S PAUD 1009378 Chapter3

(1)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keterampilan motorik halus anak melalui melipat dedaunan di PAUD Al Mahmudiah. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan suatu perbaikan, peningkatan dan perubahan ke arah yang lebih baik, dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui melipat dedaunan di PAUD Al Mahmudiah.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan alasan: (1) penelitian ini berupaya untuk melakukan inovasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas, (2) pelaksanaan penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang Pendidik, (3) penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat Pendidik menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika

Adapun karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Iskandar (2011) adalah sebagai berikut:

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya

c. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi .


(2)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu intruksional.

e.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Tujuan utama Guru dan peneliti lainnya mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas.Menurut Suharjono (2006, iskandar 2011:33) tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan menumbuhkan budaya ademik.

Maka dari itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini digunakan untuk memberikan perbaikan secara langsung terhadap masalah yang terjadi khususnya di kelompok PAUD AL Mahmudiah Desa Tanjung Jaya Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut, dengan langkah ini diharapkan dapat terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui keterampilan melipat dedaunan.

Kegiatan penelitian ini dimulai dengan kegiatan orientasi dan observasi terhadap latar belakang penelitian yang meliputi latar belakang pendidikan Anak Usia Dini, sasaran, pendidik, anak, dan kegiatan belajar mengajar melipat dini di sekolah tersebut. Kemudian melalui pedoman observasi dan wawancara semua informasi tentang kemampuan melipatanak usia Taman Kanak-kanak akan di dapat.

Arikunto (2007) menyatakan bahwa, pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara garis besar di laksanakan dalam empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Hubungan antara ke empat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama


(3)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari penelitian tindakan kelas. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas tidak terbatas dalam satu kali intervensi saja, tetapi berulang hingga mencapai ketuntasan yang diharapkan.

Rincian kegiatan penelitian tersebut, adalah persiapan penelitian, koordinator persiapan tindakan pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring, evaluasi, dan refleksi). Penyusunan laporan pendidikan, penyempurnaan berdasarkan saran dari dosen pembimbing dan pihak lain yang dirasa perlu. Penggandaan dan pengiriman laporan pendidikan. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik tersendiri dengan penelitian model lain.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Model Elliot yang terdiri dari komponen penelitian tindakan kelas (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu sistem spiral yang sering terkait.

Menurut Igak wardani dkk (2007: 1) mengatakan bahwa, penelitian tindakan kelas adalah: Penelitian yang dilakukan Pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai Pendidik, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Pemilihan riset aksi Model Elliot dianggap sudah lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu, antara tiga sampai dengan lima aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi memungkinkan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada penelitian tindakan kelas Model Elliot ini, agar terdapat kelancaran yang lebih


(4)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar. Siklus dilaksanakan secara berkesinambungan hingga peneliti mendapatkan solusi untuk memecahkan permasalahan yang muncul secara optimal, sehingga proses pembelajaran dapat meningkat ke arah yang lebih baik lagi. Lebih lanjut Elliot menyatakan bahwa, terincinya setiap tindakan sehingga menjadi beberapa langkah karena suatu pembelajaran terdiri dari beberapa sub pokok bahasan atau materi pelajaran. Namun dalam praktek di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa langkah.

Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil dari refleksi ini akan digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan bagi siklus selanjutnya jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil, maka dilakukan siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Adapun siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(5)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Elliot

Orientasi Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Orientasi Perencanaan Berikut

Refleksi

Perbaikan Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Dilanjutkan ke Siklus Berikut


(6)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain pelaksanaan PTK yang akan dilakukan sesuai skema di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alur Tindakan Penelitian Siklus I

S

I

K

L

U

S

I

Perencanaan

Kegiatan:

a. Menganalisis materi pembelajaran b. Menenetukan dan menyiapkan materi c. Membuat rencana pembelajaran d. Menyiapkan media pembelajaran e. Membuat lembar pengamatan

Tindakan

a. Tahap permulaan Pendidik memberi

penjelasan kepada anak tentang materi yang akan dipelajari

b. Pendidik menjelaskan tentang cara bermain c. Pendidik menjelaskan dan membimbing

anak bagaimana cara bermain dedaunan

Reflkesi

Menganalisa hasil observasi untuk memperoleh kesimpulan bagaimana yang perlu disempurnakan untuk siklus berikutnya.


