Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang T1 712012008 BAB IV

4. Analisa Spiritualitas Pemuda GPIB Immanuel Semarang dari Perspektif
Teori Perkembangan Iman
Setelah menguraikan hasil penelitian di atas maka penulis mencoba untuk
mengkaji

spiritualitas

pemuda

GPIB

Immanuel

Semarang

dari

teori

perkembangan iman. Sesuai dengan kategori usia dan penelitian yang telah
dilakukan maka perkembangan iman pemuda di jemaat ini digolongkan ke dalam

tahap lima, yakni individuatif-reflektif. Hal ini sejalan dengan jawaban responden
yang mengenal diri mereka berkaitan dengan kesadaran diri. Dengan timbulnya
ego eksekutif, mulai muncul kesadaran akan satu diri yang menguasai banyak diri
yang terkandung dalam pribadi tersebut.1 Berdasarkan “aku” eksekutif ini
seseorang menjadi prihatin terhadap kejelasan batas-batas identitas pribadinya.2
Para pemuda di jemaat ini dapat secara jelas menggambarkan pribadi mereka,
identitas dan ciri khas dari masing-masing individu. Perbedaan dari pribadi yang
lain dapat mereka kemukakan dan menjadi suatu hal lazim dalam diri mereka. Hal
ini juga tak terlepas dari campur tangan gereja yang melakukan pembinaan
sewaktu mereka menjalani proses katekisasi.
Berkaitan dengan lima dimensi dari komitmen religius ketika ditanyakan
tentang kehidupan spiritualitas, pemuda memberikan gambaran akan kehidupan
spiritualitas yang masih kurang. Terdapat tiga dimensi yang masih bermasalah
dalam kehidupan pemuda, yakni dimensi kepercayaan, praktis dan etis.
penggambaran terhadap Allah dicari dalam diri pribadi sendiri dan dikaitkan
dengan ego eksekutif yang bersumber pada otoritasnya sendiri. Apalagi ketika
menghadapi pergumulan yang tak kunjung usai. Acap kali Allah tampak di dalam
dirinya, bahkan dihayati sebagai suara hatinya sendiri yang mendorong mereka
untuk memikul tanggung jawab, menentukan pilihan, dan mengambil keputusan
sendiri. Ketika mereka akan memutuskan pilihan dalam hidup mereka kerap kali

mendengarkan suara hati yang digambarkan sebagai bukti dari kehadiran Allah
dalam diri mereka.3 Hal ini yang dimaksudkan Fowler dengan individu
terperangkap dalam bayangan rasio kritis yang mutlak sehingga menganggap

1

Fowler, Teori Perkembangan, 258.
Fowler, Teori Perkembangan.
3
Wawancara dengan Meliyanti Yosephine Surbakti.
2

dirinya “mahakuasa”. Artinya ada hal-hal di bawah kesadaran rasional dengan
memusatkan ego.
Agama dan kepercayaan memberikan suatu acuan dasar dan kerangka
pedoman yang mengarahkan individu bersikap religius serta memunculkan rasa
tanggung jawab etis di tengah-tengah dunia yang penuh dengan dualisme dan
relativisme. Ketika keseluruh responden diberikan pertanyaan yang erat
hubungannya dengan sesama yang membutuhkan mereka menjawab akan
memberikan bantuan sekalipun berada dalam kondisi berkekurangan. Itulah

wujud dari kasih yang Tuhan Yesus ajarkan. Memberikan bantuan tidak hanya
seputaran materi saja, dengan memberikan perhatian saja itulah wujud dari
tanggung jawab etis berkaitan dengan sikap religiusnya.
Spiritualitas merupakan sesuatu yang dapat mendorong, memotivasi,
menghidupkan dan menumbuhkan seseorang, sehingga apa yang diimani sejalan
seiring dengan apa yang dilakukan dalam relasinya dengan sesama dan dunia
secara konkret. Dalam usia pemuda spiritualitas menjadi hal yang penting bagi
mereka ketika berhadapan dengan realita kehidupan. Di mana pemuda mengalami
perubahan-perubahan dari segi intelektual, emosional dan fisik. Spiritualitas
pemuda berusaha untuk menyatukan segala aspek perkembangan dalam diri dan
pribadi mereka.
Spiritualitas sebagai semangat atau energi kehidupan yang mendorong
terkalahkan dengan ego eksekutif yang ada pada diri mereka. Sebagai contoh
jarangnya waktu untuk bersaat teduh dan terlambat datang beribadah karena
belum bisa mengatur waktu dengan baik. Pada masa muda pemuda mengalami
berbagai macam perubahan, salah satunya adalah pandangan dan pemahaman
mereka tentang Tuhan dan Yang Transenden itu. Dengan demikian spiritualitas
pemuda memperhatikan setiap usaha pemuda untuk menemukan arti dan
menyesuaikan diri dengan pandangan mereka tentang Tuhan dari segi perubahan
itu juga.

