ANALISIS GENDER DAN PENILAIAN TINGKAT KESADARAN PADA IKLAN
ANALISIS GENDER DAN PENILAIAN TINGKAT KESADARAN PADA IKLAN Studi pada Anggota Klub Yamaha Terhadap Iklan Yamaha di Televisi Disusun Oleh: Aloysius Hatma Setia Dharma (042214003) PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
MOTTO DAN PERSEMBAHAN SEGALA SESUATU YANG ADA DI DUNIA ITU NYATA MIMPI ADALAH AWAL DARI PERWUJUDAN SUATU HARAPAN DAN KENYATAAN
BERJUANGLAH UNTUK MEWUJUDKAN SEMUA IMPIAN TANPA RASA
TAKUT DAN DERITA (EIICHIRO ODA AUTHOR ONE PIECE) LOYALTY, HUSTLE, AND RESTPECT (JOHN CENA WWE PRO WRESTLER) SKRIPSI KUPERSEMBAHKAN BUAT KEDUA ORANG TUAKU ADIKKU SAHABAT DAN TEMAN-TEMANKU SEMUA ORANG YANG SELALU MENSUPPORT AKUPERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 9 Juni 2009 Penulis Aloysius Hatma Setia Dharma
ABSTRAK
ANALISIS GENDER DAN PENILAIAN TINGKAT KESADARAN PADA
IKLAN
Studi Kasus pada Anggota Klub Yamaha Yogyakarta dan Solo terhadap Iklan
Yamaha di Televisi
Aloysius Hatma Setia Dharma
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
2009
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui karakteristik anggota
Yamaha yang menjadi responden pada penelitian ini; 2) Mengetahui perbedaan
tingkat kesadaran konsumen berdasarkan gender terhadap iklan Yamaha; 3)
Mengetahui perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender; 4)
mengetahui perbedaan citra iklan Yamaha MIO berdasarkan gender. Penelitian ini
dilakukan dengan melakukan studi kasus pada anggota klub motor Yamaha di kota
Yogyakarta dan Solo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada anggota reguler klub motor Yamaha yang rutin
mengikuti acara klub sesuai jadwal. Populasi penelitian ini adalah anggota klub
motor Yamaha di kota Yogyakarta dan Solo. Sampel yang diteliti sebanyak 70
responden. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Independent T-test. Berdasarkan hasil
analisis data dapat diketahui bahwa : 1) Karakteristik anggota klub motor Yamaha
adalah jumlah anggota pria dan anggota wanita sama; jumlah anggota wanita dan
anggota pria yang menggunakan matic sama; jumlah anggota wanita dan anggota
pria yang memakai motor Jupiter MX sama. 2) Tidak ada perbedaan tingkat
kesadaran berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha. 3) Tidak ada
perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender pada anggota klub
motor Yamaha. 4) Ada perbedaan citra iklan Yamaha MIO berdasarkan gender
pada anggota klub motor Yamaha.
Kata – kata kunci : Karakteristik, Tingkat Kesadaran, Citra Iklan Yamaha Jupiter
MX, Citra Iklan Yamaha MIO.
ABSTRACT
GENDER ANALYSIS AND EVALUATION
ON AWARENESS LEVEL OF AN ADVERTISEMENT
Case Study at the Members of Yamaha Club of Yogyakarta and Solo
to the Yamaha Advertisement in Television
Aloysius Hatma Setia Dharma
Sanata Dharma University
2009
The purposes of this research were: 1) To know the characteristic of the
members of Yamaha who became the respondents in this research; 2) To know the
difference of the consumers’ awareness level based on gender to Yamaha
advertisement; 3) To know the difference of the image of Yamaha Jupiter MX
advertisement based on gender; 4) To know the difference of image of Yamaha Mio
advertisement based on gender. This research was a case study on the members of
Yamaha motor club in Yogyakarta City and Solo City. The technique of data
collection was conducted by distributing questionnaire to the regular members of
Yamaha motor club who routinely attend the program of club appropriate to the
schedule. The population of this research was the members of Yamaha motor club in
Yogyakarta City and Solo City. The number of samples were 70 respondents. The
technique of sampling used was simple random sampling. The technique of data
analysis used was independent T-test. Based on the result of data analysis, the
research found that: 1) The characteristic of the members of Yamaha motor club is
the equal amount of male and female members; 2) There is no difference on
awareness level based on gender in the members of Yamaha motor club; 3) There is
no difference on image of Yamaha Jupiter MX advertisement based on gender in the
members of Yamaha motor club; 4) There is difference on image of Yamaha Mio
advertisement based on gender in the members of Yamaha motor club.
