this PDF file PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL | Setiawan | Legal Opinion 1 PB

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP TRANSAKSI
JUAL BELI MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL

Suluh Setiawan
Sutarman Yodo
Ratu Ratna Korompot

ABSTRAK
Jurnal ini berjudul “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Transaksi Jual Beli
Menggunakan Media Sosial”,penulis akan meneliti tentang keabsahan suatu kontrak dalam jual
beli online tanpa pertemuan langsung antar kedua belah pihak dan tanggung jawab dan
perlindungan hukum bagi konsumen ditinjau dari Hukum Kontrak sebagaimana tertera dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan seluruh aturan mengikat yang berlaku di Indonesia.
Kondisi e-commerce di satu pihak membawa keuntungan terutama karena efisiensi, namun di
pihak lain membawa keraguan terutama untuk permasalahan hukum mengenai kepastian hukum
Perlindungan Konsumen dan keabsahan transaksi bisnis. sebagaimana diatur dalam Pasal 1
ayat 1 Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyebutkan
bahwa “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk member perlindungan kepada konsumen”, dalam transaksi yang biasanya menggunakan
paper based economy, akan tetapi dalam transaksi melalui media elektronik berubah menjadi
digital electronic economy perlunya penanganan khusus dalam kacamata hukum itu sendiri.

KUHPerdata Pasal 1320 kiranya berbasis pada kekuatan hukum yang dimilki oleh konsumen
dalam melakukan transaksi. Dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal
5 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. Dan daripada hak-hak konsumen
untuk mendapatkan perlindungan hukum dan sudah dapat menjadi awal yang baik bagi
kepastian hukum untuk konsumen.
Kata Kunci :

Transaksi Elektronik, Perlindungan Konsumen dan Hukum Kontrak

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini ruang lingkup internet telah

pada tahun 1999 jumlah tersebut telah

mencakup hampir seluruh dunia.Pada tahun

mencapai dua kali lipat. Data Monitor


1998 diperkirakan terdapat lebih dari seratus
juta orang yang menggunakan internet dan

124

memperkirakan pada tahun 2005 lebih dari

situs jual beli online palsu yang hanya

300 juta orang.1

memanfaatkan

Setelah

internet

terbuka

bagi


terbuka

untuk

jaringan

sebagai

memperoleh

lahan

pendapatan

masyarakat luas, internet mulai digunakan

dengan cara yang tidak benar. Oleh karena

juga


perdagangan.

itu maka diperlukan sebuah perlindungan

Setidaknya ada dua hal yang mendorong

hukum baik untuk konsumen atau pemilik

kegiatan

perdagangan

dalam

bisnis online yang menjamin setiap tindakan

dengan

kemajuan


teknologi

untuk

meningkatnya

kepentingan

permintaan

kaitannya
yaitu

atas

produk-

yang berhubungan dengan jual beli di media
sosial.

Menurut Volmar sebagaimana dikutip

produk teknologi itu sendiri dan kemudahan
transaksi

oleh Suryodiningrat menyebutkan bahwa

perdagangan. 2Dengan adanya internet maka

Jual-beli adalah pihak yang satu penjual

kegiatan perdagangan dapat dilakukan secara

(verkopen)

elektronik, atau yang lebih dikenal dengan

pihak

istilah electronic-commerce dan disingkat E-


memindah tangankan suatu benda dalam

commerce. Pertumbuhan pengguna internet

eigendom dengan memperoleh pembayaran

yang sangat pesat

dari orang yang disebut terakhir, sejumlah

untuk

melakukan

inimembuat

internet

menjadi media yang sangat efektif untuk


mengikatkan

lainnya

pembeli

dirinya
(loper )

