Spiritualitas pelayanan para Suster Gembala Baik dalam memperkembangkan karya kerasulan di Indonesia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Judul skripsi SPIRITUALITAS PELAYANAN PARA SUSTER
GEMBALA
BAIK
DALAM
MEMPERKEMBANGKAN
KARYA
KERASULAN DI INDONESIA dipilih berdasarkan situasi dan keadaan para
suster Gembala Baik dalam mengembangkan karya kerasulan saat ini. Melalui
semangat dan kharisma yang diwariskan oleh para pendiri, para suster Gembala
Baik berusaha menghadirkan cinta balas kasih Allah dan menjadi saksi akan cinta
kasih ilahi yang menyentuh hidup manusia. Penghayatan spiritualitas merupakan
hal utama yang harus dihidupi. Dengan menghidupi spiritualitas Yesus Gembala
Baik dan semangat pendiri dalam pelayanan, para suster Gembala Baik

diharapkan mampu memperkembangkan karya kerasulan mereka dan menjadi
gembala baik perempuan yang membawa kehidupan bagi sesama terutama bagi
kaum perempuan dan anak-anak.
Yesus Gembala Baik, merupakan model sejati yang diteladani oleh para
suster Gembala Baik untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian dalam hidup.
Para suster Gembala Baik berusaha mewujudkan penghayatan spiritualitas Yesus
Gembala Baik dalam seluruh perilaku dan karya pelayanannya sehari-hari. Para
suster Gembala Baik, berkat spiritualitas yang dihidupi, terpanggil untuk
menyerupai Yesus Gembala Baik dan meneladan cinta kasih penggembalaanNya. Berpartisipasi dalam pelayanan cinta kasih Yesus merupakan kurnia yang
dianugerahkan oleh Roh Kudus, sekaligus menjadi suatu tugas dan panggilan
mereka. Prinsip batin dan penghayatan spiritualitas yang kuat akan menjiwai dan
menuntun hidup para suster Gembala Baik untuk menyerupai Kristus Sang
Gembala Baik.
Untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanan secara profesional dan
dengan beragamnya karya pelayanan yang dilakukan oleh para suster Gembala
Baik terutama bagi perempuan dan anak-anak, maka dibutuhkan penghayatan
spiritualitas yang kuat agar pelayanan yang dilakukan lebih mengena dan berdaya
guna. Penghayatan spritualitas yang mendalam juga menentukan mutu pelayanan
yang dilakukan.
Dalam rangka mewujudnyatakan penghayatan spiritualitas Gembala Baik

maka para suster ikut ambil bagian dalam karya kerasulan Gereja, sesuai degan
kebutuhan gereja setempat. Misi reconciliation menjadi karya utama bagi
pelayanan para suster Gembala Baik, pelayanan ditujukan terutama kaum
perempuan dan anak-anak yang kondisi hidupnya menjerit dan membutuhkan
pertolongan. Dengan semangat dan kharisma kongregasi terutama dalam
menghayati semangat Yesus Gembala Baik, para suster diharapkan mampu
menjadi pelayan seperti Yesus Gembala Baik. Agar dalam penghayatan
spiritualitas bisa berkembang dan dapat diterapkan dalam karya kerasulan maka
rekoleksi menjadi sarana yang penting dan efektif untuk membantu para suster
mendalami spiritualitas Gembala Baik, sehingga bisa meningkatkan mutu
pelayanan secara profesional. Oleh karena itu penulis menawarkan suatu program
rekoleksi model Shared Christian Praxis sekaligus dengan penjabarannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ABSTRACT
This thesis entitled SPIRITUALITY SERVICE OF THE GOOD
SHEPHERD SISTERS IN DEVELOPPING THE APOSTOLIC WORK IN
INDONESIA. This thesis was selected based on the situation and circumstances
of the Sisters of the Good Shepherd in developing apostolate today. Through the
spirit and charisma inherited by the founders, Sisters of the Good Shepherd tried
to bring back the love of God love and become witness of divine love that touches
human life. Appreciation of spirituality is the main thing that we must
internalized. Internalizing the spirituality of Jesus the Good Shepherd and the
spirit of the founder, the Sisters of the Good Shepherd are expected to develop
their apostolic work and be a good shepherd women who bring life to others,
especially for women and children.
Jesus the Good Shepherd, a truly epitome that is exemplified by the sisters
of the Good Shepherd to attain perfection and chastity in life. The Sisters of the
Good Shepherd try to actualize the spirituality of Jesus the Good Shepherd in all
manners and everyday ministry. The spirituality which is internalized by the
Sisters of the Good Shepherd was made them resemble Jesus the Good Shepherd
and follow Jesus love. Participating in the service of Jesus love is a gift from the
Holy Spirit and also becomes a duty for them. The inner principles and a strong
appreciation of spirituality will guide the life of the Sisters of the Good Shepherd

to resemble Christ the Good Shepherd.
Improving a quality service of the Sisters of the Good Shepherd in various
of service work especially for women and children requires strong spirituality to
perform a good and useful service work. A strong spirituality also determines the
quality of services performed.
In order to enhance a professional services, the Sisters of the Good
Shepherd then have participated in the apostolates of the Church in which the
local church needs. The reconciliation is the main mission of the Sisters of the
Good Shepherd. The service of the Sisters of the Good Shepherd is intended
especially for women and children whose living conditions are bad and need
helping. With the spirit and charisma of the Congregation, especially in keeping
the spirit of Jesus the Good Shepherd, the sisters are expected to become a
minister like Jesus the Good Shepherd. In order to appreciate the spirituality, a
recollection can be developed and applied in the apostolic work. Recollection can
help the sisters appreciate more the spirituality of the Good Shepherd, so that it
can improve the quality of service in a professional manner. Therefore, the author
offer a recollection model of Shared Christian Praxis with the elaboration.
 

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SPIRITUALITAS PELAYANAN PARA SUSTER GEMBALA BAIK
DALAM MEMPERKEMBANGKAN KARYA KERASULAN
DI INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:
Irmina Catur Reno Amumpuni
NIM: 111124032

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
 i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
keluarga besar bapak-ibu, kakak-kakak dan adik-adikku,
keluarga besar kongregasi para suster Gembala Baik,
komunitas para suster Gembala Baik di Yogyakarta, Gampingan, dan Bantul.
keluarga besar alma mater angkatan 2011.

