T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Facebook pada Mata Pelajaran TIK Dengan Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas IX SMPN 7 Salatiga T1 Full text

Pemanfaatan Facebook Pada Mata Pelajaran TIK Dengan
Menerapkan Model Cooperative Learning
Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa
Kelas IX SMPN 7 Salatiga
Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :
Jemsi (702010095)
Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015

ii


iii

iv

v

vi

vii

Pemanfaatan Facebook Pada Mata Pelajaran TIK dengan
Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share
(TPS) Pada Siswa Kelas IX SMPN 7 Salatiga
1)

Jemsi, 2)Dharmaputra T Palekahelu

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)[email protected], 2) [email protected]
Abstract

This research was conducted with the aim to develop a learning model that
utilizes facebook with implement cooperative learning model of the type of think,
pair and share. The method used was experimental. The instruments used in this
research is the observation and documentation. The sample used in this study
were students of class IX B SMP N 7 Salatiga with a total sample of 26 students.
From the results of the study showed that students who take advantage of
facebook activity by applying the model think pair share a higher of the class that
uses the conventional learning model. This can be evidenced by the differences in
the percentage of student activity control class and class treatment.

Keyword : cooperative learning, think pair share, facebook
Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan model
pembelajaran yang memanfaatkan facebook dengan menerapkan model
cooperative learning tipe think pair share. Metode penelitian yang digunakan

adalah eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
observasi dan dokumentasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IX B SMP N 7 Salatiga dengan total sampel 26 siswa. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa yang memanfaatkan facebook
dengan menerapkan model think pair share lebih tinggi dari kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dengan
perbedaan persentase aktivitas siswa control class dan treatment class.
Kata kunci :cooperative learning, think pair share, facebook
1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1

1. Pendahuluan
Di era globalisasi saat ini, dimana perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dengan segala kecanggihannya telah menjadi suatu bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari segala aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi
yang semakin canggih dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek termasuk dalam
dunia pendidikan. Di era globalisasi sekarang ini sangat dibutuhkan sumberdaya
manusia yang berkualitas agar mampu bersaing di jaman modern sekarang ini,
namun kualitas manusia tersebut sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya.
Pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi antara peserta didik,
pendidik, sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran adalah
suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar/instruktur dan/atau
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu [1]. Artinya untuk mencapai tujuan dari pembelajaran diperlukan peran
aktif dari komponen pembelajaran yaitu, guru, siswa dan media. Namun pada
kenyataannya selama ini pembelajaran berlangsung masih cenderung berpusat
pada guru dan hanya menggunakan media formal saja. Kecenderungan proses
belajar mengajar yang hanya berpusat pada guru saja hal ini mengakibatkan
kurangnya interaksi antara guru dan siswa sehingga membuat siswa menjadi
bosan dengan model pembelajaran tersebut dan pada akhirnya mengakibatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa menurun.
Ada banyak cara untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa agar hasil
belajarnya dapat meningkat. Salah satunya adalah dengan mengubah metode
pembelajaran dimana guru tidak lagi menjadi pusat dalam pembelajaran

melainkan dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peran sebagai
fasilitator dan motivator, sehingga siswa yang menjadi pusat dalam proses
belajar mengajar. Dalam penelitian ini peneliti berupaya mengembangkan
metode pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan media facebook dan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Sepeti yang
sudah kita ketahui bahwa facebook merupakan jejaring sosial dimana kita dapat
berkomunikasi melalui chatting dan berbagi informasi melalui group, dalam
penerapannya dalam pembelajaran facebook digunakan untuk membantu proses
pembelajaran dimana setiap siswa dapat berbagi materi hasil diskusi atau
pendapat kelompoknya mengenai materi atau topik yang diberikan guru dalam
sebuah group di facebook.
Berdasarkan permasalahan yang ada penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui dan membantu mengembangkan metode pembelajaran
dengan menereapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
dengan memanfaatkan media facebook pada siswa kelas IX SMP, dengan
menerapkan model pembelajaran koopeeratif ini diharapkan siswa dapat
berdiskusi dan berargumen untuk mengasah kemampuan dan pengetahuan yang
mereka miliki.

