RUANG TERBUKA HIJAU RTH STUDI KASUS PEMA

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
STUDI KASUS PEMANFAATAN LAHAN KAMPUS I UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP KEPENTINGAN EKONOMI

MAKALAH PENGGANTI UJIAN TENGAH SEMESTER
MATAKULIAH
PENATAAN RUANG DAN ANALISIS PERTUMBUHAN KOTA

AZHAR FIRDAUS
1106143415

JENJANG MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDONESIA
MEI 2012

1. PENDAHULUAN

1.1


Latar Belakang Masalah
Kondisi lahan hijau di Indonesia begitu minim. Kota Makassar, Ruang Terbuka
Hijau (RTH) masih minim yakni sekitar sembilan persen dari tiga puluh persen yang
dipersyaratkan di Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Perkataan aktivis lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)
Sulawesi Selatan Taufik Kasaming, menghimbau agar pihak Pemerintah Kota
memperhatikan penyediaan ruang terbuka hijau. Demi keseimbangan ekosistem dan
mencegah terjadinya bencana ekologi seperti banjir dan longsor.
Begitu juga yang terjadi di Kota Jakarta. Kota Jakarta sudah begitu penuh dan
sesak. Lahan hijau yang tersedia di Kota Jakarta. Gedung-gedung dibangun tanpa
mengetahui batasan yang seharusnya ada. Akibat yang terjadi yaitu kurangnya daerah
ruang terbuka hijau sehingga ketika dalam waktu singkat hujan datang, kita sudah
menghadapi banjir.
Kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, terletak di kawasan
Ciputat, Tangerang Selatan. Kampus ini dibagi menjadi Kampus I dan Kampus II. Ketika
kita melihat dari dekat, terdapat kemegahan dari gedung kampus ini. Gedungnya yang
tinggi memperlihatkan bahwa kampus ini mempunyai kualitas yang tidak rendah.
Di balik kemegahan gedung kampus UIN Syarif Hidayatullah terdapat beberapa
celah. Salah satu celah yang menghasilkan dampak negatif adalah masalah sarana dan
prasarana di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah, terutama di Kampus I UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Sarana dan prasarana di kampus ini terdiri dari penyediaan
lahan parkir (baik untuk mobil ataupun sepeda motor), kantin di beberapa fakultas, dan
lain sebagainya.
Sarana dan prasarana yang terdapat di kampus I UIN Syarif Hidayatullah begitu
rapat dan sesak. Alasan yang membuat kampus ini menjadi sesak menurut observasi awal
yang dilakukan, karena dilandasi oleh kegiatan ekonomi. Tidak adanya lahan terbuka
untuk menyerap air hujan. Akibatnya terjadi banjir di dekat pintu keluar kampus.

1

Kegiatan ekonomi yaitu adanya bisnis parkir kendaraan baik itu kendaraan roda
dua ataupun roda empat. Tiap kendaraan roda dua dikenai biaya sebesar 500 rupiah.
Sedangkan untuk mobil, tidak dikenakan biaya sama sekali. Kenyataan ini menghasilkan
kesenjangan sosial.
Jumlah kendaraan roda dua ataupun roda empat di Kampus I UIN Syarif
Hidayatullah sudah tidak dapat dihitung angka pastinya. Ketika rumah hanya di sebelah
kampus, mereka masih menggunakan sepeda motor ataupun mobil. Mengakibatkan
tingkat polusi udara semakin tinggi, yang justru berada di wilayah kampus. Seharusnya
kampus punya pemikiran yang lebih maju daripada masyarakat yang ada di luar kampus.
Kegiatan ekonomi lain yaitu dibangunnya kantin. Lahan kantin sebelumnya adalah lahan

terbuka hijau. Tetapi, telah beralih fungsi menjadi pembangunan kantin dengan dua
lantai.
Proses pemanfaatan lahan di lingkungan kampus menjadi semakin mudah untuk
kepentingan ekonomi. Baik untuk penyediaan lahan parkir maupun pembangunan gedung
sarana dan prasarana, salah satu contohnya adalah kantin. Proses pemanfaatan ini tidak
memikirkan segi positif dan negatif bagi mahasiswa dan karyawan kampus. Perlu adanya
solusi yang tepat untuk menyelesaikan kesenjangan di lingkungan kampus. Sehingga
mahasiswa dan karyawan dapat nyaman ketika melakukan aktivitasnya.

