PEDULI HIDUP SEHAT PADA WANITA OBESITAS DAN INTENSI MEMBELI OBAT PELANGSING

  PEDULI HIDUP SEHAT PADA WANITA OBESITAS DAN INTENSI MEMBELI OBAT PELANGSING SKRIPSI DISUSUN OLEH: NAMA : MONICA DINA ADELINA HARSANTO NIM : 019114123 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dan Intensi Membeli Obat Pelangsing SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan

  Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Monica Dina Adelina Harsanto

  NIM : 019114123

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  HALAMAN PERSEMBAHAN Pasti datanglah semua yang ditunggu

detik-detik berjajar pada mistar yang panjang

( barangkali tanpa salam terlebih dahulu )

  Januari mengeras di tembok itu juga Lalu desembaer

Musim pun masak sebelum menyala cakrawala

Tiba-tiba : kita tergegas pada jemputan itu

  ( Supardi djoko damono ) This’ dedicated to Bapak Ibu,Vira,

  My nocturno and all my bratha-sista

  

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah

bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala

lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

  

(Amsal 3:5-6)

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui

segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku

memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika

aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

  

(1 Korintus 13:2)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Tuhan atas berkat dan perlindungan, petunjuk dan

kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peduli

Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas dan Intensi Membeli Obat Pelangsing”.

  Penulis menyadari adanya berbagai permasalahan dan kendala yang

muncul saat melaksanakan dan menyusun penelitian ini. Proses penulisan ini

sejak awal sampai akhir sangat banyak melibatkan kerjasama dan dukungan dari

banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang

setulusnya kepada :

  

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing akademik yang sudah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini, dan selalu memberikan arahan serta bimbingan selama penulis menjalani kuliah.

  

2. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan dan meluangkan waktu dengan memberikan masukan dan saran, koreksi serta dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Terimakasih atas bimbingan dan kerjasamanya.

3. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis.

  

4. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,

Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Muji, Pak Gik dan Mas Doni, terimakasih atas informasi, fasilitas dan bantuannya selama kuliah dan kelancaran penelitian ini.

  

5. Bapak, Ibu, dan Vira tercinta yang telah memberi dukungan doa, moril,

materi, semangat dan kasih sayang..i love you

  

6. My lovely Anton dan keluarga…makasi buat dukungan, cinta dan

semuanya..kmu kasi warna baru dalam hidupku..loupz u

  

7. My best friend Mita ‘ndut’ (thanks uda jadi pendengar setiaku, Terus

Berjuang…!! Kmu selalu ada dalam tiap moment), Mb Dini, Mb sinta dan Mira (Ayo keep fighting, perjalanan panjang masih menantimu di depan gels…), Thomas ( makasi yak..kmu emang temen paling setiaku..hehe),

makasih atas dukungan dan persahabatan kita selama ini. I love u all guys …

  

8. Teman-teman kos Rosari angk. Purba (Ianie, Heni,Yustri, Tiwuk, Devi) suatu

hal yang mustahil melupakan saat-saat itu …!!

  

9. Teman-teman fakultas Psikologi ’01 terimakasih atas kerjasamanya selama

kuliah, ngobrol-ngobrolnya n jangan pernah letih berjuang!!

  10. Semua respondenku yang sudah membantu mengisi angket..terima kasih..

  

11. Mas Freddy n keluarga besar, makasih buat bantuan, support, doa n

kerjasamanya selama ini.

  

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini. Thanks guys… Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima dengan senang hati segala kritik

dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Harapan

penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

  Yogyakarta, September 2008

  

ABSTRACT

The Correlation Between Live Healthy Care on Obese Woman

with The Intention of Buying Slimming Medicine

  The objective of this research was to know the correlation between live

healthy care on obese woman with the intention of buying slimming medicine.

There were two variables, dependent and independent variable. The dependent

variable was the intention of buying slimming medicine and the independent

variable was live healthy care.

  The subject of the observation were 45 obese women who live in

Yogyakarta Special District. The data of the study was collected by using two

questionnaires of live healthy care and intention of buying slimming medicine.

  The data was then analysed by Product Moment Correlation. The values

obtained from the analysis were r = 0,194 and p = 0,100 (p > 0,05), meaning that

there were not positive correlation between live healthy care on obese woman

with the intention of buying slimming medicine.

