Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas 2 SDN Inpres Bolonan | Bonenehu | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3954 12608 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui
Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PKn
di Kelas 2 SDN Inpres Bolonan
Indriani R. Bonenehu, Bonifasius Saneba, dan Hasdin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah prestasi belajar peserta
didik dapat ditingkatkan melalui Metode Resitasi pada mata pelajaran PKn di
Kelas 2 SDN Inpres Bolonan Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai
Kepulauan? Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatan prestasi belajar
peserta didik melalui Metode Resitasi pada mata pelajaran PKn di Kelas 2 SDN
Inpres Bolonan Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian
ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Inpres Bolonan Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 sebanyak 8 orang. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: Observasi dan
wawancara. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data dan

menyimpulkan data. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
(1) Guru memberikan tugas kepada murid; (2) Pelajar mempelajari atau
mengerjakan tugas; (3) Pelajar mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil
usahanya, mempelajari atau mengerjakan tugas; (4) guru atau guru bersama
pelajar menilai hasil- hasil yang telah dicapai; (5) Pelajar atau pelajar bersama
guru mengecek kebenaran atau kesalahan tertentu (dari sumber asil) atau
mengulang mempelajari atau mengerjakan tugas. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran PKn di Kelas 2 SDN Inpres
Bolonan Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya peningkatan pencapaian KKM yang diperoleh siswa
dari siklus I ke siklus II, yaitu pada siklus I mencapai 25% dan pada siklus II
mencapai 87,5%. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 2 SDN Inpres
Bolonan Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan.
Kata Kunci: Prestasi Belajar; Metode Resitasi
I. PENDAHULUAN
Penggunaan metode mengajar yang tepat merupakan suatu alternatif
mengatasi masalah rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran, guna
meningkatkan mutu pengajaran. Penerapan suatu metode pengajaran harus

ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan dan kecocokannya dengan karakteristik

1

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
materi pelajaran serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan
belajar, minat, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa sebagai
obyek. Sesuai yang dikatakan oleh Rostiyah bahwa: “Setiap jenis metode
pengajaran harus sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi
untuk tujuan yang berbeda guru harus mengadakan teknik penyajian yang berbeda
sekaligus untuk mencapai tujuan pengajarannya” (Rostiyah, 1989:2).
Salah satu metode yang diterapkan dalam melibatkan siswa secara aktif,
guna menunjang kelancaran proses pembelajaran adalah menggunakan metode
resitasi. Dalam metode resitasi diharapkan mampu memancing keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa dituntut untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan harus dipertanggungjawabkan
(Nana Sudjana, 1989: 82). Dalam keberhasilan proses pembelajaran di samping
tugas guru, maka siswa turut memegang peranan yang menentukan dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Sebab bagaimanapun baiknya penyajian guru

terhadap materi pelajaran, akan tetapi siswa tidak mempunyai perhatian dalam hal
belajar maka apa yang diharapkan sukar tercapai. Menurut Slameto (1990:88)
sebagai berikut: “Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan
tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab
soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian,
ulangan umum dan ujian”.
Pembelajaran dengan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang
diajarkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai contoh adalah
pemberian tugas (resitasi) pada setiap akhir pelajaran dengan harapan aktifitas
belajar siswa dapat ditingkatkan, sehingga prestasi belajar siswa dapat pula
meningkat. Suryobroto (1986: 3) menegaskan bahwa “metode pengajaran adalah
cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana tekniknya
suatu bahan pelajaran diberikan di sekolah”.
Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran PKn adalah metode
resitasi. Imansjah Alipandie (1984: 91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik
Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa: “Metode resitasi adalah cara
untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa

2


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa di rumah,
di perpustakaan, di laboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan”.
Sedangkan Slameto (1990: 115) mengemukakan: “Metode resitasi adalah
cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk
dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya
harus dipertanggungjawabkan kepada guru.
Pemberian