Keywords: characteristic, awareness level, image on Yamaha Jupiter MX
advertisement, image on Yamaha Mio advertisementKATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi yang berjudul “Analisis Gender dan Penilaian Tingkat Kesadaran Pada
Iklan “ Studi pada pada Anggota Klub Yamaha Terhadap Iklan Yamaha di
Televisi. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan
bimbingan, dan pengarahan serta dorongan dan semangat dari semua pihak. Untuk
itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas
pengorbanannya, baik waktu, tenaga, biaya, maupun pikiran dalam membantu dan
membimbing penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini yaitu:1. Rama Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Drs Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku pembimbing I yang selalu
bersedia membimbing, dan memberikan pengarahan serta saran selama penulisan skripsi.
5. Bapak Antonius Budi Susila, S.E., M.Soc. selaku pembimbing II yang
selalu bersedia membimbing, dan memberikan pengarahan serta saran selama penulisan skripsi.
6. Pak Hendra, Pak Didik, Bu Wuri, Bu Rini, Bu Diah, Pak Alex, Pak
Sumardjono, Pak Triwanggono, Pak Supriyanto, Pak John, Pak Yudi, Bu Ike, Bu Lucia, Mas Yuli dan Mas Frans serta semua dosen yang telah memberikan ilmunya kepada Penulis, serta seluruh staf dan karyawan fakultas ekonomi yang telah membantu penulis selama studi di USD.
7. Ketua YMCI Chapter Yogyakarta dan seluruh anggota YMCI yang telah
membantu kelancaran penelitian skripsi.
8. Ketua MIO Yogyakarta dan seluruh anggota MIO yang telah membantu
kelancaran penelitian skripsi.
9. Kedua orang tuaku bapak Ponidjan dan ibu Sutjiningsih, adikku Bernadheta
Ayu Setianingtyas atau Berto, terima kasih atas doa dan semangat yang kalian berikan. Baru sekarang skripsi ini dapat kupersembahkan buat kalian.
10. Teman-teman Di BEM FE 2006 sampai 2008 yang telah banyak
memberikan semangat buatkuntuk menyelesaikan skripsi.11. Buat semua teman-temanku makasih atas semangat dan dorongan yang diberikan selama ini. Tanpa kalian, semangatku pasti padam.
12. All Players AC Milan, Man United kalian semua sumber inspirasi dan semangat bagiku.
Semoga Tuhan Yesus Kristus melimpahkan rahmat bagi semua yang telah
mendukung penulis menyelesaikan penyusunan skripsi. Penulis menyadari skripsi
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik saran membangun dari
pembaca penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang membutuhkannya.Yoguyakarta, Juni 2009 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING............................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v
ABSTRAK .....................................................................................................vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUUAN ............................................viii
KATA PENGANTAR...................................................................................ix
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4 C. Batasan Masalah ....................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian .................................................................... 5BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Pengertian Pemasaran ............................................................... 7
B. Pengertian Manjemen ............................................................... 8
C. Manajemen Pemasaran ............................................................. 8
D. Pengertian Merek ...................................................................... 9
E. Sejarah Iklan ............................................................................ 10
F. Pengertian Iklan ....................................................................... 12
G. Klasifikasi Iklan ....................................................................... 13
H. Atribut pada Iklan Televisi ...................................................... 18
I. Gender dan Perbedaan Pandangan antara Pria dan Wanita ..... 20 J. Iklan dan Gender...................................................................... 22 K. Kesadaran dan Gender ............................................................. 22 L. Pengukuran Efektivitas Iklan ................................................... 27 M. Penelitian Sebelumnya............................................................. 29 N. Kerangka Koseptual ................................................................. 31 O. Hipotesis .................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 33
A. Jenis Penelitian......................................................................... 33 B. Lokasi ...................................................................................... 33 C. Waktu Penelitian ...................................................................... 33 D. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 33 E. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 33 F. Variabel Penelitian................................................................... 34G. Definisi Operasional ................................................................ 34
H. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .................................. 37