kepada
untuk

tertentu, berwujud uang. 3
Pengaturan jual beli online diatur

melaksanakan kegiatan perdagangan.
Di Indonesia sendiri, peningkatan

dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun


para pengguna jual beli melalui media

2008 Tentang Informasi dan Transaksi

sosialpun

pesat

Elektronik (yang selanjutnya disebut dengan

dimana jaringan berperan penting dalam

UU ITE).Dalam UU ITE ini diatur mengenai

mencukupi kebutuhan dasar manusia, namun

transaksi elektronik dimana salah satunya

oleh sebagian orang sering kali terjadi


mengatur tentang jual beli online.Dalam

tindakan penipuan dalam jual beli melalui

Undang-Undang ini tidak ada larangan untuk

media sosial ketika banyaknya bermunculan

mengadakan jual beli online, bahkan dapat

1

sangatlah

berkembang

Asril Sitompul, Hukum Internet (Pengenal
Mengenai Masalah Hukum di Cyberspace), Cetakan
II, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2004), hal.vi.

2
Agus Raharjo, Cybercrime: Pemahaman
dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi ,
Cetakan I, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2002),
hal. 1.

menjadi landasan sahnya transaksi elektronik
dalam jual beli online.Dalam pasal 1 ayat (2)
3

R.M Suryodiningrat, 1996, Perikatanperikatan Bersumber Perjanjian, Tarsito, Bandung,
hal 14.

125

UU

ITE

disebutkan bahwa

“Transaksi

Elektronik adalah perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan Komputer,
jaringan

Komputer,

dan/atau

media

elektronik lainnya”.4

Perlindungan Konsumen untuk memperjelas
melalui aturan yang mengikat.
Oleh karena itu, penulis tertarik
mengangkat suatu karya ilmiah dengan judul
“PERLINDUNGAN

HUKUM

BAGI

Perlu diketahui adanya perbedaan

KONSUMEN TERHADAP TRANSAKSI

antara situs resmi dan situs yang terindikasi

JUAL BELI MENGGUNAKAN MEDIA

tidak resmi, ciri-ciri dari situs tak resmi yakni

SOSIAL”

sebagai berikut; Menggunakan nama domain
(url/alamat

website)

gratisan

(misalnya:

namatoko.wordpress*com,

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah suatu kontrak dalam jual beli

namatoko.blogspot*com,
website

online dapat dikatakan sah jika dibuat

terkesan ala kadarnya (tidak sesuai untuk

tanpa pertemuan langsung antar kedua

sebuah perusahaan besar dengan ribuan

belah pihak?

namatoko.webs*com,

Tampilan

produk serta modal ratusan hingga miliaran),

2. Bagaimana

tanggung

jawab

dan

Tidak mencantumkan alamat yang jelas,

perlindungan hukum bagi konsumen

Hanya memberikan nomor

apabila

telepon HP

bukan telepon rumah atau kantor,

Produk

terjadi

wanprestasi

dalam

transaksi jual beli online?

dijual dengan harga murah, dibawah standar,
Customer service yang sulit dihubungi. 5
Melihat indentifikasi masalah dalam

II. PEMBAHASAN
A. Keabsahan sebuah kontrak dalam

latar belakang yang telah sedikit terutarakan,

transaksi jual beli di media sosial

maka perlunya penulis melihat dari aspek

Kontrak merupakan suatu peristiwa

hukum positif yang mengikat secara lebih

yang konkret dan dapat diamati, baik itu

mendalam terhadap judul penelitian yakni

kontrak

melalui KUHPerdata dan Undang-undang

maupun tidak tertulis. Hal ini berbeda dari

yang

dilakukan secara

tertulis

perikatan yang tidak konkret, tetapi abstrak
4

Undang-Undang no 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
5
http://pusatteknologi.com/caramembedakan-situs-toko-online-asli-atau-penipu.html
diakses pada tanggal 18 nov 2016

atau tidak dapat diamati karena perikatan itu
hanya merupakan akibat dari adanya kontrak
tersebut yang menyebabkan orang atau para
126

pihak terikat untuk memenuhi apa yang

baku tersebut, dan jika tidak setuju tidak

dijanjikan.6

perlu membubuhkan tanda tangan. Kontrak

Sekalipun

kontrak

Elektronik

baku (kontrak standar) sudah biasa dilakukan

merupakan suatu fenomena baru, tetapi

didunia

semua

kebutuhan

negara

menerapkan

pengaturan

bisnis
dan

karena

pertimbangan

kepraktisan.

