PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN E

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED
DALAM MATERI FUNGSI TRIGONOMETRI
BAGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4
BANDA ACEH
Erni Maidiyah1, Mukhlis Hidayat2 dan Anugrah Utami3
1

Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah
3
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah
2

Abstraks
Pada bidang matematika, pengetahuan dapat dimunculkan dengan berpikir
secara logis, kritis dan sistematis. Fungsi trigonometri merupakan salah satu materi
dalam bidang matematika. Pada saat ini masih terdapat siswa kurang mampu
menyelesaikan permasalahan dalam materi fungsi trigonometri. Salah satu
penyebabnya adalah karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa
hanya menerima segala yang ditransfer oleh guru tanpa adanya dorongan untuk
berpikir kreatif, yang akhirnya hasil belajar tidak optimal. Untuk meningkatkan taraf

keberhasilan belajar siswa, hendaknya guru lebih memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi balajar siswa. Hal ini antara lain dengan
mengembangkan model, strategi dan pendekatan pembelajaran sesuai dengan materi
yang disajikan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa
adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended. Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan open-ended mengarahkan siswa untuk dapat
mengapresiasikan pikiran mereka dengan leluasa, sehingga pengetahuan yang
diperoleh oleh siswa bermakna. Penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Open-ended dalam materi fungsi trigonometri bagi siswa kelas X SMA
Negeri 4 Banda Aceh” ini mengangkat masalah apakah melalui penerapan
pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri bagi siswa kelas X SMA
Negeri 4 Banda Aceh, siswa dapat mencapai taraf berhasil?. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui taraf keberhasilan belajar siswa melalui pendekatan open-ended
pada materi fungsi trigonometri di kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh.
Sampel yang dipilih adalah kelas X6 dengan jumlah siswa 32 orang. Teknik
pengumpulan data adalah tes hasil belajar siswa. Selanjutnya data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan � = , . Hasil analisis
data didapat �ℎ� �� = , dan
� �� = ,

, sehingga �ℎ� �� > � �� ini
berarti H ditolak pada taraf nyata � = , . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa melalui penerapan pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri di
kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh, siswa dapat mencapai taraf berhasil.
Kata Kunci: Taraf berhasil, pendekatan open-ended, fungsi trigonometri

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mewujudkan perubahan kualitas
setiap pribadi manusia. Dalam pendidikan, tentunya diperoleh berbagai pengetahuan
dari sejumlah bidang ilmu. Pada bidang matematika, pengetahuan dapat dimunculkan
dengan berpikir secara logis, kritis dan sistematis. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Suherman dkk. (2003:17) yang menyatakan bahwa matematika tumbuh dan
berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk
terbentuknya matematika. Di dalam perkembangan pola pemikiran manusia,
matematika merupakan salah satu sains yang berperan karena perilaku manusia
dalam mempertahankan keberadaannya senantiasa disertai dengan perhitunganperhitungan dengan aturan tertentu. Matematika juga sangat penting untuk dipelajari
karena sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh sebab itu, segenap lapisan masyarakat khususnya para siswa yang sangat
berpengaruh atas berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi harus memahami
konsep-konsep matematika. Semua itu akan diperoleh apabila setiap insan memiliki

ketekunan dan keyakinan dalam mempelajarinya dan menghilangkan kesan bahwa
matematika itu menakutkan dan membosankan.
Belajar matematika pada dasarnya seseorang tidak terlepas dari masalah
karena berhasil atau tidaknya seseorang dalam matematika ditandai adanya
kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Namun, saat ini siswa
kurang mampu menyelesaikan permasalahan dalam matematika. Hal ini disebakan
karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa hanya menerima segala
yang ditransfer oleh guru tanpa adanya dorongan untuk berpikir kreatif, pada
akhirnya hasil belajar tidak optimal. Rendahnya hasil belajar matematika bukan
hanya disebabkan karena matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh
beberapa faktor yakni siswa itu sendiri, guru, metode pembelajaran, maupun
lingkungan belajar yang saling berhubungan satu sama lain. Hal ini diperkuat dari
hasil dialog penulis dengan guru matematika yang mengatakan bahwa pada saat
proses pembelajaran matematika di SMA Negeri 4 Banda Aceh, umumnya siswa
lebih pasif, hanya ada beberapa orang saja yang aktif. Siswa hanya mendengarkan
dan menerima setiap penyampaian yang dijelaskan oleh guru tanpa ada respon positif

dan adanya pengembangan kreativitas pemikiran dari mereka. Hasil belajar yang
kurang memuaskan akan berdampak pada prestasi belajar siswa, untuk itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Sedangkan

prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni

internal dan eksternal.

Abdurrahman (2003:13) mengatakan
Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor
internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan
penyebab utama masalah belajar (learning problems) adalah faktor eksternal,
yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan
kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan
pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.
Pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu untuk meningkatkan
taraf keberhasilan belajar siswa maka guru harus lebih memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi balajar siswa. Arikunto (2008:299) yang
menyatakan bahwa di dalam melaksanakan pengajaran, tidak mustahil guru
menjumpai kesulitan di tengah-tengah waktu mengajar, disebabkan karena
ketidaktepatan dalam memilih metode atau pendekatan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Roestiyah (2001:84) yang menyatakan bahwa guru harus
memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena

pada tujuan yang diharapkan selama ini metode pengajaran matematika di sekolah
cenderung hanya berjalan satu arah, dimana guru yang lebih banyak aktif
memberikan informasi kepada siswa sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen
pembelajaran yang pasif. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen
pendidikan yang berperan secara langsung dalam membelajarkan siswa, harus dapat
mengatasi masalah seperti ini yaitu dengan mengembangkan model, strategi dan
pendekatan

pembelajaran sesuai dengan materi yang disajikan sehingga akan

tercapai hasil yang semaksimal mungkin.
Berbagai macam pendekatan pembelajaran yang merangsang minat,
pemikiran dan kreatifitas siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu
di antaranya adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended.
Johar dkk. (2006:92) menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan open-ended dapat memberikan suatu kesempatan kepada siswa untuk
menyelidiki

berbagai


strategi

dan cara

yang

diyakininya sesuai

dengan

kemampuannya mengelaborasi soal. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
open-ended diharapkan agar siswa dapat mengapresiasikan pikiran mereka dengan

leluasa, sehingga pengetahuan yang diperoleh oleh siswa bermakna dan siswa dapat
menguasai materi tersebut dengan baik, maka dengan demikian akan mendapatkan
hasil belajar siswa semaksimal mungkin.
Salah satu materi yang dapat diterapkan dengan pembelajaran melalui
pendekatan open-ended adalah fungsi. Oleh karena itu akan dilakukan penerapan
open-ended pada materi fungsi trigonometri. Materi trigonometri merupakan salah


satu materi yang sering dikeluarkan dalam soal UN (Ujian Nasional), digunakan
pada materi-materi matematika lainnya dan bidang pelajaran lainnya bahkan dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi lapangan
penulis di SMA Negeri 4 Banda Aceh, penulis banyak menanyakan tentang
persoalan dalam proses pembelajaran kepada siswa kelas X dan para guru bidang
studi matematika yang menyatakan bahwa materi fungsi trigonometri pada pelajaran
matematika sangat sulit dikuasai para siswa. Diandita (2011:59) menyatakan bahwa
penyebeb kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal materi trigonometri karena
memiliki banyak rumus dan kandungan materi yang terlalu banyak. Pendapat itu juga
diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Miksalmina (2010:81)
menyatakan bahwa dari 31 orang yang mengikuti tes materi trigonometri, ada 3,23%
yang mampu menguasai; 32,26% siswa yang kurang mampu menguasai, dan 64,52%
yang belum mampu menguasai materi trigonometri. Oleh sebab itu penulis ingin
menerapkan pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, yang tingkat ketuntasannya dapat dilihat melalui
penguasaan tujuan pembelajaran di SMA Negeri 4 Banda Aceh minimal 70% dari
seluruh tujuan pembelajaran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yani (2007:42) menyatakan bahwa
siswa mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu sebanyak 87,1 % siswa

memperoleh skor ≥

dari skor total hasil tes. Yani (2007:42) juga menyatakan

bahwa hal ini terlihat dari hasil belajar siswa

melalui pendekatan open-ended

mencapai rata-rata 71,03. Oleh sebab itu, dari hasil penelitian yang pernah dilakukan
peneliti sebelumnya bahwa pendekatan open-ended merupakan suatu pendekatan
yang dapat membantu guru dalam memotivasi siswa dan dapat mengembangkan
kreativitas pemikiran siswa dalam mencapai hasil belajar dan ketuntasan yang
maksimal, baik dari aspek aktivitas belajar maupun hasil belajar yang diperoleh
siswa. Berdasarkan uraian yang telah diuraikan oleh penulis, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Penerapan Pendekatan Open-ended
dalam Materi Fungsi Trigonometri bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh”.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan
masalah dari penelitian ini yaitu “Apakah melalui penerapan pendekatan open-ended
pada materi fungsi trigonometri bagi siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh,
siswa dapat mencapai taraf berhasil?”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui taraf keberhasilan belajar siswa melalui pendekatan open-ended pada
materi fungsi trigonometri di kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh.
LANDASAN TEORI
Matematika merupakan suatu bidang ilmu yang pengetahuannya diperoleh
secara logis, sistematis dan kritis. Matematika juga dapat dikatakan sebagai ilmu
pendukung ilmu lainnya sehingga matematika sangat berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, matematika
merupakan mata pelajaran yang mutlak untuk dipelajari. Sehubungan dengan
peranan matematika yang sangat penting, maka matematika merupakan salah satu
pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang sekolah, baik tingkat dasar, menengah,
maupun diperguruan tinggi. Johar dkk. (2006:19) menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran akan tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.
Belajar adalah proses perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri
seseorang

dapat

ditunjukkan

dalam


berbagai

bentuk

seperti

berubahnya

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada

pada individu (Sudjana, 2002:280). Kemudian Hamalik (2002:37) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat
pengalaman dan latihan. Oleh karena itu, belajar dapat di artikan sebagai usaha yang
dilakukan secara sadar agar terjadinya perubahan baik dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Belajar matematika adalah usaha yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang yang hasilnya berupa perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan
untuk menerapkan konsp-konsep , struktur dan pola dalam matematika sehingga
dapat berpikir secara logis, kreatif, sistematis dan kritis. Seorang dapat dikatakan

telah berhasil dalam belajar apabila sudah ada perubahan di dalam dirinya.
Perubahan yang ditunjukkan yaitu melalui hasil belajar. Hasil belajar diperoleh
melalui proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan segala prilaku seseorang
yang bertujuan untuk mengubah prilaku orang lain. Berdasarkan definisi tersebut,
maka yang dimaksud dengan pembelajaran adalah usaha untuk mengubah struktur
kognitif, efektif, dan psikomotor siswa mealui penataan belajar.
Pembelajaran matematika merupakan salah satu dari sekian banyak bidang
studi yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan dan mempunyai tujuan tertentu
sesuai dengan fungsi dan penerapan matematika. Materi fungsi trigonometri
diajarkan pada kelas X semester genap. Hal ini sesuai dengan standar isi KTSP 2006.
Dalam pengertian ini, fungsi-fungsi trigonometri baku merupakan fungsi-fungsi
trigonometri yang berbentuk f(x) = sin x, f(x) = cos x, dan f(x) = tan x (x dalam
ukuran radian).
Pendekatan open-ended merupakan proses pembelajaran yang menggunakan
masalah yang diformulasikan dengan memiliki multi jawaban yang benar dan lebih
menekankan pada adanya keragaman selesaian sehingga sampai pada suatu
kesimpulan yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam
menjawab

permasalahan

dengan

banyak

jawaban

(yang

benar)

sehingga

mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan
sesuatu yang baru. Tujuannya adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa
dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan
kreatif dari setiap siswa dapat mengkomunikasikan melalui proses belajar mengajar.

Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan open-ended, yaitu
pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa
sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai
strategi. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa harus
dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Syahjuzar dan Mukhlis (2007:9) yang menyatakan bahwa
pembelajaran open-ended

biasa dimulai dengan memberikan masalah terbuka

kepada siswa. Kemudian siswa diminta memfokuskan pada usaha untuk
mendapatkan jawaban dari masalah yang diberikan dengan metode, cara atau
pendekatan yang digunakan untuk sampai pada jawaban yang diminta. Raipina
(2011:48) yang menyatakan bahwa melalui pendekatan pembelajaran open-ended
hasil belajar siswa lebih baik dalam memahami materi persamaan garis lurus di kelas
VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh.
Pembelajaran matematika melalui pendekatan open-ended adalah proses
pembelajaran yang menggunakan masalah open-ended yang dimulai dengan
memberikan masalah terbuka kepada siswa. Suherman dkk. (2003:124) menyatakan
bahwa dalam kegiatan matematika dan kegiatan siswa disebut terbuka jika
memenuhi ketiga aspek berikut:
1.

2.

3.

Kegiatan siswa harus terbuka yaitu kegiatan siswa harus terbuka adalah
kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk
melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir dimana kegiatan yang
didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam
kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya.
Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan.
Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat mengangkat
pemahaman dalam berpikir matematika sesuai dengan kemampuan
individu. Meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan
pertimbangan masing-masing. Guru bisa membelajarkan siswa melalui
kegiatan-kegiatan matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui
kegiatan-kegiatan matematika yang mendasar untuk melayani siswa yang
kemampuannya rendah. Pendekatan uniteral semacam ini dapat
dikatakan terbuka terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka terhadap
ide-ide matematika.

Dalam tiap kegiatan pemeblajaran matematika dan kegiatan siswa, adapun
beberapa tahap-tahap pembelajaran, hal ini sesuai dengan pernyataan Maqsudah
(2003:141-144) yang menyatakan bahwa bentuk pembelajaran dengan pendekatan
open-ended yang dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah suatu pembelajaran
yang menggunakan strategi tiga tahapan yaitu tahapan awal, tahap inti dan tahap
akhir. Ketiga tahapan tersebut dilaksanakan secara klasikal dan secara kelompok
serta dilengkapi dengan penggunaan lembar kerja siswa (LKS). Tiap soal diberikan
berdasarkan taksonomi Bloom, hal ini sesuai dengan pernyataan Syaban (dalam
http://educare.e-fkipunla.net) bahwa tingkat berpikir matematika untuk menyusun
pertanyaan open-ended sebaiknya disesuaikan dengan tingkat berpikir matematika.
Suhartati (2009:50) menyatakan bahwa secara sistematis bentuk pembelajaran
open-ended dapat digambarkan pada skema berikut ini.
Pembelajaran

Tahap Awal
(Klasikal)

Tahap Inti

Tahap Akhir
(klasikal)

Aktivitas
Pengenalan
(Klasikal)

Aktivitas
Pemahaman
(kelompok)

Aktivitas
Pemantapan
(kelompok)

Gambar 2.3 Skema Pembelajaran Open-ended
Dari skema tersebut, ketiga tahapan pembelajaran dapat di uraikan secara
rinci sebagai berikut:
a. Tahap awal pembelajaran, merupakan tahap persiapan siswa untuk mengikut
kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
pendekatan atau model serta strategi yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran, mengaktifkan kemampuan dasar siswa, mengaitkan materi yang
akan dipelajari dengan materi sebelumnya serta memberi motivasi siswa.
b. Tahap inti pembelajaran, pada tahap ini dibagi dalam tiga aktivitas yaitu aktivitas
pengenalan, aktivitas pemahaman dan aktivitas pemantapan.