(7)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Alur Tindakan Penelitian Siklus II

S

I

K

L

U

S

II

Perencanaan

Kegiatan:

a. Apresiasi untuk perbaikan materi yang telah di ajukan pada siklus satu

b. Memperbaiki kesalahan/kekurangan pada siklus satu

Tindakan

a. Anak melakukan pembelajaran

menggunakan kegiatan bermain dedaunan b. Pendidik meminta anak-anak untuk bermain

dedaunan

Refleksi

Data yang diperoleh pada tahap observasi dianalisis. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil kemampuan melipat selama dua siklus

C. Prosedur Penelitian

Prosedur tindakan kelas in terbagi ke dalam empat tahap yang dilalui dalam model penelitian ini. Tahap tersebut dijabarkan dalam langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Hasan (1996) menyatakan bahwa, bagian awal dari rancangan penelitian tindakan kelas berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Pendidik dan peneliti secara kolaboratif


(8)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merencanakan tindakan, dalam rencana tindakan hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. permohonan ijin kepada kepala sekolah dan Pendidik kelompok B, serta Pendidik-Pendidik kelompok lainnya sebagai mitra peneliti.

b. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan

c. Penetapan tindakan-tindakan yang diharapkan akan menghasilkan dampak ke arah perbaikan program.

d. Memperkenalkan teknik pembelajaran yang di anggap lebih efektif untuk pencapaian indikator.

e. Merumuskan rancangan kegiatan.

f. Menyiapkan instrument pengumpulan data dan teknik pengolahan data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Dalam tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Pendidik melakukan tindakan yang berupa interventasi terhadap kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Rancangan skenario yang telah dirumuskan oleh peneliti di cobakan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran melipat permulaan di kelas rendah melalui kegiatan bermain dedaunan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti harus


(9)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengacu kepada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan dapat mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan terhadap apa yang terjadi di kelasnya

3. Tahap Pengamatan (Observing)

Kegiatan ini merupakan observasi terhadap kondisi objektif. Hal ini meliputi aspek-aspek: karakteristik, masalah melipat di kelas rendah, perhatian anak ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar, kesiapan perkembangan jiwa siswa, kegiatan bimbingan dan pengelolaan KBM Pendidik.

Kasbolah (1999) menyatakan bahwa, pada pelaksanaannya tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi secara lebih operasional merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang di capai oleh tindakan yang direncanakan ataupun sampingannya.

Dalam hal ini kegiatan inti yang dilakukan peneliti bersama tim adalah menghimpun data melalui pedoman pengamatan atau alat pengumpul data yang telah di persiapkan untuk dapat menghasilkan temuan dan masukan yang di dapat selama kegiatan belajar berlangsung dalam upaya untuk memodifikasi dan merencanakan kembali tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Tahap Refleksi (Reflecting)


(10)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan pengamatan (observasi). Data yang di dapat kemudian di tafsirkan dan dicari eksplana sinya (penjelasan). Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan melalui alat pengumpul data yang berhasil tercatat maupun yang tidak, akan dikonfirmasikan dan di analisis serta di evaluasi untuk diberikan makna supaya dapat di ketahui pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan tersebut tercapai atau belum agar peneliti dapat kejelasan mengenai yang akan dilakukannnya kemudian.

Bila dalam refleksi dirasakan ada hal-hal yang perlu dilakukan perubahan atau penyempurnaan, maka akan dirumuskan lagi bagian-bagian mana yang akan diperbaiki sehingga aspek-aspek yang kurang baik menjadi baik. Penyempurnaan-penyempurnaan ke arah perbaikan tindakan selanjutnya dirumuskan untuk dituangkan kedalam rencana tindakan baru.

A.Definisi Istilah 1) Motorik halus

Aktifitas Motorik Halus Ialah (fine motor aktifity) didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur otot kecil misalnya berkaitan dengan gerakan mata dan tangan yang efesien, tepat, dan adaftif. Perkembangan kontrol motorik halus atau keterampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting dalam perkembangan motorik.


(11)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motorik Halus Ialah (fine motor aktifity) didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur otot kecil misalnya berkaitan dengan gerakan mata dan tangan yang efesien, tepat, dan adaftif. Perkembangan kontrol motorik halus atau keterampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting dalam perkembangan motorik. Aspek kognitif digunakan untuk mempelajari tingkah laku gerak yang meliputi hubungan antara tubuh dan pikiran.

