A. ANAS RUDIN NIM.11613009 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017 - PEMBELAJARAN SIKAP SOSIAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR PADA SISWA KELAS B DI TK PANCASILA KEC.
PEMBELAJARAN SIKAP SOSIAL MELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL GOBAK SODOR PADA SISWA KELAS B DI TK
PANCASILA KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
A. ANAS RUDIN
NIM.11613009
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
MOTTO
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh294, dan teman sejawat, ibnu sabil295 dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga- banggakan diri,……….
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
Ayah & Ibu, Terima kasih atas doa, pengorbanan, dorongan dan
kesabarannya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Pembelajaran Sikap Sosial Melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor Pada Siswa Kelas B di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ”.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan di akhirat.
Di dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan belajar pada penelitian.
2. Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Islam Anak Usia Dini yang telah memberikan izin penyusunan penelitian.
4. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Dra. Siti Farikhah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi motivasi dan bimbingan terutama pada saat-saat pergantian semester.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik dan memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis, edukatif, dan inovatif selama berada di lingkungan Kampus IAIN Salatiga.
7. Bu Ismaiyah, S.Pd. AUD, selaku Kepala Sekolah TK Pancasila Ngampin, Ambarawa. yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Siswa-Siswi kelompk TK B Pancasila Ngamping Ambarawa 9. Teman-teman PIAUD 2013 yang selalu bersama dalam suka dan duka.
10. Seluruh siswa kelas TK B Pancasila Ngampin Ambarawa. yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, Agustus 2017 Penulis,
A. Anas Rudin
ABSTRAK
Rudin, Abdullah Anas. 2017. Pembelajaran Sikap Sosial Melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor Pada Siswa Kelas B di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa.M.Pd.
Kata Kunci : Sikap Sosial, Permainan Tradisional
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan rendahnya sikap sosial siswa di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Atas dasar tersebut peneliti merasa ingin dan perlu memberikan motivasi juga inovasi kepada guru-guru di TK Pancasila, terutama dalam rangka meningkatkan sikap sosial siswa melalui kegiatan permainan, dalam hal ini gobak sodor. Hal tersebut dengan pertimbangan, bahwa gobak sodor merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang dapat menumbuhkan sikap sosial pada anak salah satunya.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi menggunakan sebagai instrumen penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan pre dan
cheklist
post , yaitu sesudah dan sebelum penelitian dilaksanakan subjek penelitan ini
adalah kelas B sebanyak 19 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan, dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 pada bulan Maret 2017. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi selama tindakan permainan dan pembelajaran berlangsung.
P ermainan tradisional “gobak sodor” dapat dijadikan sebagai pembelajaran sikap sosial siswa Kelas B di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, ditunjukkan nilai p-value (0,000) < 0,05. Selain itu juga ditunjukkan dari hasil analisis statistik deskriptif dimana pada awal penilaian (pre test) mayoritas siswa dinilai memiliki sikap sosial yang kurang (17 orang atau 89,50%) dan minoritas siswa dinilai memiliki sikap sosial cukup (2 orang atau 10,50%), sedang pada akhir penilaian (post test), mayoritas siswa dinilai memiliki sikap sosial yang cukup (10 orang atau 52,60%), baik (7 orang atau 36,80%), sementara 1 orang siswa lainnya (5,30%) dinilai memiliki sikap sosial yang sangat baik, dan hanya 1 siswa saja (5,30%) yang dinilai memiliki sikap sosial yang kurang. Hal tersebut membuktikan bahwa secara deskriptif terdapat peningkatan sikap sosial siswa setelah dilakukan permainan Gobag Sodor.
