T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi dan Dampak Program Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terhadap Tingkat Pelanggaran Pelajar SMASMK dalam Berlalu Lintas di Kota Salatiga Tahun 2016
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran yang dirumuskan
kesimpulan mengenai implementasi program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ,
serta dampak program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ terhadap tingkat
pelanggaran siswa SMA/SMK dalam berlalu lintas di Kota Salatiga, sedangkan
saran ditujukan kepada Dinhubkombudpar Kota Salatiga, sekolah, para Pelajar
Pelopor, dan orang tua berikut ulasannya lebih lanjut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan di Kota Salatiga dengan
pembahasan tentang “Dampak Program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ
terhadap Tingkat Pelanggaran Hukum Pelajar SMA/SMK dalam Berlalu Lintas di
Kota Salatiga” yaitu pelaksanaan program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ
berjalan sebagaimana mestinya dengan lancar tanpa hambatan-hambatan yang
cukup berarti, dilihat dari proses pengimplementasian program tersebut kendala
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Untuk faktor internal permasalahan
terjadi pada kurangnya sumber daya ahli dalam pelaksanaan program ini,
sedangkan untuk faktor eksternal kendala terdapat pada partisipasi dari sekolah
yang ada di Kota Salatiga yang dirasa kurang mendukung ketercapaian program
ini. Untuk setiap tahapan dari mulai persiapan sampai dengan pelaksanaan
tercapai dengan baik sesuai petunjuk pelaksanaan yang telah diatur. Sejauh ini
114
Kota Salatiga belum dapat lolos mewakilkan pesertanya sampai ke tingkat
Nasional.
Untuk materi-materi yang diberikan melalui berbagai macam cara dari mulai
pemaparan langsung, diskusi, dan ada pula dengan terjun langsung melakukan
pengamatan dan adapula tes tertulis yang diberikan. Aspek yang dituju dalam hal
ini adalah aspek kognitif, afektif serta psikomotor.
Akan tetapi ada permaslah lain yang terjadi yang berakibat pada belum
maksimalnya implementasi program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Kota
Salatiga dikarenakan belum adanya sosialisasi yang dilakukan para Pelajar
Pelopor sebagai
sarana langsung proses sosialisasi keselamatan lalu lintas
dikalangan pelajar. Permasalahan tersebut terjadi dikarenakan tidak ada kegiatan
lanjutan yang diperuntukan untuk merealisasikan proses sosialisasi keselamatan
LLAJ di kalangan pelajar oleh para Pelajar Pelopor, pihak-pihak yang terkait
dengan
program
Pelajar
Pelopor
Keselamatan
LLAJ
yaitu
pihak
Dinhubkombudpar dan pihak sekolah yang seharusnya melakukan kerjasama
untuk memberikan fasilitas kepada para Pelajar Pelopor untuk melaksanakan
proses sosialisasi.
Harapannya apabila telah terjalin kerjasama yang baik anatar pihak sekolah
pihak Dinhubkombudpar dan para Pelajar Pelopor, maka sosialisasi dapat
dilakukan dan diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal dengan adanya
kesadaran pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan berkurangnya tingkat
pelanggaran dalam berlalu lintas di Kota Salatiga terutama dikalangan pelajar.
115
Hasil dari peneitian yang telah dilakukan, terjadi peningkatan pelanggaran
pada usia pelajar dari tiga tahun terkahir, dalam hal ini masih banyak sekolah
yang belum melaksanakan penertiban pada siswanya untuk selalu bersikap
mematuhi peraturan lalu lintas. Serta rendahnya kepatuhan pada kalangan pelajar
dikarenakan kurangnya dukungan dari orang tua untuk membuat anak-anaknya
mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku.dan kurang efektifnya program ini
sehingga implikasi dari program ini belum terlihat adalah karena kurangnya peran
pelajar
pelopor
keselamatan
LLAJ
dalam
mensosialisasikan
mengenai
keselamatan lalu lintas dan kurangnya ruang dan waktu siswa untuk melakukan
sosialisai tersebut, serta banyak siswa yang belum tahu bagaimana cara sosialisasi
yang efektif dan benar sehingga mampu memberikan dampak yang baik kepada
lingkungan sekitarnya. Rata-rata mereka tidak memiliki kemampuan untuk berani
memberikan pengaruh atau memberikan teguran kepada siswa lain yang
melanggar. Hal inilah yang menjadi faktor mengapa kegiatan ini belum
memberikan dampak yang nyata.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian di atas maka ada beberapa saran
yang dapat disampaikan penulis yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Salatiga disarankan beberapa hal yaitu:
a. Perlunya untuk menambah tenaga ahli guna mendukung pelaksanaan
kegiatan ini,
116
b. Perlunya menambah personil dalam menunjang pelaksanaan kegiatan ini
mengingat jumlah peserta dengan panitia pelaksana tidak seimbang.
c. Perlunya pihak Dinhubkombudpar membuat kegiatan lanjutan agar
program
ini
dapat
mencapai
tujuannya
secara
maksimal
yaitu
meningkatkan keselamatan lalu lintas di Kota Salatiga.
