S TB 0905560 Chapter3
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2012 : 6) Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya, penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antarvariabel yang diteliti.
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Maka dari itu, fenomena yang diangkat pada penelitian ini yaitu mengenai pengaruh interaksi sosial kelas terhadap prestasi belajar.
Untuk memperoleh data yang objektif, maka digunakan dua bentuk penelitian, yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan langsung dengan cara mendatangi langsung tempat penelitian.
B. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian
Penelitian kuantitatif ini terdiri dari dua buah variabel penelitian dengan jenis hubungan kausal. Sugiyono (2012 : 59) Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, dalam hubungan kausal terdapat variabel
(2)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y) INTERAKSI SOSIAL KELAS
Ditinjau dari Aspek:
1) Motif/tujuan
2) Suasana emosional
3) Interaksi/aksi
4) Segitiga interaksi sosial
5) Sistem eksternal
6) Sistem internal
PRESTASI BELAJAR Ditinjau dari Aspek:
Nilai kelas XII TGB, pada mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pengaruh Interaksi Sosial Kelas Terhadap Prestasi Belajar Di SMK N 1 Sukabumi T E M U A N P E N E L I T I A N K E S I M P U L A N
independen/bebas (variabel yang bersifat memengaruhi) dan dependen/terikat (dipengaruhi). Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian kuantitatif ini adalah:
1. Variabel bebas (X): Interaksi sosial kelas 2. Variabel terikat (Y): Prestasi belajar
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian pada penelitian ini adalah jenis paradigma sederhana, dimana terdapat satu variabel independen (interaksi sosial), dan satu variabel dependen (prestasi belajar). Gambaran paradigma penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
: Arah penelitian
: Lingkup Penelitian
(3)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang diperlukan dalampenelitian ini adalah data kuantitatif, dengan jenis data berupa:
a. Variabel X mengenai Interaksi sosial kelas yang terdapat di SMKN 1 Sukabumi.
b. Variabel Y mengenai prestasi belajar siswa di SMKN 1 Sukabumi.
2. Sumber Data
Sumber data yang paling utama dalam penelitian ini adalah: a. Siswa di SMK N 1 Sukabumi.
b. Dokumentasi guru mata pelajaran.
c. Teori-teori yang berkaitan dengan interaksi sosial dan prestsi belajar.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMK Negeri 1 Sukabumi, dengan kompetensi kejuruan Teknik Gambar Bangunan (TGB) kelas X TGB, XI TGB, dan XII TGB. Adapun seluruh populasi berjumlah 103 siswa. Seperti terlihat pada tabel berikut:
Tahun Ajaran Kelas Jumlah siswa
2012/2013 XII TGB 35
XI TGB 34
X TGB 34
Jumlah 103
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan di SMK N 1 Sukabumi
(4)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Sampel Penelitian
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling dengan cara sampling purposive. Pengertian dari nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan sampling purposive adalah cara pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. (gambar 3.1). (Sugiyono, 2012 : 120)
Sampel dalam penelitian ini, yaitu kelas XII TGB SMKN 1 Sukabumi dengan jumlah 35 orang. Hal ini dipilih setelah menimbangkan jumlah dari kelas XII TGB yang relatif banyak serta dianggap setiap anggota dari kelas tersebut telah saling mengenal satu sama lain dalam jangka waktu yang relatif panjang.
E. Instrumen Penelitian
Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, cermat, serta akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen) serta sumber data. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu, variabel independen/bebas (interaksi sosial kelas) dan variabel dependen/terikat (prestasi belajar).
Populasi homogen/
relatif homogen
Sampel representaatif
Gambar 3.2 Teknik Sampling Purposive
(5)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Instrumen Interaksi Sosial
Untuk mengukur nilai variabel independen/bebas dalam penelitian ini yang berupa interaksi sosial, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa pengukuran skala sikap. Penyusunan skala sikap pada teknik angket menggunakan Skala Likert berupa lembaran pilihan ganda. Skala Likert dipilih dengan pertimbangan bahwa pengukuran dengan skala ini memiliki reliabilitas tinggi dalam mengukur persepsi manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu.