1.2

Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, berusaha menjawab pertanyaan mengenai proses
pemanfaatan sarana dan prasarana di Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:
a. Berapa Ruang Hijau Terbuka (RTH) yang masih tersisa di lingkungan
kampus?
b. Bagaimana proses bisnis lahan parkir dan kantin di lingkungan kampus?
c. Apa yang melandasi kegiatan ekonomi di lingkungan kampus?

1.3


Tujuan Makalah

2

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mengetahui seberapa besar
pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta
solusi yang tepat mengenai permasalahan yang ada tentang pemanfaatan lahan. Aspek
ekonomi dapat melengkapi untuk mengetahui proses pemanfaatan lahan tersebut.
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang masih tersisa di lingkungan
kampus.
b. Mengkaji proses bisnis lahan parkir dan kantin di lingkungan kampus.
c. Mengkaji landasan dari pihak kampus dalam pemanfaatan lahan untuk
kegiatan ekonomi.

3

2. MASALAH DAN PERSOALAN
2.1


Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Secara definitif, Ruang Terbukan Hijau (RTH) adalah kawasan atau areal
permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan
habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan
prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer,
menunjang kelestarian air dan tanah, ruang terbuka hijau di tengah-tengah ekosistem
perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.
Definisi lain mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian dari ruangruang terbuka (open spaces) satu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman,
dan vegetasi (endemic, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak
langsung yang dihasilkan oleh ruang terbuka hijau dalam kota tersebut yaitu keamanan,
kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut.
Jadi, Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah kawasan atau areal permukaan tanah
yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemic, introduksi) untuk fungsi
perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan
jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian.
Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30% dari luas wilayah. Hampir di semua
kota besar di Indonesia. Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota.
Padahal ruang terbuka hijau diperlukan untuk kesehatan, arena bermain, olah raga, dan
komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional

atau daerah dengan standar-standar yang ada.
Ruang terbuka hijau di Indonesia semakin menurun persediaannya. Akibat dari
pembangunan

gedung-gedung

yang

cenderung

berpola

“container”

(container
4

development) yakni bangunan yang secara sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas
sosial ekonomi, seperti Pusat Perbelanjaan, Perkantoran, Hotel, dan lain sebagainya.
Kesemuanya berpeluang menciptakan kesenjangan antara lapisan masyarakat. Hanya

orang-orang kelas menengah ke atas saja yang “percaya diri” untuk datang ke tempattempat semacam itu.
Seperti sudah dijelaskan mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH), dapat diketahui
bahwa ruang terbuka hijau sangat penting bagi masyarakat. Kenyataan yang didapat di
Indonesia adalah kurangnya ruang terbuka hijau. Kebutuhan yang dirasakan manusia
adalah kebutuhan akan ekonomi bagi kehidupan sehari-hari. Lingkungan yang selama ini
mendampingi kita tidak dipedulikan.
Kondisi di lingkungan kampus I UIN Syarif Hidayatullah sudah tidak teratur.
Semakin berjalannya waktu, Ruang Terbuka Hijau semakin sedikit. Gedung-gedung
bertingkat tujuh menghiasi pandangan ketika mengunjungi kampus. Ruang terbuka hijau
yang masih tersisa terletak di depan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta di depan
Gedung Rektorat berdekatan dengan Gedung Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution.
Lokasi lain terdapat ruang terbuka hijau, tetapi kapasitas lahan yang tersedia sangat
minim. Penelitian ini akan membahas mengenai seberapa banyak Ruang Terbuka Hijau
(RTH) di lingkungan kampus yang masih tersisa dengan pengumpulan data yang lebih
akurat. Proses wawancara singkat akan dilakukan dengan pihak intern kampus.

2.2

Kondisi Lahan Parkir dan Kantin
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara

karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah
jalan raya; namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun
bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai
gedung. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada
tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak,
serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan/atau menurunkan orang
dan/atau barang.

