Perbedaan Faal Hemostasis Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Dan Tanpa Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Tromboelastografi (Teg)

21

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2013, Diabetes
mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin , kerja
insulin , atau kedua – duanya.1,2
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia.
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia meningkat
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada
dengan WHO, International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009,
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0 juta pada tahun 2009
menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Meskipun terdapat perbedaan angka
prevalensi, laporan keduanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah
penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030.2
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama dari morbiditas dan
mortalitas pada penderita DM tipe 2. Hampir 80% dari penderita DM tipe 2

meninggal oleh karena komplikasi kardiovaskuler dan risiko kejadian
aterotrombosis pada populasi ini meningkat seiring dengan adanya riwayat
penyakit jantung iskemi.3
Mekanisme penyebab terjadinya risiko trombosis pada pasien DM sangat
kompleks dan melipatkan berbagai proses. Penderita dengan DM tipe 2
mempunyai aterosklerosis yang prematur dan penyakit vaskuler yang lebih berat,
sehingga mudah mengalami ruptur plak dan pembentukan trombus. Sebagai
tambahan, penderita DM tipe 2 juga mengalami peningkatan kejadian trombus
akibat hiperaktivitas dari platelet, peningkatan keadaan protrombotik oleh faktor
koagulan, dan penurunan aktivitas fibrinolisis.4
Penelitian sebelumnya menunjukkan dibandingkan dengan penderita
kardiovaskuler yang bukan diabetes, pasien diabetes mempunyai ketebalan plak
yang lebih tinggi dan mengalami keterlibatan lebih banyak vessel.5 Jika faktor-

Universitas Sumatera Utara

22

faktor ini dikombinasikan menempatkan pasien diabetes mempunyai risiko yang
lebih tinggi terhadap kejadian infark miokard. Faktanya pasien diabetes tanpa

riwayat iskemi sebelumnya mempunyai risiko yang sama akan kejadian infark
miokard pada non diabetes yang mempunyai riwayat iskemi. Setelah infark
miokard, komplikasi dan kematian juga lebih tinggi pada penderita diabetes.
Peningkatan risiko ini juga terdapat pada pasien yang menjalani prosedur
kardiologi. Setelah intervensi koroner perkutan pasien diabetes mempunyai risiko
yang lebih tinggi akan kematian dan intervensi ulangan.6
Pada pasien yang mengalami sindroma koroner akut, trombus juga
dijumpai lebih besar pada pasien diabetes dibandingkan dengan pasien bukan
diabetes walaupun sebelumnya sama-sama sudah mendapatkan terapi preventif
yang sesuai berbasis bukti. Dan ketika dilakukan pemeriksaan bentuk dari
trombus dengan menggunakan mikroskop elektron, dijumpai perbedaan yang
bermakna dari struktur trombus.7 Penelitian lain juga menunjukkan bahwa pada
pasien DM tipe 2 dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK) stabil lebih
membutuhkan penambahan pemberian klopidogrel selain terapi standar dengan
aspirin dalam menurunkan tingkat kejadian trombus .8
Hal-hal tersebut mungkin dapat dijelaskan oleh penelitian klinis dan
epidemiologi sebelumnya sejak lebih dari 40 tahun lalu yang menunjukkan suatu
keadaan prokoagulasi pada DM tipe 2.9 Didukung oleh banyak penelitian lainnya
yang menunjukkan gangguan hemostasis penderita DM tipe 2 berupa peningkatan
dari sistem koagulasi dan penurunan sistem fibrinolisis.4,10-12

Tromboelastografi (TEG) adalah suatu metode untuk mengevaluasi
seluruh proses hemostasis darah yang menunjukkan dari awal pembentukkan
bekuan darah hingga terjadinya fibrinolisis dalam bentuk grafik.13 Dengan menilai
dari viskoelastisitas dari pembekuan darah, TEG menggabungkan efek dari
berbagai parameter seperti faktor plasma, platelet, dan leukosit dari seluruh
stadium koagulasi dan fibrinolisis yang tidak dapat ditunjukkan oleh pemeriksaan
hemostasis konvensional.14
Dengan menggunakan TEG dijumpai perbedaan status koagulasi antara
penderita DM tipe 2 dibanding orang sehat yang sesuai umur.15 Penelitian lain
pada pasien PJK menunjukkan adanya perbedaan pada parameter-parameter TEG

Universitas Sumatera Utara

23

yang juga menunjukkan perbedaan status koagulasi.16,17 Feuring dkk (2010)
dengan menggunakan TEG terotasi mendapatkan hasil adanya perbedaan status
koagulasi antara pasien PJK dengan DM tipe 2 dibandingkan PJK tanpa DM tipe
2.18
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik dengan menggunakan TEG untuk

menilai faal hemostasis pada pasien PJK dengan DM tipe 2 dan PJK tanpa DM
tipe 2.

1.2. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan faal hemostasis pada pasien PJK dengan DM tipe 2
dibandingkan tanpa DM tipe 2 dengan menggunakan pemeriksaan TEG

1.3. Hipotesis
Terdapat perbedaan faal hemostasis pada pasien PJK dengan DM tipe 2
dibandingkan tanpa DM tipe 2 dengan menggunakan pemeriksaan TEG

1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Mendapatkan perbedaan faal hemostasis pada pasien PJK dengan DM tipe 2
dibandingkan tanpa DM tipe 2 dengan menggunakan pemeriksaan TEG

1.4.2. Tujuan khusus


Untuk mengetahui gambaran faal hemostasis dengan TEG pada pasien




PJK dengan DM tipe 2



PJK tanpa DM tipe 2

Untuk mengetahui gambaran faal hemostasis dengan TEG pada pasien

Mendapatkan

perbandingan

pemeriksaan

hemostasis

dengan


menggunakan pemeriksaan hemostasis konvensional dan TEG.
1.5. Manfaat Penelitian




Sebagai bahan pembelajaran untuk para PPDS dan dokter spesialis
penyakit dalam di Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Manfaat akademis pada penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

Universitas Sumatera Utara

24

perbedaan faal hemostasis pada pasien PJK dengan dan tanpa DM tipe 2
sehingga


dapat


dipikirkan

perkembangan

lebih

lanjut

dalam

penatalaksanaan pasien PJK dengan DM tipe 2.
Memberikan wawasan baru mengenai pemeriksaan hemostasis selain
pemeriksaan konvensional dengan menggunakan TEG

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KADAR LDL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN TANPA Perbedaan Kadar LDL Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Dr. Moewardi.

1 8 15

PERBEDAAN KADAR LDL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN TANPA Perbedaan Kadar LDL Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Dr. Moewardi.

0 4 15

PERBEDAAN RERATA KOLESTEROL TOTAL PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN Perbedaan Rerata Kolesterol Total Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner.

0 0 14

PENDAHULUAN Perbedaan Rerata Kolesterol Total Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Rerata Kolesterol Total Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Jantung Koroner Dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner.

0 1 6

Perbedaan Faal Hemostasis Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Dan Tanpa Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Tromboelastografi (Teg)

0 1 20

Perbedaan Faal Hemostasis Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Dan Tanpa Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Tromboelastografi (Teg)

0 0 2

Perbedaan Faal Hemostasis Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Dan Tanpa Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Tromboelastografi (Teg)

0 1 15

Perbedaan Faal Hemostasis Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Dan Tanpa Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Tromboelastografi (Teg)

0 0 4

Perbedaan Faal Hemostasis Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Dan Tanpa Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Tromboelastografi (Teg)

0 0 33