BAPETEN: Pengawasan & Sinergi Pengawasan Tenaga Nuklir

PENGAWASAN dan SINERGI
Fungsi Pengawasan Tenaga Nuklir
Prof. Dr. Jazi Eko Istyanto, M.Sc., IPU

Kepala
Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Rakernas Ristekdikti 2017
Yogyakarta, 30 Januari 2017

Lingkup Bahasan

Tugas Pokok dan Fungsi Bapeten
Berdasarkan UU No. 10 tahun 1997:
BAPETEN betugas melaksanakan pengawasan terhadap segala
kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir.
Tiga pilar pengawasan:
Penyusunan regulasi
Penerbitan izin (lisensi)
Pelaksanaan inspeksi
Didukung oleh fungsi:

Pengkajian keselamatan nuklir
Fungsi Tambahan:
Kesiapsiagaan nuklir
Pendidikan dan Pelathan
Pengembangan TIK
3

Tugas Pokok dan Fungsi Bapeten
• VISI:
VISI
Menjadi Badan Pengawas Tenaga Nuklir Kelas Dunia

• MISI:
MISI
Mewujudkan sistem pengawasan terhadap pemanfaatan
tenaga nuklir sesuai dengan standar internasional;
Menumbuhkembangkan budaya keselamatan dan
keamanan nuklir dalam rangka meningkatkan daya saing
bangsa;
Meningkatkan kapasitas organisasi.


• TUJUAN:
TUJUAN
Melindungi pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup dari
potensi bahaya nuklir/radiasi
4

Pengawasan Tenaga Nuklir
KEJADIAN NUKLIR ==> RISIKO:
o
o
o

KESELAMATAN

KECELAKAAN
SABOTASE/PENCURIAN
PENYALAHGUNAAN
KEAMANAN


SAFEGUARDS

• RISIKO:
RISIKO
R = probabilitas (p) × dampak (d)

• Peran Pengawasan?
menurunkan probabilitas kejadian  evaluasi, inspeksi
mengurangi dampak kejadian  mitgasi kecelakaan
5

Pengawasan Tenaga Nuklir

6

Sinergi dan Koordinasi
ROAD MAP REVISI UU 10/1997
Diharapkan Kementerian, LPNK,
Perguruan Tinggi, dan stakeholder
terkait dapat ikut berperan dalam

penyusunan Revisi UU 10 / 1997

2017
Oktober
2016

PEMBAHASAN
DENGAN DPR

Penyediaan:

2015
KAJIAN UU 10 /1997
TENTANG
KETENAGANUKLIRAN.

2013
ANALISIS DAN
EVALUASI UU
10/1997

Kerjasama BPHN,
BAPETEN, BATAN,
KEMENRISTEK, UI

- NASKAH AKADEMIS
RUU PERUBAHAN UU
10/1997
- DRAFT BATANG TUBUH
RUU PERUBAHAN UU
10/1997

KERJASAMA BAPETEN
– FH UI
IAEA –IRRS MISSION
REKOMENDASI KE RI

7

Sinergi dan Koordinasi
 Pendidikan Fisikawan Medis

Fasilitas Medis yang ada: 509
Jumlah yang diperlukan (berdasarkan
Fasilitas Medis yang ada): 1.639
Kekurangan Fisikawan Medis: 1.130
(belum memperhitungkan trend
penambahan rumah sakit/klinik)
 Pesawat Sinar-X (Rontgen)
Pengembangan:
Pengembangan LPNK terkait (BATAN, LIPI, BPPT) dan
Perguruan Tinggi
Produksi:
Produksi Industri/perusahaan dalam negeri
Pengguna:
Pengguna Rumah sakit/klinik (untuk keperluan
medis), dan hotel/bandara/ gedung/fasilitas pentng
(untuk scaner)
8

Sinergi dan Koordinasi
 Isu lain

Banyak pemanfaatan sumber
radiasi/ZRA di perguruan tnggi yang
belum memiliki izin dari BAPETEN.
Banyak penggunaan peralatan radiologi
di RS di bawah standar keselamatan

Proses Perizinan:
B@lis (Bapeten Licencing
and Inspection) on-line
www.bapeten.go.id

9

Sinergi dan Koordinasi
 RPM (Radiaton Portal Monitor)
Pengembangan:
Pengembangan LPNK terkait (BATAN,
LIPI, BPPT) dan Perguruan Tinggi
Produksi:
Produksi Industri/perusahaan dalam

negeri
Pengguna:
Pengguna Bandara/Pelabuhan, Istana
Presiden, Gedung Pemerintah, dan
fasilitas pentng lainya
Analisis Kebutuhan:
Jumlah Pelabuhan laut (Permenhub 9/2008): 172 (utama)
Jumlah Pelabuhan udara (Permenhub 69/2013): 237
Kebutuhan RPM 288 buah (utk kendaraan) + 149 buah
(pedestrian)
Telah terpasang: 6 buah (T. Priok, T. Perak, Batu Ampar,
Belawan, Bitung, Makassar) dan rencana di Tanjung Mas,
Semarang

10

Sinergi dan Koordinasi
 RDMS (Radiaton Data Monitoring System)
Pengembangan:
Pengembangan LPNK terkait (BATAN,

LIPI, BPPT) dan Perguruan Tinggi
Produksi: Industri/perusahaan dalam
negeri
Lokasi Pemasangan: berbagai stasiun
pemantau di wilayah RI (koordinasi
BAPETEN – BMKG)
Analisis Kebutuhan:
Kebutuhan rencana saat ini: 110 buah (termasuk yang
akan dipasang di stasiun BMKG)
Telah terpasang: 9 buah

11

Sinergi dan Koordinasi
 RDNK
KEBIJAKAN: Kementerian RistekDikt,
Kementerian ESDM, Batan
PERIZINAN: Sinergi dengan Kementerian
LHK dan Kementerian ESDM
PENGKAJIAN: Batan, Perguruan Tinggi

EDUKASI PUBLIK: KemenristekDikt, Batan,
Perguruan Tinggi

12

Terima kasih