DAFTAR ISI
LOGO ................................................................................................................... i HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v MOTTO ................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6 D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 7 E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7 F. Definisi Operasional ....................................................................................... 9 G. Metode Penelitian ........................................................................................... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sikap Sosial .................................................................................................... 17 B. Permainan Tradisional ................................................................................... 20 C. Hubungan Permainan Tradisional Gobak Sodor dengan Sikap Sosial ........... 43
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian .............................................................................. 48 B. Deskripsi Data Penelitian ................................................................................ 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Normalitas Data ....................................................................................... 55 B. Uji Paired t-Test (Uji t untuk Sampel Berpasangan/Dependen) .................... 56 C. Pembahasan ................................................................................................... 57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................... 65 B. Saran ............................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel ..........................................................................
11 Tabel 3.1 Fasilitas Yang Dimiliki Sekolah ......................................................................
51 Tabel 3.2 Jenis Kelamin Siswa TK Kelas B ....................................................................
52 Tabel 3.3 Penilaian Awal (pre test) Sikap Sosial .............................................................
53 Tabel 3.4 Penilaian Akhir (post test) Sikap Sosial ............................................................
54 Tabel 4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ..........................................................
55 Tabel 4.2 Hasil Analisis Paired Sample t-test ..................................................................
56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Lapangan Gobak Sodor ............................................................................... 37Gambar 2.2. Tim Serang Berusaha Memasuki Lapangan ................................................ 38Gambar 2.3. Tim Serang Berusaha Memasuki Lapangan ................................................ 39Gambar 3.1. Struktur Organisasi TK Pancasila ............................................................... 49Gambar 4.1. Grafik Penilaian Pre dan Post Sikap Sosial Siswa ...................................... 61BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia secara umum masih dititikberatkan
pada kecerdasan kognitif. Hal ini dapat dilihat dari orientasi sekolah-sekolah yang ada masih disibukkan dengan ujian, mulai dari ujian mid, ujian akhir hingga ujian nasional. Ditambah latihan-latihan soal harian dan pekerjaan rumah untuk memecahkan pertanyaan di buku pelajaran yang biasanya tak relevan dengan kehidupan sehari hari para siswa. Saatnya para pengambil kebijakan, para pendidik, orang tua dan masyarakat senantiasa memperkaya persepsi bahwa ukuran keberhasilan tak melulu dilihat dari prestasi angka- angka. Hendaknya institusi sekolah menjadi tempat yang senantiasa menciptakan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk membangun dan membentuk karakter.
Dalam Islam konsep karakter merupakan konsep yang dapat dipersamakan dengan konsep akhlak. Adapun tokoh-tokoh yang dikenal dalam pengembangan konsep tersebut, yaitu Ibnu Miskawaih, Al-Qabisi, Ibn Sina, Al-Ghazali dan Al-Zarnuji, dalam kajian mereka menunjukkan bahwa tujuan puncak pendidikan akhlak adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku anak didik. Karakter positif ini tiada lain adalah penjelmaan sifat- sifat mulia Tuhan dalam kehidupan manusia (Ilyas, 2007). Adapun salah satu bentuk karakter yang penting untuk dibangun adalah tunbuhnya sikap sosial dalam diri siswa yang positif.
Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang- ulang (Abu Ahmadi, 2007:152). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rufaida (2013), bahwa sikap sosial sangat dibutuhkan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Sikap sosial merupakan suatu tindakan seseorang untuk hidup dalam masyarakatnya seperti saling membantu, saling menghormati, saling berinteraksi, dan sebagainya. Sikap sosial perlu dikembangkan karena dapat menciptakan suasana hidup yang damai, rukun, nyaman, dan tentram.
Sikap sosial yang muncul dalam diri siswa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Lingkungan tersebut berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Apabila lingkungan sosial yang dimaksud memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang (Danim, 2011). Namun sebaliknya, apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, maka sikap sosial anak cenderung menampilkan perilaku yang menyimpang.
Di sekolah, guru memiliki peran penting dalam mengembangkan sikap sosial siswa. Guru dapat membantu siswa dalam menggunakan seluruh potensinya untuk mencapai aktualisasi diri yang maksimal. Ketika berada di ruang kelas, guru memegang peranan penting dalam mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, termasuk pengembangan sikap sosialnya. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, hal yang demikian bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Tahun 2003).
