BOOK Fatmawati Strategi Komunikasi

STRATEGI KOMUNIKASI PADA KAMPANYE
POLITIK
(Studi Fenomenologi Pengalaman Strategi
Komunikasi KarSa dan Tim Sukses pada Kampanye
Politik dalam Memenangkan Pilkada Jawa Timur)
Fatmawati
(fatmakafa@gmail.com)

Pendahuluan
Pilkada Jawa Timur tahun 2008 merupakan pengalaman pertama
kali bagi masyarakat Jawa Timur dalam memilih kepala daerah secara
langsung. Situasi ini merupakan pengalaman yang membahagiakan
bagi banyak pihak karena pada peristiwa tersebut, masyarakat dapat
memilih secara langsung siapa calon pemimpin yang akan dipilih
pada saat Pilkada dilaksanakan. Di satu sisi, momen ini juga menjadi
perhatian besar bagi para peserta pemilu yang ikut berlaga dalam
persaingan memperebutkan kursi kepemimpinan di provinsi. Para
kandidat dituntut untuk memiliki strategi komunikasi yang tepat guna
meraih perhatian masyarakat dan pada akhirnya dapat memutuskan
untuk mencoblos kandidat tersebut di Pilkada. Sebuah pekerjaan
rumah yang tidak dapat dikatakan mudah mengingat Jawa Timur

terdiri dari wilayah yang cukup luas dengan berbagai karakteristik
masyarakat yang berbeda. Kampanye politik adalah wadah para
kandidat mengeksplorasi berbagai langkah terencana dan sistematis
guna mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi komunikasi yang
tepat dalam kampanye politik akan mengantarkan kandidat meraih
kemenangan dalam sebuah perhelatan pemlihan kepala daerah.
Penelitian ini berusaha memperoleh pengalaman langsung strategi
komunikasi KarSa (Soekarwo – Saifullah Yusuf) dan Tim Suksesnya

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

463

dalam kampanye politik sehingga dapat memenangkan Pilkada Jawa
Timur selama dua periode. Pertanyaan penelitian yang dijawab dalam
penelitian ini ada yakni: bagaimana pengalaman Strategi Komunikasi
KarSa dan Tim Sukses dalam memenangkan Pilkada Jatim?
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: dari aspek ontologis,
sebagai referensi untuk kajian pengembangan dalam ilmu komunikasi
yang berkaitan dengan komunikasi politik (political-communication);

dari aspek epistemologis, penelitian ini untuk memperoleh pengalaman
secara sadar terkait strategi komunikasi KarSa dan Tim Suksesnya
dalam kampanye politik untuk memenangkan Pilkada Jatim.
Sedangkan dari aspek aksiologis, penelitian ini memberikan kontribusi
konstruktif bagi pelaksanaan kampanye politik dalam pelaksanaan
demokrasi yang ideal yaitu membawa aspirasi dan memprioritaskan
kepentingan rakyat.

Kajian Literatur
Strategi Komunikasi
Dalam beberapa literatur komunikasi, Strategi komunikasi banyak
diartikan sebagai perpaduan dari sebuah perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication
management) dalam mencapai tujuan tertentu. Strategi tidak hanya
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi
juga bagaimana taktik operasionalnya. Karena itu sebuah strategi
layak disebut sebagai sebuah ‘seni’ karena membutuhkan pendekatan
yang berbeda pada situasi dan dan kondisi yang berbeda pula. Senada
dengan yang diungkapkan Efendy (1984: 35), inti dari srategi adalah
perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai suatu

tujuan yang hanya dapat dicapai melalui taktik operasional. Untuk
menentukan sebuah strategi komunikasi, maka diperlukan pemahaman
mendalam terkait elemen dasar komunikasi seperti yang dikemukakan
dalam formula Lasswell “Who Says What Which Channel To Whom
With What Efect”.
Dalam sebuah sebuah strategi komunikasi harus mencakup
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana
berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Sebuah strategi komunikasi
harus dapat mendeinisikan khalayak sasaran, berbagai tindakan yang
464