5

Ada beberapa kebijakan parkir yang ditetapkan di berbagai Negara sebagai
berikut:
1. Kebijakan tarip parkir yang ditetapkan berdasarkan lokasi dan waktu, semakin
dekat dengan pusat kegiatan/kota tarip lebih tinggi, demikian juga semakin
lama semakin tinggi. Kebijakan ini diarahkan untuk mengendalikan jumlah
pemarkir di pusat kota/pusat kegiatan dan mendorong penggunaan angkutan
umum.
2. Kebijakan pembatasan ruang parkir, terutama di daerah pusat kota ataupun
pusat kegiatan. Kebijakan ini biasanya dilakukan pada parkir di pinggir jalan
yang tujuan utamanya untuk melancarkan arus lalu lintas. Serta pembatasan

ruang parkir di luar jalan yang dilakukan melalui IMB/Ijin Mendirikan
Bangunan.
3. Kebijakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan
dilarang parkir dan dilarang berhenti serta pemarkir di luar tempat yang
ditentukan untuk itu. Bentuk penegakan hukum dapat dilakukan melalui
penilangan ataupun dengan gembok roda seperti ang dilakukan di Palembang.

Perparkiran ternyata menimbulkan masalah yang rumit bagi seluruh kota di dunia,
terutama kota besar dan kota metropolitan, terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan
terutama karena fasilitas jalan telah dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir seperti di kotakota Bandung, Semarang dan Medan. Pemakaian jalan sebagai tempat parkir karena
belum cukupnya sarana parkir. Terutama gedung-gedung besar yang memerlukan areal
parkir yang belum cukup menyediakan areal parkirnya.
Tersedianya fasilitas parkir dapat diperoleh dengan cara mengadakan survai
pendataan langsung di lapangan, di samping itu melalui survai lapangan dapat diperoleh
sifat-sifat penggunaan parkir pada suatu tempat. Misalnya untuk penggunaan perkantoran
cenderung akan memakan waktu lebih lama untuk parkir daripada kawasan perdagangan
retail. Data lain yang penting diperoleh ialah jumlah mobil yang parkir pada waktu jam
puncak karena hal inilah yang nanti menentukan kebutuhan fasilitas parkir.

6


Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah
gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang
dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur
tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin
haruslah bersih dan halal.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi lahan parkir dan kantin di
lingkungan kampus I UIN Syarif Hidayatullah. Pertama, adalah mengenai lahan parkir.
Pembatasan lahan parkir sudah melampaui batas. Ketika tersedia lahan kosong, pihak
kampus melakukan pembukaan lahan parkir. Pembukaan lahan parkir dengan kapasitas
yang luas, menyebabkan terganggunya kegiatan perkuliahan mahasiswa. Suara bising
kendaraan bermotor setiap harinya pada jam kerja tidak hentinya berada di jalur
lingkungan kampus.
Keselamatan mahasiswa, dosen dan karyawan kampus menjadi fokus utama.
Ketika menyeberang antar fakultas yang dibatasi oleh ruas jalan kampus, semakin banyak
kendaraan bermotor yang melintas. Masalah lain yaitu mengenai biaya parkir. Hasil dari
pengumpulan biaya parkir tidak dirasakan penuh bagi seluruh pihak di lingkungan
kampus. Pengumpulan biaya parkir justru dilakukan oleh pihak luar, bukan dari pihak
lingkungan kampus.
Masalah lahan parkir ini terjadi pula untuk kantin. Kantin tiap Fakultas sudah

pasti ada. Baik itu kantin berupa koperasi atau tempat makan lainnya. Pembangunan
kantin yang terbaru di lingkungan kampus I adalah Kantin Cangkir. Sekitar 2 atau 3
tahun yang lalu, kantin tersebut belum ada. Tetapi seiring berjalannya waktu, lahan yang
sebelumnya masih hijau, kini sudah beralih fungsi menjadi kantin dengan jumlah 2 lantai.
Penelitian ini akan menjelaskan mengenai proses pemberian izin dalam
pemanfaatan lahan parkir dan kantin. Serta maksud dari pembangunan lahan parkir dan
kantin. Perlu dilakukan wawancara singkat dari pihak intern kampus yang kemudian akan
dilakukan analisis.

