Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Tahun 2011 – BSNP Indonesia SD-KELAS 6

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1
PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA

SEKOLAH DASAR KELAS VI
I. KELAYAKAN ISI
A. CAKUPAN MATERI
Butir 1

Kelengkapan materi

Deskripsi

Materi yang disajikan mencakup ruang lingkup pokok bahasan atau materi pokok yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD).
Materi yang disajikan tentang ceritera-ceritera populer dalam gambaran kisah-kisah Budhisatta, riwayat Pangeran Siddharta dalam kisah Masa
Pendidikannya, serta pengenalan terhadap meditasi sebagai aspek Panna (Prajna) menurut agama Buddha untuk menumbuhkan keyakinan dan
pemahaman agar dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.
2.
3.
4.


Riwayat Pangeran Siddharta
Sutra-sutra Mahayana
Meditasi
Nibbana

Butir 2

Keluasan materi

Deskripsi

Materi (termasuk contoh dan latihan) yang disajikan mencerminkan jabaran minimal (fakta, konsep, prinsip dan doktrin) yang mendukung
pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD).
1. Riwayat Pangeran Siddharta, dalam kisah Masa Pendidikan Pangeran Siddharta
¾ Menjelaskan masa pendidikan Pangeran Siddharta
¾ Meneladani semangat belajar Pangeran Siddharta
2. Sutra-sutra Mahayana
¾ Menceritakan perumpamaan tentang : Kisah Rumah Terbakar
¾ Menceritakan perumpamaan tentang : Kembalinya Anak Yang Hilang

¾ Menceritakan perumpamaan tentang : Orang Yang Luka Terkena Panah Beracun
3. Meditasi
¾ Mengenali peran konsentrasi dalam kegiatan sehari-hari

 



4. Nibbana
¾ Mendeskripsikan Nibbana / pencapaian kesadaran Buddha sebagai tujuan akhir umat Buddha
¾ Membedakan surga dengan Nibbana / Nirvana
Butir 3

Kedalaman materi

Deskripsi

Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik, dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD). Tingkat kesulitan dan kerumitan materi mencakup rincian materi pokok serta pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor peserta didik.

1. Riwayat Pangeran Siddharta, dalam kisah Masa Pendidikan Pangeran Siddharta
¾ Menyebutkan nama guru Pangeran Siddharta
¾ Menjelaskan kelebihan-kelebihan Pangeran Siddharta pada saat menerima pendidikan
¾ Menjelaskan sikap Pangeran Siddharta ketika mengikuti pelajaran
¾ Meneladani sifat-sifat Pangeran Siddharta pada masa pendidikan
¾ Menceritakan rasa hormat Pangeran Siddharta terhadap para gurunya
¾ Membiasakan diri berlaku hormat terhadap guru
2. Sutra-sutra Mahayana
¾ Mengenal Mahayana sebagai salah satu Mazhab dalam agama Buddha
¾ Menceritakan secara singkat sejarah lahirnya Mahayana
¾ Menguraikan sumber-sumber literatur Mahayana
¾ Menceritakan beberapa sutra Mahayana yang terkenal antara lain Saddharma pundarika sutra.
¾ Memahami perumpamaan isi sutra Mahayana tentang : Kisah Rumah Terbakar, Kembalinya Anak Yang Hilang
¾ Memahami perumpamaan tentang Orang Yang Luka Terkena Panah Beracun
3. Meditasi
¾ Menjelaskan pengertian meditasi
¾ Menyebutkan 2 macam meditasi
¾ Menjelaskan manfaat meditasi dalam kehidupan sehari-hari
¾ Menjelaskan tujuan Samatha bhavana dan Vipassana bhavana
¾ Mengidentifikasi perilaku orang yang melaksanakan meditasi

¾ Menjelaskan pengertian samatha bhavana, metta bhavana, vipassana bhavana
¾ Menjelaskan macam-macam obyek meditasi
¾ Menjelaskan nivarana dan palibodha dalam meditasi
¾ Mempraktekkan jenis-jenis posisi bermeditasi
¾ Menjelaskan Jhana dan abhinna
4. Nibbana
¾ Menjelaskan pengertian Nibbana
¾ Menjelaskan macam-macam Nibbana
¾ Menjelaskan Jalan Tengah sebagai jalan merealisasikan Nibbana
¾ Menguraikan Jalan Mulia Berunsur Delapan sebagai jalan merealisasikan Nibbana

 



B. KETEPATAN MATERI
Butir 4

Keakuratan konsep, doktrin dan definisi


Deskripsi

Konsep, doktrin dan definisi yang disajikan untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) tidak menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan konsep,
doktrin dan definisi yang berlaku menurut Buddha Dharma, digunakan secara tepat sesuai dengan tema pada materi sajian yang dibahas dan tidak
menimbulkan banyak tafsir
Nibbana (Pali) dan Nirvana (Sanskerta), terdiri dari kata ‘ni/nir’ dan ‘vana’. ‘Ni/Nir’ adalah suatu unsur negatif, yang berarti tidak atau padam,
dan ‘vana’ berarti keinginan atau meniup. Jadi Nirvana atau Nibbana berarti tidak berkeinginan, atau meniup padam tanha dan kekotoran batin.

Butir 5

Keakuratan fakta dan data

Deskripsi

Fakta dan data (contoh dan latihan) yang disajikan sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) yang diajarkan dalam Buddha
Dharma dan mendukung materi sajian untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.
Nibbana bukanlah surga, dan surga bukanlah Nibbana. Nibbana bersifat kekal, sedangkan surga dalam agama Buddha tidaklah kekal. Nibbana
adalah akhir dari nafsu yang menyebabkan semua penderitaan : kelahiran, usia tua, penyakit, kematian, kepedihan, ratapan dan keputusasaan.

Butir 6


Keakuratan contoh dan kasus

Deskripsi

Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) yang diajarkan dalam Buddha Dharma untuk
meningkatkan keyakinan dan pemahaman peserta didik.
Ucapan benar adalah ucapan yang membebaskan diri dari kata-kata yang tidak benar, seperti : kata-kata yang dapat menimbulkan kebencian,
perpecahan dan perselisihan di antara perorangan atau golongan, kata-kata kasar dan cabul yang menyakiti hati orang lain, serta kata-kata
kosong dan tidak ada artinya, desas-desus dan berbicara tentang keburukan orang lain.

 

Butir 7

Keakuratan gambar dan ilustrasi

Deskripsi

Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai dengan materi yang disajikan dalam Buddha Dharma untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam

pembelajaran.



Butir 8

Keakuratan istilah

Deskripsi

Agar istilah-istilah keagamaan bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya, dapat menggunakan bahasa Pali, Sanskerta, Mandarin, Jepang, Tibet
dan lainya yang disajikan sesuai dengan Buddha Dharma.
Kata ‘samadhi’ berasal dari bahasa Pali, terdiri dari kata ‘sam’, ‘a’ dan ‘dhana’
‘samadhi’ artinya menyatukan atau konsentrasi, yang berkaitan dengan keadaan batin tertentu
Samadhi artinya memusatkan atau mengkonsentrasikan pikiran atau batin

Butir 9

Keakuratan acuan pustaka


Deskripsi

Pustaka acuan yang digunakan dalam teks, simbol, lambang dan bahasa sesuai dengan Buddha Dharma.
-

Dharma K. Widya, Menjadi Umat Buddha, Jakarta : Magabudhi-Wandani-Patria, 2004
Mahathera Sumangala, Y.A., Buddhadharma untuk Anak, Jakarta, Yayasan Penerbit Karaniya, Anggota Ikapi, 1997
Widyadharma S. Maha Pandita, Riwayat Hidup Buddha Gotama, Jakarta, Penerbit Cetiya Vatthu Daya, 1999
Dan lain sebagainya (lebih kurang 20 judul buku)

C. MATERI PENDUKUNG PEMBELAJARAN
Butir 10

Kesesuaian materi dengan perkembangan agama Buddha

Deskripsi

Materi yang disajikan aktual, yaitu sesuai dengan perkembangan keilmuan agama Buddha.
Berdasarkan tujuannya, meditasi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu miccha-samadhi (Samadhi salah) dan samma-samadhi (Samadhi benar).


 

Butir 11

Penyajian Contoh konkret dan faktual

Deskripsi

Contoh konkret dan factual, yaitu sesuai dengan kenyataan empiris (yang benar-benar terjadi) pada kehidupan Sang Buddha dan umat Buddha
masa kini.



Miccha-samadhi / samadhi salah adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menimbulkan kekotoran batin, yang biasanya digunakan
untuk tujuan-tujuan yang tidak benar.
Samma-samadhi / samadhi benar adalah pemustaan pikiran pada obyek yang dapat menghilangkan kekotoran batin.
Butir 12

Penyajian Gambar, simbol dan ilustrasi aktual


Deskripsi

Gambar, simbol dan ilustrasi diutamakan yang aktual, namun juga dilengkapi penjelasan atau perbandingan sesuai dengan materi sajian dalam
Buddha Dharma.

Butir 13

Menggunakan contoh dan kasus di Indonesia

Deskripsi

Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan ajaran Buddha Dharma dan sesuai dengan situasi serta kondisi di Indonesia.
Sang Buddha tidak memberikan ajaran tentang aliran atau sekte. Agama Buddha hanya satu, tetapi dalam perkembangannya di India Utara
setelah Sang Buddha Parinibbana, terutama sejak Konsili Kedua yang diadakan di Vesali, kira-kira satu abad setelah Sang Buddha
Parinibbana, telah menimbulkan beberapa perbedaan pendapat dan penafsiran terhadap ajaran dan pertimbangan-pertimbangan yang
kemudian mengakibatkan munculnya 2 golongan besar di dalam Sangha, yang tetap berlaku hingga kini.

Butir 14

Pengembangan lingkungan sebagai sumber belajar


Deskripsi

Uraian yang disajikan selain bersumber dari teks-teks Buddha Dharma, juga memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam rangka
pembelajaran kontekstual.
Mahayana memiliki sutra-sutra yang berjumlah kira-kira 300 sutra, yang di antaranya terdapat beberapa sutra yang dianggap sutra utama dan
penting.
Siswa diajak mengumpulkan beberapa literatur berkaitan dengan sutra-sutra utama dan penting tersebut, baik didapatkan dari buku-buku,
maupun kunjungan ke vihara-vihara.

Butir 15

Apresiasi terhadap keanekaragaman budaya, adat istiadat, agama, dan tidak bias gender, serta menghindari persoalan Suku, Ras dan
Golongan

Deskripsi

Uraian, contoh, dan latihan yang disajikan dapat membuka wawasan dan pemahaman peserta didik untuk mengenal dan menghargai perbedaan
budaya, adat-istiadat, agama, dan tidak bias gender, serta menghindari persoalan Suku, Ras dan Golongan dalam kehidupan sehari-hari yang
majemuk, sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.
Siswa diajak untuk melihat perbandingan mendasar dari beberapa mazhab dalam agama Buddha sebagai bentuk kegiatan pembelajaran.

 



Butir 16

Pengembangan kecakapan sosial

Deskripsi

Uraian, contoh, dan latihan dapat menciptakan interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan lingkungan sosialnya
sesuai dengan Buddha Dharma.
Siswa diajak untuk membuat literature berhubungan dengan beberapa sutta dan sutra dari beberapa mazhab/aliran yang ada di
Indonesia,yaitu: Theravada,Mahayana,Tantrayana,Maitreya,Niciren Syosyu,
Siswa juga diajak untuk berinteraksi bersama dengan berdiskusi bersama teman-teman.

D. MENDORONG KEINGINTAHUAN
Butir 17

Mendorong berpikir kritis, kreatif, dan inovatif

Deskripsi

Penyajian materi dapat mendorong berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, melalui metode pembelajaran yang sesuai (misalnya metode diskusi, simulasi,
bermain peran, inkuiri) sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.



Demonstrasi : Siswa mampu berinteraksi dengan mengikuti kebaktian bersama dalam berbagai verve / mazhab
Inkuiri : bercerita berkaitan dengan materi sajian yang dibahas

Butir 18

Memuat tugas, latihan, dan evaluasi untuk umpan balik

Deskripsi

Pada setiap bab diberikan tugas dan latihan. Tugas yang diberikan dapat didasarkan dari dalam maupun dari luar teks. Latihan didasarkan pada
uraian materi ajaran Buddha Dharma yang disajikan dalam teks dan diberikan pada bagian akhir bab. Evaluasi didasarkan pada uraian materi
yang disajikan dalam teks dan diberikan pada bagian akhir buku.
¾
¾
¾

Tugas : tugas pribadi, tugas kelompok
Latihan : demonstrasi, hafalan, bermain peran, isian singkat
Evaluasi : uji kompetensi bentuk pilihan berganda

 
 
 
 
 

 



II. KELAYAKAN PENYAJIAN 
A. TEKNIK PENYAJIAN
Butir 19

Konsistensi sistematika sajian dalam bab

Deskripsi

Sistematika penyajian dalam setiap bab taat asas (memiliki pendahuluan, isi, penutup, dan evaluasi).
Materi : Ceritera Perumpamaan tentang ”Orang yang Luka Terkena Panah Beracun”
Pendahuluan : Demikian yang kami dengar
Isi : Pada suatu ketika Sang Bhagava berada di Jetavana, taman milik Anathapindika, Savatthi. ..................
Penutup :.... karena itu berhubungan dengan kesejahteraan, termasuk dalam prinsip-prinsip Brahmacari, mengarah ke pelenyapan nafsu,
pemusnahan, kedamaian, pengetahuan langsung, dan berguna untuk mencapai Nibbana. Karena itulah Aku terangkan hal-hal tersebut.”
(Majjhima Nikaya I : 63)
Evaluasi : Yang menjadi cikap bakal Mahayana adalah ....

Butir 20

Keruntutan konsep

Deskripsi

Penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang dikenal sampai yang belum dikenal. Materi ajaran Buddha Dharma dari bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada bagian
selanjutnya.

Contoh salah satu materi mengenai Nibbana :
1. Pengertian Nibbana
2. Dua Macam Nibbana
3. Jalan Merealisasikan Nibbana
3.1. Sila
3.2. Samadhi
3.3. Panna
4. Evaluasi

 

Butir 21

Kesesuaian ilustrasi (misalnya teks, gambar, simbol) dengan materi yang disajikan

Deskripsi

Ilustrasi (misalnya teks, gambar, simbol) yang disajikan memperjelas materi yang diuraikan. Untuk kelas VI, sajian ilustrasi seimbang dengan uraian
(teks). Ilustrasi berasal dari lingkungan sekitar yang sesuai dengan konteks menurut ajaran Buddha Dharma.



B. PENDUKUNG PENYAJIAN

 

Butir 22

Pembangkit motivasi belajar pada awal bab

Deskripsi

Terdapat uraian tentang apa yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari bab tersebut dalam upaya membangkitkan motivasi belajar dan
pemahaman peserta didik.
1. Riwayat Pangeran Siddharta, dalam kisah Masa Pendidikan Pangeran Siddharta
Pada akhir Bab, siswa diharapkan mampu :
¾ Menyebutkan nama guru Pangeran Siddharta
¾ Menjelaskan kelebihan-kelebihan Pangeran Siddharta pada saat menerima pendidikan
¾ Menjelaskan sikap Pangeran Siddharta ketika mengikuti pelajaran
¾ Meneladani sifat-sifat Pangeran Siddharta pada masa pendidikan
¾ Menceritakan rasa hormat Pangeran Siddharta terhadap para gurunya
¾ Membiasakan diri berlaku hormat terhadap guru
2. Sutra-sutra Mahayana
Pada akhir Bab, siswa diharapkan mampu :
¾ Mengenal Mahayana sebagai salah satu Mazhab dalam agama Buddha
¾ Menceritakan secara singkat sejarah lahirnya Mahayana
¾ Menguraikan sumber-sumber literatur Mahayana
¾ Menceritakan beberapa sutra Mahayana yang terkenal antara lain ; Saddharma Pundarika Sutra.
¾ Memahami perumpamaan isi sutra Mahayana tentang : Kisah Rumah Terbakar, Kembalinya Anak Yang Hilang
¾ Memahami perumpamaan tentang Orang Yang Luka Terkena Panah Beracun
3. Meditasi
Pada akhir Bab, siswa diharapkan mampu :
¾ Menjelaskan pengertian meditasi
¾ Menyebutkan 2 macam meditasi
¾ Menjelaskan manfaat meditasi dalam kehidupan sehari-hari
¾ Menjelaskan tujuan Samatha bhavana dan Vipassana bhavana
¾ Mengidentifikasi perilaku orang yang melaksanakan meditasi
¾ Menjelaskan pengertian samatha bhavana, metta bhavana, vipassana bhavana
¾ Menjelaskan macam-macam obyek meditasi
¾ Menjelaskan nivarana dan palibodha dalam meditasi
¾ Mempraktekkan jenis-jenis posisi bermeditasi
¾ Menjelaskan Jhana dan abhinna
4. Nibbana
Pada akhir Bab, siswa diharapkan mampu :
¾ Menjelaskan pengertian Nibbana
¾ Menjelaskan macam-macam Nibbana
¾ Menjelaskan Jalan Tengah sebagai jalan merealisasikan Nibbana/pencapaian kesadaran Buddha.
¾ Menguraikan Jalan Mulia Berunsur Delapan sebagai jalan merealisasikan Nibbana