Namun

hukum kontrak yang telah ada dengan

demikian, kontrak baku tersebut tetap tidak

menerapkan

boleh bertentangan dengan KUHPerdata dan

asas‐asas

universal

tentang

pembuatan suatu perjanjian seperti asas

UU Perlindungan Konsumen. 7
Pembuatan

konsensual, asas kebebasan berkontrak, asas

kontrak

standar

atau

sahnya

perjanjian baku tidak dilarang namun tidak

termasuk

boleh bertentangan dengan Undang-Undang

dalam kategori kontrak tidak bernama yaitu

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

perjanjian‐perjanjian yang tidak diatur dalam

Konsumen.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tetapi

mecantumkan klausul baku yang letak atau

terdapat

bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat

itikad

baik

perjanjian.Kontrak

dalam

dan

syarat

Elektronis

masyarakat

akan tetapi

Pelaku

dibaca

pada kesepakatan atau party otonomi dan

pengungkapannya sulit dimengerti. Setiap

berlaku Pasal 1338 Kitab Undang-Undang

klausul baku yang melanggar

Hukum

suatu

tersebut dinyatakan batal demi hukum, dan

perjanjian. Demikian juga tentang syarat

pelaku usaha wajib menyesuaikan klausul

sahnya perjanjian Elektronik tetap berlaku

baku tesebut dengan Undang-Undang Nomor

Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

8

Perdata mencerminkan asas konsensualisme.

Konsumen.8

tentang

sahnya

Tahun

1999

jelas,

tentang

atau

dilarang

lahirnya perjanjian tersebut tetap berdasarkan

Perdata

secara

usaha

yang

larangan

Perlindungan

Kontrak elektronik (e-contract)pada

Perjanjian jual beli dikatakan pada

umumnya dibuat dalam bentuk kontrak baku

umumnya merupakan perjanjian konsensual

(standard contract) oleh pihak penjual

karena ada juga perjanjian jual beli yang

sehingga

berhak

termasuk perjanjian formal, yaitu yang

mengubah isi konrak baku tersebut. Pihak

mengharuskan dibuat dalam bentuk tertulis

pihak

pembeli

tidak

pembeli hanya tinggal membaca isi kontrak
6

Ahmadi miru, Hukum Kontrak dan
Perancangan Kontrak, Cetakan ke-5, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2013, Hal. 2.

7

Cita Yustisia Serfiani dkk.,Buku Pintar
Bisnis Online dan Transaksi Elektronik, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta, 2013. Hal, 103.
8
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen Pasal 18 ayat (1).

127

yang berupa akta autentik, yakni jual beli

tawar menawar seperti pada transaksi jual

barang-barang tidak bergerak.9

beli dipasar secara langsung. Barang dan

Pada umumnya asas yang digunakan

harga yang ditawarkan terbatas dan telah

untuk transaksi dagang atau jual beli adalah

ditentukan oleh penjual. Jika pembeli tidak

asas konsensualisme, yaitu suatu asas yang

setuju atau tidak sepakat maka pembeli bebas

menyatakan bahwa perjanjian jual beli sudah

untuk

dilahirkan pada saat atau detik tercapainya

Selanjutnya, pembeli dapat mencari website

„sepakat‟ mengenai barang dan harga. Asas

atau took lainnya yang lebih sesuai dengan

ini juga dianut dalam hukum perdata di

keinginannya. Kesepakatan dihasilkan dalam

Indonesia yang diatur dalam Pasal 1458

transaksi

KUH Perdata (Burgerlijk Wetboek). Selain

menyepakati

itu ada syarat lain yang juga harus dipenuhi

ditawarkan oleh penjual (merchant).