7

3. KAJIAN DAN ANALISIS
Proses wawancara telah dilakukan dengan Bapak Ali Meha dari Sub Bagian Umum
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 27 Juli 2012. Data yang didapat dari
wawancara yaitu mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH), proses bisnis lahan parkir dan kantin,
dan landasan utama kegiatan ekonomi.

3.1

Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang terbuka hijau yang ada di Kampus I sudah mencukupi karena keterbatasan
lahan. Keterbatasan lahan ini membuat pihak kampus mencari lahan dengan menyewa
lahan di daerah Legoso dekat Kampus II. Selain menyewa lahan, pihak kampus akan
mengambil lahan perumahan UIN untuk dijadikan wilayah kampus. Untuk Ruang
Terbuka Hijau sendiri sudah ada di setiap Fakultas, taman yang mencukupi untuk bisa
sebagai daerah resapan air.
Curah hujan yang begitu tinggi belakangan ini membuat bagian depan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta menjadi banjir. Setelah diklarifikasi, ini bukan
banjir. Melainkan genangan air jalanan yang disebabkan oleh tersumbatnya lubang
pembuangan air. Selain di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, tidak ada lokasi yang
mengalami genangan air.

8

Tetapi dari segi padatnya ruang yang ada di lingkungan kampus, dirasakan ruang
terbuka hijau menjadi tidak bermanfaat.

Lebih banyak polusi yang dihasilkan dari

kendaraan bermotor di lingkungan kampus. Seharusnya ruang terbuka hijau dapat
bermanfaat bagi kesehatan mahasiswa dan karyawan.
Sebuah penelitian terbaru di Amsterdam, Belanda semakin membuktikan mafaat
Ruang Terbuka Hijau bagi kesehatan masyarakat. Hasil penelitian yang diterbitkan di
Journal of Epidemoiology and Community Health, sebagaimana dilaporkan oleh
Psychcentral ini mempelajari laporan kesehatan dari 345.143 responden dengan berbagai
latar belakang sosial dan ekonomi, termasuk tingkat pendidikan, status pekerjaan dan
asuransi kesehatan yang mereka miliki.
Hasilnya, mereka yang tinggal dalam radius satu kilometer dari Ruang Terbuka
Hijau memiliki resiko lebih rendah terkena 15 dari 24 jenis penyakit, termasuk di
antaranya penyakit jantung, gangguan otot, gangguan mental, penyakit pernafasan,
penyakit syaraf, penyakit pencernaan dan keluhan kesehatan yang lain.
Hasil penelitian tersebut menyatakan ruang terbuka hijau bermanfaat bagi semua
masyarakat. Begitu juga bermanfaat bagi mahasiswa dan karyawan kampus dari segi
kesehatan. Tetapi seiring dengan penggunaan lahan parkir yang terlalu berlebihan, timbul
masalah yang timbul baik itu polusi dari knalpot kendaraan motor ataupun polusi suara
dengan bisingnya suara kendaraan yang mengganggu kegiatan kampus. Akibat yang
ditimbulkan yaitu terganggunya pernapasan bagi mahasiswa yang sering melalui setiap
ruas jalan di lingkungan kampus.

3.2

Proses Bisnis Lahan Parkir dan Kantin
Bisnis lahan parkir di lingkungan kampus I UIN semakin tidak terkontrol. Ruas
jalan yang ada di lingkungan kampus menjadi sempit sebagai lahan parkir kendaraan roda
dua dan kendaraan roda empat. Pengelolaan lahan parkir sendiri, pihak kampus bekerja
sama dengan pihak luar dan dibantu tenaga khusus menangani parkir.
Pengelolaan lahan parkir ini telah melakukan survai yang tepat. Survai ini
dilakukan sebagai dasar untuk mengetahui seberapa banyak lahan kampus yang dapat
digunakan untuk menjadi lahan parkir. Ketika survai sudah dilakukan, kenyataan yang
9