2. Bagi Sekolah SMA/SMK di Kota Salatiga ada beberapa saran yaitu:
a. Diharapkan pihak sekolah dapat menjalin kerjasama yang baik dengan
pihak Dinhubkombudpar untuk melakasanakan kegiatan lanjutan dengan
mengadakan sosialisasi dengan melibatkan para perwakilan Pelajar
Pelopor di sekolah masing-masing.
b. Diharapkan sekolah dapat lebih aktif berpartisipasi mendukung kegiatan
Pelajar Pelopor Keselamatan.
c. Sekolah diharapkan dapat mendukung terciptanya ketertiban lalu lintas di
sekolah seperti menerapkan peraturan-peraturan tentang lalu lintas agar
tercapainya keselamatan lalu lintas.
3. Bagi Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ disarankan beberapa hal yaitu:
a. Dapat menjadi Pelajar Pelopor Keselamatan di sekolahnya masing-masing
dengan memberikan contoh dan pengetahuan kepada lingkungan
sekitarnya tentang pentingnya keselamatan lalu lintas.
b. Seharusnya aktif mengkampanyekan keselamatan lalu lintas dan
menyebarluaskannya.
117
4. Bagi Orang Tua disarankan beberapa hal yaitu:
a. Seharusnya lebih memperhatikan keselamatan anak-anaknya dalam berlalu
lintas, mereka dapat menjadi pendukung utama terwujudnya keselamatan
lalu lintas.
b. Lebih disiplin dan mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mematuhi
peraturan lalu lintas.
c. Harus memperhatikan usia kesiapan anak dalam berkendara, jika belum
memenuhi persyaratan sebaiknya para orang tua tidak memberikan
kebebasan anaknya untuk mengendarai kendaraan pribadi, seperti sepeda
motor sebagai transportasi ke sekolah.
118
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran yang dirumuskan
kesimpulan mengenai implementasi program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ,
serta dampak program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ terhadap tingkat
pelanggaran siswa SMA/SMK dalam berlalu lintas di Kota Salatiga, sedangkan
saran ditujukan kepada Dinhubkombudpar Kota Salatiga, sekolah, para Pelajar
Pelopor, dan orang tua berikut ulasannya lebih lanjut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan di Kota Salatiga dengan
pembahasan tentang “Dampak Program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ
terhadap Tingkat Pelanggaran Hukum Pelajar SMA/SMK dalam Berlalu Lintas di
Kota Salatiga” yaitu pelaksanaan program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ
berjalan sebagaimana mestinya dengan lancar tanpa hambatan-hambatan yang
cukup berarti, dilihat dari proses pengimplementasian program tersebut kendala
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Untuk faktor internal permasalahan
terjadi pada kurangnya sumber daya ahli dalam pelaksanaan program ini,
sedangkan untuk faktor eksternal kendala terdapat pada partisipasi dari sekolah
yang ada di Kota Salatiga yang dirasa kurang mendukung ketercapaian program
ini. Untuk setiap tahapan dari mulai persiapan sampai dengan pelaksanaan
tercapai dengan baik sesuai petunjuk pelaksanaan yang telah diatur. Sejauh ini
114
Kota Salatiga belum dapat lolos mewakilkan pesertanya sampai ke tingkat
Nasional.
Untuk materi-materi yang diberikan melalui berbagai macam cara dari mulai
pemaparan langsung, diskusi, dan ada pula dengan terjun langsung melakukan
pengamatan dan adapula tes tertulis yang diberikan. Aspek yang dituju dalam hal
ini adalah aspek kognitif, afektif serta psikomotor.