2


2. Tinjauan pustaka
Penerapan model pembelajaran think pair share ini telah banyak dilakukan
salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Joko Susilo, tentang upaya
meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia melalui model think pair share
(TPS) pada siswa kelas III SDN Tleter semester II tahun ajaran 2012/2013 [2].
Hasil penelitian menunjukan bahwa data awal sebelum mendapatkan tindakan
atau perlakuan adalah 67% tidak tuntas dan 33% tuntas. Kemudian hasil setelah
mendapatkan tindakan atau perlakuan hasil yang dicapai pada siklus I adalah
83% siswa tuntas dan 17% siswa belum tuntas. Kemudian penelitian dilanjutkan
pada siklus II, Pada siklus II persentase hasil belajar siswa meningkat lagi
menjadi 100% tuntas. Berdasarkan analisa hasil penelitian yang telah diuraikan
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode think pair share
(TPS) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas III SDN 1 Tleter.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sayudi Riawan, yaitu tentang
upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan dengan metode
think pair share (tps) pada siswa kelas 7 di SMP Negeri 1 Japah Kecamatan
Japah Kabupaten Blora semester genap tahun pelajaran 2012/2013 [3].
Diketahui pada kondisi awal hasil belajar siswa sebelum diterapkan model

pembelajaran TPS terdapat 25 siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal
dari 37 siswa dan hanya ada 12 siswa yang mencapai ketuntasan minimal,
namun setelah model pembelajaran TPS diterapkan terdapat peningkatan hasil
belajar pada siklus 1 yaitu terdapat 75,68% siswa yang sudah mencapai
ketuntasan minimal kemudian penelitian tersebut dilanjutkan lagi pada siklus 2
dimana terdapat peningkatan pada hasil belajar yang sebelumnya pada siklus 1
hanya 75,68% siswa yang tuntas namun pada siklus 2 ketuntasan siswa
mencapai 91,9% dengan nilai rata – rata 82,57. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa pembelajaran dengan model think pair share dapat meningkatkan hasil
belajar.
Dari 2 penelitian yang berbeda tersebut terdapat persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan kali ini yaitu penerapan model pembelajaran
think pair share dalam proses pembelajaran, namun dari persamaan tersebut
yang menjadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
penelitian ini mencoba mengembangkan model think pair share dengan
memanfaatkan media sosial facebook sebagai tempat untuk melakukan sharing
hasil diskusi yang dilakukan diluar jam pelajaran di sekolah. Selain itu juga
terdapat perbedaan tempat penelitian.
Pada penelitian dengan pemanfaatan facebook dengan menerapkan model
cooperative learning tipe think pair share ini mempunyai tujuan untuk

mengetahui dan membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran tik, namun sebelum dilakukan pelaksanaan penerapan metode
pembelajaran diperlukan landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan

3

dalam penerapan metode pembelajaran antara lain adalah pengertian dan
langkah - langkah pembelajaran kooperatif beserta dengan tipe think pair share,
pengertian facebook, dan pengertian hasil belajar, landasan teori tersebut dapat
dilihat pada paragraf – paragraf selanjutnya.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
memungkinkan seorang guru dapat mendorong siswa untuk belajar dan berpikir
untuk mencapai tujuan pembelajaran baik berupa tujuan akademik, penerimaan
akan keragaman, maupun sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan
sosial [4]. Artinya model pembelajaran kooperatif ini tidak hanya mempunyai
tujuan hasil akademik saja melainkan juga bertujuan untuk melatih siswa agar
bisa menerima dan menghargai berbagai keragaman yang ada di sekitarnya.
roger dan kawan – kawan menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan
aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa
pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara

kelompok belajar yang ada didalamnya, setiap pelajar bertanggung jawab atas
pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran
anggota – anggota lainnya [5]. Pengertian pembelajaran kooperatif tersebut
memiliki makna bahwa setiap individu atau peserta didik mempunyai hak untuk
menyampaikan pendapatnya didalam kelompok diskusinya sehingga terjadi
sehingga informasi yang didapat menjadi lebih luas. Dapat disimpulkan bahwa
dalam pembelajaran kooperatif adalah, pertama kerjasama antar sesama siswa
untuk mendiskusikan materi pembelajaran, kerjasama dibutuhkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Yang kedua yaitu setiap anggota kelompok harus
bertanggung jawab atas pembelajarannya untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran tersebut, artinya setiap siswa menpunyai tanggung jawab atas hasil
kerjasamanya dengan kelompok masing – masing. Yang ketiga adanya
perubahan informasi sosial artinya dalam pemilihan kelompok harus dilakukan
secara acak tidak adanya perbedaan suku dan ras sehingga tidak terjadi
ketergantungan terhadap salah satu siswa.
Pembelajaran kooperatif memiliki langkah – langkah sebagai berikut [6].
a. Langkah pertama guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta
didik. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta
didik agar siap belajar.
b. Langkah kedua yaitu menyajikan informasi. Guru mempresentasikan