resitasi

merupakan

salah

satu

alternatif


untuk

lebih

menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran khusus. Hal ini disebabkan
oleh padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan sementara waktu belajar
sangat terbatas di dalam kelas. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah
dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita
waktu siswa utnuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Rostiyah
(1989:32) menyatakan bahwa “untuk mengatasi keadaan seperti di atas, guru
perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran”.
Pemberian resitasi kepada siswa untuk diselesaikan di rumah, di
laboratorium maupun diperpustakaan cocok dalam hal ini, karena dengan
demikian akan merangsang siswa untuk melakukan latihan-latihan atau
mengulangi materi pelajaran yang baru didapat di sekolah atau sekaligus mencoba
ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya, serta membiasakan diri siswa mengisi
waktu luangnya di luar jam pelajaran. Dengan sendirinya telah berusaha
memperdalam pemahaman serta pengertian tentang materi pelajaran. Teori
Stimulus-Respon (S – R) mendukung dalam hal ini yaitu: prinsip utama belajar
adalah pengulangan. Bila S diberikan kepada obyek maka terjadilah R. Dengan

latihan, asosiasi antara S dan R menjadi otomatis. Lebih sering asossosiasi antara
S dan R digunakan makin kuatlah hubungan yang terjadi, makin jarang hubungan
S dan R dipergunakan makin lemahlah hubungan itu (Herman Hudoyo, 1990: 5).
Guru dalam memberikan tugas kepada siswa, diharuskan memeriksa dan
memberi

nilai.

Rostiyah

(1989:

113)

mengemukakan

bahwa

“dengan


mengevaluasi tugas yang diberikan kepada siswa, akan memberi motivasi belajar
siswa”.

3

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Sumber lain menyebutkan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode resitasi adalah sebagai berikut:
Langkah pertama:
Guru memberikan tugas kepada murid
Langkah kedua:
Pelajar mempelajari atau mengerjakan tugas
Langkah ketiga :
Pelajar mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil usahanya
mempelajari atau mengerjakan tugas
Langkah keempat:
guru atau guru bersama pelajar menilai hasil- hasil yang telah dicapai
Langkah kelima :
Pelajar atau pelajar bersama guru mengecek kebenaran atau kesalahan

tertentu (dari sumber asil) atau mengulang mempelajari atau mengerjakan tugas
(Ign S Ulih Bukit Karo Karo, 1984: 40).
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di lapangan,
diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa Kelas II SDN Inpres Bolonan pada
mata pelajaran PKn masih rendah, yaitu 54 atau belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal yang ditetapkan, yaitu 75.
Hal yang biasa terjadi dalam proses belajar tentu ada yang berhasil, sukses
dan tidak mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan, ada yang gagal dan
mengalami hambatan untuk mencapai tujuan. Ukuran keberhasilan dalam proses
belajar diberikan istilah prestasi belajar. Menurut Syamsu Mappa (1983:2),
prestasi belajar adalah: “Hasil belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata
pelajaran tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukur
keberhasilan murid”.
Sedangkan Umar Tirtaraharja (1981:19) mengemukakan bahwa “Prestasi
belajar adalah taraf kemampuan aktual yang bersifat terukur, berupa pengalaman
ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, interes yang dicapai oleh murid dari apa
yang dipelajari di sekolah”.

4


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara bersiklus. Pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini mengacu pada modifikasi spiral yang dicantumkan Kemmis dan
McTagart (Wiriatmadja, 2005: 66). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu:
1) perencanaan tindakan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi; 4) refleksi.
Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Keterangan:
0. Orientasi
1. Rencana
2. Tindakan
3. Observsi
4. Refleksi

Gambar 1. Diagram Alur Disain Penelitian Diadaptasi dari Model Kemmis
dan McTagart (Wiriatmadja, 2005: 66).
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas 2 SDN Inpres Bolonan Kecamatan
Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan pada Tahun Ajaran 2014/2015, yaitu

mulai tanggal 15 September 2014 sampai dengan 21 Oktober 2014. Subyek
penelitian ini adalah siswa Kelas 2 SDN Inpres Bolonan Kecamatan Totikum
Kabupaten Banggai Kepulauan yang berjumlah 8 (delapan) orang dan Guru
Kelas.
Pengumpulan data ditempuh dengan tiga cara yaitu :
a. Tes untuk mengetahui hasil belajar PKn siswa yang terdiri dari tes awal dan
tes yang diberikan setiap akhir tindakan (siklus).
b. Observasi,

dilakukan

selama

kegiatan

pembelajaran

berlangsung.

