontgen dapat diartikan sebagai sejumlah sinar-X agar
menghasilkan ion-ion yang membawa muatan satu coulomb tiap centimeter
kubikdiudara dengan suhu nol derajat celsius pada tekanan 760 mhg.
1� =

1 stc
�� 2

Satu Rontgen dari radiasi foton mempunyai energi rata-rata antara 0.1 Mev
sampai 3.0 Mev yang mampu menghasilkan dosis serap sebesar 0.96 rad. Dengan
demikian dapat dikatakan imenghasilkan dosis sebesar 1 rad. Jadi,
1 R = 1 rad
Potensial (kV), Arus (mA) dan waktu (t) mempengaruhi densitas
bayangan. Pemilihan potensial (kV) yang terlalu rendah akan menyebabkan
penyinaran yang diberikan tidak mampu menghasilkan densitas pada film.
Sedangkan pemilihan potensial (kV) yang terlalu tinggi akan menimbulkan
gambar film yang buruk sehingga informasi yang diperlukan hilang (kabur).
Waktu penyinaran digunakan untuk menentukan lamanya penyinaran.Hal
ini terutama dimaksudkan untuk mengurangi ketidaktajaman gambar yang
dihasilkan di film karena gerakan objek yang diambil.Dengan waktu penyinaran
yang minimal dapat digunakan untuk mengontrol densitas rata-rata bayangan.
Bila waktu penyinaran yang dipilih ditingkatkan atau diperbesar akan
mengakibatkan gambar yang dihasilkan di film menjadi kurang tajam. Hal ini
terjadi bila ada faktor gerakan dari objek yang diradiasi.
Radiasi sinar-X dipancarkan dari fokus tabung sinar-X dalam arah garis
lurus.Pancaran itu kemudian didistribusikan dalam Jarak yang semakin besar.Hal
ini menyebabkan intensitas sinar-X itu menjadi berkurang dengan perbandingan
kuadrat jarak.Bila jarak yang diberikan diperbesar menjadi dua kalinya, maka
intensitasnya berkurang menjadi seperempatnya, dan bila jaraknya diperbesar tiga
kali lipat maka intensitasnya berkurang menjadi sepersembilan dari intensitas
semula.

13
Universitas Sumatera Utara

2.5 Interaksi Sinar-X Dengan Materi
Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang
dipancarkan dari tabung dikenakan pada suatu objek. Sinar-X yang
terpancar merupakan panjang gelombang elektromagnetik dengan energi yang
cukup besar. Gelombang elektromagnnetik ini dinamakan foton. Foton ini
tidak bermuatan listrik dan merambat menurut garis lurus.
Bila sinar-X mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton
dengan atom-atom dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan
kehilangan energi yang dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap
satuan massa dinyatakan sebagai satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam
jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule
energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).
1 gray =1 joule / kg
Interaksi radiasi dengan materi tergantung pada energi radiasi, Jika berkas sinarX melalui bahan akan terjadi proses utama yakni:

2.5.1 Efek foto listrik
Dalam proses foto listrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron, sehingga
elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar
dari atom disebut foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi
radiasirendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom besar

Gambar 2.5 : Efek Foto listrik (Krane K, 1992)

14
Universitas Sumatera Utara

Bila foton mengenai elektron dalam suatu orbit dalam atom, sebagian energi foton
(Q) digunakan untuk mengeluarkan elektron dari atom dan sisanya dibawa oleh
elektron sebagai energi kinetik nya.

2.5.2 Efek Compton
Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna
antara sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan
elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton
datang), seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.6 : Penghamburan compton: suatu tumbukan lenting sempurna antara
sebuah foton dan sebuah elektron (Beiser, 2003).

Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka
tidak mungkin semua energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika
momentum dan ene rgi dibuat kekal. Hal ini dapat diperlihatkan dengan
berasumsi bahwa reaksi semakin dimungkinkan.