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

akan dilakukan, manfaat yang diperoleh khalayak, dan bagaimana
menjangkau khalayak tersebut. dalam konteks komunikasi politik,
strategi komunikasi adalah sebuah proses perencanaan dan manajemen
komunikasi untuk meraih simpati masyarakat dan memberikan
dukungannya melalui pencoblosan pada proses pemilihan umum.
Kampanye Politik
Kampanye yang dimaksud dalam kajian Ilmu Komunikasi adalah

penyebarluasan informasi atau ide atau gagasan. Herbert Siemens
menyebutkan Campaign is organized of people thrught a series of
message (kampanye adalah kegiatan terorganisir oleh orang-orang
yang melalui serangkaian pesan). William Paisley menyebutkan
“campaign or communication campaign are only means of inluencing
public knowledge, attitude, and behavior” kampanye atau kampanye
komunikasi dapat diartikan mempengaruhi pengetahuan publik, sikap
dan prilaku publik (Rice dan Paisley, 1981: 23).
Sedangkan dalam konteks komunikasi politik, kampanye
dimaksudkan untuk memobilisasi dukungan terhadap suatu hal atau
seorang kandidat. “political campaigns are aimed at the mobilization
of support for one’s cause or candidate” (Steven Chafe dalam Changara,
2014: 223). Deinisi Kampanye yang paling populer adalah yang
dikemukakan oleh Rogers dan Storey (1987) yaitu “Serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan
efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara
berkelanjutan pada kurun waktu tertentu (Venus, 2009: 7).

Metode Penelitian
Untuk mengungkap dan menjelaskan tentang makna pengalaman

strategi komunikasi KarSa dam Tim Suksesnya pada Kampanye
Politik dalam memenangkan Pilkada Jatim digunakan metode
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode kualitatif dengan
Pendekatan fenomenologi bertumpu pada pemahaman terhadap
pengalaman subyektif atas gejala alamiyah (fenomena) atau peristiwa
dan kaitan-kaitannya. Subyek penelitian ini terdiri dari 5 orang yang
merupakan tim sukses KarSa pada periode I dan II, dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling.

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

465

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis terhadap data wawancara kepada lima
informan, peneliti mengelompokkan kedalam tiga bagian untuk
menjawab pertanyaan penelitian ini, yakni: pengalaman perencanaan
strategi komunikasi dalam kampanye politik untuk memenangkan
Pilkada Jatim; pelaksanaan strategi komunikasi dan ketiga bagaimana
evaluasi terhadap strategi komunikasi KarSa dan Tim sukses dalam

kampanye politik untuk memenangkan Pilkada Jatim.
Untuk pertanyaan pertama terkait dengan pengalaman
perencanaan strategi komunikasi dalam kampanye politik tim sukses
pada pilkada Jatim adalah sebagai berikut: informan TN mengatakan:
“Saya selalu berpedoman pada prinsip kuno yang sangat membantu
untuk merencanakan kampanye politik Karsa, saya menyebutnya
SIABIDIBAME, Siapa-sopo seng bertugas kampanye. Nah ini ada
2 kelompok, untuk de facto kita punya tim yang cukup lengkap.
Yang bertugas melakukan komunikasi politik ke parpol, dan yang
menjalankan komunikasi di luar parpol. Timnya beda. Tapi tujuan
tetap sama, kemenangan KarSa. Kedua Apa-yaitu pesan yang
disampaikan. Wujudnya ya... visi misi KarSa itu. Bilamana-waktu,
kapan dilakukan. Kami memulai kampanye di periode pertama
itu jauh sebelum pencoblosan. Start di 2004, 2-3 tahun sebelum
pilkada. Dimana-tempat kampanye. Ini tentu harus menyentuh
semua lapisan masyarakat Jatim. Bagaimana-taktik, strategi,
cara bagaimana kampanye itu dilakukan. Harus sesuai dengan
sikon masyarakatnya. Orang madura, harus disentuh dengan cara
madura, orang madiun juga sama, tapal kuda juga harus dengan
cara-cara mereka. Terakhir adalah Me, Mengapa. Alasan pemilihan

