Analisis Partisipasi Masyarakat Kecamatan Medan Johor Dalam Mengawasi Program Pembangunan Dan Pemeliharaan Drainase

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Prasarana kota berfungsi untuk mendistribusikan sumber daya perkotaan dan
merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,
kualitas dan efisiensi dari prasarana ini akan menjaga kesehatan dari sistem sosial kota,
menjamin kelangsungan perekonomian dan aktivitas bisnis dan menentukan kualitas
hidup masyarakat kota. Kekuatan ekonomi suatu kota dapat dilihat dari kondisi
prasarana kotanya. Drainase perkotaan sebagai salah satu prasarana kota memiliki
keterkaitan dengan prasarana kota lainnya, instansi penanggungjawabnya berbeda-beda
dengan sumber dana yang beragam, sehingga apabila penanganannya tidak terpadu
(integrated) maka sulit untuk menjaga suatu tingkat pelayanan yang baik. Salah satu
kondisi yang menunjukkan kurangnya tingkat pelayanan prasarana perkotaan khususnya
prasarana drainase perkotaan adalah terjadinya genangan air (banjir). Genangan air
menimbulkan berbagai kerugian bagi masyarakat kota. Sumber daya yang ada dalam
penanganan drainase kota meliputi informasi pengelolaan, institusi pengelola,
keterlibatan masyarakat, pendanaan dan peraturan adalah terbatas sehingga perlu

dikelola dengan manajemen yang lebih baik, terpadu dan berkelanjutan. Dalam
penyelesaian penelitian ini, penulis mengunakan metodologi penelitian dengan beberapa
tahapan penelitian, yaitu : penentuan objek penelitian dan batasan penelitian,
pengumpulan data dan analisis data. Metode analisis dan pengembangan suatu sistem

Universitas Sumatera Utara

drainase kota Medan yang dilakukan melalui evaluasi kualitatif. Dari hasil evaluasi yang
dilakukan diketahui bahwa kapasitas saluran secara teoritis saat ini pada beberapa titik
pengamatan tidak mempunyai kapasitas yang cukup, perencanaan pada masing-masing
saluran dilakukan belum secara menyeluruh dan terpadu, kapasitas saluran yang
berkurang, terjadi peningkatan debit oleh karena perubahan peruntukan lahan,
koordinasi antar instansi penanggungjawab dan yang terlibat dalam pengelolaan
drainase sub sistem Medan Johor belum terlaksana dengan baik. Saran dari hasil studi
antara lain perlunya dilakukan perumusan dan perencanaan rencana induk (master plan)
drainase kota Medan, studi lanjutan untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas dan
sistem saluran dan perencanaan fasilitas penahan air. Perlunya dilakukan kajian lebih
lanjut untuk merumuskan kelembagaan yang efektif dalam membentuk suatu wadah
koordinasi antar instansi, swasta dan masyarakat dan kajian lebih lanjut untuk
merumuskan sistem pengelolaan yang lebih efektif.

Kota Medan yang merupakan kota terbesar ke tiga di Indonesia sudah berusia
335 tahun. Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2001 -2005 sebesar 1.35% (BPS
Kotamadya Medan, 2005) dipengaruhi oleh arus urbanisasi dari daerah disekitarnya.
Pada saat ini Kota Medan sedang mengalami perkembangan yang ditunjukkan dengan
pertumbuhan perekonomian sebesar 5.49 % (Pemko Medan, 2007) sejalan dengan
pencanangan kota Medan sebagai suatu Metropolitan. Prasarana-prasarana kota untuk
mendukung perkembangan kota harus terus dibenahi termasuk penanganan sistem
drainase. Namun demikian pada saat ini masih terdapat daerah-daerah strategis yang
masih digenangi air walau hujan berlangsung dengan durasi yang singkat. Hal ini
merupakan suatu masalah yang besar yang perlu ditangani karena genangan air

Universitas Sumatera Utara

menimbulkan berbagai kerugian. Genangan air ini terjadi karena terdapat permasalahan
teknis yaitu tidak berfungsinya drainase yang ada sebagaimana mestinya, kapasitas
drainase tidak cukup, kapasitas drainase menurun, intensitas hujan yang tinggi dan
terjadinya peningkatan debit sungai.
Pembangunan antar infrastuktur kota dan hubungan antar instansi yang terkait
yang tidak terkoordinasi dengan baik yang menimbulkan infrastruktur tidak dapat
berfungsi secara optimal merupakan salah satu aspek non teknis. Jika dilihat lebih jauh

permasalahan ini terjadi disebabkan oleh banyak aspek yang saling terkait disamping
aspek teknis antara lain aspek sosial, ekonomi, hukum, lingkungan dan kelembagaan.
Terkait dengan berbagai aspek tersebut di atas dalam permasalahan drainase kota Medan
khususnya terdapat permasalahan yang menyagkut kurangnya informasi pengelolaan,
koordinasi antara institusi pengelola yang kurang baik, kurangnya peran serta
masyarakat dalam pengelolaan, keterbatasan pendanaan dan peraturan. Oleh karena
terdapatnya beberapa permasalahan ini maka perlu dikelola dan dipertimbangkan dan
direncanakan suatu pengelolaan yang baik, terpadu dan berkelanjutan.
Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98
35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara
dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di
atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 dan secara
administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Sarana dan prasarana
perhubungan di Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara.
Transportasi lainnya adalah kereta api. Disamping itu juga telah tersedia prasarana
listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri Medan (KIM) I. Sebagai

Universitas Sumatera Utara

daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan sebagai

ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis.
Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan
jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan
perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda
perekonomian kota. Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota Medan
adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 km dari pusat kota. Pelabuhan ini tidak
hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan, namun juga bagi Provinsi
Sumatera Utara. Kegiatan ekspor dan impor Kabupaten/Kota lain dilakukan di
pelabuhan ini yang dapat dilihat dari aktivitas bongkar-muat barang setiap harinya.
Dengan semua potensi dari sisi letak geografis, potensi ekonomi maupun dari
sisi lingkungan dan kebudayaan, Kota Medan menjadi incaran para investor untuk
mengembangkan bisnisnya. Hal ini menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan Kota
Medan terjadi sangat pesat. Namun pengelolaan Kota yang tidak mengedepankan
prinsip Pengembangan Jangka Panjang dan cenderung tanpa perencanaan terarah
membuat perkembangan yang terjadi justru menjadi boomerang tersendiri.
Berbagai efek keruwetan kota yang biasa menghinggapi kota-kota besar yang
salah urus mulai muncul di Kota Medan. Masalah infrastruktur jalan di Kota Medan
merupakan masalah yang kompleks dan berkepanjangan yang menyangkut berbagai
aspek. Buruknya sistem pemborongan proyek-proyek perbaikan infrastruktur jalan dan

masih banyaknya praktek-praktek KKN memperburuk masalah ini.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu, proyek infrastruktur jalan juga tidak diiringi dengan pembuatan
drainase yang efektif. Kebiasaan buruk warga Medan yang sering membuang sampah ke
sungai dan saluran pembuangan air kotor membuat aliran air tidak lancar. Akibatnya
ketika hujan lebat, sungai dan parit seringkali meluap dan menyebabkan banjir. Masalah
banjir ini sudah sering terjadi di Kota Medan dan seperti sudah menjadi penyakit
menahun yang melanda setiap tahunnya ketika musim hujan tiba.
Tata kota yang tidak terencana semakin memperburuk keadaan Kota Medan.
Pembangunan

gedung-gedung

di

Kota

Medan


terkesan

semrawut

dan

mengesampingkan aspek keamanan dan keindahan. Hampir di setiap sudut kota
terpampang beraneka poster dan iklan tak beraturan. Taman-taman jalan juga semakin
minim serta trotoar yang dipenuhi pedagang hingga ke bahu jalan menyebabkan
kemacetan juga menambah permasalahan kota ini yang diperparah dengan cara
mengemudi para pengguna jalan yang tidak tertib. Selain itu, beragam masalah sosial
juga melanda kota ini. Yang terbaru adalah fenomena geng motor yang sering
meresahkan warga. Namun yang paling meresahkan warga dari tahun ke tahun adalah
permasalahan banjir yang tak kunjung terselesaikan. Sejalan dengan perkembangan
kota-kota dan ilmu pengetahuan sistem drainase kota berkembang secara intensif. Pada
awalnya sistem drainase yang direncanakan secara konvensional sudah tidak mampu
memberikan pelayanan yang optimal. Pengelolaan drainase dilakukan seadanya,
penyelesaian permasalahan drainase diselesaikan kasus-perkasus dan cenderung
memindahkan masalah ke masalah yang lain. Saat ini yang berkembang adalah sistem

drainase kota yang berkelanjutan (sustainable urban drainage system) yang dikelola
secara terpadu. Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi

Universitas Sumatera Utara

mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan
dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan masyarakat. Lingkup sistem
drainase perkotaan meliputi drainase permukiman, drainase jalan raya, drainase
lapangan terbang, sistem drainase khusus dan pengisian air tanah.
Fokus penelitian ini adalah salah satu dimensi wajah pembangunan Kota Medan
seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Johor khususnya di bidang Infrastruktur
dalam pembangunan drainase. Ketika hujan yang turun masih dalam hitungan beberapa
menit atau maksimal satu jam saja, Medan sudah seperti kolam besar. Bagaimana pula
jika hujan yang turun hingga satu harian, mungkin Medan akan tenggelam dan terseret
banjir. Apapun itu, sebenarnya faktor utama yang menyebabkan banjir adalah tidak lain
dan tidak bukan adalah faktor drainase. Letaknya adalah drainase-drainase yang ada
sudah mengalami pendangkalan. Ditambah lagi, masih banyaknya lokasi-lokasi di
seputaran Medan yang belum memiliki drainase. Hanya saja, mengenai permasalahan
semakin dangkalnya drainase yang ada disebabkan karena masyarakat juga terkesan
acuh terhadap drainase yang ada. Masyarakat tidak peduli lagi dengan drainase yang

sudah penuh dengan sampah atau semacamnya. Sementara itu, pemerintah dalam hal ini
Pemko Medan tidak pernah mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan
pengerukan atau semacamnya. Seharusnya pemerintah Kota Medan kembali
mengupayakan pembuatan drainase di semua titik di Kota Medan. Karena untuk
pembuatan drainase itu sudah ada dianggarkan di APBD Medan. Artinya, dana yang
telah ada harus segera dimaksimalkan untuk pembuatan drainase. Dengan pemaksimalan
itu, bisa mencegah banjir di Kota Medan. Atau paling tidak diminimalisir. Kemudian
mempersempit pembahasan penulis juga melihat salah satu sisi utama yang sangat

Universitas Sumatera Utara

penting

berkaitan

dengan

pembangunan

tersebut


yakni

mengenai

tingkat

pengawasanyang dilakukan masyarakat kecamatan sendiri terhadap berbagai upaya
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sebagaimana drainase di wilayah mereka.
Dengan demikian terdapat nantinya gambaran nyata tentang bagaimana sebenarnya
potret pengawasan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Medan
Johor. Kelebihan air pada suatu kawasan perkotaan akibat air hujan dan air limbah
rumah dialirkan melalui suatu bangunan drainase perkotaan ke badan air. Untuk dapat
menjalankan fungsinya drainase

terdiri dari beberapa elemen bangunan yang

direncanakan secara sistimatis sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga
membentuk suatu sistem drainase, sehingga sistem drainase dapat didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal (Suripin, 2004) yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Adapun berbagai alasan memotivasi penulis namun yang paling utama dirasakan
adalah keberadaan sistem drainase Kecamatan Medan Johor untuk menjaga arus air
menuju kanal pengendalian banjir di Kota Medan. Oleh karena itu, penulis menganggap
penting untuk mengukur “Tingkat Partisipasi Masyarakat Kecamatan Medan Johor
dalam mengawasi Program Pembangunan dan Pemeliharaan Drainase di Kecamatan
Medan Johor”.

Universitas Sumatera Utara

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, secara jelas digambarkan selanjutnya mengenai

rumusan masalah yang akan diteliti yakni; “Bagaimanakah

partisipasi masyarakat


Kecamatan Medan Johor dalam mengawasi program pembangunan dan pemeliharaan
drainase.”

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini adalah untuk merumuskan suatu sistem pengelolaan

drainase kota Medan secara terpadu khususnya untuk penanganan masalah drainase
pada Kecamatan Medan Johor yang dapat dipergunakan sebagai satu konsep untuk
pengelolaan pada sub sistem yang lain yang mempunyai karakteristik sistem drainase
yang sama sehingga permasalahan drainase kota dapat ditangani secara menyeluruh dan
terpadu. Penulisan ini juga dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca
mengenai pengelolaan sistem drainase kota Medan.
Tujuan penelitian ini tentunya menggambarkan hasil analisis dari keseluruhan
pelaksanaan prosedur penelitian ilmiah. Dengan demikian yang menjadi tujuan
penelitian ini yaitu; “Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat partisipasi masyarakat
Kecamatan Medan Johor dalam mengawasi program pembangunan dan pemeliharaan
drainase.”

Universitas Sumatera Utara

1.4.

Manfaat Penelitian
Secara teoritis Penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan

konseptual bagi peneliti yang berkeinginan menganalisa permasalahan serta fokus yang
serupa maupun civitas akademika dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk perkembangan kemajuan dunia pendidikan.
Selanjutnya secara praktis bagi praktisi pembangunan adalah untuk mengetahui
manfaat peran serta masyarakat dalam mendukung program pembangunan baik yang
dilakukan oleh pemerintah atau instansi non pemerintah.pemerintah Kabupaten Tanah
Karo secara umum agar dapa

Universitas Sumatera Utara