2.5.3

Produksi pasangan

Sebuah foton yang energinya lebih dari 1.02 MeV. Pada saat bergerak
dekat dengan sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan energinya akan
muncul kembali sebagai suatu positron dan elektron seperti yang digambarkan
berikut:

15
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.7 Proses pembentukan pasangan, dimana foton berubah
menjadi energi positron dan elektron (Beiser, 2003).

2.6Faktor-FaktorYangMenentukanIntensitasSinar-X
Faktor-faktor yang memengaruhi intensitas Sinar-X yang dihasilkan dari
suatu pemaparan atau disebut faktor eksposi adalah tegangan tabung, Arus tabung,
jarak fokus ke film, waktu eksposi.
2.6.1 Tegangan Tabung
Tegangan tabung sinar-X atau beda potensial antara anoda dengan katoda
Selain menentukan energi maximum sinar-X yang dihasilkan, juga
menentukan paparan sinar-X (Sprawls,1987).
Gambar berikut ini adalah gambar spektrum sinar-X dengan tegangan
tabung yang berbeda.

Gambar 2.8 Spektrum sinar-X pada tegangan tabung
yang berbeda (Sprawls,1987).
Paparan sinar-X kira-kira sebanding dengan faktor pangkat dua dari
besarnya tegangan tabung yang digunakan (Meredith, 1977). Dengan kata lain
jika tegangan tabung atau energi sinar-X dinaikkan dua kali lipat maka
16
Universitas Sumatera Utara

paparan sinar-X akan menjadi empat kalinya sehingga daya tembusnya semakin
besar.
Dengan V1 adalah tegangan tabung awal (Volt),V2 adalah tegangan
tabung akhir (Volt), I1 adalah Intensitas awal, I2 adalah Intensitas sinar-X akhir.
Penambahan tegangan tabung akan menambah jumlah pancaran radiasi dari target
atau meningkatkan intensitas radiasi yang dipancarkan (Chesney,1980). Pemilihan
tegangan tabung (V) yang terlalu rendah akan menyebabkan penyinaran yang
diberikan tidak mampu menghasikan densitas pada film sedangkan pemilihan
tegangan tabung yang terlalu tinggi akan menimbulkan radiograf yang buruk
sehingga informasi yangdiperlukan hilang (kabur).
Tegangan (V) antara anoda dengan katoda menunjukkan kecepatan
dari elektron-elektron, semakin besar kecepatan elektron menumbuk anoda maka
semakin besar pula energi yang terkonversi ke dalam energi sinar-X
(Meredith,1977).
2.6.2 Arus Tabung
Arus tabung didefenisikan sebagai jumlah elektron persatuan waktu
yang bergerak dari katoda ke anoda. Paparan sinar-X yang terjadi sebanding
dengan besarnya arus tabung (Merredith,1977).
Dengan I1 adalah intensitas sinar-X awal, I2 adalah intensitas sinar-X akhir,
i adalah kuat arus (Ampere).
2.6.3 Jarak Fokus Ke Film (FFD)
Jarak fokus ke film (FFD) adalah jarak antara titik tumbuk sinar-X (fokus)
dengan letak film radiograf. Perubahan pada FFD akan selalu berakibat
pada perubahan nilai paparan sinar-X yang mencapai film, karena intensitas sinarX berbanding terbalik dengan jarak (invers square law) (Chesney,1989).

2.6.4 Waktu Exposi (dalam menit)
Waktu exposi menunjukkan lamanya penyinaran, semakin lama waktu
penyinaran semakin besar sinar-X yang dihasilkan.