I. Teknik Pengujian Instrumen .................................................... 38 J. Metode Analisis Data............................................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI ........................................ 43
A. Yamaha Motor Club Indonesia ................................................ 43 B. Mataram Indie Otoped ............................................................. 47 C. Ladies Indie Bikers Club Solo ................................................. 49BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 51
A. Teknik Pengujian Instrumen .................................................... 51 B. Teknik Analisis Data................................................................ 53 C. Pembahasan .............................................................................. 60BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 65
A. Kesimpulan .............................................................................. 65 B. Saran ........................................................................................ 68 C. Keterbatasan Penelitian............................................................ 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRANDAFTAR TABEL
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas......................................................................... 52
Tabel V.2 Hasil Perhitungan Reliabilitas dari Rumus Alpha ....................... 53
Tabel V.3 Pengelompokan Anggota Klub berdasarkan Jenis Kelamin ......... 53
Tabel V.4 Pengelompokan Tingkat Penghasilan Anggota Klub ................... 54
Tabel V.5 Pengelompokan Tingkat Pendidikan Anggota Klub..................... 54
Tabel V.6 Pengelompokan Jangka Waktu jadi Anggota Klub ...................... 55
Tabel V.7 Pengelompokan Jenis Pekerjaan Anggota Klub ........................... 55
Tabel V.8 Pengelompokan Status Anggota Klub .......................................... 56
Tabel V.9 Pengelompokan Jangka Waktu Menonton Televisi...................... 56
Tabel V.10 Pengelompokan Jenis Acara Yang Sering ditonton.................... 57
Tabel V.11 Pengelompokan Jenis Motor....................................................... 57
Tabel V.12 Pengelompokan Tabel Hasil Uji Statistik T-test......................... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar III. 1 . Model Konstruksi Citra (Image) Iklan ................................. 24
Gambar III. 2 . Advertising Response Model (ARM) .................................. 28
Gambar IV. 1 . Struktur Organisasi YMCI Yogyakarta ................................ 45
Gambar IV. 2 . Struktur Organisasi Mataram Indie Otoped.......................... 47
Gambar IV. 3 . Struktur Organisasi Ladies Indie .......................................... 49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kondisi bisnis sekarang mengalami kemajuan pesat. Persaingan semakin hebat, ratusan produk dalam satu kategori saling bersaing
untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam kondisi sekarang ini, konsumen berada dalam posisi yang sangat kuat.
Ada banyak alternatif atau pilihan untuk suatu kebutuhan, sehingga dapat membingungkan konsumen. Melalui iklan dan saluran komunikasi pemasaran lainnya, setiap produk menawarkan klaim dan janji, di sinilah pentingnya sebuah merek. Pada awalnya merek hanyalah sebuah tanda agar konsumen dapat membedakan satu produk dengan produk yang lain. Pada perkembangannya merek merupakan aset tidak berwujud yang sangat berharga bagi perusahaan dan merupakan alat pemasaran strategis yang utama.
Merek merupakan suatu bentuk perlindungan terhadap konsumen, yang memberikan garansi keandalan dan kualitas. Merek juga membantu konsumen secara efisien karena mempermudah proses pengambilan keputusan. Merek yang dianggap sesuai dengan kebutuhan dan memberikan kepuasan akan diingat oleh kosumen sehingga ketika kategori produk tersebut dibutuhkan maka dengan cepat diambil keputusan berdasarkan preferensi merek yang dimilikinya.
Sekarang berbagai perubahan yang terjadi menuntut pendekatan baru dalam pemasaran. Selain pengembangan produk juga dibutuhkan juga pengembangan merek. Tujuannya tidak hanya menjual produk secara fungsional tetapi juga menjual gaya hidup atau kepribadian untuk menciptakan kedekatan emosi. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman mengenai manusia. Salah satu strategi yang sering dilakukan oleh para produsen untuk memperkenalkan merek produk yang mereka miliki adalah melalui iklan. Dalam kegiatan pemasaran modern, periklanan merupakan bagian dari kegiatan promotion mix (bauran promosi), bersama-sama dengan kegiatan personal selling, publisitas, dan promosi dagang. Sementara itu, dalam perspektif komunikasi pemasaran dan ekonomi, promotion mix tersebut merupakan bagian dari kegiatan marketing mix (bauran pemasaran). Dengan kata lain, dalam perspektif ini periklanan sebenarnya adalah bagian kecil dari kegiatan pemasaran yang lebih luas.
Dewasa ini kegiatan periklanan disadari oleh banyak kalangan, terutama industri, sebagai sesuatu yang penting. Bahkan menurut Riyanto (2001:18), iklan sama pentingnya dengan investasi di bidang pengemasan (packaging), distribusi maupun penelitian pasar (market research) yang sasaran akhirnya mencapai perolehan laba penjualan secara maksimal.