3) Kegiatan melipat

Melipat bagi usia dini adalah salah satu kegiatan yang sangat menarik dan disukai, kegiatan ini seperti sebuah pertunjukan sulap yang dapat mengubah selembar kertas menjadi benda yang anak-anak inginkan. Pendidik dapat menggunakan kegiatan melipat sebagai salah satu pilihan untuk mengajarkan sesuatu kepada anak, karena melalui melipat banyak manfaat yang akan didapatkan oleh anak. Kegiatan melipat akan menarik jika dikaitkan dengan tema pembelajaran harian.

B.Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 160), instrument penelitian memiliki pengertian sebagai berikut, yakni:

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya pada saat penelitian lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk di olah.


(12)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alami anak, sehingga anak dapat diberikan tindakan lebih lanjut agar hambatan dapat diantisipasi dan anak mengumpulkan data mengenai keterampilan motorik halus yang dikuasai anak sebelum dan sesudah dilakukan tindakan sehingga dapat diketahui perkembangan yang dicapai anak, maka diperlukan instrumen penelitian yang tepat agar masalah yang di teliti terefleksi dengan baik.

Adapun langkah-langkah dalam menyusun format observasi dengan keterampilan proses kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Penulis menyusun dan membuat kisi-kisi instrumen penelitian

b. Menyusun pedoman instrumen dengan mengacu pada kisi-kisi instrument yang telah disusun sebelumnya.

c. Melakukan judgment instrument dengan berkonsultasi pada para ahli. d. Melakukan penyempurnaan terhadap pedoman instrumen (observasi). e. Menggunakan instrumen untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian C.Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen

Tabel 3.3 KISI-KISI

TINGKAT KEMAMPUAN ANAKMELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS VARIABEL DIMENSI INDIKATOR TEKNIK

PENGUMPU LAN DATA

SUMBER DATA Kemampuan

motorik halus anak melalui melipat

Kemampuan memegang dan meremas

1. Memegang berbagai

jenis benda

2. Meremas berbagai

jenis benda

Observasi dokumentasi


(13)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Meremas dengan

genggaman yang kuat

4. Meremas dengan

sedikit ragu-ragu/kaku Kemampuan merobek benda besar dan kecil

1. Merobek kertas

dengan percaya diri

2. Merobek kertas

dengan sedikit ragu-ragu

3. Merobek kertas

dengan ragu-ragu Observasi dokumentasi Anak didik Kemampuan menggunting dan melipat

1. Memegang gunting

dengan pegangan yang benar

2. Membuka dan

menutup gunting

3. Membuat guntingan

kecil pada kertas

4. Mengunting garis

sepanjang 3-4 cm

5. Meniru melipat

kertas sederhana sebanyak 2 lipatan

6. Meniru melipat

sederhana sebanyak 4 lipatan

7. Meniru lipatan

sederhana sebanyak 6 lipatan

Observasi Dokumentasi


(14)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

KISI-KISI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS VARIA

BEL

DIMENSI INDIKATOR TEKNIK PENGUMPU

LAN DATA

SUMBER DATA Pembelaj

aran dengan menggun akan kegiatan melipat

1. Perencanaan 1. Menentukan tema 2. Merumuskan

tujuan

3. Menetapkan teknik pembelajaran

observasi Anak

2. Pelaksanaan pembelajaran

a. Pendahuluan 1. Menyiapkan alat yang akan

diperlukan dalam kegiatan melipat. 2. Mengkondisikan

tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan


(15)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. kegiatan inti 3. Membimbing anak

dalam belajar supaya dapat bekerja sama. 4. Mempraktekan

kegiatan melipat dengan dedaunan 5. Memberikan

dorongan kepada anak supaya semangat dalam belaja.

6. Mengamati ,mengobservasi selama kegiatan melipat dari dedaunan c. Kegiatan

penutup

1. Melakukan Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan

2. Anak dapat menceritakan kegiatan yang telah anak lakukan

observasi Anak

Tabel 3.5

INSTRUMEN KEMAMPUAN ANAK

MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

Nama :

Usia :

Kelompok :

Hari/Tanggal :


(16)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

BB = Belum berkembang MB = Masih berkembang

BSH = Berkembang sesuai harapan BSB = Berkembang sangat baik D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PAUD Al Mahmudiah Desa Tanjung 1. Menggunting 1. Memegang gunting dengan