 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


MOTTO

“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan”

(Yoh 10:10)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


LEMBAR PER}TYATAA}I PERSETUJUAI\I
PUBLIKASI KARYA ILMIAII UNTI,K KEPENTINGAI\I AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah

ini,

saya mahasiwa Univesitas Sanata Dharma

: Irmina Catur Reno Amumpuni

Nomor Matrasiswa :

llll24032

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul SPruTUALITAS

PELAYANAN

PARA SUSTER GEMBALA BAIK

MEMPERKEMBANGKAN KARYA KERASTJLAN

DALAM

DI INDONESIA bESETtA

perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lafuL mengelolanya dalam bentuk pangkalan dat*
mendistibusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberi

royaliti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikianlatr pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 30 November 2015

Yang menyatakan

vll

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Judul skripsi SPIRITUALITAS PELAYANAN PARA SUSTER
GEMBALA
BAIK
DALAM
MEMPERKEMBANGKAN
KARYA
KERASULAN DI INDONESIA dipilih berdasarkan situasi dan keadaan para
suster Gembala Baik dalam mengembangkan karya kerasulan saat ini. Melalui
semangat dan kharisma yang diwariskan oleh para pendiri, para suster Gembala
Baik berusaha menghadirkan cinta balas kasih Allah dan menjadi saksi akan cinta
kasih ilahi yang menyentuh hidup manusia. Penghayatan spiritualitas merupakan
hal utama yang harus dihidupi. Dengan menghidupi spiritualitas Yesus Gembala
Baik dan semangat pendiri dalam pelayanan, para suster Gembala Baik
diharapkan mampu memperkembangkan karya kerasulan mereka dan menjadi
gembala baik perempuan yang membawa kehidupan bagi sesama terutama bagi
kaum perempuan dan anak-anak.
Yesus Gembala Baik, merupakan model sejati yang diteladani oleh para
suster Gembala Baik untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian dalam hidup.
Para suster Gembala Baik berusaha mewujudkan penghayatan spiritualitas Yesus
Gembala Baik dalam seluruh perilaku dan karya pelayanannya sehari-hari. Para
suster Gembala Baik, berkat spiritualitas yang dihidupi, terpanggil untuk
menyerupai Yesus Gembala Baik dan meneladan cinta kasih penggembalaanNya. Berpartisipasi dalam pelayanan cinta kasih Yesus merupakan kurnia yang
dianugerahkan oleh Roh Kudus, sekaligus menjadi suatu tugas dan panggilan
mereka. Prinsip batin dan penghayatan spiritualitas yang kuat akan menjiwai dan
menuntun hidup para suster Gembala Baik untuk menyerupai Kristus Sang
Gembala Baik.
Untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanan secara profesional dan
dengan beragamnya karya pelayanan yang dilakukan oleh para suster Gembala
Baik terutama bagi perempuan dan anak-anak, maka dibutuhkan penghayatan
spiritualitas yang kuat agar pelayanan yang dilakukan lebih mengena dan berdaya
guna. Penghayatan spritualitas yang mendalam juga menentukan mutu pelayanan
yang dilakukan.
Dalam rangka mewujudnyatakan penghayatan spiritualitas Gembala Baik
maka para suster ikut ambil bagian dalam karya kerasulan Gereja, sesuai degan
kebutuhan gereja setempat. Misi reconciliation menjadi karya utama bagi
pelayanan para suster Gembala Baik, pelayanan ditujukan terutama kaum
perempuan dan anak-anak yang kondisi hidupnya menjerit dan membutuhkan
pertolongan. Dengan semangat dan kharisma kongregasi terutama dalam
menghayati semangat Yesus Gembala Baik, para suster diharapkan mampu
menjadi pelayan seperti Yesus Gembala Baik. Agar dalam penghayatan
spiritualitas bisa berkembang dan dapat diterapkan dalam karya kerasulan maka
rekoleksi menjadi sarana yang penting dan efektif untuk membantu para suster
mendalami spiritualitas Gembala Baik, sehingga bisa meningkatkan mutu
pelayanan secara profesional. Oleh karena itu penulis menawarkan suatu program
rekoleksi model Shared Christian Praxis sekaligus dengan penjabarannya.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
This thesis entitled SPIRITUALITY SERVICE OF THE GOOD
SHEPHERD SISTERS IN DEVELOPPING THE APOSTOLIC WORK IN
INDONESIA. This thesis was selected based on the situation and circumstances
of the Sisters of the Good Shepherd in developing apostolate today. Through the
spirit and charisma inherited by the founders, Sisters of the Good Shepherd tried
to bring back the love of God love and become witness of divine love that touches
human life. Appreciation of spirituality is the main thing that we must
internalized. Internalizing the spirituality of Jesus the Good Shepherd and the
spirit of the founder, the Sisters of the Good Shepherd are expected to develop
their apostolic work and be a good shepherd women who bring life to others,
especially for women and children.
Jesus the Good Shepherd, a truly epitome that is exemplified by the sisters
of the Good Shepherd to attain perfection and chastity in life. The Sisters of the
Good Shepherd try to actualize the spirituality of Jesus the Good Shepherd in all
manners and everyday ministry. The spirituality which is internalized by the
Sisters of the Good Shepherd was made them resemble Jesus the Good Shepherd
and follow Jesus love. Participating in the service of Jesus love is a gift from the
Holy Spirit and also becomes a duty for them. The inner principles and a strong
appreciation of spirituality will guide the life of the Sisters of the Good Shepherd
to resemble Christ the Good Shepherd.
Improving a quality service of the Sisters of the Good Shepherd in various
of service work especially for women and children requires strong spirituality to
perform a good and useful service work. A strong spirituality also determines the
quality of services performed.
In order to enhance a professional services, the Sisters of the Good
Shepherd then have participated in the apostolates of the Church in which the
local church needs. The reconciliation is the main mission of the Sisters of the
Good Shepherd. The service of the Sisters of the Good Shepherd is intended
especially for women and children whose living conditions are bad and need
helping. With the spirit and charisma of the Congregation, especially in keeping
the spirit of Jesus the Good Shepherd, the sisters are expected to become a
minister like Jesus the Good Shepherd. In order to appreciate the spirituality, a
recollection can be developed and applied in the apostolic work. Recollection can
help the sisters appreciate more the spirituality of the Good Shepherd, so that it
can improve the quality of service in a professional manner. Therefore, the author
offer a recollection model of Shared Christian Praxis with the elaboration.
 

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji

syukur kepada Allah penyelenggara hidup atas

segala berkat,

penyertaan, pengampunan dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis
sehingga dengan berkat-Nya telah memampukan penulis menyelesaikan skripsi
ini.
Skripsi yang berjudul

SPIRITUALITAS

PELAYANAN

PARA

SUSTER GEMBALA BAIK DALAM MEMPERKEMBANGKAN KARYA
KERASULAN DI INDONESIA, merupakan sebuah gagasan pemikiran yang
muncul dari kesadaran sekaligus kerinduan penulis untuk memperkembangkan
karya kerasulan para suster Gembala Baik di Indonesia.
Dewasa ini banyak lembaga atau organisasi sosial yang mengembangkan
karya pelayanan dengan baik dan maju, namun dalam memberikan pelayanan
mereka kurang melandasi dengan penghayatan spiritual yang kuat. Penghayatan
spiritualitas sangatlah penting bagi kehidupan religius. Tanpa penghayatan
spiriualitas yang kuat, hidup para religius dan semua karya pelayanan yang
dilakukan tidak akan bermakna dan berdaya guna. Kongregasi para suster
Gembala Baik juga menekankan bagi para anggotanya untuk menghayati dan
menerapkan spiritualitas Gembala Baik dalam pelayanan.
Karya tulis ini memberi gambaran betapa pentingnya para suster Gembala
Baik menghayati spiritualitas Yesus Gembala Baik dalam hidup mereka seharihari dan dalam memperkembangkan karya pelayanan, sehingga hidup para suster

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gembala Baik dan karya pelayanan yang dilakukan sungguh mampu
membuahkan kebaikan dan berkat bagi sesama.
Sejak awal hingga akhir, penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini
bisa selesai dengan baik karena adanya bantuan dari orang-orang yang ada di
sekitar penulis. Bantuan itu bisa berupa materi maupun non materi. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak berterima kasih kepada:
1. Rm. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen penguji pertama dan
sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik, yang dengan sabar dan
murah hati mendampingi serta memberi semangat kepada penulis dalam
menyusun skripsi hingga selesai.
2. Rm. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., selaku dosen penguji kedua, yang
senantiasa mendukung segala perjuangan untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen penguji
ketiga, yang senantiasa memotivasi penulis untuk tetap bersemangat
menyelesaikan skripsi sampai selesai.
4. Rm. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung., S.J., M.Ed., selaku kaprodi
IPPAK-USD yang telah mendukung dan memberi semangat

kepada

penulis untuk menyusun skripsi ini sampai selesai.
5. Sr. M. Catharina Supatmiayati, Provinsial para suster Gembala Baik, dan
Sr. M. Theresia Tjan, mantan Provinsial para suster Gembala Baik, yang
telah memberi kesempatan kepada penulis untuk memperluas pengetahuan
dengan studi di IPPAK USD.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6.

Para suster Gembala

Baik, terutama di komunitas Yogyakarta yang telah

mendukung dan memberi semangat dalam studi.

7.

Orang tua, kakah adih sahabat dan teman-teman angkatan 2011 atas
perhatian, kebersamaaru kehangatan persaudaraan dan dukungan yang di
berikan selama penulis menyelesaikan skripsi.

Akhirnya penulis sendiri berharap agar karya tulis

ini

bermanfaat bagi

mereka yang mempunyai hati untuk melayani s€sama yang miskin dan
terpinggirkan terutama bagi kaum perempuan dan anak-anak Semoga segala
pelayanan kita diberkati dan disemangati oleh Yesus Gembala Yang Baik.

Yogyakart4 30 November 2015

W

Irmina Catur Reno Amumpuni

xll

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………….

ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….

iv

HALAMAN MOTTO …………………………………………………….

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………..

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................

vii

ABSTRAK ……………………………………………………………….

viii

ABSTRACT ………………………………………………………………..

ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………

x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..

xiii

DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………

xvi

BAB I . PENDAHULUAN ……………………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………

1

B. Rumusan Masalah……………………………………………….

5

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................

6

D. Manfaat Penulisan ……………………………………………….

6

E. Metode Penulisan ……………………………………………….

7

F. Sistematika Penulisan ……………………………………………

8

BAB II. SPIRITUALITAS PARA SUSTER GEMBALA BAIK .............

9

A. Pengertian Spiritualitas dalam Gereja………………. ………….

10

1. Pengertian Spritualitas pada Umumnya………………………..

11

2. Spiritualitas Pelayanan dalam Gereja ……………..…………

13

3. Ciri-ciri Kegembalaan Yesus ………………………………….

16

4. Fungsi Kegembalaan Yesus

…….…………………………

19

B. Kekhasan Spiritual Yesus Gembala Baik yang Dihidupi oleh
Para Suster Gembala Baik..……………………………………....

22

1. Semangat Yesus Gembala Baik………………………………..

23

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Hati Kudus Yesus dan Maria….………….……………………

24

3. Semangat Cinta Belas Kasih..............………………………….

26

BAB III. SEMANGAT PELAYANAN DALAM SPIRITUALITAS
PARA SUSTER GEMBALA BAIK ………………………….

28

A. Pengertian pelayanan dalam Gereja……………………………..

28

1. Tugas Pelayanan dalam Gereja………………………………

29

2. Kekhasan Pelayanan dalam Gereja...…………………………

31

B. Semangat Empat Kaul dalam Pelayanan ………………………

38

1. Kaul Kemurnian

……………………………………………

39

2. Kaul Kemiskinan……………………………………………...

41

3. Kaul Ketaatan…………….………………………………….. .

44

4. Kaul Semangat Merasul.…..…………………………………..

47

C. Semangat dan Kharisma Kongregasi dalam Menanggapi
Kebutuhan Gereja Setempat ……………………………………..

48

1. Semangat Para Suster Gembala Baik..……….……………….

49

2. Kharisma Para Suster Gembala Baik.…………………………

51

3. Kebutuhan Gereja Setempat…………..……………………….

52

BAB IV. KARYA KERASULAN PARA SUSTER GEMBALA
BAIK SEBAGAI WUJUD PENGHAYATAN
SPIRITUALITAS DALAM PELAYANAN PARA SUSTER
GEMBALA BAIK………………………………………………

54

A. Bentuk Karya Kerasulan Para Suster Gembala Baik..…….........

55

1. Pelayanan dalam Bidang Pastoral Sosial…………………….

56

2. Karya Kerasulan dalam Bidang Pendidikan….………………

65

B. Nilai yang Didapat dari Pelayanan.......………………………….

66

1. Nilai untuk Kongregasi……………………………………….

67

2. Nilai untuk Karya Pelayanan…………………………………

70

C. Mafaat Karya Pelayanan Bagi Gereja Setempat…………………

70

1. Membantu Karya Pelayanan Gereja…………...………………

71

2. Menjadi Rekan Kerja………………………………………….

72

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D. Penghayatan Spiritualitas dalam Kerasulan………….…………..

73

1. Belas Kasih Allah………………………………………………

74

2. Pengampunan (reconciliation).………………………………..

75

BAB V. USAHA MENGHAYATI SPIRITUALITAS
GEMBALA BAIK DALAM MEMPERKEMBANGKAN
SEMANGAT PELAYANAN DI INDONESIA…...…………….

78

A. Latar Belakang Pemilihan Program.……………………………….

79

B. Usulan Tema dan Tujuan..................................................................

82

C. Rumusan Tema dan Tujuan………………………………………..

83

D. Penjabaran Program………………………………………………..

85

E. Petunjuk Pelaksanaan………………………………………………

89

F. Contoh Satuan Pelaksanaan Rekoleksi Model Shared
Christian Praxis…………………………………………………..

89

BAB VI. PENUTUP………………………………………………………..

115

A. Kesimpulan….…………………………………………………….

115

B. Saran………………………………………………………………

117

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

119

LAMPIRAN..................................................................................................
Lampiran 1 : Instruksi Permainan ’Apa yang Hilang..........................

122
(1)

Lampiran 2 : Teks lagu ’Tuhanlah Gembalaku’..................................

(2)

Lampiran 3 : Teks lagu ’Aspirasi Santa Maria Euphrasia’..................

(3)

Lampiran 4 : Teks lagu ’Bahasa Cinta Kasih’ ....................................

(4)

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan catatan Singkat. (Dipersembahkan
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departmen Agama
Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, h. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
AG

:

Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan
Misioner Gereja, 7 Desember 1965.

GS

:

Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II
tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

KGK

:

Katekismus Gereja Katolik, 11 Oktober 1992.

KHK

:

Codex Iuris Canonici, Kitab Hukum Kanonik diundangkan
oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.

PMWSK

:

Human Trafficking, Sex Tourism, Force Labour, dokumen
Gerejawi tentang Perdagangan Manusia, Wisata Seks, Kerja
Paksa, 15 mei 2002.

SC

:

Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II
tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963.

VC

:

Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II,
tentang Hidup Bakti bagi Para Religius, 25 Maret 1996.

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C. Singkatan Lain
Art

:

Artikel

BK

:

Bacaan Khusus untuk Kongregasi Yesus dan Maria,
manuskrip yang ditulis untuk digunakan sebagai bacaan
alternatif dalam ibadat harian.

Const RGS :

Constitutions and Statutes Religious Good Shepherd Sisters,
manuskrip yang ditulis sebagai peraturan dan cara hidup
para suster Gembala Baik.

DKGB

:

Dinamika Kongregasi Gembala Baik, manuskrip yang
ditulis dalam rangka peringatan 80 tahun kehadiran para
suster Gembala Baik di Indonesia

Dkk

:

Dan kawan-kawan.

H

:

Halaman.

Kan

:

Kanonik

Kebpro

:

Kebijakan provinsi, manuskrip yang ditulis sebagai arah
dan rencana kerja para suster Gembala Baik provinsi
Indonesia untuk tahun 2014-2020.

Konf SME :

Konferensi Santa Maria Euphrasia, manuskrip yang ditulis
untuk

digunakan

sebagai

bacaan

rohani

memperdalam spiritualitas para suster Gembala Baik.
KOPTARI :

Konferensi Pemimpin Tarekat Riligius Indonesia.

KWI

Konferensi Waligereja Indonesia.

:

xvii

untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PYLT

:

Penyelamatan, manuskrip yang ditulis untuk digunakan
sebagai bahan bacaan rohani para suster Gembala Baik.

SCP

:

Shared Christian Praxis.

SD

:

Sekolah Dasar.

SM

:

Single Mother.

SMK

:

Sekolah Menengah Kejuruan.

SMP

:

Sekolah Menengah Pertama.

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D. Singkatan Lain
Art

:

Artikel

BK

:

Bacaan Khusus untuk Kongregasi Yesus dan Maria,
manuskrip yang ditulis untuk digunakan sebagai bacaan
alternatif dalam ibadat harian.

Const RGS

:

Constitutions and Statutes Religious Good Shepherd
Sisters, manuskrip yang ditulis sebagai peraturan dan cara
hidup para suster Gembala Baik.

DKGB

:

Dinamika Kongregasi Gembala Baik, manuskrip yang
ditulis dalam rangka peringatan 80 tahun kehadiran para
suster Gembala Baik di Indonesia

Dkk

:

H

: Halaman.

Kan

:

Kanonik

Kebpro

:

Kebijakan provinsi, manuskrip yang ditulis sebagai arah

Dan kawan-kawan.

dan rencana kerja para suster Gembala Baik provinsi
Indonesia untuk tahun 2014-2020.
Konf SME

:

Konferensi Santa Maria Euphrasia, manuskrip yang ditulis
untuk

digunakan

sebagai

bacaan

rohani

memperdalam spiritualitas para suster Gembala Baik.
KOPTARI

:

Konferensi Pemimpin Tarekat Riligius Indonesia.

KWI

:

Konferensi Waligereja Indonesia.
xix

untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PYLT

:

Penyelamatan, manuskrip yang ditulis untuk digunakan
sebagai bahan bacaan rohani para suster Gembala Baik.

SCP

:

Shared Christian Praxis.

SD

:

Sekolah Dasar.

SM

:

Single Mother.

SMK

:

Sekolah Menengah Kejuruan.

SMP

:

Sekolah Menengah Pertama.

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tugas perutusan karya misi adalah tugas setiap murid Kristus. Gereja
mendapatkan tugas misioner dari Tuhan sendiri untuk memberitakan Injil. Hal ini
Nampak jelas dalam Injil Markus 16:15-18 “Pergilah keseluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk”. Setiap murid Kristus dipanggil dan
diutus untuk memberitakan Injil. Pewartaan Injil hendaklah ditanggapi dengan
iman dan perbuatan.
Upaya misioner yang mengembangkan orang dengan penghayatan iman
membutuhkan saksi-saksi iman yang ambil bagian dalam pewartaan. Kegiatan
misioner akan dapat terlaksana apabila ada orang-orang yang dipanggil dan diutus
untuk ambil bagian dalam tugas perutusan ini. Rasul Paulus dalam Kisah Para
Rasul 1:8 mengatakan “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”. Injil Matius 28:9 menyatakan
demikian “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan babtislah
mereka dalam nama Bapa dan anak dan Roh Kudus”. Untuk itu perlu berbagai
upaya untuk melaksanakan karya pewartaan. Katekese merupakan salah satu cara
dalam mewujudkan misi pewartaan.
Gereja harus bermisi karena telah mengalami sendiri kasih Allah yang
menyelamatkan melalui Yesus Kristus. Pada hakekatnya Gereja memiliki
semangat misioner. Hal ini ditegaskan oleh para Bapa Konsili Vatikan II yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

 

menyatakan “Pada hakekatnya Gereja peziarah bersifat misioner, sebab berasal
dari perutusan Putera dan perutusan Roh Kudus menurut rencana Allah Bapa”.
(AG, art. 2).
Perutusan bagi para religius berarti menjalankan misi Yesus Kristus.
Tujuan perutusan para religius pertama-tama menghadirkan Kristus bagi dunia
melalui kesaksian pribadi. Kesadaran akan karya misi termasuk jantung tiap
wahana hidup religius, yang secara khas berpartisipasi dalam tugas misioner
Gereja kepada mereka yang belum mengenal Kristus (VC, art. 77-78). Misteri
paskah merupakan sumber sifat misioner Gereja, yang dicerminkan dalam seluruh
hidup Gereja (VC, art. 25).
Hidup bakti para religius dibaktikan bagi perutusan. Kewajiban
membaktikan diri seutuhnya bagi misi tercakup dalam panggilan religius.
Demikianpun para suster Gembala Baik, misi utama kongregasi para suster
Gembala Baik adalah rekonsiliasi. Para suster Gembala Baik dipanggil dan diutus
melalui karya kerasulan yang dipercayakan oleh kongregasi kepada mereka untuk
mewartakan cinta belas kasih Allah dalam berbagai bidang kerasulan. Karya
kerasulan para suster Gembala Baik antara lain dalam bidang pendidikan, asrama
untuk anak sekolah, asrama bagi para pemudi yang hamil diluar nikah, human
trafficking, pemberdayaan perempuan, single mother, dan pastoral sosial. Dalam
melaksanankan karya kerasulan para suster Gembala Baik yang menghayati
spiritualitas Yesus Gembala Yang Baik diharapkan mampu menterjemahkan
spiritualitas tersebut kepada orang-orang yang dilayani. Seperti Yesus Gembala
Baik yang selalu mengutamakan kepentingan domba-domba-Nya dan berani
mengorbankan nyawa demi kawanan-Nya maka para suster Gembala Baik juga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

 

dituntut mempunyai sikap dan sifat seperti seorang gembala yang baik dan bukan
menjadi seperti seorang gembala upahan.
Perkembangan zaman yang semakin maju, juga tuntutan pelayanan yang
semakin kompleks maka dibutuhkan kemampuan yang handal dan profesional
dalam karya pelayanan. Para suster Gembala Baik telah berusaha untuk mengikuti
tuntutan pelayanan

yang ada dengan menyiapkan para susternya untuk

menempuh pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karya kerasulan yang
dimiliki. Namun demikian perlu juga keseimbangan dari dalam yakni dengan
menghayati dan melaksanakan semangat Yesus Gembala Baik dan kharisma yang
sekaligus menjadi moto Santa Maria Euphrasia yaitu setiap pribadi jauh lebih
berharga dari pada seluruh dunia. Kendala yang dialami oleh para suster Gembala
Baik, karena berbagai hal terutama kesibukan dalam karya dan sulit untuk
mengambil waktu sejenak baik secara bersama dan pribadi untuk mengendapkan
dan mendalami lagi semangat Gembala Baik maka kadang mereka kurang mampu
menterjemahkan semangat Gembala Baik itu dalam pelayanan dan dalam hidup
mereka sendiri terutama bagi kaum perempuan dan anak-anak.
Para suster Gembala Baik masih tetap eksis berkarya di Gereja
Indonesia dengan memberikan pelayanan secara khusus untuk kaum perempuan
dan anak-anak yang membutuhkan pendampingan dan pelatihan demi
perkembangan hidupnya dimasa yang akan datang. “Yang hilang akan kucari,
yang tersesat akan kubawa pulang, yang luka akan kubalut, yang sakit akan
kukuatkan, serta yang gemuk dan kuat akan kulindungi, Aku akan
menggembalakan mereka sebagaimana mestinya“ (Yeh 34:16 ). Nas Kitab Suci
ini

menjadi inspirasi dan menyemangati para suster Gembala Baik dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

 

menjawab tantangan dan keprihatinan Gereja Indonesia. Dalam perang dunia ke
dua dan perang kemerdekaan banyak anak yang menjadi yatim piatu dan anak
gadis yang membutuhkan pendampingan karena ditinggal pergi oleh orang
tuanya, anak yatim piatu dan para gadis itu didampingi dan diberi berbagai
pelatihan demi perkembangan hidupnya di masa yang akan datang. Meskipun
masa perang sudah berahkir dan Indonesia telah merdeka karya ini masih sangat
dibutuhkan hingga saat ini.
Para suster Gembala Baik hadir dan berkarya di enam Keuskupan di
Indonesia yaitu di Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Keuskupan
Agung Semarang, Keuskupan Ruteng, Keuskupan Ketapang dan Keuskupan
Pangkal Pinang dengan berbagai karya kerasulan yang konkrit sesuai dengan
situasi dan kebutuhan gereja setempat secara khusus pelayanan bagi kaum
perempuan dan anak-anak.
Menjadi rekan kerja Gereja setempat dalam mewujudnyatakan Kerajaan
Allah bagi orang miskin, lemah dan tesingkirkan menjadi bagian tanggungjawab
para suster Gembala Baik. Dengan beragamnya karya kerasulan yang ditangani
oleh para suster Gembala Baik di Indonesia ini tentunya membutuhkan banyak
anggota untuk terlibat, salah satunya para suster Gembala Baik melibatkan kaum
awam sebagi rekan kerja mereka, sehingga karya kerasulan yang dilakukan
sungguh dapat

bermanfaat,

tepat guna dan

profesional sehingga mampu

menjawab kebutuhan zaman.
Agar dapat memberi manfaat, tepat guna dan professional dalam
menjawab kebutuhan zaman, para suster Gembala Baik terus berusaha
memperbarui diri melalui berbagai cara yang mampu mengembangkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

 

anggotanya dengan selalu bertitik tolak dari spiritual Yesus Gembala Baik, para
pendiri dan pengalaman hidup para pendahulunya serta menjalin kerja sama
dengan awam yang profesional. Usaha-usaha yang dilakukan oleh para suster
Gembala Baik agar tetap mampu menghidupi semangat Yesus Gembala Yang
Baik dan semangat pendiri dalam pelayanan yakni dengan doa pribadi dan
bersama, rekoleksi, bacaan rohani dan retret tahunan serta menerapkan dalam
praktek kehidupan dan dalam pelayanan sehari-hari sehingga menjadi seimbang
penerapannya dalam hidup.
Spiritualitas Yesus Gembala Baik, kharisma pendiri dan pengalaman
hidup para pendahulu menjadi inspirasi para suster Gembala Baik untuk terus
melanjutkan cita-cita pendiri yaitu mencintai jiwa-jiwa dan mempertahankan
dengan cinta yang penuh penghargaan kepada setiap pribadi sebagaimana Tuhan
mencintai dengan mencurahkan darahnya untuk menebus mereka dari dosa.
Keselamatan jiwa-jiwa menjadi tujuan akhir dari pelayanan para suster Gembala
Baik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memberi judul skripsi ini:
SPIRITUALITAS PELAYANAN PARA SUSTER GEMBALA BAIK DALAM
MEMPERKEMBANGKAN KARYA KERASULAN DI INDONESIA.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas

penulis merumuskan

permasalah yang dialami oleh para suster Gembala Baik sebagai berikut:
1.

Apa isi spiritualitas Yesus Gembala Yang Baik yang dihayati oleh para suster
Gembala Baik dalam menerapkan dalam karya kerasulan di Indonesia?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

 

2.

Inspirasi apa yang didapat dari Yesus Gembala Yang Baik untuk
memperkembangkan karya kerasulan

para suster Gembala Baik di

Indonesia?
3.

Karya kerasulan apa yang sudah dilakukan oleh para suster Gembala Baik di
Indonesia sebagai wujud penghayatan spiritualitas dalam pelayanan?

4.

Usaha apa yang perlu dilakukan untuk menghayati spiritualitas Gembala
Baik dalam rangka memperkembangkan karya kerasulan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1.

Mengetahui spritualitas Yesus Gembala Baik sebagai sumber penghayatan
dalam melaksanakan karya kerasulan bagi para suster Gembala Baik di
Indonesia.

2.

Memberi inspirasi kepada para suster Gembala Baik untuk mengembangkan
spiritualitas pelayanan Gembala Baik dalam memperkembangkan karya
kerasulan untuk menjawab kebutuhan zaman yang semakin kompleks.

3.

Sumbangan pemikiran tentang cara mewujudkan penghayatan spiritualitas
dalam karya pelayanan para suster Gembala Baik di Indonesia.

4.

Usaha yang perlu dilakukan untuk menghayati spiritualitas Yesus Gembala
Baik dalam rangka memperkembangkan karya kerasulan di Indonesia.

D. Manfaat penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1.

Para suster Gembala Baik provinsi Indonesia untuk mengetahui isi pokok
spiritualitas Gembala Baik sehingga dapat menemukan inspirasi untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

 

menghidupi semangat Yesus Gembala Yang Baik dalam memperkembangkan
karya kerasulan kongregasi selanjutnya dengan mencari cara-cara baru yang
kreatif guna menanggapi kebutuhan dan tuntutan kerasulan zaman sekarang.
Penulis semakin

mencintai

dan

bangga

menjadi bagian dari anggota

kongregasi para suster Gembala Baik di Indonesia.
2.

Yayasan Gembala Baik, semakin mampu membuka diri dan berani

untuk

mencari cara-cara baru dalam memperkembangkan karya pelayanan

di

Indonesia sesuai dengan situasi dan tuntutan zaman secara profesional.
Membuka wawasan dan pengetahuan dengan belajar dari lembaga lain serta
menjalin kerjasama dengan awam yang profesional.
3.

Kongregasi para suster Gembala Baik sebagai refleksi perjalanan sejarah
kongregasi suster Gembala Baik dari masa kemasa dan untuk meningkatkan
konsitensi para suster Gembala Baik dalam menjalankan karya kerasulan
yang dipercayakannya.

4.

Kampus dapat semakin mengenal kongregasi para suster Gembala Baik
sehingga bisa menjadi rekan kerja yang baik.

E.

Metode Penulisan
Metode penulisan

yang digunakan ini adalah dengan menggunakan

metode deskriptif yaitu dengan studi pustaka sebagai kajian teori, berkaitan
dengan

spiritualitas

memperkembangakan

pelayanan

para

suster

Gembala

Baik

dalam

karya kerasulan di Indonesia. Selain itu penulis juga

berusaha mengembangkan refleksi pribadi dengan buku-buku yang mendukung
penulisan skripsi ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

 

F. Sistematika Penulisan
Bab I menguraikan pendahuluan yang berisi gambaran umum penulisan
yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II berisi uraian tentang Spiritualitas Para Suster Gembala Baik,
pengertian spiritualitas dalam Gereja, kekhasan spiritualitas Yesus Gembala Baik
yang dihidupi oleh para suster Gembala Baik.
Bab III menguraikan tentang Semangat Pelayanan dalam Spiritualitas para
suster Gembala Baik, pengertian pelayanan dalam Gereja, semangat empat kaul
dalam pelayanan, semangat dan kharisma kongregasi dalam menanggapi
kebutuhan Gereja setempat.
Bab IV berisi uraian tentang karya kerasulan para suster Gembala Baik
sebagai wujud penghayatan spiritualitas dalam pelayanan para suster Gembala
Baik, bentuk karya kerasulan para suster Gembala Baik, nilai yang didapat dari
pelayanan, manfaat karya pelayanan bagi Gereja setempat, penghayatan
spiritualitas para suster Gembala Baik dalam kerasulan.
Bab V ini berisi uraian mengenai usaha menghayati spiritualitas Gembala
Baik dalam memperkembangkan semangat pelayanan di Indonesia, latar belakang
pemilihan program, usulan tema dan tujuan, rumusan tema dan tujuan, penjabaran
program, petunjuk pelaksanaan, contoh satuan pelaksanaan rekoleksi model
Shared Christian Praxis.
Bab VI ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
  9

 

BAB II
SPIRITUALITAS PARA SUSTER GEMBALA BAIK

Pertumbuhan dan perkembangan spiritual manusia amat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dari dunia ciptaan yang lain,
apabila pertumbuhan dan perkembangan spiritual manusia baik, benar, sehat dan
normal, maka pertumbuhan dan perkembangan dari alam ciptaan juga akan
berjalan baik, benar, harmonis dan menyenangkan. Maka bila Gereja
menempatkan penghayatan spiritualitas merupakan hal yang utama dan harus
dihidupi, maka sudah selayaknya karena spiritualitas menjadi hal yang sangat
penting dalam kehidupan manusia (Leteng, 2012: 270) .
Spiritualitas yang dihidupi oleh para suster Gembala Baik menggambarkan
bagaimana seorang gembala yang menyerahkan

seluruh hidup bagi domba-

domba miliknya. Bagi seorang gembala, kawanan adalah bagian dari hidupnya
sendiri dan ia adalah bagian dari kawanan domba. Ia memiliki hubungan yang
akrab dengan kawanan domba dan kawanan mengenal suara sang gembala. Ia
selalu mencukupi segala kebutuhan dari kawanan. Bagi seorang gembala,
kebahagiaan dan kesejahteraan kawanan merupakan prioritas utama. Kawanan
domba menjadi pusat perhatian (Warnig, 1985a: 73).
Agar spiritualitas

bertumbuh, berkembang dan dihidupi dengan baik

dalam diri manusia maka hendaknya umat Kristiani perlu mendalami pengertian
spiritualitas dalam Gereja, spiritualitas Yesus Gembala Yang Baik dan kekhasan
spiritualitas Yesus Gembala Yang Baik yang dihidupi oleh para suster Gembala
Baik sehingga penghayatan hidup menjadi lebih seimbang baik dari segi jasmani

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

 

maupun rohani dan mampu menghasilkan buah yang melimpah demi Gereja dan
sesame (Leteng, 2012: 273).

A. Pengertian Spiritualitas dalam Gereja
Umat Kristiani percaya bahwa Tuhan telah menyatakan diri-Nya di dalam
diri Yesus Kristus Putera-Nya oleh kuasa Roh Kudus. Oleh karena itu,
spiritualitas dalam Gereja bersumber pada Allah Tritunggal Maha Kudus, yang
berpusat kepada pribadi Kristus sang penyelamat karena hanya di dalam nama
Kristus umat Kristen diselamatkan (Kis 4:12). Allah Bapa telah menciptakan
manusia sesuai dengan gambaran-Nya dan menginginkan agar manusia selalu
tinggal di dalam kasih-Nya yang tak terhingga sebagaimana ditunjukkan oleh
Kristus dengan wafat dan kebangkitan-Nya, untuk menghapus dosa-dosa manusia
(1 Yoh 4:10). Oleh Kristus, manusia diangkat menjadi anak-anak Allah (Rm 8:15)
dan dipersatukan dengan Tuhan sendiri; Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus
sehingga mereka menjadi satu kesatuan yang utuh (Olla, 2010: 19).
Spiritualitas

Kristiani

adalah

kesadaran persekutuan dengan Roh

Kristus yang tidak terputus oleh kedagingan dan dosa, karena Kristus menjadi
penebus dan penyelamat umat manusia. Oleh karena itu, orang beriman yang
memperbaharui diri dalam spiritualitas Kristiani percaya bahwa mereka sudah
dilahirkan kembali sebagai manusia baru, sehingga mereka mampu memutuskan
secara konsisten dan terus menerus untuk berserah diri pada pelayanan Roh
Kudus dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan menggereja. Mereka
digerakkan dan disemangati oleh Roh Kudus hidup dalam melaksanakan tugas
pelayanan kepada sesama (Olla, 2010: 19).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

 

1.

Pengertian Spiritualitas pada Umumnya
Secara etimologis kata ‘spirit’ berasal dari kata Latin spiritus, yang berarti

roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas hidup, nyawa hidup
dan semangat. Dalam perkembangan, selanjutnya kata spirit diartikan secara
lebih luas sebagai kekuatan yang menganimasi dan memberi energi pada kosmos,
kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan, keinginan, dan intelegensi,
makhluk immaterial, wujud ideal akal pikiran

(intelektualitas, rasionalitas,

moralitas, dan kesucian atau keilahian) (Olla, 2010: 19; bdk. Poerwadarminta,
1988: 963).
Dari perspektif psikologik, spiritualitas dikaitkan dengan berbagai realitas
alam pikiran dan perasaan yang bersifat adikodrati, nir-bendawi, dan
cenderung timeless & spaceless. Spiritualitas agama yang dihayati oleh orang
(religious spirituality, religious spiritualness) berkenaan dengan kualitas mental
atau rohani seseorang yang berhubungan dengan
moralitas, dan nilai-nilai

(kesadaran), perasaan,

luhur lainnya yang bersumber dari ajaran agama.

Spiritualitas agama bersifat Ilahi, bukan bersifat humanistik karena berasal dari
Tuhan (Heryatno, 2008: 95).
Sebagai orang Katolik, Gereja percaya bahwa spiritualitas yang dinyatakan
oleh para murid Kristus adalah spiritualitas yang otentik, meskipun Gereja Katolik
tidak menolak apa yang benar dan kudus yang dinyatakan oleh agama-agama lain.
Spiritualitas disebut otentik karena spiritualitas ini berasal dari Tuhan sendiri,
yang dalam Gereja Katolik dipimpin oleh penerus rasul Petrus dan para uskup
pembantunya, meskipun ada banyak unsur pengudusan dan kebenaran yang
ditemukan di luar struktur Gereja Katolik. Berakar dari Firman Tuhan dan ajaran

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

 

Gereja inilah, para murid Kristus mengetahui bahwa panggilan hidupnya sebagai
manusia adalah agar hidup kudus dan mengasihi sesamanya, karena Allah itu
Kudus dan Kasih baik bagi manusia dan ciptaan-Nya yang lain (Im 19:2; bdk.
1Yoh 4:16). Di sini kekudusan berkaitan erat dengan memegang dan melakukan
perintah Tuhan, yang adalah perintah untuk mengasihi Tuhan dan sesama (Mat
22:37-39; bdk. Mrk 12:30-31). Hanya dengan cara hidup seperti yang
diperintahkan Tuhan, maka para murid dapat bertumbuh untuk menjadi ‘serupa’
dengan Allah, dan dikuduskan oleh Allah.
Panggilan hidup kudus adalah panggilan bagi semua orang Kristen, bahkan
panggilan untuk semua orang, karena manusia diciptakan oleh Tuhan yang satu
dan sama. Jadi kekudusan bukan monopoli kelompok para pastor, suster dan
relegius lainnya tetapi harus menjadi tujuan bagi semua orang. Konsili Vatikan II
menyerukan pada semua orang panggilan untuk hidup kudus. Siapapun kita,
dalam kondisi yang berbeda satu dengan lainnya, dipanggil Tuhan untuk menjadi
kudus, sebab Allah sendiri adalah Kudus. Jadi panggilan ini berasal dari Allah
yang satu, dan berlaku untuk semua orang, karena Allah menciptakan semua
orang di dalam kesatuan, dan menginginkan kesatuan itu kembali di dalam diriNya, yang berlandaskan kasih (Jacobs, 1978: 201).
Spiritualitas Gereja mengarah kepada kekudusan hidup dan kasih di dalam
kesatuan yang universal, yaitu yang merangkul semua orang dan alam ciptaan
kepada persatuan di dalam Tuhan. Persatuan ini adalah kesempurnaan dari hidup
Kristiani, yang dihasilkan dari penerapan pengajaran Tuhan di dalam kehidupan
sehari- hari. Jadi spiritualitas yang otentik haruslah diikuti oleh penerapan di
dalam perbuatan, sebab jika tidak, spiritualitas menjadi hanya sebatas teori, jadi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

 

spiritualitas adalah suatu ditengah-tengah antara iman kristiani yang umum dan
bentuk pelaksanaan yang individual (Jacobs, 1978: 201).
Spiritualitas

sejati tidak berpusat pada kegiatan keagamaan

yang

superfisial, spiritualitas sejati tidak didasari pada tatanan nilai moral serta
kewajiban-kewajiban di dalamnya. Spiritualitas sejati adalah persekutuan dengan
pribadi Kristus Yesus (mystical union). Tuhan Yesus memperingatkan kepada
para

murid-murid-Nya agar

menghindari dan

menjauhi praktek-praktek

keagamaan yang sia-sia (Mat 6). Lebih keras lagi teguran Tuhan terhadap jemaat
di Efesus dalam Why 2, Tuhan memuji kerajinan dan komitmen mereka dalam
beribadah dan dalam melayani namun kehilangan kasih yang semula (spiritualitas
yang kosong). Aktivitas rohani yang hebat luar biasa tidak menjamin kualitas
spiritualnya.

2.

Spiritualitas Pelayanan dalam Gereja
Spiritualitas pelayanan dalam Gereja adalah kemuliaan Tuhan, yang

diwujudkan oleh kasih kepada Tuhan dan sesama. Untuk mencapai hal ini, bukan
kesuksesan yang menjadi tolok ukurnya melainkan kesetiaan untuk bergantung
pada Kristus, sebab tanpa Dia umat kriatiani tidak bisa berbuah (Yoh 15:15).
Bentuk wujud kesatuan dengan Kristus yang paling nyata di dunia ini
adalah melalui Ekaristi Kudus, di mana umat kristiani menyambut Tubuh dan
Darah, Jiwa dan keilahian Kristus, sehingga oleh-Nya umat dipersatukan dengan
Allah Tritunggal. Oleh karena itu, spiritulitas

Katolik selalu berpusat dan

bersumber pada Ekaristi, yang adalah Allah sendiri karena kekudusan adalah
karunia yang diberikan oleh Tuhan (Martasudjita, 1999: 40).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

 

Melalui Ekaristi, umat kristiani tinggal di dalam Kristus dan dimampukan
untuk mengikuti teladan-Nya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
berjalan menuju kekudusan, yaitu persekutuan dengan Allah, yang menjadi
sumber kebahagiaan umat. Di sinilah kebahagiaan sebagai manusia menjadi juga
kemuliaan bagi Allah, karena Allah menciptakan manusia agar manusia
berbahagia bersama-Nya (Martasudjita, 1999: 41).
Keserupaan dengan Kristus Kepala yang menghamba dimengerti dalam
arti Hamba, sesuai dengan apa yang dikatakan-Nya tentang diri-Nya sendiri:
“Anak Manusia datang tidak untuk dilayani melainkan untuk melayani, dan untuk
menyerahkan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10:5).
Pelayanan-Nya sebagai Hamba nyata dalam