ada di lapangan justru berbeda. Ruas jalan semakin sempit dan kenyamanan semakin
terganggu. Salah satu kemungkinan penyebab dari masalah ini adalah adanya pihak luar
yang mengelola lahan parkir.
Ketika pihak luar mengatur mengenai urusan parkir. Masih diragukan apakah
manfaatnya terasa bagi mahasiswa sendiri. Kemungkinan yang ada adalah tidak, karena
dengan biaya yang cukup murah, mahasiswa semakin tertarik untuk membawa
kendaraan. Tidak hanya mahasiswa, tetapi adanya masyarakat luar kampus yang
menggunakan fasilitas parkir di kampus. Biaya parkir yang murah, mereka justru lebih
baik parkir di lingkungan kampus. Karena sebetulnya tujuan mereka hanya di Rumah
Sakit UIN atau di Bank BNI UIN. Kedua lokasi tersebut berada di luar lingkungan
kampus.
Biaya parkir di lingkungan kampus yang cenderung murah, sampai sekarang
belum ada tujuan yang jelas. Apakah untuk pengamanan di area parkir, dan sebagainya.
Menurut berita yang didapat, telah terjadi kehilangan kendaraan roda dua di lingkungan
kampus. Keamanan area parkir terbukti tidak terjamin sekalipun biaya parkir sudah
dikeluarkan oleh setiap pengendara. Perlu adanya solusi yaitu pengamanan lebih ketat di
area parkir.
Selain meningkatkan keamanan di area parkir, perlu adanya ketertiban di area
parkir. Ketertiban memang terjaga untuk area parkir kampus, tetapi bagaimana dengan
keindahan dari segi estetika lingkungan. Tentu saja itu tidak ada. Mahasiswa butuh
suasana tenang untuk melakukan diskusi kelompok. Tidak dengan sekeliling mereka
penuh dengan kendaraan bermotor.
Ada beberapa ruangan yang bisa digunakan oleh mahasiswa. Ruangannya yaitu
taman dekat Gedung Rektorat, Aula Student Centre, dan beberapa taman di setiap
fakultas, itu pun masih belum efektif. Penyediaan lahan parkir yang semakin banyak
dilandasi oleh semakin banyaknya mahasiswa yang terdaftar di kampus. Serta semakin
pesatnya pembangunan kampus yang tujuannya membangun kampus menjadi lebih baik
bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
Tetapi, pembangunan kampus yang semakin pesat ini justru merugikan
mahasiswa dan karyawan. Sempitnya lahan yang ada di kampus I UIN, tidak
10

dimanfaatkan untuk pengadaan ruang terbuka hijau, tetapi untuk penyediaan lahan parkir.
Semua ketersediaan ini untuk kebutuhan mahasiswa, tetapi hasil dari biaya parkir belum
tentu untuk kesejahteraan mahasiswa.
Pihak kampus akan melakukan rencana untuk melakukan renovasi dengan skala
besar mengenai permasalahan lahan parkir. Student Centre terdiri dari dua lantai, lantai
bawah digunakan untuk lahan parkir dengan skala besar. Sedangkan lantai atas masih
dipergunakan untuk kegiatan olahraga mahasiswa. Proyek ini dilakukan untuk mengatasi
ketika ada acara wisuda yang digelar di kampus. Karena dari peristiwa sebelumnya,
kendaraan roda dua dan empat semakin meningkat di kampus. Arus jalan di lingkungan
kampus menjadi terhambat bagi pejalan kaki. Proyek ini belum berjalan, karena belum
terkumpul biaya dari pihak kampus.
Rencana yang akan dilakukan dari pihak kampus mengenai lahan parkir menurut
saya bagus. Tetapi kembali dari masalah sebelumnya. Semakin banyaknya penyediaan
lahan parkir, justru membuat mahasiswa lebih leluasa untuk membawa kendaraan
bermotor. Karena pihak kampus sendiri sudah menyediakan kemudahan bagi mahasiswa.
Justru solusi yang dibuat dari pihak kampus bukan menyelesaikan masalah. Tetapi
membuat masalah baru muncul kembali.
Setelah membahas mengenai lahan parkir, kemudian dilanjutkan membahas
mengenai kantin. Lokasi kantin di kampus UIN sebagian besar berada di setiap fakultas.
Tetapi terdapat kantin yang baru dibangun di atas lahan hijau yaitu Kantin Cangkir.
Ketika 2 atau 3 tahun sebelumnya belum ada bangunan di lahan tersebut.
Kantin Cangkir dibangun agar karyawan dan mahasiswa bisa lebih memanfaatkan
waktu yang efisien pada jam istirahat. Mereka tidak harus keluar kampus untuk membeli
makanan. Gagasan yang bagus, tetapi kembali lagi, ini menimbulkan masalah yang baru.
Bukan menyelesaikan masalah yang ada.
Harga makanan yang ada di Kantin Cangkir justru lebih mahal daripada harga
makanan di luar kampus. Salah satu kemungkinannya adalah mereka harus membayar
biaya sewa dari tempat tersebut. Tetapi dilihat dari perbedaan biaya, mahasiswa dan
karyawan lebih memilih makan siang di luar kampus. Salah satu narasumber mengatakan