tidak

meneruskan

jika

E-Commerce

barang

transaksi.

dan

pembeli

harga

yang

untuk sahnya suatu perjanjian. Mengenai

Dalam hal tidak dipenuhinya unsur

syarat sahnya suatu perjanjian di Indonesia

pertama dan unsur kedua maka kontrak

diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu

tersebut dapat dibatalkan. Adapun apabila

adanya kesepakatan antara para pihak,

tidak terpenuhinya unsur ketiga dan unsur ke

dilakukan oleh orang yang cakap hukum,

empat, maka kontrak tersebut batal demi

adanya hal atau obyek tertentu dan adanya

hukum. Mengenai barang-barang yang dapat

suatu causa atau sebab yang halal.

dijadikan objek dari suatu persetujuan, maka

Berdasarkan asas konsensualisme itu,

Pasal 1332 Kitab Undang-Undang Hukum

dianut paham bahwa sumber kewajiban

Perdata

kontraktual adalah bertemunya kehendak

barang tersebut harus diperdagangkan dan

(convergence of wills) atau consensus para

Pasal 1333 Kitab Undang-Undang Hukum

pihak yang membuat kontrak.

Perdata yang menyatakan bahwa barang

Jual beli dianggap sudah terjadi
antara kedua belah pihak seketika setelah
mereka mencapai sepakat tentang barang dan

menyatakan

keharusan,

bahwa

tersebut dapat ditentukan jenisnya ataupun
dihitung.
Suatu

persetujuan

tidak

hanya

harga, meskipun barang itu belum diserahkan

mengingat apa yang dengan tegas ditentukan

maupun harganya belum dibayar. Dalam

didalamnya melainkan juga segala sesuatu

transaksi E-Commerce, tidak ada proses

yang menurut sifatnya persetujuan dituntut
berdasarkan

9

keadilan,

kebiasaan

atau

Ibid Hal, 7.

128

Undang-Undang (Pasal 1339 Kitab Undang-

melakukan

sesuatu

perbuatan

terlarang

Undang Hukum Perdata). Syarat-syarat yang

baginya (Pasal 1245 Kitab Undang-Undang

selalu diperjanjikan menurut kebiasaan, harus

Hukum Perdata).

suatu

Undang-Undang Informasi Transaksi

persetujuan, walaupun tidak dengan tegas

Elektronik adalah hal yang berkaitan dengan

dimaksudkan di dalamnya (Pasal 1347 Kitab

masalah kekuatan dalam sistem pembuktian

Undang-Undang Hukum Perdata).

dari Informasi, Dokumen, dan Tanda Tangan

dianggap

telah

termasuk

dalam

Seorang debitur harus dihukum untuk

Elektronik. Pengaturan Informasi, Dokumen,

mengganti biaya kerugian dan bunga, apabila

dan Tanda Tangan Elektronik, dituangkan

ia tidak dapat membuktikan bahwa tidak

dalam

dilaksanakannya perikatan itu atau tidak

menyebutkan bahwa “Informasi Elektronik

tepatnya

melaksanakan

dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil

perikatan tersebut disebabkan oleh suatu

cetaknya merupakan alat bukti hukum yang

yang tidak terduga,

yang tidak dapat

sah” (Pasal 5 ayat 1), “Informasi Elektronik

dipertanggungjawabkan kepadanya walaupun

dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil

tidak ada iktikad buruk kepadanya (Pasal

cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat

1244

(1) merupakan perluasan dari alat bukti yang

waktu

Kitab

dalam

Undang-Undang

Hukum

Pasal

5

ayat

1

dan 2

yang

sah sesuai dengan Hukum Acara yang

Perdata).
Penggantian

biaya

kerugian

dan

berlaku di Indonesia” ( Pasal 5 ayat 2).
Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang

bunga, karena tidak dipenuhinya perikatan
mulai diwajibkan, apabila debitur, walaupun