Akan tetapi ada permaslah lain yang terjadi yang berakibat pada belum
maksimalnya implementasi program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Kota
Salatiga dikarenakan belum adanya sosialisasi yang dilakukan para Pelajar
Pelopor sebagai
sarana langsung proses sosialisasi keselamatan lalu lintas
dikalangan pelajar. Permasalahan tersebut terjadi dikarenakan tidak ada kegiatan
lanjutan yang diperuntukan untuk merealisasikan proses sosialisasi keselamatan
LLAJ di kalangan pelajar oleh para Pelajar Pelopor, pihak-pihak yang terkait
dengan
program
Pelajar
Pelopor
Keselamatan
LLAJ
yaitu
pihak
Dinhubkombudpar dan pihak sekolah yang seharusnya melakukan kerjasama
untuk memberikan fasilitas kepada para Pelajar Pelopor untuk melaksanakan
proses sosialisasi.
Harapannya apabila telah terjalin kerjasama yang baik anatar pihak sekolah
pihak Dinhubkombudpar dan para Pelajar Pelopor, maka sosialisasi dapat
dilakukan dan diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal dengan adanya
kesadaran pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan berkurangnya tingkat
pelanggaran dalam berlalu lintas di Kota Salatiga terutama dikalangan pelajar.
115
Hasil dari peneitian yang telah dilakukan, terjadi peningkatan pelanggaran
pada usia pelajar dari tiga tahun terkahir, dalam hal ini masih banyak sekolah
yang belum melaksanakan penertiban pada siswanya untuk selalu bersikap
mematuhi peraturan lalu lintas. Serta rendahnya kepatuhan pada kalangan pelajar
dikarenakan kurangnya dukungan dari orang tua untuk membuat anak-anaknya
mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku.dan kurang efektifnya program ini
sehingga implikasi dari program ini belum terlihat adalah karena kurangnya peran
pelajar
pelopor
keselamatan
LLAJ
dalam
mensosialisasikan
mengenai
keselamatan lalu lintas dan kurangnya ruang dan waktu siswa untuk melakukan
sosialisai tersebut, serta banyak siswa yang belum tahu bagaimana cara sosialisasi
yang efektif dan benar sehingga mampu memberikan dampak yang baik kepada
lingkungan sekitarnya. Rata-rata mereka tidak memiliki kemampuan untuk berani
memberikan pengaruh atau memberikan teguran kepada siswa lain yang
melanggar. Hal inilah yang menjadi faktor mengapa kegiatan ini belum
memberikan dampak yang nyata.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian di atas maka ada beberapa saran
yang dapat disampaikan penulis yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Salatiga disarankan beberapa hal yaitu:
a. Perlunya untuk menambah tenaga ahli guna mendukung pelaksanaan
kegiatan ini,
116
b. Perlunya menambah personil dalam menunjang pelaksanaan kegiatan ini
mengingat jumlah peserta dengan panitia pelaksana tidak seimbang.
c. Perlunya pihak Dinhubkombudpar membuat kegiatan lanjutan agar
program
ini
dapat
mencapai
tujuannya
secara
maksimal
yaitu
meningkatkan keselamatan lalu lintas di Kota Salatiga.
2. Bagi Sekolah SMA/SMK di Kota Salatiga ada beberapa saran yaitu:
a. Diharapkan pihak sekolah dapat menjalin kerjasama yang baik dengan
pihak Dinhubkombudpar untuk melakasanakan kegiatan lanjutan dengan
mengadakan sosialisasi dengan melibatkan para perwakilan Pelajar
Pelopor di sekolah masing-masing.
b. Diharapkan sekolah dapat lebih aktif berpartisipasi mendukung kegiatan
Pelajar Pelopor Keselamatan.
c. Sekolah diharapkan dapat mendukung terciptanya ketertiban lalu lintas di
sekolah seperti menerapkan peraturan-peraturan tentang lalu lintas agar
tercapainya keselamatan lalu lintas.
3. Bagi Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ disarankan beberapa hal yaitu:
a. Dapat menjadi Pelajar Pelopor Keselamatan di sekolahnya masing-masing
dengan memberikan contoh dan pengetahuan kepada lingkungan
sekitarnya tentang pentingnya keselamatan lalu lintas.
b. Seharusnya aktif mengkampanyekan keselamatan lalu lintas dan
menyebarluaskannya.
117
4. Bagi Orang Tua disarankan beberapa hal yaitu:
a. Seharusnya lebih memperhatikan keselamatan anak-anaknya dalam berlalu
lintas, mereka dapat menjadi pendukung utama terwujudnya keselamatan
lalu lintas.
b. Lebih disiplin dan mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mematuhi
peraturan lalu lintas.
c. Harus memperhatikan usia kesiapan anak dalam berkendara, jika belum
memenuhi persyaratan sebaiknya para orang tua tidak memberikan
kebebasan anaknya untuk mengendarai kendaraan pribadi, seperti sepeda
motor sebagai transportasi ke sekolah.
118