JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA 2008

  PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PENYULUHAN DI SEKOLAH TERHADAP SIKAP KEMANDIRIAN ANAK (Study kasus Pada Siswa MTs ASWAJA) Kec. Tengaran Tahun 2008

  SKRIPSI Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Saijana Agama Islam

  O leh: ARFIATUN NIM : 11406003

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA 2008

  

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI

SALATIGA

Jin. Stadion No.2 Salatiga Telp. (0298) 323706

  

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : ARFIATUN dengan Nomor Induk Mahasiswa 11406003 yang

berjudul “PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PENYULUHAN D1 SEKOLAH

  TERHADAP SIKAP KEMANDIRIAN ANAK”.

  Telah dimanaqosah dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Senin yang bertepat dengan tanggal 25 Agustus

2008.

  Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 25 Agustus 2008

Panitia Ujian

Sekretaris Sidang

  Imam Sutomo. M.Ag Dr. H.Muh Saerozi.M.Ag NIP. 150216814 NIP. 1502647014 Penguji I

  Penguji II Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA.

  Dra. Sifi Asdiaoh NIP. 150182686 NIP. 150267136

v Drs. HM Banany Dosen Stain Salatiga Jin Tentara Pelajar No.02 Salatiga Telp. (0298) 323706, 323444 Kode Pas 50712 Lembar Persetujuan Pembirobing.

  Hal : Naskah Skripsi Salatiga. 13 Agustus 2008 Sdri. Arfiatun Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga

  Di Tempat.

  AssalamiTalaikam Wr. Wb.

  Setelah kami menHiti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah Saudari; Nama :ARFIATUN i 1 Nim : 11406003 Jurusan :Tarb:yah Progdi :Pendidikan Agama Islam

  Judul : PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PENYULUHAN DI SEKOLAH TERHADAP SIKAP KEMANDIRIAN ANAK Dengan ini kami mohon agar naskah Skripsi tersebut dapat segera di Munaqosahkan.. Demikian harap menjadi perhatian. Wassalamu'alaikum Wr. Wr

  

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA

Jin. Tentara Pelajar No.02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721

_______ http ://!

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian

materi-materi ini berisi bukan pemikiran-pemikiran orang lain, kecuali informasi yang

dijadikan bahan sebagai rujukan.

  Apabila dikemudian hari terdapat materi atau pemikiran-pemikiran orang lain diluar

referensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggung jaw abkan

kembali keasliannya di hadapan sidang munaqosah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, U-3, .A g u S .tu s...., 2008 Arfiatun Nim :11406003

vi

  

ABSTRAKS

Arfiatun, 2008. hubungan Layanan Bimbinga Penyuluhan Terhadap Kemandirian

Anak. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam

  Negri Salatiga Jawa Tengah. Pembimbing Drs H.M Banany.

Latar belakang penelitian didasarkan pada realita bahwa adanya kejadian khusus tentang

sikap kemandirian anak.

  Kemandirian yang dimaksud adalah dapat mengurus keperluan diri sendiri tanpa

bergantung pada orang lain, dengan adanya prinsip bahwa setiap orang harus

bertanggung jaw ab sendiri atas segala tingkah lakunya.

Upaya mendeflnisikan kemandirian dan proses perkembangannya yang sedemikian

lamanya telah dikembangkan oleh para ahli.

  Dengan menggunakan sudut pandang ini Durkhaim berpendapat bahwa kemandirian

tumbuh dan berkembang karena dua faktor yang menjadi proses bagi kemandirian anak :

  1. Disiplin, yaitu ada aturan bertindak dan otoritas.

  2. Komitmen terhadap kelompok..

vii

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah robbi yang senantiasa memberikan hidup kepada manusia menuju kebaikan, dan syukur terdalam penulis haturkan kepada- Nyya.

Salam untuk rosul junjungan tercinta, petuniuk umat manusia sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang beijudul “ Hubungan bimbingan Penyuluhan Terhadap

Sikap Kemandirian Anak Penulis menyadari, tanpa bantuan dari berbagai pihak baik materia dan spiritual,

skripsi ini tidak akan selesai sesuai dengan targetnya. Oleh sebab itu dengan kerendahan

hati dan dengan ketulusan penulis mengahturkan banyak terima kasih kepada :

Ketua STAIN Salatiga Drs Imam Sutomo M,Ag yang telah memberi dukungan dari

berbagai segi.

  1. Dosen pembimbing Drs H.M Banany yang telah memberikan pengarahan kepada saya.

  2. Semua dosen STAIN yang telah sudi membimbing dari awal hingga akhir.

  3. Kepaia sekolah MTs Aswaja Muh Amin BA.

  4. Team perpustakaan yang telah memudahkan dan melayani dalam pencarian referensi.

  5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungannya.