Informasi

telah

lalai

menyebutkan bahwa “Setiap Orang yang

dilakukannya hanya dapat diberikan atau

terlibat dalam Tanda Tangan Elektronik

dilakukannya dalam waktu yang melampaui

berkewajiban memberikan pengamanan atas

waktu yang telah ditentukan (Pasal 1234

Tanda

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata).

digunakannya”. Secara umum dikatakan

dinyatakan

lalai,

tetap

Tidak ada penggantian biaya kerugian

bahwa

Transaksi

Tangan

Informasi

Elektronik

Elektronik

Elektronik

yang

yang

dan/atau

dan bukan apabila karena keadaan memaksa

Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya

atau karena hal yang terjadi secara kebetulan,

merupakan alat bukti hukum yang sah, yang

debitur terhalang untuk memberikan atau

merupakan perluasan dari alat bukti yang sah

berbuat

sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di

sesuatu

yang

diwajibkan,

atau

129

Indonesia. Demikian hal nya dengan Tanda

hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan;

Tangan

(c). segala perubahan terhadap Tanda Tangan

Elektronik,

memiliki

kekuatan

hukum dan akibat hukum yang sah. Namun

Elektronik

pembuatan tanda tangan elektronik tersebut

penandatanganan dapat diketahui; (d). segala

harus

perubahan terhadap Informasi Elektronik

memenuhi

persyaratan-persyaratan

yang

seperti yang telah ditentukan.
Pasal 5 ayat 1 sampai dengan ayat 3,
secara

tegas

menyebutkan:

Informasi

yang

terkait

Elektronik

terjadi

dengan
tersebut

penandatanganan

setelah

waktu

Tanda

Tangan

setelah

waktu

dapat

diketahui;

(e).

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

terdapat cara tertentu yang dipakai untuk

dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti

mengidentifikasi siapa Penandatangannya;

hukum yang sah dan merupakan perluasan

dan

dari alat bukti yang sah sesuai dengan

menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah

Hukum Acara yang berlaku di Indonesia

memberikan persetujuan terhadap Informasi

sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam

Elektronik yang terkait.

Undang-Undang ini. Namun dalam ayat (4)
ada

pengecualian

yang

menyebutkan

(f).

terdapat

cara

Sebagaimana
berkembangnya

tertentu

telah

dikemukakan

penggunaan

elektronik

Elektronik tidak berlaku untuk: (a). surat

disamping memberikan manfaat yang positif

yang menurut Undang-Undang harus dibuat

yakni adanya kemudahan bertransaksi, juga

dalam bentuk tertulis; dan (b). surat beserta

memberikan manfaat yang sangat besar bagi

dokumennya yang menurut Undang-Undang

penyimpanan

harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau

kegiatan

akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.

memang

dokumen

usaha

keuntungan

berbagai

sarana

Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

Pasal 11 menyebutkan, Tanda Tangan

dalam

untuk

yang

diakui

transaksi,

sebagai

hasil

dilakukan.Namun,

bahwa

disamping

dalam

penggunaan

tersebut

Elektronik memiliki kekuatan hukum dan

sarana elektronik terdapat pula kekurangan

akibat hukum yang sah selama memenuhi

atau kelemahannya apabila dihadapkan pada

persyaratan

masalah alat bukti di pengadilan.

sebagai

berikut:

(a).

data

pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait
hanya kepada Penanda Tangan; (b). data B. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dan
pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada
saat

proses

penandatanganan

Tanggung

Jawabnya

Apabila

Terjadi

elektronik
130

Wanprestasi Dalam Transaksi Jual Beli

Perlindungan

Konsumen

Online.

