Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis M (1)

Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Media Massa
dalam Implementasi Kurikulum 2013
oleh
Diena San Fauziya
STKIP Siliwangi Bandung
Pos-el: dienasanf@yahoo.co.id

Abstrak
Perkembangan media massa, baik media cetak maupun media elektronik, dari masa ke
masa semakin menyemarakkan berbagai aspek kehidupan. Dalam perkembangannya,
sekarang ini media massa lebih mudah dijangkau oleh berbagai daerah dan berbagai
kalangan. Letak geografis seperti perkotaan dan pedesaan serta usia tidak lagi menjadi
suatu pembatas dalam pengonsumsian informasi yang disajikan media massa. Sekaitan
dengan pembelajaran, media massa dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan
pembelajaran, baik untuk sumber maupun strategi pembelajaran. Selain itu, isi atau
kandungan informasi yang disuguhkan berbagai media massa ini menjadi salah satu
daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia untuk dapat terus mengikuti
perkembangannya. Salah satu aspek yang belakangan menjadi sorotan adalah
munculnya program-program acara, tokoh, aktor, dan aktris yang memberikan warna
tersendiri melalui penggunaan bahasanya. Sebutlah beberapa acara kuis yang
menghadirkan pembelajaran kosakata, tokoh yang menjadi motivator dengan

penggunaan bahasa yang memukau, atau aktor dan aktris yang mengundang banyak
kontroversi karena penggunaan bahasanya. Fenomena yang muncul ini sangat menarik
dan dengan luas dapat menjadi sebuah peluang untuk dijadikan sebuah dasar
pembelajaran bahasa. Dengan luasnya penggunaan bahasa dalam media massa, siswa
dapat belajar bahasa melalui penggunaan bahasa yang nyata digunakan dalam
kehidupan. Selain itu, mereka dapat belajar secara induktif. Artinya, dengan sendirinya
mereka akan menemukan hakikat pembelajaran bahasa melalui penarikkan kesimpulan
dan bahkan pengomunikasian berdasarkan keadaan khusus yang mereka amati, kritisi,
kumpulkan dan bahkan asosiasikan. Pembelajaran seperti ini merupakan salah satu ciri
pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, yakni pembelajaran yang menuntut siswa
aktif melalui 5M: mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan. Melalui pembelajaran dengan proses yang bermakna tersebut
diharapkan pembelajaran bahasa akan menjadi lebih efektif, tidak hanya secara teoretis,
tetapi juga praktis.
Kata kunci: Pembelajaran Bahasa Indonesia, Media Massa, Kurikulum 2013

Pendahuluan
Kurikulum 2013 membawa perubahan bagi peran bahasa Indonesia. Berdasarkan
kurikulum terbaru ini, bahasa Indonesia tidak hanya berperan sebagai mata pelajaran,
tetapi juga memiliki peran sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan. Bahasa

Indonesia sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan setidaknya mengukuhkan
Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8

eksistensi bahasa Indonesia sebagai media komunikasi. Oleh karena itu, pemerintah
merancang buku panduan pembelajaran dengan berbasis teks. Namun demikian, teks
hanyalah sebuah alternatif basis pembelajaran. Lebih jauh, kita dapat menganalisis
bahwa media komunikasi begitu luas, tidak sekadar teks.
Media komunikasi lain sebagai sarana dalam pembelajaran bahasa Indonesia
begitu banyak. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa salah satu media komunikasi yang
memiliki pengaruh lebih besar dalam kehidupan adalah media massa. Bahkan pada
akhirnya, teks yang tadi disebut-sebutkan merupakan bagian dari media massa.
Pada era ini, berbagai media massa sudah bukan lagi barang langka. Hampir di
setiap pelosok, media massa dengan berbagai jenisnya dapat dijumpai dan tentu
digunakan oleh masyarakat, sehingga media massa memiliki kedudukan tersendiri
dalam kehidupan.
Rivers, et al. (2008:27) berpendapat bahwa media massa, seperti halnya pesan
lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada
hakikatnya, media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan

kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya. Di sinilah peran besar
media massa bagi kehidupan.
Sebagai pembawa pengaruh paling besar, media massa jelas sangat bisa
diandalkan untuk dijadikan bahan pembelajaran. Bahkan bukan hanya sebagai bahan,
melainkan juga sebagai alat.
Media massa dapat dijadikan basis pembelajaran dan ketika itu terjadi
dimungkinkan pembelajaran bahasa akan lebih bermakna karena berasal dari sesuatu
yang nyata. Sayangnya, sekarang ini, tidak sedikit kalangan yang memandang media
massa hanya sebagai sarana hiburan yang bahkan kemudian dinilai lebih banyak
menimbulkan kesan negatif. Kenyataan ini seperti yang diutarakan Rivers, et al.
(2008:27) bahwa banyak orang yang tidak menyadari hubungan fundamental antara
manusia dan media itu, dan keliru menilai peran media dalam kehidupan mereka.
Misalnya, banyak intelektual yang melihat media tidak lebih dari produk sampingan
kemajuan teknologi. Pernyataan tersebut memang benar adanya, padahal nyatanya,
justru banyak hal dari kemajuan teknologi itu yang bisa kita gunakan dan manfaatkan
untuk kemajuan pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, tujuan dari penulisan tulisan ini adalah merancang pembelajaran
bahasa Indonesia yang bermakna sesuai konteks dengan berbasis media massa.
Rancangan yang disusun tentu disesuaikan dengan implementasi kurikulum 2013
sebagai kurikulum baru yang akan segera diberlakukan secara serentak.

Sekilas mengenai pembelajaran bahasa Indonesia, media massa, dan kurikulum
2013, diuraikan sebagai berikut.
Pertama, pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan sebuah
proses kerja sama antara siswa dan guru dalam membelajarkan siswa untuk mencapai
kompetensi terampil berbahasa Indonesia, baik lisan maupun lisan. Proses tersebut
dilakukan dengan memanfaatkan segala potensi, baik internal dari dalam diri siswa,
maupun eksternal dari luar diri siswa. Hakikat tersebut dijaring dari konsep
pembelajaran menurut Sanjaya (2013:26) bahwa pembelajaran diartikan sebagai proses
kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang
ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat,
dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar, maupun potensi yang ada di
Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8

luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk
mencapai tujuan belajar tertentu.
Kedua, media massa pada hakikatnya merupakan sebuah perantara dari proses
komunikasi yang digunakan secara luas di kalangan masyarakat. Konsep ini disaring
dari pernyataan Tamburaka (2013:39), yakni media massa adalah media yang

digunakan di ruang pers. Pers itu sendiri dijelaskannya sebagai istilah yang digunakan
untuk memperkenalkan jenis media yang secara khusus dirancang untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Selanjutnya, Tamburaka (2013:41-42) menegaskan bahwa
terdapat dua bentuk media massa, yakni media cetak dan media elektronik. Menurutnya,
media massa cetak merupakan media massa yang menggunakan media cetak seperti
kertas koran yang di dalamnya ada tulisan yang berupa kata-kata dan kalimat yang
disebut berita dengan menggunakan teknik penulisan yang mengikuti aturan jurnalistik.
Sementara itu, media elektronik merupakan media massa yang menggunakan
gelombang elektromagnetik yang mengubahnya menjadi audio, visual, atau keduanya
secara bersamaan. Berkenaan dengan media massa, konsep media itu sendiri menurut
Sanjaya (2012:57) merupakan perantara dari sumber informasi ke penerima informasi.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya media erat
kaitannya dengan proses komunikasi.
Ketiga, kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang berorientasi pada
kompetensi lulusan (SKL) yang secara eksplisit ditekankan pada tiga ranah, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (Permendikbud Nomor 54 tahun 2013). Berdasarkan
standar proses (Permendikbud Nomor 65 tahun 2013), proses pembelajaran disesuaikan
dengan ketiga ranah kompetensi dalam SKL. Ketiga ranah tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui akitivitas
“menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan

diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencipta”. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas
“mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Kesemua tahap
perolehan itu dikemas dalam pendekatan ilmiah (scientific), pembelajaran melalui
penyingkapan/ penelitian, pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah agar kemudian menghasilkan karya kontekstual.