  6. Rekan-rekanku sekelompok dan sejurusan. Dengan sedikit kemampuan yang ada penulis berusaha menyusun menyusun skripsi

dengan sebaik-baiknya. Namun dengan demikian, skripsi ini masih jauh dari

kesempumaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari para

pembacayang budiman, dan kesempumaan skripsi ini, semoga bermanfaan untuk

pembaca dan semuanya. Amin

  Salatiga, Z3. , 2009 ( Affiatun

vm

  

Lembar Persetujuan

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTARISI

ix

  

  

  

i

  DAFTAR GAMBAR GAMBAR I : GAMBAR DENAN SEKOLAHAN MTS ASWAJA xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka

  2. Table O f Product Moment

  3. Permohonan Ijin Penelitian

  4. Nota Pembimbing

  5. Surat Keterangan Penelitian

  6. Angket Bimbingan Penyuluhan

  7. Angket Sikap Kemandirian Anak

  8. Lembar Konsultasi xiii

  

MOTTO

fii j i k J v—ij x s Ajitxrt ( j t j . ( j l j bn ill (jllojU l

  

“ Dan bahwasanya tiada manusia itu memeperoleii selain apa yang telah di

usahakannya, dan sesungguhnya usaha itu kelak akan diperlihatkan dengan

suatu balasan yang sempuma ( Qs. An-Njm : 39-41)

  DAFTAR TABEL

  

TABEL VIII : JAWABAN ANGKET BIMBINGAN PENYULUHAN SISWA MTs ASWAJA

  TABEL X : JAWABAN ANGKET SIKAP KEMANDIRIAN SISWA MTs ASWAJA

  

  XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan proses pendidikan bagi siswa yang bertujuan untuk membentuk pribadi siswa menjadi lebih baik, berkembang daya berfikimya. Peranan bimbingan dan penayuluhan di sekolah sangat penting, bimbingan selain tempat pengaduan penyelesaian masalah - masalah yang barn dihadapi. Juga sampai pusat informasi tentang bagaimana seharusnya ia melangkah

  untuk mencapai cita-cita masa depannya, dan bagaimana ia bersikap dalam kondisi tertentu.

  Penerimaan siswa secara sungguh -sungguh terhadap pembimbing dan penyuluhan di sekolah yang dilakukan BP akan berdampak positif pada sikap kemandirian anak sekolah mendapat 'oantuan penyelesaian dari petugas BP di sekolah.

  Hal ini didasarkan pada kenyataan karena motifasi minat, cita - cita dan bakat serta kemampuan antara anak yang satu dengan yang lainnya tidak sama.

  Bagi anak yang mempunyai lemah motifasi, cita - cita tidak jelas, krisis individu dan sebagainya. Jelas perlu mendapat bimbingan dari guru BP di sekolahnya, memberikan altem atif pemecahan yang membantu mereka untuk

dapat melewati masa-masa sulit terutama, dalam hal adaptasi di lingkungan

sekolah.

  Yang menarik penulis untuk mengadakan pneiitian adalah karena penulis sebagai guru, penulis bisa mengetahui pembinaan layanan bimbingan penyuluhan dengan sikap kemandirian.

B. Rumusan Masalah

  Memperhatikan uraian dan latar belakang masalah diatas penulis akan mengemukakan beberapa poin yang menjadi permasalahaan, dalam pembahasan selanjutnya yaitu:

  

1. Bagaimana intensitas layanan bimbingan penyuluhan siswa MTS Aswaja

Tengaran

2. Bagaimana sikap kemandirian siswa MTS Aswaja

  3. Adakah pengaruh intensitas layanan bimbingan penyuluhan terhadap sikap kemandirian anak MTS Aswaja C. Tujuan Penelitian i

  Berdasarkan pokok permasalahan di atas, peneliti ini bertujuan untuk :

  a. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan penyuluhan di MTS ASWAJA.

  b. Mengetahui sikap kemandirian anak di MTS ASWAJA.

  c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan bimbingan penyuluhan dengan sikap kemandirian anak di MTS ASWAJA.

D. H ipotesis

  “Hipotesis adalah suatu pendapat yang kebenarannya masih sementara, sehingga perlu pengujian lebih lanjut. Berdasarkan uraian di atas, maka disini akan diajukan sebuah hipotesis sebagai berikut:

  

2

  “Ada pengaruh positif layanan bimbingan penyuluhan di sekolah terhadap sikap kemandirian” £ . Kegunaan Penclitian Diantara manfaat - manfaat penelitian yang penulis harapkan adalah sebagai berikut: l.Sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan , khususnya dibidang konseling.