“Perlindungan

konsumen

1. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen
Perlindungan hukum adalah suatu

menyebutkan
adalah

segala

upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk member perlindungan kepada

perlindungan yang diberikan kepada subyek

konsumen”.

hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu

pengertian hukum perlindungan konsumen

yang bersifat preventif (pencegahan) maupun

adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-

dalam

represif

kaidah yang mengatur dan melindungi

yang secara tertulis

konsumen dalam hubungan dan masalah

bentuk

(pemaksaan),
maupun

yang

baik

tidak

bersifat

tertulis

dalam

rangka

penyediaan

Az.

dan

penggunanya,

meliputi

dua

hal,

bagi rakyat

yakni:

Pertama:

Perlindungan Hukum Preventif, yakni bentuk
perlindungan hukum dimana kepada rakyat
diberi

kesempatan

untuk

mengajukan

keberatan atau pendapatnya sebelum suatu
keputusan pemerintah mendapat bentuk yang
definitif.

Kedua:

menyebutkan

penggunaan

produk

(barang/jasa) konsumen antara penyedia dan

menegakkan peraturan hukum.

Perlindungan hukum

Nasution

Perlindungan

Hukum

dalam

kehidupan

bermasyarakat. Menurut Pasal 3 UndangUndang

Perlindungan

Konsumen,

perlindungan konsumen bertujuan :
1. Meningkatkan
kemampuan,

kesadaran,
dan

kemandirian

konsumen untuk melindungi diri;
2. Mengangkat harkat dan martabat
konsumen

dengan

cara

Represif, yakni bentuk perlindungan hukum

menghindarkannya

dimana lebih ditujukan dalam penyelesaian

negatif pemakaian barang atau

sengketa. Secara konseptual, perlindungan

jasa;

hukum yang diberikan bagi rakyat indonesia
merupakan

implementasi

atas

prinsip

3. Meningkatkan
konsumen

dari

akses

pemberdayaan
dalam

memilih,

pengakuan dan perlindungan terhadap harkat

menentukan dan menuntut hak –

dan martabat manusia yang bersumber pada

haknya sebagai konsumen;

Pancasila dan prinsip Negara Hukum yang
berdasarkan Pancasila.
Perlindungan konsumen itu sendiri

4. Menciptakan
konsumen
unsur

perlindungan
yang

kepastian

mengandung
hukum

dan

menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
131

keterbukaan informasi serta akses
untuk mendapatkan informasi;

yang hak-hak daripada konsumen adalah
sebagai berikut, Pasal 4 Undang-Undang

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku
usaha

mengenai

pentingnya

perlindungan konsumen sehingga
tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung

jawab

dalam

kualitas

barang

berusaha.
Meningkatkan

dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan
usaha

produksi

kesehatan,

barang

kenyamanan,

dan/atau

jasa,

keamanan,

dan

keselamatan konsumen.
Menurut

Johanes

Gunawan,

perlindungan hukum terhadap konsumen
dapat dilakukan pada saat sebelum terjadinya
transaksi (no conflict/pre purchase) dan/atau
pada

saat

setelah

terjadinya

transaksi

(conflict/post purchase) 10.
Perlindungan hukum yang timbul dari
hak dan kewajiban para pihak dalam
melakukan transaksi, yang dimana dalam hal
transaksi

tersebut

pihak

konsumen

seharusnya mengetahui bagaimana haknya
sebagai konsumen yang tertuang dalam Pasal
4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Perlindungan

Konsumen

menyebutkan

bahwa hak konsumen adalah :
1. hak atas kenyamanan, keamanan,
dan
keselamatan
dalam
mengkonsumsi barang dan/atau
jasa;
2. hak untuk memilih barang
dan/atau jasa serta mendapatkan
barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan
kondisi serta jaminan yang
dijanjikan;
3. hak atas informasi yang benar,
jelas, dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa;
4. hak untuk didengar pendapat dan
keluhannya atas barang dan/atau
jasa yang digunakan;
5. hak untuk mendapatkan advokasi,
perlindungan,
dan
upaya
penyelesaian
sengketa
perlindungan konsumen secara
patut;
6. hak untuk mendapat pembinaan
dan pendidikan konsumen;
7. hak unduk diperlakukan atau
dilayani secara benar dan jujur
serta tidak diskriminatif;
8. hak
untuk
mendapatkan
kompensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian,
apabila
barang
dan/atau jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau
tidak sebagaimana mestinya;
9. hak-hak yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.