Kegiatan siswa dalam aktivitas pengenalan yaitu membaca dan memahami
masalah yang ada pada LKS, menjawab pertanyaan yang diajukan guru serta
menyelesaikan masalah dengan mengkonstruksikan ide-ide dan pengetahuan



dasar yang dimiliki secara individu.
Kegiatan siswa pada aktivitas pemahaman antara lain menyelesaikan masalah
di dalam kelompok dengan melakukan kolaborasi dan pengabungan ide-ide
yang diperoleh dari setiap anggota kelompok menuju sebuah kesimpulan yang
akan dipresentasikan dan dipertanggungjawabkan di depan kelas. Pada saat



diskusi kelas, siswa mencatat hal-hal penting sebagai bahan sharing pendapat.
Pada aktivitas pemantapan, kegiatan yang dilakukan adalah siswa
memberikan tanggapan dan komentar serta kritikan terhadap jawaban atau
kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah disampaikan. Selain itu guru
mengajukan beberapa pertanyaan untuk memancing respon siswa yang belum
muncul.

c. Tahap akhir pembelajaran, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru
mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kegiatan refleksi untuk mengecek
pemahaman siswa yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
tentang materi yang telah dipelajari serta memberikan PR untuk dkerjakan di
rumah.
Dari tahapan-tahapan pembelajaran dengan menggunakan open-ended, jelas
bahwa pembelajaran tersebut menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Khaucak dan Egger (dalam tim pengajaran mikro, tanpa tahun:105) yang
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi
mengajar yang digunakan guru untuk menciptakan kondisi belajar sesama siswa.
Pada dasarnya, pendekatan open-ended bertujuan untuk mengangkat kegiatan
kreatif siswa. Ditambah dengan hasil diskusi siswa dengan temannya secara
berkelompok, siswa dapat menggabungkan hasil dari kreatifitas pikiran yang berbeda
setiap individu. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa
untuk berpikir dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan kemampuan,

sikap, dan minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi
matematika siswa. Suherman dkk. (2003:132-133) mengemukakan bahwa:
Pendekatan open-ended ini memiliki beberapa keunggulan antara lain (1)
Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan ide, (2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara
komprehensif, (3) Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat
merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, (4) Siswa secara
intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan, (5) Siswa
memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan. Disamping keunggulan terdapat pula kelemahan dari
pendekatan open-ended, diantaranya (1) Membuat dan menyiapkan masalah
matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah, (2)
Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan, (3) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa
merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka, (4) Mungkin ada sebagaian
siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Adapun jenis penelitiannya adalah penelitian eksperimen. Menurut
Sugiyono (2009:107) bahwa metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Pada penelitian eksperimen
terdapat dua design penelitian yaitu pre experiment design dan true experiment
design. Bentuk pre experiment design ada beberapa macam yaitu one-shot case
study, one-group pretest-posttest design dan intact group comparison (sugiyono,
2009:110). Pada penelitian ini menggunakan design pre experiment design dengan
jenis one-shot case study. Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat
digambarkan seperti berikut :
X

0

X = Treatmen yang diberikan ( Variabel independen)
O = Observasi (variabel dependen)

Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang
diberi perlakuan/treatment, dan selanjutnya diobservasi. Dalam penelitian ini
paradigma itu dapat dibaca sebagai: terdapat suatu kelompok siswa yang diajarkan
dengan pendekatan open-ended, dan selanjutnya diberikan tes hasil belajar setelah
proses pembelajaran selesai.
Skema penelitian yang penulis lakukan, dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah
ini.
Populasi
Siswa kelas X SMA
Negeri 4 Banda Aceh

Tahap
persiapan

Sampel
Kelas X-6
Pembelajaran dengan
pendekatan open-ended
Tahap
pelaksanaan

Tes Hasil Belajar
Skor Hasil Belajar
Uji Normalitas
Tidak
Berdistribusi
Normal

Statistik Nonparametrik

Ya
Tahap akhir

Statistik Parametrik

Uji Hipotesis

Pengambilan kesimpulan

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel Data Hasil Tes Akhir (post-test) Siswa.
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kode Siswa
S-1
S-2
S-3
S-4
S-5
S-6
S-7
S-8

Nilai
64
52
55
60
70
65
75
73

Keterangan
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas

No
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Kode Siswa
Nilai
S-9
65
S-10
55
S-11
95
S-12
77
S-13
72
S-14
65
S-15
65
S-16
77
S-17
80
S-18
83
S-19
79
S-20
75
S-21
65
S-22
97
S-23
43
S-24
77
S-25
83
S-26
87
S-27
85
S-28
82
S-29
80
S-30
85
S-31
72
S-32
76
Jumlah
2334
Banyak siswa yang tuntas belajar
Banyak siswa yang tidak tuntas belajar