Pembahasan
Beragamnya media massa memberikan pilihan yang luas bagi para praktisi
pembelajaran untuk dapat memanfaatkannya. Media cetak seperti surat kabar, majalah,
atau tabloid menyuguhkan banyak teks yang menarik untuk dijadikan sarana
pembelajaran bahasa. Di samping itu, media elektronik seperti radio, televisi, atau
bahkan sekarang internet memberikan kemudahan dan ketertarikan tersendiri bagi para
pembelajar bahasa. Selain sebagai sumber belajar, media-media tersebut juga sangat
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, bahkan dapat diadaptasi menjadi strategi
pembelajaran.
Seperti yang telah diutarakan Sanjaya (2013:26), proses pembelajaran haruslah
memaksimalkan potensi yang ada, bukan hanya dari diri siswa, melainkan juga
lingkungan, sarana, dan sumber belajar yang ada. Bertolak dari sinilah, media massa
dapat dijadikan sebagai sarana dan sumber belajar.

Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis media massa mengandung arti proses
belajar-mengajar yang memanfaatkan media massa dalam mencapai tujuannya, yakni
berupa terampil berbahasa. Pemanfaatan media massa ini dapat berupa pengadopsian
atau pengadaptasian bahan, program acara, ataupun hal lainnya tergantung pada
kreativitas guru sebagai perancang pembelajaran. Pengadopsian atau pengadaptasian
tersebut kemudian diterapkan ke dalam proses atau kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia yang notabene difokuskan ke dalam empat keterampilan berbahasa, yakni
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, meskipun kemudian lebih dalam dari itu,
materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa tidak lepas dari aspek kebahasaanya
sendiri, seperti kosakata, struktur, ataupun masalah teknis seperti EYD.
Berikut diuraikan rancangan kegiatan pemanfaatan media massa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
1.

Pengadaptasian Program Acara sebagai Strategi Pembelajaran Berbicara


Maksud dari pengadaptasian program acara adalah mengambil dan
menyesuaikan langkah-langkah sebuah program acara untuk dijadikan sebuah strategi
pembelajaran. Pengadaptasian program acara sebenarnya dapat dilakukan untuk
berbagai keterampilan berbahasa, salah satunya adalah berbicara.
Dalam pembelajaran berbicara, pengadaptasian program acara dapat dilakukan
untuk dijadikan sebuah model atau strategi pembelajaran dengan mengacu pada prinsip
dari program acara tersebut. Yang pertama kali harus dilakukan adalah mencermati,
menganalisis, dan pada akhirnya menentukan program acara yang mendukung
terjadinya kegiatan berbicara.
Seperti yang kita ketahui, media massa cenderung menjadi media komunikasi
yang bersifat satu arah, namun ternyata jika dicermati ada beberapa program acara yang
bersifat dua arah bahkan multiarah dalam arti mendukung terjadinya proses interaksi
(komunikasi interaksional). Program acara seperti ini memberikan peluang bagi
audience atau peserta untuk dapat mengemukakan pendapat. Program seperti ini tentu
sangat mendukung kegiatan berbicara. Dengan demikian, program acara dalam media
massa yang bersifat interaksional ini dapat diadaptasi menjadi sebuah strategi
pembelajaran.
Salah satu program acara yang dapat digunakan adalah program acara Suara
Anda yang tayang di MetroTv. Pengadaptasian program acara ini ke dalam
pembelajaran berbicara telah dilakukan pada tahun 2013 (Fauziya, 2013). Fauziya

(2013) menguraikan kegiatan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip yang ditemukan
dari program acara tersebut. Namun, kegiatan pembelajaran dapat dikembangkan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai dan arahan kurikulum yang berlaku. Berikut ini
kegiatan inti pembelajaran yang telah disusun ulang sebagai salah satu alternatif
rancangan kegiatan pembelajaran dengan penyesuaian kegiatan pembelajaran sesuai
dengan kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013).
Catatan: sebelum proses pelaksanaan pembelajaran, guru menyiapkan
beberapa video tayangan yang sesuai dengan karakteristik siswa dan media lain yang
menunjang penayangan video (komputer, infocus, speaker).
Kegiatan
Pendahuluan

 Guru mengondisikan kelas untuk suasana pembelajaran
 Guru melakukan apersepsi: mengaitkan materi sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari
Deskripsi

Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8


 Guru menjabarkan materi, tujuan dan manfaat pembelajaran
Inti

Mengamati
 Siswa mencermati dan memilih salah satu dari beberapa pilihan
headline berita yang ditayangkan guru
 Siswa menyimak tayangan berita yang dipilih secara utuh
Menanya
 Siswa dan guru bertanya-jawab secara interaksional mengenai berita
yang telah ditayangkan, baik mengenai konten maupun mengenai teknis
Mengumpulkan informasi
 Siswa membaca atau menyimak sumber lain sekaitan dengan isu yang
ditayangkan, baik secara konten maupun teknis
(Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan gadget
atau alat elektronik yang dimiliki siswa, jika tidak tersedia bisa
memanfaatkan sumber yang ada di sekitar: koran di perpustakaan, dsb.,
atau dengan cara berdiskusi kelompok)
Mengasosiasikan
 Siswa menghubungkan informasi yang telah diperoleh dari seluruh

kegiatan dengan pengalaman pribadi
Mengomunikasikan
 Siswa memberikan tanggapan dan kritik sesuai dengan informasi dan
pengalaman pribadi sebagai salah satu komponen utama dalam prinsip
komunikasi

Penutup

2.

 Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan penguatan dan umpan balik atas apa yang telah
diupayakan siswa
 Guru memberikan tugas ko-kourikuler dan menyampaikan materi
pertemuan berikutnya
 Guru menutup pembelajaran

Pengadopsian Program Acara sebagai Sumber/Bahan Pembelajaran Menyimak
dan Menulis Teks Deskriptif atau Argumentatif

Selain diadaptasi menjadi strategi pembelajaran, program acara juga dapat
diadopsi secara penuh sebagai sumber/bahan pembelajaran. Bukan lagi mengenai
langkah-langkah programnya yang dimanfaatkan, namun mengenai penggunaan
bahasanya. Dewasa ini, banyak program acara yang hadir di media elektronik, terutama
televisi. Program itu tayang dengan beragam genre, di antaranya adalah program
sinetron, gosip, dan bahkan program-program motivasi. Banyak kalagan, termasuk
anak-anak dan remaja sebagai pelajar menaruh minat terhadap berbagai acara tersebut.
Banyak di antara mereka yang setiap hari duduk manis di depan televisi demi mengikuti
kisah demi kisah yang disajikan melalui media massa elektronik.
Penayangan-penayangan sinetron dan gosip sering kali dipandang negatif.
Selain dari isinya yang dipandang kontroversial, acara-acara tersebut juga memberikan
dampak yang besar terhadap perilaku, termasuk dalam penggunaan bahasa. Dari sinilah
Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8

celah yang dapat digunakan, daripada melarang dengan keras anak untuk menonton
sinetron, tidak ada salahnya jika sambil menonton mereka juga menjadikan acara
tersebut sebagai sumber dan bahan belajar bahasa Indonesia.
Dalam kesempatan ini, perencanaan disusun untuk membidik kemampuan
siswa dalam menyimak, mengidentifikasi bahasa yang baik dan benar untuk selanjutnya
dijadikan sebagai bahan dalam mencapai kompetensi menulis. Langkahnya adalah
sebagai berikut.
Catatan: pada pertemuan sebelumnya siswa diminta untuk menonton salah
satu tayangan televisi, serta mengidentifikasi dan mencatat penggunaan-penggunaan
bahasa aktor dalam tayangan tersebut atau guru menayangkan tayangan televisi di
kelas.
Kegiatan
Pendahuluan

Inti

 Guru mengondisikan kelas untuk suasana pembelajaran
 Guru melakukan apersepsi: melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai penggunaan bahasa dewasa ini
 Guru menjabarkan materi, tujuan dan manfaat pembelajaran
Deskripsi

Mengamati
 Siswa menonton salah satu tayangan televisi dan mencermati
penggunaan bahasa dalam tayangan tersebut

Menanya
 Siswa mengajukan pertanyaan mengenai penggunaan bahasa dalam
tayangan yang ditonton (apa, siapa, bagaimana, mengapa)
Mengumpulkan informasi
 Siswa mengamati dan mencari informasi sejenis mengenai penggunaan
bahasa dalam tayangan televisi
Mengasosiasikan
 Siswa menghubungkan informasi yang telah diperoleh dari seluruh
kegiatan dan mencoba menarik sebuah simpulan tentang apa, siapa,
bagaimana, dan mengapa penggunaan bahasa tersebut terjadi

Penutup

3.

Mengomunikasikan
 Siswa menulis sebuah teks deskriptif (atau argumentatif) dari
bahan/informasi yang telah diperoleh
 Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan penguatan dan umpan balik atas apa yang telah
diupayakan siswa
 Guru memberikan tugas ko-kourikuler dan menyampaikan materi
pertemuan berikutnya
 Guru menutup pembelajaran

Pengadopsian atau Pengadaptasian Artikel dalam Media Cetak sebagai Bahan
Pembelajaran Membaca

Contoh rancangan pembelajaran bahasa dengan memanfaatkan media massa
cetak adalah dengan mengadopsi artikel yang ada dalam media cetak untuk dijadikan
sebagai bahan pembelajaran membaca. Membaca merupakan sebuah kegiatan berbahasa
Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8

yang bersifat aktif reseptif. Artinya, melalui kegiatan membaca ini seseorang aktif
dalam mencari dan memperoleh informasi yang ada dalam media tulis.
Pembelajaran membaca dengan mengadopsi atau mengadaptasi artikel dalam
media cetak sebagai bahan pembelajaran merupakan upaya pembelajaran yang nyata
karena bahan belajar betul-betul berasal dari apa yang ada di masyarakat. Berikut ini
rancangan pembelajaran membaca dengan memanfaatkan media cetak.
Catatan: guru menyiapkan potongan-potongan artikel dari media cetak
sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas.
Kegiatan
Pendahuluan

Inti

 Guru mengondisikan kelas untuk suasana pembelajaran
 Guru melakukan apersepsi: mengaitkan materi sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari
 Guru menjabarkan materi, tujuan dan manfaat pembelajaran
Deskripsi

Mengamati
 Siswa membaca artikel yang telah dipersiapkan guru

Menanya
 Siswa mengajukan pertanyaan dengan kata tanya apa, mengapa, dan
bagaimana mengenai informasi yang ada dalam artikel
Mengumpulkan informasi
 Siswa membaca ulang artikel secara intensif untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan
Mengasosiasikan
 Siswa menghubungkan informasi yang telah diperoleh dari seluruh
kegiatan dan mencoba menarik sebuah simpulan tentang apa, mengapa,
dan bagaimana isi dalam artikel
Mengomunikasikan
 Siswa menuliskan kembali pemahaman yang dia peroleh dari hasil
membaca
Penutup

 Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan penguatan dan umpan balik atas apa yang telah
diupayakan siswa
 Guru memberikan tugas ko-kourikuler dan menyampaikan materi
pertemuan berikutnya
 Guru menutup pembelajaran

Bentuk rancangan di atas merupakan gambaran dasar atas pembelajaran bahasa
yang berbasiskan media massa. Ketiga bentuk rancangan pembelajaran tersebut
merupakan sebuah rancangan awal dan umum sebagai bahan bayangan untuk kemudian
dikembangkan kembali menjadi sebuah rancangan yang utuh dan matang.
Penutup
Sebuah proses pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya adalah mengubah
perilaku pembelajar dari yang asalnya tidak terampil berbahasa Indonesia menjadi
Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8

terampil berbahasa Indonesia. Untuk menciptakan perubahan itu, diperlukan proses
kerja sama antara guru dan siswa sebagai subjek pembelajaran. Selain itu, untuk
memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal diperlukan pula pemanfataan potensi
baik yang berasal dari diri siswa, maupun yang dari luar diri siswa, seperti lingkungan
dan sarana. Saran yang dapat digunakan adalah media massa, baik cetak maupun
elektronik.
Sebelum melakukan proses pembelajaran, langkah yang harus ditempuh adalah
menyiapkan rancangan pembelajaran, banyak komponen yang harus dipersiapkan, dua
di antaranya adalah strategi pembelajaran dan bahan pembelajaran sebagai sumber
belajar. Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, perencanaan pembelajaran dapat
bersumber dari pemanfaatan media massa, baik elektronik, maupun cetak. Pembelajaran
dengan berbasis media elektronik dapat dilakukan dengan mengadaptasi langkahlangkah dalam suatu program acara televisi menjadi sebuah strategi pembelajaran,
kompetensi yang dibidik bisa apa saja, salah satu di antaranya adalah berbicara. Selain
itu, tayangan dalam media massa elektronik juga dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran, dalam pembahasan yang telah diuraikan, pemanfaatan itu dapat
diterapkan dalam pembelajaran menulis. Sementara itu, media massa cetak dapat
digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk kompetensi membaca
Paparan mengenai rancangan dasar pembelajaran tersebut masih sangat umum
dan belum lengkap. Namun setidaknya, rancangan tersebut memberikan alternatif dalam
menyusun sebuah rencana pembelajaran bahasa. Sesuai dengan fungsinya, pembelajaran
bahasa haruslah diintegrasikan ke dalam empat keterampilan berbahasa, yakni
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Akhir kata, demi mewujudkan pembelajaran yang bermakna, pemanfaatan
potensi sangat diperlukan. Pembelajaran tidak harus selalu berawal dari segala yang
positif, tetapi juga dapat diawali oleh pemodelan yang kurang baik untuk selanjutnya
menemukan sesuatu yang baik dan bermakna. Mari gunakan media massa sebagai
pembangkit minat dan pembentuk kebermaknaan pembelajaran.

Daftar Pustaka
Fauziya, D.S. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya
Program Acara “Suara Anda” Berbasis Komunikasi Interaksional dalam
Pembelajaran Berbicara. Tesis pda Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak
diterbitkan.
Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses.
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
Rivers, et al. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern: Edisi Kedua . Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. 2012. Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8

Sanjaya, W. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Tamburaka, A. 2013. Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa .
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Biodata singkat penulis
Diena San Fauziya, lahir di Sumedang, 29 Oktober 1988, lulus sebagai Magister
Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana
UPI Bandung pada tahun 2013. Sekarang yang bersangkutan tercatat sebagai dosen di
STKIP Siliwangi Bandung.

Dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra dalam Era
Teknologi, FKIP Universitas Mataram, 21 April 2014
ISBN 978-602-1570-25-8

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203