  Key words : live healthy care, obese women, intention of buying slimming medicine

  

ABSTRAK

Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas

Dengan Intensi Membeli Obat Pelangsing

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peduli hidup

sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Pada

penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah intensi membeli obat pelangsing dan

variabel bebasnya adalah peduli hidup sehat.

  Subyek penelitian ini adalah para wanita yang mengalami obesitas, dan

tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah subyek penelitian sebanyak 45

orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala Peduli Hidup

Sehat dan Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing.

  Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan korelasi

Product Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,194 dan p = 0,100

(p > 0,05),). Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan positif antara peduli

hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.

  

Kata kunci : peduli hidup sehat, wanita obesitas, intensi membeli obat pelangsing.

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………... v

HALAMAN MOTTO …………………………………………………….. vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………. ix

ABSTRACT ………………………………………………………………. x

ABSTRAK ………………………………………………………………... xi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  35 1. Pengertian Peduli Hidup Sehat …………………….

  3. Akibat Obesitas ……………………………………

  43

  2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Obesitas ……………………………………………

  41

  41 1. Pengertian Obesitas ………………………………..

  39 C. Obesitas .............................................................................

  3. Hal-hal Yang Menyebabkan Orang Peduli Hidup Sehat ……………………………………………….

  36

  2. Aspek-Aspek Peduli Hidup Sehat …………………

  35

  34 B. Peduli Hidup Sehat ………………………………………

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………… xii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..

  32 4. Faktor-faktor Dalam Intensi Membeli ......................

  30 3. Intensi Membeli ........................................................

  26 2. Elemen Dalam Intensi Membeli ...............................

  26 1. Pengertian Dan Teori Intensi ....................................

  26 A. Intensi Membeli Obat Pelangsing .....................................

  24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….

  24 C. Manfaat Penelitian ……………………………………….

  24 B. Tujuan Penelitian ………………………………………...

  18 B. Rumusan Masalah ……………………………………….

  18 A. Latar Belakang …………………………………………..

  44 D. Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi

  E. Hipotesis ...........................................................................

  60 4. Hasil Uji Coba Alat Ukur................................

  76 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

  75 B. Saran ..................................................................................

  75 A. Kesimpulan ........................................................................

  70 BAB V PENUTUP ………………………………………………..........

  65 D. Pembahasan .......................................................................

  64 2. Uji Hipotesis .............................................................

  63 1. Uji Asumsi Penelitian ............ ..................................

  63 C. Analisis Hasil Penelitian ..................................................

  60 B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................

  59 3. Uji Coba Alat Ukur ........................................

  47 BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………...

  59 2. Persiapan Penelitian .................................................

  59 1. Orientasi Kancah ......................................................

  59 A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian .......................

  55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................

  50 F. Metode Analisis Data ........................................................

  50 E. Validitas dan Reliabilitas ..................................................

  48 D. Metode Pengumpulan Data .............................................

  48 C. Subyek Penelitian .............................................................

  48 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..........................

  48 A. Identifikasi Variabel Penelitian .........................................

  77 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Distribusi Aitem Intensi Membeli Obat Pelangsing …………....

  53 Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat …………..................

  55 Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat Setelah Uji Coba .....

  62 Tabel 4 Distribusi Aitem Intensi Membeli Obat Pelangsing Setelah Uji Coba …………………………………………………………….

  62 Tabel 5 Rangkuman Data Subyek Penelitian ……………………………

  63 Tabel 6 Hasil Uji Korelasi Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli Obat Pelangsing ……………………………………...................

  66

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Skala Uji Coba ..................................................................

  81 Lampiran 2 Data Uji Coba.....................................................................

  98 Lampiran 3 Validitas Dan Reliabilitas ……………………….............. 104

Lampiran 4 Skala Penelitian …………………………………………. 112

Lampiran 5 Data Penelitian ………………………………………….. 127

Lampiran 6 Hasil Penelitian …………………………………………. 144

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian ……………………………………...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat pelangsing kerap menjadi pilihan bagi kaum wanita yang ingin

  

memiliki tubuh ideal. Obat pelangsing dibeli dengan pertimbangan biaya lebih

murah dan lebih praktis penggunaannya. Padahal jika dikomsumsi sembarangan,

efek sampingnya berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa. Obat pelangsing

adalah obat yang membuat orang tidak ingin makan

  Penggunaan obat pelangsing yang berlebihan akan menghasilkan

penyerapan vitamin dan mineral dari makanan yang kurang baik, dengan cara

memperlambat waktu transit diusus. Parafin dan minyak mineral lainnya

menambah hilangnya lemak yang mudah larut seperti vitamin A, D, E dan K.