Instrumen yang akan mengukur interaksi sosial (variabel X) dalam penelitian ini terdiri dari enam aspek yaitu; (1) Motif/tujuan yang sama, (2) Suasana emosional yang sama, (3) Interaksi/aksi, (4) Segitiga interaksi sosial, (5) Sistem Eksternal, (6) Sistem internal. Seluruh aspek dalam instrumen ini berasal dari teori George C. Homans yang selanjutnya disintesis dengan teori yang menunjang aspek-aspek tersebut, dan diuraikan menjadi beberapa indikator.
Penyusunan instrumen ini dijabarkan dalam bentuk Blue Print pada tabel berikut:
(6)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator Pernyataan Ʃ Nomor
Item (+) (-) Interaksi Sosial Motif/ tujuan yang Sama
Menjalin hubungan dan bekerja sama dengan teman yang
memiliki tujuan yang sama
2 2 4 1, 2,
3, 4
Suasana emosional (Community Sentiment)
Bersikap terbuka dan menerima orang lain apa adanya
3 1 4 5, 6,
7, 8 Bersedia membantu kepentingan
orang lain
1 1 2 9, 10
Adanya Interaksi/
Aksi
Meminta bantuan 1 1 2 11, 12
Memberi perhatian kepada orang lain
4 4 13, 14
15, 16 Berinisiatif dalam bentuk
persaingan
1 1 2 17, 18
Segitiga Interaksi Sosial
Menjadi pemimpin kelompok Atau memberi interuksi
2 2 4 19, 20
21, 22
Mendapat petunjuk dari teman 1 1 2 23, 24
Menaati norma-norma yang ada dalam kelompok
1 1 2 25, 26
Sistem Eksternal
Memiliki tempat berkumpul dalam berinteraksi
1 1 2 27, 28
Beradaptasi dengan lingkungan 1 1 29
Memilih untuk hidup berkelompok
1 1 2 30, 31
Sistem Internal
Beradaptasi/bertoleransi terhadap sikap anggota kelompok
2 2 32, 33
Mengimitasi/meniru orang lain dalam kelompok
3 3 34, 35,
36
Sugesti 1 1 37
Perpaduan/peleburan 3
3 38, 39, 40
Jumlah 28 12 40
Tabel 3.2
Blue Print Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Interaksi Sosial Berdasarkan Teori George C. Homans
(7)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap aspek yang dikemukakan dalam variabel interaksi sosial ini terdapat item-item pernyataan favorable (positif) dan item-item pernyataan unfavorable (negatif). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mencerminkan kecenderungan perilaku tersebut, sementara pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang tidak menunjukkan kecenderungan perilaku tersebut. Skala interaksi sosial ini mempunyai empat pilihan jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Cara penilaian skala interaksi sosial ini menggunakan model skala Likert. Skor dalam setiap item favorable berkisar dari empat sampai dengan satu, sedangkan untuk item unfavorable bergerak dari satu sampai dengan empat. Kategori jawaban dan penilaian skala interaksi sosial dapat dilihat pada tabel berikut:
2. Instrumen Prestasi Belajar
Untuk mengetahui gambaran variabel dependen/terikat dalam penelitian ini yang berupa prestasi belajar, peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi. Menurut Arikunto (Lestari, 2011 : 55) Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Kategori Jawaban Favorable Unfavorable
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4
Tabel 3.3
(8)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data, maka perlu ditentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Angket
Angket adalah penyelidikan yang dilakukan dengan memberikan daftar pernyataan mengenai gejala-gejala kejiwaan yang ditunjukkan kepada sejumlah besar manusia, sehingga berdasarkan jawaban yang diperolehnya dapat diketahui keadaan jiwa seseorang atau sekumpulan orang (Ahmadi dan Supriyono, 2004 : 20).
Angket akan diberikan kepada siswa kelas XII TGB yang dipilih sebagai sampel penelitian ini. Angket yang dibagikan berisi butir-butir pertanyaan yang akan mengukur nilai variabel independen/bebas (interaksi sosial kelas). Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan, jadi responden hanya diperkenankan memilih salah satu jawaban yang disediakan sesuai dengan preferensi personal mereka.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dipilih untuk mengukur nilai variabel dependen/terikat (prestasi belajar) dengan melihat hasil belajar siswa kelas XII TGB, yaitu dikumpulkan dengan melihat nilai harian, nilai ulangan, Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS). Mata pelajaran yang diambil pada penelitian ini adalah Rencana Anggaran Biaya (RAB).
