DOCRPIJM 405b6cc8b3 BAB VIBAB 6 (Aspek Teknis) Dairi
PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI
BAB ASPEK TEKNIS
Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat sektor yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Pengembangan Air Minum, serta Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang terdiri dari Air Limbah, dan Persampahan dan Drainase Lingkungan. Pada tahapan perencanaan usulan-usulan kegiatannya dimulai dengan penjabaran aspek-aspek teknis untuk tiap-tiap sektornya yang meliputi:
Pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi,
 Penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan;
  Permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi; dan  Analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, Analisis kebutuhan kegiatan tersebut dilaksankan dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan untuk selanjutnya dapat dirumuskan usulan-usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Sub bidang permukiman direncanakan dan dikembangkan untuk mendapatkan satu kondisi Kabupaten Dairi yang layak huni, aman, nyaman. Setiap warga masyarakat diharapkan memiliki akses kepada kondisi permukiman tersebut di atas. Perencanaan dan pengembangan ini meliputi pengembangan prasarana, sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau khususnya bagi masyarakat
VI -1 Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI
6.1.1.Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi
VI -2
berpenghasilan rendah (MBR). Perencanaan dan pengembangan permukiman juga mempertimbangkan dengan baik aspek sosial budaya dan lingkungan serta kearifan lokal.
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah: a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan; b. Pembinaan Teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; c. Pembinaan Teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;
PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI
d. Pembinaan Teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;
6.1.2.Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
a. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Dinamika pembangunan Kabupaten Dairi yang semakin intens tentunya diarahkan untuk mendukung fungsi dan peran kota baik secara internal maupun eksternal. Perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor pembangunan memerlukan perhatian serius, melalui skenario umum pembangunan perumahan dan permukiman diharapkan dapat menjawab isu-isu pokok permasalahan perumahan dan permukiman yang berkembang di Kabupaten Dairi.
Mencermati data yang telah ditabulasi, fakta lapangan yang terlihat saat obervasi/survey, informasi yang tersampaikan pada saat konsultasi publik serta cermatan analisis terhadap data - data sekunder, teridentifikasi kondisi – kondisi aktual yang terkait dengan rencana penataan ruang Kabupaten Dairi. Pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Dairi telah menetapkan kawasan kumuh perkotaan yang berada di daerah Kabupaten Dairi, Isu dan permasalahan serta tantangan dapat disimpulkan pada tabel berikut:
VI -3
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi
PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI
Tabel. 6.1. Tabel Isu, Permasalahan dan Program Strategis
No. Permasalahan Isu Program Strategis1. Backlog
- Fasilitasi pembangunan rumahMBR
 - Fasilitasi pembiayaan rumah
 - Pembangunan rumah negara
 
2. Permukiman Informal •(s.d.a)
- Relokasi Penyediaan rumah dikuasai •
 - Peremajaan kota/kawasan oleh mekanisme pasar Lemahnya instrumen •
 
3. Permukiman Kumuh •Penyediaan PSU pemerintah
- Rehab rumah
 - Relokasi
 - Peremajaan kota/kawasan
 
4. Alih Fungsi Rumah •Penyusunan Perda Perumahan
- Pembuatan sistem sanksi
 
b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Luas wilayah Kabupaten Dairi seluas 192.780 ha, didominasi kawasan hutan seluas 75.216 ha atau sekitar 39,02 %, selanjutnya penggunaan lahan untuk perkebunan seluas 32.270 ha atau sekitar 16,74 %, perkebunan rakyat seluas 30.908 ha atau sekitar 16,03 %, ladang/huma seluas 18.614 ha atau sekitar 9,66 %, sawah seluas 10.225 ha atau sekitar 5,31 %, pekarangan/bangunan seluas 8.005 ha atau sekitar 4,15 %, lahan tidak diusahai seluas 7.913 ha atau sekitar 4,11 %, padang rumput seluas 3.833 ha atau sekitar 1,99 % , kolam/tebat seluas 87 ha atau sekitar 0,05 %, lain-lain seluas 5.682 ha atau sekitar 2,74 %.
Kawasan permukiman di Kabupaten Dairi pada umumnya dapat dikembangkan pada seluruh wilayah kota, terutama pada lahan yang realitif datar (0 – 8%) dan telah mempunyai jaringan jalan. Namun untuk mendukung rencana struktur tata ruang yang telah ditetapkan maka pengembangan kawasan permukiman tertutama diarahkan pada jalan utama kolektor primer dan pusat-pusat Pelayanan Kota.
VI -4
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi
PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman baru di Kabupaten Dairi di arahkan diluar pusat kegiatan sekarang ini. Sampai dengan tahun 2015 perumahan permukiman terdiri dari perumahan padat, sedang dan rendah. (a.) Perumahan Kepadatan Tinggi (b.) Perumahan Kepadatan Sedang (c.) Perumahan Kepadatan Rendah. Pada dasarnya, setiap penggunaan lahan tidak dibenarkan penggunaan yang bercampur baur. Akan tetapi tata guna lahan dengan penggunaan tunggal untuk kawasan permukiman hampir tidak mungkin dilakukan mengingat :
a. Kawasan perumahan adalah kawasan permukiman bagi penduduk;
b. Dalam kawasan permukiman selalu dibutuhkan adanya sarana-sarana pelengkap yang disebut dengan istilah “penyempurna”; c. Disamping itu masih diperlukan adanya jaringan fasilitas kebutuhan sehari-hari berupa toko-toko.
Dengan demikian, pembagian tata guna lahan pada kawasan perumahan tidak bersifat kaku atau murni kawasan perumahan. Didalamnya dengan diatur sedemikian rupa sehingga tidak merusak tata lingkungan, dapat saja diijinkan didirikan bangunan khusus. Penggunaan tanah bagi kawasan perumahan diperinci sebagai berikut :
a. Perumahan Type Besar :
- Jenis penggunaan yang diijinkan antara lain : bangunan perumahan besar
 
renggang dengan konstruksi permanen, bangunan perumahan flat, bangunan kantor renggang, bangunan dengan jenis kegiatan sosial, atau perdagangan atau administrasi;
- Garis sempadan bangunan depan sekurang-kurangnya 5 meter;
 - Garis sempadan bangunan belakang sekurang-kurangnya 2 meter;
 
VI -5
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi
PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI
- Jenis penggunaan yang dilarang antara lain : bangunan perumahan
 
sedang renggang dengan konstruksi permanen, bangunan perumahan berhimpitan terdiri atas dua rumah (kopel), bangunan kantor berhimpitan, bangunan rumah sedang berhimpitan/gandeng lebih dari dua rumah; • Luas persil 400 – 600 M2 atau lebih.
b. Perumahan Type Sedang :
- Jenis penggunaan yang diijinkan antara lain : bangunan perumahan
 
sedang renggang dengan konstruksi permanen, bangunan perumahan flat, bangunan perumahan berhimpitan terdiri atas dua rumah (kopel); bangunan kantor berhimpitan;
- Garis sempadan bangunan depan sekurang-kurangnya 5 meter;
 - Garis sempadan bangunan belakang sekurang-kurangnya 2 meter;
 - Jenis penggunaan yang dilarang antara lain : bangunan perumahan
 
dengan konstruksi semi permanen dan sementara, bangunan rumah sedang berhimpitan/gandeng lebih dari dua rumah; bangunan perumahan besar renggang, bangunan bertingkat, Luas persil 200 – 400 M2 atau lebih.
c. Perumahan Type Kecil :
- Jenis penggunaan yang diijinkan antara lain : bangunan perumahan dengan
 
konstruksi semi permanen dan sementara, bangunan perumahan berhimpitan terdiri atas dua rumah (kopel), bangunan rumah sedang berhimpitan/gandeng lebih dari dua rumah, bangunan kantor berhimpitan;
- Garis sempadan bangunan depan sekurang-kurangnya 3 meter;
 - Garis sempadan bangunan belakang sekurang-kurangnya 1,5 meter;
 
VI -6
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi
PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI
- Jenis penggunaan yang dilarang antara lain : bangunan perumahan flat,
 
bangunan bertingkat, bangunan perumahan besar renggang; • Luas persil 100 – 200 M2 atau lebih.
VI -7
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi
Gambar 6.1. Kondisi Eksisting Perumahan dan PermukimanKawasan permukiman padat penduduk; Kec. Sidikalang; Sumbul; Parbuluan; Tigalingga; Tanah Pinem
Peta satelit Kab. Dairi
VI -8
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020
Gambar 6.2. Kondisi Eksisting Permukiman Padat PendudukVI -9
Sebagan besar jalan di Kabupaten Dairi sudah mendapatkan fasilitas pembangunan infrastruktur jalan baik pada jalan lingkar luar dan dalam kota, namun di beberapa kawasan seperti pada kawasan pedalaman baik pada perkotaan maupun perdesaan di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi memiliki kondisi jalan dan saluran drainase yang dalam kondisi rusat ringan dan rusak berat.
Gambar. 6.3. Kondisi Infrastruktur Permukiman di Kawasan Perkotaan Kab. Dairi
6.1.3.Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Apabila dianalisa dari beberapa aspek seperti pembiayaan, kelembagaan, perencanaan, operasional, regulasi dan dukungan masyarakat, maka sumber permasalahan diidentifikasi berasal dari:
1. Masih terbatasnya dana APBD Kabupaten Dairi untuk dapat memenuhi standar pelayanan minimal permukiman kota. Lebih jauh lagi, setiap sarana dan prasarana yang dibangun akan mengalami kendala pembiayaan perawatan.
2. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan prasarana yang telah dibangun.
3. Resistensi masyarakat yang tinggi atas kesediaan untuk menyediakan lahan apabila harus dibangun sarana dan prasarana di lingkungannya. Hal ini akhirnya menyebabkan terbatasnya kawasan siap bangun (KASIBA) dan lingkungan siap bangun (LISIBA) bagi masyarakat.
Gambar. 6.4. Target Capaian 0% Kota Tanpa Kumuh 2019
Proyeksi Kebutuhan Perumahan dan PermukimanPemerintah telah menyadari pentingnya suatu pendekatan yang terintegrasi untuk perumahan dan lingkungannya melalui beberapa program yang meliputi penanganan permukiman kumuh. Program perumahan untuk masyarakat miskin yang lebih difokuskan pada rehabilitasi dan pengelolaan daerah perumahan yang sudah ada dan pengelolaan daerah perumahan yang sudah ada dan menjadikannya tempat tinggal yang lebih baik. Prediksi kebutuhan rumah di Kabupaten Dairi dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut : a. Satu unit hunian akan ditempati oleh satu keluarga (1 unit = 1 KK)
b. Prediksi jumlah KK ditentukan dengan membagi jumlah penduduk dengan rata-rata jumlah jiwa / KK, yaitu 5 jiwa / KK.
Tabel. 6.2. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di
Perkotaan Untuk 5 Tahunan Kebutuhan No Uraian Unit Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Ket Jumlah
1 Jiwa 276.238 279.507 282.815 645.196 652.831 Penduduk Kepadatan Jiwa/Km² 334,68 338,65 Penduduk 143,29 144,99 146,71 Proyeksi
Persebaran Jiwa/Km² 68,524 34,262 22,841 17,131 13,705
Penduduk Miskin Sasaran2 Penurunan % 30% 30% 20% 15% 5% Kawasan Kumuh Kebutuhan
3 TB
1
1
1 Rusunawa Kebutuhan Seluruh Seluruh Seluruh Seluruh Seluruh Pengembangan
4 Kawasan Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Permukiman Perkotaan Perkotaan Perkotaan Perkotaan Perkotaan Baru
Sumber : Hasil Analisa
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Dairi dikembangkan di kawasan perkotaan Sidikalang, Sitinjo, Sumbul, Tigalingga dan Parongil.
Tabel. 6.3. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di
Perdesaan Untuk 5 Tahunan Kebutuhan No Uraian Unit Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Ket Jumlah
1 Jiwa
Penduduk 276.238 279.507 282.815 645.196 652.831
Kepadatan Jiwa/Km²Penduduk 143,29 144,99 146,71 334,68 338,65
Desa seluruh seluruh seluruh seluruh seluruh Potensial2 Desa Desa di 12 Desa di 12 Desa di 12 Desa di 12 Desa di 12 untuk Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Agropolitan
Desa Kec. Kec. Kec. Kec. Potensial Desa
3 Desa Silahisabung Silahisabung Silahisabung Silahisabu untuk Silalahi an an an ngan Minapolitan
Kawasan Silima Siempat Tanah
4 Rawan Kawasan Sidikalang Pungga- Tiga Lingga Nempu Hilir Pinem Bencana pungga Kawasan
5 Kawasan
- Perbatasan Kawasan Permukiman
 
6
- Kawasan Pulau-Pulau Kecil 
Desa Seluruh Seluruh Seluruh Seluruh Seluruh
 
7 Kategori Desa kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan
Miskin perdesaan perdesaan perdesaan perdesaan perdesaan
Kawasan dengan3
3
3
3
3
8 Kawasan
Komoditas Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
UnggulanSumber : Hasil Analisa
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Mengingat desa-desa di Kabupaten Dairi jumlahnya relatif banyak, mencapai 169 desa/kelurahan, maka sistem perdesaan diarahkan sebagai berikut:
- Sistem dusun memiliki pusat dusun;
 - Terdapat satu pusat bagi setiap desa;
 - Beberapa desa memiliki pusat pelayanan/Desa Pusat Pertumbuhan (DPP);
 • Perdesaan yang lokasinya strategis, langsung berhubungan dengan ibukota kecamatan
(IKK);
• Perdesaan yang membentuk sistem keterkaitan, diorientasikan berhubungan langsung
dengan pusat kota.
Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Dairi diarahkan pada pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D). Selain KTP2D, pengembangan permukiman perdesaan diarahkan pada pengembangan kawasan agropolitan dan menetapkan Sitinjo sebagai pusat kawasan. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Dairi diarahkan di Kecamatan Silahisabungan, Pegagan Hilir, Parbuluan, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Gunung Sitember dan Tanah Pinem.
Berdasarkan hasil analisa permasalahan diatas, maka sejumlah alternatif berhasil diidentifikasi yakni:
1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan pengembangan permukiman Kabupaten Dairi, penyusunan database perumahan dan permukiman Kabupaten Dairi, diikuti oleh perencanaan turunan mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL
2. Dilakukan kampanye, promosi dan sosialisasi di seluruh wilayah Kabupaten Dairi bagi masyarakat untuk turut memelihara dan mengelola sarana dan prasarana permukiman.
3. Berdasarkan analisa terhadap kepadatan penduduk dan persentasi masyarakat miskin, perlu dilakukan peningkatan cakupan dan kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman. Setelah mempertimbangkan kemampuan pembiayaan dan skala prioritas, maka direkomendasikan bahwa kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah:
1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan pengembangan permukiman Kabupaten Dairi, diikuti oleh perencanaan turunan mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL
2. Dilakukan konsolidasi dukungan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar permukiman, serta kesediaan masyarakat untuk melakukan konsolidasi tanah pada kawasan yang akan diremajakan.
3. Dilakukan pembangunan sarana dan prasarana dasar permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman.
4. Dilakukan pembangunan RUSUNAWA pada kawasan padat dan kumuh.
5. Dilakukan pembangunan KASIBA – LISIBA, diutamakan pada kawasan yang telah tersedia lahannya.
Gambar. 6.5. Ilustrasi Penanganan Kawasan
6.1.4.Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan terdiri dari:
- Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh •
 
Permukiman Kembali Kawasan Permukiman Kumuh Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan terdiri dari:
- Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Potensial 
• Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Berbasis
Komunitas/Masyarakat. 
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus terdiri dari:
- Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Pasca Bencana 
• Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan/Pulau
Terluar/Terpencil. 
Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE) Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Keswadayaan Masyarakat Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman.
6.1.5.Usulan Program dan Kegiatan
Sistem Prasarana yang diusulkan:
a. Penataan dan Peremajaan di Kawasan Perkotaan;
b. Penataan dan Peremajaandi Kawasan Perdesaan;
c. Pembangunan RUSUNAWA di perkotaan;
d. Pembangunan Lasiba-Kasiba pada Kawasan Nelayan/Tambak Ikan dipantai danau toba; e. Pembangunan prasarana dasar permukiman dalam bentuk pembangunan jalan setapak; f. Urban Renewal di kawasan kumuh inti kota;
g. Program Penataan dan Peremajaan Kawasan;
h. Program Penyediaan Infrastruktur Primer; i. Program Pengembangan Permukiman; j. Program Pengembangan Sarana Permukiman; k. Program Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat.
Penanganan Infrastruktur Penangan Kawasan Pasar Tradisonal
Sarana jalan Gambar. Ilustrasi Peremajaan Kawasan
Gambar. 6.6. Kawasan Sidikalang merupakan Kawasan Permukiman Kumuh
Permukiman
VI -18
Aspek Teknis Per Sektor Kabupaten Dairi RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020
Gambar. 6.7. Detail Enginering Design
6.2. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta pelaksanaan lebih detail di bawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan bangunan gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan hanya bangunan gedung negara yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Selain itu, Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
6.2.1.Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan peraturan antara lain:
1. UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
2. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
3. PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
4. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
5. Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
6.2.2.Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan.
a) Isu Strategis
Pertumbuhan kota dapat terjadi melalui 2 (dua) proses, pertama kota yang tumbuh tanpa perencanaan dan kedua kota yang tumbuh dan berkembang dengan perencanaan. Kota yang tumbuh tanpa perencanaan dan terbangun secara alamiah pada akhirnya akan menimbulkan dampak yang luas. Kota yang tumbuh dengan perencanaan relatif lebih teratur dan tertata dengan dampak yang lebih minimal. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota merupakan dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan yang mempunyai jangka waktu rencana selama 20 (dua puluh) tahun dan dapat dievaluasi minimal 5 (lima) tahun sekali. Perkembangan kota, modernisasi. Sebagian kawasan bangunan di Kabupaten Dairi dalam bentuk perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum belum menyebar dan tertata pada seluruh kawasan Kabupaten Dairi.
Tabel. 6.4. Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Dairi
NO Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL KETERANGAN
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL
b. Mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan; d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman Penataan Lingkungan tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi
1 Permukiman wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi local
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal; f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan
g. Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen- dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan)
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di Kabupaten Dairi penyelenggaraan
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung 2 bangunan Gedung dan yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu Rumah Negara lingkungan/ berkelanjutan
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah Negara e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara
b) Kondisi Eksisting
- Kawasan Permukiman
 
Kawasan perumahan yang terdapat di Kab. Dairi, meliputi kawasan permukiman kumuh, perumahan kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Kawasan perumahan kumuh pada umumnya terdapat pada kawasan perkotaan.
- Kawasan Kantor Pemerintah
 
Kabupaten Dairi saat ini memiliki kantor pemerintahan yang tersebar di seluruh wilayah kota. Kantor pemerintahan kecamatan dan kelurahan berada pada masing-masing wilayah, sedangkan kawasan perkantoran dinas-dinas/Satuan Kerja Perangkat Daerah tersebar di beberapa lokasi.
- Kawasan Perdagangan dan Jasa
 
Adapun pemanfaatan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa di Kab. Dairi, meliputi: pasar, pusat perbelanjaan, pertokoan, dan pedagang kaki lima (PKL).
- Kawasan Pariwisata/ Budaya
 
Potensi pariwisata yang memanfaatkan keindahan alam di wilayah silahisabungan terdapat di wilayah desa berikut ini:  Desa Silalahi
- Kawasan Ruang Terbuka Hijau
 
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kabupaten Dairi yang ada saat ini berlokasi pada kawasan perkotaan seperti di kawasan perkotaan sitinjo dan sidikalang.
Kawasan Hutan Lindung, meliputi tersebar di beberapa kawasan seperti yang tersebut pada bab sebelumnya.
Tabel. 6.5. Peraturan Daerah Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kabupaten Dairi Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati/Peraturan lainnya Jenis Produk Nomor No.Amanat Pengaturan & Tahun Tentang (4 (1) (2) (3) (5)
) Perda Bangunan
1 No. Tahun Bangunan Gedung Gedung
c) Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan yang dihadapi dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Dairi antara lain :
1. Belum tersusunnya dokumen perencanaan yang lebih rinci, yang merupakan acuan untuk melaksanakan pembangunan.
3. Rentannya bangunan-bangunan di Kabupaten Dairi terhadap bahaya kebakaran khususnya pada kawasan kumuh perkotaan. Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:
2. Masih dibutuhkannya dukungan bantuan teknis dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan masih terbatas, yang merupakan acuan dalam implementasi di lapangan.
• RTH di perkotaan terdiri dari RTH Publik (milik pemerintah dan terbuka untuk umum)
dan RTH Privat (milik perorangan atau institusi);
• Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari
20% RTH publik dan 10% RTH privat;
• Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki
total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
RTH di Kabupaten Dairi diarahkan di Kawasan Perkotaan Sidikalang (Kecamatan Sidikalang dan Sitinjo), Sumbul, Tigalingga dan Parongil berupa taman kota dan kawasan pertanian. Dari segi pemanfaatannya, RTH berfungsi sebagai penyejuk dan elemen estetika lingkungan serta sebagian dimanfaatkan untuk sarana rekreasi dan olahraga baik pada skala lingkungan maupun kota, disamping itu ada juga yang bersifat privat seperti jalur hijau dan fasilitas taman yang ada disepanjang perumahan (pola perumahan linier) disepanjang jalan atau yang ada di tempat rekreasi, seperti Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo.
Kriteria Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan, yaitu:
- Memiliki fungsi sebagai mitigasi bencana, sosial dan ekologis;
 • Penyediaan RTH di perkotaan terdiri dari RTH publik (milik pemerintah dan terbuka
untuk umum) dan RTH privat (milik perorangan atau institusi);
• Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari
20% RTH publik dan 10% RTH privat;
• Lokasi sasaran RTH kawasan perkotaan termasuk di dalamnya hutan kota antara lain
di kawasan permukiman, industri, tepi sungai/jalan yang berada di kawasan perkotaan;
• Persentase luas hutan kota paling sedikit 10% dari wilayah perkotaan dan atau
disesuaikan dengan kondisi setempat.
6.2.3.Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Pada dasarnya, permasalahan teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan juga adalah masalah pada Sub Bidang Perumahan dan Permukiman dan Sub Bidang lain. Sehingga analisis pada Sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan akan fokus pada masalah perencanaan dan pemberdayaan.
Dilakukan perkuatan terhadap aspek perencanaan dan paralel terhadap perkuatan kelembagaan dan koordinasi (berupa pembentukan sejumlah Tim Pokja). Diharapkan apabila kedua langkah diatas berhasil, maka pengembangan Sistem PBL beserta seluruh investasi yang ditanam akan memberikan hasil guna dan daya guna yang maksimal.
6.2.4.Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL
Berdasarkan permasalahan yang ada dan analisa kebutuhan yang terdapad di Kabupaten Dairi, untuk Pemerintah Kabupaten Dairi telah memprogramkan penataan bangunan dan lingkungan yang meliputi output/sub output :
1. Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
2. Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan
3. Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
4. Bangunan Gedung dan Negara
5. Rehabilitasi Bangunan Bersejarah
6. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Revitalisasi Kawasan)
7. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
8. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman tradisional/Bersejarah)
6.2.5.Usulan Program dan Kegiatan
Khusus untuk penataan lingkungan permukiman, sudah dicakup oleh Sub Bidang Pengembangan Permukiman. Oleh karena itu usulan program bersifat non teknis dan mengingat sejumlah keterbatasan Pemerintah Kabupaten Dairi, maka usulan program akan meliputi:
1. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Pembinaan Pengelolaan Bangunan Gedung Pembinaan Ruang Terbuka Hijau Pembinaan Kelembagaan dan Kemitraan Pembinaan Penataan Kawasan Fasilitasi Penguatan Pemda Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Dunia Usaha Pembinaan Lainnya Pengawasan dan Evaluasi Kinerja Bidang Penataan Bangunan
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Bangunan Gedung Pusaka/Tradisional Bangunan Gedung Hijau Bangunan Gedung Mitigasi Bencana Bangunan Gedung Perbatasan
3. Penyelenggaraan Penataan Bangunan Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Penataan Bangunan Kawasan Pusaka
Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana Penataan Bangunan Kawasan Hijau Penataan Bangunan Kawasan Destinasi Wisata
4. Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Khusus Penataan RTH Penataan Bangunan Kebun Raya Penataan Kota Hijau Penataan Kota Pusaka
6.3. Sistem Penyediaan Air Minum
6.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM. Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:
1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Usulan Tindak Lanjut (Pasca Pembatalan UU No. 07/2004 Tentang SDA)
6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan
a) Isu Strategis Tabel. 6.6. Isu Strategis dan Tindak Lanjut SPAM No. Isu - Isu Strategis Kebutuhan Penanganan
1 Tarif air minum, belum Full Cost Recovery Perlunya Pembinaan Teknis Pengusahaan (FCR), sehingga konsep pengelolaan Air Minum secara terus menerus, baik
pengusahaan air minum, tidak optimal kepada PDAM, dan terutama pada Pemda
sebagai pemilik. 2 masih memiliki Idle Capacity yang belum Perlunya optimalisasi SPAM terbangun termamfaatkan3 Belum meratanya pengembangan air minum di Perlunya kegiatan Pengembangan SPAM seluruh kawasan, dengan masih banyaknya desa Desa dan IKK Rawan Air .
dan IKK rawan air minum.
4 Besarnya biaya investasi air minum, sehingga Perlunya Pembinaan Teknis Pengusahaan
perlu ada investor lain selain Pemerintah pusat, Air Minum secara terus menerus kepada
provinsi dan Pemerintah Daerah. Di sisi lain, Pemda serta pengembangan AlternatifPemda belum berani mengajukan Proposal Pembiayaan melalui Pinjaman Perbankan,
Pengembangan SPAM secara menyeluruh KPS, serta Penyertaan Modal Pemerintah
dengan Alternatif pembiayaan lain diluar APBN (contoh : melalui pinjaman perbankan).Sumber : Hasil Analisa 2015.
b) Kondisi Eksisting Pelayanan Air Minum
Pada dasarnya kebutuhan air minum penduduk Kabupaten Dairi sudah terpenuhi dalam segi akses untuk mendapatkan air. Akan tetapi dalam pemahaman terhadap akses air minum yang layak ternyata belum sepenuhnya dirasakan oleh penduduk
Kabupaten Dairi. Untuk menjawab kebijakan 1 yang diamanatkan oleh Permen PU No.
20 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM) yang mana mengatakan “peningkatan cakupan dan kualitas air minum bagi seluruh masyarakat Indonesia”. Kemampuan PDAM dalam melayani permintaan air penduduk suatu kota terlihat dari banyaknya pelanggan yang menggunakan jasa PDAM tersebut. Adapun SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirta Nciho beserta sumbernya adalah :
Tabel. 6.7. Kondisi PDAM Tirta Nciho CAKUPAN TINGKAT PENDUDUK TARIF JUMLAH PELAYANAN KEHILANGAN TERLAYANI
No. PDAM KINERJA % AIR (%) Rp. / M3 PELANGGAN (JIWA)
(UNIT SL)
1 TIRTA NCIHO DAIRI 21,1 49,5 737 9.571 57.426 SAKIT
Tabel. 6.8. Persentase RT Menurut Sumber Air Minum
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Kabupaten Dairi (%), 2013
Lainnya (sungai, Kabupaten/Kota Air Kemasan Leding Pompa Sumur Mata Air hujan)
Kabupaten
1. D a i r i 3,43 11,21 2,69 2,55 48,06 32,05 Sumber: BPS-Survey Sosial Ekonomi Nasional, 2013
Tabel. 6.9. SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirta Nciho
No Kecamatan Sumber Debit (l/det)
1 Kota Sidikalang Lae Nuaha
70 Lae Mbulan
15 Lae Sitiotio
15 Lae Cimberrah
50
2 Cabang Sumbul Invaliden
3 Sikunikan
2 Tanjung Beringin
10
3 Cabang Tiga Lingga Lau Lubuk
2 Lau Sigara - Sigara
3 Lau Sibengkurung
10
4 Cabang Parongil Lae Puccu
5
5 Cabang Lae Parira Lae Tarumbang – 1
2 Lae Tarumbang – 2
5 Lae Tarumbang – 3
5
6 Cabang Sukandebi Lau Bukit
3 Kec. Tiga Lingga
7 Cabang Bakkal Pangaribuan
3
8 Cabang Tualang - Lae Simbora
3 Bertung
9 Cabang Tanah Pinem Lau Salabulan
3
10 Cabang Kuta Buluh Lau Doh
2 kec. Tanah Pinem
Sumber : PDAM Tirta Nciho, 2013
Sumber Air Eksisting
Gambar. 6.8. Sumber Air Baku, Sungai dll di Kab. Dairi
Tabel. 6.10. Sambungan Rumah Per Unit PDAM Nciho
KABUPATEN - TAHUN - JUMLAH SAMBUNGAN RUMAH UNIT PENGELOLAKOTA 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Apr. 2014 PDAM Tirta
Kab. Dairi Nchiho 7,783 8,569 8,722 9,055 9,322 9,620 10,183 10,591 10,650 10,810
Kebutuhan air untuk Rumah Tangga yang telah terlayani PDAM Tirta Nciho adalah 10.237 Pelanggan atau sekitar 15,5 % dari 65.820 Rumah tangga di Kabupaten Dairi dengan jumlah air yang terjual 2.028.723 m3. Adapun jumlah pelanggan air minum Kabupaten dairi dapat terlihat pada Tabel berikut.
Tabel. 6.11. Jumlah pelanggan Air Minum hingga Bulan Oktober 2013
No Jenis Pelanggan Jumlah Aktif Bulan Sept 2013 Jumlah Non aktif Jumlah Aktif Okt 2013 Jumlah Air Terjual (m3)2 Kecamatan Sumbul 595 Tanjung Beringin
a. Kalang Simbara 503
b. Batang Beruh 1.972
c. Desa Bintang 130
d. Desa Blang Malum 143
e. Ht. Gambir 310
f. Desa Kalang Simbara 127
g. Kelurahan Ht. Gambir 645
54
Tabel. 6.12. Jumlah Pelanggan Kabupaten Dairi yang dikelola PDAM Tirta Nciho
No Kecamatan Jumlah Pelanggan
3 Tanah Pinem
81 Tiga Lingga / Lau Mil 641 T. Lingga Kota 776 Kedebrek / Gunung Sayang 333
4 Bakkal 382
5 Lae Parira 347
a. Lumben Sihite 255
6 Parogil 768
Jumlah 4.232
1 Kota Sidikalang 2.565
Jumlah Pelanggan Kabupaten Dairi yang dikelola PDAM tirta Nciho dapat dilihat pada tabel berikut :
1 Industri
3 Niaga Besar
1
4
1
26
2 Instansi
96
52 96 9.327
11
11 Jumlah Bulan Okt 2013 10.800 1.948 10.851 2.028.723
5 11 1.595
4 Niaga Kecil 365 77 358 8.677
5 Rumah Tangga A 3.740 783 3.848 56.867
6 Rumah Tangga B 6.440 364 6.389 116.548
7 Sosial 144 26 145 8.540
8 Total 10.797 1.311 10.848 201.580
9 Hidaran Umum (HU) 3 637 3 -
10 Jumlah Bulan Sept 2013 10.794 1.948 10.800 1.827.143
Sidikalang + IKK 10.627
1. SPAM Ibukota Kabupaten
SPAM Ibukota Kabupaten Sidikalang termasuk SPAM Jaringan Perpipaan. Beberapa Desa yang tidak terlayani masih mengelola air secara langsung dan menggunakan bukan jaringan perpipaan yaitu dengan memanfaatkan sumber air secara langsung (Sumur, Mata Air dan Air Hujan). Kabupaten Dairi memiliki fasilitas pelayanan air bersih bagi masyarakatnya. Kebutuhan air bersih Dairi dikelola oleh PDAM Tirta Nciho Kabupaten Dairi. Dalam pengelolaannya, PDAM hingga akhir 2011 mencatat telah memproduksi 5.909.760 m3, dengan distribusi terpakai berkisar 2.821.294 m3 dan yang hilang 3.088.466 m3. Tiap bulannya PDAM Tirta Nciho kabupaten Dairi memproduksi 492.480 m3. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Nciho untuk pelayanan ibukota Kabupaten Dairi secara teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :
Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan
Gambar 6.9. Skematik SPAM Eksisting PDAM Tirta Nciho a) Unit Air Baku Unit air baku untuk mencukupi kapasitas produksi sebesar 150 lt/ det dalam melayani penduduk kota Sidikalang sebanyak 6.181 pelanggan. Adapun sumber air baku yang diperoleh berasal beberapa sungai, diantaranya :a. Lae Nuaha dengan Debit 70 l/det
b. Lae Mbulan dengan Debit 15 l/det
c. Lae Sitiotio dengan Debit 15 l/det
d. Lae Cimberah dengan Debit 50 l/det
b) Unit Produksi Unit produksi yang dibangun dan dioperasikan oleh PDAM Kabupaten Dairi dalam pemenuhan distribusi air minum ke pelanggan masing-masing dicukupi oleh mata air yang tidak berinterkoneksi dalam satu pengolahan, tetapi didistribusikan ke daerah pelayanan dengan jenis campuran yaitu antara Instalasi Pengolahan Saringan Pasir Cepat (SPC) dan Saringan Pasir Lambat (SPL) dan Bangunan Penangkap (Broncaptering) dengan desinfektan.
Tabel. 6.13. Sumber Air Baku Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Nciho Kecamatan Sidikalang Debit (l/det) Sistem No. Sumber Pengolahan
Total Produksi
1 Lae Nuaha
70
50 SPC
2 Lae Mbulan
15
10 SPL
3 Lae Sitiotio
15
10 SPL
4 Lae Cimberrah
50
40 SPL
Sumber : PDAM Tirta Nciho, 2013
c) Unit Distribusi Sistem distribusi yang dibangun dan dioperasikan oleh PDAM Kabupaten Dairi untuk pelayanan masyarakat kota Dairi adalah secara grafitasi dan perpompaan dengan jaringan perpipaan dengan prinsip sistem loop yang menggunakan pipa High Density Polivynil Ethylene (HDPE) diameter 250 mm – 30 mm yang dipasang sepanjang 66,40 km.
d) Unit Layanan i. Tingkat Cakupan
Pelayanan air minum PDAM Kabupaten Dairi sebesar 6.181 pelanggan dengan jenis pelanggan Industri, Instansi, Niaga Besar, Niaga Kecil, Rumah tangga A, Rumah Tangga B dan Soial. Saat ini cakupan pelayanan kota sidikalang masih melayani 8 Desa dari 11 Desa yang terdapat di Kota Sidikalang, yaitu : Desa Kalang, Desa Bintang, Desa Belang Malum, Desa Kuta Gambir, Desa Huta Rakyat, Desa Kalang Simbara, Desa Batang Beruh dan Sidikalang. Desa yang belum terlayani oleh PDAM Tirta Nciho saat ini masih menggunakan sumber air yang dikelola langsung oleh masyarakat dengan memanfaat sumber air secara langsung (Sumur, Mata Air dan Air Hujan). ii. Kontinuitas Pelayanan