  

Obat pelangsing lain yang digunakan secara belebihan dapat mengakibatkan

hilangnya mineral seperti kalium, natrium dan magnesium dalam jumlah besar

(idionline/KCM, keluargasehat.com/Alamsyahtag:blogger.com, 1999).

  Terdapat beberapa macam obat pelangsing yang digunakan dalam dunia

kedokteran, dengan sifat dan cara kerjanya yang bermacam-macam. Ada yang

menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorpsi lemak,

dan bulk fillers. Penggunaan obat pelangsing pada prinsipnya adalah membuang

lemak di tubuh, tetapi pemilihan produk obat pelangsing tidak terkecoh dengan

strategi pemasaran produk pelangsing, karena efeknya merugikan bagi kesehatan

  

tubuh. Lemak tidak bisa dilarutkan dengan obat, kecuali dilakukan dengan cara

mengatur pola makan, beraktivitas, dan berolah raga secara rutin.

  Pada dasarnya obat-obat pelangsing bisa dikonsumsi dengan pengarahan

dokter dan tidak membeli bebas di pasaran. Selain itu, menggunakan obat

pelangsing bukan berarti semua asupan untuk tubuh dilalaikan. Untuk lebih aman

adalah dengan memikirkan motivasi untuk menurunkan berat badan, mengatur

pola makan, serta pemasukan dan pengeluaran energi, juga mengontrol pikiran

agar sehat, jangan sampai stres. Hal ini didukung juga dengan olah raga yang

tepat yaitu olah raga dengan aktivitas ringan tetapi intensitasnya lama serta

pengaturan cara makan yaitu tidak terlalu cepat. Dengan demikian pembelian

obat-obatan untuk melangsingkan badan perlu dipertimbangkan atau melalui

petunjuk dokter, agar efek yang ditimbulkan dapat diminimalkan.

  Suatu perilaku pembelian memerlukan suatu dorongan dari dalam diri

individu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam

maupun dari luar diri individu. Salah satu faktor dari dalam diri individu yang

mempengaruhi adalah niat atau intensi. Hal ini didukung oleh Fishbein dan Ajzen

(1975) yang menyatakan bahwa tingkah laku yang muncul pada manusia

merupakan pembentukan hubungan timbal balik atara keyakinan (belief), sikap

(attitude) dan intensi (intention) individu. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa intensi ikut mempengaruhi perilaku membeli seseorang. Istilah intention

menunjuk pada lokasi seseorang pada dimensi kemungkinan subyektif yang

melibatkan hubungan antara dirinya sendiri dengan beberapa tindakan. Intensi

tingkah laku belum merupakan perilaku yang nampak, tapi masih merupakan

  

kemungkinan subyektif seseorang untuk membentuk perilaku tertentu. Intensi

dapat diartikan dengan suatu keyakinan, hasrat dan minat seseorang untuk

melakukan sesuatu (Wilson, 1999).

  Menurut Dharmmesta dan Handoko (1997) membeli (buying) lebih

menunjukkan kegiatan yang secara langsung terlibat dalam pertukaran orang

dengan barang-barang atau jasa-jasa serta dalam proses pengambilan keputusan

yang menentukan kegiatan pertukaran itu. Jadi intensi membeli obat pelangsing

adalah salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli berupa

kecenderungan konsumen untuk membeli obat pelangsing pada situasi dan waktu

tertentu yang dibentuk oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol

perilaku yang disarankan.