G. Kategorisasi Data
Azwar (Lestari, 2011: 56) mengemukakan bahwa, Kategorisasi data merupakan usaha untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Kategorisasi data juga digunakan untuk melihat gambaran umum atau profil karakteristik dari Interaksi sosial kelas (variabel X) dan prestasi belajar siswa (variabel Y).
(9)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah yang dilakukan untuk mengkategorikan data variabel X adalah sebagai berikut:
1) Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari variabel X, serta rata-rata dan simpangan baku dari sub variabel X.
2) Menentukan skala data sebagai berikut:
3) Menentukan frekuensi dan membuat presentase untuk menafsirkan kategorisasi data variabel dan kategorisasi data sub variabel.
Untuk mengkategorikan data variabel Y digunakan cara yang berbeda dengan variabel X. Data variabel Y dikonsultasikan dengan standar baku yang dimiliki SMK N 1 Sukabumi sebagai berikut:
Skala Data Kategori
> Xrata-rata + 1.5 SD Sangat Baik Xrata-rata + 0.5 SD < Xrata-rata + 1.5 SD Baik
Xrata-rata – 0.5 SD < Xrata-rata + 0.5 SD Cukup Baik Xrata-rata – 1.5 SD < Xrata-rata – 0.5 SD Kurang Baik
Xrata-rata – 1.5 SD Sangat Rendah
Skala Nilai Kategori
≥ 87,50 Sangat Memuaskan
82,50 ≤ < 87,50 Memuaskan
77,50 ≤ < 82,50 Baik
72,00 ≤ < 77,50 Cukup Baik
< 72,00 Rendah
Tabel 3.4
Skala Interval Kategorisasi Data Variabel X
Keterangan: Xrata-rata = Nilai rata-rata (median) SD = Standar Deviasi
Tabel 3.5
(10)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang telah dibuat diuji coba pada tanggal 19 Desember 2013 kepada 31 siswa kelas XI TGB SMA N 1 Sukabumi tahun ajaran 2013/2014. Pengujian instrumen uji coba dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas Instrumen Uji Coba
Hamzah dan Koni (2012 : 37) “Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang valid memiliki validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya”.
Pada penelitian ini pengujian validitas instrumen menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Product Moment Pearson) dengan bantuan software IBM SPSS Statistics version 21.0. Pengujian dilakukan dengan cara analisis butir sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga kritik dari rtabel dengan
taraf signifikansi atau pada tingkat kepercayaan 95%. Jika hasil yang diperoleh lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel) maka item tersebut dinyatakan valid, dan
sebaliknya jika hasil yang diperoleh lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel) maka item
tersebut tidak valid (Raharjo, 2013 : 5).
Berdasarkan data yang didapat dari uji validitas diatas, hasil r hitung tiap-tiap item akan dibandingkan dengan nilai r tabel. Besar r tabel pada taraf signifikansi 95% untuk jumlah item sebanyak 40 adalah 0.312. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui item yang valid dan yang tidak valid. Pada uji validasi kali ini didapatkan 29 item valid dan 11 item tidak valid. Berikut adalah rincian item-item tersebut :
(11)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item-item yang valid akan digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengukur interaksi sosial, yang kemudian hasilnya digunakan dalam proses pengolahan data. Sedangkan item-item yang tidak valid tidak diikut sertakan kedalam instrumen penelitian, karena pernyataan pada item yang tidak valid sudah terwakilkan oleh pertanyaan lain pada aspek yang sama.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji Coba
Hamzah dan Koni (2012 : 37) “Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan
perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi”. Muslich (2011: 92)
“Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat menghasilkan pengukuran yang ajeg. Keajegan/ketetapan di sini tidak diartikan selalu sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg”.
Untuk menguji instrumen interaksi sosial dalam penelitian ini, digunakan teknik formula Alpha Cronbach dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics version 21.0. Nilai koofisien reliabilitas (Alpha Cronbach) berkisar antara nol hingga satu. Nantinya parameter yang digunakan untuk menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas instrumen. Menurut kriteria Gulidford (Lestari, 2011 : 61) koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi berikut:
Item Valid Item tidak Valid
r hitung > 0.312 r hitung < 0.312
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30,
31, 34, 35, 36, 37, 39
8, 10, 12, 18, 21, 22, 28, 32, 33, 38, 40 Tabel 3.6
(12)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada instrumen interaksi sosial, didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0.885 . Berdasarkan kriteria koofisien Alpha Cronbach pada tabel 3.7, besaran indeks tersebut menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi frekuensi normal atau tidak. Hal ini penting untuk menentukan jenis statistik yang nantinya akan digunakan untuk mengolah data. Jika data berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, Sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal maka menggunakan statistik non parametrik (Sugiyono, 2012 : 241).