2.Hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan pada penelitian lanjutan.

F. Definisi Istilab / Operasional

  a. Untuk menghindari kemungkinan teijadianya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata - kata yang i menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagaimana berikut: Pengaruh

  Yang dimaksud dengan pengaruh, adalah yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang berkuasa atau yang berkekuatan gaib. Yang dimaksud dengan kata “pengaruh” di sini adalah dengan adanya bimbingan penyuluhan di sekolah terhadap sikap kemandirian anak.

b. Bimbingan berasal dari bahasa Inggris guidance, yang artinya bantuan atau tuntunan, dan penyuluhan yang berasal dari bahasa Inggris counseling.

  Keduanya mempunyai arti yang identik yaitu dapat diartikan dapat menolong orang lain dan masyarakat agar mampu menganalisa masalah dan menetapkan sendiri keputusan terbaik dalam menyelesaikan masalah dan kesukaran - kesukaran yang dihadapi dengan menetapkan sendiri

  

3 keputusan terbaik dalam menyelesaikan masalah dan kesukaran yang dihadapi.

  Untuk mengukur pengaruh bimbingan dan penyuluhan,penulis tentukan dengan indikator sebagai berikut: 1) Memberikan bimbingan kepada semua siswa. 2) Memberikan teguran baik lisan maupun tulisan. 3) Pemberian sanksi atas pelanggaran. 4) Memanggil orang tua wali dan siswa. 5) Siswa berkonsultasi dengan guru jika ada masalah dengan belajamya .

  c. Kemandirian yang dimaksud adalah mengurus diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain, dengan adanya ketentuan prinsip bahwa setiap orang harus bertanggung jawab sendiri atas segala tingkah laku pikiran dan niatnya. Para siswa harus dididik memiliki kemampuan mengurusi dirinya sendiri untuk belajar sehingga segala persoalan yang dihadapi dapat dipertanggungjawabkan dengan baik secara pribadi. Dalam rancangan dalam metode penelitian kemandirian siswa, penulis batasi dengan indikator: a) Belajar dengan tekun.

  b) Menyelesaikan tugas - tugas yang diberikan.

  c) Menaati peraturan - peraturan yang ada.

  d) Tidak berkeluh kesah dalam melaksanakan tugas.

  e) Tidak merasa berat saat menghadapi ulangan.

  G. Metode Penelitian Dalam pembicaraan metodologi, dibahas beberapa komponen yang meliputi: Penelitian, Populasi dan Sampel Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data.

  

4 l.Populasi dan Sampel Populasi menurut Sutrisno Hadi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki atau sejumlah yang paling sedikit mempunyai sama.

  Adapun yang menjadi populasi siswa MTS ASWAJA 50 siswa, diambil semua karena kurang dari 100.

2.Pengumpulan Data

  a) .Metode Angket Metode ini disebut interviu secara tertulis dengn berbagai perbedaan angket yang biasa disebut quesioner . Sampel dihubungi melalui daftar pertanyaan peneliti.Metode ini diberikan dan diisi untuk memperoleh tentang sikap kemandirian terhadp layanan bimbingan dan penyuluhan.

  Tehnik angket sering disebut dengan interview tak langsung. Karena

i

tidak mengharuskan peneliti berhadapan langsung dengan responden.

  Tehnik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh layanan bimbingan penyuluhan dengan responden siswa MTS ASWAJA kelas 1 sampai kelas III.

  b) Metode Interviu atau Wawancara Suatu percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu , ini merupakan tanya jawab secara lisan dimana 2 (dua) orang atau lebih saling berhadapan secara lisan.

  Metode ini sebagai hal yang berkaitan terhadap sikap kemandirian anak dalam melakukan tugas - tugas belajar di sekolah maupun dirumah . Interviu dilakukan terhadap pengampu mata pelajaran yang ada di MTS ASWAJA.

  5

  3.Analisis Data Untuk mengaualisa data, penuiis gunakan tehnik Analisa Deskriptif, yakni data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa dengan teiinik prosentasi uniuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Untuk mencari ada tidaknya hubungan layanan bimbingan penyuluhan dengan sikap kemandirian anak.