informasi kepada peserta didik secara singkat.
c. Langkah ketiga yaitu mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok
belajar. Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang
efisien.
d. Langkah keempat yaitu membantu tim dan belajar. Membantu tim – tim
belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.

4

e. Langkah kelima yaitu mengevaluasi. Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi pembelajaran atau setiap kelompok
mempresentasikan hasil kejranya.
f. Langkah keenam yaitu memberikan pengakuan atau penghargaan. Guru
mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun
kelompok.
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode atau tipe
pembelajaran yang beragam salah satunya adalah tipe think pair share. think
pair share merupakan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
dapat berkerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dan mampu

mengoptimalkan partisipasi siswa [7]. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) merupakan model pembelajaran yang bisa mengaktifkan seluruh
siswa dalam suatu kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan dengan
memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai
kemampuan berbeda [8]. Seperti yang diikemukakan oleh Lie bahwa, Think
Pair Share (TPS) adalah pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan
untuk bekerja secara individu dan bekerjasama dengan siswa yang lain [9].
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah
model pembelajaran kooperatif yang sederhana yang mampu mengaktifkan
seluruh siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan
bekerja sama dengan orang lain melalui diskusi kelompok kecil. Nurhadi
menyatakan langkah- langkah pembelajaran think pair share yang dapat
digunakan sebagai berikut [10]:
Langkah 1 : thinking (berpikir)
Seorang Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berkaitan dengan
pelajaran dan kemudian siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri
mengenai jawaban dari pertanyaan atau isu tersebut. Tujuan dari langkah think
ini adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
Langkah 2 : pairing (berpasangan)
Kemudian selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi siswa saat melakukan
diskusi ini dapat menghasilkan jawaban atau menyatukan jawaban jika suatu
pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah
khusus telah diidentifikasi. Tujuan dari langkah pairing ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan kerjasama siswa.
Langkah 3 : sharing (berbagi)
Pada langkah terakhir, guru meminta setiap pasangan untuk berbagi
dengan seluruh kelas mengenai apa yang telah mereka diskusikan. Tujuan dari
langkah sharing ini adalah untuk mengembangkan kemampuan untuk
menyampaikan informasi dan berbiacara didepan banyak orang.
Facebook adalah situs pertemanan populer yang berasal dari Amerika,
pendiri facebook itu sendiri adalah Mark Zukerberg [11]. Facebook
memungkinkan setiap pengguna bisa berinteraksi satu sama lain di seluruh

5

dunia. Facebook adalah jejaring sosial yang dimiliki dan dioperasikan
oleh Facebook, Inc serta diluncurkan pada bulan Februari 2004 [12]. Hampir
semua orang bisa menggunakan facebook dengan cara mendaftar menggunakan
alamat email yang valid. Fatih menjelaskan bahwa setelah mendaftar akun
facebook Pengguna dapat membuat profil yang dilengkapi foto, informasi
kontak, dan informasi pribadi lain, Setiap Pengguna facebook dapat
berkomunikasi dengan teman dan pengguna lain melalui pesan pribadi atau
umum dan fitur obrolan, Mereka juga dapat membuat dan bergabung dengan
grup, khusus dalam penelitian ini fitur yang digunakan adalah group.
3. Metode penelitian
Berdasarkan tujuan utama dari penelitian ini untuk mengetahui dan
membantu mengembangkan metode pembelajaran dengan menereapkan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan memanfaatkan media
facebook pada siswa kelas IX SMP, maka jenis penelitian ini bersifat
eksperimen. penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan [13]. Artinya Penelitian eksperimen ini merupakan kegiatan
penelitian yang mempunyai tujuan untuk menilai pengaruh suatu
perlakuan/treatment terhadap hasil belajar dan menguji hipotesis tentang ada
tidaknya pengaruh perlakuan/treatment tersebut bila dibandingkan dengan
tindakan lain, perlakuan dalam hal ini yakni pemanfaatan facebook dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Berdasarkan tujuan
dari penelitian ini maka data – data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data aktivitas belajar siswa setelah menerima perlakuan.
Berdasarkan pokok penelitian yang digali dalam penelitian ini, yang
menyangkut tentang pemanfaatan facebook pada pelajaran TIK dengan
menerapkan pembelajaran kooperaf tipe think pair share. Obyek yang akan
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa – siswi SMP Negeri 7
Salatiga. Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang dijadikan
sebagai sumber data yang akan mewakili karakteristik dan sifat yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Karena populasi dari penelitian ini adalah SMP Negeri 7
Salatiga, maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan
siswi kelas IX SMP Negeri 7 Salatiga.
Berdasarkan tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan
membantu mengembangkan metode pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan memanfaatkan media
facebook pada siswa kelas IX SMP. Data yang diperlukan dalam penelitian ini
yaitu mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