strategi. Saya kira strategi Saibidibame ini sudah sangat merangkum
semua. Dan terbukti... kami menang dua periode... ” (wawancara
TN, 25 Agustus 2016).
Pengalaman perencanaan strategi komunikasi pada kampanye
politik KarSa dilakukan dengan melakukan perencanaan sebagai peta
untuk menentukan jalan keberhasilan KarSa. Strategi yang digunakan
adalah dengan memetakan sumberdaya KarSa berdasarkan pada
konsep “Siabidibame”. Siabidibame merupakan sebuah cara praktis
untuk merencanakan elemen-elemen penting dalam kampanye politik,
yakni Siapa, Apa, Bilamana, Dimana, Bagaimana dan Mengapa. Konsep
ini memiliki persamaan dengan istilah yang familiar disebut 5 W + 1
466

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

H (Who, What, Whom, Where, When, How). Analisa terhadap enam
faktor penting tersebut menjadi kunci dalam keberhasilan kampanye
KarSa. Informan AN juga mengatakan hal yang senada:
“merencanakan kampanye itu pekerjaan yang kompleks. Semua
harus menjadi perhatian tim. Dimulai dari siapa yang bertugas

kampanye, kemudian pesannya, sasaran yang dituju, lalu
bagaimana berkomunikasi dengan mereka, semuanya prinsip yang
kita gunakan adalah sama dengan 5W1H...” (Wawancara AN, 10
Juli 2016).
Sedangkan hasil penelitian untuk bagian kedua yaitu pelaksanaan
adalah implementasi dari perencanaan yang dilakukan oleh KarSa dan
Tim Sukses. Berikut informan TN:
“Pengalaman kampanye politik KarSa menjadi proses yang unik dan
menarik. Pada saat kampanye, yang dikedepankan adalah prinsip
sak anane – prinsip jujur. Sehingga praktek Siabidibame itu tidaklah
sulit....” (Wawancara TN, 25 Agustus 2016).
TN mengungkapkan bahwa proses pelaksanaan kampanye politik
dilakukan dengan strategi komunikasi yang Jujur, yakni penerapan
perencanaan sesuai dengan kondisi riil yang terjadi. Proses pelaksanaan
tersebut terdiri dari: Si – Siapa, yakni Komunikator, pelaku kampanye
politik. Komunikator kampanye politik KarSa adalah semua tim sukses
baik formal maupun informal. Secara formal, tim sukses KarSa terdiri
dari ketua, sekretaris, bendahara dan 5 bidang lain (Bidang kampanye,
bidang evaluasi dan analisa data, bidang humas, bidang hukum, bidang
perlengkapan). Sedangkan secara informal, tim sukses KarSa terdiri dari

orang-orang yang memiliki ikatan emosional dan kedekatan pribadi
dengan KarSa, disebut dengan Tim Klandestin dan Polo Pendem.
Kelompok ini secara gerilya melakukan berbagai gerakan masif dan
terencana. Peletak dasar strategi Kampanye KarSa sesungguhnya adalah
kelompok informal. Namun secara administrasi, yang melakukan
kegiatan kampanye di publik adalah struktur organiasasi formal tim
sukses sebagaimana yang terlapor di KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Kedua adalah A-Apa, yakni pesan politik yang tertuang dalam
visi, misi dan program KarSa. Berikut adalah gambaran visi, misi dan
program KarSa I dan II:
Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan dan Slogan KarSa I dan II

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

467

KarSa I

KarSa II


Visi

Mewujudkan Jawa Timur Makmur
Mewujudkan masyarakat
yang berakhlak dalam Bingkai Negara Jawa Timur yang sejahtera,
Kesatuan Republik Indonesia
berakhlak dan berdaya saing

Misi

APBD untuk rakyat
1. meningkatkan aksebilitas pelayanan pendidikan yang murah
dan bermutu
2. meningkatkan aksebilitas pelayanan kesehatan yang murah
dan memadai
3. perluasan lapangan kerja
4. memberdayakan perekonomian
rakyat
5. memelihara kualitas lingkungan
hidup