17
Universitas Sumatera Utara

2.7 Paparan
Paparan adalah parameter dosis radiasi yang diatur pada pesawat Rontgen
.Satuannya adalah (Rontgen).Keluaran tabung sinar-X mempunyai nilai kV, mA
dan waktu eksposi yang bervariasi, untuk dapat membandigkan keluaran tabung
sinar-X biasanya dengan menentukan perbandingan antara paparan dengan hasil
kali arus dan waktu (mR/mAs).Keluaran hasil kali arus dengan waktu (mAs)
terhadap tabung dapat diukur pada dua lokasi, di udara dan di bawah phantom.
Pengukuran jauh lebih efektif dalam udara terhadap perubahan kecil pada
keluaran tabung sinar-X (phantom akan menyaring sejumlah keluaran sinarX). Namun perbandingan pengeluaran paparan dengan hasil kali kuat arus dengan
waktu (mR/mAs) tidak menyediakan informasi spesifik mengenai setiap
perubabahan keluaran yang mungkin terjadi seperti perubahan tegangan tabung
dan kuat arus tabumg (kV, mA), kalibrasi pewaktu meskipun kesimpulan
kesimpulan bisa dibuat. Perbandingan keluaran paparan dengan hasil kali kuat
arus dengan waktu (mR/mAs) merupakan cara cepat untuk evaluasi
linieritas/repetabilitas pembangkit arus sinar-X.

2.8 Densitas
Densitas merupakan derajat kehitaman dari suatu radiograf. Kehitaman
yang dihasilkan berhubungan langsung dengan banyaknya paparan yang
diterima film sinar-X atau penerangan cahaya( Bushong,dkk,1998)
Densitas diukur menggunakan suatu alat yang dinamakan densitometer.Alat ini
menggunakan suatu berkas sinar yang secara langsung sistem optiknya
memperlihatkatkan intensitas sinar yang dipancarkan dalam bentuk densitas.
Densitas yang terjadi pada suatu film dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis
film, energi radiasi, jumlah paparan dan kondisi pemerosesan (Curry, 1990).

2.9 CT-Scan
CT-Scan merupakan perpaduan antara teknologi sinar-X, komputer dan
televisi.Prinsip kerjanya yaitu berkas sinar-X yang terkolimasi dan adanya
detektor. Di dalam komputer terjadi proses pengolahan dan perekonstruksian
gambar dengan penerapan prinsip matematika atau yang lebih dikenal dengan
rekonstruksi algorithma. Setelah proses pengolahan selesai, maka data yang telah
diperoleh berupa data digital yang selanjutnya diubah menjadi data analog untuk
ditampilkan ke layar monitor. Gambar yang ditampilkan dalam layar monitor
18
Universitas Sumatera Utara

selanjutnya diubah menjadi data analog untuk ditampilkan ke layar monitor.
Gambar yang ditampilkan dalam layar monitor berupa informasi anatomis irisan
tubuh.
Pada CT-Scan prinsip kerjanya hanya dapat menggambarkan tubuh
dengan irisan melintang tubuh.Namun dengan memanfaatkan teknologi komputer
maka gambaran aksial yang telah didapatkan dapat direformat kembali sehingga
sehingga didapatkan gambaran coronal, sagital, oblik.diagonal bahkan bentuk 3
dimensi dari objek tersebut. (Rasad, 2000).

2.9.1 Perkembangan CT-Scan
Setelah Godfrey Hounsfield dari EMI Limited London dan James
Ambrosse dari Atkinson Morley ‘s Hospital mulai memperkenalkan CT-Scan
pada tahun 1970 di London Inggris, maka CT-Scan mengalami perkembangan
yang cukup pesat. CT-Scan pada masa tersebut hanya dapat menggambarkan
kepala dengan waktu pemeriksaan yang cukup lama.Pada periode-periode
selanjutnya CT-Scan mengalami berbagai pembaharuan, dimulai dari CT-Scan
generasi II hingga CT-Scan generasi ke IV.Pada prinsipnya pembaharuan tersebut
terletak pada fungsi pemeriksaan dan waktu pemeriksaan yang semakin singkat.
Pada tahun 1990, CT-Scan mengalami kemajuan yang cukup penting,
yaitu mulai diperkenalkannya CT Helical atau CT-Spiral.Keunggulan dari alat ini
waktu eksposi yang semakin singkat. CT Helicalmenggunakan metode Slip
ring yang pada prinsipnya menggantikan kabel-kabel tegangan tinggi yang
terpasang pada tabung sinar-X di dalam gantry yang disertai dengan pergerakan
meja.Dengan metode ini, tabung sinar-X dapat berotasi secara terus menerus
sambil mengeksposi pasien yang bergerak secara sinkron.Prinsip itulah yang
dikenal dengan spiral.Di dalam CT Helical dikenal prinsip single slice.Perbedaan
utama dari kedua prinsip ini terletak pada jumlah jalur detektor yang berpengaruh
pada lamanya pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan (Rasad, 2000).
2.9.2 Komponen-komponen CT-Scan Generasi Ke II
a. Gantry
Di dalam CT-Scan, pasien berada di atas meja pemeriksaan dan meja
tersebut dapat bergerak menuju gantry. Gantry ini terdiri dari beberapa perangkat
keras yang keberadaannya sangat diperlukan untuk menghasilkan suatu gambaran.
Perangkat keras tersebut antara lain tabung sinar-X, kolimator, dan detektor.