2. pegangan yang benar 3. Membuka dan menutup

gunting

4. Membuat guntingan kecil pada dedaunan

5. Mengunting garis sepanjang 3-4 cm 2. Meremas 6. Meremas dedaunan yang besar

7. Meremas dedaunan yang kecil 3. Merobek 8. Merobek dedaunan menjadi

beberapa bagian secara acak 9.Merobek dedaunan menjadi

bagian kecil

8. 10. Membuat robekan dari dedaunan 4. Melipat

sederhana (1-6 lipatan)

11. Meniru lipatan dedaunan sederhan sebanyak 2 lipatan 12. Meniru lipatan dedaunan

sederhana sebanyak 4 lipatan 13. Meniru lipatan dedaunan


(17)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jaya Kecamatan Pakenjeng Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok PAUD Al Mahmudiah Desa Tanjung jaya Kecamatan Pakenjeng yang berjumlah 14 anak dan 2 orang pendidik.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena: (1) berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Pendidik, ternyata anak-anak mengalami kesulitan dalam pembelajaran motorik halus, (2) pada pembelajaran motorik halus motode yang digunakannya kurang bervariasi, (3) keterampilan motorik halus anak masih sangat rendah, walaupun sudah berjalan satu semester. Melihat permasalahan ini, maka perlu adanya variasi metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan motorik halus yaitu, dengan kegiatan melipat dedaunan sebagai salah satu metode alternatif pembelajaran. (4) PAUD Al Mahmudiah Desa Tanjung jaya Kecamatan Pakenjeng Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah tempat di mana peneliti mengajar sehingga peneliti dapat memperbaiki proses pembelajaran motorik halus di kelas karena di PAUD Al Mahmudiah belum pernah diberikan kegiatan motorik halus melalui kegiatan melipat dedaunan sehingga kemampuan anak dalam motorik halus belum mencapai indikator yang diharapkan.

H.Teknik Analisis Data

Gay (1987: 211, Iskandar, 20111: 74) menyatakan analisis data dengan menguji kesesuaian anatara data yang satu dengan data yang lain. Selanjutnya Sujana (1989, Iskandar, 2011 : 74) menyatakan analisis data kualititatif bertolak dari fakta atau informasi di lapangan. Fakta atau informasi tersebut kemdian diseleksi dan


(18)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaaan penuh makna.

Menurut Faisal dan Moleong (2001, Iskandar, 2011 :76) bahwa analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap, yakni :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian. Pada tahap ini peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan, harus ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Selama proses reduksi data, peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai laporan penelitian selesai.

2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

Penyajian data biasanya digunakan dalam bentuk naratif. Data yang di dapat dari penelitian tidak mungkin dipaparkan secara keseluruhan karena data tersebut pasti banyak. Untuk itu, dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

3. Mengambil Kesimpulan

Setelah melaksanakan penyajian data, peneliti membuat kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi sehingga kebenaran ilmiah


(19)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan kontinu dan baik, maka keilmiahan hasil penelitian dapat diterima.

I. Validitas Data

Agar penelitian dapat di pertanggung jawabkan diperlukan adanya validitas sehingga data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan.

Validitas data adalah data yang sesuai dengan apa yang akan diukur. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah revieuw informasi kunci dan triangulasi.

Suwandi (2008) menyatakan bahwa “Review informasi kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interprestasi temuan kepada informasi kunci sehingga diperoleh kesepakatan antar peneliti dan informan tentang data atau informasi temuan tersebut”.

Review informasi kunci, mengadakan diskusi dengan kolaburator tentang

kondisi anak, sikap anak, kebiasaan anak yang diamatinya dalam lingkungan sekolah umumnya dan saat pengamatan dalam kegiatan belajar khususnya.

Menurut Suwardi (2008), “Data di anggap valid apabila setelah melakukan kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen diperiksa kembali oleh peneliti sehingga data tersebut valid”.

Kesimpulan penulis data dianggap valid apabila data itu dapat mengungkap kebenaran dan dapat digunakan dengan mudah serta dapat


(20)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu digunakan siapa saja.


