RESPON TANAMAN SEDAP MALAM (Polianthes tuberose L.) PADA FASE GENERATIF TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK NPK.
Fb
a emtfi€lf
I
*
{Semirata}
Badan
i Negerl Wilayah Barat
Bidang llmu Pertanian
Raya, 20
- 21 Agustus ?01S
-
PROSIDINC
- Volume r
Nasional dan Rapat Tahunan (Semirata)
Badan Kerja sama perguruan Tinggi Negeriwirayah
Barat Bidang ilmu pertanian
"Pembangunan pertanian eerkeriijutai serbasis Kedauratan pangan
dan Energi
untuk Meningkatkan perekonomian Nasional,,
'Seminar
Hak Cipta ada pada penulis
Hak Publikasi pada Penerbit Aseni dan
Fakultas pertanian Universitas palangka
Raya
oAseni 2oi5
16ooo9
Buku ini diterbitkan atas kerja sama:
*rs"aiti
Penerbit Aseni (Anggota lKApl pusat)
Jl. Mambruk, RT o25,
Kelurahan Kwamki, Mimika Baru, papua,
lndonesia
Telp. oBZZ )B4g 2767, oB22
3B2Z Bool
\Veb: re: www.penerbiraseni.com
In;
il
: oftic e@pen erb
itaseni.com
dengan
W
Fakultas pertanian Universitas palangka
Raya
l(ampus Tunjung Nyaho
ll, Yos Sudarso Kotak pos 2/pLKUp, palangka
Email: fapertaupr@yahoo.co.id
t Lp:,/Dl t (
RESPoN TANAMAN SEDAP MALAM (Polionthes fuberose L.) PADA
FASE GENERATIF TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK NPK
Ammar, M., A. Kurnianingsih, dan l, J. Purba
Prog ra m Stud i Agroe koteknologi Faku ltas Pertanian
U niversitas Sriwijaya
Raya
Palembang-Prabumulih
Km
32
lndralaya.
Ogan ltir (30662)
".11.
Telp/Fax : 0711-580461 e-nrail : toeti04@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan unt,-lk mengkaji respon tanaman sedap malam (Polianthes tuberose
L.) pada fase generalif terhadap pemberian berbagai jenis pupuk dan dosis NPK. Penelitian
dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sriwilaya, lndralaya pada bulan
April 2013 sampat parJa buian Juli 2013. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan dengan masing-masing unit terdiri
dari empat tanaman. Jumlah seluruh tanaman adalah 112 tanaman. Perlakuan tersebut adalah
Dg (Kontrol), D1 (Pupuk NPK A 16-16-16 dosis B g per potibag), Dz (Pupuk NPK A 16-16-i6
dosis 10 g perpolibag), D3 (Pupuk NPK B 15-15-15 dosis B g perpotibag), D4 (pupuk NpK B 15'15,15 dosis 10 g per polibag), D5 (Pupuk NPK C 20-10-10 dosis B g per potibag), D6 (Pupuk NpK
C 20-10-10 dosis 10 g per polibag). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk NPK 16,16-16
(Dr) dengan dosis 10 g per polibag memberikan pengaruh terbaik terhadap diametertangkai dan
daya tahan simpan bunga, dan juga cenderung memberikan hasil terbaik pada panjang bunoa
dan jumlah kuntum buriga
Kata kunci: sedap malam, pupuk, NPK
PENDAHULUAN
Tanaman sedap malam merupakan
jenis bunEa intro-dukisi dari N/eksiko yang
telah menyebar luas dan beradaptasi
dengan baik di daerah beriklim tropis.
Bunga sedap malam (Polianthes tuberose L.) merupakan salah satu bunga
potong yanE diusahakan oleh
para
petani bunga di lndonesia. Sedap malam telah lama dikembangkan dan dikenal serta mempunyai peluang besar untuk
nreningkatkan taraf hidup petani karena
bernilai ekonomi yang cukup tinggi
(Tedjasawarna dan \iVarsito, 2003).
Perkembangan pasar bunga sedap
malam belum sebesar komoditas tanaman
hias yang lain. Sedap malam banyak ditanam di daerah sentra produksi bunga
potcnE, antara lain di Berastagi, Sukabumi,
Cianjur, Tasikmalay"r, Bandung, Malang
dan Pasuruan (Balai Penelitian Tanaman
Hias, 2004).
Bunga sedap malam merupakan
tanarnan hias yang memiliki warna
bunga putih dan aroma yang harum.
Bunga ini memiliki wangi yang khas dan
tajam terutanna pada malam hari" Aroma
tersebut berasal dari rninyak atsiri yang
diprocluksi oleh bunga secara maksimal
pada malam hari. Bunga sedap malam
banyak digunakan untuk berbagai tujuan,
seperti untuk mengharumkan ruangan,
menghias rumah sakit, kantor, hotei,
sebagai bunga tabur, dan sebagainya.
Selain itu, sedap malam juga digunakan
pada upacara spiritual agama teftentu.
Berdasarkan data Badan Pusat
Siatistik (BPS), produksi bunga sedap
malam di lndonesia mengalami pasang
surut. Puncak produksi terjarii pada
tahun 2004 yaitu 33.226.112 tangkai
dan terus menurun sampai tahun 2007
menjadi 21.687.493 tangkai. Kemudiarr
PRosrorNc SEnruR NnsroruRr nnn RRprr TnHlnnr.r (Sevrnnrn)
pada tahun berikutnya komoditas ini meningkat kembali hingga pada tahun 2011
mencapai 62.535.465 tangkai. Di daerah
Sumatera Selatan produksi sedap malam pada tahun 2010 mencapai g.432
tangkai, dan pada tahun 2011 produksinya
nreningkat menjadi 34.495 tangkai (BPS,
2013).
Permintaan terhadap bunga
"sedap
malam potong yang semakin meningkat
menuntut produksi bunga yang tinggi
dan berkualitas baik. Produktivitas suatu
tanaman dapat dipengaruhi oleh
be-
berapa faktor antara lain air, jenis tanah,
unsur hara, suhu, kelembaban,
dan
intensitas cahaya matahari. Tanah yang
mampu menyediakar, hara yang dibu-
tuhkan tanaman dalam jumlah cukup
akan mendukung perlumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman.
Salah satu usaha untuk meningkatkan
pedumbuhan dan hasil tanaman adalah
dengan memberikan suplai hara yang
cukup dan seimbang melalur pemupukan.
Unsur hara utama dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang cukup besar adalah
unsur hara l\itrogen, Fospor, dan Kalium.
Unsur hara N, P, dan K dapat diberikan
kepada tanaman melalui pemberian pupuk majemuk. Pupuk majemuk adalah
pupuk campuran yang umumnya mengandung lebih dari satu macam unsur
hara tanaman (makro maupun mikro)
terutama N, P, dan K (Rosmarkam
dan Yuwono, 2002). Kelebihan pupuk
NPK yaitu dengan satu kali pemberian
pLrpuk dapat mencakup beberapa unsur
sehingga lebih efisien dalam penggunaan
bila dibandingkan dengan pupuk tunggal
(Hardjowigeno, 2003). penggunaan pupuk tunggal apabila pengaplikasiannya
tidak berimbang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hara di dalam tanah,
jumlah irara !ang diserap tanaman, penurunan hasil dan kualitas hasil.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah didapat hasil bahwa
unsur hara N, P, dan K dibutuhkan oleh
tanaman sedap malam untuk menunjang
pertumbuhan dan produksi (Warsito dan
Supriyadi, 1996). Hasil penelitian yang
dilakukan Tedjasawarna dan Warsito
(2003), pemberian lX P2OS, dan KeO
dengan dosis 40 g/mzltahun pada tanaman sedap malam menunjukkan keragaan
yang paling baik dan berbeda
ny;lta
denEan beberapa komb;inasi di bawahnya.
Data dari Balai Frengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Javva Timur menguraikan bahwa pemupukan yang dilakukan untuk tanaman sedap malam adalah
pada pemupukan pertama menggunakan
150 kg N + 100 kg K?O +100 kg p2O5
ha.1 dan pupuk kandang sebanyak 3
)
kg per m- atau 30 ion ha"1 dilakukan
pada umur satu bularn setelah tanam.
Pemupukan susulan dilakukan ketika
tanaman berumur enam bulan seielart
tanam dengan jenis dan jumlah pupuk
yang sama dengan pemupukan pertama
tetapi tanpa menggunakan pupuk kandang
(BPTP, 2006).
