KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BAB V
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
5.1. POTENSI PENDANAAN APBD
5.1.1. Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Badung
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya yang Bersumber dari
APBD Kabupaten Badung dalam lima tahun terakhir, 2012-2016 adalah sebagai
berikut:
Tabel V.1 Alokasi APBD untuk Pembangunan Cipta Karya Tahun 2012-2016
Rp.Milyar
REALISASI

JUMLAH

2012

2013

2014


2015

2016

2012-2016

% Belanja CK
thd APBD

PKP

45,908

121,828

112,481

105,849


127,822

513,889

3,22%

PBL

71,173

74,087

305,674

160,389

193,684

805,006


5,04%

SPAM

5,726

15,151

38,641

20,982

25,338

105,839

0,66%

PLP


12,739

7,703

8,067

32,591

13,150

74,250

0,46%

Belanja CK

135,547

SEKTOR


Belanja APBD 2.334,080

218,769

464,863

319,811

359,994

1.498,984

9,38%

2.755,460

3.276,164

3.446,634


4.162,120

15.974,458

1,000

Rata-Rata Pertumbuhan Belanja APBD 15,73 % per tahun

Pada Tabel tersebut, rata-rata proporsi belanja cipta karya dari tahun 2012 – 2016
terhadap belanja APBD Kabupaten Badung 9,38 % dengan rincian per sektor 5,04%
di sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) merupakan proporsi tertinggi;
kemudian di sektor Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) 3,22 %, di sektor
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 0,66 %, dan proporsi terkecil
di sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) 0,46% .Ilustrasi
perkembangan Belanja Cipta Karya 2012 – 2016 dan rata-rata proporsinya
terhadap belanja APBD Kabupaten Badung ditampilkan pada Gambar 5.1 dan
Gambar 5.2
Sedangkan rata-rata pertumbuhan Belanja APBD Kabupaten Badung dari
tahun 2012 – 2016 sebesar 15,73 % per tahun. Berdasarkan kecenderungan


V - 1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Rp.Milyar

pertumbuhan tersebut maka proyeksi APBD Kabupaten Badung 2018 – 2022 seperti
disajikan pada Tabel V.2 Pada tabel tersebut sekaligus dapat dihitung proyeksi
pendanaan Bidang Cipta Karya dengan mengacu pada proporsi sebagaimana
Tabel V.1 atau pada Grafik Gambar 5.1. Hasil proyeksi ini merupakan potensi
pendanaan Bidang Cipta Karya tahun 2018 – 2022.

500
450
400
350

300
250
200
150
100
50
0

PLP
SPAM
PBL
PKP

2012

2013

2014

2015


2016

Realisasi

Gambar 5.1 Perkembangan Proporsi Belanja Cipta Karya 2012 – 2016

PKP, 3.22%
Lainnya, 90.62%
CK; 9,38%
PBL, 5.04%
SPAM, 0.66%
PLP, 0.46%

Gambar 5.2 Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap Belanja APBD

V - 2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019


HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel V.2 Proyeksi Pendanaan Bidang Cipta Karya 2018 – 2022
Rp.Milyar
SEKTOR
PKP
PBL
SPAM
PLP
Belanja CK

Rp.Milyar

Belanja APBD

2018
179,329
280,918

36,934
25,910
523,091
5.574,507

2019
207,537
325,106
42,744
29,986
605,373
6.451,378

PROYEKSI
2020
240,183
376,246
49,467
34,703
700,599
7.466,179

1,000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

2021
277,963
435,429
57,249
40,162
810,803
8.640,609

2022
321,687
503,922
66,254
46,479
938,342
9.999,777

PLP
SPAM
PBL
PKP

2018

2019

2020

2021

2022

Proyeksi

Gambar 5.3 Gafik Proporsi Pendanaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Badung
2018 – 2022
5.1.2. Potensi Pendanaan APBD Provinsi Bali
Investasi Pembangunan Cipta Karya yang bersumber dari APBD Provinsi Bali
yang dilaksanakan di Kabupaten Badung dalam 5 tahun terakhir, 2012-2016
adalah sebagai berikut.

V - 3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel V.3 :
Realisasi APBD Provinsi Bali Bidang Cipta Karya di Kab. Badung, 2012 - 2016
REALISASI (Rp.1000)
SEKTOR
2012
2013
2014
2015
2016
PKP
PBL
SPAM
850.000 15.000.000
PLP
7.895.000 1.465.000