(1)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. kegiatan inti 3. Membimbing anak dalam belajar supaya dapat bekerja sama. 4. Mempraktekan kegiatan melipat dengan dedaunan 5. Memberikan dorongan kepada anak supaya semangat dalam belaja. 6. Mengamati ,mengobservasi selama kegiatan melipat dari dedaunan c. Kegiatan penutup

1. Melakukan Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan

2. Anak dapat menceritakan kegiatan yang telah anak lakukan

observasi Anak

Tabel 3.5

INSTRUMEN KEMAMPUAN ANAK

MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

Nama :

Usia :

Kelompok :

Hari/Tanggal :


(2)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

BB = Belum berkembang MB = Masih berkembang

BSH = Berkembang sesuai harapan BSB = Berkembang sangat baik

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PAUD Al Mahmudiah Desa Tanjung 1. Menggunting 1. Memegang gunting dengan

2. pegangan yang benar 3. Membuka dan menutup

gunting

4. Membuat guntingan kecil pada dedaunan

5. Mengunting garis sepanjang 3-4 cm 2. Meremas 6. Meremas dedaunan yang besar

7. Meremas dedaunan yang kecil 3. Merobek 8. Merobek dedaunan menjadi

beberapa bagian secara acak 9.Merobek dedaunan menjadi

bagian kecil

8. 10. Membuat robekan dari dedaunan 4. Melipat

sederhana (1-6 lipatan)

11. Meniru lipatan dedaunan sederhan sebanyak 2 lipatan 12. Meniru lipatan dedaunan

sederhana sebanyak 4 lipatan 13. Meniru lipatan dedaunan


(3)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jaya Kecamatan Pakenjeng Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok PAUD Al Mahmudiah Desa Tanjung jaya Kecamatan Pakenjeng yang berjumlah 14 anak dan 2 orang pendidik.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena: (1) berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Pendidik, ternyata anak-anak mengalami kesulitan dalam pembelajaran motorik halus, (2) pada pembelajaran motorik halus motode yang digunakannya kurang bervariasi, (3) keterampilan motorik halus anak masih sangat rendah, walaupun sudah berjalan satu semester. Melihat permasalahan ini, maka perlu adanya variasi metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan motorik halus yaitu, dengan kegiatan melipat dedaunan sebagai salah satu metode alternatif pembelajaran. (4) PAUD Al Mahmudiah Desa Tanjung jaya Kecamatan Pakenjeng Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah tempat di mana peneliti mengajar sehingga peneliti dapat memperbaiki proses pembelajaran motorik halus di kelas karena di PAUD Al Mahmudiah belum pernah diberikan kegiatan motorik halus melalui kegiatan melipat dedaunan sehingga kemampuan anak dalam motorik halus belum mencapai indikator yang diharapkan.

H.Teknik Analisis Data

Gay (1987: 211, Iskandar, 20111: 74) menyatakan analisis data dengan menguji kesesuaian anatara data yang satu dengan data yang lain. Selanjutnya Sujana (1989, Iskandar, 2011 : 74) menyatakan analisis data kualititatif bertolak dari fakta atau informasi di lapangan. Fakta atau informasi tersebut kemdian diseleksi dan


(4)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaaan penuh makna.

Menurut Faisal dan Moleong (2001, Iskandar, 2011 :76) bahwa analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap, yakni :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian. Pada tahap ini peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan, harus ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Selama proses reduksi data, peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai laporan penelitian selesai.

2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

Penyajian data biasanya digunakan dalam bentuk naratif. Data yang di dapat dari penelitian tidak mungkin dipaparkan secara keseluruhan karena data tersebut pasti banyak. Untuk itu, dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

3. Mengambil Kesimpulan

Setelah melaksanakan penyajian data, peneliti membuat kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi sehingga kebenaran ilmiah


(5)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan kontinu dan baik, maka keilmiahan hasil penelitian dapat diterima.

I. Validitas Data

Agar penelitian dapat di pertanggung jawabkan diperlukan adanya validitas sehingga data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan.

Validitas data adalah data yang sesuai dengan apa yang akan diukur. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah revieuw informasi kunci dan triangulasi.

Suwandi (2008) menyatakan bahwa “Review informasi kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interprestasi temuan kepada informasi kunci sehingga diperoleh kesepakatan antar peneliti dan informan tentang data atau informasi temuan tersebut”.

Review informasi kunci, mengadakan diskusi dengan kolaburator tentang

kondisi anak, sikap anak, kebiasaan anak yang diamatinya dalam lingkungan sekolah umumnya dan saat pengamatan dalam kegiatan belajar khususnya.

Menurut Suwardi (2008), “Data di anggap valid apabila setelah melakukan kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen diperiksa kembali oleh peneliti sehingga data tersebut valid”.

Kesimpulan penulis data dianggap valid apabila data itu dapat mengungkap kebenaran dan dapat digunakan dengan mudah serta dapat


(6)

Evi Mahyadani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN MEDIA DEDAUNAN DI ALAM SEKITAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu