Proposal Penelitian Metode Taguchi (2)

PROPOSAL
PERMOHONAN KERJA PRAKTEK
KE PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA
UNIT PATAL SECANG

Disusun Oleh

Sawaludin
4105111041

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2012

MANAGEMENT KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
( Studi kasus di PT Industri Sandang Nusantara Unit PATAL)
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Program Studi Teknik Industri

Disusun Oleh

Sawaludin
4105111041

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2012

MANAGEMENT KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
( Studi kasus di PT Industri Sandang Nusantara Unit PATAL)
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Di susun oleh :
Nama
No. Induk Mahasiswa
Program Studi


: Sawaludin
: 4105111041
: Teknik Industri

Dosen Pembimbing

Suseno, STP, M.T
Proposal Kerja Praktek ini telah diterima sebagai salah satu syarat
Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Industri
Yogyakarta, 30 Januari 2012
Ketua Program Studi Teknik Industri

Ferida Yuamita, S.T

1. Judul
Judul penelitian ini adalah MANAGEMENT KUALITAS DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI
PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL


2. Latar Belakang Masalah
Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh
semua mahasiswa program studi teknik industri, untuk mencapai derajat
sarjana (S1) selain tugas akhir (TA). Kerja Praktek merupakan suatu media
pembelajaran untuk memperoleh pengalaman kerja serta untuk memperoleh
pengetahuan secara langsung mengenai permasalahan yang ada di tempat
praktek kerja dan bagaimana cara pemecahannya. Sehingga diharapkan
mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek tersebut dapat atau mampu
memberikan masukan yang bermanfaat bagi tempat dimana mahasiswa
melaksanakan praktek kerja, berdasarkan pendekatan ilmu teoritis yang di
peroleh mahasiswa di bangku kuliah.
Pada zaman sekarang sistem shift kerja diberlakukan hampir diseluruh
perusahaan khususnya diperusahaan besar dimana salah satu faktornya agar
proses produksi selalu berjalan selama 24 jam sehingga mesin bisa
dioptimalkan. Menurut Tayari and Smith (1997) menjelaskan
tentang definisi shift kerja sebagai periode waktu 24 jam
yang satu atau kelompok orang dijadwalkan atau diatur untuk
bekerja

di


tempat

Learner’s

Dictionary

sebagai

suatu

kerja.

Selanjutnya

(2005)

periode

Oxord


mendefinisikan

waktu

yang

Advanced
shift

kerja

dikerjakan

oleh

sekompok pekerja yang mulai bekerja ketika kelompok yang
lain selesai. Monk dan Folkard dalam Silaban dalam Wijayanti
(2005) mengkategorikan 3 jenis sistem shift kerja, yaitu shift
permanen, sistem rotasi cepat, dan sistem rotasi shift lambat.


Tetapi apabila shift kerja ini tidak dilakukan management yang
baik atau pembagian secara bergilir khususnya dishift malam
maka akan terjadinya perbedaan produksi output produksi hal
ini sesuai dari penelitian Menurut Newstrom (1996:481) dalam satu hari
sistem kerja shift dapat dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, shift psore, dan shift
malam. Dan berdasarkan banyak penelitian bahwa shift malam dianggap
banyak menimbulkan masalah seperti stres yang tinggi, ketidakpuasan kerja
dan kinerja yang jelek.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil judul
kerja praktek yaitu “PEMILIHAN SHIFT KERJA YANG PRODUKTIF
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PROCESS DI PT. NAGA SEMUT”

ANALYTICAL HIERARCHY

Perusahaan-perusahaan

saat


ini

memiliki, tugas meningkatkan proses produksi dan harus bisa memenuhi
semua kebuthan konsumen sehingga. Agar perusahaan berhasil, strategi
manajemen shift kerja harus dikordinasikan
Menurut Tayari F and Smith J.L. (1997) ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk

manajemen kerja shift

adalah sebagai berikut.
a)

Jika

memungkinkan

lamanya

kerja


shift

malam

dikurangi tanpa mengurangi kompensasi dan benefit
lainnya.
b)

Jumlah

karyawan

shift

malam

yang

diperlukan


seharusnya dikurangi untuk mengurangi jumlah hari
kerja pekerja shift malam.
c) Lamanya kerja shift tidak melebihi 8 jam.
d) Tiap shift siang atau malam seharusnya diikuti dengan
paling sedikit 24 jam libur dan tiap shift malam dengan
paling sedikit

2 hari libur, sehingga pekerja

mengatur kebiasaaan tidur mereka.

dapat

e)

Memungkinkan adanya interaksi sosial dengan teman

kerja.
f) Menyediakan


fasilitas

kegiatan

olah

raga

seperti

permainan bola baskket, khususnya untuk pekerja shift
malam.
g) Musik yang tidak monoton selama bekerja shift malam
sangat berguna.
3.

RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas ditemukan rumusan masalah sebagai


berikut :
1. Bagaimana Managemen yang dilakukan untuk pembagian shift kerja di PT
Naga Semut ?
2. Menentukan shift kerja yang paling produktif dengan metode AHP di PT
Naga Semut ?
4. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian Optimalisasi shift kerja pada PT Naga
Semut hanya bisa mengambil data sesuai dengan apa yang telah diajukan,
pengambilan data ini juga dibatasi dengan adanya waktu kerja praktek, belum
diadakanya kerja praktek ketika proposal ini terbuat.
5. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari dilaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui managemen shift kerja yang dilakukan PT. Naga Semut
2. Mengetahui Shift kerja yang paling produktif dengan metode AHP di PT
Naga Semut.
6.

MANFAAT KERJA PRAKTEK
Manfaat yang dapat diperoleh mahasiswa selama penelitian kerja praktek

ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa memperoleh deskripsi yang jelas tentang pembagian Shift kerja
di PT Naga Semut
2. Mahasiswa dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan
teknis yang belum pernah didapat sebelumnya di lembaga pendidikan.
3. Pihak perusahaan memperoleh masukan tentang kinerja dari pembagian
shift kerja

yang selama ini sudah dirancang

dan digunakan oleh

perusahaan sehingga pihak perusahaan dapat mengetahui dimana
kekurangannya, kemudian dapat mengambil langkah-langkah perbaikan
apabila diperlukan, untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan.
4. Terjalinnya hubungan yang baik antara pihak universitas dengan
perusahaan.
5. Pihak universitas mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, dari hasil kerja praktik mahasiswa di perusahaan, sehingga
dapat menentukan materi–materi perkuliahan yang sesuai dengan
perkembangan dalam dunia industri.
7. LANDASAN TEORI
a. Shift kerja
Sampai saat ini telah banyak ahli dalam bidang pembagian shift
kerja yang mendefiniskan diantarnya yaitu Monk dan Folkard (dalam Kyla,
2008) mengkategorikan tiga jenis sistem shift kerja, yaitu shift permanen,
sistem rotasi cepat, dan sistem rotasi shift lambat. Dalam hal sistem shift rotasi,
pengertian shift kerja adalah kerja yang dibagi secara bergilir dalam waktu 24
jam. Pekerja yang terlibat dalam sistem shift rotasi akan berubah-ubah waktu
kerjanya, pagi, sore dan malam hari, sesuai dengan sistem kerja shift rotasi
yang ditentukan. Di Indonesia, sistem shift yang banyak digunakan adalah
sistem shift dengan pengaturan jam kerja secara bergilir mengikuti pola 5-5-5
yaitu lima hari shift pagi (08.00-16.00), lima hari shift sore (16.00-24.00) dan
lima hari shift malam (24.00-08.00) diikuti dengan dua hari libur pada setiap
akhir shift (Kyla, 2008). Sistem kerja shift rotasi ada yang bersifat lambat, ada

yang bersifat cepat. Dalam sistem kerja shift rotasi yang bersifat lambat,
pertukaran shift berlangsung setiap bulan atau setiap minggu, misalnya
seminggu kerja malam, seminggu kerja sore dan seminggu kerja pagi.
Sedangkan dalam sistem kerja shift rotasi yang cepat, pertukaran shift terjadi
setiap satu, dua, atau tiga hari.
(Scott&LaDou,

dalam Adnan;