Kemampuan iklan dalam menyampaikan pesan kepada konsumen mengenai merek produk yang ditawarkan, menjadikan iklan memegang peranan penting dalam proses pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan pemilik merek produk. Berbagai bentuk usaha, mulai dari usaha eceran hingga perusahaan multinasional, mengandalkan iklan untuk membantu memasarkan merek barang dan jasa. Pemasaran tanpa beriklan bagaikan seseorang mempunyai merek dan produk yang bagus tapi tak pernah ditawarkan pada pembeli. Akibatnya, pembeli tidak pernah mengetahui ada barang semacam itu. Jadi bagaimana konsumen akan tertarik, melihat, memilih, memakai atau mengkonsumsi produk itu bila konsumen tak pernah mengetahui apa, bagaimana dan dimana produk dapat ditemukan.
Pada sistem ekonomi yang berlandaskan pada pasar, konsumen semakin mengandalkan iklan untuk mendapatkan informasi yang akan mereka gunakan untuk membuat keputusan apakah akan membeli suatu produk ataukah tidak. Semakin meningkat pengeluaran (belanja) iklan yang dilakukan perusahaan menjadi bukti bahwa tenaga pemasaran di manapun di dunia mengakui pentingnya kegiatan iklan. Ini menjadi salah satu bukti bahwa iklan mempunyai peranan penting dalam strategi pemasaran suatu perusahaan. Iklan juga dapat digunakan untuk memperkuat citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek, hal ini disebabkan karena dalam pembuatan suatu iklan terdapat suatu unsur kreativitas dalam penyampaian pesan suatu merek yang ditawarkan.
Kreativitas tersebut dapat berupa adegan yang mudah diingat, slogan yang menarik, pemilihan ikon iklan dan pemilihan situasi untuk penggambaran dari iklan tersebut. Contoh paling baru yang dapat kita cermati adalah kerjasama sebuah perusahaan makanan nasional yang memegang merek Mie Sedap, perusahaan ini bekerja sama dengan grup band Padi sebagai ikon dalam pembuatan iklan produk mereka. Kerjasama ini sangat menguntungkan karena konsumen akan dengan mudah mengingat merek Mie Sedap apabila menyaksikan grup band padi ketika tampil di khalayak umum, fenomena ini merupakan efek berantai dengan adanya pemakaian ikon.
Pemakaian ikon inilah yang sekarang banyak dipakai oleh perusahaan untuk mempromosikan merek produk yang dimiliki. Seperti pada produk suplemen fatigon yang menggunakan Ari Wibowo dan pembalap Ananda Mikola sebagai ikon dalam iklan yang mereka buat.
Berdasarkan keadaan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Gender dan Penilaian
Tingkat Kesadaran pada Iklan: Studi Kasus pada Anggota Klub Yamaha Yogyakarta dan Solo terhadap Iklan Yamaha di Televisi“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka ada 3 rumusan masalah dalam penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik anggota klub motor Yamaha yang menjadi responden pada penelitian ini?
2. Apakah ada perbedaan tingkat kesadaran berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha ketika melihat iklan Yamaha di televisi?
3. Apakah ada perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha ketika melihat iklan Yamaha di televisi?
4. Apakah ada perbedaan citra iklan Yamaha MIO berdasarkan gender pada anggota klub motor Yamaha ketika melihat iklan Yamaha di televisi?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memberikan pembatasan-pembatasan masalah, untuk menghindari pembahasan yang meluas. pembatasan- pembatasan masalah tersebut adalah:
1. Penelitian ini terfokus untuk meneliti tingkat kesadaran konsumen berdasarkan Gender dan gambaran citra iklan di hadapan konsumen.
2. Variabel dari penelitian adalah gender, tingkat kesadaran dan citra iklan.
3. Penelitian dilakukan pada klub motor Yamaha di kota Yogyakarta dan Solo.
D. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik anggota Yamaha yang menjadi responden pada penelitian ini. 2. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kesadaran konsumen berdasarkan gender terhadap iklan Yamaha.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender.
4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan citra iklan Yamaha Jupiter MX berdasarkan gender.
E. Manfaat Penelitian
Penulis berharap bahwa penelitian ini bermanfaat bagi:
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan, khususnya bagi PT. Yamaha selaku produsen Yamaha Mio dan Jupiter MX
2. Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya dan review bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi.
3. Bagi Penulis Melalui penelitian ini, diharapkan penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama masa perkuliahan pada, sekaligus menambah wawasan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu bentuk kegiatan yang paling penting
bagi dunia usaha dalam mencapai tujuannya, baik untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan, memenangkan persaingan dan untuk mendapatkan laba. Dengan adanya pemasaran, konsumen dapat dengan bebas menentukan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler & Amrstrong, 2001:7). Pemasaran terdiri dari kegiatan-kegiatan para individu dan organisasi yang dilakukan untuk memudahkan atau mendukung hubungan pertukaran yang memuaskan dalam sebuah lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, distribusi, promosi, dan penetapan harga barang, jasa, dan gagasan (Pride & Ferrel, 1997:5).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran lebih luas dibandingkan penjualan. Penjualan hanyalah salah satu aspek dari pemasaran. Melalui pemasaran, organisasi dapat menyalurkan produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yang membutuhkan, sehingga organisasi memperoleh imbalan materi yang dapat digunakan untuk meneruskan operasional organisasi. Sedangkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan produk, seperti konsumen, melalui pemasaran akan mendapatkan produk yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhannya.
B. Pengertian Manajemen
Manajemen menurut Stoner (dalam Handoko, 1997:8), adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan Hodgetts dan Kuratno (dalam Handoko, 1997:9) mendefinisikan manajemen sebagai “ the
process of setting and coordinating the effort of the personal in order to attain them” .
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses sangat penting yang dilaksanakan oleh individu dan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen mengkoordinasikan berbagai usaha yang dilakukan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan manajemen yang baik, organisasi akan dapat berjalan dengan baik pula.
C. Manajemen Pemasaran
Apabila manajemen pemasaran dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dalam hal mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan mempromosikan secara efektif maka akan sangat mudah menjual barang- barang hasil produksi perusahaannya. Kegiatan pemasaran ini haruslah dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik agar mencapai penjualan yang optimal.
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasional (Kotler & Armstrong, 2001:13). Jadi manajemen pemasaran dapat dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, penerapan, dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
D. Pengertian Merek
Menurut Aaker 1991 (dalam Wijanarko & Susanto, 2004:6) merek adalah sebuah nama atau yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) untuk mengindentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu, serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing. Pada akhirnya merek memberika tanda mengenai sumber produk serta melindungi konsumen maupun produsen dari para pesaing yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik
Menurut Philip Kotler (dalam Rangkuti, 2004:35) pengertian merek adalah sebagai berikut: merek membedakan penjual, produsen atau produk dari penjual, produsen atau produk lain. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau lain.
Sedangkan menurut William J. Stanton (dalam Rangkuti, 2004:36) merek adalah nama, istilah, atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua, yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca, serta brand mark yang berbentuk, desain atau warna tertentu yang spesifik. Kedua dari sebuah merek, selain berguna untuk membedakan satu produk dari produk pesaingnya juga berguna untuk mempermudah konsumen untuk untuk mengenali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli.
E. Sejarah Iklan
Bentuk kegiatan iklan terjadi khususnya ketika zaman batu muda, yang terjadi kurang lebih 5000 tahun yang lalu sebelum masehi. Pada saat itu, manusia saling menukar barang yang mereka miliki dengan saling berkomunikasi melalui komunikasi lisan. Bahasa yang disampaikan masih sangat sederhana dan cenderung sangat tidak terstruktur dengan baik dan efektif. Bahkan karena belum banyak terjadi kesepakatan dalam melambangkan sebuah konsep atau ide dalam sebentuk kata-kata, pesan akhirnya banyak disampaikan dengan bantuan komunikasi non verbal visual melalui gerak tubuh (gestural). Pesan yang disampaikan sangat sederhana. Visualisasi pesan menjadi ikut berperan dan sangat dibutuhkan. Artinya masyarakat lebih mudah menyampaikan pesan bilamana benda yang dipercakapkan ada di depan mata. Sebaliknya bilamana objek yang diperbincangkan tidak dilihat secara bersama, maka kesulitan komunikasi akan terjadi. Dengan demikian, iklan yang mereka lakukan umumnya membutuhkan kehadiran barang.
Ketika manusia mulai mengenal tulisan, praktik beriklan sebagaimana era sekarang baru mulai dilakukan. Pada jaman ini bentuk iklan sudah bergerak maju yaitu menggunakan sarana media tulis. Saat itu media iklan yang banyak digunakan adalah media yang disediakan oleh alam, seperti batu, tanah liat, daun papyrus, kulit binatang, dan semacamnya. Sekalipun sudah mengenal tulisan, namun kegiatan beriklan yang disampaikan melalui komunikasi lisan tidak serta merta berhenti. Penyampaian pesan iklan melalui komunikasi lisan terus dilakukan.
Menurut Wright 1978 ( dalam Liliweri 1992 dalam Widyatama, 2005: 53), perkembangan iklan cetak sebagaimana dikenal sekarang ini (paling tidak sebuah konsep dasar), sudah dilakukan mulai zaman Mesopotamia dan Babilonia yang terjadi kurang lebih pada tahun 3000 sebelum masehi. Pada saat itu, kegiatan periklanan banyak dilakukan oleh para pedagang. Pada saat itu, iklan menggunakan logo, tanda (sign) dan simbol-simbol visual sebagai wahana periklanan yang ditempelkan pada produk-produk yang diperdagangkan. Pada Zaman Romawi Kuno, iklan juga digunakan dalam bentuk stempel batu. Stempel tersebut banyak digunakan oleh para dukun untuk menjajakan ramuan obat-obatan yang dibuatnya. Perkembangan iklan juga bertambah lagi setelah manusia menemukan kertas menggantikan media tulis yang ada. Menurut literatur, Cina merupakan bangsa pertama yang menemuka kertas dan kemudian menjadikannya sebagai media untuk iklan.
Pada awal abad 20, iklan kembali mendorong masyarakat untuk menambah konsumsinya. Menurut Struat Ewen (Douglas Kellner dalam Widyatama, 2005: 62), di Amerika iklan cenderung mendorong khalayak untuk menambah konsumsi sebagai bagian dari gaya hidup. Tiap produk berupaya agar dirinya dicitrakan dalam gaya hidup tertentu yang dikonstruksikan mempunyai status sosial yang lebih baik dibanding yang lain.
Akibatnya yang semula konsumen mencari produk, sekarang berubah menjadi produk mencari konsumen. Maka muncul pula upaya-upaya pencarian konsumen baru. Artinya, produsen berupaya sedemikian rupa untuk menyiapkan target pasar yang akan membeli produk yang diproduksinya.
Dengan kata lain, iklan dijadikan sebagai sarana untuk pengkondisian khalayak sasaran agar siap menerima produk yang dihasilkan.
F. Pengertian Iklan
Periklanan adalah komunikasi komersial dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak target melalui media bersifat seperti televisi, radio, Koran, majalah,
direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee & Johnson, 2004:3).
Menurut Klepper 1986 (dalam Widyatama, 2005: 15), iklan berasal dari bahasa latin, sd-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Menurut Wright sebagaimana dikutip Alo Liliweri (dalam Widyatama, 2005: 15), menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide- ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. Pengertian yang disampaikan oleh Klepper dan Wright, mengandung makna bahwa iklan merupakan bentuk penyampaian pesan sebagaimana dalam komunikasi seperti pada umumnya. Hanya saja Wright menekankan iklan sebagai alat pemasaran sehingga pesan iklan harus persuasif.
Kotler (dalam Widyatama, 2005: 16) mengartikan iklan sebagai semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. Artinya, dalam menyampaikan pesan tersebut, komunikator memang secara khusus melakukannya dengan cara membayar kepada pemilik media atau membayari orang yang mengupayakannya.
Menurut Riyanto 2001 (dalam Widyatama, 2005: 16), di Indonesia, Masyarakat periklanan mengartikan jasa iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sementara istilah periklanan diartikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.
G. Klasifikasi Iklan
Pembagian jenis iklan didasarkan pada media yang digunakan dibagi dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut ( Widyatama, 2005:79):
1. Iklan cetak Iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi
2. Iklan Elektronik Disebut elektronik karena media yang digunakan sebagai tempat dipasangnya pesan iklan adalah karena menggunakan media yang berbasis perangkat elektronik. Secara lebih spesifik iklan elektronik dapat dibagi dalam 4 jenis yaitu: a. Iklan Radio
Iklan radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya didengarkan melalui audio saja. Iklan radio terdiri dari beberapa jenis kategori, yaitu:
1) Ad lib
Iklan ini disampaikan oleh penyiar secara langsung berupa siaran kata saja. Umumnya dilakukan dengan gaya penyampaian bebas dan personal.
2) Spot
Berbeda dengan iklan ad lib, iklan spot disampaikan dengan teknik perekaman sebelumnya, sehingga membutuhkan naskah terlebih dahulu. Dalam iklan spot radio dapat berisi perpaduan antara voice (siaran kata), musik, dan sound effect (efek suara)
3) Sponsor Program Sponsor program adalah pemberian waktu khusus kepada sponsor
untuk menyampaikan pesan dengan cara membiayai sebuah program acara radio.
4) Iklan Televisi Televisi merupakan salah satu media yang termasuk dalam kategori above the line. Sesuai dengan karakternya, iklan televisi mengandung unsur suara, gambar, dan gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan melalui media ini sangat menarik perhatian dan impresif. Berdasarkan bentuknya iklan televisi dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis iklan, yaitu: a) Live Action
Live action adalah video klip iklan yang melibatkan gambar,
suara, dan gerak secara bersama. Gambar yang diperlihatkan sangat beragam, meliputi cuplikan hidup manusia, tempat dan segala sesuatu yang berkait dengannya.
b) Animation Animasi merupakan iklan yang dibangun berdasarkan gambar- gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik gambar kartun yang digambar dengan ketrampilan tangan maupun animasi computer. c) Stop Action
Stop action adalah iklan televisi yang berbentuk perpaduan
antara live action (gambaran tentang kehidupan masyarakat sehari-hari) dan teknik animasi (gambar kartun) baik dikerjakan dengan tangan maupun Komputer, baik dua dimensi maupun tiga dimensi sehingga memberi efek iklan, sehingga ilustrasi yang rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik. Stop
action banyak digunakan untuk mengiklankan produk makanan, minuman, obat-obatan, dan sebagainya.
d) Still
Still adalah Iklan televisi yang disampaikan dengan cara tidak
melibatkan unsur gambar gerak melainkan gambar beku (diam)
e) Musik Musik adalah Iklan televisi yang disampaikan melalui musik sebagai media penyampai pesan. Artinya, pesan iklan di kemas dalam sebuah alunan musik sebagai kekuatan utama pesan iklan.
f) Superimposed adalah Bentuk iklan televisi dalam bentuk
Superimposed
gambar iklan yang diperihatkan di atas gambar lain, dalam hal ini ketika gambar yang muncul biasanya diperlihatkan di ujung layer, baik kiri atas, kiri bawah, maupun kanan atas dan kanan bawah, sementara siaran televisi tetap berlangsung. g) Sponsor Program
Sponsor Program adalah bentuk iklan televisi dimana pihak
pengiklan atau sponsor membiayai program acara televisi tertentu dan sebagai imbalannya ia dapat menyampaikan pesan iklan dengan lebih mendominasi.
h) Running text
Running text adalah Bentuk iklan televisi dimana pesan
diperlihatkan muncul masuk secara perlahan bergerak dari kanan masuk pada layer lalu menghilang pada sebelah kiri. i) Backdrop
Backdrop adalah Bentuk iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada latar belakang acara yang diadakan.
j) Caption
Caption adalah Bentuk iklan televisi yang menyerupai Super
impose k) Credit title
Credit title merupakan bentuk iklan televisi dimana iklan
(biasanya berupa gambar still) yang diperlihatkan pada bagian akhir ketika acara sudah selesai. l) Ad lib
Ad lib adalah bentuk iklan televisi dimana pesan disampaikan
dan diucapkan oleh penyiar secara langsung, baik diantara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan oleh pembawa program acara tertentu. m) Property Endorsment
Property Endorsment adalah Dalam siaran televisi, apapun yang diperlihatkan dalam layar, dapat digunakan sebagai iklan.
Biasanya iklan ini merupakan iklan tidak langsung atau terselubung. n) Promo ad
Promo ad adalah Iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi
untuk mempromosikan program acaranya, dengan harapan pemirsa tertarik untuk menonton acara yang ditayangkan, sehingga program acara tersebut mendapatkan jumlah pemirsa yang cukup banyak
H. Atribut pada Iklan Televisi
Menurut Hakim (2005:26) dan Sutherland dan Sylvester (2005:141) atribut iklan terdiri dari:
1. Tokoh Menurut Sutherland dan K. Sylvester (2005:153) tokoh dalam iklan juga disebut presenter, presenter dipilih oleh pengiklan untuk mewakili merek produk atau organisasi yang diiklankan dan penggunaan presenter bisa juga berfungsi sebagai titipan ingatan untuk meningkatkan image merek dan organisasi bersangkutan. Sebagai contoh di Inggris Rowan Atkinson alias Mr. Bean tampil sebagai wajah Barclays Bank selama bertahun- tahun.
2. VO atau Voice Out
Voice out atau suara latar mempunyai peranan sangat penting dalam suatu
iklan televisi. Suara latar memberikan variasi untuk menghidupkan Iklan dan membuat iklan lebih menghibur dan menyenangkan ( Sutherland dan Sylvester, 2005:154)
3. Alur Cerita Menurut Salim dan Salim (1991:48) Alur cerita adalah rangkaian peristiwa dalam suatu peristiwa yang dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita mencapai klimaks dan sampai selesainya cerita.
4. Musik Memasukkan lagu terkenal kedalam sebuah iklan bisa menarik perhatian serta memberikan suasana hati yang serasi dan penyentak memori.
Asosiasi sebuah merek dengan sebuah musik dapat meningkatkan
Saliance itu dalam pikiran kita sehingga semakin besar kemungkinan
mengingat merek itu ketika kita mendengar musiknya ( Sutherland dan Sylvester, 2005:147).
5. Entertaining
Entertaining berarti mampu mempermainkan emosi konsumennya. Bisa
membuat penonton tertawa, menangis, menyanyi, menari, terharu, pokoknya apapun dapat dilakukan selama permainan emosi itu juga mengangkat simpati terhadap merek yang diiklankan (Hakim, 2005:59).
6. Pesan Iklan Pesan iklan adalah ide yang dikomunikasikan kepada konsumen yang menjadi sasaran dari iklan tersebut ( Roman dan Maas, 2005:108).
I. Gender dan Perbedaan Pandangan antara Pria dan Wanita
Perbedaan dan persamaan mendasar antara pria dan wanita sangat penting dipahami para pemasar sebagai salah satu dasar segmentasi yang menurut Hoolbrook (dalam Broto 2002 dalam Nugroho, 2004: 84) merupakan variabel kunci dalam mengevaluasi konsumen secara moderat. Sebagai komponen pembentuk budaya dalam masyarakat, gender patut dipertimbangkan sebagai subkultural secara terpisah dalam penyusunan program pemasaran (Schiffman dan Kanuk 2004 dalam Nugroho, 2004: 84). Pria dan wanita memiliki sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian dibentuk berdasarkan Genetika dan sebagian oleh praktek-praktek sosial (Kotler 2003 dalam Nugroho, 2004: 84).
Graddol dan Swann (dalam Kuntjara, 2003:27) mengutip pernyataan Darwin dalam bukunya The Descent of Man and Selection in Relation to Sex menyatakan bahwa ciri-ciri laki-laki yang biasanya lebih tinggi, lebih berat badannya dan lebih kuat daripada perempuan membuat suara laki-laki berbeda dengan perempuan. Hal ini yang membuat perempuan memiliki perbedaan yang cukup mencolok dalam hal suara daripada laki-laki. Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Thorne dan Henley yang berjudul Language and Sex:
Difference and Domination . Berdasarkan buku tersebut, kenyataan sosial
menunjukkan dominasi laki-laki dalam keluarga, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain tercermin dalam cara bicara kita. Laki-laki yang biasanya lebih asertif dibanding perempuan akan sering mendominasi waktu bicara, sering menginterupsi dan tidak terlalu peduli dengan cara bagaimana menyenangkan lawan bicaranya. Perempuan sebaliknya, karena kedudukannya yang rendah, mereka harus bersikap sopan, tidak agresif, non-asertif, mencoba untuk menyenangkan lawan bicaranya dan berusaha agar pembicaraannya disenangi dan ditanggapi. Menurut Crawford (dalam Kuntjara, 2003:57) bahwa sikap asertif adalah sikap maskulin, perempuan yang bersikap asertif berisiko besar dianggap kasar dan tidak simpatik. Perempuan yang asertif bisa dianggap sebagai perempuan yang tidak tahu peranannya sebagai perempuan.
Pada penggunaan bahasa atau fungsi bahasa, perempuan biasanya lebih peka pada apa yang diucapkannya. Perempuan cenderung memperhatikan fungsi afektif dalam berinteraksi. Mereka lebih peka terhadap perasaan yang mungkin ditimbulkan dari bahasa yang dipakai. Yang terjadi pada laki-laki justru sebaliknya, mereka biasanya justru cenderung lebih memperhatikan informasi yang disampaikan dibanding fungsi afektif dari interaksi itu sendiri
J. Iklan dan Gender
Menurut Wright sebagaimana dikutip Alo Liliweri (dalam Widyatama, 2005: 15), menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif, sehingga iklan dapat membujuk konsumen untuk tertarik pada produk dan jasa yang ditawarkan oleh iklan tersebut. Dalam menanggapi iklan terjadi perbedaan pada pria dan wanita, Menurut Hoolbrook 1986 (dalam Broto 2002 dalam Nugroho, 2004: 84) pria dan wanita memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda dalam menangkap dan mengelola informasi penayangan iklan.
Wanita biasanya lebih peka dan lebih memperhatikan iklan tersebut dibanding pria yang terjadi pada pria justru sebaliknya, mereka biasanya justru cenderung lebih memperhatikan nilai informasi dibanding hal lainnya. Dapat dilihat bahwa pria bila melihat iklan akan lebih ingin tahu akan informasi yang penting bagi dirinya dari iklan dibandingkan unsur-unsur lain yang terdapat pada iklan. Berbeda dengan pria, wanita yang dapat menangkap secara keseluruhan baik itu nilai informasi dan unsur-unsur yang mendukung iklan tersebut, sehingga wanita lebih dapat memahami iklan secara menyeluruh.
K. Kesadaran dan Gender