6. mewujudkan reformasi birokrasi
7. peningkatan pelayanan publik
8. meningkatkan kualitas kesalehan
sosial

APBD untuk rakyat
1. APBD untuk kepentingan langsung masyrakat
diberbagai bidang
meliputi: pendidikan,
kesehatan, penyediaan lapangan kerja,
rekonstruksi lingkungan
hidup
2. Pengembangan
demokrasi partispatoris
dengan meningkatkan
partispasi masyrakat
dalam berbagai isu pembangunan.
3. Harmonisasi kehidupan
masyarakat yang pluralis
4. Pembenahan layanan
publik

Tujuan

Kesejahteraan seluruh rakyat Jawa
Timur

Kesejahteraan dan Kemandirian Masyarakat Jawa Timur

Program

Jalin Kesra (Jalan Lain Menuju
Sejahtera)

Jalan Lain Menuju Jawa
Timur Mandiri dan Sejahtera
(Jalin Matra)

Slogan

“Makmur bersama Wong Cilik”

Tuku kripik digawe riyoyo – barang wes apik ayo
diterusno (beli keripik dibuat
lebaran – apa yang baik mari
dilanjutkan)

Sumber: Tim Sukses KarSa, 2016.

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan
mendasar antara KarSa I dan KarSa II. Misi masih berorientasi pada
APBD untuk rakyat. Sedangkan Visi, tujuan, program dan slogan
KarSa II merupakan penyempurnaan KarSa I. Tim sukses mengakui
bahwa pondasi awal kesuksesan KarSa terletak pada perencanaan
KarSa I. Perencanaan telah dilakukan dalam rentang waktu yang
cukup lama sebelum masa pencalonan dimulai. Sedangkan pada saat
KarSa II, hanya mengevaluasi dan melanjutkan program yang sudah
berjalan dan sukses pada Karsa I. Pesan politik KarSa merupakan hasil
468

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

identiikasi tim terhadap kebutuhan dasar (need assestment) masyarakat
Jawa Timur.
Ketiga, Bi-Bilamana, yakni waktu kampanye politik. pada periode
1, KarSa melakukan kampanye politik sejak 3 tahun sebelum masa
Pilkada. Seperti yang diungkapkan oleh MR:
“periode pertama itu kita bener-bener capek... itu pondasi
KarSa. Kami bergerak dari tahun 2004. Saat itu masih berupaya
dengan jalur independen. Kita datang ke seluruh desa. Melihat,
merasakan apa yang menjadi masalah disana. Untuk periode
kedua, sesungguhnya mengalir saja. Posisi incumbent itulah masa
kampanye kita...” (Wawancara MR, 29 Juli 2016).
Senada yang diungkapkan Soekarwo dalam petikan wawancara
berikut:
“....kampanye itu proses yang harus dilakukan secara matang
dan sistematis, pertimbangan yang dilakukan harus secara
menyeluruh. Timingnya harus tepat. Karena itu artinya pesan
yang kita sampaikan diterima efektif oleh sasaran target kita...”
(Wawancara Soekarwo, 14 Maret 2016).
Keempat, Di-Dimana, yakni tempat atau lokasi kampanye politik.
Seluruh wilayah Jawa Timur adalah Target Sasaran kampanye Jawa
Timur. Tim sukses melakukan berbagai pemetaan dalam menjangkau
lokasi kampanye, diantaranya: masyarakat yang berada di desa. Jawa
Timur terbagi menjadi beberapa kelompok masyarakat yang menonjol,
misalnya: golongan Nahdliyin, kelompok “arek” di tapal kuda, dan
kelompok kultural (pandalungan dan mataraman). Kelima, BaBagaimana, yakni cara atau strategi yang digunakan dalam kampanye
politik KarSa. KarSa dan Tim Sukses memiliki cara dan teknik yang
berbeda dalam melakukan kampanye politik ke berbagai kelompok
masyarakat yang berbeda. Misalnya ketika berkampanye dengan
masyarakat mataraman (daerah Madiun, Probolinggo, Pasuruan dan
sekitarnya), maka pendekatan yang digunakan adalah aspek kultural.
Karena itu umumnya Soekarwo yang tampil didepan sebagai igur
pemimpin yang memahami nilai-nilai budaya Jawa. Namun jika harus
berkampanye dengan kelompok Nahdliyin, maka peran Saifullah Yusuf
sebagai representasi tokoh Nahdliyin sangat menonjol.
Keenam, Me-Mengapa, yakni alasan yang digunakan dalam