Butir 23

Contoh-contoh soal dalam setiap bab

Deskripsi

Terdapat contoh-contoh soal yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep yang ada dalam materi ajaran Buddha Dharma. Soal-soal
yang dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep yang berkaitan dengan materi ajaran Buddha Dharma dalam bab sebagai
umpan balik disajikan pada setiap akhir bab, serta pada setiap akhir buku terdapat soal-soal Uji Kompetensi yang memuat materi keseluruhan isi
buku, untuk mencapai tujuan SK dan KD.
• Guru Pangeran Siddharta bernama ....
• Catur Agama terdiri dari ....
• Meditasi dalam agama Buddha disebut ....
• Apa yang dimaksud dengan metta bhavana?
• Sebutkan tempat meditasi yang baik!
• Sebutkan macam-macam Nibbana

Butir 24

Kata Pengantar

Deskripsi

Inti pengantar di awal buku adalah ucapan terima kasih, namun dapat ditambah dengan tujuan penulisan, sistematika buku, kelebihan buku, cara
belajar yang dianjurkan, dan hal-hal lain yang dianggap penting untuk diinformasikan kepada peserta didik/pemakai baik oleh penulis maupun oleh
penerbit.

Butir 25

Pendahuluan

Deskripsi

Uraian pada awal buku berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran Buddha Dharma., sistematika buku, kurikulum yang diacu, cara belajar yang
harus diikuti, keterangan tentang adanya beberapa contoh uraian serta evaluasi soal yang bersifat tematik.

Butir 26

Daftar Isi

Deskripsi

Garis besar isi buku yang disertai nomor halaman.

Butir 27

Daftar Pustaka

Deskripsi

Daftar buku bacaan dan buku rujukan yang diawali dengan nama pengarang (diurutkan secara alfabetis), judul buku, tempat dan nama penerbit,
tahun terbitan.
-

 

Dharma K. Widya, Menjadi Umat Buddha, Jakarta : Magabudhi-Wandani-Patria, 2004
Mahathera Sumangala, Y.A., Buddhadharma untuk Anak, Jakarta, Yayasan Penerbit Karaniya, Anggota Ikapi, 1997
Widyadharma S. Maha Pandita, Riwayat Hidup Buddha Gotama, Jakarta, Penerbit Cetiya Vatthu Daya, 1999
Dan lain sebagainya (lebih kurang 20 judul buku)



C. PENYAJIAN PEMBELAJARAN
Butir 28

Keterlibatan peserta didik

Deskripsi

Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif (ada bagian yang mengajak pembaca untuk berpartisipasi – misalnya dengan mengajak peserta
didik mengerjakan latihan, quis, melengkapi gambar serta menyelesaikan kasus secara berkelompok).
Bentuk Instrumen :
1. Kuis – menyusun gambar, dan menceritakan kembali
2. Demonstrasi – mempraktekkan meditasi metta bhavana
3. Desain – mengumpulkan beberapa sutra-sutra terkenal

Butir 29

Kesesuaian dengan karakteristik ajaran Buddha Dharma

Deskripsi

Metode dan pendekatan penyajian diarahkan ke metode inkuiri dan pengembangan psikomotorik, di akhir setiap bab minimum memuat materi atau
latihan yang dapat dipraktekkan dan dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.



Siswa mampu melaksanakan dan mempraktekkan posisi bermeditasi yang benar
Siswa memahami dan dapat mengerjakan semua latihan dan evaluasi (uji kompetensi) yang disediakan

D. KOHERENSI DAN KERUNTUTAN ALUR PIKIR

 

Butir 30

Ketertautan antarbab atau subbab atau alinea

Deskripsi

Penyampaian pesan antara subbab dengan bab lain atau subbab dengan subbab atau antar alinea dalam subbab yang berdekatan mencerminkan
keruntutan dan keterkaitan isi sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.

Butir 31

Keutuhan makna dalam bab atau subbab atau alinea

Deskripsi

Pesan atau materi yang disajikan dalam satu bab atau subbab atau alinea mencerminkan kesatuan tema sesuai dengan ajaran Buddha Dharma.

10