Pelaksanaan observasi baik pada guru atau pada siswa dilakukan setiap

pelaksanaan proses pembelajaran. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara
mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk

5

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
mengetahui aktivitas siswa dan guru pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Indikator keberhasilan tindakan dapat dilihat dari observasi selama
pembelajaran yakni prestasi belajar yang diperoleh siswa, aktivitas guru dan siswa
di dalam kelas selama proses pembelajaran. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika
prestasi belajar siswa secara klasikal telah mencapai KKM, yaitu 70%, dan
aktivitas siswa dan guru telah mencapai kategori baik.
Teknik analisis data yang digunakan ada 2 (dua) macam, yaitu, teknik
analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif.
1) Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data.
Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif menurut Muchlis (2011:89)
adalah: Mereduksi data, Penyajian data, dan Verifikasi/Penyimpulan
2) Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif dilakukan setelah seluruh data terkumpul yaitu
data yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir tindakan. Data tersebut kemudian
diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (sumber: KKM SDN Inpres Bolonan).
a. Daya Serap Individu
DSI =



∑ �

x 100%

Keterangan :
DSI

: Daya Serap Individu

S

: Skor yang diperoleh siswa

Sm

: Skor maksimal

Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap
individu ≥ 75%
b. Ketuntasan Belajar Klasikal
KBK =





x 100%

Keterangan :

6

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
KBK

: Ketuntasan Belajar Klasikal

Rt

: Jumlah siswa yang tuntas

Rs

: Jumlah Siswa

Suatu kelas dinyatakan tuntas secara klasikal jika ≥ 80% siswa telah
tuntas.
c. Daya Serap Klasikal
DSK =





x 100%

Keterangan :
DSK

: Daya Serap Klasikal

X

: Skor Total Klasikal

Y

: Skor Ideal Seluruh Siswa

Suatu kelas dinyatakan tuntas jika daya serap klasikal mencapai ≥ 80%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tahap Orientasi
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan studi
pendahuluan pada hari Selasa, tanggal 16 September 2014. Kegiatan yang
dilakukan pada studi pendahuluan ini adalah mengadakan pertemuan dengan
kepala sekolah dan guru Kelas 2 SDN Inpres Bolonan. Dalam pertemuan tersebut,
peneliti menyampaikan maksud dan tujuan peneliti untuk melakukan penelitian di
Kelas 3 SDN Inpres Bolonan. Selanjutnya, Kepala Sekolah memberikan
wewenang kepada guru Kelas 2 SDN Inpres Bolonan untuk membantu dan
bekerja sama dengan peneliti sesama melaksanakan penelitian.
Peneliti dan guru Kelas 2 SDN Inpres Bolonan mendiskusikan hal-hal
yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan tindakan penelitian. Sebelum
pelaksanaan tindakan, siswa terlebih dahulu diberikan tes awal untuk melihat
pengetahuan prasyarat siswa terhadap materi. Setelah pelaksanaan tes awal,
peneliti memeriksa hasil pekerjaan siswa untuk melihat kemampuan awal siswa.
Hasil tes awal menunjukkan bahwa hanya ada satu orang siswa yang mencapai

7

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
nilai ketuntasan belajar dan tujuh orang siswa lainnya berada di bawah ketuntasan
minimal.
Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1. Observasi Terhadap Aktivitas Guru
Adapun hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Penilaian
Aspek yang dinilai

No
I

II

1

2

3

4

Kegiatan awal
1. Apersepsi



2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran



3. Memotivasi siswa



Kegiatan inti
1. Menjelaskan materi tentang rasa



tanggungjawab
2. Membagi kelas menjadi lima kelompok
untuk mengadakan diskusi dengan tema rasa



tanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengadakan presentasi hasil diskusi



kelompok
4. Mengajak siswa menyimak materi tentang



rasa tanggungjawab


5. Melakukan tanya jawab dengan siswa
6. Memberikan tugas kepada siswa untuk
melakukan observasi dan tanya-jawab



kepada tokoh masyarakat atau orang-orang di
rumah mengenai prasa tanggungjawab
III

Kegiatan akhir
1. Membimbing siswa



merangkum/menyimpulkan materi.
2. Antusias guru selama pembelajaran



8

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
berlangsung.