Berdasarkan uraian tersebut, clapat
dilihat bahwa para peiani dan beberapa
penelitiarr banyak menggunakan pupuk
NPK tunggal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh
pemberian pupuk NPK majemuk p:da
tanaman sedap malam.
Pemberian pupuk NPK pada tanaman sedap malam dilakukan sebulan setelah tanam atau diperkirakan akar
pada umbi bunga sedap malam telah
tumbuh dan berkembang dengan baik,
sehingga pupuk yang diberikan dapat
diserap langsung oleh tanaman. Dosis
pupuk sebanyak 200 kgiha atau 2O0gl
m2. Pemberian pupuk NpK berikutnya
dilakukan dengan interval
3
bulan
(Sihombing dan Handayati, 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman sedap malam
(Polianthes tuberose L" ) pada fase
generatif terhadap pemberian berbagai
pupuk NPK dengan berbagai dosis.
Hipotesis penelitian ini aclalah
diduga pemberian pupuk NpK A 16-1616 dengan dosis 10 g per polibag dapat
memberikan pengaruh yang baik terhadap
/lcsfol IltnrL'rdl Strrir| Mrtlnnt (Polintrflics
F n
sc C r
t t
c r n t Lf'
terh
Lt
p,ertumbuhan
dLt
;t
P
t tt
tLt er
i
nn
B
crbngn
fase generatif
tlr&crosc L.) pndn
t P up tLk
N
P
K
tanaman
sedap malam.
METODE PENELITIAN
di Kebun
Universitas
Pertanian
Fakultas
Percobaan
Sriwijaya, lndraiaya pada bulan April
2013 sampai pada bulan Juli 2013. Alat
yang digunakan adalah 1) cangkul;
2) timbangan analitik; 3) alat tulis; 4)
label nama; 5) penggaris; 6) polibag; 7)
gembor; 8) meteran; 9) jangka sorong,
10) botol. Bahan yang digunakan adalah
1) tanaman sedaP malam umur 5 bulan
, 2) 3 macam pupuk NPK, Yaitu PuPuk
NPK A 16-16-16, NPK B 15- 15-15, dan
NPK C 20-10-10 ; 3) air, 4) Tanah.
Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak KelomPok (RAK) dengan tujuh pe rlakuan dan empat ulangan
dengan masing-masing unit terdiri dari
empat tanarnan Jumlah seluruh tanaman
yang digunakarn adalai, 112 tanaman'
Perlakuan tersebut adalah Dg (Kontrol),
Dt (Pupuk NPK A '16- 16-16 dosis B g
per polibag), D2 (PuPuk NPK A 16-16Penelitian dilaksanakan
g
Per Polibag), D3 (PuPuk
NPK B 15-15-'15 dosis 8 g per polibag),
D4 (Pupuk NPK B 15-15-15 dosis 10 g
16 dosis 10
Parameter
1
2
3
4
5
6
7
o
O
Pertambahan anakan/ru mPun
Jumlah anakan Produktif
Jumlah Kuntum bunga
Panjang tangkai
Diameter tangkai
Daya tahan simPan
Waktu berbunga
Kandungan klorofil daun
F-Tabel 5%
per polibag), DS (Pupuk NPK C 20-10-10
dosis 8 g per polibag), D6 (Pupuk NPK C
20-10-10 dosis 10 g per Polibag).
Cara kerja yang dilakukan Pada Pe-
nelitian
ini adalah persiapan lahan.
persiapan tanaman, pemupukan, penyrraman, penyiangan, panen. Peubah yang
diamati adalah jumlah pertambahan anakan per rumpun (anakan), jumlah anakan
produktif per rumpun, jumlah kunturn
bunga/tangkai, pertambahan panjang
bunga (cm), panjang bunga/tangkai (cm),
diameter tangkai (cm), daya tahan simpan
(hari), waktu berbunga (hari), kandungan
klorofil daun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakukan berbagai pupuk
NPK berpengaruh sangat nyata terhadap
peubah diameter tangkai dan daya tahan
simpan bunga. Sedangkan untuk peubal-r
jumlah anakan per rumpun, jumlah anakan produktif, jumlah kuntum bunga, pan"
jang tangkai, kandungan klorofil daun
dan waktu berbunga berpengaruh tidak
nyata.
KK (%)
F-Fiitung
Kelompok
NPK
0,53h
1,44tn
'1
0,45t"
ll,to
'1
10
,89h
't
,83h
0,84t"
,09r"
1,25'
ttr
a
o
11
550
0,76h
E aa'
7.17
1,00t"
10 11'
4,41
Q,211"
1,02h
10,93
a /atn
1.00h
OqA
3,16
509
Keterangan: tn : berpengaruh tidak nyata
** : berPengaruh sangat nYata
KK : Koefisien Keragaman
Peftarnbahan Anakan Per RurnPun
Analisis keragaman
menu njukka n
pupuk
berpengaruh
NPK
bahwa perlakuan
tidak nyata terhadap jumlah pertambahan
anakan per rumpun. Perlakuan pupuk
NPK yang menghasilkan peftarnbalran
anakan tertinggi adalah DO (NPK 20"
10-10 dosis 10 g per polibag) dengan
rala-rala 4,87 dan yang paling renciah
adalah Dg dengan rata-rata 2,56. Hasil
PnosrorNc Sel,rrrunR NnsroNRl DAN RArAT TRlurunN (Srrr,lrnnre)
ilenEamatan rata-rata Jumlah anakan per
rumpun disajikan pada Gambar. 1
:A
O_J
E
c4
j
(!3
An
E
f
nffi
ot
ffi
D3
UZ
DO
D4
NA
D6
pupuk NPK
Gambar 1. Pengaruh pupuk NPK terhadap pertambahan jumlah anakan per rumpun
Anakan Froduktif
Perlakuan pupuk NPK berpengaruh
polibag) dengan rata-rata 2,20 dan yang
paling rendah adalah Dt dengan ratarata 1,79. Hasil pengamatan rata-rata
jumlah anakan produktif disajikan pada
Gambar 2
tldak nyata terhadap jumlah anakan
produktif. Perlakuan pupuk NPK yang
menghasilkan anakan produktif tertinggi
adalah DS (NPK 20-10-10 dosis B g per
:l\
f,;i
ffiff
l-fl-i
*1
D:
nt
$4
S5
3d
pupuk SPH
Gambar 2. Pengaruh pupuk NPK terhadap jumlah anakan produkiif
Jumlah Kuntum Bunga
Perlakuan pupuk NPK berpengaruh
tidak nyata terhadap jumlah kuntum bunga per tangkai. Perlakuan pupuk NPK
yang menghasilkan kuntum bunga tertinggi adalah DZ (NPK 16-16-16 dosis
10 g per polibag) dengan rata-rata 54,87
kuntum dan yang paling rendah adalah
Dg dengan rata-rata 46,61. Hasil pengamatan rata-rata jumlah kuntum bunga
per tangkai disajikan pada Gambar 3.
Rcsptrrt'[nnnrtrnn Sednp Nlnlnm (Polintttlrcs tubcrose L,) pndn
Gettarntif terh ndnp P antLterinn B crbn gn i Priprrk NPK
F nst:
56
54
50
48
46
44
n
im
42
n;
4a
J -
ro-
1r
ju
-J\
Hrrrnuk
J':r
J'
5FK
Cambar 3. Pengaruh pupuk NPK terhadap jumlah kuntum bunga
Panjang Tangkai
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK tidak
berpengaruh nyata terhadap panjang
tangkai. Perlakuan pupuk NPK yang
menghasilkan panjang tangkai tertinggi
adalah perlakuan DZ (NPK 16-16-16
dosis 10 g per polibag) dengan rata-rata
86,60 cm dan yang paling rendah adalah
D0 dengan rata-rata 79,57 cm Hasil
pengamatan rata-rata panjang tangkai
masing-masing perlakuan dapat dilihal
pada Gambar 5.
B8
86
€
9s+
G
!
.u (')
i6c
A)
!ts
6J*
6)
Eao
c
(g
'70
l(i
tr
ffi
DO
$*il*ffi
D1
D2
D3
D4
D5
pupuk NPK
Gambar 4. Pengaruh pupuk NPK terhadap panjang tangkai
Diarneter Tangkai
Analisis keragaman
menunjukkan
bahwa perlakuan pemberian pupuk NPK
OZ (6-16-16 10 g per polibag) berbeda
sangat nyata dengan perlakuan pemberian
pupuk D0 dan D6, dan berbeda tidak nyata
dengan perlakuan pemberian pupuk NPK
Dt, Dg, D4, dan D5. Pengaruh perlakuan
D2 menghasilkan diameter yang paling
baik yaitu 6,60 mm.