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan metode uji Shapiro-Wilk, metode ini dipilih karena jumlah responden dalam penelitian ini kurang dari 50 subjek dan menggunakan jenis data interval (Fatmawati, 2013). Pengujian dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics version 21.0. Metode uji normalitas tersebut akan menghasilkan nilai Sig., besaran nilai tersebut yang nantinya akan dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) 5% yaitu 0.05 . Jika nilai Sig. > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, begitu pula jika nilai Sig. < 0.05, maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal (Matondang, 2012 : 6).
Kriteria Koefisien Reliabilitas α
Sangat Reliabel > 0.900
Reliabel 0.700 - 0.900
Cukup Reliabel 0.400 - 0.700
Kurang Reliabel 0.200 - 0.400
Tidak Reliabel < 0.200
Tabel 3.7
(13)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari hasil perhitungan Sig. dengan metode Shapiro-Wilk diperoleh nilai variabel interaksi sosial sebesar 0.129 dan nilai variabel prestasi belajar sebesar 0.379 . Nilai probablilitas variabel interaksi sosial 0.129 > 0.05, begitu pula nilai variabel prestasi belajar 0.379 > 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua variabel tersebut berdistribusi normal. Langkah selanjutnya yang digunakan dalam teknik statistik penelitian ini adalah statistik parametrik karena, kedua variabel berdistribusi normal.
4. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.
Widhiarso (2010 : 2), baik korelasi maupun regresi linier dibangun berdasarkan asumsi bahwa variabel-variabel yang dianalisis memiliki hubungan linier, strategi untuk memverifikasi hubungan linier tersebut dapat dilakukan dalam berbagai cara, misalnya bivariate plot (Azwar, 2000), linearity test dan curve estimation (SPSS Inc, 2007), atau analisis residual (Pedhazur & Kerlinger, 1982).
Dalam penelitian ini dilakukan uji linearitas menggunakan tabel ANOVA dengan bantuan software IBM SPSS Statistics version 21.0. Dengan menggunakan tabel ANOVA pada SPSS, akan dilihat nilai Sig. Linearity & Sig. Deviation from Linearity dari setiap variabel bebas dengan variabel terikat dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α).
Kriteria
Nilai Probablilitas > 0.05 Berdistribusi normal Nilai Probablilitas < 0.05 Berdistribusi tidak normal
Tabel 3.8
Kriteria Uji Normalitas Metode Shapiro Wilk
(14)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai Sig. Linearity menunjukkan sejauh mana variabel bebas berbanding tepat di garis lurus. Apabila nilai Sig. Linearity lebih kecil dari tingkat signifikansi (α), maka regresi linier dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel yang ada. Sedangkan nilai Sig. Deviation from Linearity menunjukkan selinier apa data yang dipergunakan. Apabila nilai Sig. Deviation from Linearity lebih besar dari tingkat signifikansi (α), maka regresi linier dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel yang ada (Widhiarso, 2010 : 4). Kriteria hubungan linier diatas dapat dijelaskan pada tabel 3.10 berikut, dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) 5% atau 0.05.
Kriteria Sig. Deviation from
linearity
Nilai Probablilitas > 0.05 Berhubungan linier Nilai Probablilitas < 0.05 Berhubungan tidak linier Sig. Linearity Nilai Probablilitas < 0.05 Berhubungan linier
Nilai Probablilitas > 0.05 Berhubungan tidak linier
Dari hasil perhitungan Sig. dengan tabel ANOVA (lihat lampiran) diperoleh nilai Sig. Linearity sebesar 0.025 dan nilai Sig. Deviation from Linearity sebesar 0.249. Nilai probablilitas nilai Sig. Linearity 0.025 < 0.05 , begitu pula Sig. Deviation from Linearity 0.249 > 0.05 , berdasarkan kriteria yang dijelaskan pada tabel 3.9 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas (interaksi sosial) dan variabel terikat (prestasi belajar) berhubungan linier dan data yang dipergunakan dapat dijelaskan oleh regresi linier dengan cukup baik.