11

bahwa makanan di Kantin Cangkir rasanya tidak enak. Akibatnya mengambil keputusan
lebih baik makan di luar kampus, karena rasa makanan yang didapat jauh lebih enak.
Analisis yang dapat dikatakan, bahwa pembangunan Kantin Cangkir ini tidak
diatur dengan baik. Harga yang cukup mahal membuat mahasiswa lebih baik makan di
luar. Serta nikmatnya makanan tidak dirasakan di Kantin Cangkir. Asal mula mengapa
harga makanan di Kantin Cangkir dan kantin tiap fakultas mahal, karena harga makanan
sudah dilipatgandakan. Sebagian untuk pihak kampus UIN, dan sebagian untuk penjual
makanan.
Pembangunan yang harus dilakukan dari pihak kampus UIN adalah dengan cara
membayar sebagian dari keuntungan penjualan makanan. Jangan ditanggung oleh
mahasiswa dan karyawannya. Pembiayaan yang dilakukan oleh pihak kampus bisa
diambil dari uang kuliah yang telah dibayarkan mahasiswa tiap semester. Menurut saya,
biaya yang diambil tersebut, sudah lebih dari cukup. Jadi, mahasiswa hanya membayar
setengah dari harga jual sebenarnya.
Lahan parkir dan kantin merupakan pembangunan yang bagus yang telah
dilakukan dari pihak kampus. Tetapi kembali lagi, apakah itu sudah memenuhi kebutuhan
mahasiswa atau tidak. Baik itu dari segi kebutuhan mahasiswa akan lahan parkir dan
kantin maupun kebutuhan rohani mengenai indahnya keindahan kampus dari Ruang
Terbuka Hijau.
Tetapi dari lahan parkir dan kantin tersebut, apa sebenarnya maksud untuk
pembangunan ini. Apakah untuk pemenuhan kebutuhan mahasiswa saja atau hanya
mementingkan kebutuhan ekonomi. Berikut akan dijelaskan mengenai landasan utama
kegiatan ekonomi di Kampus UIN.

3.3

Landasan Utama Kegiatan Ekonomi
Landasan utama kegiatan ekonomi yang mengambil lahan lingkungan di
Indonesia sekarang ini selalu dilandasi dengan keuntungan yang akan didapat bagi
perusahaan. Tetapi bagaimana dengan lingkungan yang terkena akibatnya. Mereka
seakan-akan tidak peduli. Seperti kasus yang ada di daerah Sumatera Utara, mengenai
penebangaan hutan mangrove untuk dijadikan lahan kelapa sawit dan pertambakan
12