PRosrorr'tc Srr',rrnan NnsroNnr onru Repnr Tntunnn (Srrvrrnnra)
Tabel 4. uji BNJ terhadap diameter tangkai pada pemberian pupuk NpK
Pupuk NPK
rerata diameter tangkai (mm)
DO
5,38
D6
5,41
ab
D5
6,25
abc
D3
6,37
^:-.
d)L
BNJ9,q5=P.''19
D4
6,41
abc
D1
6,43
abc
D2
b,bu
c
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata
Daya Tahan Simpan
Analisis keragaman
menunjukkan
dan berbeda tidak nyata Jengan perlaku*
an pemberian pu'puk NPK D.1 dan D+.
Pengaruh perlakuan DZ menghasilkan
daya tahan simpan yang paling baik yaitu
6,50 hari.
bahwa perlakuan pemberiari pupuk NpK
DZ (NPK 16-16-16 10 g per potibag) ber-
beda sangat nyata dengan perlakuan
pemberian pupuk DO, DS, D5, dan D6,
Tabel
4. uji BNJ terhadap daya tahan simpan bunga pada pemberian pupuk NpK
R*r;ita rlirII tirh.iin si.lnprulr {hir.ri)
$rpuk }iFK
F\J ,.' i-, 6*
i
1(
il
t].)U
f
i:i
r\
is:
:1
:i"6s
ll
aL,
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata
Waktu Berbunga
Analisis keragaman menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk NpK tidak berpengaruh nyata terhadap waktu berbunga.
Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan
waktu berbunga terlinggi adalah Dg (Kontrol) dengan rata-rata 30,69 hari (Waktu
JI
berbunga terlama) dan yang paling rendah adalah DS (NPK 20-10-10 B g per polibag) dengan rata-rata 26,71 hari (Waktu berbunga tercepat). Hasil pengamatan
analisis waktu berbunga masing-masing
perlakuan disajikan pada Gambar b.
j
L
c 30:
(!
(!
29i
28i
l
C
f
a 27:
c to
a-)
f
',
(!
3 3
D,I
ffil
D2
D3
Wffi
D4
pupuk NPK
Gambar 5. Pengaruh pupuk NPK terhadap waktu berbunga
'lrrrnnlntt Scdnp lthlnm (Polinntht:s ttLberose L.) ytnLil:
Ltsc CLnertrl tf tcrltatlnp Pentbt'rinn Berbngni Prrprrk NPK
Rc.sllori
Kanclungan Klonofil Daun
Perlakuan pupLrk NPK berpengaruh
tidak nyata terhadap kandungan klorofil
daun. Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan kandungan klorofil daun tertinggi adalah D5 (NPK 20-1A-10 B g per
polibag) dengan rata-rata 53,43 dan yang
paling rendah adalah D0 dengan rata-rata
46,12. Hasil pengamatan analisis ka,rdungan klorofil daun oleh masing-masing
perlakuan disajikan pada Gambar 6.
c 54
f,
!
5l
.i
l
5oi
!
48i
=fi 46i
(lJ
fiJ
L
a)
44
0
ffi
DO
ffiil
DI
H
D2
D3
t
D4
ffiffi
D5
D6
pupuk NPK
Ganrbar 6. Pengaruh pupuk NPK terhadap kandungan klorofil daun
PEMBAHASAN
Berdasarkan ha:;il penelitian, perlakumennberikan pengaruh terbaik
pada peubah panjang bunga, daya tahan
simpan, diameter tangkai, dan jumlah
g per polibag (D2) memberikan respon
terbaik pada diam:ter tangkai, dengan
hasil rata-rata diameter yaitu 6,60 r.rm
Tangkai bunga sedap malam menriliki
kuntum bunga/tangkai. Perlakuair DS
memberikan pengaruh terbaik pada peubah anakan produktif, kandungan klorofil
daun, dan waktu berbunga. Perlakuan D5
menunjukkan pengaruh terbaik pada peubah pertambahan anakan per rumpun.
Hasil penelitian menunjukkan pupuk NPK
memberikan pengaruh yang tidak nyata
pada beberapa peubah, diduga karena
unsur hara didalam pupuk tidak terserap
dengan baik oleh tanaman. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi hal ini, dikarenakan pada saat penelitian curah
hujan yang cukup iinggi mengakibatkan
intensitas cahaya matahari berkurang sehingga dapat menEganggu proses fotosintesis pada tanaman. Curah hujan juga
dapat menyebabkan kelembaban yang
tinggi pada tanah dan tanaman didalam
polibag yang menyebabkan timbulnya
hama dan penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pupurk NPK '16-16-16 dengan dosis '10
ukuran yang berbeda pada bagian pangkal tangkai hingga bagian tangkal sebelum b'-lnga pertama. Pada bagian pangkal tangkai, diameter tangkai memiliki
ukuran yang lebih besar. Bagian yang
diamati pada penelitian ini adalalr tangkai
sebelum bunga pertama yang memiliki
diameter lebih kecil.
an DZ
Hersil penelitian diameter tangkai
menunjukkan bahwa jumlah kandungan
unsur hara dan dosis yang tepat berpengaruh besar dalam menentukan besarnya diameter tangkai bunga sedap malam. Kandungan Unsur P dan K dalam
pupuk NtpN 16-16-i 6 (D2) tebih besar
dibandingkan jumlah unsur pupuk NPK
yang lain sehingga menghasilkan diameter
terbaik. Bankar dan Mukhofadyay (1990)
mengemukakan bahwa untuk memperbaiki mutu bunga sedap malam disarankan menambahkan unsur P darr l{
dalam pemupukan. Menurut Lakitan
(2010), fosfor merupakan bagian esensial
PRos
r
orr'r
c
S rr,r rnnR NnsroruRL
dari berbagai gula fosfat yang berperan
dalam berbagai proses metabolisme
pada tanaman, dan merupakan bagian
dari nukleotida dan fosfolipida penyusun
membran, sedangkan unsur kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai
enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta
untuk enzim yang terlibat dalam Eintesis
protein dan pati. Kalium juga merupakan
ion yang berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dan berperan dalam
mengatur tekanan turgor sel.
Kandungan pupuk 16-16-16 juga
mengandung unsur MgO 1,5 % dan CaO
5% yang berfungsi sebagai penunjang
proses pertumbuhan. Menurut Salisbury
dan Ross (1995), unsur magnesium selain terdapat didalam klorofil, juga bergabung dalam ATP, mengaktifkan banyak
enzim yang diperlukan dalam fotosintesis,
respirasr, dan pembentukan DNA serta
RNA. Unsur Cat* berperan sebagai
pengaktif enzim, terutama bila ion tersebut terikat pada kalmodulin atau berhubungan erat dengan protein.
Pupuk NPK 16-16-16 dengan dosis
10 g per polibag (D2) menunjukkan pengaruh terbaik pada daya tahan simpan
bu nga. Berdasarkan hasil penelitian,
bunga sedap malam yang memiliki daya
tahan simpan paling lama dalam ruangan
adalah bunga yang diberi perlakuan pupuk NPK 16-16-16 dosis 10 g per poti-
bag (DZ) dengan rata-rata 6,5
hari.
Daya tahan simpan paling lama memiliki
diameter 6,60 mm yang merupakan
diameter terbaik. Bunga sedap malam
membutuhkan suplai makanan agar dapat
befiahan selama masa penyimpanan.
Marousky (1972) menyatakan bahwa
tangkai bunga yang besar mempunyai
pembuluh yang lebih banyak sehingga
dapat mensuplai air dan makanan lebih
banyak dibandingkan tangkai bunga
yang berukuran lebih kecil, jika suplai
makanan cukup maka ketahanan simpan
bunga dapat lebih lama.