10

Johanes Gunawan, Hukum Perlindungan
Konsumen, Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung, hal. 3

132

Undang-Undang

Perlindungan

konsumen; 7) hak untuk diperlakukan atau

dan

dilayani secara benar dan jujur serta tidak

kewajiban pelaku usaha serta larangan-

diskriminatif; 8) hak untuk mendapatkan

larangan yang bertujuan untuk memberi

kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

perlindungan terhadap konsumen dan telah

apabila barang dan/atau jasa yang diterima

pula mengatur mengenai hak dan kewajiban

tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak

konsumen.

sebagaimana mestinya.

Konsumen

telah

diatur

Namun

pula hak

khusus

untuk

perlindungan hak konsumen dalam transaksi

Selain haknya sebagaimana disebut di

e-commerce masih rentan, karena walaupun

atas, konsumen juga memiliki beberapa

Undang-undang

Konsumen

kewajiban, dalam hal ini supaya konsumen

telah mengatur hak dan kewajiban bagi

tidak mendapatkan kerugian karena ketidak

produsen dan konsumen, namun kurang tepat

hati-hatiannya sendiri. Kewajiban tersebut

untuk

e-

diantaranya adalah : 1) membaca atau

commerce. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

teknologi dalam proses produksi barang dan

pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau

jasa ternyata belum diikuti dengan kemajuan

jasa, demi keamanan dan keselamatan; 2)

perangkat hukum yang ada.

beritikad baik dalam melakukan transaksi

Perlindungan

diterapkan

dalam

transaksi

Beberapa hak konsumen yang diatur

pembelian

barang

dan/atau

jasa;

3)

dalam UU perlindungan konsumen adalah :

membayar sesuai dengan nilai tukar yang

1) hak atas kenyamanan, keamanan, dan

disepakati; 4) mengikuti upaya penyelesaian

keselamatan dalam mengkonsumsi barang

hukum sengketa perlindungan konsumen

dan/atau jasa; 2) hak untuk memilih serta

secara patut.

mendapatkan barang dan/atau jasa sesuai

Undang-Undang

Perlindungan

dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

Kosumen pada dasarnya banyak mengatur

yang dijanjikan; 3) hak atas informasi yang

mengenai

benar, jelas, dan jujur; 4) hak untuk didengar

mengutamakan perlindungan terhadap hak-

pendapat dan keluhannya; 5) hak untuk

hak konsumen sebagai hak-hak dasarnya

mendapatkan advokasi, perlindungan, dan

untuk mencapai keadilan, yang diharapkan

upaya penyelesaian sengketa perlindungan

untuk meningkatkan harkat dan martabat

konsumen secara patut; 6) hak untuk

konsumen

mendapat

meningkatkan

pembinaan

dan

pendidikan

pelaku

yang

usaha

pada

dan

gilirannya

kesadaran,

lebih

akan

pengetahuan,
133

kepedulian, kemampuan dan kemandirian

Berdasarkan penelitian penulis dalam

konsumen untuk melindungi dirinya, di lain

skripsi yang berjudul ”perlindungan hukum

pihak akan menumbuhkan pelaku usaha yang

bagi konsumen terhadap transaksi jual beli

bertanggung jawab.

menggunakan media sosial” ini maka penulis

Dalam rangka perlindungan terhadap

berkesimpulan bahwa:

konsumen, dapat dilihat pula bahwa UU No.