Pentingnya sikap sosial yang positif juga disinggung dalam Qs. Surah Al A
’raf ayat 199 Artinya:
Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang mengerjakan yang ma’ruf serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh (DEPAG RI, Edisi Baru
Revisi Terjemahan 1989).
Penggalan ayat tersebut menerangkan tentang salah satu bentuk sikap sosial yang positif, berupa seruan kepada setiap manusia untuk memberi maaf kepada sesama yang telah berbuat salah. Dijelaskan oleh Sudiro (1990:149), dalam memberi maaf, semua luka dan penderitaan dikorbankan dalam arti dilepaskan. Dengan tumbuhnya sikap pemaaf dalam diri seseorang, maka akan terjadi hubungan yang harmonis dengan sesama.
Taman Kanak-Kanak merupakan wadah bagi anak belajar sambil bermain yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada anak untuk belajar bersosialisasi melalui kegiatan bermain, dimana kegiatan dilakukan lebih pada situasi yang agak formal dan berstruktur sesuai dengan ukuran kurikulum yang berlaku dan sudah pasti kurikulum Taman Kanak-Kanak. Di Taman Kanak-Kanak anak secara bertahap diperkenalkan, diajarkan, dan dituntut untuk mengikuti berbagai keharusan yang kelak di Sekolah Dasar dia temui dengan sikap dan cara yang menarik, yaitu belajar sambil sambil bermain (Sari, 1996: 83; Hamdanah, 2005:58).
Ki Hajar Dewantara (1977:243) mengatakan bermain merupakan kegiatan keseharian setiap anak. Hal yang serupa diungkapkan oleh Tedjasaputra (2001:14) dimana bermain adalah dunia kerja anak usia prasekolah dan menjadi hak setiap anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bermain pada masa kanak-kanak merupakan kegiatan keseharian sebagai dasar pembelajaran yang dilakukan dengan serius oleh setiap anak secara alamiah mengenai diri sendiri dan lingkungannya dan pekerjaan anak yang menunjukkan tingkah laku yang menyenangkan, dinamis, aktif, dan konstruktif.
Hasil observasi prapenelitian di TK Pancasila ditemukan bahwa kegiatan bermain bukanlah salah satu metode yang sering dilakukan. Hasil pengamatan ditemukan masalah tentang sikap sosial siswa, seperti: siswa yang cenderung senang bermain sendiri di dalam kelas, tidak mau mendengarkan apa yang disampaikan guru, tidak mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan anak lain, suka mengganggu anak lain, sukar diatur, dan suka membantah. Atas dasar tersebut peneliti merasa ingin dan perlu memberikan motivasi juga inovasi kepada guru-guru di TK Pancasila, terutama dalam rangka meningkatkan sikap sosial anak melalui kegiatan permainan.
Salah satu jenis permainan tradisional yang dapat menumbuhkan sikap sosial pada anak salah satunya adalah gobak sodor (Wahyuni, 2009 ; Hanrianto, 2014). Pemilihan permainan sodor berdasarkan pertimbangan, sebagaimana pendapat Husna (2009) dalam Hanrianto (2014), bahwa permainan sodor membutuhkan strategi yang bagus, ketangkasan, kerjasama, kepemimpinan, kejujuran, serta wawasan yang bagus dalam memainkannya.
Gobag Sodor merupakan permainan yang dilakukan dalam sebuah arena bujur sangkar yang dibatasi dengan garis kapur, terdiri dua team dengan masing-masing tiga orang penjaga, satu team bermain sebagai penjaga dan team lawan bermain sebagai pemain, secara bergantian setiap anggota team pemain akan berusaha mencapai garis belakang arena (the door) dan anggota team penjaga akan mencegahnya. Jika pemain tersentuh penjaga, maka kedua team bergantian sebagai pemain dan penjaga (Ariani, 1998:2).