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

469

pengambilan cara/taktik kampanye politik. Pendekatan konseptual
adalah model yang dikedepankan dalam melakukan kampanye
politik KarSa. Misalnya untuk mendekati masyarakat Nahdliyin
yang merupakan basis massa terbesar di Jawa Timur, konsep yang
digunakan adalah dengan melebur kedalam komunitas tersebut.
Misalnya ketika Soekarwo harus berbicara didepan kaum Nahdliyin,
maka harus menggunakan gaya komunikasi pesantren, yakni prolog
pidato mengggunakan bahasa Arab, pengucapan salam dan artikulasi
arabnya juga harus fasih sesuai kaidah-kaidah dalam tuntunan Agama
Islam.
Sedangkan bagian ketiga dalam penelitian ini adalah tahap
evaluasi. Strategi komunikasi dilakukan oleh KarSa dan Tim Sukses
dalam tahap evaluasi adalah dengan melakukan proses kontrol
terhadap perencanaan dan pelaksanaan kampanye politik. Hasil
penelitian mengatakan bahwa proses evaluasi ini terdiri dari 2 tahap
yakni: evaluasi program dan evaluasi kinerja. Evaluasi program
dilakukan dalam upaya melihat dan mengidentiikasi seluruh program
yang direncanakan dan dilaksanakan tim. Program yang tidak berjaan
sesuai dengan rencana yang dibuat akan mendapatkan evaluasi, apakah
harus diganti atau disempurnakan. Secara keseluruhan program yang
direncanakan berhasil dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Evaluasi terjadi pada beberapa aspek saja, diantaranya kurangnya
pemerataan terkait pelaksanaan program, sehingga fokus utama dalam
periode KarSa II adalah bagaimana menyempurnakan program dengan
memeratakan target sasaran program. Sesuai dengan yang dikatakan
oleh informan AN:
“pada tahap kedua, ada evaluasi besar terhadap pelaksanaan
kampanye, itu yang menjadi fokus apakah harus diperbaiki atau
tidak. Hasilnya memang tidak ada program yang diganti, periode
kedua itu adalah periode lanjutan program yang direncanakan
pada periode pertama KarSa...” (Wawancara AN, 10 Juli 2016).
Sedangkan evaluasi kinerja adalah proses melakukan penelitian
terhadap kinerja personal tim. Secara umum personil tim sukses tidak
mengalami perubahan yang mendasar. Tim sukses I dan Tim sukses
II terdiri dari orang-orang yang memiliki kedekatan emosional dan
personal terhadap kandidat (KarSa). Faktor kedekatan emosional

470

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

berasal dari teman, kerabat, dan kolega kandidat yang memiliki hobby,
orientasi dan cita-cita yang sama untuk melakukan perubahan yang
lebih baik melalui Pilkada Jawa Timur. Pada periode kedua, tim sukses
KarSa mengalami penambahan jumlah yang signiikan secara informal.
Hal ini karena partai politik pendukung pada periode kedua semakin
banyak. Tim sukses juga berasal dari jajaran orang-orang partai politik
pendukung yang tentu saja berusaha memenangkan pasangan KarSa
sebagai kandidat yang didukungnya.