Keterangan:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik

2. Observasi terhadap aktifitas siswa
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Penilaian
No

Aspek yang diamati

I

Kegiatan awal
1. Memperhatikan penjelasan guru tentang rasa
tanggungjawab.
2. Menjawab pertanyaan guru atau bertanya

1

II

Kegiatan inti
1. Memahami materi yang disajikan guru
2. Kesiapan dan kesanggupan siswa dalam
belajar
3. Kerjasama yang ditunjukan siswa dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada serta
mampu menyelesaikannya.
4. Tingkat motivasi dan minat belajar
5. Kemampuan mengeluarkan pendapat
6. Keberanian menjawab pertanyaanpertanyaan guru

III

Kegiatan akhir
1. Menyimpulkan materi rasa tanggunjawab
2. Menyelesaikan tes individu

IV

Pengamatan suasana kelas
o Siswa antusias

2

3

4



















Keterangan:

9

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik

Data berikut yang perlu disajikan pada siklus I adalah data hasil evaluasi
tindakan. Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat terhadap peneliti dan siswa
selama pembelajaran berlangsung menunjukan bahwa aktifitas yang dilakukan
guru dan siswa berjalan dengan baik. Kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal
latihan dalam pembelajaran berlangsung dengan baik pula. Meskipun masih
terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam memperhatikan penjelasan guru
pada proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus I sebagai
berikut:
Tabel 3. Hasil Tes Siklus I
No

Nama Siswa

Siklus I
Angka

%

1.

Labidi Jufri

6

60

2.

Argiansyah

5,9

59

3.

Fadli Priansyah

6,5

65

4.

Muh. Abdi Fitra

8,5

85

5.

Nur Afiyanti

6,9

69

6.

Nurbiana Yuani

6,9

69

7.

Sri Wahyuni

7,4

74

8.

Zhafira Nadia Putri

7,5

75

Rata-rata

6,95

69,5

Data ini menunjukkan bahwa pada siklus I siswa belum optimal dan belum
serius dalam melakukan proses pembelajaran.
Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Observasi Terhadap Aktifitas Guru

10

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Penilaian
No

Aspek yang dinilai
1

I

II

III

Kegiatan awal
1. Apersepsi
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Memotivasi siswa
Kegiatan inti
1. Menjelaskan materi tentang rasa
tanggungjawab
2. Membagi kelas menjadi lima kelompok
untuk mengadakan diskusi dengan tema rasa
tanggungjawab
3. Mengadakan presentasi hasil diskusi
kelompok
4. Mengajak siswa menyimak materi tentang
rasa tanggungjawab
5. Melakukan tanya jawab dengan siswa
6. Memberikan tugas kepaada siswa untuk
melakukan observasi dan tanya jawab kepada
tokoh masyarakat atau orang-orang di rumah
mengenai rasa tanggungjawab
Kegiatan akhir
1. Membimbing siswa
merangkum/menyimpulkan materi
2. Antusias guru selama pembelajaran
berlangsung

2

3


4












Keterangan:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
Berdasarkan data dari hasil observasi kegiatan guru siklus II, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan guru sudah berjalan dengan baik karena ternyata
banyak kegiatan yang dilakukan guru dinilai sangat baik dan tidak terdapat nilai
cukup atau kurang.
2. Observasi Terhadap Aktifitas Siswa
Berikut dipaparkan hasil observasi siswa siklus II.

11

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Penilaian
No

Aspek yang dinilai
1

I

Kegiatan awal
1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Menjawab pertanyaan guru atau bertanya

II

Kegiatan inti
1. Memahami materi yang disajikan guru
2. Kesiapan dan kesanggupan siswa dalam
belajar
3. Kerjasama yang ditunjukan dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada serta
mampu menyelesaikannya.
4. Tingkat motivasi dan minat belajar
5. Kemampuan mengeluarkan pendapat
6. Keberanian menjawab pertanyaanpertanyaan guru

III

Kegiatan akhir
1. Menyimpulkan materi
2. Menyelesaikan tes individu

IV

Pengamatan suasana kelas
o Siswa antusias

2

3




4















Keterangan:
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik

Kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II sudah menunjukan
hasil memuaskan. Hal ini terbukti dengan hasil yang dicapai terutama mengenai
aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik bahkan sebagian besar
akifitas siswa sangat baik.
Data berikut perlu disajikan pada siklus I adalah data hasil evaluasi tindakan.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat terhadap peneliti dan siswa selama
pembelajaran berlangsung menunjukan bahwa aktifitas yang dilakukan guru dan
siswa berjalan dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus
II sebagai berikut:

12

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tabel 7. Hasil Tes Siklus II
Nama Siswa
Siklus II
Angka
Labidi Jufri
8,5
Argiansyah
6,5
Fadli Priansyah
8,7
Muh. Abdi Fitra
10
Nur Afiyanti
8,6
Nurbiana Yuani
9,3
Sri Wahyuni
9,5
Zhafira Nadia Putri
10
Rata-rata
8,88

%
85
65
87
100
86
93
95
100
88,8

Data ini menunjukan bahwa pada siklus II siswa sudah optimal dan serius
dalam melakukan proses pembelajaran.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus I, melihat pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan metode resitasi masih sangat perlu
diperbaiki dan ditingkatkan. Secara umum observasi terhadap aktivitas guru dan
siswa berdasarkan langkah-langkah metode resitasi dan hal keterlaksanaan RPP
kategori yang pengamat berikan pada siklus I masih dalam kategori cukup. Dari
11 aspek penilaian terhadap aktivitas guru dalam menerapkan metode resitasi,
hampir semua aspek masih perlu ditingkatkan, yaitu:
Aspek pertama, Apersepsi. Dalam memberikan apersepsi di siklus I, guru
belum melakukannya dengan baik, misalnya belum menelusuri pemahaman awal
siswa tentang materi yang diajarkan yaitu tentang tanggung jawab. Namun, di
siklus II apersepsi sudah dilakukan guru dengan baik, penelusuran kemampuan
awal siswa dilakukan sebelum memulai pembahasan materi.
Aspek kedua, menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada siklus I Guru
belum menyampaikan semua tujuan pembelajaran dan hanya menyampaikan
secara lisan saja, tidak ditulis di papan tulis. Pada siklus II aspek ini telah
dilakukan dengan baik, tujuan pembelajaran secara utuh disampaikan dan
dituliskan di papan tulis sehingga siswa tidak hanya mendengar tetapi juga dapat
membacanya secara langsung.

13

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Aspek ketiga, memotivasi siswa. Pada siklus I Guru belum memotivasi
siswa dengan baik, misalnya belum merangsang siswa untuk rajin belajar. Pada
saat siklus II hal itu telah dilakukan dengan cara guru merangsang atau
memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan giat karena itu sangat berguna
bagi siswa itu sendiri di masa depan mereka.
Aspek keempat, menjelaskan materi tentang rasa tanggungjawab. Pada
siklus I, guru dalam menjelaskan materi masih cenderung monoton dengan
menggunakan ceramah saja tanpa diselingi dengan tanya jawab dan penugasan.
Namun, pada siklus II, ceramah yang dilakukan oleh guru di kelas tidak lagi
didominasi dengan ceramah tapi guru juga melakukan tanya jawab dan memberi
penugasan yang dikerjakan oleh siswa di kelas.
Aspek kelima, membagi kelas menjadi lima kelompok untuk mengadakan
diskusi dengan tema rasa tanggungjawab. Pada waktu melakukan siklus I,
pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru belum memperhatikan
kebergaman yang dimiliki siswa, baik itu dari aspek kemampuan, jenis kelamin
dan karakter siswa. Namun di siklus II, pembagian kelompok yang dilakukan oleh
guru dalam pembelajaran telah memperhatikan keberagaman yang ada pada
siswanya, yaitu dengan cara membagi kelompok siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dibaur dengan teman siswanya yang memiliki kemampuan
rendah.
Aspek keenam, mengadakan presentasi hasil diskusi kelompok. Presentase
kelompok yang dilakukan pada siklus I hanya dilakukan oleh perwakilan
kelompok atau hanya ketua kelompoknya. Hal tersebut kemudian diperbaiki pada
siklus II dengan menghadirkan di depan semua anggota kelompok untuk
presentase.
Aspek

ketuju,

mengajak

siswa

menyimak

materi

tentang

rasa

tanggungjawab. Pada siklus I, guru cenderung kurang memperhatikan aspek
perhatian siswa pada waktu guru menjelaskan materi pembelajaran. Hal tersebut
kemudian diperbaiki pada siklus II. Guru disaat menjelaskan materi juga
memperhatikan aspek perhatian siswa, misalnya guru menegur siswa yang