19
Universitas Sumatera Utara

b. Tabung Sinar-X
Berdasarkan strukturnya tabung sinar-X sangat mirip dengan tabung sinarX konvensional, namun perbedaannya terletak pada kemampuannya untuk
menahan panas dan output yang tinggi. Panas yang cukup tinggi dengan elektronelektron yang menumbuknya. Ukuran fokal spot yang cukup kecil (kurang dari 1
mm) sangat dibutuhkan untuk menghasilkan resolusi yang tinggi.
c. Kolimator
Kolimator berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur, membatasi jumlah
sinar-X yang sampai ke tubuh pasien serta untuk meningkatkan kualitas gambar,
tidak seperti pada pesawat radiografi konvensional.CT-Scan menggunakan 2 buah
kolimator. Kolimator pertama diletakkan pada rumah tabung sinar-X yang disebut
pre pasien kolimator dan kolimator yang kedua diletakkan antara pasien dan
detektor yang disebut per detektor kolimator atau post pasien kolimator.
d. Detektor
Selama eksposi, berkas sinar-X (foton) menembus pasien dan mengalami
perlemahan (attenuasi).Sisa-sisa foton yang telah terattenuasi kemudian ditangkap
oleh detektor.Ketika detektor menerima sisa-sisa foton tersebut, foton berinteraksi
dengan detektor dan memproduksi sinyal dengan arus yang kecil yang disebut
sinar output analog.Sinyal ini besarnya sebanding dengan intensitas radiasi yang
diterima. Kemampuan penyerapan detektor yang tinggi akan berakibat kualitas
gambar yang dihasilkan menjadi lebih optimal. Detektor memiliki 2 tipe yaitu
detektor solid stete dan detektor irisan gas.
e. Meja Pemeriksaan (Couch)
Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk memposisikan pasien.Meja ini
biasanya terbuat dari fiber karbon.Dengan adanya bahan ini maka sinar-X yang
menembus pasien tidak terhalangi jalannya untuk menuju detektor.Meja ini harus
kuat dan kokoh mengingat fungsinya untuk menopang tubuh pasien selama meja
bergerak ke dalamgantry.
f. Sistem Konsul
Konsul tersedia dalam berbagai variasi.CT-Scan generasi awal masih
menggunakan 2 sistem konsul yaitu untuk pengoperasian CT-Scan sendiri dan
untuk perekaman dan pencetakan gambar.

20
Universitas Sumatera Utara

Model yang terbaru sudah memiliki banyak kelebihan dan banyak fungsi.
Bagian dari sistem konsul ini yaitu :
1. Sistem Kontrol
Pada bagian ini petugas dapat mengontrol parameter-parameter yang
berhubungan dengan beroperasinya CT-Scan seperti pengaturan kV, mA dan
waktu scanning, ketebalan irisan (Slice thickness), dan lain-lain.Juga dilengkapi
dengan keyboard untuk memasukkan data pasien dan pengontrol fungsi tertentu
dalam komputer.
2. Sistem Pencetakan Gambar
Setelah gambar CT-Scan diperoleh, gambaran tersebut dipindahkan dalam
bentuk film.Pemindahan ini menggunakan kamera multi format. Cara kerjanya
yaitu kamera merekam gambaran di monitor dan memindahkannya ke dalam film.
Tampilan gambaran di film dapat mencapai 2-24 gambar tergantung ukuran film
(biasanya 8 x 10 inchi atau 14 x 17 inchi).
3. Sistem Perekaman Gambar
Merupakan bagian penting yang lain dari CT-Scan. Data pasien yang telah
ada disimpan dan dapat dipanggil kembali dengan cepat.Biasanya sistem
perekaman ini berupa disket optik dengan kemampuan penyimpanan sampai
ribuan gambar. Ada pula yang menggunakan magnetic tape dengan kemampuan
penyimpanan data hanya sampai 200 gambar (Tortorici, 1995 ).