Pembahasan
Pengalaman strategi komunikasi KarSa dan Tim Sukses dalam
kampanye politik yang dilakukan oleh Tim Sukses KarSa dalam
memenangkan Pilkada Jawa Timur menggunakan Strategi Komunikasi
“Siabidibame” yang terdiri dari 3 tahap yakni perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Siabidibame adalah sebuah konsep komunikasi konseptual
yang berorientasi pada nilai-nilai lokal (local wisdom). Perencanaan
adalah tahap awal dari proses kampanye politik yang merupakan langkah
mengidentiikasi dan meneliti berbagai sumberdaya yang dimiliki oleh
tim sukses. Dalam upaya melakukan proses perencanaan ini, KarSa
dan Tim sukses berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan dasar dan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Jawa Timur. Sedangkan
dalam proses pelaksanaan, strategi komunikasi yang digunakan adalah
prinsip kejujuran. Prinsip ini berpegang teguh pada perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya. Proses pelaksanaan kampanye politik juga
menerapkan pendekatan komunikasi kontekstual, yakni pendekatan
yang dilakukan berdasarkan pada situasi dan kondisi masyarakat
yang menjadi sasaran kampanye politik. Berikut peneliti gambarkan
pengalaman Strategi Komunikasi KarSa dan Tim Sukses dalam
kampanye politik pada Pilkada Jawa Timur adalah:

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

471

Sumber: Peneliti, 2017.

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pengalaman Tim
KarSa dan Tim Sukses dalam memenangkan Pilkada Jatim dilakukan
melalui kampanye politik. Strategi komunikasi adalah salah satu bentuk
strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan untuk mencapai
kemenangan. Strategi komunikasi KarSa dan Tim Sukses terdiri dari
3 langkah yakni perencanaan yang merupakan identiikasi dari konsep
“Siabidibame”, sedangkan langkah kedua adalah proses pelaksanaan
dari rencana yang dibuat. Tahap ini menggunakan strategi jujur dan
konseptual yang berorientasi pada nilai-nilai lokal (local wisdom). Pada
tahap terakhir adalah tahap evaluasi, terdiri dari 2 sistem kontrol yakni
kontrol terhadap program dan kinerja personil.
Memenangkan pemilihan dalam setiap kompetisi politik adalah
satu tujuan dari setiap calon. Namun untuk memenangkannya
bukanlah sesuatu yang mudah. Diperlukan kerja keras dan strategi
yang tepat agar dapat memenangkan pemilihan. Pada dasarnya proses
pemenangan politik ini adalah proses bagaimana calon/kandidat
472

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

suatu aktivitas politik dengan harapan mendapat respon positif dari
publik/pemilu. Untuk meraih kemenangan dalam proses pemilihan,
calon tidak serta merta mendapatkan dukungan dari publik. Terpilih
atau tidaknya tergantung bagaimana calon (bersama tim suksesnya)
“memasarkan” dirinya. Proses ini yang disebut dengan kampanye
politik. Pengalaman kampanye politik KarSa melalui perjalanan yang
panjang dan dilakukan secara sistematis. Persiapan dilakukan dalam
kurun waktu yang panjang yakni 2-3 tahun sebelum proses pencalonan
secara resmi dibuka oleh KPU. Artinya tim sukses menyadari bahwa
janji politik yang tertuang dalam visi, misi dan program kandidat
bukan sebuah persoalan yang mudah untuk dibuat, tim sukses
memerlukan perencanaan yang matang dengan dasar permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Jawa Timur. KarSa
dan Tim Sukses menggunakan strategi komunikasi “Siabidibame”
untuk mengidentiikasi berbagai sumberdaya yang dimiliki oleh
Tim. Sumberdaya tersebut dapat berasal dari sumberdaya internal
dan eksternal. Strategi ini mampu mengukur kemampuan tim dalam
melaksanakan rencana yang telah akan dibuat.
Konsep Siabidibame ini merupakan sebuah pendekatan strategis
dan komprehensif. Konsep ini sesungguhnya telah lama digunakan
dalam menyusun sebuah strategi. Konsep ini lebih banyak dikenal
dengan konsep 5 W + 1 H, formulasi ini juga telah dikemukakan oleh
Lasswel dalam menjawab deinisi komunikasi yakni Who Says What
in Which Channel to Whom With What Efect. Namun KarSa dan Tim
Sukses mencoba memberikan istilah baru dengan pendekatan lokal
yang dianggap sebagai sebuah terobosan yang inovatif dan sukses
mengantarkan KarSa menduduki kursi 1 di Jawa timur.
Strategi komunikasi KarSa dan Tim Sukses dalam kampanye
politik untuk memenangkan Pilkada terdiri dari 3 langkah yang
merupakan perpaduan dari planning and management communications.
Dalam fungsi managemen, setidaknya ada 3 fungsi yaitu planning,
implementation and controlling. Langkah pertama, yakni perencanaan
merupakan sebuah pondasi awal yang harus dilakukan sebuah
organisasi/lembaga dalam mencapai tujuan. Langkah awal ini untuk
memetakan dan merencanakan sumberdaya yang dimiliki. KarSa
dan Tim sukses telah melakukan strategi ini dengan identiikasi
menggunakan konsep Siabidibame. Sedangkan langkah kedua adalah
Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