Realisasi APBD Provinsi Bali (Bidang Cipta Karya) di Kabupaten Badung dari
tahun 2012 – 2016 sangat jarang, tercatat hanya di Sektor SPAM dan PLP pada
tahun 2015 dan 2016. Pendanaan di Sektor PKP dan PBL tercatat dari tahun 2012 2016 cukup besar dialokasikan pada APBD Kabupaten Badung. Berdasarkan
kondisi tersebut maka potensi pendanaan APBD Provinsi Bali di Kabupaten Badung
pada lima tahun mendatang hanya di Sektor Sistem Penyediaan Air Minum dan dan
Penyehatan Lingkungan Permukiman sebagaimana disajikan pada Tabel V.4.
Tabel V.4
Potensi Pendanaan APBD Provinsi Bali (Bidang Cipta Karya) di Kab.Badung.
PROYEKSI (Rp.1000)
SEKTOR
2018
2019
2020
2021
2022
PKP
PBL
SPAM
935.000 1.028.500
1.131.350 1.244.485 1.368.934
PLP
1.850.000 2.035.000
2.238.500 2.462.350 2.708.585
5.2. POTENSI PENDANAAN APBN
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN
yang dilaksanakan di Kabupaten Badung dalam 5 tahun terakhir, 2012-2016
adalah sebagai berikut.
Tabel V.3 Realisasi APBN Cipta Karya di Kabupaten Badung 2012 – 2016
REALISASI (Rp.1000)
SEKTOR
2012
2013
2014
2015
2016
PKP
2.400.000
1.500.000
700.000
0
PBL
2.000.000
783.750
0
0
0
SPAM
68.959.455 38.655.238
2.870.000 23.227.255
0
PLP
78.236.400 108.499.315
3.733.225 2.150.000
0
Realisasi anggaran Bidang Cipta Karya di Kabupaten Badung sangat berpluktuasi
sehingga perkiraan APBN Cipta Karya pada lima tahun mendatang digunakan

V - 4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

asumsi kenaikan rata-rata per tahun 10 % dengan tahun dasar data realisasi
terakhir yang tersedia.Adapun perkiraan potensi pendanaan dari sumber APBN di
Kabupaten Badung sebagaimana disajikan pada Tabel V.4
Tabel V.4 Potensi Pendanaan APBN Cipta Karya di Kab. Badung 2018 – 2022
PROYEKSI (Rp.1000)
SEKTOR
2018
2019
2020
2021
2022
PKP
770.000
847.000
931.700 1.024.870 1.127.357
PBL
862.125
948.338
1.043.171 1.147.488 1.262.237
SPAM
25.549.981 28.104.979 30.915.476 34.007.024 37.407.726
PLP
2.365.000
2.601.500
2.861.650 3.147.815 3.462.597

5.3. ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN
5.3.1. Pembiayaan Perusahaan Daerah
PDAM Kabupaten Badung sebagai Perusahaan daerah di Kabupaten Badung
yang bergerak dalam pelayanan bidang Cipta Karya khususnya sektor air minum.
Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah dibutuhkan untuk mengetahui
kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya
dalam lima tahun ke depan yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam
mengembangkan infrastruktur Cipta Karya. Mengacu pada Business Plan PDAM
Kabupaten Badung bahwa Rencana Investasi Tahun 2018 : Rp.3.515.000.000
5.3.2. Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya
Dalam rangka meningkatkan pembiayaan dan investasi di Bidang Cipta
karya diperlukan beberapa terobosan dengan memanfaatkan sumber-sumber
pembiayaan yang tidak mengikat dan tidak menjadi beban ekonomi biaya tinggi
bagi masyarakat. Peluang tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kerjasama
antara pemerintah dan swasta khususnya untuk menangani pembiayaan bidang
Cipta Karya.
Rencana Kerjasama Pemerintah dan swasta yang dapat dilakukan adalah
dalam bentuk Bangun Kelola dan Alih Milik ataupun outsourcing. Bentuk kerjasama
ini dapat dituangkan dalam bentuk perjanjian atau kontrak antara pemerintah
daerah dengan pihak swasta dengan memaksimalkan keahlian dan asset kedua
belah pihak dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal ini
resiko dan manfaat potensial dalam menyediakan pelayanan ataupun fasilitas
dipilah/dibagi kepada pemerintah dan swasta.
Berbagai resiko yang mungkin ditimbulkan dari pola kemitraan ini juga
harus diperhitungkan secara matang mulai dari segi pasar yang dihadapi,
kemungkinan permintaan yang menyimpang dari perjanjian atau rencana,
pengoperasian infrastruktur, biaya konstruksi yang membengkak dan kurang