Dipicu oleh refleksi kritis dalam diri pemuda dan tentunya pengaruh
lingkungan sekitar juga alhasil pemuda membangun pandangan atau filsafat hidup
secara lebih mendalam. Contohnya ketika sudah aktif sekalipun dalam pelayanan
di gereja ternyata masih saja menghadapi pergumulan, apakah masih percaya

terhadap kemahakuasaan Tuhan dalam hidup mereka. Dari responden yang
menjawab memang terdapat pertentangan awalnya mulai tidak percaya, akan
tetapi setelah melalui proses yang panjang akhirnya menyadari bahwa segala yang
ditetapkan Tuhan itu baik adanya.4 Hal lainnya ketika mereka ditanyakan apakah
memilih bekerja ataukah pelayanan di saat yang bersamaan alhasil yang dipilih
ialah bekerja. Artinya mengejar karir adalah hal yang diutamakan dalam filsafat
hidup mereka.
Spiritualitas terkait dengan pengalaman rohani seseorang yaitu
perjumpaan

dengan

Yesus,

mengembangkan ke’diri’annya


dan

dengan

sadar

terus

memelihara

dan

yang baru tersebut.5 Spiritualitas adalah

kemampuan untuk memadukan ketaatan yang mutlak kepada Allah dan kasih
yang total kepada manusia. Spiritualitas akan terlihat ketika seseorang terbuka dan
penuh welas asih menerima semua orang, khususnya orang-orang yang ditolak
dan dibuang. Dari hasil wawancara yang dilakukan sebagian responden memiliki
pemahaman yang sama dengan pernyataan diatas. Mereka melihat wajah Allah

dalam diri kaum-kaum yang termarjinalkan dengan keyakinan bahwa Allah
datang ke dunia ini untuk semua orang termasuk yang ditolak dan dibuang.
Hubungan dengan sesama lebih ditekankan oleh para pemuda sebagai tolok ukur
dari pertumbuhan spiritualitas mereka. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan
bahwa ketika mereka secara pribadi kurang memiliki waktu yang intim dengan
Tuhan akan tetapi mereka ada untuk sesama yang membutuhkan. Senada dengan
hasil wawancara pada bagian-bagian sebelumnya yakni pertumbuhan spiritualitas
tak hanya bertumbuh dari pemenuhan aspek rohani saja melainkan aspek fisik
juga.
Kenyataan ini menimbulkan suatu pemahaman bagi pemuda bahwa
pertumbuhan spiritualitas itu tidak harus berkutat soal membaca firman, doa,
puasa, meditasi (ritual dan devosional) saja melainkan dengan mengasihi dan
memperhatikan sesama hal itu dirasa cukup. Fenomena seperti itu tidak dapat
dibiarkan, aspek rohani dan fisik harus seimbang, tak dapat menitikberatkan pada
salah satu aspek saja. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kelima
4

Wawancara dengan Estiningtyas Diana Mandagi.
Eka Darmaputera, “Agama dan Spiritualitas: Suatu
PENUNTUN: Jurnal Teologi dan Gereja 3 no. 12 (Juli, 1997), 395.

5

Perspektif

Pengantar”,

dimensi spiritual harus berjalan seimbang tidak hanya menitikberatkan pada salah
satu dimensi saja. Dengan kata lain ada kesesuaian dengan apa yang diimani dan
yang dilakukan sehari-hari. Oleh karena itu masih sangat jelas bahwa ego
eksekutif sangat berpengaruh dalam diri pemuda. Segala sesuatu yang menurut
mereka benar secara logika akan dilakukannya terus menerus.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi tentang Kegiatan Tahun Remaja di HKBP Kedaton dari Perspektif Teori James Fowler T1 712011022 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi tentang Kegiatan Tahun Remaja di HKBP Kedaton dari Perspektif Teori James Fowler T1 712011022 BAB IV

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan Jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang Pelayanan Diakonia T1 712007077 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Suatu Studi Terhadap Pembunaan Iman di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga dari Perspektif Teori Perkembangan Iman James Fowler

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang T1 712012008 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang T1 712012008 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang T1 712012008 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran dan Strategi Gereja dalam Pembangunan Karakter Taruna dan Pemuda di GPIB Jemaat Bukit Sion Balikpapan T1 752013018 BAB IV

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Spiritualitas terhadap Pandangan Jemaat tentang Peran Pendeta di GPIB Jemaat Sion Banyumanik

0 0 1