2002) dalam

penelitiannya

mengemukakan bahwa pada sistem shift rotasi terdapat aspek positif dan aspek
negatif. Aspek positifnya adalah memberikan lingkungan kerja yang sepi
khusunya shift malam dan memberikan waktu libur yang banyak. Sedangkan
aspek negatifnya adalah penurunan kinerja, keselamatan kerja dan masalah
kesehatan. Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh
efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan

mental

menurun

yang

berpengaruh

terhadap

perilaku

kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan. Survei
pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan
Smith et. al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada
akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69% per
tenaga kerja (Adiwardana dalam Yasir, 2008).
Kesimpulan dari beberapa definisi di atas adalah, bahwa shift kerja
merupakan sistem pengaturan waktu kerja yang memungkinkan karyawan
berpindah dari satu waktu ke waktu yang lain setelah periode tertentu, yaitu
dengan cara bergantian antara kelompok kerja satu dengan kelompok kerja
yang lain sehingga memberi peluang untuk memanfaatkan keseluruhan waktu
yang tersedia untuk mengoperasikan pekerjaan.
Glueck (1982) menyatakan, ada beberapa alasan mengapa suatu organisasi
atau perusahaan menggunakan jadwal kerja shift, yaitu:
a)

Karena

kemajuan

teknologi;

pada

proses

industri

yang

berkesinambungan, seperti pada perusahaan minyak, kimia, dimana
mesin-mesin tidak dapat sewaktu-waktu dihentikan tanpa menimbulkan
kerugian biaya.

b) Alasan ekonomi; biaya peralatan yang harus dikeluarkan, jika hanya
satu shift mungkin terlalu mahal.
c) Permintaan pasar; yaitu terdapat peningkatan permintaan terdapat
produk tertentu sehingga dibutuhkan lebih dari satu shift.
b. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli
matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil
keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan
dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya,
menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai
numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan
mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang
mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu
memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki
kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai
pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga
menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan
pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang
beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif
sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.
(Saaty, 1993).
Proses hierarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan
bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan
mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masingmasing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Ada dua
alasan utama untuk menyatakan suatu tindakan akan lebih baik dibanding
tindakan lain. Alasan yang pertama adalah pengaruh-pengaruh tindakan

tersebut kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karena sutu ukuran atau
bidang yang berbeda dan kedua, menyatakan bahwa pengaruh tindakan
tersebut kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan pengaruh
tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya.
Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar
pengaruh sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas.

Prinsip Dasar dan Aksioma AHP
AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:
1. Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi
bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum
sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan
dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif
mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail,
mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki
merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin
mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa
dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki
perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus
dibuatkan level yang baru.
2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments).
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari
semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan
relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa
angka.

Perbandingan

berpasangan

dalam

dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.

bentuk

matriks

jika

3. Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal
dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan
menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria.
Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang
kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level
terendah sesuai dengan kriterianya.

AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :
1. Aksioma Resiprokal
Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah
perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan
memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali
lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC
(EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B,
maka B=1/5 A.
2. Aksioma Homogenitas
Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak
berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan
mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita
harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak
menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi.
3. Aksioma Ketergantungan
Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki
tidak bergantung pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat
kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki.

Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode AHP
Kelebihan menggunakan metode AHP
1. Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih
sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
Metode “pairwise comparison” AHP mempunyai kemampuan
untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria
yang berdasar pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam
hierarki. Jadi model ini merupakan model yang komperehensif. Pembuat
keputusan menetukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana,
membengun semua prioritas untuk urutan alternatif. “ Pairwaise
comparison” AHP mwenggunakan data yang ada bersifat kualitatif
berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga dirasakan dan
diamati, namun kelengkapan data numerik tidak menunjang untuk
memodelkan secara kuantitatif.
Kelemahan dari metode AHP
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya.
Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini
melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak
berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara
statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang
terbentuk.

8. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penulisan laporan
kerja praktek ini, adalah sebagai berikut :
1. Tahap pendahuluan
Tahap ini merupakan tahap awal dari penelitian. Secara rinci tahap-tahap
pendahuluan ini diuraikan sebagai berikut:
a. Studi pustaka
Studi ini dilakukan untuk mencari informasi dari literatur terkait yang
dibutuhkan. Selain itu juga dalam studi ini dilakukan pencarian teori-teori
untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam penelitian.
b. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk mencari penyebab timbulnya
masalah dan kemudian mencari solusi yang tepat untuk memecahkan
masalah tersebut.
c. Perumusan masalah
Perumusan masalah dilakukan untuk mengetahui permasalahan apa yang
akan dianalisa serta untuk menemukan pemecahan masalah tersebut.
d. Penentuan batasan masalah
Penentuan batasan masalah ini dilakukan agar penelitian menjadi lebih
fokus pada permasalahan yang diamati.
e. Penentuan tujuan penelitian
Penentuan tujuan ini untuk menetapkan arah penelitian sehingga penelitian
lebih fokus pada permasalahan yang akan diambil.
2. Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap ini akan diperoleh data-data yang relevan. Adapun data-data
yang diperoleh adalah:
a. Data pembagian shift kerja yang akan digunakan untuk menghitung hasil
produksi setiap shift kerja pada semua waktu shift kerja.
b. Hasil produksi dari setiap shift dalam kurun waktu yang akan ditentukan
3. Tahap Pengolahan Data
Pengolahaan data yang dilakukan dalam hal ini adalah :

a. Pengujian kecukupan data yang digunakan untuk mengetahui apakah data
yang sudah diambil cukup atau tidak.
b. Pengujian keseragaman data dengan tujuan untuk mengetahui apakah data
yang sudah diambil seragam atau tidak.
c. Penghitungan hasil produksi disetiap shift kerja dengan asumsi data yang
ada dengan menggunakan performance rating dalam kondisi normal atau
100%.
d. Penghitungan waktu siklus berdasarkan output yang dihasilkan selama
penelitian.

4. Tahap Analisa Hasil
Dalam tahap ini dilakukan analisa hasil pengolahan data yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya.
5. Tahap Kesimpulan Dan Saran
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan berdasarkan analisa
hasil pengolahan data yang telah dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan
pemberian saran kepada pihak perusahaan. Secara ringkas langkah-langkah
penelitian yang akan dilakukan bisa digambarkan dalam diagram alir seperti
terlihat di bawah ini.
9. RENCANA PELAKSANAAN
Kegiatan kerja praktek ini akan dilaksanakan selama 3 bulan dimulai
bulan

Maret

2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

Adapun rencana

pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Rencana Kegiatan

Minggu Ke
1

Identifikasi Masalah
Pembuatan proposal

2

3

4

5

6

7

8

9

1

1

1

0

1

2

Mencari Literatur
Pengajuan Proposal
Pelaksanaan

Kerja

Praktek
Penyusunan

Laporan

kerja praktek

10. DAFTAR PUSTAKA
Dalam penyusunan laporan kerja praktek penulis menggunakan berberapa
referensi dan buku sebagai acuan dalam penulisan kerja praktek, diantaranya
adalah sebagai berikut :

ALessio Ishizaka and Ashraf Labib, Analytic Hierarchy Process and Expert
Choice: Benefits and limitations, Porstmouth Business school. Universtity of
Portsmouth. (scribd.com,Akses 25 Oktober 2012)

Engko, Cecilia. 2006. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual
dengan Self Esteem dan Self Efficacy sebagai Variabel Intervening: Skripsi.
Universitas Pattimura, Padang.

http://bangded.blogspot.com/2011/04/penerapan-metode-ahp.html

(Akses

17

(Akses

23

Oktober 2012)

http://blog.uad.ac.id/sulisworo/2009/04/16/analisis-hierarki-proses
Oktober 2012)

http://haniif.wordpress.com/2007/08/01/23-tinjauan-pustaka-sistem-pendukungkeputusan-spk/ (Akses 17 Oktober 2012)
http://juanasari.blogspot.com/2009/11/pengaruh-shift-kerja-terhadapkepuasan.html (Akses 20 Oktober 2012)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22256/4/Chapter%20II.pdf (Akses
20 Oktober 2012)

Maarif, M. S. Tanjung, H . 2003 Teknik-Teknik Kuantitatif untuk managemen.
Gramedia widasarana Indonesia. Jakarta
Saaty T.L 1990, The Analytic Hierarchy Process, New York: McGraw Hill.

Youtube.com, Keyword: How To Analytic Hierarchy Process with Ecperchoice.
(Akses 25 Oktober 2012 )