V - 5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

telitinya dalam pencantuman hak dan kewajiban serta sanksi dalam hal
pelaksanaan pekerjaan.
Berbagai peluang kerjasama pemerintah dan swasta ini dapat dilakukan
dalam hal penyediaan infrastruktur dan pengelolaan infrastruktur. Beberapa area
yang dapat diterapkan ke dalam bentuk pola kerjasama pemerintah dan swasta ini
dapat meliputi proyek air minum dan persampahan.
1. Air Minum
Arah kebijakan dalam penyediaan air minum dengan skema KPS adalah
mengembangkan inovasi pendanaan yang disesuaikan dengan modalitas proyek.
Strategi yang ditempuh untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia
usaha/swasta sebagai mitra penyediaan air minum adalah :
 Memperbaharui perangkat peraturan yang mendukung pelaksanaan KPS dalam
penyediaan air minum
 Mengembangkan inovasi sumber pendanaan dalam pembiayaan air minum
 Memperkuat koordinasi kerjasama antar pemerintah daerah dalam konteks
pelayanan regional; serta,
 Mengembangkan bundling untuk system penyediaan air minum, seperti instalasi
pengolahan air (IPA), transmisi, dan distribusi khususnya dalam skala kawasan
komersial, dan unbundling untuk penyediaan air minum yang paling komersial
seperti water meter.
2. Persampahan
Arah kebijakan dalam persampahan yang dikembangkan dengan skema
KPS adalah meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai
mitra pengelolaan. Strategi yang ditempuh untuk bidang persampahan adalah :
 Upaya pengurangan timbulan sampah mulai dari sumbernya melalui
penerapan prinsip 3 R (reuse, reduse and recycle), dan mendorong swasta untuk
menggunakan kemasan pembungkus yang ramah lingkungan;
 Pengelolaan persampahan secara professional, melalui pemasaran bisnis
persamapahan pada masyarakat dan swasta;
 Perkuatan lembaga pengelolaan sampah untuk peningkatan pelayanan
persampahan dalam satu wilayah;
 Pemberian jaminan kepastian hukum kerjasama pengelolaan sampah antar
pemda dalam pengelolaan akhir sampah bersama dan antara pemda dan
swasta;

V - 6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

 Memperkuat koordinasi kerjasama antar pemda dalam konteks pelayanan
regional.
 Mengembangkan system tarif (tipping fee) yang mempertimbangkan pemulihan
biaya dan kemampuan APBD dan masyarakat di daerah;
 Mengembangkan bundling untuk system pengelolaan sampah, seperti
pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan akhir sampah, khususnya dalam
skala kawasan komersial.
Pembiayaan melalui kerjasama pemerintah dan swasta ini sudah pernah
dijajagi oleh Pemerintah Kabupaten Badung namun belum terrealisasi dikarenakan
persyaratan dan manfaat serta resiko yang ditimbulkan masih belum menunjukkan
hasil yang maksimal bagi masyarakat. Namun demikian pembiayaan melalui
kerjasama pemerintah dan swasta dapat terus dilanjutkan guna dapat memenuhi
pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang Cipta Karya.
5.3.3. Pembiayaan dari CSR
Pembiayaan dari Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu
alternatif pembiayaan pembangunan Bidang Cipta Karya. Saat ini belum diperoleh
data pembangunan Bidang Cipta Karya di Kabupaten Badung yang dibiayai dari
CSR. Namun berdasarkan data kegiatan CSR Bank Pembangunan Daerah Bali
dapat menjadi bahan pertimbangan untuk diarahkan menjadisumber pendanaan
pembangunan Bidang Cipta Karya. Adapun CSR Bank Pembangunan Daerah Bali
tahun 2017 (total CSR : Rp.8 Milyar),meliputi :
-

Pendidikan (beasiswa)

-

Kesehatan (Sarana transportasi kesehatan, Alat kesehatan)

-

Olahraga (Sarana Olahraga)

-

Seni & Budaya (Sarana Seni dan budaya)

-

Sosial (Pembangunan tempat ibadah, Rehabilitasi rumah masyarakat /
Bantuan bedah Rumah, Bantuan kepada Penyandang Disabilitas, Bantuan
Bencana Alam)

-

Pelestarian Alam dan Lingkungan
Kebersihan, Penanaman Pohon)

-

Pemberdayaan Masyarakat (Kemitraan);

-

Sarana dan Prasarana Umum

(Pembangunan

taman,

Sarana

5.4. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

V - 7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya DI Kabupaten Badung dilakukan
dengan beberapa hal yaitu :
1. Peningkatan DDUB, melalui pengalokasian DDUB untuk setiap tahun anggaran sesuai
dengan arah pembangunan Bidang Cipta Karya yang telah disepakati;
2. Peningkatan Penerimaan Daerah dan Efisiensi Penggunaan Anggaran,melalui:
 Intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak, retribusi dan lain-lain
pendapatan daerah;
 Menetapkan prioritas pembangunan, mengurangi kegiatan yang tidak
prioritas (money follow program);
 Memperbaiki struktur anggaran dengan meningkatkan proporsi belanja
langsung.
3. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, melalui:
 Pengembangan penerimaan dari perusahaan milik
pengelolaan BUMD yang lebih efisien dan profesional.

daerah,

melalui

 Peningkatan investasi PDAM fokus pada perluasan sambungan rumah.
4. Peningkatan peran masyarakat dan dunia
pembangunan bidang Cipta Karya, melaui :

usaha

dalam

pembiayaan

 pembangunan Bidang Cipta Karya yang inklusif;
 Pemanfataan dana CSR untuk kegiatan pembangunan Bidang Cipta Karya
5. Pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur
permukiman yang sudah ada, melalui penyediaan anggaran rutin;
6. Pengembangan infrastruktur skala regional, melalui kerjasama yang sinergis
antar wilayah Kabupaten/Kota.

V - 8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017