6

1. Observasi
Pada penelitian dengan menggunakan observasi dilakukan untuk
mengetahui aktivitas peserta didik saat pembelajaran menggunakan model
cooperative learning tipe think pair share dengan memanfaatkan facebook
pada mata pelajaran TIK. aktivitas atau kegiatan pembelajaran merupakan
suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran [14]. Pada penelitian
menggunakan observasi ini yang diteliti adalah aktivitas peserta didik.
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 lembar observasi aktivitas siswa [15]
NO

Aspek yang diamati

I

Kegiatan awal pembelajaran
1. Menjawab apersepsi dari guru
2. Memperhatikan secara seksama ketika guru menjelaskan
tujuan pembelajaran

II

Kegiatan inti pembelajaran
3. Memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru
4. Siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami
5. Siswa memikirkan dengan serius pertanyaan atau isu yang
diberikan guru (Think)
6. Mengerjakan tugas diskusi kelompok (pair )
7. Siswa aktif dalam kerja kelompok
8. Serius dalam melaksanakan tugas kelompok
9. Bekerja sama dengan teman satu kelompok
10. Siswa berani mempresentasikan hasil diskusinya didepan
kelas (share)
11. Siswa menunjukkan kekompakan saat presentasi
12. Siswa memberikan tanggapan dari hasil presentasi kelompok
lain

III

Kegiatan penutup
13. Secara bersama – sama siswa mampu menyimpulkan
pembelajaran
14. Siswa mendengarkan pengarahan dari guru tentang tugas
kelompok di rumah

7

Data observasi aktivitas siswa kemudian dinilai dengan ketentuan penskoran
sebagai berikut:
Skor 1 = jika aspek tersebut dilakukan dalam kategori kurang.
Skor 2 = jika aspek tersebut dilakukan dalam kategori cukup.
Skor 3 = jika aspek tersebut dilakukan dalam kategori baik.
Untuk mengetahui jumlah persentase aktivitas siswa dilakukan perhitungan
menggunakan persamaan berikut:
Hasil :

��

�ℎ


� � � � ℎ� �
��

� �

Kriteria penilaian skor :

� 100 %

persentase
kategori
≤46%
Buruk
47 – 59 %
Kurang baik
Cukup baik
60 – 72%
Baik
73 – 85%
Baik sekali
86 – 100%
Tabel 2 kriteria pengukuran aktivitas siswa
2. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh
informasi terkait objek penelitian. Pada penelitian ini studi dokumentasi
dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari RPP dan
Silabus mata pelajaran TIK SMP 7 Salatiga. Selain itu juga dari buku-buku
literature, jurnal dan internet yang berkaitan dengan penelitian. Studi
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data-data
yang dibutuhkan.
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu
data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok dengan tujuan untuk
membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai
fakta – fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti [16].
Khusus dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah data dari hasil
observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan
membantu mengembangkan metode pembelajaran dengan menereapkan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan memanfaatkan media
facebook pada siswa kelas IX SMP sesuai dengan tujuan tersebut penelitian ini
menggunakan beberapa tahapan, yaitu:

8

Pra penelitian

Desain strategi

Penerapan

Evaluasi
Gambar 1 Tahapan penelitian
a. Pra penelitian
Pada tahapan ini observasi dilakukan untuk mengetahui situasi belajar
mengajar yang sedang terjadi. Dalam keadaan seperti ini observasi dilakukan
untuk mengetahui proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan.
b. Mendesain strategi
Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik diperlukan
desain strategi pembelajaran yang matang, oleh karena itu agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) digunakan sebagai acuannya. Adapun desain
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Table 3 desain pembelajaran treatment class
Langkah
Kegiatan pembelajaran
waktu
pembelajaran
10 menit
1. pendahuluan  Membuka pembelajaran dengan doa.
 Absensi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti EKSPLORASI :
50 menit
 Menyampaikan materi pendahuluan tentang
sejarah internet, pengertian internet dan
intranet.
 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
ELABORASI :
 Guru mengajukan beberapa pertanyaan atau
isu mengenai materi yang sudah dijelaskan

9








secara singkat.
Guru meminta siswa berfikir (Think)
mengenai jawaban dari pertanyan atau isu
yang sudah disampaikan.
Guru meminta siswa berpasangan (Pair )
untuk mendiskusikan hasil pemikiran
mereka. Hal ini dimaksudkan agar terjalin
kerja sama dan saling bertukar pendapat
antar masing-masing anggota kelompok.
Siswa
melakukan
diskusi
dengan
kelompoknya masing – masing.
Guru membimbing proses jalannya diskusi.

KOMFIRMASI :
 Guru meminta setiap pasangan untuk
berbagi (Share) mengenai hasil diskusi
mereka.
 Guru memberikan kesempatan kepada
pasangan yang lain untuk memberikan
tanggapan.


3. Kegiatan
penutup

Guru membimbing siswa untuk membuat
rangkuman.

a. Guru memberitahukan materi yang akan 20 menit
dibahas pada pertemuan berikutnya dan
memberikan
tugas
rumah
berupa
pertanyaan atau isu untuk didiskusikan oleh
setiap pasangan.
b. Guru meminta setiap pasangan untuk
berbagi (share) hasil diskusi kelompoknya
di group facebook.
c. Guru menutup pelajaran kemudian
mengucapkan salam.

c. Penerapan
Tahap berikutnya adalah tahapan penerapan atau pelaksanaan. Dalam
tahapan ini dilakukan eksperimen. Pada tahapan ini, diterapkan Control Class
dengan Treatment Class. Control Class merupakan kelas yang proses
pembelajarannya menggunakan metode konvensional yang nantinya akan
dibandingkan dengan Treatment Class yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan pemanfaatan
facebook akan diterapkan pada kelas ini. Pada tahapan ini, untuk dapat
melakukan penelitian ada beberapa hal yang diperlukan, yaitu:

10



Hardware
Perangkat yang digunakan adalah LCD projector. LCD projector
digunakan untuk menampilkan materi yang akan dijelaskan dan dipelajari
serta untuk menampilkan cara menggunakan fitur group facebook untuk
melakukan sharing hasil diskusi.

d. Evaluasi
Evaluasi merupakan hal yang dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik atau tidak. evaluasi mengenai hasil
belajar peserta didik yang dilakukan setelah mereka mendapatkan perlakuan
pembelajaran.
4. Hasil penelitian dan pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMP NEGERI 07 SALATIGA dengan
menggunakan dua kelas yaitu kelas IXB sebagai kelas treatment dan kelas IXF
dijadikan sebagai kelas kontrol, untuk kelas treatment pembelajaran akan
dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yaitu dengan pemanfaatan
Facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share, dan untuk kelas treatment ini jumlah siswa dalam
satu kelas yaitu 26 siswa dan dari jumlah siswa tersebut terdapat 80.7 persen
siswa yang sudah memiliki akun facebook artinya terdapat 21 siswa yang sudah
memiliki akun facebook.
Proses pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan facebook pada
mata pelajaran tik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share ini dimana siswa dibagi kedalam kelompok diskusi atau berpasangan
dengan temannya untuk mendiskusikan materi atau pertanyaan – pertanyaan yang
telah diberikan oleh guru. Sebelum siswa melakukan diskusi, guru terlebih dahulu
menyampaikan materi secara singkat hal ini dilaukan untuk menbangun
pengetahuan awal siswa sebelum mereka berdiskusi, kemudian setelah guru
menyapaikan materi secara singkat guru menyapaikan beberapa pertanyaan atau
isu yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan kemudian guru meminta
siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut secara individu tahap
ini disebut dengan tahap think, kemudian setelah siswa memikirkan jawabannya
guru membagi siswa kedalam kolompok diskusi atau meminta siswa untuk
berpasangan dengan teman sebangkunya, setelah peserta didik bergabung dengan
kelompok diskusinya guru meminta perserta didik untuk mendiskusikan
pertanyaan atau isu yang telah mereka pikirkan dan selama proses diskusi berjalan
guru mempunyai tugas untuk membimbing dan mengawasi proses diskusi peserta
didik, tahap ini disebut dengan tahap pair .
Setelah proses diskusi selesai dilaksanakan guru meminta siswa untuk
berbagi hasil diskusinya di depan kelas, setiap kelompok deberi kesempatan untuk
melaksanakan presentasi hasil kerja kelompoknya dan guru mempersilahkan