udang. Lahan kelapa sawit dan pertambakan udang memang menghasilkan hasil ekonomi
yang melimpah. Tetapi itu hanya sementara. Seperti pertambakan udang, hanya bertahan
selama 10 tahun. Setelah 10 tahun, pertambakan tersebut tidak dapat berjalan seperti
sebelumnya.
Kejadian yang sama terjadi di penambangan pasir besi Kulonprogo, Yogyakarta.
Warga yang sebelumnya dapat memanfaatkan lahan tandus di wilayah pesisir sebagai
lahan untuk bercocok tanam. Kemudian masyarakat tersebut tersingkir, karena adanya
perusahaan pertambangan yang mengetahui kandungan pasir besi di bawah lahan
tersebut. Ketika penambangan pasir besi dilakukan, justru akan merusak lingkungan.
Kembali lagi, segi ekonomi pasir besi lebih menguntungkan daripada masyarakat yang
memberdayakan lahan tersebut sebagai lahan bercocok tanam.
Begitu pula yang terjadi di lingkungan Kampus I UIN Jakarta. Landasan utama
kegiatan ekonomi ini karena adanya keuntungan yang didapat. Seperti lahan parkir yang
dikenakan biaya sebesar 500 rupiah untuk kendaraan bermotor roda dua dan tidak
diketahui biaya parkir untuk kendaraan bermotor roda empat. Begitu banyaknya
kendaraan roda dua dan roda empat, dan murahnya lahan parkir, bisa dipastikan
keuntungan yang didapat setiap harinya lumayan besar. Tetapi bagaimana kondisi udara
dan tingkat kebisingan yang ada di lingkungan kampus. Kemungkinannya adalah
tingginya polusi udara yang dihasilkan. Akibat yang didapat yaitu mengganggu rutinitas
yang dilakukan oleh mahasiswa dan karyawan.
Begitu pula dengan adanya pembangunan Kantin Cangkir yang ada di lingkungan
kampus. Pembangunan Kantin Cangkir ini dibangun di atas lahan hijau, yang seharusnya
tidak boleh dibangun oleh bangunan apapun. Tetapi atas dasar kepentingan ekonomi,
Kantin Cangkir itu dibangun. Sekalipun alasan yang ada adalah untuk kepentingan
mahasiswa dan karyawan agar tidak membeli makanan di luar kampus.

13

4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan
Setelah menjelaskan mengenai persoalan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
terdapat di lingkungan kampus. Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang masih tersedia di lingkungan Kampus I
UIN Syahid Jakarta sudah memenuhi standar cukup sekalipun dari segi
kondisi parkir yang sangat rapat. Baik itu dari kendaraan roda dua maupun
kendaraan roda empat. Serta adanya pembangunan Kantin Cangkir dari lahan
hijau. Pembangunan tersebut dilakukan karena lahan kampus sendiri sangat
sedikit, sedangkan kebutuhan mahasiswa dan karyawan semakin meningkat.
14

2. Belum pernah ada proses pembuatan lahan parkir dan kantin. Hanya
pemanfaatan lahan yang semaksimal mungkin untuk kebutuhan mahasiswa
dan karyawan kampus. Dari pembangunan yang berdasarkan kebutuhan
mereka, membuat suasana di lingkungan kampus menjadi terganggu. Kegiatan
belajar mahasiswa menjadi tidak lancar akibat suara bising yang ditimbulkan
dari kendaraan roda dua.
3. Landasan dari kegiatan ekonomi di lingkungan kampus adalah karena faktor
keuntungan yang mereka dapat dari biaya parkir dan biaya sewa Kantin. Biaya
sewa parkir ini termasuk murah. Sebesar 500 rupiah untuk kendaraan roda dua
dan tidak diketahui biaya parkir untuk kendaraan roda empat. Tetapi belum
terlihat tujuan dari biaya parkir tersebut kepada kesejahteraan mahasiswa.
Begitu juga dengan kantin, terutama Kantin Cangkir. Mereka menaikkan
harga makanan untuk membayar uang sewa tempat berjualan. Harga yang
mahal tidak membuat makanan tersebut enak. Ini merupakan kerugian bagi
mahasiswa dan karyawan ketika hendak membeli makanan di Kantin Cangkir.
Jadi, pemanfaatan lahan yang ada di lingkungan Kampus I UIN Syahid Jakarta
sampai saat ini belum optimal. Mereka hanya melihat dari segi kebutuhan mahasiswa,
bukan kesejahteraan mahasiswa.