1. Keabsahan

8

Tahun

1999

tentang

Perlindungan

kontrak

elektronik

yang dilakukan oleh kedua belah

sanksi

pihak yang didasari oleh asas

administratif terhadap pelaku usaha bila

konsensualisme yang diatur dalam

melakukan

Pasal 1320 KUHPerdata serta

Konsumen

selain

memberikan

perbuatan-perbuatan

sebagaimana

diatur

dalam

tertentu

UU,

juga

dikuatkan

dengan

Pasal

18

melakukan kriminalisasi terhadap beberapa

Undang-Undang Informasi dan

perbuatan sebagaimana diatur dalam UU

Transaksi

Eelektronik,

bahwa

Perlidungan Konsumen tersebut. Ketentuan

transaksi

Elektronik

yang

pidana yang dapat diberikan adalah pidana

dituangkan ke dalam kontrak

penjara dan juga denda sampai dengan

Elektronis mengikat para pihak.

jumlah

maksimal

sebesar

Rp.

2. Perlindungan

hukum

terhadap

2.000.000.000,-(dua milyar Rupiah).

konsumen dalam transaksi E-

Semua pengaturan yang telah disebutkan di

Commerce

atas

adanya hak dan kewajiban dari

sungguh

perlindungan

tepat
terhadap

untuk

memberikan

konsumen.Namun

kedua

yang

belah

timbul

pihak.

dari

Produsen

karena undang-undang ini bertujuan untuk

memiliki tanggung jawab atas

melindungi konsumen dalam skala nasional,

informasi, produk dan keamanan

maka

yang

perlindungan

konsumen

dalam

harus

dilakukan

dalam

bertransaksi secara elektronik sesungguhnya

transaksi. Transaksi E-Commerce

belum

pada prinsipnya sama dengan

terakomodasi

ketentuan ini.

dalam

ketentuan-

transaksi lainnya sehingga apabila
salah

III. PENUTUP
A. KESIMPULAN

satu

pihak

melakukan

wanprestasi kepada pihak lainnya
yang

bertentangan

kesepakatan

maka

dengan
telah
134

melanggar hukum positif yang

disepakati, dengan hal tersebut akan

berlaku dan juga kesepakatan

menjadi pencegahan pertama untuk

yang

awal

menghindari terjadinya kecurangan,

transaksi serta dapat dilakukan

perlunya pengaturan hukum yang

tindakan

keperdataan

lebih jelas dan terperinci untuk

melalui pengadilan atau jalur non

tindakan jual beli online yang marak

pengadilan.

terjadi

telah

terjadi

hukum

di

pada

zaman

ini

sebagai

perkembangan zaman.

B. SARAN
Saran Dari kesimpulan yang telah

2. Perlunya

tanggung

jawab

dan

maka

pemahaman perlindungan konsumen

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut

dalam mengadakan perjanjian jual

:

beli online atau bahkan pemahaman

dipaparkan

oleh

1. Konsumen
mencermati
kehati-hatian

penulis

perlu

melihat

perntingnya
agar

dan
unsure

mengurangi

terjadinya tindakan kecurangan dalam

dasar

mengenai

perlindungan

dalam

melaksanakan

konsumen

transaksi elektronik untuk menjaga
keamanan.

hal kontrak elektronik yang telah

135

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Cetakan ke-5, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2013
Cita Yustisia Serfiani dkk.,Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi Elektronik, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta, 2013
Johanes Gunawan, Hukum Perlindungan Konsumen, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Raharjo Agus, Cybercrime: Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi,
Cetakan I, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2002)
R.M Suryodiningrat, 1996, Perikatan-perikatan Bersumber Perjanjian, Tarsito, Bandung
SitompulAsril, Hukum Internet (Pengenal Mengenai Masalah Hukum di Cyberspace), Cetakan
II, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2004)

B. Undang-Undang
Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58).
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42)

C. Internet
http://pusatteknologi.com/cara-membedakan-situs-toko-online-asli-atau-penipu.html

136

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26