  Demi alasan kesehatan dan kecantikan, obat pelangsing juga banyak

dikonsumsi wanita yang mengalami obesitas. Para wanita tersebut berupaya untuk

mengatasi masalah obesitas baik dengan cara yang tradisional maupun modern,

mulai dari yang murah sampai yang sangat mahal, mulai dari hasil yang seketika

nampak sampai yang membutuhkan kesabaran. Hampir setiap orang

mengharapkan hasil yang nyata, segera, dengan cara yang mudah dan tidak

menyiksa serta biaya yang ringan.

  Obesitas merupakan suatu problem karena akibat negatif yang ditimbulkan

baik ditinjau dari segi kesehatan, psikologis, sosial maupun ekonomi. Dimana

kondisi badan melebihi berat badan normal dank arena kelebihan lemak

menyebabkan berat badan jauh diatas normal. Obesitas akan menjadi hal yang

menakutkan jika terjadi pada wanita, terutama untuk masalah kesehatan yaitu

  

menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan pada masalah hubungan sexual

dan sulitnya hamil. Obesitas juga menimbulkan rasa tidak percaya diri dan bisa

menyebabkan frustasi. Mengingat bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan

tersebut, muncul suatu keinginan pada wanita yang mengalami obesitas untuk

mengatasi masalah-masalah tersebut, Obesitas atau masalah kegemukan merupakan salah satu masalah

kesehatan yang menjadi penyebab kematian di Indonesia. Obesitas merupakan

kondisi adanya berat badan melebihi berat badan normal dan kelebihan lemak

tubuh sehingga berat badan jauh diatas normal. Menurut Hermawan (1991)

seseorang dikatakan menderita obesitas apabila memiliki kelebihan berat badan

sebanyak 120% dari berat badan normal.

  Gejala obesitas pada saat ini merupakan problem yang semakin banyak

diderita, baik oleh kaum wanita, pria maupun anak-anak. Obesitas menjadi suatu

problem karena akibat negatif yang ditimbulkan baik ditinjau dari segi kesehatan,

psikologis, sosial maupun ekonomi. Selain itu penderita merasa malas dan sulit

bergerak, serta pakaian menjadi tidak muat lagi dipakai. Obesitas terjadi pada saat

badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan adipose (adipocytes,

yaitu jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh) secara berlebihan.

  Dariyo (2003) menyatakan bahwa salah satu kelompok yang memiliki

kerentanan yang tinggi terhadap masalah obesitas adalah wanita. Beberapa ahli

kesehatan menyatakan bahwa masalah obesitas yang dialami wanita akan

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius daripada kegemukan yang

dialami pria (Kuntari, 2006). Hasil penelitian Women Health Institute

  

menunjukkan bahwa 40% wanita obesitas memiliki kerentanan yang lebih tinggi

terhadap penyakit jantung, dan mengalami kematian di tahun pertama (Pikiran

Rakyat, dalam Agustina, 2007). Bagi kaum wanita, obesitas menjadi momok yang

menakutkan, selain untuk alasan kesehatan juga obesitas akan menimbulkan rasa

tidak percaya diri seseorang. Tidak jarang wanita bereaksi secara berlebihan

seperti frustasi karena penyakit yang ditimbulkan, juga karena diet yang telah

dilakukan dengan ketat dan mengkonsumsi ramuan serta obat-obat penurun berat

badan, ternyata bobot tubuh tidak kunjung susut.

  Ditinjau dari segi kesehatan, Bray (Lindsay & Powell, 1994) dan Sofro

(1989) mengemukakan bahwa obesitas dapat menimbulkan resiko timbulnya

berbagai penyakit yang membahayakan kesehatan seperti kencing manis, penyakit

kantung empedu, jantung koroner, dan tekanan darah tinggi. Obesitas juga

menjadi faktor penyulit pada penyakit saluran napas seperti emfisema, bronchitis

kronis dan asma, meningkatkan resiko pembedahan, mempersulit kehamilan, dan

mungkin memperpendek harapan hidup seseorang. Obesitas sentral yang ditandai

dengan rasio pinggang-panggul sama dengan atau lebih dari 0,1 pada pria dan 0,8

pada wanita perlu lebih diwaspadai. Obesitas sentral terbukti merupakan faktor

resiko yang berdiri sendiri untuk penyakit jantung koroner (Sjubrudin, 1998).

