Penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw pada mata pelajaran akuntansi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI jurusan akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta - USD Repository
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh
:
Fransiska Rahardini NIM: 051334011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Fransiska Rahardini
NIM: 051334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PERSEMBAHAN Sebagai ungkapan kasihku kepada: Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Bapa Yosef, atas
rancanganNya yang begitu indah dan kekuatanNya yang memampukanku untuk menyelesaikan kuliahku ini
Terima kasih untuk segala cinta, perhatian, doa, dan
dukungan dari orang-orang terdekat di hatiku: untuk Bapak Yulianus Suhardi dan Ibu Theresia Ngadirah serta sahabat-sahabatkuSatu hal yang membuatku terharu,
Ketika aku hampir putus asa,
Kalian ulurkan kasih yang menguatkan,
Ketika aku merasa kecewa,
Kalian berikan kehangatan, membangkitkan,
Ketika aku berbuat kesalahan,
dengan tulus ikhlas kalian memaafkan,
Ketika aku meraih kesuksesan,
Kepada kalian pertama kali kupersembahkan penghargaan,
Terima kasih atas segala kasih sayang dan semangat yang
kalian berikan
MOTTO
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil
Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki
(Gandhi)
Jalani hidup tanpa ketakutan, hadapi semua masalah
dan yakinlah bahwa kita dapat mengatasi semua itu
Keep your heart open to dreams. For as long as there’s a
dream,
there is hope, and as long as there is hope, there is joy in living
ABSTRAK
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi
SMK BOPKRI I Yogyakarta
Fransiska Rahardini
Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan
pengelolaan kartu aktiva tetap melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I
Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 22 siswa.Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dan masing-masing
siklus menggunakan waktu 3 jam pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah (1) instrumen observasi terhadap guru, (2) instrumen
observasi terhadap siswa, (3) instrumen observasi terhadap kelas, (4) kuesioner
motivasi belajar, (5) instrumen refleksi oleh guru mitra, dan (6) instrumen refleksi
oleh siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan nilai
rata-rata motivasi belajar siswa pada pra penelitian = 58,25; pada siklus I = 60,86;
dan pada siklus II = 67,45. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran akuntansi khususnya
materi pengelolaan kartu aktiva tetap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta.
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD
OF JIGSAW IN ACCOUNTING SUBJECT TO
INCREASE STUDENT’S LEARNING MOTIVATION
th
A Case Study: The 11 Grade Students of The Accounting Department
of BOPKRI I Vocational High School Yogyakarta
Fransiska Rahardini
Sanata Dharma University
2011
This research aims to find out how to know the progress of student’smotivation in learning Accounting with the topic of discussion is fixed assets
management through the implementation of cooperative learning method of
Jigsaw. It is a Classroom Action Research (CAR). The research subjects are 22
thstudents of the 11 grade students of Accounting Department of BOPKRI I
Vocational High School Yogyakarta in 2010/2011 academic year.The classroom action research was conducted in two cycles, which every
cycle lasted in three hour lesson. The primary components of the research
consisted of (1) instruments for teacher observation, (2) instruments for student
observation, (3) instruments for classroom observation, (4) learning motivation
questionnaire, (5) instruments of reflection of teacher’s partner and, (6)
instruments for reflection from students towards the cooperative learning method
of Jigsaw.Based on the analysis the result can be concluded that the result of
calculating the average value of student’s learning motivation in pre research is
58,25; in the first cycle is 60,86; and in the second cycle is 67,45. The
implementation of cooperative learning method of Jigsaw in Accounting subject
especially in the topic of discussion can increase the learning motivation of
thstudents of the 11 grade of Accounting Department of BOPKRI I Vocational
High School Yogyakarta.KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA”.Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
tidaklah mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerja sama, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan, memberikan nasehat, serta memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
5. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses kuliah selama ini;
8. Ibu Dra. Indri Pamiyarti selaku Kepala Sekolah SMK BOPKRI I Yogyakarta
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
9. Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian tindakan
kelas ini;
10. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta,
khususnya untuk kelas XI Jurusan Akuntansi yang telah membantu kelancaran
pelaksanaan penelitian;
11. Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak Yulianus Suhardi dan Ibu
Theresia Ngadirah terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, nasehat, pengorbanan, serta dukungan baik moril, materiil, maupun spiritual yang telah diberikan selama ini;
12. Keluarga besar Asrama Syantikara khususnya kepada Suster Benedicte CB
terima kasih atas segala kasih sayang dan didikannya selama penulis tinggal di asrama;
13. Teman-temanku di Asrama Syantikara: U6, UBB, Kopel 11, dan Sint Pieter
(Mbak Santi, Mbak Mika, Mbak Maria, Mbak Frima, Mbak Lani, Mbak Sinta, Kak Gusti, Kak Siska, Berta, Cindy, Clara, Lisa, Windy, Neng, Elis, Endah, Dida, Lin, Rini, Veni, Zha Zha, Sari, Tina, Renti, Nita, Melly, Tia, Bella, Galih, dan Reni) terima kasih atas kebersamaannya selama ini sehingga telah membuat kehidupan di asrama menjadi terasa indah;
14. Semua teman-teman PAK 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, terima kasih untuk kebersamaan selama di kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi;
16. Akhirnya buat kota Yogyakarta, terima kasih atas berbagai kenangan indah
dan kenangan pahit yang penulis dapatkan dan tidak akan pernah penulis lupakan dalam hidup ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Batasan Masalah ............................................................................. 4 C. Rumusan Masalah ........................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5 E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5BAB II TINJAUAN TEORITIK ................................................................... 7
A. Metode Pembelajaran Cooperative Learning .................................. 7 B. Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ............... 11 C. Motivasi Belajar .............................................................................. 12D. Penelitian Tindakan Kelas .............................................................. 16
E. Kerangka Berpikir ........................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 22 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 22 C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 22 D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 23 E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 27 F. Analisis Data ................................................................................... 30BAB IV GAMBARAN UMUM ...................................................................... 32