  Penuiis menggunakan analisa prosentasi dengan rumus sebagai berikut: P = — xl00% N

  Keterangan : P = Angka Prosentasi F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya N = Jumlah siswa atau siswinya 100% = Bilangan konstanta Selanjutnya untuk mengetahui hubungan layanan bimbingan penyuluhan terhadap sikap kemandirian anak digunakan analisa statistik dengan menggunakan rumus Produk Moment sebagai berikut:

  Keterangan : Rxy = Nilai empirik nilai produk moment x = Frekuensi nilai variable x (pengaruh) y = Frekuensi nilai variable x (terpengaruh) N = Jumlah subyek yang diteliti

  6

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Secara keseluruhan penulisan 5 skripsi terdiri dari lima bab tersusun sebagai berikut: RAB : PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah

  B. Rumusan Masalah

  C. Tujuan Penelitian

  D. Hipotesis Penelitian

  E. Kegunaan Penelitian

  F. Definisi Istilah / Operasional

  G. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  2. Populasi dan Sampel

  3. Instrumen Penelitian

  4. Pengumpulan Data

i

  5. Analisis Data

H. Sistematika Penulisan

  7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Layanan Bimbingan Penyuluhan

  a. Pengertian Layanan Layanan berasal dari kata layan’ melayani adalah membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang meladeni.1 Dalam layanan bimbingan disini, untuk memenuhi tujuan dan fungsinya bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan layanan bantuan.

  1. Beberapa jenis layanan bantuan bimbingan itu diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan perigumpulan data tentang siswa dan lingkungannya.

  Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkunganya. Hal ini merupakan aspek-aspek fisik, akademis, kecerdasan, minat, cita-cita, sosial, ekonomi, kepribadian dan latar belakang keluarganya (indentitas orang tua, sosial ekonomi dan pendidikan). Untuk mengumpulkan data siswa dapat digunakan teknik tes dan nontes. Teknik-teknik test m eliputi: Psikotes dan tes prestasi belajar sementara. Yang nontes meliputi : observasi, angket, wawancara, sosimetri dan autobiografi.

  b. Konseling Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini menfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi langsung. baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet dalam memperoleh a). Pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek potensi kemampuan, emosi

1 EM Zul Fajri, Ratu Aprilia, Senja Diva, Publisert t hal 520

  

8 sosial dan morilspiritual). b). Mengulangi masalah dan kesulitannya yang dihadapinya baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir.

  

c. Penyajian informasi dan penempatan penyajian informasi dalam arti

menyajikan informasi, keterangan tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu seperti menyangkut aspek; a. Karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadinya.

  b. Sekolah-sekolah lanjutan.

  c. Dunia kerja

  d. Kiat-kiat belajat yang efektif e. Bahaya merokok, minuman, minuman keras dan obat-obatan terlarang.

  f. Pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi masyarakat Layanan peneinpatan adalan layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirlnya kearah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.

  Penempatan ini meliputi penempatan pendidikan ialah memilih jurusan atau kelanjuatan sekolah, penempatan jabatan dan juga penempatan murid dalam rangkangka program pengajaran disekolah yang bersangkutan.

  d. Penilaian - penilaian Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tijuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat dicapai.

  Selain itu dilakukan juga penilaian terhadap hasil pelayanan kepada individu-individu yang mendapatkan pelayanan, untuk kemudian dilakukan tindak lanjut ( Fallow Up ) terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Selain itu hasil penilaian, baik terhadap

  9 program bimbingan atau terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Selain itu hasil penilaian, baik terhadap program

bimbingan atau terhadap individu dapat dipergunakan untuk penelitian.

  Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan program bimbingan dalam arti menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakekat individu dan perkembangannya. Hasil penelitian semacam itumerupakan bah an yang sangat berguna untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan yang akan dilaksanakan selanjutnya.

  e. Bentuk-bentuk layanan bimbingan Bentuk layanan bimbingan bermacam-macam mulai layanan yang paling sederhana sarr.pai layanan yang paling baik dari layanan yang dapat dilakukan oleh tenaga biasatanpa pelatihan khusus sampai layanan yang hendaknya dilakukan oleh tenaga ahli.

  Disekolah layanan bimbingan dapat diberikan melalui berbagai kegiatan, diantaranya:

  1. Membimbing kelompok belajar

  2. Menyelenggarakan penyuluhan perseorangan dan kelompok

  3. Memberikan informasi pendidikan jabatan atau pekeijaan

  4. Menyelenggarakan bimbimgan karir

  5. Menyelenggarakan layanan penempatan

  

6. Membantu menyelengarakan kegiatan korikuler dan ekstra korikuler

  7. Menyelenggarakan konferensi kasus

  8. Melakukan kunjungan rumah ( home v isit)

  9. Menyelenggarakan terapi kepustakaan

  10. Mengungkapkan masalah

  

11. Mengungkapkan bakat, kemampuan, minat dan kondisi kemandirian

  10

12. Menyelenggarakan inventarisasi data pribadi.

  b. Pengertian Bimbingan Rumusan tentang bimbingan formal telah diasumsikan orang sejak awal abad ke-20, sejak dimulainya bimbingan yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908.