  

Penelitian lain yang dilakukan Sutjanto (1996) menemukan bahwa obesitas tipe

sentral berkaitan dengan peningkatan terjadinya kelainan metabolisme yang berat

seperti hiperinsulinemia, resistensi insulin, hipertrigliseri demia, hipertensi dan

diabetes mellitus.

  Menyadari bahaya yang ditimbulkan akibat obesitas, membuat wanita

melihat kembali pada pola hidup sehat untuk meminimalisir bahaya obesitas

tersebut dan peduli hidup sehat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,

jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial

dan ekonomis (UU No.23 / 1992 tentang kesehatan). Kesehatan adalah kebutuhan

dasar dan modal utama untuk hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi

manusia. Kenyataannya tidak semua orang memiliki derajat kesehatan yang

memadai.

  Hidup sehat adalah hidup dengan sehat yaitu dengan makan makanan yang

benar, olah raga, memiliki pola hidup yang teratur seperti tidur dan makan yang

cukup dan teratur. Peduli hidup sehat perlu memperhatikan beberapa hal, seperti

seperti minum air putih secara cukup kerena tubuh manusia tidak memberi sinyal

berupa rasa haus sampai tubuh benar-benar kekurangan air atau mengalami

dehidrasi. Membiasakan untuk sarapan pagi setiap hari karena jika terlewatkan

maka akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sarapan sehat adalah makanan

ringan yang cukup gizi seperti segelas susu atau jus buah atau sarapan siap saji

yang kaya gizi dan rendah lemak. Makan siang yang bergizi, karena biasanya

kelebihan karbohidrat sering terjadi saat makan siang, atau kurang mengkonsumsi

makanan yang mengandung protein sebagai sumber energi. Mensiasati makan

malam, karena biasanya bila tidak mempersiapkan makan malam, maka fast food

atau take-away food yang memiliki kandungan lemak dan garam yang tinggi

menjadi pilihan terakhir (Majalah cosmopolitan, Maret 2006).

  Bertitik tolak dari uraian dan fenomena di atas, penulis ingin menguji ada

tidaknya hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan

membeli obat pelangsing. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul

Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dengan Membeli Obat Pelangsing.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini adalah, “Apakah pada wanita obesitas yang peduli

pada hidup sehat cenderung memiliki intensi membeli obat pelangsing.”

  C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat

pelangsing.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta bermanfaat untuk bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Psikologi, khususnya Psikologi konsumen. a. Bagi Studi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi informasi bagi studi terutama di bidang psikologi industri organisasi dan psikologi konsumen serta memberi pengetahuan tentang masalah obesitas.

  b. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi informasi bagi penelitian selanjutnya serta mendorong ditemukannya kajian baru yang relevan dengan penelitian

  2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terutama bagi kaum wanita yang menderita obesitas untuk peduli terhadap kesehatannya serta akibat dari penggunaan obat pelangsing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Membeli Obat Pelangsing

1. Pengertian dan Teori Intensi

  Bandura (Azwar, 2000) mengatakan bahwa intensi merupakan suatu

kebulatan tekat untuk melakukan aktivitas tertentu atau untuk menentukan

keadaan selanjutnya dimana komponen kognitif memegang peranan penting

dalam pembentukan intensi berperilaku. Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan

bahwa intensi merupakan suatu hal yang diasumsikan dapat menangkap faktor-

faktor yang memotivasi dan memiliki dampak kuat terhadap perilaku.

  Kerasionalan konsumen dapat mendukung keakuratan pengukuran intensi

dalam memprediksi perilaku dimasa mendatang. Kerasionalan konsumen

mendukung adanya perilaku volisional yaitu perilaku yang dilakukan atas dasar

kemauan sendiri. Jika perilaku berada dibawah kontrol volisional maka

pengukuran intensi akan mampu memprediksikan perilaku aktual secara akurat

(Dharmmesta, 1998).

  Pertimbangan kontrol volisional perlu mendapat perhatian utama dalam

pengukuran intensi membeli apalagi mengingat adanya perubahan sikap

konsumen. Situasi pasar saat ini terlihat bahwa konsumen semakin jeli dalam

memilih produk yang akan dibeli (Tjiptono dalam Siwi, 2002). Oleh karena itu

pengukuran intensi secara akurat memperhatikan kontrol volisional.

  Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan dengan teori perilaku

berencana yang merupakan pengembangan komprehensif dari teori tindakan

beralasan. Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) merupakan

pendekatan intensi perilaku yang memperhatikan kontrol volisional seperti

kerasionalan individu. Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas

perilaku namun juga target tindakan dalam kontrol kesadaran orang tersebut

(Dharmmesta, 1998).

  Teori tindakan beralasan menjelaskan bahwa perilaku seseorang

merupakan fungsi dari intensi terhadap aturan tertentu dan faktor intervening

lainnya (Ajzen dalam Siwi, 2002). Dua hal yang mempengaruhi intensi individu

untuk bertindak adalah : a. Sikap dalam tindakan dalam aturan tersebut Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh kepercayaan dan evaluasi mengenai konsekuensi perilaku.

  b. Norma subyektif Merupakan persepsi individual yang dipengaruhi oleh reaksi orang lain terhadap keputusan perilaku tertentu. Norma ini ditentukan oleh keyakinan konsumen terhadap konsekuensi perilaku dan reaksi orang lain dari perilaku yang dilakukan serta motivasinya sesuai dengan standar dalam berperilaku. Komponen norma subyektif dari intensi berperilaku dapat diekspresikan dalam empat aspek yaitu norma subyektif individual atas perilaku tertentu, keyakinan normatif dari kelompok referen, motivasi untuk mengikuti pikiran kelompok referen, dan jumlah refernsi yang relevan.

  Teori tindakan beralasan menganggap bahwa intensi perilaku seperti

intensi membeli dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu yang rasional. Teori

ini mengasumsikan bahwa konsumen secara sadar mempertimbangkan

konsekuensi dari pertimbangan alternatif dalam memilih salah satu hal yang

memiliki konsekuensi yang sesuai dengan keinginan konsumen (Engel dkk,

1990).

  Kenyataannya tidak semua perilaku membeli dilakukan dibawah kontrol

volisional konsumen. Ada beberapa perilaku yang tidak berada didalam kontrol

volisional seperti ketika pembelian produk inovatif, konsumen tidak hanya

membutuhkan sumber aktual seperti waktu, informasi tentang pembelian produk,

melainkan juga kepercayaan didalam mengambil keputusan (Dharmmesta, 1998).

  Adanya beberapa perilaku membeli yang tidak berada dalam kontrol

volisional secara penuh, membuat ketidakakuratan pengukuran intensi membeli.

  

Hal ini dikarenakan intensi membeli yang dilatarbelakangi oleh rendahnya

keterlibatan terhadap produk, sehingga membuat data intensi membeli sulit untuk

memprediksi pembelian dimasa yang akan datang (Engel dkk, 1990).

  Teori perilaku berencana merupakan pendekatan intensi perilaku yang

mengatasi keterbatasan tindakan beralasan dalam hal ketidakakuratan intensi

perilaku dalam situasi kontrol volisional yang rendah. Ajzen (Dharmmesta, 1998)

menyempurnakan tindakan beralasan menjadi teori perilaku berencana dengan

cara menambahkan variabel baru yang memberi perhatian pada konsep kontrol

kemauan berperilaku yang dirasakan individu. Teori perilaku berencana

menambahkan kontrol kemauan yang dirasakan seseorang dalam situasi

  

pengambilan keputusan berperilaku khususnya ketika perilaku tersebut tidak

berada dibawah kontrol volisional (Ajzen, 1991).

  Pada dasarnya teori perilaku berencana tidak berlawanan dengan teori

tidakan beralasan. Keduanya memiliki persamaan mendasar yaitu menjadikan

intensi sebagai faktor sentral dalam teori pembentukan perilaku. Teori perilaku

berencana bisa dikatakan sebagai teori pengembangan dari teori tindakan

beralasan. Apabila konsumen memiliki kontrol volisional yang maksimal dalam

menyusun perilakunya maka teori perilaku berencana akan tereduksi menjadi teori

tindakan beralasan (Dharmmesta, 1998). Perbandingan antara teori tindakan

beralasan dan teori perilaku berencana dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

  Sikap terhadap perilaku Norma subyektif Intensi Perilaku spesifik Kontrol keperilakuan yang dirasakan

  