473

pelaksanaan, yakni proses penerapan rencana yang telah dibuat.
Sedangkan langkah ketiga adalah evaluasi. Sebuah strategi komunikasi
yang komprehensif karena selain membuat langkah awal dengan
memulai pada proses perencaaan, KarSa dan Tim Sukses mengakhiri
proses tersebut dengan evaluasi. Dalam konteks Pilkada, Evaluasi
ini sangat diperlukan untuk melihat peluang dan kesempatan pada
pelaksanaan yang dilakukan berdasarkan pada rencana yang disusun.
Sebagai incumbent, langkah ini sangat diperlukan untuk proses
pencalonan selanjutnya karena kandidat dapat melihat kembali potensi
kemenangan melalui hasil evaluasi yang dilakukan.

Penutup
Simpulan
1. Pengalaman strategi komunikasi KarSa dan Tim Sukses pada
kampanye politik dalam memenangkan Pilkada Jawa Timur
melalui Strategi Siabidibame adalah langkah komprehensif dengan
pendekatan nilai-nilai lokal (local wisdom).
2. Strategi Komunikasi KarSa dan Tim Sukses dalam memenangkan
Pilkada Jawa Timur terdiri dari tiga langkah penting yakni
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Saran
1. Diperlukan penelitian selanjutnya dengan multi subyek sehingga
akan diperoleh pengalaman-pengalaman yang lebih komprehensif
mengenai pengalaman strategi komunikasi pada kampanye politik
para peserta pemilu.
2. Kampanye politik merupakan sarana pendidikan politik kepada
masyarakat, karena itu perlu regulasi dan pemahaman yang baik
kepada para peserta pemilu sehingga dapat terwujud hakikat
sesungguhnya dari kampanye tersebut.

474

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

Datar Pustaka
Agustino (2009). Pilkada dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ariin, Anwar (2003) Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia,
Jakarta: Gramedia.
Bogdan and Steven J. Taylor. (1992). Introduction to Qualitative Research
Methods: A Phenomenological Approach in the Social Science, Alih
Bahasa Arief Furchan, Surabaya: John Willey and Sons.
Chafee, Steven H dan Albert R. Tim (1982). Political Communication:
Issues and Strategies for Research. Belmont, CA: Sage Publication.
Efendy, Onong Uchjana (1982).Teori dan Praktek: Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Grey, Judge Lawrence (1994). How to Win A Local Election. Ney York:
E. Evans and Company Inc.
Firmanzah (2008). Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kaid, Lyda Lee (2004) Handbook of Political Communication Research.
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Lilleker, Darren G. (2006). Key Concepts in Political Communications.
New Delhi: Sage Publications.
Nimmo, Dan (2004). Komunikasi Politik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pawito, P. (2009). Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye
Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra.
Rice. R.E & W.J. Paisley (1981). Public Communication Campaigns.
London: Sage Publications. Ltd.
Trent Judith S, Robert V. Frieerberg, (2008). Political Campaign
Communication: Principles and Practices, Rowman & Littleield.
Venus, Antar (2009). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa
Rektama.
Wahyudi, Hari (2015). Tim Sukses Dramaturgi Pemasaran Pak De
Karwo, Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya.

Bunga Rampai Komunikasi Indonesia

475