Pengukuran daya tahan simpan dilakukan dengan mengamati secara vi-
nnu RRpnr
TRi-r u rrrRr.r
(S
ervr
nnrn)
sual pada bunga se,1ap malam. Bunga
pertama layu rata-rala pada hari ketiga
atau hari keempat. Bunga yang layu
ditandai dengan perubahan warna bunga
dari warna putih hingga berubah menjadi
warna kecoklatan. Masa penyimpanan
bunga dapat diperpanjang dengan cara
bunga disimpan pacla suhu ruangan
yang rendah, karena suhu ruangan yang
rendah dapat menahan penguapan air
pada bunga potong sedap malam, sehingga bunga tidak cepat layu^
Salah satu yang menentukan mutu
bunga sedap malam adalah panjang
tangkai. Panjang tangkai bunga sedap
malam sangat penting untuk diperhat,kan
karena mempengaruhi hasil pada saat
dipasarkan. Bunga dengan panjang
tangkai lebih dari 95 cm termasuk dalam
kelas super, dan panjang tangkai bunga
75-94 cm termasuk dalam kelas panjang.
Bunga dengan panjang tangkai antara
30-49 cm termasuk dalam kelas minr.
Bila panjang tangkai cunga kurang dari
30 cm, bunga mungkirr tidak laku dijual
(Balai Penenelitian Tanaman Hias, 2009).
Hasil penelitian pupuk NPK 16-16-16
dosis 10 g per polibag (D2) memberikan
pengaruh terbaik pada panjang bunga
dengan rata-rata 86,60 cm. Hasil ini rnenunjukkan bahwa kualitas tangkai cukup
baik dan masuk dalam kategori kelas
panjang. Jumlah kanoungan unsur hara
NPK yang seimbang dan dosis yang tepat
dapat menghasilkan panjang bunga yang
terbaik. Bankar & Mukhopadhyay (1990)
mengungkapkan bahwa perlberian P dan
K sampai dengan 40 glm /tahun yang
diimbangi dengan penambahan N akan
meningkatkan produksi bunga sedap
malam. Pemberian P dan K pada tanaman dapat merangsang pembelahan sel
dan memperbesar jaringan sel tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah anakan produktif terbanyak dihasilkan oleh pupuk NPK 20-1A-10 dosis
B g per polibag (D5) dengan rata-rata
2,20, sedangkan pada pertambahan
jumlah anakan per rumpun terbanyak dihasilkan oleh pupuk NPK 2C-10-10 dosis
1r,
sl'o,r
llrrr,llrrrr -(,'dnl Mnlau (Polit ntLtts ttberas(' 1...) ytndn
lF f ,'ri, rd,rl I t' Lbt' r i n n B c rb n gn t Pi rp Lrli NPK
lirsr Cr i/cr'rl
'10
rr
g per polibag (D6) dengan
rata-rata
4,87 . Pupuk NPK 20' 10-10 memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pupuk
NPK yang lain yaitu unsur N lebih tinggi
yaitu sebanyak 20% dan mengandung
unsur S sebesar 3%. Menurut Lakitan
(2010), nitrogen merupakan komponen
penyusun dari banyak senyawa esensial
bagi tumbuhan dan meruPakan unsur
penyusun protein dan enzim. Selain itu,
nitrogen juga terkandung dalam klorofil
daun. Akan tetapi, pupuk NPK 20-'10-10
yang diberikan menunjukkan pengaruh
tidak nyata pada tanaman. Hal ini diduga
diakibatkan unsur P pada pupuk NPK 2010-10 terlalu rendalr.
Pertumbuhan tanaman sedaP malam
yang baik disuatu tempat tidak banyak
ditentukan oleh kultivar, melainkan lebih
banyak ditentukan oleh jumlah hara yang
diberikan. Semakin besar jumlah unsur
'ledjasawarna, 2003). Menurut Tisnawati
(2007), Jumlah kuntum bunga
sedap
malam dapat mempengaruhi umur peragaan, semakin banyak jumlah kuntum
bunga maka semakin lama umur peraga-
annya. Selain itu, salah satu kriteria
yang menentukan mutu bunga adalah
jumlah kuntum tiap malai. Bila jumlah
bunga dalam satu tangkai kurang dari
20 kuntum biasanya tidak disukai konsumen (Balai Penenelitian Tanaman
Hias, 2009). Jenis dan takaran pupuk
berperan dalam meningkatkan jumlah
kuntum bunga sedap malam per tangkar
Mostafa et al (1996) mengungkapkan
bahwa pemupukan P dan K melalui daun
dapat meningkatkan jumlah kuntum bunga
sedap malam.
Perlakuan yang menghasilkan waktu
berbunga tercepat adalah perlakuan
NPK 20-10-10 dosis B
g per polibag
sejauh konrposisi antara N, P, dan K
berimbang, maka tanaman akan tumbuh
lebilr baik. Selain jumlah unsur hara
dan komposisi pupuk yang bertmbang,
serangan hama dan penyakit dan kondisi
lingkungan juga memberikan kontribusi
yang besar selama penelitian ini di
lapangan. Hal tersebut menyebabkan
anakan dalam rumpun tanaman rusak
dan mati, serta menimbulkan hamad a n
penyakit yang dapat merusak daun dan
pangkal batang/tangkai bunga. Hama
yang menyerang tairaman sedap malam
(DS) dengan rata-rata 26,71 hari. Pupuk
NPK 20-'10- 10 yang mengandung unsur
S ZYo diduga memiliki unsur hara yang
dapat nrencukupi kebutuhan tanaman
mulai dari kuncup bunga hingga bunga
siap untuk dipanen. Unsur S sebagian
besar berada di dalam protein khususnva
dalam asam amino sistein dan metionin
yang merupakan bagian dari pembangun
protein. Senyawa esensial lain yang mengandung unsur S adalah vitamin tianin,
biotin, dan ko-enzim A, suatu senya-
yaitu belalang, semut, kutu dompolan, dan
penyakit yang menyerang tanaman sedap
rnalam selama penelitian yaitu penyakit
busuk batang dan penyakit bercak daun.
Pengendalian yang dilakukan adalah
pengendalian secara mekanis.
Perlakuan yang menghasilkan kuntunr bunga terbanyak adalah pupuk
NPK 16-'16-16 losrs '10 g per Polibag
(D2) dengan rata-rata mencapai 54,87"
Jumlah kuntun' bunga ini lebih baik jika
dibandingkan dengan jumlah kuntum
bunga/tangkai yang menggunaka pupuk
NPK tunggal sebanyak 40-40-40 glmtl
tahun yang menghasilkan kuntum bu-
dalam sintesis serta pemecahan asam
lemak (Salisbury dan Ross. 1995). Perlakuan DO menghabiskan waktu yang
cukup lama hingga bunga siap dipanen.
hal ini diduga disebabkankan kadar
unsur hara di dalam tanah kurang mencukupi sehingga pertumbuhan dan
perhembangan tanaman menjadi lebilr
lama. Pemberian pupuk NPK menyebabkan waktu berbunga cenderung lebih
cepat dibandingkan tanpa pemberian
nga dengan rata-rata 41 (Wasito dan
wa yang penting dalam respirasi dan
pupuk. Waktu berbunga yang lebih cepat
sangat menguntungkan petani karena
waktu untuk panen dapat lebih awai di-
lakukan dan dapat menghemat biaya
pemeliharaan tanaman.
PRosrnrruc SrurruRR NnsroNnl onru Rnpnr TntunRn (SEr,rtrurrn)
Perlakuan pupuk NPK 20-10-10 dengan dosis B g per polibag (D5) menunjukkan kandungan klorofil yang lebih
baik dengan rata-rata 53,43 dibandingkan
dengan dosis 10 g. Kandungan klorofil
daun ini memiliki nilai yang lebih rendah
dibandingkan nilai kandungan klorofil
daun yang diamati pada fase vegetatif
yang dilakukan sebelumnya. -Perlakuan
pupuk NPK tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap tanaman diduga
diakibatkan oleh pengaruh umur daun.
Kandungan klorofil daun tanaman sedap
malam pada fase generatif diamati pada
akhir penelitian di mana tanaman sudah
berumur 8 bulan. Umur daun mempengaruhi laju fotosintesis. Kemampuan daun
untuk berfotosintesis menrngkat pada
awal perkembangan daun, tetapi kemudian mulai turun. Daun yang mulai mengalami senescene akan berwarna kuning
dan hilang kemampuannya untuk berfotosintesis, karena perombakan klorofil dan
hilangnya fungsi kloroplas (Lakitan, 201 0).
pada saat pemupukan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi
Tanaman hias di lndonesia.
Jakarta.
Balai Penelitian Tanaman Hias" 2004.