4.2

Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan data dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Lahan parkir yang terletak di bagian belakang Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan Fakultas Syariah dan Hukum Kampus I UIN Syahid Jakarta perlu
dihilangkan. Untuk menuju lahan parkir tersebut, ada jalan menanjak, sehingga lahan
parkir berada di tempat yang tinggi. Selesai dihilangkan, dapat dibangun untuk lahan
terbuka hijau. Lahan terbuka hijau nanti, dapat digunakan mahasiswa untuk
berdiskusi yang sebelumnya telah disediakan bangku-bangku berbentuk lingkaran.
Serta sebagai daerah resapan air ketika hujan datang. Ketika lahan parkir dikurangi,
secara tidak langsung mahasiswa tidak berminat untuk membawa kendaraan roda
dua. Dan hal tersebut bermanfaat untuk mengurangi tingkat polusi udara.
15

2. Petugas parkir diganti dengan petugas parkir dari kampus. Karena petugas keamanan
di kampus menjadi berkurang dalam bekerja. Semua diatur oleh petugas dari luar.
Ketika petugas dari luar sudah mengatur jalannya parkir berikut biayanya, mereka
mendapatkan hasil tetapi belum ada hasil parkir tersebut bagi kesejahteraan
mahasiswa. Jika memang ada penggunaan dari biaya parkir tersebut, harus menempel
selembar kertas mengenai penggunaan uang parkir untuk kegiatan yang seperti apa.
3. Perlu adanya pengecekan bahwa lahan parkir ini ditujukan untuk mahasiswa dan
karyawan kampus. Karena ada orang yang mau ke tempat dekat kampus, tetapi parkir
di kampus. Alasannya satu, karena biaya parkir di kampus lebih murah daripada
mereka parkir di tempat lain. Pengecekan ini dengan memperlihatkan kartu
mahasiswa atau menempelkan stiker di plat nomor sebagai bukti bahwa mereka
mahasiswa atau karyawan kampus. Stiker ini harus dikontrol dalam penyebarannya,
karena suatu saat bisa diperbanyak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
4. Kantin Cangkir yang harga makanan termasuk mahal dan cenderung tidak enak.
Alasan dari pihak kampus adalah karena ingin mahasiswa dan karyawannya tidak
membeli makanan di luar kampus. Karena waktu yang dikeluarkan cukup banyak dan
menghabiskan waktu istirahat yang telah disediakan. Tetapi ini tidak dilengkapi
dengan kualitas makanan yang dijual. Saran saya adalah dengan memanggil penjajah
makanan yang ada di luar kampus untuk menggunakan tempat yang ada di Kantin
Cangkir. Sekalipun makanan yang mereka jual berada di pinggir jalan, tetapi
makanan yang mereka sediakan sudah menjadi jaminan. Ketika pihak kampus sudah
melakukan semacam usulan ini, maka telah membantu masyarakat di sekitar kampus
agar bisa meningkatkan pendapatannya.
5. Landasan kegiatan ekonomi seharusnya tidak berdasarkan keuntungan yang didapat.
Tetapi berdasarkan lingkungan yang ada di kampus. Timbul keserasian dari kegiatan
ekonomi dan lingkungannya. Ketika ingin membangun usaha parkir atau menambah
lahan parkir, harus ada penambahan lahan hijau kembali. Jangan mengambil lahan
hijau untuk membangun kegiatan ekonomi.

16

DAFTAR PUSTAKA

Sinulingga, Budi D. Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal. Mei 2005.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan anggota Ikapi
Soemarwoto, Otto. Atur Diri Sendiri: Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Mei 2004. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Sugandhy, Aca. Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. 1999. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
17

Wikipedia. Parkir. http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir, 6 Mei 2012, pk. 19.00 WIB
Wikipedia. Kantin. http://id.wikipedia.org/wiki/Kantin, 6 Mei 2012, pk. 19.00 WIB
Antaranews.

Ruang

Terbuka

Hijau

di

Makassar

Masih

Minim.

http://makassar.antaranews.com/berita/37741/ruang-terbuka-hijau-di-makassar-masih-minim,

6

Mei 2012, pk. 19.30 WIB
Lab. Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Perkotaan. www.penataanruang.net/taru/Makalah/051130rth.pdf, 28 April 2012, pk. 19.33 WIB

18

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

PENGARUH PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN TERHADAP KINERJA SALURAN DRAINASE DI SUB DASAMPRONG (STUDY KASUS DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG)

7 130 1

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20