14

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
berbicara dengan teman di sampingnya pada waktu guru sedang menjelaskan
materi.
Aspek kedelapan, melakukan tanya jawab dengan siswa. Seperti yang
telah dijelaskan pada beberapa aspek sebelumnya, disiklus II guru di saat
menjelaskan materi juga melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi yang
belum terlalu dimengerti oleh siswa, di mana hal tersebut belum dilakukan pada
siklus I.
Aspek kesembilan, memberikan tugas kepaada siswa untuk melakukan
observasi dan tanya jawab kepada tokoh masyarakat atau orang-orang di rumah
mengenai rasa tanggungjawab. Pada siklus I, aspek ini belum dilakukan secara
maksimal sehingga di siklus II diperbaiki dengan menugaskan kepada siswa untuk
melakukan pengamatan dan tanya jawab dengan orang tua atau keluarga
mengenai rasa tanggung jawab di rumah serta membuatnya dalam bentuk tulisan
mengani hasil pengamatan dan tanya jawab yang telah dilakukan.
Aspek kesepuluh, membimbing siswa merangkum/menyimpulkan materi.
Pada siklus II guru memberikan pembimbingan atau bersama-sama siswa
merangkum dan menyimpulkan materi. Hal tersebut belum optimal dilakukan
pada siklus I karena yang menyimpulkan materi pelajaran hanya guru sendiri.
Aspek kesebelas, antusias guru selama pembelajaran berlangsung. Pada
siklus II antusiasme guru dalam melakukan pembelajaran sudah baik, yaitu
ditunjukkan dengan semangat guru menjelaskan materi dan memberi tugas selama
pembelajaran berlangsung. Kondisi ini belm nampak di siklus I, di mana guru saat
menjelaskan materi terlihat kurang antusias atau kurang bersemangat.
Selain pembahasan terkait hasil observasi, juga dipaparkan hasil tes yang
dilakukan guru selama penelitian berlangsung. Beberapa aspek dapat dijadikan
indikator untuk menegaskan bahwa hasil belajar siswa semakin meningkat bila
digunakan metode pemberian tugas individu dalam pembelajaran PKn. Namun
sebelum itu perlu dikemukakan beberapa temuan yaitu bahwa ditinjau dari segi
rata-rata partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat bahwa pada siklus I
memperoleh skor cukup kemudian naik menjadi sangat baik pada siklus II.

15

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Mengenai kegiatan siswa dalam pembelajaran, pada siklus I memperoleh skor
cukup kemudian naik menjadi baik pada siklus II.
Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa penerapan metode
pemberian tugas individu dalam pembelajaran PKn telah berhasil meningkatkan
berbagai aspek yang sangat penting dalam pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya pembahasan ini akan ditinjau dari segi “proses” dan
“hasil” belajar yaitu:
1.

Ditinjau dari Segi Proses Belajar
Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode

pemberian tugas individu. Pelaksanaan metode pemberian tugas individu terdiri
dari

3

fase

yakni:

fase

menerima,

fase

mengerjakan,

fase

mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh guru.
a.

Kegiatan awal
Kegiatan yang dilakukan guru pada kegiatan ini adalah (1) menyampaikan

tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, (2) menggali pengetahuan
prasyarat siswa dan memotivasi siswa.
Melalui

penyampaian

tujuan

pembelajaran

diharapkan

siswa

dapat

termotivasi dan terfokus pada tujuan yang harus dicapai. Materi pelajaran yang
diterima oleh siswa merupakan materi yang baru bagi mereka. Oleh karena itu,
untuk mencapai indikator keberhasilan tindakan maka diperlukan materi
prasyarat. Materi prasyarat yang diajukan merupakan materi yang telah dipelajari
oleh siswa sebelumnya yang ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari.
Dengan membangkitkan pengetahuan prasyarat, siswa akan terbentuk pemahaman
awal sistem pemerintahan tingkat pusat.
b.