  ■ Menurut Frank Parson, dalam jones, 1951. bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu.

  ■ Menurut Chiscolm, dalam MC Daniel, 1959’ Bimbingan adalah membantu setiap individu untuk Iebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. i ■ Menurut Jones, Staffire dan Stewart 1970. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian- penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat seperti itu diturunkan (diwarisi), tetapi hams dikembangkan. ■ Jones (1963) mengemukakan sebagai berikut : “Guidance is the assistance given to individual in making inteligent choices and ajustment in their lives.

  The ability is not innate it must be developed. The fundamental purpus o f guidance is to develop in each individual up to the limit o f his capacity the abiliti to solve his own problem and to make his own adjustmen .... (jones, 1963, p.25). 2

2 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Reneka Cipta, 1995 hal 16 - 17

  ■ Crow and Crow (1951) temyata mempunyai pandangan yang lain lagi, mereka memberikan pengertian bimbingan sebagai berikut . “Rather guidance is assistance made available by compentent counselor to and individual o f any age to help him dicect his own life, develop his own decisions, and carry his burdons” (crow and crow, 1951 ,p.6).3 dari pengertian-perertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan, bantuan atau pertolonganan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Tetapi sekalipun bimbingan merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan. Orang dapat memberikan pertolongan kepada anak yang jatuh agar bangkit tapi itu bukan merupakan bimbingan. Pertolongan yang merupakan bimbingan mempunyai sifat-sifat lain yang harus dipenuhi.

  Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun. Bimbingan merupakan suatu tuntunan. Hal ini men^andung pengertian bahwa didalam memberikan bimbingan, apabila keadaan menuntut adalah kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya.

  Keadaan ini seperti yang dikenal dalam dunia pendidikan dengan istilah tutwuri handayani. Jadi didalam memberikan bimbigan, arah diserahkan kepada yang dibimbing. Hanya didalam keadaan yang memaksa seseorang pembimbing dapat mengambil peran aktif, dalam arti memberikan arah didalam memberikan bimbingannya. Tidak pada tempetnya seorang pembimbing membiarkan individu yang dibimbingnya dalam keadaan terlantar apabila ia telah nyata-nyata tidak dapat mengahadapi masalahnya.

  Bimbingan dapat diberikan kepada seorang individu atau kelompok individu. Ini berarti bimbingan dapat diberikan secara individual juga dapat secara

  ' Bimo Walgito, Bimbingan dan penyuiuhan, Andi Offsed, hal 2-3

  

12 kelompok. Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang umur (o f any age), sehingga baik anak maupun orang dewasa dapat menjadi objek bimbingan.4 Dengan demikian maka bidang gerak bimbingan tidak hanya terbatas pada

anak-anak atapun para remaja, tetapi juga dapat mencakup orang dewasa.

  Bimbingan dapat diberikan baik untuk menghindarikesulitan-kesulitan maupun untuk untuk mengatasi pe^soalan-persoalan yang dihadapi oleh individu di dalam kehidupannya. Ini berarti bahwa bimbingan dapat diberikan baik untuk mencegah agar kesulitan itu tidak atau jangan timbul, tetapi juga diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang telah menimpa individu. Namun demikian bimbingan bimbingan lebih bersifat mencegah dari pada penyembuhan. Bimbingan di maksud sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidup ( Life Walfare ). Disinilah letak tujuan bimbiangan yang sebenamya. i Dari uraian di atas dan dengan penuh kesadaran bahwa sulit untuk memberikan suatu batasan yang dapat diterima secara umum Universal, maka dapat dikemukakan b ahw a:

  ’’Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

  1. Pelunya Bimbingan Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya menghadapai persoalan-persoala yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat di atasi persoalan yang lain timbul. Manusia tidak sama satu

4 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konselling hal 2 - 16

  

13 dengan yang lainnya baik sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan orang lain, tetapi banyak manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain.

  Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal diri sendiri manusia akan dapat bertindak dengan tepat, sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Namun demikian tidak semua manusia mampu mengenal dirinya. Mereka itu memerlukan bantuan-bantuan yang lain agar dapat mengenal dirinya, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan ini dapat diberikan oleh bimbingan.