Gobak sodor merupakan permainan olahraga beregu yang membutuhkan kerjasama tim dalam sebuah regu. Selain membutuhkan keterlibatan kerjasama antar individu dalam sebuah tim, permainan gobak sodor juga merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur gerak yang kompleks. Dalam pelaksanaannya pada permainan gobak sodor terlibat beberapa unsur penguasaan keterampilan diantaranya penguasaan keterampilan teknik, keterampilan taktik, keterampilan fisik, serta mental (Ariani, 1998:2).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa permainan gobak sodor dapat memberikan banyak manfaat bagi siswa, diantaranya adalah menumbuhkan sikap sosial pada anak. Hal inilah yang menjadikan alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Sikap Sosial Melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor Pada Siswa Kelas B di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah permainan tradisional gobak sodor dapat dijadikan sebagai pembelajaran sikap sosial Siswa Kelas B di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui apakah permainan tradisional “gobak sodor” dapat dijadikan sebagai pembelajaran sikap sosial siswa Kelas B di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian dan harus diuji kebenarannya lewat pengumpulan data-data dan penganalisaan data penelitian (Azwar, 2003 : 49).
Dalam penulisan ini, hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: Permainan tradisional gobak sodor dapat dijadikan sebagai pembelajaran sikap sosial siswa Kelas B di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dan memberikan sumbangan bagi pendidikan khususnya terkait dengan masalah “Pembelajaran Sikap Sosial Melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor Pada Siswa Kelas B di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi TK Pancasila
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi tentang pentingnya permainan tradisional khususnya gobak sodor sebagai upaya untuk meningkatkan sikap sosial siswa. 2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan khususnya bagi pihak pengelola sekolah tentang pentingnya pentingnya permainan tradisional khususnya gobak sodor sebagai upaya untuk meningkatkan sikap sosial siswa.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana implementasi/penerapan teori-teori yang selama ini diperoleh selama perkualiahan dengan kondisi nyata di lapangan khususnya terkait dengan peningkatkan sikap sosial siswa TK melalui permainan tradisional, khususnya gobak sodor.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengambil topik yang sama tentang peningkatan sikap sosial siswa melalui permainan tradisional.
F. Definisi Operasional
1. Sikap Sosial
Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang (Ahmadi, 2007: 152).
Penelitian terbaru mengatakan bahwa pada diri anak tertanam sejak lahir untuk berhubungan dengan orang lain, dan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan yang nyaman dengan keluarga, teman, sekolah dan masyarakat cenderung untuk tidak berbuat nakal. Untuk itu kontribusi anggota komunitas mereka sangat menentukan anak dalam belajar keterampilan sosial dan kehidupan yang diperlukan (Jane Nelsen dalam Hidayat, Danarti, dan Darwati, 2016).
Dikemukan oleh Jane Nelsen dalam Hidayat, Danarti, dan Darwati (2016), bahwa untuk menilai sikap sosial siswa dapat merujuk pada unsur-unsur sebagai berikut, yaitu: 1) Anak memiliki kenyamanan dalam hubungan sosial, hal tersebut tampak pada sikap anak yang ikut memiliki, dan diakui keberadaannya oleh rekan-rekannya, 2) Anak memiliki kemampuan untuk saling menghormati dan saling menggembirakan, hal tersebut tampak dari sikap anak yang dapat ramah dan tegas dalam waktu bersamaan, 3) Anak memiliki keterampilan sosial dan life skill yang baik, hal tersebut tampak dari sikap anak yang menghormati, peduli terhadap orang lain, mampu memecahkan masalah, mampu bekerja sama, dan mampu memberikan kontribusi, 4) Anak memiliki kemampuan untuk menumbuhkan potensinya, hal tersebut nampak pada sikap anak untuk berusaha menggunakan kekuatannya sendiri mandiri dan konstruktif.
2. Gobag Sodor
Gobag Sodor merupakan permainan yang dilakukan dalam sebuah arena bujur sangkar yang dibatasi dengan garis kapur, terdiri dua team dengan masing-masing tiga orang penjaga, satu team bermain sebagai penjaga dan team lawan bermain sebagai pemain, secara bergantian setiap anggota team pemain akan berusaha mencapai garis belakang arena (the door) dan anggota team penjaga akan mencegahnya (Ariani, 1998:2).