11

kepada kelompok yang lain untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan
terhadap hasil yang disampaikan oleh kelompok yang melakukan presentasi hasil
diskusinya, setelah proses berbagi hasil diskusi di kelas sudah selesai guru
bersama dengan siswa merangkum dan membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari dikelas. Setelah guru dan siswa membuat rangkuman dan
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, kemudian guru memberikan
penugasan kepada peserta didik tugas tersebut berupa pertanyaan – pertanyaan
untuk didiskusikan oleh peserta didik diluar jam sekolah serta guru
memberitahukan kepada peserta didik untuk membagikan hasil diskusinya di
group facebook, pertanyaan – pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan materi
yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
a.

Aktivitas Kelompok diskusi Peserta Didik Melakukan Sharing Hasil
Diskusi Di Group Facebook
Melihat dari hasil observasi yang dilakukan dan diperoleh bahwa hasil
belajar peserta didik SMP 7 Salatiga pada mata pelajaran TIK khususnya
kelas 9 masih sangat rendah, berdasarkan hasi belajar yang masih rendah
tersebut guru mencoba sebuah inovasi baru dengan mengembangkan model
pembelajaran yakni untuk memanfaatkan facebook dengan menerapkan
model pembalajaran cooperative learning tipe think pair share, mengingat
bahwa peserta didik mempunyai akun dan selalu mengakses jejaring sosial
facebook. Dari hal tersebut Terobosan yang telah dilakukan disini adalah
memberikan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari
untuk didiskusikan oleh peserta didik. Kemudian peserta didik membagikan
hasil diskusinya di group facebook yang telah diikuti oleh para peserta didik.
Berdasarkan penerapan model pembelajaran yang telah dilakukan yakni
pemanfaatan facebook dengan menerapkan model cooperative learning tipe
think pair share penerapan model tersebut mendapatkan respon yang sangat
baik dari peserta didik treatment class. Berdasarkan pembagian kelompok
diskusi terdapat 12 kelompok diskusi, dan kemudian mereka ikut serta dalam
menjawab beberapa pertanyaan yang telah diberikan oleh guru tanpa harus
diberikan dorongan agar mereka membagikan hasil diskusinya. Dari kegiatan
yang dilakukan peserta didik dalam menggunakan media facebook untuk
menbagikan hasil diskusinya, kegiatan tersebut tentunya membawa dampak
yang positif dalam proses belajar peserta didik. Dari kegiatan diskusi dan
kemudian menbagikan hasil diskusinya di group facebook, secara tidak
langsung kegiatan tersebut telah menggali pengetahuan dan pemahaman
peserta didik mengenai materi yang akan mereka pelajari.

b. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Treatment Kelas
Pada bagian ini akan dibahas mengenai aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran di kelas berlangsung. Berdasarkan data yang
dikumpulkan dari lembar observasi aktivitas siswa terlihat bahwa saat

12

pembelajaran dengan pemanfaatan facebook pada mata pelajaran tik dengan
menerapkan model cooperative learning tipe think pair share mendapatkan
respon yang sangat baik dari peserta didik itu terlihat dari aktivitas mereka
dalam mengikuti pembelajaran. Berikut adalah kriteria pengukuran tingkat
aktivitas siswa.
persentase
kategori
≤46%
Buruk
47 – 59 %
Kurang baik
Cukup baik
60 – 72%
Baik
73 – 85%
Baik sekali
86 – 100%
Tabel 4 kriteria pengukuran aktivitas siswa
Adapun data hasil analisis dari lembar observasi aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel 5 berikut.
Jadwal