Budidaya dan
Perbanyakan
Umbi Sedap Malam. Teknologi
Agribisnis Tanaman Hias. Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Hortir
a emtfi€lf
I
*
{Semirata}
Badan
i Negerl Wilayah Barat
Bidang llmu Pertanian
Raya, 20
- 21 Agustus ?01S
-
PROSIDINC
- Volume r
Nasional dan Rapat Tahunan (Semirata)
Badan Kerja sama perguruan Tinggi Negeriwirayah
Barat Bidang ilmu pertanian
"Pembangunan pertanian eerkeriijutai serbasis Kedauratan pangan
dan Energi
untuk Meningkatkan perekonomian Nasional,,
'Seminar
Hak Cipta ada pada penulis
Hak Publikasi pada Penerbit Aseni dan
Fakultas pertanian Universitas palangka
Raya
oAseni 2oi5
16ooo9
Buku ini diterbitkan atas kerja sama:
*rs"aiti
Penerbit Aseni (Anggota lKApl pusat)
Jl. Mambruk, RT o25,
Kelurahan Kwamki, Mimika Baru, papua,
lndonesia
Telp. oBZZ )B4g 2767, oB22
3B2Z Bool
\Veb: re: www.penerbiraseni.com
In;
il
: oftic e@pen erb
itaseni.com
dengan
W
Fakultas pertanian Universitas palangka
Raya
l(ampus Tunjung Nyaho
ll, Yos Sudarso Kotak pos 2/pLKUp, palangka
Email: fapertaupr@yahoo.co.id
t Lp:,/Dl t (
RESPoN TANAMAN SEDAP MALAM (Polionthes fuberose L.) PADA
FASE GENERATIF TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK NPK
Ammar, M., A. Kurnianingsih, dan l, J. Purba
Prog ra m Stud i Agroe koteknologi Faku ltas Pertanian
U niversitas Sriwijaya
Raya
Palembang-Prabumulih
Km
32
lndralaya.
Ogan ltir (30662)
".11.
Telp/Fax : 0711-580461 e-nrail : toeti04@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan unt,-lk mengkaji respon tanaman sedap malam (Polianthes tuberose
L.) pada fase generalif terhadap pemberian berbagai jenis pupuk dan dosis NPK. Penelitian
dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sriwilaya, lndralaya pada bulan
April 2013 sampat parJa buian Juli 2013. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan dengan masing-masing unit terdiri
dari empat tanaman. Jumlah seluruh tanaman adalah 112 tanaman. Perlakuan tersebut adalah
Dg (Kontrol), D1 (Pupuk NPK A 16-16-16 dosis B g per potibag), Dz (Pupuk NPK A 16-16-i6
dosis 10 g perpolibag), D3 (Pupuk NPK B 15-15-15 dosis B g perpotibag), D4 (pupuk NpK B 15'15,15 dosis 10 g per polibag), D5 (Pupuk NPK C 20-10-10 dosis B g per potibag), D6 (Pupuk NpK
C 20-10-10 dosis 10 g per polibag). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk NPK 16,16-16
(Dr) dengan dosis 10 g per polibag memberikan pengaruh terbaik terhadap diametertangkai dan
daya tahan simpan bunga, dan juga cenderung memberikan hasil terbaik pada panjang bunoa
dan jumlah kuntum buriga
Kata kunci: sedap malam, pupuk, NPK
PENDAHULUAN
Tanaman sedap malam merupakan
jenis bunEa intro-dukisi dari N/eksiko yang
telah menyebar luas dan beradaptasi
dengan baik di daerah beriklim tropis.
Bunga sedap malam (Polianthes tuberose L.) merupakan salah satu bunga
potong yanE diusahakan oleh
para
petani bunga di lndonesia. Sedap malam telah lama dikembangkan dan dikenal serta mempunyai peluang besar untuk
nreningkatkan taraf hidup petani karena
bernilai ekonomi yang cukup tinggi
(Tedjasawarna dan \iVarsito, 2003).
Perkembangan pasar bunga sedap
malam belum sebesar komoditas tanaman
hias yang lain. Sedap malam banyak ditanam di daerah sentra produksi bunga
potcnE, antara lain di Berastagi, Sukabumi,
Cianjur, Tasikmalay"r, Bandung, Malang
dan Pasuruan (Balai Penelitian Tanaman
Hias, 2004).
Bunga sedap malam merupakan
tanarnan hias yang memiliki warna
bunga putih dan aroma yang harum.
Bunga ini memiliki wangi yang khas dan
tajam terutanna pada malam hari" Aroma
tersebut berasal dari rninyak atsiri yang
diprocluksi oleh bunga secara maksimal
pada malam hari. Bunga sedap malam
banyak digunakan untuk berbagai tujuan,
seperti untuk mengharumkan ruangan,
menghias rumah sakit, kantor, hotei,
sebagai bunga tabur, dan sebagainya.
Selain itu, sedap malam juga digunakan
pada upacara spiritual agama teftentu.
Berdasarkan data Badan Pusat
Siatistik (BPS), produksi bunga sedap
malam di lndonesia mengalami pasang
surut. Puncak produksi terjarii pada
tahun 2004 yaitu 33.226.112 tangkai
dan terus menurun sampai tahun 2007
menjadi 21.687.493 tangkai. Kemudiarr
PRosrorNc SEnruR NnsroruRr nnn RRprr TnHlnnr.r (Sevrnnrn)
pada tahun berikutnya komoditas ini meningkat kembali hingga pada tahun 2011
mencapai 62.535.465 tangkai. Di daerah
Sumatera Selatan produksi sedap malam pada tahun 2010 mencapai g.432
tangkai, dan pada tahun 2011 produksinya
nreningkat menjadi 34.495 tangkai (BPS,
2013).
Permintaan terhadap bunga
"sedap
malam potong yang semakin meningkat
menuntut produksi bunga yang tinggi
dan berkualitas baik. Produktivitas suatu
tanaman dapat dipengaruhi oleh
be-
berapa faktor antara lain air, jenis tanah,
unsur hara, suhu, kelembaban,
dan
intensitas cahaya matahari. Tanah yang
mampu menyediakar, hara yang dibu-
tuhkan tanaman dalam jumlah cukup
akan mendukung perlumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman.
Salah satu usaha untuk meningkatkan
pedumbuhan dan hasil tanaman adalah
dengan memberikan suplai hara yang
cukup dan seimbang melalur pemupukan.
Unsur hara utama dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang cukup besar adalah
unsur hara l\itrogen, Fospor, dan Kalium.
Unsur hara N, P, dan K dapat diberikan
kepada tanaman melalui pemberian pupuk majemuk. Pupuk majemuk adalah
pupuk campuran yang umumnya mengandung lebih dari satu macam unsur
hara tanaman (makro maupun mikro)
terutama N, P, dan K (Rosmarkam
dan Yuwono, 2002). Kelebihan pupuk
NPK yaitu dengan satu kali pemberian
pLrpuk dapat mencakup beberapa unsur
sehingga lebih efisien dalam penggunaan
bila dibandingkan dengan pupuk tunggal
(Hardjowigeno, 2003). penggunaan pupuk tunggal apabila pengaplikasiannya
tidak berimbang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hara di dalam tanah,
jumlah irara !ang diserap tanaman, penurunan hasil dan kualitas hasil.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah didapat hasil bahwa
unsur hara N, P, dan K dibutuhkan oleh
tanaman sedap malam untuk menunjang
pertumbuhan dan produksi (Warsito dan
Supriyadi, 1996). Hasil penelitian yang
dilakukan Tedjasawarna dan Warsito
(2003), pemberian lX P2OS, dan KeO
dengan dosis 40 g/mzltahun pada tanaman sedap malam menunjukkan keragaan
yang paling baik dan berbeda
ny;lta
denEan beberapa komb;inasi di bawahnya.
Data dari Balai Frengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Javva Timur menguraikan bahwa pemupukan yang dilakukan untuk tanaman sedap malam adalah
pada pemupukan pertama menggunakan
150 kg N + 100 kg K?O +100 kg p2O5
ha.1 dan pupuk kandang sebanyak 3
)
kg per m- atau 30 ion ha"1 dilakukan
pada umur satu bularn setelah tanam.
Pemupukan susulan dilakukan ketika
tanaman berumur enam bulan seielart
tanam dengan jenis dan jumlah pupuk
yang sama dengan pemupukan pertama
tetapi tanpa menggunakan pupuk kandang
(BPTP, 2006).
Berdasarkan uraian tersebut, clapat
dilihat bahwa para peiani dan beberapa
penelitiarr banyak menggunakan pupuk
NPK tunggal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh
pemberian pupuk NPK majemuk p:da
tanaman sedap malam.
Pemberian pupuk NPK pada tanaman sedap malam dilakukan sebulan setelah tanam atau diperkirakan akar
pada umbi bunga sedap malam telah
tumbuh dan berkembang dengan baik,
sehingga pupuk yang diberikan dapat
diserap langsung oleh tanaman. Dosis
pupuk sebanyak 200 kgiha atau 2O0gl
m2. Pemberian pupuk NpK berikutnya
dilakukan dengan interval
3
bulan
(Sihombing dan Handayati, 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman sedap malam
(Polianthes tuberose L" ) pada fase
generatif terhadap pemberian berbagai
pupuk NPK dengan berbagai dosis.
Hipotesis penelitian ini aclalah
diduga pemberian pupuk NpK A 16-1616 dengan dosis 10 g per polibag dapat
memberikan pengaruh yang baik terhadap
/lcsfol IltnrL'rdl Strrir| Mrtlnnt (Polintrflics
F n
sc C r
t t
c r n t Lf'
terh
Lt
p,ertumbuhan
dLt
;t
P
t tt
tLt er
i
nn
B
crbngn
fase generatif
tlr&crosc L.) pndn
t P up tLk
N
P
K
tanaman
sedap malam.
METODE PENELITIAN
di Kebun
Universitas
Pertanian
Fakultas
Percobaan
Sriwijaya, lndraiaya pada bulan April
2013 sampai pada bulan Juli 2013. Alat
yang digunakan adalah 1) cangkul;
2) timbangan analitik; 3) alat tulis; 4)
label nama; 5) penggaris; 6) polibag; 7)
gembor; 8) meteran; 9) jangka sorong,
10) botol. Bahan yang digunakan adalah
1) tanaman sedaP malam umur 5 bulan
, 2) 3 macam pupuk NPK, Yaitu PuPuk
NPK A 16-16-16, NPK B 15- 15-15, dan
NPK C 20-10-10 ; 3) air, 4) Tanah.
Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak KelomPok (RAK) dengan tujuh pe rlakuan dan empat ulangan
dengan masing-masing unit terdiri dari
empat tanarnan Jumlah seluruh tanaman
yang digunakarn adalai, 112 tanaman'
Perlakuan tersebut adalah Dg (Kontrol),
Dt (Pupuk NPK A '16- 16-16 dosis B g
per polibag), D2 (PuPuk NPK A 16-16Penelitian dilaksanakan
g
Per Polibag), D3 (PuPuk
NPK B 15-15-'15 dosis 8 g per polibag),
D4 (Pupuk NPK B 15-15-15 dosis 10 g
16 dosis 10
Parameter
1
2
3
4
5
6
7
o
O
Pertambahan anakan/ru mPun
Jumlah anakan Produktif
Jumlah Kuntum bunga
Panjang tangkai
Diameter tangkai
Daya tahan simPan
Waktu berbunga
Kandungan klorofil daun
F-Tabel 5%
per polibag), DS (Pupuk NPK C 20-10-10
dosis 8 g per polibag), D6 (Pupuk NPK C
20-10-10 dosis 10 g per Polibag).
Cara kerja yang dilakukan Pada Pe-
nelitian
ini adalah persiapan lahan.
persiapan tanaman, pemupukan, penyrraman, penyiangan, panen. Peubah yang
diamati adalah jumlah pertambahan anakan per rumpun (anakan), jumlah anakan
produktif per rumpun, jumlah kunturn
bunga/tangkai, pertambahan panjang
bunga (cm), panjang bunga/tangkai (cm),
diameter tangkai (cm), daya tahan simpan
(hari), waktu berbunga (hari), kandungan
klorofil daun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakukan berbagai pupuk
NPK berpengaruh sangat nyata terhadap
peubah diameter tangkai dan daya tahan
simpan bunga. Sedangkan untuk peubal-r
jumlah anakan per rumpun, jumlah anakan produktif, jumlah kuntum bunga, pan"
jang tangkai, kandungan klorofil daun
dan waktu berbunga berpengaruh tidak
nyata.
KK (%)
F-Fiitung
Kelompok
NPK
0,53h
1,44tn
'1
0,45t"
ll,to
'1
10
,89h
't
,83h
0,84t"
,09r"
1,25'
ttr
a
o
11
550
0,76h
E aa'
7.17
1,00t"
10 11'
4,41
Q,211"
1,02h
10,93
a /atn
1.00h
OqA
3,16
509
Keterangan: tn : berpengaruh tidak nyata
** : berPengaruh sangat nYata
KK : Koefisien Keragaman
Peftarnbahan Anakan Per RurnPun
Analisis keragaman
menu njukka n
pupuk
berpengaruh
NPK
bahwa perlakuan
tidak nyata terhadap jumlah pertambahan
anakan per rumpun. Perlakuan pupuk
NPK yang menghasilkan peftarnbalran
anakan tertinggi adalah DO (NPK 20"
10-10 dosis 10 g per polibag) dengan
rala-rala 4,87 dan yang paling renciah
adalah Dg dengan rata-rata 2,56. Hasil
PnosrorNc Sel,rrrunR NnsroNRl DAN RArAT TRlurunN (Srrr,lrnnre)
ilenEamatan rata-rata Jumlah anakan per
rumpun disajikan pada Gambar. 1
:A
O_J
E
c4
j
(!3
An
E
f
nffi
ot
ffi
D3
UZ
DO
D4
NA
D6
pupuk NPK
Gambar 1. Pengaruh pupuk NPK terhadap pertambahan jumlah anakan per rumpun
Anakan Froduktif
Perlakuan pupuk NPK berpengaruh
polibag) dengan rata-rata 2,20 dan yang
paling rendah adalah Dt dengan ratarata 1,79. Hasil pengamatan rata-rata
jumlah anakan produktif disajikan pada
Gambar 2
tldak nyata terhadap jumlah anakan
produktif. Perlakuan pupuk NPK yang
menghasilkan anakan produktif tertinggi
adalah DS (NPK 20-10-10 dosis B g per
:l\
f,;i
ffiff
l-fl-i
*1
D:
nt
$4
S5
3d
pupuk SPH
Gambar 2. Pengaruh pupuk NPK terhadap jumlah anakan produkiif
Jumlah Kuntum Bunga
Perlakuan pupuk NPK berpengaruh
tidak nyata terhadap jumlah kuntum bunga per tangkai. Perlakuan pupuk NPK
yang menghasilkan kuntum bunga tertinggi adalah DZ (NPK 16-16-16 dosis
10 g per polibag) dengan rata-rata 54,87
kuntum dan yang paling rendah adalah
Dg dengan rata-rata 46,61. Hasil pengamatan rata-rata jumlah kuntum bunga
per tangkai disajikan pada Gambar 3.
Rcsptrrt'[nnnrtrnn Sednp Nlnlnm (Polintttlrcs tubcrose L,) pndn
Gettarntif terh ndnp P antLterinn B crbn gn i Priprrk NPK
F nst:
56
54
50
48
46
44
n
im
42
n;
4a
J -
ro-
1r
ju
-J\
Hrrrnuk
J':r
J'
5FK
Cambar 3. Pengaruh pupuk NPK terhadap jumlah kuntum bunga
Panjang Tangkai
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK tidak
berpengaruh nyata terhadap panjang
tangkai. Perlakuan pupuk NPK yang
menghasilkan panjang tangkai tertinggi
adalah perlakuan DZ (NPK 16-16-16
dosis 10 g per polibag) dengan rata-rata
86,60 cm dan yang paling rendah adalah
D0 dengan rata-rata 79,57 cm Hasil
pengamatan rata-rata panjang tangkai
masing-masing perlakuan dapat dilihal
pada Gambar 5.
B8
86
€
9s+
G
!
.u (')
i6c
A)
!ts
6J*
6)
Eao
c
(g
'70
l(i
tr
ffi
DO
$*il*ffi
D1
D2
D3
D4
D5
pupuk NPK
Gambar 4. Pengaruh pupuk NPK terhadap panjang tangkai
Diarneter Tangkai
Analisis keragaman
menunjukkan
bahwa perlakuan pemberian pupuk NPK
OZ (6-16-16 10 g per polibag) berbeda
sangat nyata dengan perlakuan pemberian
pupuk D0 dan D6, dan berbeda tidak nyata
dengan perlakuan pemberian pupuk NPK
Dt, Dg, D4, dan D5. Pengaruh perlakuan
D2 menghasilkan diameter yang paling
baik yaitu 6,60 mm.