Gambar 2.9 Komponen CT-Scan (Bontrager, 2001)
Keterangan :
1. Gantry dan couch (meja pemeriksaan)
2. Komputer dan console

21
Universitas Sumatera Utara

2.9.3 Parameter CT-Scan
Gambaran pada CT-Scan dapat terjadi sebagai hasil dari berkas-berkas
sinar-X yang mengalami perlemahan serta menembus objek, ditangkap detektor,
dan dilakukan pengolahan di dalam komputer.Penampilan gambar yang baik
tergantung dari kualitas gambar yang dihasilkan sehingga aspek klinis dari
gambar tersebut dapat dimanfaatkan dalam rangka untuk menegakkan diagnosa.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam CT-Scan dikenal beberapa
parameter untuk pengontrolan eksposi dan output gambar yang optimal.
a. Slice Thickness
Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari objek yang
diperiksa. Nilainya dapat dipilih antara 1 - 10 mm sesuai dengan keperluan klinis.
Pada umumnya ukuran yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail
yang rendah, sebaliknya yang tipis akan menghasilkan gambaran dengan detail
yang tinggi.
b. Range
Range atau rentang adalah perpaduan atau kombinasi dari beberapa slice
thickness. Sebagai contoh untuk CT-Scan thorax, rangeyang digunakan adalah
sama yaitu 5-10 mm mulai dari apeks paru sampai diafragma. Pemanfaatan
dari range adalah untuk mendapatkan ketebalan irisan yang sama pada satu
lapangan pemeriksaan.
c. Faktor Eksposi
Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi
meliputi tegangan tabung (kV), arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s).Besarnya
tegangan tabung dapat dipilih secara otomatis pada tiap-tiap pemeriksaan. Namun
kadang-kadang pengaturan tegangan tabung diatur ulang untuk menyesuaikan
ketebalan objek yang akan diperiksa (rentangnya antara 80 – 140 kV). Tegangan
tabung yang tinggi biasanya dimanfaatkan untuk pemeriksaan paru dan struktur
tulang seperti pelvis dan vertebra.Tujuannya adalah untuk mendapatkan resolusi
gambar yang tinggi sehubungan dengan letak dan struktur penyusunnya.
d. Field of View (FoV)
Field of View adalah maksimal dari gambaran yang akan direkonstruksi.
Besarnya bervariasi dan biasanya berada pada rentang 12-50 cm. FoV yang kecil
maka akan mereduksi ukuran pixel (picture element), sehingga dalam proses
rekonstruksi matriks gambarannya akan menjadi lebih teliti. Namun, jika ukuran

22
Universitas Sumatera Utara

FoV terlalu kecil maka area yang mungkin dibutuhkan untuk keperluan klinis
menjadi sulit untuk dideteksi.
e. Gantry tilt
Gantry tilting adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal
dengan gantry (tabung sinar-x dan detektor).Rentang penyudutan –250 sampai +
250.Penyudutan dari gantry bertujuan untuk keperluan diagnosa dari masingmasing kasus yang harus dihadapi.Di samping itu, bertujuan untuk mereduksi
dosis radiasi terhadap organ-organ yang sensitif seperti mata.
f. Rekonstruksi Matriks
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom pada picture element
(pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Pada umumnya matriks yang
digunakan berukuran 512 x 512 (5122) yaitu 512 baris dan 512 kolom.
Rekonstruksi matriks ini berpengaruh terhadap resolusi gambar yang akan
dihasilkan. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi resolusi
yang akan dihasilkan.
g. Rekonstruksi Algorithma
Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis (algorithma) yang
digunakan dalam merekonstruksi gambar.Hasil dan karakteristik dari gambar CTScan tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih.Sebagian besar CT-Scan
sudah memiliki standar algorithma tertentu untuk pemeriksaan kepala, abdomen,
dan lain-lain. Semakin tinggi resolusi algorithma yang dipilih, maka semakin
tinggi pula resolusi gambar yang akan dihasilkan. Dengan adanya metode ini
maka gambaran seperti tulang, soft tissue, dan jaringan-jaringan lain dapat
dibedakan dengan jelas pada layar monitor.
h. Window Width
Window Width adalah rentang nilai computed tomography yang akan
dikonversi menjadi gray levels untuk ditampilkan dalam TV monitor.
Setelah komputer menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekonstruksi matriks
dan algorithma maka hasilnya akan dikonversi menjadi skala numerik yang
dikenal dengan nama nilai computedtomography. Nilai ini mempunyai satuan HU
(Hounsfield Unit) yang diambil dari nama penemu CT-Scan kepala pertama kali
yaitu Godfrey Hounsfield.
Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU.Untuk tulang
mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai + 3000 HU.Sedangkan untuk kondisi

23
Universitas Sumatera Utara

udara nilai ini adalah air dengan yang dimiliki – 1000 HU. Diantara rentang
tersebut merupakan jaringan atau substansi lain dengan nilai berbeda-beda pula
tergantung pada tingkat perlemahannya. Dengan demikian penampakan tulang
dalam monitor menjadi putih dan penampakan udara hitam. Jaringan dan
substansi lain akan dikonversi menjadi warna abu-abu yang bertingkat yang
disebut Gray Scale. Khusus untuk darah yang semula dalam penampakannya
berwarna abu-abu dapat menjadi putih jika diberi media kontras Iodine.
i. Window Level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk
penampakan gambar. Nilainya dapat dipilih tergantung pada karakteristik
perlemahan dari struktur objek yang diperiksa. Window level ini menentukan
densitas gambar yang akan dihasilkan (Bontrager, 2001).
2.10 Prinsip Dasar CT-Scan
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum
dikenal.Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan
setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar.Perbedaan antara
keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada
citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi,
informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap)
sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang
tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat
menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu,
citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan
komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh
gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja
khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan.
Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu
yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit
sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini termasuk
waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan
scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan
tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada

24
Universitas Sumatera Utara

jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk
meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan
proses scanning khususnya untuk daerah perut.

2.10.1 Prinsip Kerja

Gambar 2.10. Bagan Prinsip Kerja CT-Scanner (Buzug, M. Thorsten.2008)
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas
sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan
ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai
dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x
yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi
tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di
proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah
menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian
dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor
dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar
yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser
Imager. Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan
intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan
intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam
bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis
bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan
citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu
bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor
untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian

25
Universitas Sumatera Utara

diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode
yang disebut sebagai rekonstruksi.

• Pemprosesan data

Gambar 2.11. Collimator dan Detektor (Buzug, M. Thorsten.2008)
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi
menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk
sinyal melaui proses berikut :

Gambar 2.12 Proses Pembentukan Citra (Buzug, M. Thorsten.2008)

Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi
dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini
dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.
Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan CT
Scanner :

26
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.13 Scanogram CT-Scan Upper Abdomen

2.10.2 Aplikasi Ct Scan
CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan suatu
kombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara bersamaan.
CT Scanner dapat digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda
seperti :
• Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)
• Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)
• Batu ginjal
• Inflamed appendix
• Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll.
• Tulang yang retak

2.11 Metode Three Phase Liver
Three phase CT-Scan adalah alat yang baik dan dapat digunakan sebagai
baris pertama modalitas pencitraan untuk membedakan lesi hati tidak ganas dan
ganas pada phase arteri, vena dan delay.

