T B.IND 1402468 Chapter5

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan terhadap
pelaksanaan pembelajaran bercerita dengan model kooperatif tipe bercerita
berpasangan berbasis kecerdasan kinestetik dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.

Setelah peneliti melakukan studi lapangan dan studi literatur, ditemukan
beberapa kendala siswa dalam pembelajaran bercerita yaitu siswa merasa sulit
untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya, siswa masih
terpengaruh dengan bahasa daerahnya, gugup ketika berdiri di depan temantemannya, sulit untuk menghidupkan dan memahami cerita dengan sekali
membaca bahkan sulit untuk menghapal cerita. Setelah melakukan penelitian,
ternyata banyak siswa yang menghapal isi cerita. Ketika siswa tampil untuk
bercerita, siswa lebih fokus pada kata-kata yang dihapalnya bukan pada isi
ceritanya sehingga siswa sering lupa apa yang ingin mereka ceritakan. Siswa
tidak perlu menghapal cerita tersebut tetapi cukup memahami inti ceritanya
saja. Isbell dkk. (2004) mengemukakan bahwa “bercerita tidak perlu
menghapal kata-kata tetapi diceritakan secara spontan, aktif, dan adanya
interaksi dengan pendengar”.


2.

Berdasarkan analisis data yang peneliti peroleh dari hasil kemampuan awal
siswa dalam bercerita, ada beberapa aspek yang dinilai yaitu bahasa cerita
(lafal dan intonasi, pilihan kata, struktur bahasa, dan gaya bahasa), isi cerita
(hubungan isi dengan topik, struktur isi cerita, pengembangan ide cerita, dan
kualitas isi), dan penampilan (gestur dan mimik, hubungan dengan
pendengar, volume suara, dan kelancaran bercerita). Ketika bercerita siswa
kurang mengoptimalkan aspek-aspek tersbut karena kendala yang telah
disebutkan tadi

3.

Penerapan model kooperatif tipe bercerita berpasangan berbasis kecerdasan
kinestetik dalam bercerita berdampak positif terhadap kemampuan bercerita
siswa. Dengan menganalisis hasil kemampuan akhir siswa dalam bercerita
ditemukan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Siswa sudah bisa
178


Mela Amelia, 2016
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE BERCERITA BERPASANGAN BERBASIS KECERDASAN
KINESTETIK DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

179

menggunakan lafal dan intonasi yang tepat dalam bercerita, pilihan kata yang
tepat, adanya hubungan antara topik dengan isi cerita, struktur cerita yang
tepat, dan menggunakan gestur serta mimik dalam bercerita. Namun
demikian, ada beberapa aspek yang masih sulit untuk dilakukan siswa yaitu
dalam struktur bahasa dan gaya bahasa. Namun hal tersebut bukan menjadi
kendala ketika siswa mempunyai keinginan untuk terus berlatih.
4.

Peningkatan kemampuan bercerita di kelas eksperimen terlihat dari nilai ratarata prates dan pascates. Nilai prates kelas eksperimen adalah 46,52 dan nilai
pascates 70,86. Diperoleh pula nilai rata-rata gain atau selisihnya adalah 24,3
sedangkan Nilai prates kelas kontrol adalah 46,48 dan nilai pascates 63,14.
Selain itu diketahui pula nilai rata-rata gain atau angka selisihnya adalah 16,7.


5.

Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh nilai Asymp. sig. (2-tailed)
sebesar 0,000