PRosrorr'tc Srr',rrnan NnsroNnr onru Repnr Tntunnn (Srrvrrnnra)
Tabel 4. uji BNJ terhadap diameter tangkai pada pemberian pupuk NpK
Pupuk NPK
rerata diameter tangkai (mm)
DO
5,38
D6
5,41
ab
D5
6,25
abc
D3
6,37
^:-.
d)L
BNJ9,q5=P.''19
D4
6,41
abc
D1
6,43
abc
D2
b,bu
c
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata
Daya Tahan Simpan
Analisis keragaman
menunjukkan
dan berbeda tidak nyata Jengan perlaku*
an pemberian pu'puk NPK D.1 dan D+.
Pengaruh perlakuan DZ menghasilkan
daya tahan simpan yang paling baik yaitu
6,50 hari.
bahwa perlakuan pemberiari pupuk NpK
DZ (NPK 16-16-16 10 g per potibag) ber-
beda sangat nyata dengan perlakuan
pemberian pupuk DO, DS, D5, dan D6,
Tabel
4. uji BNJ terhadap daya tahan simpan bunga pada pemberian pupuk NpK
R*r;ita rlirII tirh.iin si.lnprulr {hir.ri)
$rpuk }iFK
F\J ,.' i-, 6*
i
1(
il
t].)U
f
i:i
r\
is:
:1
:i"6s
ll
aL,
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata
Waktu Berbunga
Analisis keragaman menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk NpK tidak berpengaruh nyata terhadap waktu berbunga.
Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan
waktu berbunga terlinggi adalah Dg (Kontrol) dengan rata-rata 30,69 hari (Waktu
JI
berbunga terlama) dan yang paling rendah adalah DS (NPK 20-10-10 B g per polibag) dengan rata-rata 26,71 hari (Waktu berbunga tercepat). Hasil pengamatan
analisis waktu berbunga masing-masing
perlakuan disajikan pada Gambar b.
j
L
c 30:
(!
(!
29i
28i
l
C
f
a 27:
c to
a-)
f
',
(!
3 3
D,I
ffil
D2
D3
Wffi
D4
pupuk NPK
Gambar 5. Pengaruh pupuk NPK terhadap waktu berbunga
'lrrrnnlntt Scdnp lthlnm (Polinntht:s ttLberose L.) ytnLil:
Ltsc CLnertrl tf tcrltatlnp Pentbt'rinn Berbngni Prrprrk NPK
Rc.sllori
Kanclungan Klonofil Daun
Perlakuan pupLrk NPK berpengaruh
tidak nyata terhadap kandungan klorofil
daun. Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan kandungan klorofil daun tertinggi adalah D5 (NPK 20-1A-10 B g per
polibag) dengan rata-rata 53,43 dan yang
paling rendah adalah D0 dengan rata-rata
46,12. Hasil pengamatan analisis ka,rdungan klorofil daun oleh masing-masing
perlakuan disajikan pada Gambar 6.
c 54
f,
!
5l
.i
l
5oi
!
48i
=fi 46i
(lJ
fiJ
L
a)
44
0
ffi
DO
ffiil
DI
H
D2
D3
t
D4
ffiffi
D5
D6
pupuk NPK
Ganrbar 6. Pengaruh pupuk NPK terhadap kandungan klorofil daun
PEMBAHASAN
Berdasarkan ha:;il penelitian, perlakumennberikan pengaruh terbaik
pada peubah panjang bunga, daya tahan
simpan, diameter tangkai, dan jumlah
g per polibag (D2) memberikan respon
terbaik pada diam:ter tangkai, dengan
hasil rata-rata diameter yaitu 6,60 r.rm
Tangkai bunga sedap malam menriliki
kuntum bunga/tangkai. Perlakuair DS
memberikan pengaruh terbaik pada peubah anakan produktif, kandungan klorofil
daun, dan waktu berbunga. Perlakuan D5
menunjukkan pengaruh terbaik pada peubah pertambahan anakan per rumpun.
Hasil penelitian menunjukkan pupuk NPK
memberikan pengaruh yang tidak nyata
pada beberapa peubah, diduga karena
unsur hara didalam pupuk tidak terserap
dengan baik oleh tanaman. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi hal ini, dikarenakan pada saat penelitian curah
hujan yang cukup iinggi mengakibatkan
intensitas cahaya matahari berkurang sehingga dapat menEganggu proses fotosintesis pada tanaman. Curah hujan juga
dapat menyebabkan kelembaban yang
tinggi pada tanah dan tanaman didalam
polibag yang menyebabkan timbulnya
hama dan penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pupurk NPK '16-16-16 dengan dosis '10
ukuran yang berbeda pada bagian pangkal tangkai hingga bagian tangkal sebelum b'-lnga pertama. Pada bagian pangkal tangkai, diameter tangkai memiliki
ukuran yang lebih besar. Bagian yang
diamati pada penelitian ini adalalr tangkai
sebelum bunga pertama yang memiliki
diameter lebih kecil.
an DZ
Hersil penelitian diameter tangkai
menunjukkan bahwa jumlah kandungan
unsur hara dan dosis yang tepat berpengaruh besar dalam menentukan besarnya diameter tangkai bunga sedap malam. Kandungan Unsur P dan K dalam
pupuk NtpN 16-16-i 6 (D2) tebih besar
dibandingkan jumlah unsur pupuk NPK
yang lain sehingga menghasilkan diameter
terbaik. Bankar dan Mukhofadyay (1990)
mengemukakan bahwa untuk memperbaiki mutu bunga sedap malam disarankan menambahkan unsur P darr l{
dalam pemupukan. Menurut Lakitan
(2010), fosfor merupakan bagian esensial
PRos
r
orr'r
c
S rr,r rnnR NnsroruRL
dari berbagai gula fosfat yang berperan
dalam berbagai proses metabolisme
pada tanaman, dan merupakan bagian
dari nukleotida dan fosfolipida penyusun
membran, sedangkan unsur kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai
enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta
untuk enzim yang terlibat dalam Eintesis
protein dan pati. Kalium juga merupakan
ion yang berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dan berperan dalam
mengatur tekanan turgor sel.
Kandungan pupuk 16-16-16 juga
mengandung unsur MgO 1,5 % dan CaO
5% yang berfungsi sebagai penunjang
proses pertumbuhan. Menurut Salisbury
dan Ross (1995), unsur magnesium selain terdapat didalam klorofil, juga bergabung dalam ATP, mengaktifkan banyak
enzim yang diperlukan dalam fotosintesis,
respirasr, dan pembentukan DNA serta
RNA. Unsur Cat* berperan sebagai
pengaktif enzim, terutama bila ion tersebut terikat pada kalmodulin atau berhubungan erat dengan protein.
Pupuk NPK 16-16-16 dengan dosis
10 g per polibag (D2) menunjukkan pengaruh terbaik pada daya tahan simpan
bu nga. Berdasarkan hasil penelitian,
bunga sedap malam yang memiliki daya
tahan simpan paling lama dalam ruangan
adalah bunga yang diberi perlakuan pupuk NPK 16-16-16 dosis 10 g per poti-
bag (DZ) dengan rata-rata 6,5
hari.
Daya tahan simpan paling lama memiliki
diameter 6,60 mm yang merupakan
diameter terbaik. Bunga sedap malam
membutuhkan suplai makanan agar dapat
befiahan selama masa penyimpanan.
Marousky (1972) menyatakan bahwa
tangkai bunga yang besar mempunyai
pembuluh yang lebih banyak sehingga
dapat mensuplai air dan makanan lebih
banyak dibandingkan tangkai bunga
yang berukuran lebih kecil, jika suplai
makanan cukup maka ketahanan simpan
bunga dapat lebih lama.
Pengukuran daya tahan simpan dilakukan dengan mengamati secara vi-
nnu RRpnr
TRi-r u rrrRr.r
(S
ervr
nnrn)
sual pada bunga se,1ap malam. Bunga
pertama layu rata-rala pada hari ketiga
atau hari keempat. Bunga yang layu
ditandai dengan perubahan warna bunga
dari warna putih hingga berubah menjadi
warna kecoklatan. Masa penyimpanan
bunga dapat diperpanjang dengan cara
bunga disimpan pacla suhu ruangan
yang rendah, karena suhu ruangan yang
rendah dapat menahan penguapan air
pada bunga potong sedap malam, sehingga bunga tidak cepat layu^
Salah satu yang menentukan mutu
bunga sedap malam adalah panjang
tangkai. Panjang tangkai bunga sedap
malam sangat penting untuk diperhat,kan
karena mempengaruhi hasil pada saat
dipasarkan. Bunga dengan panjang
tangkai lebih dari 95 cm termasuk dalam
kelas super, dan panjang tangkai bunga
75-94 cm termasuk dalam kelas panjang.
Bunga dengan panjang tangkai antara
30-49 cm termasuk dalam kelas minr.
Bila panjang tangkai cunga kurang dari
30 cm, bunga mungkirr tidak laku dijual
(Balai Penenelitian Tanaman Hias, 2009).
Hasil penelitian pupuk NPK 16-16-16
dosis 10 g per polibag (D2) memberikan
pengaruh terbaik pada panjang bunga
dengan rata-rata 86,60 cm. Hasil ini rnenunjukkan bahwa kualitas tangkai cukup
baik dan masuk dalam kategori kelas
panjang. Jumlah kanoungan unsur hara
NPK yang seimbang dan dosis yang tepat
dapat menghasilkan panjang bunga yang
terbaik. Bankar & Mukhopadhyay (1990)
mengungkapkan bahwa perlberian P dan
K sampai dengan 40 glm /tahun yang
diimbangi dengan penambahan N akan
meningkatkan produksi bunga sedap
malam. Pemberian P dan K pada tanaman dapat merangsang pembelahan sel
dan memperbesar jaringan sel tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah anakan produktif terbanyak dihasilkan oleh pupuk NPK 20-1A-10 dosis
B g per polibag (D5) dengan rata-rata
2,20, sedangkan pada pertambahan
jumlah anakan per rumpun terbanyak dihasilkan oleh pupuk NPK 2C-10-10 dosis
1r,
sl'o,r
llrrr,llrrrr -(,'dnl Mnlau (Polit ntLtts ttberas(' 1...) ytndn
lF f ,'ri, rd,rl I t' Lbt' r i n n B c rb n gn t Pi rp Lrli NPK
lirsr Cr i/cr'rl
'10
rr
g per polibag (D6) dengan
rata-rata
4,87 . Pupuk NPK 20' 10-10 memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pupuk
NPK yang lain yaitu unsur N lebih tinggi
yaitu sebanyak 20% dan mengandung
unsur S sebesar 3%. Menurut Lakitan
(2010), nitrogen merupakan komponen
penyusun dari banyak senyawa esensial
bagi tumbuhan dan meruPakan unsur
penyusun protein dan enzim. Selain itu,
nitrogen juga terkandung dalam klorofil
daun. Akan tetapi, pupuk NPK 20-'10-10
yang diberikan menunjukkan pengaruh
tidak nyata pada tanaman. Hal ini diduga
diakibatkan unsur P pada pupuk NPK 2010-10 terlalu rendalr.
Pertumbuhan tanaman sedaP malam
yang baik disuatu tempat tidak banyak
ditentukan oleh kultivar, melainkan lebih
banyak ditentukan oleh jumlah hara yang
diberikan. Semakin besar jumlah unsur
'ledjasawarna, 2003). Menurut Tisnawati
(2007), Jumlah kuntum bunga
sedap
malam dapat mempengaruhi umur peragaan, semakin banyak jumlah kuntum
bunga maka semakin lama umur peraga-
annya. Selain itu, salah satu kriteria
yang menentukan mutu bunga adalah
jumlah kuntum tiap malai. Bila jumlah
bunga dalam satu tangkai kurang dari
20 kuntum biasanya tidak disukai konsumen (Balai Penenelitian Tanaman
Hias, 2009). Jenis dan takaran pupuk
berperan dalam meningkatkan jumlah
kuntum bunga sedap malam per tangkar
Mostafa et al (1996) mengungkapkan
bahwa pemupukan P dan K melalui daun
dapat meningkatkan jumlah kuntum bunga
sedap malam.
Perlakuan yang menghasilkan waktu
berbunga tercepat adalah perlakuan
NPK 20-10-10 dosis B
g per polibag
sejauh konrposisi antara N, P, dan K
berimbang, maka tanaman akan tumbuh
lebilr baik. Selain jumlah unsur hara
dan komposisi pupuk yang bertmbang,
serangan hama dan penyakit dan kondisi
lingkungan juga memberikan kontribusi
yang besar selama penelitian ini di
lapangan. Hal tersebut menyebabkan
anakan dalam rumpun tanaman rusak
dan mati, serta menimbulkan hamad a n
penyakit yang dapat merusak daun dan
pangkal batang/tangkai bunga. Hama
yang menyerang tairaman sedap malam
(DS) dengan rata-rata 26,71 hari. Pupuk
NPK 20-'10- 10 yang mengandung unsur
S ZYo diduga memiliki unsur hara yang
dapat nrencukupi kebutuhan tanaman
mulai dari kuncup bunga hingga bunga
siap untuk dipanen. Unsur S sebagian
besar berada di dalam protein khususnva
dalam asam amino sistein dan metionin
yang merupakan bagian dari pembangun
protein. Senyawa esensial lain yang mengandung unsur S adalah vitamin tianin,
biotin, dan ko-enzim A, suatu senya-
yaitu belalang, semut, kutu dompolan, dan
penyakit yang menyerang tanaman sedap
rnalam selama penelitian yaitu penyakit
busuk batang dan penyakit bercak daun.
Pengendalian yang dilakukan adalah
pengendalian secara mekanis.
Perlakuan yang menghasilkan kuntunr bunga terbanyak adalah pupuk
NPK 16-'16-16 losrs '10 g per Polibag
(D2) dengan rata-rata mencapai 54,87"
Jumlah kuntun' bunga ini lebih baik jika
dibandingkan dengan jumlah kuntum
bunga/tangkai yang menggunaka pupuk
NPK tunggal sebanyak 40-40-40 glmtl
tahun yang menghasilkan kuntum bu-
dalam sintesis serta pemecahan asam
lemak (Salisbury dan Ross. 1995). Perlakuan DO menghabiskan waktu yang
cukup lama hingga bunga siap dipanen.
hal ini diduga disebabkankan kadar
unsur hara di dalam tanah kurang mencukupi sehingga pertumbuhan dan
perhembangan tanaman menjadi lebilr
lama. Pemberian pupuk NPK menyebabkan waktu berbunga cenderung lebih
cepat dibandingkan tanpa pemberian
nga dengan rata-rata 41 (Wasito dan
wa yang penting dalam respirasi dan
pupuk. Waktu berbunga yang lebih cepat
sangat menguntungkan petani karena
waktu untuk panen dapat lebih awai di-
lakukan dan dapat menghemat biaya
pemeliharaan tanaman.
PRosrnrruc SrurruRR NnsroNnl onru Rnpnr TntunRn (SEr,rtrurrn)
Perlakuan pupuk NPK 20-10-10 dengan dosis B g per polibag (D5) menunjukkan kandungan klorofil yang lebih
baik dengan rata-rata 53,43 dibandingkan
dengan dosis 10 g. Kandungan klorofil
daun ini memiliki nilai yang lebih rendah
dibandingkan nilai kandungan klorofil
daun yang diamati pada fase vegetatif
yang dilakukan sebelumnya. -Perlakuan
pupuk NPK tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap tanaman diduga
diakibatkan oleh pengaruh umur daun.
Kandungan klorofil daun tanaman sedap
malam pada fase generatif diamati pada
akhir penelitian di mana tanaman sudah
berumur 8 bulan. Umur daun mempengaruhi laju fotosintesis. Kemampuan daun
untuk berfotosintesis menrngkat pada
awal perkembangan daun, tetapi kemudian mulai turun. Daun yang mulai mengalami senescene akan berwarna kuning
dan hilang kemampuannya untuk berfotosintesis, karena perombakan klorofil dan
hilangnya fungsi kloroplas (Lakitan, 201 0).
pada saat pemupukan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi
Tanaman hias di lndonesia.
Jakarta.
Balai Penelitian Tanaman Hias" 2004.
Budidaya dan
Perbanyakan
Umbi Sedap Malam. Teknologi
Agribisnis Tanaman Hias. Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Hortir