Tabel 3.9
Kriteria Uji Linieritas Tabel ANOVA
(15)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu I. Teknik Analisis Data
1. Uji Korelasi
Teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan atau korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, serta guna mengetahui kuat lemahnya hubungan antar dua variabel tersebut (Sudijono, 2009 : 188). Berdasarkan jenisnya, teknik analisis korelasi pada penelitian ini tergolong kepada Teknik Analisis Korelasional Bivariat karena hanya terdiri dari dua buah variabel. Dari hasil uji normalitas dan linearitas, diketahui bahwa seluruh data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan berhubungan linier, maka uji korelasi yang dipilih adalah uji Pearson Correlation. Penggunaan uji Pearson Correlation juga dikarenakan data yang digunakan pada penelitian adalah jenis data interval. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics version 21.0.
Ada dua langkah menginterpretasikan hasil dari Uji Pearson Correlation. 1.) Setelah diperoleh besarnya koefisien korelasi, maka koefisien korelasi tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel (korelasi tabel). Apabila koefisien korelasi lebih
dari rtabel (rhitung > rtabel) maka dapat dinyatakan bahwa kedua variabel memiliki
korelasi yang signifikan (Ha diterima), begitu pula sebaliknya. 2.) Apabila nilai
Sig. Kurang dari 0.05 (Sig. < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan (Ha diterima), begitu pula sebaliknya (Sami’an, 2013 : 16).
Dengan jumlah sampel sebanyak 35 responden, maka besar rtabel adalah 0.334
(Suzanna, 2011 : 1). Kriteria interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kriteria
Koefisien korelasi rhitung > rtabel Korelasi signifikan
rhitung < rtabel Korelasi tidak signifikan
Sig. Nilai Probablilitas < 0.05 Korelasi signifikan Nilai Probablilitas > 0.05 Korelasi tidak signifikan
Tabel 3.10
(16)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cara lain untuk menginterpretasikan hasil dari Uji Pearson Correlation adalah dengan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi secara kasar (sederhana) seperti yang dijelaskan Sudijono (2009 : 193). Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi, pada umumnya digunakan pedoman sebagai berikut:
Dari hasil analisis uji korelasi menggunakan metode Pearson Correlation, yang telah dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics version 21.0 diperoleh hasil korelasi/rhitung sebesar 0.366 dan besar Sig. 0.031.
Diketahui jumlah sampel sebanyak 35 responden, maka besar rtabel adalah 0.334.
Nilai probablilitas nilai korelasi 0.366 > rtabel=0.344 , begitu pula besar
Sig. 0.031 < 0.05 , dari kedua nilai di atas berdasarkan kriteria yang dijelaskan pada tabel 3.10 dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua variabel dalam penelitian kali ini memiliki korelasi yang signifikan. Bila nilai probablilitas dikonsultasikan berdasarkan kriteria pada tabel 3.11, maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antar variabel tergolong lemah atau rendah. Korelasi yang signifikan antar variabel menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara variabel X dengan variabel Y, dalam hal ini interaksi sosial kelas memiliki hubungan yang berarti dengan prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan uji Pearson Correlation dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui besar signifikansi antara variabel X dengan Y, dilakukan pengujian lebih lanjut dengan menghitung Koefisien Determinasi (KD).
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Lemah atau rendah
0,40 – 0,69 Sedang atau cukup
0,70 – 0,89 Kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Sangat kuat atau sangat tinggi
Tabel 3.11
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi Secara Kasar (Sederhana)
(17)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Regresi
Pada penelitian ini analisis regresi yang digunakan tergolong kedalam analisis regresi linier sederhana, karena hubungan antara variabel yang linier dan hanya terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel bebas. Analisis regresi sederhana merupakan salah satu metode yang dapat dipakai sebagi alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) (Sarwono, 2013 : 1).
Pengujian regresi linier akan dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics version 21.0 untuk mendapatkan empat hasil sekaligus, diantaranya; 1). Nilai korelasi, 2). Koefisien Determinasi (KD), 3). Nilai Signifikansi, dan 4). Persamaan Regresi (Sarwono, 2013 : 4).