Jumlah skor

Persentase

Kategori

Pertemuan 1
30
71%
Cukup baik
Pertemuan 2
32
76%
baik
Tabel 5 aktivitas peserta didik treatment class
Seperti yang terlihat peda tabel 5 dapat dijelaskan bahwa tingkat
aktivitas peserta didik pada pertemuan 1 bisa dikatakan cukup baik dan pada
pertemuan kedua meningkat menjadi baik hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah skor dan persentase tingkat aktivitas peserta didik dimana pada
pertemuan 1 terlihat persentase aktivitas siswa mencapai 71% yang
menandakan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan 1 dikategorikan cukup
baik selama proses pembelajaran berlangsung, kemudian pada pertemuan
kedua tingkat aktivitas peserta didik meningkat menjadi 76 % hal tersebut
menandakan bahwa ada peningkatan aktivitas peserta didik pada pertemuan
kedua yaitu masuk kedalam kategori baik. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa dengan pemanfaatan facebook pada mata pelajaran tik dengan
menerapkan model cooperative learning tipe think pair and share dapat
membuat aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran menjadi baik.
c.

Hasil observasi aktivitas peserta didik control class
Melihat dari hasil observasi aktivitas peserta didik control class terlihat
bahwa tingkat aktivitas peserta didik cukup rendah, hal tersebut disebabkan
oleh karena tak sedikit dari peserta didik yang selama proses pembelajaran
berlangsung sedang sibuk bermain dan bercerita dengan teman, sehingga
mereka tidak fokus untuk memperhatikan penjelasan dari guru. Observasi
aktivitas peserta didik ini dilakukan untuk melihat tingkat aktivitas peserta
didik selama proses pembelajaran pada control class, untuk kriteria
pengukuran tingkat aktivitas peserta didik control class menggunakan kriteria
13

pengukuran yang sama dengan kriteria pengukuran treatment class. Kriteria
tersebut dapat dilihat pada tabel 4, adapun hasil analisis data hasil observasi
aktivitas peserta didik control class dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Jadwal

Jumlah skor

Persentase

Kategori

Pertemuan 1
27
64%
Cukup baik
Pertemuan 2
29
69%
Cukup baik
Tabel 6 tingkat aktivitas peserta didik control class
Dilihat dari tabel 6 diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat aktivitas
peserta didik control class masuk dalam kategori cukup baik itu terlihat dari
jumlah perolehan skor dan persentase tingkat aktivitas peserta didik control
class hal tersebut dapat terlihat pada perolehan skor dan persentase pertemuan
1 dimana jumlah skor adalah 27 dan persentase mencapai 64% dan
berdasarkan pada tabel 4 yaitu kriteria pengukuran tingkat aktivitas persentase
64% masuk dalam kategori cukup baik. Kemudian pada pertemuan 2 dilihat
dari tabel 6 menunjukan bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 29 dengan
persentase 69% dan jika dilihat dari tabel 4 persentase tersebut masuk dalam
kategori cukup baik namun hasil tersebut masih jauh dari kategori baik seperti
yang terjadi pada peserta didik treatment class.
d. Perbandingan hasil observasi aktivitas peserta didik treatment class dan
peserta didik control class
Berdasarkan hasil pembahasan dari tabel 5 yaitu peserta didik treatment
class masuk dalam kategori baik dan terdapat peningkatan dari jumlah
persentase pada pertemuan 1 dengan pertemuan 2. Untuk peserta didik
control class dimana saat proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional tingkat aktivitas mereka sangatlah rendah dari
peserta didik control class hal ini dapat dilihat dengan hanya ada beberapa
peserta didik saja yang mengikuti pembelajaran dengan baik dan tingkat
aktivitas mereka juga dirasa sangat kurang dikarenakan di dalam proses
pembelajaran masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru
dan mereka terlihat sibuk bercerita dengan teman sebangkunya. Kemudian
saat diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberi pendapat dari materi
yang sudah dijelaskan dirasa masih sangat kurang, dan untuk melakukan hal
tersebut harus diberikan dorongan oleh guru hal tersebut sangat berbeda
dengan peserta didik treatment class. Dari 2 pertemuan proses pembelajaran
yang dilakukan pada peserta didik treatment class dan peserta didik control
class terdapat perbedaan dari tingkat aktivitas peserta didik dan untuk melihat
perbandingan tingkat aktivitas peserta didik tersebut dapat dilihat pada
gambar 2 berikut.

14

78%

76%

76%
74%
72%

71%
69%

70%
68%
66%

treatment
control

64%

64%
62%
60%
58%
pertemuan 1

pertemuan 2

Gambar 2 perbandingan hasil observasi aktivitas siswa
Berdasarkan pada gambar 2 diatas terlihat jelas perbandingan
persentase tingkat aktivitas peserta didik treatment class dan peserta didik
control class. Untuk pertemuan 1 terlihat bahwa untuk tingkat aktivitas
peserta didik treatment class mencapai persentase 71% hal tersebut sangat
jauh berbeda dengan peserta didik control class yaitu 64% dan jika dihitung
(71% - 64%) terdapat perbedaan sebanyak 7%. Kemudian untuk pertemuan 2
tingkat aktivitas peserta didik treatment class meningkat menjadi 76%
sedangkan untuk peserta didik control class adalah 69% dan jika dihitung
(76% - 69%) terdapat perbedaan sebanyak 7% itu artinya tingkat aktivitas
peserta didik treatment class lebih tinggi 7% jika dibandingkn dengan tingkat
perserta didik control class. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa peserta didik treatment class yang diajarkan dengan
pemanfaatan facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan model
cooperative learning tipe think pair and share mempunyai tingkat aktivitas
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan peserta didik control class yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMPN 7
Salatiga dapat disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran
dengan pemafaatan facebook pada mata pelajaran tik dengan menerapkan
model cooperative learning tipe think pair share pada siswa kelas IX SMPN 7
Salatiga dapat dikatakan berhasil karena dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan persentase antara kelas
kontrol dan kelas treatment, dan melalu peningkatan yang terjadi pada
aktivitas siswa kelas treatment. Kemudian pemafaatan media facebook pada
mata pelajaran tik dengan menerapkan model cooperative learning tipe think
pair and share pada siswa kelas IX SMPN 7 Salatiga juga dapat membantu

15

peserta didik dalam belajar diluar jam sekolah melalui tugas diskusi dan
berbagi hasil diskusi di group facebook.
6. Daftar pustaka
[1]
[2]

[3]

[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]

Hamzah B. Uno, 2008, model pembelajran: menciptakan proses belajar
mengajar yang kreatif dan efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Joko Susilo, 2013, Skripsi, upaya meningkatkan hasil belajar bahasa
Indonesia melalui model think pair share (TPS) pada siswa kelas III SDN
Tleter semester II tahun ajaran 2012/2013. Salatiga: UKSW
Sayudi Riawan, 2013, Skripsi, upaya meningkatkan hasil belajar pkn
dengan metode think pair share (tps) pada siswa kelas 7 di smp negeri 1
japah kecamatan japah kabupaten blora semester genap tahun pelajaran
2012/2013. Salatiga: UKSW
Suhadi, 2010, Karakteristik dan tujuan pembelajaran kooperatif. Jakarta:
Alifa Alternatif Media.
Huda, Miftahul, 2011, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Agus Suprijono, 2012, Cooperative Learning: teori dan aplikasi paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul, 2011, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nurhadi, 2005, Kurukulum 2004(Pertanyaan dan Jawaban), Jakarta:
Grasindo.
Lie, Anita, 2002, Coopertive Learning. Jakarta: Grasindo.
Nurhadi, 2005, Kurukulum 2004(Pertanyaan dan Jawaban), Jakarta:
Grasindo.
Kurniali, 2009, step by step facebook. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Fatih, 2013, Pengertian facebook, http://fatih-io.biz/pengertianfacebook.html, diakses tanggal 30 mei 2014.
Sugiyono,2011, metode penelitian kuntitatif, kualitatif dan r&d . Bandung:
Alfabeta
Sutrisno,2012, kreatif mengembangkan aktivitas pembelajaran berbasis
tik. Jakarta: Referensi
Hamzah B. Uno dan Satria Koni,2012, Assessment pembelajaran, Jakarta:
PT Bumi Aksara
Riduwan, & Sunarto, 2009, Pengantar Statistika untuk Penelitian
Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

16

Dokumen yang terkait

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

AN ANALYSIS OF DESCRIPTIVE TEXT WRITING COMPOSED BY THE HIGH AND THE LOW ACHIEVERS OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMPN SUKORAMBI JEMBER

11 83 16

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22