Gambar 1. Perbandingan Antara Teori Tindakan Beralasan Dan Teori Perilaku

Berencana Teori perilaku berencana menjelaskan bahwa intensi berperilaku

dipengaruhi oleh beberapa komponen. Ajzen (1991) menjelaskan bahwa tiga

komponen utama pembentuk intensi tersebut adalah sikap terhadap perilaku,

  

perilaku menunjukkan tingkat evaluasi penilaian seseorang terhadap suatu

perilaku tertentu. Norma subyektif merupakan faktor sosial yang menunjukkan

tekanan sosial yang dirasakan individu untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu tindakan perilaku. Kontrol keperilakuan yang dirasakan menunjukkan

tingkat kemudahan atau kesukaran individu untuk melakukan tindakan yang

dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan halangan atau hambatan yang

dipertimbangkan oleh orang tersebut.

  Teori perilaku berencana menjelaskan bahwa pada dasarnya individu

dipengaruhi oleh sejumlah keyakinan penting guna menyusun intensi

berperilakunya. Pada penjelasan mendasar, teori perilaku berencana

mengeluarkan postulat bahwa intensi berperilaku merupakan fungsi dasar dari

sejumlah informasi penting atau keyakinan yang relevan dengan perilaku tersebut

(Ajzen, 1991).

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan

kesungguhan niat individu untuk melakukan perilaku tertentu dalam rangka

memenuhi motif berperilakunya. Pengukuran intensi didukung oleh adanya

perilaku yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri (kontrol volisional).

  

Pendekatan intensi perilaku dilakukan dengan dua teori yaitu teori perilaku

berencana dengan teori tindakan beralasan.

  2. Elemen dalam Intensi Membeli Intensi berperilaku didefinisikan dalam beberapa elemen, yaitu tindakan,

target, situasi, dan waktu (Fishbein & Ajzen, 1980). Meskipun elemen target,

  

tindakan, konteks, dan waktu didefinisikan dalam sejumlah makna, namun hal

penting yang perlu diperhatikan dalam memahami intensi berperilaku adalah

prinsip kesesuaian (compatibility) pada sikap, norma subyektif, dan kontrol

keperilakuan yang dihayati (Ajzen, 1991). Hal ini berarti bahwa pengukuran

intensi berperilaku harus memperhatikan kesesuaian tiap elemen yang termuat

dalam determinan sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dihayati.

  Selanjutnya dikatakan bahwa elemen tindakan, target, situasi, dan waktu

(behavior, target, situation, time) memang memiliki makna yang spesifik tetapi

dapat dimaknai dalam pemahaman yang umum melalui upaya makna kesatuan

(aggregation). Dengan demikian konteks elemen dari perilaku tertentu dapat

digeneralisasikan pada semua konteks elemen yang masih relevan dengan konteks

spesifik.

  a. Behavior : Perilaku

  b. Target : Sasaran perilaku itu titujukan

  c. Situation : Dimana perilaku itu dimunculkan

  d. Time : Waktu saat perilaku itu dimunculkan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut : Mengantar ibu ke Supermarket nanti sore Behavior : Mengantar Target : Ibu Situation : ke Supermarket Time : nanti sore

  Berdasarkan penjabaran mengenai asumsi dasar dalam memahami intenti membeli, Siwi (2002) merumuskan aspek-aspek membeli meliputi :

a. Aspek motivasi berupa alasan atau tujuan yang melatarbelakangi

pemakaian obat pelangsing.

  

b. Aspek kognisi berupa evaluasi terhadap resiko pemakaian obat

pelangsing.

  

c. Aspek kontrol volisional berupa upaya aktif rasional untuk

memanfaatkan sumber dan peluang seperti informasi pengetahuan

produk guna mewujudkan niatnya membeli obat pelangsing.

Berdasarkan uraian di atas maka elemen-elemen dalam intensi membeli

yang meliputi tindakan, target, situasi, dan waktu, penulis gunakan sebagai aspek

dalam menyusun skala untuk penelitian, yaitu Skala Intensi Membeli Obat

Pelangsing.

  Kesimpulan dari uraian di atas adalah intensi berperilaku butuh upaya

yang sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena perilaku manusia merupakan

fungsi dari sejumlah predisposisi dari faktor biologis dan lingkungan.