Pada tabel Coeficientsa di kolom “Unstandardized Coefficients B” (lihat lampiran) yang didapatkan dari hasil uji regresi yang telah dilakukan, diketahui bahwa persamaan regresi yang dihasilkan adalah:
Y = 52.987 + 0.326 X atau dapat dibaca,
Prestasi belajar = 52.987 + 0.326 Interaksi Sosial.
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: Konstanta sebesar 52.927 berarti bahwa tanpa adanya interaksi sosial yang terjadi, maka prestasi belajar akan sebesar 52.987 . Jika variabel interaksi sosial (X) naik maka akan menyebabkan kenaikan (karena tanda positif) sebesar 0.326 pada prestasi belajar.
3. Menghitung Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (KD) berguna untuk menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat (Sarwono, 2013 : 3). Dalam penelitian ini koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan besar pengaruh interaksi sosial kelas (variabel X) terhadap prestasi belajar siswa (variabel Y).
(18)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penghitungan koefisien determinasi secara manual dapat menggunakan rumus dari Sudjana sebagai berikut (Melati, 52 : 2013) :
KD = r2 x 100% Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi r2 = Kuadrat koefisien korelasi
Besar koefisien korelasi yang diketahui adalah 0,366, maka penghitungan koefisien determinasi selanjutnya adalah sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = (0,366)2 X 100% KD = 0,134 x 100% KD = 13,4%
Penghitungan koefisien determinasi dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics version 21.0 dengan melihat besar R Square yang dihasilkan dari perhitungan uji regresi, juga menghasilkan besaran yang sama dengan penghitungan manual.
Pada tabel Model Summaryb di kolom “R Square” (lihat lampiran) yang didapatkan dari hasil uji regresi, diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0.134 selanjutnya, dengan di kalikan 100% maka besar koefisien determinasi adalah 13,4%. Ini berarti bahwa bahwa nilai prestasi belajar dipengaruhi oleh interaksi sosial sebesar 13.40%, dan sisanya dipengaruhi faktor lain selain interaksi sosial.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis mana yang akan diterima dalam penelitian ini. Terlebih dahulu kita mengasumsikan H0 atau
(19)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : ”Tidak terdapat pengaruh antara interaksi sosial dengan prestasi
belajar siswa kelas XI SMKN 1 Sukabumi”
Ha : ”Terdapat pengaruh yang positif antara interaksi sosial dengan
prestasi belajar siswa kelas XI SMKN 1 Sukabumi”
Pengujian Hipotesis kali ini akan dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics version 21.0 dengan melihat besar nilai signifikansi (Sig.) yang dihasilkan dari perhitungan uji regresi. Kriteria yang diambil dalam intepretasi nilai Sig. adalah, jika probablilitas lebih dari 0.05 (Sig. > 0.05) maka H0 diterima, sedangkan jika probablilitas lebih kecil dari 0.05 (Sig. < 0.05) maka
Ha diterima (Hendry, 2013 : 7).
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada tabel ANOVAa di
kolom “Sig.” (lihat lampiran), diketahui bahwa besar Sig. adalah 0.31 . Tabel
ANOVAa dapat dari pengujian regresi dapat dilihat pada gambar berikut:
Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya, jika probablilitas Sig. = 0.031 < 0.05 , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, Ha yang
menyatakan ”Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi
sosial dengan prestasi belajar siswa kelas XII SMKN 1 Sukabumi” telah teruji kebenarannya berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan. Kebenaran hipotesis alternatif ini teruji dengan taraf kepercayaan 95%.
(1)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai Sig. Linearity menunjukkan sejauh mana variabel bebas berbanding tepat di garis lurus. Apabila nilai Sig. Linearity lebih kecil dari tingkat signifikansi (α), maka regresi linier dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel yang ada. Sedangkan nilai Sig. Deviation from Linearity menunjukkan selinier apa data yang dipergunakan. Apabila nilai Sig. Deviation from Linearity lebih besar dari tingkat signifikansi (α), maka regresi linier dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel yang ada (Widhiarso, 2010 : 4). Kriteria hubungan linier diatas dapat dijelaskan pada tabel 3.10 berikut, dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) 5% atau 0.05.