Kegiatan inti
Kegiatan ini dimulai dengan guru menjelaskan tentang materi siste

pemerintahan tingkat pusat. Membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk
mengadakan diskusi dengan tema gotong royong. Memandu siswa dalam
melakukan presentasi hasil diskusi kelompok. Kemudian guru mengajak siswa
menyimak materi tentang pembantu-pembantu badan eksekutif (guru menerapkan
metode pemberian tugas individu). Guru memberikan tugas kepada siswa secara

16

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
individu (fase pemberian tugas), siswa mengerjakan tugas (fase pelaksanaan
tugas) serta melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugasyang mereka
kerjakan (fase mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh guru).
Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan observasi dan
tanya jawab kepada tokoh masyarakat atau orang-orang di rumah mengenai
politik negara berdasarkan trias politica.
c.

Kegiatan akhir (penutup)
Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran,

setelah itu guru menutup pembelajaran dengan salam.
2.

Ditinjau dari Segi Hasil Belajar
Untuk membahas lebih lanjut mengenai peningkatan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran PKn yang menggunakan metode pemberian tugas, terdapat
tiga aspek yaitu perolehan nilai ketuntasan individual, daya serap klasikal, dan
ketuntasan klasikal.
Sebagaimana data yang dipaparkan pada siklus I nilai ketuntsan belajar
individual yaitu siswa yang tuntas belajar adalah 2 orang atau 25% dan siswa
yang belum tuntas belajar adalah 6 orang atau 75%. Adapun standar ketuntasan
belajar individual minimal adalah 75%, dan ketuntasan belajar klasikal minimal
80%, artinya standar tersebut belum tercapai pada siklus I. Pada siklus II nilai
ketuntasan individual yaitu siswa yang tuntas belajar 8 orang atau 100%, dan
pencapaian ketuntasan belajar klasikal mencapai 87,5%.
Dengan demikian ditinjau dari segi hasil belajar khususnya nilai ketuntasan
individual dan ketuntasan belajar klasikal yang berhasil dicapai terjadi
peningkatan setiap siklus. Meskipun diakui pada siklus I belum berhasil,
selanjutnya diperkuat dengan mengetengahkan hasil yang diperoleh pada siklus II
yaitu: pencapaian ketuntasan belajar klasikal 87,5%, hal ini menunjukkan bahwa
KKM di kelas tersebut telah tercapai.
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka dengan
tegas disimpulkan bahwa baik ditinjau dari segi individual yang berhasil dicapai
dalam pembelajaran PKn yang menggunakan metode resitasi, ternyata cenderung
meningkat, demikian pula halnya daya serap klasikal dan ketuntasan klasikal juga

17

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
cenderung mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, begitu pula aspekaspek lainnya seperti keseriusan, keaktifan, ketepatan menyelesaikan tugas,
bertanya, menjawab pertanyaan teman, dan dalam melakukan umpan balik juga
cenderung meningkat dari siklus I ke siklus II.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa metode resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran PKn di Kelas 2 SDN Inpres Bolonan Kecamatan Totikum
Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
peningkatan pencapaian KKM yang diperoleh siswa dari siklus I ke siklus II,
yaitu pada siklus I mencapai 25% dan pada siklus II mencapai 87,5%.
Saran
Berdasarkan temuan selama penelitian dapat disarankan, penggunaan
metode resitasi dapat dijadikan salah satu alternatif metode bagi guru PKn untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dan penanaman konsep pembelajaran di
kelasnya.

18

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
Alipandie, Imansyah. (1984). Didaktik Metodik Pendidikan. Surabaya: Penerbit
Usaha Nasional.
Hudoyo, Herman. (1990). Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang.
Ign S Ulih Bukit Karo Karo. (1984). Metodologi Pengajaran. Salatiga: Saudara.
Mappa, Syamsu. (1983). Psikologi Pendidikan. Ujungpandang: FIP. IKIP
Surabaya.
Rostiyah, N.K. (1989). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bina Aksara.
Slameto. (1990). Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit (SKS). Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar Cetakan Kedua.
Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru.
Suryobroto. B. (1986). Mengenal Metode Pengajaran di Skeolah dan Pendekatan
Baru dalam Proses Belajar Mengajar. Yokyakarta.
Tirtarahardja, Umar. (1981). Kesejahteraan Guru Salah Satu Faktor yang
Berpengaruh Terhadap prestasi Belajar Murid SD. Disertasi Doktor.
Jakarta:FPS. IKIP
Wiriatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja
Rosdakarya.

19