Keterangan
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
21 dari 32 siswa (65,625%)
11 dari 32 siswa (34,375%)

Sebanyak 21 siswa dengan persentase 65,625% dari 32 siswa tuntas secara
individu dan 11 siswa yang tidak tuntas dengan persentase 34,375% dari 32 siswa
tidak mencapai KKM, yang mana KKM mata pelajaran matematika kelas X SMA
Negeri 4 Bandaa Aceh dikatakan tercapai jika nilai yang diperoleh ≥ 70, sehingga
hasil belajar siswa secara klasikal belum tercapai. Hal ini sesuai dngan pernyataan

Mulyasa (2004:99) bahwa ketuntasan belajar secara klasikal apabila di kelas tersebut
terdapat ≥

% yang telah tuntas belajar.

Kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika �ℎ�

��

> �

��

dan terima H dalam

hal lainnya. Jika taraf signifikan terhadap α = 0,05, maka diperoleh untuk
tt

el

= t

.95 3

=

,

, jika �ℎ�

��

> �

��

yaitu 1,71 > 1,698 yang berarti

bahwa H ditolak. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini yang dinyatakan

bahwa melalui penerapan pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri di

kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh mencapai taraf berhasil dapat diterima. Skor
rata-rata yang diperoleh guru setiap RPP adalah 4,091 yaitu berada pada kategori
baik. Maka berdasarkan kriteria yang telah diuraikan pada bab III dan skor setiap
aspek yang diamati bernilai baik, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran adalah baik. Aktivitas siswa untuk masing-masing
RPP adalah efektif artinya siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan open-ended. Respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan open-ended adalah positif untuk setiap
aspek yang direspon.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan
pendekatan open-ended pada materi fungsi trigonometri di kelas X SMA Negeri 4
Banda Aceh, siswa dapat mencapai taraf berhasil. Hal ini didukung oleh kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran yang sudah baik, aktivitas siswa untuk masingmasing RPP sudah efektif, dan respon siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan open-ended adalah positif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar . Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi.
Jakarta:Bumi Aksara.
Diandita, Elly Rizki. 2011. Kesulitan Siswa pada Materi Trigonometri di Kelas X
SMA Negeri 7 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2009/2010 . Skripsi. Banda
Aceh: FKIP UNSYIAH.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar . Jakarta: Bumi Aksara.

Johar, Rahmah, dkk. 2006. Bahan Ajar Strategi Belajar Mengajar . Banda Aceh:
FKIP UNSYIAH.
Maqsudah, B. 2003. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Sifat-Sifat Grafik Fungsi Kuadrat
di Kelas 1 MAN 3 bandung. Tesis. Malang: PPS Program Studi Matematika
UN Malang.
Miksalmina. 2010. Penguasaan Siswa pada Materi Trigonometri Kelas XI IPA MAN
Darussalam Aceh Besar Tahun Pelajaran 2009/2010 . Skripsi. Banda Aceh:
FKIP UNSYIAH.
Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Raipina, Evo. 2011. Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Open-Ended pada Materi Persamaan Garis Lurus di Kelas VIII SMP Negeri
6 Banda Aceh. Skripsi. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: TARSITO.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). bandung: CV. Alfabeta.
Suhartati. 2009. Penerapan Pendekatan Open-ended Sebagai Upaya Membantu
Siswa SMA Memahami Grafik Fungsi Trigonometri. Mon Mata, 11 (1): 4557
Suherman, Erman, dkk. 2003. Common Textbook (Edisi Revisi) Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer . Bandung: JICA-UPI.
Syahjuzar dan Mukhlis Hidayat. 2007. Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk
Mengajarkan Materi Persamaan Garis Lurus pada Kelas VIII SMP Negeri 8
Banda Aceh. Laporan Penelitian Dosen. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.
Yani, Muhammad Zen. 2007. Penerapan Pendekatan Open-ended pada Materi Sifatsifat Grafik Trigonometri di Kelas X MAN Model Banda Aceh. Skripsi. Banda
Aceh: FKIP UNSYIAH.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62