  2. Macam-macam bimbingan Dilihat dari perkembanganya, pergertian bimbingan dan konseling mula- mula hanya terbatas pada bimbingan pekeijaan. Dengan adanya job selection, job placement, job traning maka akan diharapkan akan ada efesiensi dalam pekeijaan. Di samping itu diharapkan penempatan pegawai disesuaikan dengan kemampuan yang ada padanya. Sehingga dengan dimikian kesulitan-

kesulitan yang berhubungan dengan pekeijaanya, akan dapat dihindarkan.

  Disamping pekeijaan seperti yang telah dikemukakan diatas, dirintis pula bimbingan dalam segi yang lain yaitu dalam segi pendidikan, seperti yang dirintis oleh Jess B.Davis. dengan demikian disamping bimbingan dalam pendidikan, yaitu yang merupakan educational guidance.

  Sejahtera tidaknya seseorang tidak semata-mata bergantung pada tepat tidaknya seorang dengan bidang pekerjaannya, pendidikan tetapi juaga keadaan pribadinya. Banyak masalah timbul karena kondisi pribadi individu yang bersangkutan, karena itu maka timbulah bimbingan yang tertuju pada keadaan pribadi seseorang, sehingga kemudian muncul yangdisebutpersonal guidance. Dengan demikian disamping ada bimbingan dalam pekeijaan ( Vocational Guidance ) dam bimbingan dalam segi pendidikan (Educational

  14

  

Guidance), ju g a dikenal ada bimbingan dalam segi kepribadian seperti yang

dikemukakan oleh Blam and Balinsky (1973), yaitu sebagai b erik u t: ”In reality it is best to concider there tipes o f counseling as aspect o f the

same thing. Eventhough vocational counseling has the major frame o f

reference in this book. It is imposible to administer vaocationa! guidance

without recognizing the implications necessary in educationan guidance” . pengertian bimbingan dan konseling menvangkut setiap aspek dan individu, baik fisik, psikis maupun sosial dari individu tersebut.

  Dengan demikian tidaklah mungking orang mengisolasi tiap-tiap bagian

dengan bagian yang lain karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan

bagian yang lain. Hal tersebuthanya terletak pada titik beratnya. Bimbingan

pekeijaan tidak dapat lepas sama sekali dad hal-hal yang berhubungan dengan

pendidikan dan keadaan pribadi yang bersangkutan. i Jenis bimbingan di sini masih ada lagi bimbingan dalam lapangan sosial

misalnya : Bimbingan perkawinan, bimbingan kesejahteraan keluarga,

bimbingan kewarganegaraan dan sebagainya.

  Dari bermacam-macam bimbingan diatas disini akan sedikit menguraikan tentang bimbingan disekolah.

  Seperti telah dikemukakan di depan tijauan selanjutnya akan dibatasi pada

bimbingan yang bergerak dibidang persekolahan. Meskipun tidak berarti

bahwa segi-segi yang lain akan dikesampingkan sama sekali. Kenyataan

membuktikan bahwa para guru atau para pembimbing menghadapi berbagai

masalah disekolah antara lain :

  15

  

a. Guru atau pembimbingmengahadapi anak-anak yang mengalami kesulitan

atau persoalan yang berhubungan dengan pelajaran dimana anak mempunyai prestasi belajar yang kurang memuaskan. Dalam hal ini pembimbing akan mengahadapi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pengajuan. Dalam kondisi ini titik berat masalah adalah menyangkut bimbingan belajar atau bimbingan menyangkut tentang pendidikan.

  Disamping persoalan-persoalan seperti tersebut diatas pembimbing sering pula mengahadapi anak-anak yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan pelajarannya. Bila menghadapi hal yang demikian maka

adalah kewajiban uari pembimbing untuk menyelesaikan masalahnya.

  

b. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak setiap yang lulus dari suatu sekolah

dapat melanjutkan pelajarannya kesekolah yang lebih tinggi. Diantara anak-anak yang lansung mencari pekerjaan. Mengahapi masalah ini pembimbing mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan penjelasan ataupun rekomendasi lapangan-lapangan pekerjaan mana yang lainnya cocok bagi anak yang dibimbingnya. Hal ini sedikit menyangkut bidang bimbingan dalam lapangan pekerjaan (vocational guidance).

c. Pembimbing tidak jarang menghadapi anak-anak yang mengalami kesulitan dalam bidang pribadinya.

  

d. Pembimbing juga menghadapi anak-anak yang mengalami kesulitan

dalam lapangan sosial ajusmenya, misalnya kesukarang dalam mengahadapi dengan teman, anak terisolasi canggung dalam pergaulan dan sebagainya.

  16 Pendapat Blum dan Balinsky (1973) yang meninjau persoalan-

persoalan atau masalah-masalah yang dihadapi oleh anak sesuai dengan

perkembanganya.