Untuk mempermudah menjelaskan variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini maka peneliti membuat tabel 1.1 seperti berikut ini:
Tabel 1.1. Definisi Operasional Variabel No Variabel Indikator Sub Indikator Skala UkurGobag Sodor
1
2 Sikap Sosial
a. Sikap anak yang ikut Likert (STS-
1. Anak memiliki memiliki team. SS), dimana kenyamanan b. Keradaan anak diakui oleh STS= 1, dan dalam hubungan rekan-rekan teamnya. SS= 4 sosial Sikap anak yang dapat ramah Anak memiliki 2. dan tegas dalam waktu kemampuan bersamaan untuk saling menghormati dan saling menggembirakan
a. Sikap anak yang
3. Anak memiliki menghormati rekan keterampilan permainan. sosial dan life b. Peduli terhadap rekan team. skill yang baik
c. Mampu memecahkan masalah pada team.
d. Mampu bekerja sama dengan rekan team e. Mampu memberikan kontribusi pada team dengan baik.
a. Sikap anak yang mandiri.
4. Anak memiliki
b. Sikap anak yang kontruktif kemampuan selama permainan untuk berlangsung menumbuhkan potensinya
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian ini merupakan eksperimen kuasi (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasikan semua variabel yang relevan (Emzir, 2012:96).
Jenis penelitian desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu kelompok prates postes (The One Group Pretest Posttest)
(Emzir, 2012:96). Rancangan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: O
1
( X ) O
2 Keterangan:
X = Perlakukan O
1 = Pretest
O
2 = Posttest 2.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di TK Pancasila Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian Maret 2017.
3. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti (Supramono dan Sugiarto, 2003 : 2). Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa Kelas B di TK Pancasila yang berjumlah 19 orang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya (Supramono dan Sugiarto, 2003 : 13).
Mengingat jumlah populasi yang kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel, sehingga penelitian ini dinamakan penelitian populasi/sensus (Arikunto, 2003 : 67). Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 19 orang siswa Kelas B di TK Pancasila.
4. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa check list.
Check list adalah suatu daftar pengecek, berisi nama subjek, dan
beberapa gejala/identitas lainnya dari sasaran pengamatan. Pengamat tinggal memberikan tanda check (X) pada daftar tersebut yang menunjukkan adanya gejala/ciri dari sasaran pengamatan (Notoatmodjo, 2002:116).
Check list dalam hal ini digunakan sebagai lembar penilaian
sikap sosial siswa saat melakukan permainan gobak sodor. Adapun dalam dalam hal ini yang dinilai adalah:
1. Anak memiliki kenyamanan dalam hubungan sosial
a.
Sikap anak yang ikut memiliki team.
b.
Keberadaan anak diakui oleh rekan- rekan teamnya.
2. Anak memiliki kemampuan untuk saling menghormati dan saling menggembirakan Sikap anak yang dapat ramah dan tegas dalam waktu bersamaan
3. Anak memiliki keterampilan sosial dan life skill yang baik a. Sikap anak yang menghormati rekan permainan.
b. Peduli terhadap rekan team.
c. Mampu memecahkan masalah pada team.
d. Mampu bekerja sama dengan rekan team
e. Mampu memberikan kontribusi pada team dengan baik.
4. Anak memiliki kemampuan a. Sikap anak yang mandiri.
untuk menumbuhkan potensinya
b. Sikap anak yang kontruktif selama permainan berlangsung
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti di dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: observasi. Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2009:158). Untuk kepentingan observasi tersebut peneliti menggunakan alat bantu berupa check list. Check list adalah suatu daftar pengecek, berisi nama subjek, dan beberapa gejala/identitas lainnya dari sasaran pengamatan. Pengamat tinggal memberikan tanda
check (X) pada daftar tersebut yang menunjukkan adanya gejala/ciri dari sasaran pengamatan (Notoatmodjo, 2002:116).
6. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini data hasil penelitian akan dilakukan analisis statistik deskriptif, dan menggunakan analisis Paired Sample T-test atau
Wilcoxon . Berikut penjelasannya,
a. Statistik Deskriptif
Untuk mempermudah pembahasan mengenai penilaian pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini dengan menggunakan skala Likert, dimana masing-masing pernyataan diberikan 4 (empat) pilihan jawaban dengan ketentuan sebagai berikut: sangat tidak setuju (STS) bernilai 1, tidak setuju (TS) bernilai 2, setuju (S) bernilai 3, dan sangat setuju (SS) bernilai 4.
Untuk mengetahui kriteria tanggapan responden terhadap variabel penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut:
( NT Ntr ) 1 (
40 10 )
1 Interval 7 ,
75
8
4
4 Keterangan:
NT : Nilai tertinggi (Skor tertinggi x Jumlah Pernyataan) Ntr : Nilai terendah (Skor terendah x Jumlah Pernyataan)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh range nilai distribusi frekuensi di bawah ini:
Kriteria Penilaian
10 : Kurang
- – 17 18 : Cukup – 25 26 : Baik – 33 34 : Sangat Baik – 40
Langkah selanjutnya adalah menganalisis dan menginterpretasikan hasil penelitian dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi kelompok untuk nilai rata-rata penilaian kedisiplanan siswa per indikator, 2) Memberikan interpretasi berdasarkan kategori yang sudah dibuat.
b. Analisis Statistik
Analisis data secara statistik digunakan untuk mendukung hasil analisis deskriptif secara empirik. Analisis data pada penelitian ini menggunakan hasil pre dan post perlakuan dengan Paired Sample
T-test bila distribusi data normal atau menggunakan Wilcoxon jika data berdistribusi tidak normal (Supramono dan Sugiarto, 2003:197).
Normalitas data dapat diuji dengan uji normalitas Kolmogorov
Smirnov (Ghozali, 2004:114). Hipotesis dalam penelitian ini
diterima, jika nilai sig. hasil penelitian atau p-value < α=5%.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sikap Sosial
1. Pengertian Sikap Sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang.
Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Sikap merupakan suatu perbuatan atau tingkah laku sebagai reaksi (respons) terhadap sesuatu rangsangan atau stimulus, yang disertai dengan pendirian dan perasaan orang itu. Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan dan juga situasi lingkungan. Demikian pula sikap pada diri seseorang terhadap sesuatu perangsang yang sama mungkin juga tidak selalu sama.
Bagaimana sikap kita terhadap berbagai hal di dalam hidup kita, adalah termasuk ke dalam kepribadian kita. Di dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan perkembangan (Purwanto, 2003, dalam Panggabean, 2008).
Harvery dan Smith dalam Ahmadi (2007: 150) mendefinisikan sikap sebagai kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi. Sedang menurut Atkinson dkk dalam Taufiq (2008: 371) mengemukakan sikap meliputi rasa suka dan tidak suka; mendekati atau menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan aspek lingkungan yang dapat dikenal lainnya, termasuk gagasan abstrak, dan kebijakan sosial.
Menurut Davidoff dalam Juniati (1991: 333), sikap adalah konsep evaluatif yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan pola pikiran, perasaan, dan perilaku. Sementara menurut Gamea & Faustino dalam Martini (2007) mendefinisikan sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui pengalaman, yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek, dan keadaan.
Dari beberapa pengertian sikap yang dikemukan tersebut di atas, meskipun ada beberapa perbedaan pcngertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pengertian sikap sebagai kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif.
2. Pengertian Sikap Sosial
Ahmadi (2007:152) mendefinisikan sikap sosial sebagai kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang- ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya.
Objeknya adalah objek sosial (banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang. Misalnya sikap masyarakat terhadap bendera kebangsaan, mereka selalu menghormatinya dengan cara khidmat dan berulang-ulang pada harihari nasional di negara Indonesia. Contoh lainnya sikap berkabung seluruh anggota kelompok karena meninggalnya seorang pahlawannya.
Adi (1994:179) mendefinisikan sikap sosial sebagai sikap yang diyakini (dianut) sekelompok orang terhadap suatu objek. Chaplin dalam Kartini Kartono (2006: 469) mendefinisikan social attitudes (sikap sosial) yaitu (1) satu predisposisi atau kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain; (2) satu pendapat umum; dan (3) satu sikap yang terarah kepada tujuan-tujuan sosial, sebagai lawan dari sikap yang terarah pada tujuan-tujuan prive (pribadi).
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain dan mementingkan tujuan-tujuan sosial daripada tujuan pribadi dalam kehidupan masyarakat. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah menunjukkan sikap terbuka pada teman, membentuk pendapat secara jelas, melakukan sesuatu dengan kerjasama, menunjukkan sikap peduli kepada teman, merasakan apa yang dirasakan teman, membangun suasana yang komunikatif, melaksanakan tanggung jawab, mendengarkan pendapat teman, menghargai orang lain, dan menunjukkan sikap suka menolong teman.
3. Pembentukan Sikap Sosial
Seperti halnya kemampuan yang lain yang dimiliki oleh manusia sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ahmadi (2007:156) menyebutkan bahwa sikap timbul karena adanya stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan, misalnya: keluarga, sekolah, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembangannya, sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek..
Pendapat tersebut di atas senada dengan apa yang dikemukan oleh Baron dan Byrne dalam Ratna Djuwita dkk (2009: 123), bahwa salah satu sumber penting yang dapat membentuk sikap yaitu dengan mengadopsi sikap orang lain melalui proses pembelajaran sosial.
Pandangan terbentuk ketika berinteraksi dengan orang lain atau mengobservasi tingkah laku mereka. Pembelajaran ini terjadi melalui beberapa proses yaitu:
a. Classical conditioning yaitu pembelajaran berdasarkan asosiasi, ketika sebuah stimulus muncul berulang-ulang diikuti stimulus yang lain, stimulus pertama akan dianggap sebagai tanda munculnya stimulus yang mengikutinya.
b. Instrumental conditioning yaitu belajar untuk mempertahankan pandangan yang benar.
c. Observational learning yaitu pembelajaran melalui observasi/belajar dari contoh, proses ini terjadi ketika individu mempelajari bentuk tingkah laku atau pemikiran baru dengan mengobservasi tingkah laku orang lain.
d. Perbandingan sosial yaitu proses membandingkan diri dengan orang lain untuk menentukan pandangan kita terhadap kenyataan sosial benar atau salah.
Sama halnya dengan Sears dkk dalam Adryanto dan Soekrisno (2009:
198) menyatakan “suatu model tentang situasi perubahan sikap yang mengklasifikasikan berbagai kemungkinan pengaruh terhadap seseorang dipandang dari sudut komunikasi dan situasi”. Terjadinya perubahan sikap akan semakin besar apabila sumber dapat dipercaya dan secara umum disukai oleh orang tersebut. Pengulangan pesan merupakan sesuatu yang penting apabila perubahan sikap dipertahankan. Pengulangan yang terlalu banyak akan menimbulkan kebosanan dan mengurangi dukungan terhadap perubahan sikap.
Dengan begitu maka terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap sosial, yaitu: a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri.
Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh dari luar yang biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatian.
b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia.
Faktor ini berupa interaksi sosial di dalam maupun di luar kelompok. (Ahmadi, 2007: 157).
Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk karena hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi, dan sebagainya. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari banyak memiliki peranan seperti lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini pembentukan sikap dengan menggunakan pendekatan permainan tradisional gobag sodor, melalui permainan ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap sosial siswa, sebab dalam permainan ini dilakukan secara berkelompok atau team.
Sehingga kelompok yang ingin memenangkan permainan perlu melakukan kerjasama yang baik dengan team atau kelompoknya.
Untuk melakukan kerjasama yang baik tentu diperlukan sikap-sikap sosial yang baik oleh sesama anggota team, hal tersebut akan tampak dari sikap anak yang ikut memiliki, dan diakui keberadaannya oleh rekan-rekannya, sikap anak yang dapat ramah dan tegas dalam waktu bersamaan, sikap anak yang menghormati, peduli terhadap orang lain, mampu memecahkan masalah, mampu bekerja sama, dan mampu memberikan kontribusi, sikap anak untuk berusaha menggunakan kekuatannya sendiri mandiri dan konstruktif (Jane Nelsen yang dikutip Hidayat, Danarti, dan Darwati, 2016).
4. Sikap sosial dalam konsep Islam
Sikap sosial dalam konsep Islam juga dipandang merupakan hal yang penting sangat penting. Hal tersebut dapat dilihat beberapa surat dalam Al Qur’an yang menekankan bersikap sopan santun terhadap sesama umat manusia, memberi maaf kepada orang lain yang berbuat salah, dan saling tolong menolong terhadap sesama. Hal-hal tersebut dapat dilihat dalam Surat Al Qolam ayat 4, Surat Al A
’raf ayat 199, dan Surat Al Maidah ayat 2. a. Adab atau sopan santun Adab atau sopan santun terhadap sesama umat manusia merupakan ajaran islam, yang telah diajarkan Nabi Muhammad
SAW terhadap umat islam dengan bersikap ramah, sopan santun, serta lemah lembut terhadap teman adalah seperti apapun yang dilakukan nabi, sehingga Nabi mendapat julukan uswatun hasanah, karena beliau adalah orang yang paling berakhlak mulia.
Sebagaimana firman Allah dalam Qs. Surah Al Qolam ayat 4, berikut kutipannya: Artinya:
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (DEPAG RI, Edisi Baru Revisi Terjemahan 1989).
b. Memberi maaf kepada sesama Pemberi adalah sesuatu perbuatan yang terpuji. Apalagi memberi maaf kepada teman yang telah berbuat salah. Dalam memberi maaf, semua luka dan penderitaan dikorbarkan dalam arti dilepaskan (Sudiro, 1990: 149). Dengan sikap pemaaf, maka akan terjadi hubungan yang harmonis terhadap teman, sehingga dalam berteman akan banyaklah teman. Sebagaimana firman Allah dalam Qs. Surah
Al A’raf ayat 199, berikut kutipannya : Artinya:
Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh
(DEPAG RI, Edisi Baru Revisi Terjemahan 1989).
c. Hidup saling tolong menolong Tidak selamanya orang hidup berada dalam kecukupan dan kelebihan. Suatu saat, ia pasti mengalami kekurangan yang membutuhkan uluran tangan orang lain. Pada saat inilah peran teman sangat dibutuhkan. Bisa saja ia butuh bantuan materi seperti uang, barang, dan yang lainya, atau bantuan nonmateri seperti gagasan, dukungan, doa, dan yang lainnya. Akhlak islam juga mengajarkan bahwa orang yang berbeda dalam kesusahan harus dibantu dengan semampunya (Salamilloh, 2008: 98).
Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan, hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah saw. d alam hadis berikut, “Tolonglah saudaramu, ketika ia berlaku zalim atau dizalimi”. Rasulullah saw. ditanya tentang cara menolong orang yang zalim. Beliau bersabda, “Engkau melarangnya berbuat zalim dan mencegahnya. Itulah pertolonganmu terhadapnya” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
Begitu pula Allah telah memerintahkan umat manusia untuk tolong-menolong sebagaimana firman Allah dalam Qs.
Surah Al Maidah ayat 2, berikut kutipannya:
Artinya:
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar- syi'ar Allah, & jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang, dan binatang- binatang dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu, dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka), dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kpd Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (DEPAG RI, Edisi Baru Revisi Terjemahan 1989).