Kriteria
Sig. Deviation from linearity
Nilai Probablilitas > 0.05 Berhubungan linier Nilai Probablilitas < 0.05 Berhubungan tidak linier
Sig. Linearity Nilai Probablilitas < 0.05 Berhubungan linier
Nilai Probablilitas > 0.05 Berhubungan tidak linier
Dari hasil perhitungan Sig. dengan tabel ANOVA (lihat lampiran) diperoleh nilai Sig. Linearity sebesar 0.025 dan nilai Sig. Deviation from Linearity
sebesar 0.249. Nilai probablilitas nilai Sig. Linearity 0.025 < 0.05 , begitu pula
Sig. Deviation from Linearity 0.249 > 0.05 , berdasarkan kriteria yang dijelaskan pada tabel 3.9 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas (interaksi sosial) dan variabel terikat (prestasi belajar) berhubungan linier dan data yang dipergunakan dapat dijelaskan oleh regresi linier dengan cukup baik.
Tabel 3.9
Kriteria Uji Linieritas Tabel ANOVA
(2)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Korelasi
Teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan atau korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, serta guna mengetahui kuat lemahnya hubungan antar dua variabel tersebut (Sudijono, 2009 : 188). Berdasarkan jenisnya, teknik analisis korelasi pada penelitian ini tergolong kepada Teknik Analisis Korelasional Bivariat karena hanya terdiri dari dua buah variabel. Dari hasil uji normalitas dan linearitas, diketahui bahwa seluruh data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan berhubungan linier, maka uji korelasi yang dipilih adalah uji Pearson Correlation. Penggunaan uji
Pearson Correlation juga dikarenakan data yang digunakan pada penelitian adalah jenis data interval. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan
software IBM SPSS Statistics version 21.0.
Ada dua langkah menginterpretasikan hasil dari Uji Pearson Correlation.
1.) Setelah diperoleh besarnya koefisien korelasi, maka koefisien korelasi tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel (korelasi tabel). Apabila koefisien korelasi lebih dari rtabel (rhitung > rtabel) maka dapat dinyatakan bahwa kedua variabel memiliki korelasi yang signifikan (Ha diterima), begitu pula sebaliknya. 2.) Apabila nilai
Sig. Kurang dari 0.05 (Sig. < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan (Ha diterima), begitu pula sebaliknya (Sami’an, 2013 : 16). Dengan jumlah sampel sebanyak 35 responden, maka besar rtabel adalah 0.334 (Suzanna, 2011 : 1). Kriteria interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kriteria
Koefisien korelasi rhitung > rtabel Korelasi signifikan
rhitung < rtabel Korelasi tidak signifikan
Sig. Nilai Probablilitas < 0.05 Korelasi signifikan
Nilai Probablilitas > 0.05 Korelasi tidak signifikan Tabel 3.10
(3)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cara lain untuk menginterpretasikan hasil dari Uji Pearson Correlation
adalah dengan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi secara kasar (sederhana) seperti yang dijelaskan Sudijono (2009 : 193). Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi, pada umumnya digunakan pedoman sebagai berikut:
Dari hasil analisis uji korelasi menggunakan metode Pearson Correlation, yang telah dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics
version 21.0 diperoleh hasil korelasi/rhitung sebesar 0.366 dan besar Sig. 0.031. Diketahui jumlah sampel sebanyak 35 responden, maka besar rtabel adalah 0.334.
Nilai probablilitas nilai korelasi 0.366 > rtabel=0.344 , begitu pula besar
Sig. 0.031 < 0.05 , dari kedua nilai di atas berdasarkan kriteria yang dijelaskan pada tabel 3.10 dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua variabel dalam penelitian kali ini memiliki korelasi yang signifikan. Bila nilai probablilitas dikonsultasikan berdasarkan kriteria pada tabel 3.11, maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antar variabel tergolong lemah atau rendah. Korelasi yang signifikan antar variabel menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara variabel X dengan variabel Y, dalam hal ini interaksi sosial kelas memiliki hubungan yang berarti dengan prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan uji Pearson Correlation dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui besar signifikansi antara variabel X dengan Y, dilakukan pengujian lebih lanjut dengan menghitung Koefisien Determinasi (KD).