A. Sejarah SMK BOPKRI I Yogyakarta ............................................. 32 B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK BOPKRI I Yogyakarta ..................... 33 C. Sistem Pendidikan SMK BOPKRI I Yogyakarta ............................ 35 D. Kurikulum SMK BOPKRI I Yogyakarta ........................................ 36 E. Organisasi Sekolah SMK BOPKRI I Yogyakarta .......................... 39 F. Sumber Daya Manusia SMK BOPKRI I Yogyakarta .................... 51 G. Siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta ................................................ 51 H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK BOPKRI I Yogyakarta ...................................................................................... 52 I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMK BOPKRI I Yogyakarta ...................................................................................... 53 J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah SMK BOPKRI I Yogyakarta .................................................................... 55 K. Hubungan SMK BOPKRI I Yogyakarta dengan Instansi Lain .................................................................................... 56 L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan SMK BOPKRI I Yogyakarta ...................................................................................... 58
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .................................. 60
A. Deskripsi Penelitian ........................................................................ 601. Observasi Pendahuluan ............................................................. 60
a. Observasi Guru ..................................................................... 61
b. Observasi Siswa .................................................................... 65
c. Observasi Kelas ..................................................................... 68
2. Siklus Pertama .......................................................................... 74
a. Perencanaan ........................................................................... 74
b. Tindakan ................................................................................ 77
c. Observasi .............................................................................. 81
d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................ 88
e. Refleksi ................................................................................. 90
3. Siklus Kedua ............................................................................ 95
a. Perencanaan .......................................................................... 95
b. Tindakan ............................................................................... 98
c. Observasi .............................................................................. 102
d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................ 108
e. Refleksi ................................................................................. 110
B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .............. 115
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN .................... 119
A. Kesimpulan ..................................................................................... 119 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 120 C. Saran ............................................................................................... 121DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 122
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ................................................................... 29Tabel 5.1 Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ....................................... 63Tabel 5.2 Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ....................................... 66Tabel 5.3 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian .................... 67Tabel 5.4 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ...................................... 70Tabel 5.5 Aktivitas Guru pada Siklus I .............................................................. 81Tabel 5.6 Kegiatan Siswa pada Siklus I ............................................................. 85Tabel 5.7 Kondisi Kelas pada Siklus I ............................................................... 87Tabel 5.8 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I .............................. 88Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I ....................... 90Tabel 5.10 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I .................................. 92Tabel 5.11 Aktivitas Guru pada Siklus II ............................................................ 102Tabel 5.12 Kegiatan Siswa pada Siklus II ............................................................ 106Tabel 5.13 Kondisi Kelas pada Siklus II .............................................................. 107Tabel 5.14 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 109Tabel 5.15 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II ..................... 111Tabel 5.16 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II .................................. 113Tabel 5.17 Indikator Keberhasilan Tingkat Motivasi Belajar Siswa pada Pra Penelitian, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 116
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 20DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 125
Lampiran 2 Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran ..... 157
Lampiran 3 Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran .... 158
Lampiran 4 Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam ProsesPembelajaran .................................................................................. 159
Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam ProsesPembelajaran ................................................................................... 160
Lampiran 6 Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa ......................................... 162
Lampiran 7 Instrumen Pengamatan Kelas ......................................................... 163
Lampiran 8 Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Pembelajaran ...................... 164
Lampiran 9 Kuesioner Motivasi Belajar Setelah Pembelajaran ........................ 166
Lampiran 10 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap PerangkatPembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 168
Lampiran 11 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajarandan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ........................... 170
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan proses komunikasi
antara guru dan siswa. Di dalam komunikasi tersebut, guru menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa. Komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar bahkan terkadang menimbulkan kebingungan bagi siswa, salah pengertian dan salah konsep. Dalam interaksi belajar, berhasilnya proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah semata-mata untuk kepentingan siswa. Dikatakan demikian karena tujuan dari proses belajar mengajar itu adalah untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap mental/nilai-nilai.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan akan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara formal di sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana baik yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Menurut Ali (1987:13), aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada diri siswa. Namun demikian bukanlah peran guru menjadi tersisihkan, melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai director dan facilitator of learning (pengaruh dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar). Para siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu pembelajaran oleh rekan sebaya ternyata lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru. Metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam tugas- tugas yang terstruktur disebut metode pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) . Dalam metode ini guru bertindak sebagai fasilitator.