  

a) Sampai anak mencapai umur kuarang lebih 14 tahun, persoalan yang

banyak timbul pada umumnya yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran, anak mengalamai kesulitan dalam mengikuti pelajaran kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dan sebagainya. Karena itu sekolah berkewajiban untuk mengetahui antara lain inteligensi dan kemampuan dari anak-anak baik dim mengikuti pelajaran ataupun dalam menyesuaikan diri.

  

b) Dengan bertambahnya umur, akan bertambah pula persoalan-persoalan

yang dihadapi anak. Disampingnya persoalan-persoalan diatas muncul pula persoalan-persoalan yang barn pada tingankatan ini dapat dibeda- bedakan :

  1. Anak yang mempunyai kemampuan dan kesungguhan untuk melanjutkan pelajarannya.

  2. Anak-anak yang tidak mempunyai kemampuan dan kesanggupan untuk melanjutkan pelajarannya.

  Dalam mengahadapi persoalan pada yang tidak mempunyai kemampuan dan kesanggupan untuk melanjutkan sekolah, guru atau pembimbing berperan untuk mencarikan pekerjaan atau setidaknya memberikan penerangan-penerangan tentang pekerjaan yang tepat bagi masing-masing anak. Juga tentang syatart-syarat yang dituntuk oleh suatu pekerjaan sehingga dengan demikian anak akan mendapat gambaran yang jelas mengenai tuntutan-tuntutan dari suatu pekerjaan.

Sehubungan dengan hal ini pembimbing dapat berhubungan dengan

  17 kantor penempatan tenaga dengan harapan bahwa agar anak-anak dapat disalurkan dengan kemampuan mereka.

  c) Pada anak berumur kurang lebih 18-22 tahun, disamping persoalan- persoalan yang terdahulu timoul pula persoalan yang lebih barn pada taraf ini banyak persoalan yang berhubungan dengan pribadi anak (personal Problem). Persoalan tersebut mulai menonjol pada waktu ini. Misalnya : persoalan seksualitas mungkin sudah timbul sebelumnya, demikian persoalan-persoalan yang lair.. Disamping persoalan-persoalan pribadi persoalan-persoalan yang lain pula sering pula di jumpai.

d) Pada tingkatan yang lebih lanjut terlihat adanya persoalan-persoalan yang lebih bersifat sosial (Sosial Problem).

  Uraian diatas menunjukkan bahw a‘dengan semakin meningkatnya umur anak persoalan-persoalan menjadi semakin luas. Makin meningkat umur anak, akan semakin luas cakrawalanya, dan semakin luas pula persoalan- persoalan yang dihadapinya.

3. Bidang gerak dari bimbingan.

  Bimbingan penyuluhan tidak terbatas hanya di sekolah saja, tetapi bimbingan dan penyuluhan itu dapat bergerak dimana saja baik di sekolah maupun di masyarakat yang lebih luas. Justru dalam lingkungan keluargalah puncak yang pertama bergeraknya bimbingan atau penyuluhan.

  Bidang gerak bimbingan dan penyuluhan itu adalah dalam lingkungan keluarga, sekolah dan dalam masyarakatyang lebih luas misalnya dalam lapangan industri perusahaan-perusahaan, bidang ketentraman, biro sosial dan sebagainya.

  18 Masing-masing bidang gerak ini membawa sifat atau corak yang berlainan pulamengenai jenis atau macam dad bimbingan dan penyuluhan. Misalnya dalam sekolah maka titik berat adalah pada bimbingan dan penyuluhan yang berhubungan pada pengajaran.

  Titik berat ini bahwa yang lainnyapun juga akan dihadapi di sekoiah, misalnya mengenai bimbingan dan penyuluhan yang berhubungan dengan jabatan, yang berhubungan dengan pribadi ataupun yang berhubungan dengan lapangan-lapangan sosial yaug lain. Demikian pula dalam lapangan industri maka titik beratnya adalah persoalan-persoalan yang berhubungan dengan jabatan-jabatan ataupun pada hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi. Sesuai dengan judul tulisan ini maka kupasan lebih lanjut akan dibatasi pada bimbingan yang bergerak disekolah.

  4. Ragam bimbingan menurut masalah i

Dilihat dari masalah individu, ada 4 macam jenis bimbingan yaitu

  1. Bimbingan akademik Bimbingan akademik adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah- masalah akademik, yang tergolaong masalah akademik yaitu pengenalan korikulum, pemilihan jurusan atau konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan pencairan dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjut, dan lain-lain.

  Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu mengetasi kesulitan belajar mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu sukses dalm dan belajar dan agar mampu dan menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program /pendidikan . dalam bimbingan akademik para pembimbing berupaya

  19 mengfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.5

2. Bimbingan sosial pribadi.

  Bimbingan sosial pribadi mempakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masaiah-masalah sosial. Pribadi adalah masalah hubungan antara sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat untuk tinggal dan penyesuaian konflik.

  Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu-individu dalam masaiah- masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dihadapi oleh individu. Bimbingan sosial pribadi diberikar. dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaktif pendidikan yang akrab. Mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta ketrampilan-ketrampilan sosial pribadi yang tepat.

3. Bimbingan karir.

  Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam merencanakan, pengembangan dan pemecahan masaiah-masalah karir seperti : pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja. Pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemehaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir yang dihadapi. Bimbingan karir juga merupakan layanan pembentukan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.

5 Bimo Walgito , Bimbingan dan Konselling, 1995 him 12-13

  Bimbingan karir terkena perkembangan kemampuan kognitif, efektif, maupun ketrampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan daiam ketrampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistim kehidupan sosial budaya yang terns menerus berubah.

4. Bimbingan keluarga.

  Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada individu sebagai pemimpin / anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secaraproduktif, dapat diciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/ berpartisipasi aktiv dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

  Seiring dengan perkembangan iklim kehidupan yang semakin kompleks dan sasaran bantuan yan^ semakin beragam, maka dewasa ini telah teijadi penggeseran orientasi bimbingan yaitu dari yang bersifat klinis (clinical approach) menjadi perkembangan (develob mental approach) edukatif. Karena titik berat layanan bimbingan ditekankan pada pencegahan dan pengembangan, bukan korektif atau terapeutik, walaupun layanan tersebut tidak di abaikan. Pengembangan, karena titik sentral sasaran bimbingan adalah perkembangan optimal seluruh aspek kepribadian individu dengan strategi atau upaya pokoknya, memberikan kemudahan dan perkembangan melalui perekayasaann lingkungan perkembangan ountreach. Karena target populasi layanan bimbingan tidak terbatas kepada individu bermasalah, tetapi semua individu berkenaan dengan semua aspek kepribadiannya denga semua konteks kehidupannya (masalah, target interensi, setting, metode dan lama waktu

layanan. Teknik belajar yang digunakanmeliputi teknik-teknik

  21 pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorian dan konseling (Muro and kottman, 1995 : 5).6 Melalui layanan, pemberian layanan bimbingan, mereka diharapkan dapat menjadi lebih produktif dapat menikmati kesejahteraan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada keluarga, sekoalh, lembaga tempat mereka bekerja kelak, serta masyarakat pada umumnya.

  5. Tujuan Bimbingan Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu d ap at:

1. Dapat merencanakan kegiatan penyelesaian study, perkembangan karir serta kehidupanya dimasa yang akan datang.

  2. mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. 3. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungn masyarakat serta lingkungan kerjAnya. 4. mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam setudy penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan keija. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan u n tu k : 1

  2

  3

  4 1) Mengenal dan memahami potensi kekuatan dan tugas-tugas perkembangannya. 2) Mengenal dam memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya. 3) Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana pencapaian tersebut. 4) Mengatasi kesulitan-kesulitan diri.

  6 Ibid him 20

  

22

  5) Mengunakan kemampuannya untuk kepentingan lembaga tempat bekerjadan masyarakat.

6) Menyesuaikan din dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.

7) Mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang dimilikinya secara tepat dan teratur secara optimal.

  Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembanganya yang meliputi aspek pribadi sosial belajar akademik dan karir.

6. Fungsi Bimbingan

  a. Pemahaman yaitu membantu peserta didik agar memilih pemahaman terhadap dirinya (poter.sinya) dan lingkungannya (pekerjaan, pendidikan dan norma agama).

  Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan kolektif.

  b. Presentif yaitu upaya konsellor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.

  Melalui fungsi ini konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknikyang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi dan bimbingan kelompok. Beberapa masalan yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam mencegah teijadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obat terlarang, drof out dan pergaulan bebas (free sex).

  23

c. Pengembangan yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif yang menfasilitasi perkembangan siswa.

  Konselor dan personil sekolah lainnya bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistimatis dab berkesinambungan dalam uoaya membantu siswa mencapai tugas- tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karya wisata.

  

d. Perbaikan dan penyembuhan yaitu fungsi bimbingan yang bersifat

kurasif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuankepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut pribadi, soasial, belajar dan karir. Teknik yang digunakan adalah konseling dan remedial teaching.

  

e. Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu dan

memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat , bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini konselor perlu bekeijasama dengan pendidik lainnya, diluar maupun didalam lembaga pendidikan.