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Lemah atau rendah
0,40 – 0,69 Sedang atau cukup
0,70 – 0,89 Kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Sangat kuat atau sangat tinggi Tabel 3.11
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi Secara Kasar (Sederhana)
(4)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Regresi
Pada penelitian ini analisis regresi yang digunakan tergolong kedalam analisis regresi linier sederhana, karena hubungan antara variabel yang linier dan hanya terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel bebas. Analisis regresi sederhana merupakan salah satu metode yang dapat dipakai sebagi alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) (Sarwono, 2013 : 1).
Pengujian regresi linier akan dilakukan dengan menggunakan software
IBM SPSS Statistics version 21.0 untuk mendapatkan empat hasil sekaligus, diantaranya; 1). Nilai korelasi, 2). Koefisien Determinasi (KD), 3). Nilai Signifikansi, dan 4). Persamaan Regresi (Sarwono, 2013 : 4).
Pada tabel Coeficientsa di kolom “Unstandardized Coefficients B” (lihat lampiran) yang didapatkan dari hasil uji regresi yang telah dilakukan, diketahui bahwa persamaan regresi yang dihasilkan adalah:
Y = 52.987 + 0.326 X atau dapat dibaca,
Prestasi belajar = 52.987 + 0.326 Interaksi Sosial.
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: Konstanta sebesar 52.927 berarti bahwa tanpa adanya interaksi sosial yang terjadi, maka prestasi belajar akan sebesar 52.987 . Jika variabel interaksi sosial (X) naik maka akan menyebabkan kenaikan (karena tanda positif) sebesar 0.326 pada prestasi belajar.
3. Menghitung Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (KD) berguna untuk menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat (Sarwono, 2013 : 3). Dalam penelitian ini koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan besar pengaruh interaksi sosial kelas (variabel X) terhadap prestasi belajar siswa (variabel Y).
(5)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penghitungan koefisien determinasi secara manual dapat menggunakan rumus dari Sudjana sebagai berikut (Melati, 52 : 2013) :
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r2 = Kuadrat koefisien korelasi
Besar koefisien korelasi yang diketahui adalah 0,366, maka penghitungan koefisien determinasi selanjutnya adalah sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = (0,366)2 X 100% KD = 0,134 x 100% KD = 13,4%
Penghitungan koefisien determinasi dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics version 21.0 dengan melihat besar R Square yang dihasilkan dari perhitungan uji regresi, juga menghasilkan besaran yang sama dengan penghitungan manual.
Pada tabel Model Summaryb di kolom “R Square” (lihat lampiran) yang didapatkan dari hasil uji regresi, diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0.134 selanjutnya, dengan di kalikan 100% maka besar koefisien determinasi adalah 13,4%. Ini berarti bahwa bahwa nilai prestasi belajar dipengaruhi oleh interaksi sosial sebesar 13.40%, dan sisanya dipengaruhi faktor lain selain interaksi sosial.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis mana yang akan diterima dalam penelitian ini. Terlebih dahulu kita mengasumsikan H0 atau hipotesis nol dan Ha atau hipotesis penelitian sebagai berikut:
(6)
Andi Siswoko, 2014
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : ”Tidak terdapat pengaruh antara interaksi sosial dengan prestasi
belajar siswa kelas XI SMKN 1 Sukabumi”
Ha : ”Terdapat pengaruh yang positif antara interaksi sosial dengan
prestasi belajar siswa kelas XI SMKN 1 Sukabumi”
Pengujian Hipotesis kali ini akan dilakukan dengan menggunakan
software IBM SPSS Statistics version 21.0 dengan melihat besar nilai signifikansi (Sig.) yang dihasilkan dari perhitungan uji regresi. Kriteria yang diambil dalam intepretasi nilai Sig. adalah, jika probablilitas lebih dari 0.05 (Sig. > 0.05) maka H0 diterima, sedangkan jika probablilitas lebih kecil dari 0.05 (Sig. < 0.05) maka Ha diterima (Hendry, 2013 : 7).
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada tabel ANOVAa di
kolom “Sig.” (lihat lampiran), diketahui bahwa besar Sig. adalah 0.31 . Tabel
ANOVAa dapat dari pengujian regresi dapat dilihat pada gambar berikut:
Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya, jika probablilitas
Sig. = 0.031 < 0.05 , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, Ha yang
menyatakan ”Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial dengan prestasi belajar siswa kelas XII SMKN 1 Sukabumi” telah teruji kebenarannya berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan. Kebenaran hipotesis alternatif ini teruji dengan taraf kepercayaan 95%.