27
Universitas Sumatera Utara

- Phase Arteri adalah phase setelah kontras I.V, masuk ke vena kemudian sampai
jantung lalu didistribusikan ke Aorta dan seluruh arteri termasuk arteri dalam
hepar, sehingga massa akan tampak jelas dibanding dengan jaringan
sekitarnya. Pada Phase waktu scan diatur pada 20 detik, dengan harapan media
kontras tepat dan maksimal berada pada pembuluh arterinya
- Phase Vena adalah mengikuti kembali aliran kontras yang telah didistribusi ke
ginjal sehingga kelainan yang ada pada daerah setelah liver dapat terdeteksi.
Pada phase waktu scan 30.08 detik. Dengan pengaturan waktu ini, mampu
menampakkan gambaran fase vena secara maksimal.
- Phase Delay adalah scanningnya dilakukan 2 menit setelah kontras masuk,
sehingga gambaran phase delay kurang maksimal.
Two phase CT-Scan adalah alat pencitraan untuk membedakan lesi hati
tidak ganas dan ganas pada phase arteri dan vena.
One phase CT-Scan adalah alat pencitraan untuk membedakan lesi hati
tidak ganas dan dan ganas salah satu diantara phase arteri, vena dan delay.
Lesi liver adalah benjolan abnormal yang ada didalam tubuh.Dan dapat
didefinisikan sebagai lesi di hati tanpa menyebabkan kelainan didalam tubuh.Lesi
ini bisa jinak atau ganas.
Lesi jinak adalah pertumbuhan sel tidak normal tetapi tidak menyerang
jaringan yang berdekatan, tumbuh lambat, dan tidak berbahaya. Lesi jinak
dikatakan berbahaya apabila pertumbuhannya semakin lama menekan jaringan
darah atau saraf.
Lesi ganas disebut juga kanker.Munculnya benjolan sering dianggap
sebagai gejala penyakit kanker.Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak
normal dari sel-sel jaringan tubuh normal yang berubah menjadi sel kanker dan
mempunyai sifat tumbuh secara cepat.Penyakit ini memiliki potensi untuk
menyerang dan merusak jaringan yang berdekatan.Kondisi ini dalam istilah medis
dinamakan metastasis.
Pasien tanpa kanker diketahui atau riwayat penyakit hati kronis, lesi ini
biasanya dapat dievaluasi dengan tes pencitraan tindak lanjut seri karena hampir
semua akan jinak. Pada pasien dengan kanker, namun, penentuan cepat dari
penyebab lesi tersebut mungkin penting untuk mendefinisikan prognosis dan
terapi. lesi hepatik kecil dianggap jinak di 51% dari 82% pasien dengan
malignancy.4 mendasari dikenal tumor hati jinak telahdilaporkan dalam hingga
28
Universitas Sumatera Utara

52% dari population.5 umum Oleh karena itu penting untuk membedakan antara
lesi hati fokal jinak dan ganas untuk pengelolaan lebih lanjut dari pasien.
Hal ini sering sulit untuk mengkarakterisasi lesi hepatik dengan berbagai
pencitraan.
Kebanyakan metastasis ke hati yang hypovascular danakibatnya yang
terbaik terdeteksi selama fase vena porta. keganasan primer Hypervascular
(misalnya hepatocellular karsinoma) dan metastasis tertentu (misalnya, pankreas
karsinoma sel islet, carcinoids, melanoma, pheochromocytomas, koriokarsinoma,
dan sarkoma) memiliki suplai darah arteri hepatik secara proporsional lebih besar
dan, sebagai hasilnya, mungkin bisa dilihat di hati images.19 fase arteri Dalam
penelitian kami, 30 lesi metastatik yang hypervascular dan 21 lesi yang
hypovascular. Sebagian besar lesi metastatik hypervascular (n = 24) yang terbaik
divisualisasikan pada gambar fase arteri bukan pada fase portovenous. Sebagian
besar dari mereka menjadi iso atau hipodens pada portovenous dan keseimbangan
fase sehingga sulit untuk mendiagnosa pada fase tunggal sehingga menandakan
pentingnya gambar fase arteri tambahan.
Karena itu, lesi terlihat selama hanya fase arteri hepatik mungkin
memerlukan biopsi.Pada pasien dengan keganasan hypervascular seperti
hepatoma, deteksi lesi kecil terutama jika soliter penting karena lesi ini lebih
cenderung dioperasi atau menanggapi terapi.

2.11.1 Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi (arteri) memiliki dinding yang disusun dari tiga lapis yaitu
lapisan luar yang sifatnya elastis, lapisan tengah berupa sel-sel otot polos, dan
lapisan dalam yang disusun oleh selapis sel berdinding tipis.Pembuluh yang
mempunyai dinding tebal, kuat, dan juga elastis guna membantu tenaga dalam
memompa jantung untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh.Hal ini membuat
darah didorong untuk mengalir.Aktivitas tersebut memberi tekanan di sepanjang
dinding pembuluh yang dilaluinya dan menimbulkan denyutan.maka terjadi, darah
memancar keluar jika pembuluh nadi terluka.
Umumnya, pembuluh nadi ada dibagian dalam tubuh.Pembuluh nadi yang
besar disebut dengan aorta yang berpangkal di bilik kiri jantung dan bertugas
membawa darah yang mengandung sejumlah oksigen (darah bersih) ke seluruh
tubuh.Pembuluh ini mempunya katub yang beradap tepat di luar
jantung.Selanjutnya, aorta bercabang dua, satu cabang menuju ke kepala dan
satunya lagi ke tubuh bagian bawah.Pembuluh nadi yang kecil disebut
29
Universitas Sumatera Utara

arteriol.Arteriol memiliki ukuran lebih tipis dari pada satu sisir rambut.Arteriol
bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh kapiler.
FungsiPembuluh Nadi (Arteri) :

• Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh

• Menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel

• Mengangkut zat buangan misalnya karbon dioksida

• Menjaga keseimbangan mobilitasi protein, kimia, unsur-unsur dari
sistem kekebalan tubuh dan sel
2.11.2 Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh balik berndinding lebih tipis, tidak elastis,dan memiliki
diamater lebih lebar dari pada pembuluh nadi. Hal ini dapat terjadi karena dalam
perjalanan kembali ke jantung memiliki tekanan yang sangat rendah.Tekanan
rendah menyebabkan darah cenderung mengalir kembali meninggalkan
jantung.Untuk mencegahnya, pembuluh balik mempunyai sejumlah katup yang
memastikan darah mengalir ke satu arah menuju jantung.Tekanan darah rendah
pada pembuluh balik membuat tidak terasa adanya denyutan sehingga darah
hanya menetes (tidak memancar) jika pembuluh balik terluka.
Pembuluh balik berada di dekat permukaan tubuh yang nampak kebirubiruan.Fungsi dari pembuluh balik (vena) adalah menyalurkan darah dari seluruh
tubuh menuju jantung.Pembuluh yang mengandung banyak karbon dioksida,
kecuali pembuluh balik dari paru-paru menuju jantung (pembuluh balik paru-paru
atau vena pulmonalis) yang dilalui darah mengandung banyak oksigen.

Gambar 2.14 Arteri dan Vena

30
Universitas Sumatera Utara

Selain aorta, pembuluh nadi lain yang membawa darah meninggalkan
jantung ialah pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis).Pembuluh itu
berpangkal pada bilik kanan jantung dan berukuran lebih kecil daripada
aorta.Tugasnya membawa darah yang mengandung karbon dioksida (darah
kotor).dan uap air ke paru-paru. Melalui pembuluh nadi, darah dari jantung
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh termasuk jaringan penyusun
jantung.Pembuluh nadi yang bertugas mengalirkan oksigen dan zat makanan ke
jantung disebut nadi tajuk (arteri koronaria).Pembuluh ini berukuran sangat kecil
sehingga mudah tersumbat oleh gumpalan lemak.Penyumbatan aliran darah
menyebabkan sebagian sel-sel pada organ jantung menjadi kekurangan makanan
dan oksigen. Peristiwa penyumbatan pembuluh nadi jantung ini disebut
koronariasis.

31
Universitas Sumatera Utara