Kondisi pembelajaran di SMK BOPKRI I Yogyakarta pada umumnya menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru, walaupun para siswa diberi kesempatan untuk bertanya tetapi mereka tidak memanfaatkan kesempatan tersebut. Kemungkinan para siswa merasa bosan mendengarkan ceramah sehingga sebagian siswa tidak tertarik, dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Sikap siswa tersebut tampak pada saat guru mengajar, mereka merasa jenuh dan mengantuk sehingga mereka merasa enggan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan sikap tersebut, tentu saja akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa
Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Sejak tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan kini telah berubah menjadi kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menggunakan paradigma pembelajaran konstruktivistik dalam kegiatan pembelajarannya. Esensi dari konstruksi adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mengtransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan.
Tugas guru adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan : (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3) menyadarkan bagi siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar (Sagala, 2005:88). Tetapi dalam praktiknya, pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih memperlihatkan proses transfer pengetahuan atau konsep-konsep dari guru kepada peserta didik.
Hal inilah yang mendasari pentingnya seorang guru memiliki kemampuan dan ketepatan dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang dapat diterapkan oleh guru adalah cooperative learning tipe jigsaw. Tipe ini dapat membantu guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dalam metode ini, para siswa tidak hanya berinteraksi dengan sesama anggota kelompok tetapi juga berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain. Dengan kondisi pembelajaran seperti ini diharapkan para siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan menyelidiki dampaknya terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam judul “Penerapan Metode
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akuntansi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran akuntansi khususnya dalam materi pengelolaan kartu aktiva tetap.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? D.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk lebih meningkatkan pembelajaran di kelasnya dan akan semakin terbiasa melakukan penelitian tindakan kelas khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga, dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia pendidikan dan memperoleh pengetahuan dalam menganalisis suatu masalah kemudian pada akhirnya dapat mengambil suatu kesimpulan yang tepat.
3. Bagi SMK BOPKRI I Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan dalam mata pelajaran akuntansi di SMK BOPKRI I Yogyakarta dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Metode Pembelajaran Cooperative Learning 1. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning Menurut Lie (2002:12), sistem pengajaran yang memberi kesempatan
kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas- tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.
Menurut Kagan (1994:8), cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-masing pelajar bertanggung jawab atas pembelajaran yang mereka jalani. Sementara menurut Nurhadi (2004:112), cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa semakin aktif dalam mempelajari dan memperoleh berbagai konsep atau teori, pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan kualitas diri siswa dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk tujuan belajar baik yang sifatnya kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran dengan cara berkelompok, dimana setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab terhadap anggota kelompoknya yang lain dengan cara bekerja sama.
2. Unsur-Unsur Pembelajaran Cooperative Learning
Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2002), ada lima unsur yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif antara lain: a. Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Kerja sama dan usaha setiap anggota turut mempengaruhi keberhasilan kelompok. Abdurrahman dan Bintoro (Nurhadi, 2004) menjelaskan bahwa saling ketergantungan ini dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.
b. Tanggung jawab perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran
cooperative learning , setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
c. Tatap muka Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.
Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Interaksi tatap muka semacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Sinergi ini tidak bisa didapatkan begitu saja dalam sekejap, anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
d. Komunikasi antar anggota Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.
3. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning
Menurut Slavin dan Stahl (Solihatin dan Raharjo, 2007:10-12), langkah- langkah dalam pembelajaran cooperative learning dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Langkah pertama adalah merancang rencana pembelajaran. Pada langkah ini perlu ditetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran, sikap dan keterampilan sosial yang diharapkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Dalam perancangan proses pembelajaran, materi dan tugas-tugas perlu distruktur sedemikian rupa sehingga mencerminkan sistem kerja dalam kelompok- kelompok kecil. Artinya bahwa materi dan tugas-tugas itu adalah untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja kelompok. Agar kegiatan belajar bersama dalam kelompok dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka perlu dijelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini perlu, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung b. Langkah kedua adalah merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok-kelompok menyampaikan materi secara panjang lebar, karena pemahaman dan pendalaman materi akan berlangsung dalam kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi dengan tujuan agar siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan belajar dalam kelompok kecil, guru mulai memonitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya.
c. Langkah ketiga adalah observasi kegiatan belajar siswa. Selama melakukan observasi, guru berusaha untuk mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi, sikap, dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pemberian pujian dan kritik yang membangun merupakan aspek penting yang diperlukan dalam tahap ini.
d. Langkah keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah dipresentasikannya. Setelah kegiatan presentasi berakhir, guru mengajak siswa untuk membuat refleksi diri terhadap proses pembelajaran dengan tujuan untuk melihat dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau pun sikap atau perilaku menyimpang yang dilakukan selama proses pembelajaran.
4. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (Catur Rismiati dan Susento, 2007:228), ada lima tipe pembelajaran kooperatif diantaranya:
a.
Student Teams Achievement Division (STAD)
Dalam tipe ini, siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setelah semua kelompok sudah selesai mengerjakan soal, guru memberikan kunci jawaban dan meminta siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan. Kemudian guru mengadakan kuis.
b. Teams Games Tournament (TGT)
Tipe ini hampir sama dengan STAD. Yang membedakannya adalah dalam tipe TGT ini tidak ada kuis, tetapi hasil belajar akan dievaluasi dengan menggunakan permainan akademik seperti cepat tepat. Skor team secara keseluruhan akan ditentukan oleh prestasi kelompok.
c.
Learning Together
Dalam tipe ini guru menjelaskan materi pembelajaran. Setelah itu siswa dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam orang untuk mengerjakan lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Kemudian siswa mengerjakan kuis secara individual yang mana kuis tersebut akan dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
d. Group Investigation
Dalam metode ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran, kemudian menjelaskannya kepada seluruh siswa di kelas. Diharapkan untuk menerima tanggung jawab besar untuk menentukan apa yang dipelajari, mengorganisasikan kelompok mereka sendiri tentang bagaimana cara menguasai materi, dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikannya kepada seluruh siswa di kelas.
e. Jigsaw
Dalam tipe ini, tiap kelompok terdiri dari lima atau enam orang. Setiap anggota kelompok diminta untuk mempelajari satu bagian materi pelajaran kemudian menjelaskannya kepada anggota kelompok yang lain, kemudian guru mengadakan kuis.
B. Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
Metode pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson et all (Anita Lie, 2002:69). Menggunakan jigsaw, siswa- siswa ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggotakan lima sampai enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. Sebagai contoh, bila materi tekstualnya adalah tentang cooperative learning, seorang siswa di tim akan bertanggung jawab untuk mempelajari STAD, seorang untuk Jigsaw, seorang untuk Group Investigation dan satu atau dua orang lainnya akan menjadi ahli (expert) untuk dasar penelitian dan sejarah cooperative
learning . Para anggota dari tim-tim yang berbeda, tetapi membicarakan topik yang sama (kadang-kadang disebut expert group atau kelompok ahli) bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topik tersebut. Setelah itu siswa kembali ke tim asalnya dan mengajarkan sesuatu yang telah mereka pelajari dalam expert group kepada anggota-anggota lain di timnya masing-masing.
Setelah pertemuan dan diskusi tim asal, siswa mengerjakan kuis secara individual tentang berbagai materi belajar.
C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar
Dalam bahasa latin, motivasi berasal dari kata motivum yang menunjukkan bahwa ada alasan tentang mengapa sesuatu itu bertindak.
Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar (Wuryani, 1986:143). Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai sesuatu yang mengarahkan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Dikatakan “ keseluruhan”, karena biasanya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Menurut W. S. Winkel (1989:92), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk memahami dan mengembangkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya mampu membangkitkan kebutuhan siswanya untuk berprestasi.
2. Tipe-Tipe Motivasi
1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong yang berasal dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar. Individu yang melakukan kegiatannya didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno, 1989:10-11).
2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Winkel, 1984:27). Motivasi di dalam diri siswa untuk belajar, dikatakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri (Prayitno, 1989:14).
3. Peranan Motivasi Belajar
Menurut Uno (2002:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran antara lain : a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
c. Motivasi menentukan ketekunan belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
4. Teknik-Teknik Motivasi
Menurut Uno (2007:34), ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pernyataan penghargaan secara verbal
b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan
c. Menimbulkan rasa ingin tahu
d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
f. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar
g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.
h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. i. Menggunakan simulasi dan permainan j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum. k. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa