T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Sistem Noken dalam Pelaksanaan Pilkada di Distrik Bomela Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Tahun 2015 T1 BAB IV

BAB IV
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Yahukimo
Kabupaten Yahukimo adalah

salah satu kabupaten di wilayah

pegunungan yang terletak di Provinsi Papua. Kabupaten ini terdapat diporos
pulau Papua, terletak pada 138045‟ – 140014‟ Bujur Timur dan 3039‟ – 5002‟
Lintang Selatan, dengan luas wilayah.152 Km2. Batas wilayahnya adalah
sebelah Utara: Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Yalimo, Kabupaten
Keerom, Kabupaten Tolikara. sebelah Timur: Kabupaten Pegunungan
Bintang;sebelah Selatan: Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Asmat, dan
Kabupaten Mappi;sebelah Barat: Kabupaten Nduga, kabupaten Mimika.
Gambar 4.1 dibawah ini adalah peta wilayah dari Kabupaten Yahukimo.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Yahukimo
(Sumber:www.yahukimokab.go.id)

38


Pembentukan Kabupaten Yahukimo didasarkan pada UU Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten
Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten
Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi,
Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni, Dan Kabupaten Teluk Wondama di
Provinsi Papua.
Kabupaten Yahukimo diresmikan pada tanggal 11 Desember 2003, yang
merupakan

kabupaten

pemekaran

dari

Kabupaten

Jayawijaya.Kabupaten


Yahukimo berawal dari sebuah Distrik Kurima yang dimekarkan menjadi 3
Distrik yaitu.Distrik Ninia, Distrik Anggruk dan Distrik Apalahapsili.Hal ini
sesuai dengan UU Nomor. 22 Tahun 2000 tentang persyaratan pembentukan
kabupaten, minimal terdapat 3 distrik.Nama kabupaten Yahukimo itu sendiri
berasal dari empatnama suku yang bermukim di daerah tersebut yaitu Yali, Hubla,
Kimyal dan Momuna. Dikabupaten ini terdapat dua daerah yang cukup terkenal
untuk penggemar trekking yaitu

perjalanan panjang yang dilakukan dengan

berjalan kaki di daerah yang biasanya tidak ada sarana transportasi pada jalur
yang belum dipetakan, serta di lingkungan yang menantang,

berbukit atau

pegunungan yaituKurima dan Anggruk.
Masyarakat di Distrik Kurima, Distrik Anggruk, dan Distrik Ninia,
terkenal dengan suku terasing atau masyarakat primitif yang kehidupannya identik
dengan perang suku dan kanibalisme, seperti yang dimuat dalam buku tulisan Don

Richardson berjudul Anak Perdamaian, (Ruth A. Tucker,1983 : 481 - 485 ).Suku-

39

suku yang terdapat di Kabupaten Yahukimo adalah Suku Yali, Hupla, Kimyal,
Momuna, Una-Ukam, Mek, Yalimek, Ngalik, Tokuni, Obini, Karowai, Duwe,
Obukain, Kopkaka dan Bese.Wilayah Kabupaten Yahukimo sekarang meliputi
51 Distrik dan 517 kampung/Desa, memiliki jumlah penduduk sebesar 375.327
Jiwa atau 270 KK.
4.2.Gambaran Hasil Pemilukada Kabupaten Yahukimo
Pemilihan kepala daerah di kabupaten Yahukimo pada tahun 2015
merupakan bagian dari pesta rakyat yang diselenggarakan serentak secara
nasional pada tanggal 9 Desember 2015. Kabupaten ini diikuti oleh 3 bakal
calon bupati dan wakil bupati, yakni, pasangan nomor urut 1: Abock Busup,
MA dan Yulianus Heluka, SH, yang diusung oleh Partai. PAN, Partai
NasDem, Partai Demokrat, PBB dan PPP, pasangan nomor urut 2; Arkelas
Asso, S.Sos dan Lapius Merel Soll, S.IP, M.Si diusung oleh Partai; PDIP,
PKB, Partai Hanura dan PPP, pasangan nomor urut 3: David Silak, S.Sos dan
Septinus Pahabol, SE,S.IP, yang diusung oleh


Partai Golongan karya

(Golkar).
Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) jumlah pemilih
atau pengguna hak pilih di kabupaten Yahukimo adalah sebanyak 143.675,
yang tersebar di 51 distrik. Jumlah pemilih laki-laki 78.039 dan perempuan
65.636. Dari jumlah pemilih, suara sah sebanyak 143.651 dan suara Tidak
sah sebanyak 36 suara sehingga prosentasaisuara sah 99,98%.Perolehan suara
masing-masing bakol calon adalah sebagai berikut;Abock Busup, MA dan
Yulianus Heluka, SH memperoleh suara 77.855 suara (54,21%), pasangan

40

Arkelas Asso, S.Sos. dan Lapius Merel Soll, S.IP, M.Si memperoleh 43.772
suara (30,47%), dan pasangan David Silak, S.Sos. dan Septinus Pahabol,
SE,S.IP memperoleh 22012 suara (15,32%) (Sumber: pilkada 2015.kpu.go.id).
Dengan demikian pasangan No. 1 Abock Busup, MA dan Yulianus Heluka,
SH terpilih menjadi Bupati dan Wakil Kabupaten Yahukimo periode 20152020.
4.3.Hasil Pemilukada di Distrik Bomela
Distrik Bomela sebagai bagian dari kabupaten Yahukimo juga turut

berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Yahukimo yang
diselenggarakan pada tanggal 9 Desember 2015. Berdasarkan data KPU,
Pemilih dan Pengguna Hak Pilih di distrik Bomela sebanyak 3.795, terdiri
dari 2.043

orang

laki-laki dan

1.752

orang

perempuan, tersebar di

beberapa kampung yaitu; Bomela, Kitikni, Kubialat, Palamdua, Sombat dan
Yalmabi. Berikut adalah tabel hasil Pemilukada di distrik Bomela.

Tabel 4.1 Hasil Pemilukada Distrik Bomela
No


Kampung

Pemilih

Pengguan
Hak Pilih

Tot
al
1
2
3
Sua
ra
1
Bomela
990
990
990

990
2
Kitikni
969
969
969
969
3
Kubialat
186
186
186
186
4
Palamdua
511
511
511
511
5

Sombat
369
369
369
369
6
Yalmabi
770
770
500
100
170
770
Peroleh Suara Masing-Masing Bakal Calon 3.525
100
170
3.795 suara
Sumber: https://pilkada 2015.kpu.go.id ,tertanggal,20 Desember 2015.

41


Perolehan Suara

Suara
Tidak
Sah

Berdasarkan tabel Hasil Pemilukada Distrik Bomela, perolehan suara
dari masing-masing bakal calon adalah pasangan nomor. 1 Abock Busup, MA
dan Yulianus Heluka, SH memperoleh 3.525 suara (96,60%), pasangan
nomor. 2 Arkelas Asso, S.Sos dan Lapius Merel Soll, S.IP, M.Si memperoleh
100 suara (1,20%) dan pasangan nomor. 3 David Silak, S.Sos dan Septinus
Pahabol, SE,S.IP memperoleh 170 suara (2,20%).

4.4.Penerapan Noken dengan Mufakat Big manDalam Pelaksanaan Pilkada
di Distrik Bomela
Distrik Bomela kabupaten Yahukimo sejak lama menggunakan sistem
Noken dalam pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah, sama halnya
dengan distrik-distrik lainnya di Kabupaten Yahukimo. Pemilihan dengan
sistem Noken di Bomela dan beberapa daerah di Pegunungan Tengah Papua

sudah dilakukan sejak lama, namun baru mendapat pengakuan hukum pada
tahun 2009 melalui Mahkamah Konstitusi (MK) sebagaimana dituangkan
dalam putusan MK No. 47-81/PHPU-A-VII/2009. Dalam pertimbangannya
MK menyatakan:
Menimbang bahwa Mahkamah dapat memahami dan menghargai nilai
budaya yang hidup di kalangan masyarakat Papua yang khas dalam
menyelenggarakan pemilihan umum dengan cara atau sistem
„kesepakatan warga‟ atau aklamasi. Mahkamah menerima cara
pemilihan kolektif

(kesepakatan warga atau aklamasi) yang telah

diterima masyarakat Kabupaten Yahukimo tersebut karena jika
dipaksakan pemilihan umum sesuai dengan peraturan perundang-

42

undangan yang berlaku dikhawatirkan akan timbul konflik di antara
kelompok-kelompok masyarakat setempat”.
Keputusan MK tersebut didasari dengan UUD 1945 pasal 18B ayat (1) dan (2)

UUD RI Tahun 1945,
Dijelaskan dalam pasal 18 ayat (1.) bahwa;Negara mengakui dan
menghormati satuan-satuan Pemerintah Daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa yang diatur dalam undang-undang” Sedangkan dalam pasal

18B ayat (2) menyatakan,“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
Masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang”

Artinya kebiasaan adat masyarakat di Pegunungan Tengah Papua, lebih
khususnya masyarakat Suku UNA di Yahukimo menggunakan Noken dalam
Pemilihan Umum dianggap sah secara hukum, karena itu merupakan hak
tradisional Papua yang mendekatkan pada musyawarah untuk memilih Pemimpin.
Penerapan Sistem Noken dalam pilkada tahun 2015 di Distrik Bomela dapat
dijelaskan berdasarkan tahapan sebagai berikut:
A. Laporan Hasil Verifikasi Calon
Ada tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati, dari kota Kabupaten
Yahukimo, yakni: pasangan calon nomor urut 1 adalah pasangan Abock
Busup, MA dengan Yulianus Heluka, SH. Yang didukung dari partai PAN,
Nasdem, Demokrat, PBB, dan PPP, pasangan calon nomor urut 2 adalah
Arkelas Asso, S.Sos dengan Lapius Merel Soll, S.IP, M.Si yang didukung

43

dari partai PDIP, PKB, Hanura dan PPP, dan pasangan calon nomor urut 3
adalah David Silak, S.Sos dan Septinus Pahabol, SE,S.IP, didukung partai
Golkar.

Langkah awal untuk menetapkan / memilih setelah

mendapat

informasi dari kota kabupaten Yahukimo, bahwa ada tiga pasangan calon
bupati dan wakil bupati yang telah lolos dalam verifikasi, maka masyarakat
dari kabupaten Yahukimo pada umumnya dan pada khususnya masyarakat di
distrik Bomela, mulai melakukan diskusi-diskusi internal dan terlibat dalam
diskusi-diskusi kecil. Biasanya diskusi-diskusi ini dilakukan di rumah adat,
halaman tempat ibadah, halaman balai desa, atau halaman rumah tertentu
yang dipimpin tokoh agama, tokoh pemuda, guru, atau pegawai negeri yang
dipercayai oleh penduduk lokal.Ini merupakan suatu kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat lokal di Suku Una Ukam ingin bersatu untuk
memperoleh kesepakatan dengan tokoh-tokoh intelektual dan masyarakat
lokal.Duduk bersama-sama dan bicara merupakan ciri khas dalam acara pesta
rakyat untuk menentukan kesejahteraan bagi masyarakat dan daerah melalui
komitmen yang disepakati bersama.
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat yang
menanggapi tentang pasangan kepala daerah, masyarakat Bomela
bersepakat memilih pasangan calon nomor urut 1, yaitu Abock Busup, MA
dan Yulianus Heluka, SH. Seluruh mayarakat lokal yang ada di Suku Una
Ukam menyatakan bahwa harga diri dan kesamaan suku itu, sangat
penting bagi masyarakat lokal yang ada di Distrik Bomela.

44

Terkait dengan hal tersebut Kepala Distrik Bomela, Ananias Maling
menyatakan bahwa:
“Sebelum masyarakat Pegunungan Tengah Papua melakukan diskusi,
mereka saling membagi informasi tentang sepak terjang setiap calon yang
hendak dipilih. Mereka tidak membahas janji-janji para calon sebab janji
tidak bisa dipegang dan sulit diuji kebenarannya.”dan dari hasil diskusi,
masyarakat Bomela bersepakat memilih pasangan calon nomor urut 1,
yaitu Abock Busup, MA dan Yulianus Heluka, SH. Seluruh mayarakat
lokal yang ada di Suku Una Ukam menyatakan bahwa harga diri dan
kesamaan suku itu, sangat penting bagi masyarakat lokal yang ada di
distrik Bomela.
Pernyataan kepala distrik tersebut menunjukkan bahwa masyarakat
tidak asal memilih tetapi masyarakat memilih karena mengetahui sepak
terjang dari kandidat-kandidat yang maju dalam pemilihan kepada
daerah.Hal ini juga diungkapkan oleh Rahel Aluwa salah satu tokoh
perempuan dari Suku Una-Ukam yang mengatakan bahwa:
Jika ketika masyarakat setempat mau memberikan suara kepada orang
yang bisa membantu pembangunan di distrik ini.Saya yakin kita
menerapkan dengan sistem noken dalam pelaksanaan pemilukada tahun
2015 ini sangat efektif dan efisien selanjutnya; suara diikat dan
diberikankepada pasangan calon yang kita jagokan.

45

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa calon yang dipilih adalahyang
bisa membantu pembangunan di Distrik Bomela.
Tokoh intelektual Suku Una- Ukam Paus Maling S.Pd, menyatakan
bahwa ‟‟harga diri dan kesamaan suku itu, sangat penting bagi
masyarakat pegunungan tengah Papua.
B. TahapPersiapan
Pada tahap persiapan pilkada dilakukan pembentukan panita inti dalam
penyelenggara pemilu di distrik Bomela. Rapat pembentukan panitia inti
dilakukan di rumah kepala Desa setempat.
Yang terpilih sebagai ketua panitia inti adalah Anius Maling. Adapun tugas
dan wewenang/ kewajiban panitia inti adalah sebagai berikut:
a. Ketua panitia inti
Ketua panita adalah seorang pemimpin yang dipilih berdasarkan
kesepakatan bersama anggota masyarakat untuk mengsukseskan acara pesta
demokrasi yang akan berlangsung di distrik Bomela, Kabupaten Yahukimo.
Tugas dan wewenang/kewajibannya meliputi:
1. Mengumumkan dan menempelkan jadwal pemilihan.
2. Evaluasi kegiatan dengan masyarakat untuk melaksanakan pilkada
yang akan berlangsung di distrik Bomela Kabupaten Yahukimo.
3. Menjaga dan mengamankan keutuhan penerapan sistem noken dalam
pelaksanaan pilkada di distrik Bomela Yahukimo Papua tahun 2015.
4. Mengkoordinir dan mengawasi pemilihan kepala daerah di Distrik
Bomela, Kabupaten Yahukimo , Papua.

46

5. Mengawasi anggota masyarakat yang sudah daftar pemilih tetap di
masing-masing TPS.
b. Wakil Ketua Panitia Inti
Wakil Ketua panitia inti memiliki

tugas dan wewenang mewakili

Ketua Panitia apabila Ketua Panitia berhalangansesuai dengan
kebijaksanaan yang ditentukan oleh ketua panitia serta membantu
Ketua Panitia dalam mengarahkan, membimbing, dan mengawasi
persiapan dan pelaksanaan kegiatan pemilihan kepala daerah di distrik
Bomela.
c. Bendahara Memiliki tugas dan kewajiban membantu Ketua dan wakil
Ketua Panitia dalam melaksanakan tugasnya untuk mengeluarkan dana,
dana bersumber dari Kepala Distrik, maupun dari mana saja; serta
mengembangkan sumber-sumber dana dan sarana-sarana lainnya.
d. Koordinator

pengawas pemilukada lapanganmemiliki tugas dan

wewenang/ kewajiban meliputi:

1)

menyediakan dan menyiapkan sarana

2) melakukan penataan atas fasilitas kegiatan pemilukada di distrik
Bomela.
3) melakukan tugas-tugas yang ditugaskan oleh Ketua Panitia inti
pemilukada
4) melaporkan hasil-hasil kegiatan kepada Ketua Panitia inti pemilukada,
merencanakan

dan

mendata

peralatan

perlengkapan

kegiatan

pemilukada yang dibutuhkan, serta mengupayakan pengadaannya

47

dengan sebelumnya mengadakan koordinasi dengan bidang lain terkait
yang

membutuhkan

perlengkapan

sarana. serta

mendistribusikan

perlengkapan kegiatan pemilihan kepala daerah di distrik Bomela,
Kabupaten Yahukimo Papua tahun 2015.
Penyelenggaraan pemilukada di distrik Bomela dilaksanakan di 6
kampung dengan satu TPS setiap kampung, mulai dari TPS 01 sampai
dengan TPS 06 dengan jumlah daftar pemilih tetap sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jumlah pemilih tetap pada 6 TPS di Distrik Bomela.
No. TPS

Kampung

Daftar Pemilih Tetap
(DPT)

1

01

Bomela

990

2

02

Kitikni

969

3

03

Kubialat

186

4

04

Palamdua

511

5

05

Sombat

369

6

06

Yalmabi

770

Jumlah

3.795 suara

((Sumber data dariInforman)
Disamping dibentuk Panitia Inti, juga telah dibentuk Panitia Pemilihan Distrik
(PPD) PPS, dan KPPS.
Tugas danwewenang PPD meliputi:

48

a.

Membantu KPU, KPU Provinsi, dan KPU kabupaten/ Kota

dalam melakukan pemutakhiran data pemilih sementara dan
Daftar pemilih Tetap
b.

Membantu

KPU

Kabupaten

/Kota

dalam

menyelenggarakan pemilu dan melaksanakan semua tahapan
penyelenggaraan pemilu di tingkat Distrik yang telah ditetapkan
oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/ Kota.
c.

Menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU

Kabupaten/ Kota dan mengumpulkan hasil perhitungan suara dari
seluruh KPPS di wilayah kerjanya.
d.

Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam

rapat yang

harus dihadiri oleh saksi pemilu dan pengawas

lapangan pemilu.
Tugas dan wewenang PPS meliputi:
a.

Membantu KPU, KPU Provinsi, dan KPU kabupaten/ Kota
dan Panita pemilihan Distrik (PPD) dalam melakukan
pemutakhiran data pemilih sementara dan Daftar pemilih
Tetap.

b.

Membantu

kelompok

penyelenggara

pemungutan

suara(KPPS).
c.

Mengangkat petugas pemutakhiran data pemilih dan
mengumumkan daftar pemilih.

49

d.

Menerima masukan dari masyarakat tentang daftar pemilih
sementara dan melakukan perbaikan dan mengumumkan
hasil perbaikan pemilih sementara

e.

Menetapkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara untuk
menjadi daftar pemilih tetap.

Tugas , dan wewenang, KPPS meliputi:
a.

Mengumumkan dan menempelkan daftar pemilih tetap di
setiap TPS.

b.

Menyerahkan daftar pemilih tetap kepada saksi peserta
pemilu yang hadir dan pengawas pemilu lapangan.

c.

Melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di
tempat pemungutan suara dan mengumumkan hasil
penghitungan suara di TPS.

Menindaklanjuti dengan

segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh saksi,
pengawas pemilu lapangan, peserta pemilu dan masyarakat
pada dari pemungutan suara.
d.

Menjaga dan mengamankan keutuhan penerapan sistem
noken atau suara di berikan kepada kepala Adat/ Kepala
Suku.

50

C. Proses Pemungutan Suara
Sebelum proses pemungutan suara dilakukan upacara bakar
batusebagai simbol perdamaian, persatuan dan kesatuan masyarakat
dalam satu kampung. Bahwa dengan bakar batu mereka bersatu dan
membicarakan hal-hal untuk masa depannya.Mereka meyakini bahwa
keputusan yang mereka ambil dalam upacara bakar batu dianggap sah
dan sangat sakral, sehingga harus dihormati oleh semua pihak,
termasuk penyelenggara pemilu.
Tiap daerah dan suku di kawasan Pegunungan Tengah Papua
memiliki istilah sendiri untuk merujuk kata bakar batu.Masyarakat
Bomela menyebutnya dengan neru itu menunjukan bahwa orang atau keil
lipanek bakar batu. Masyarakat Bomela juga menyebutnya bup doga
kwaneng jip anek, duduk bersama dan makan bersama.Sebutan duduk

bersama ditempat bakar batu itu menjadi istilah paling umum. Acara
bakar batu adalah hal yang lazim atau hal yang biasa dilakukan oleh
setiap orang yang ada di Pegunungan Tengah Papua.
Hal ini juga diungkapkan oleh Rahel Aluwa salah satutokoh
perempuan dari Suku Una-Ukam yang mengatakan bahwa:
Khususnya masyarakat Pegunungan Tengah kalau kami mau
mengadakan kegiatan apapun kami akan bakar batu, karena kami diajarkan
dari sejak kecil, apalagi kegiatan proses pemungutan suara itu. Kami mau

51

dan tidak tetap kami akan adakan bakar batu secara tradisi kami sendiri.
Pesta demokrasi akan berlangsung di 6 TPS yang ada di distrik Bomela.
Seperti diketahui dari latar belakang bahwa Sistem Noken dalam
pemilihan umum, terdapat dua sistem yaitu sistem Big Man dan sistem
gantung atau noken gantung. Sistem Big Man dilakukan dengan cara
semua pemberian suara diserahkan kepada ketua adat atau kepala suku
sedangkan sistem gantung atau noken gantung yaitu bahwa masyarakat
datang sendiri ketempat TPS, melihat dan memasukan surat suara ke
kantong pasangan calon yang sebelumnya sudah disepakati. Kedua sistem
ini adil menurut kehendak mereka yang sesuai dengan kepercayaan dan
adat-istiadat masyarakat di wilayah pegunungan Papua.
Secara administrasi di distrik Bomela ada 6 TPS, tetapi tidak
seperti biasanya pemilihan dilakukan di masing-masing TPS. Untuk TPS
1 sampai dengan TPS 5 hanya melakukan upacara bakar batu dan mereka
sepakat untuk menentukan pilihan mereka, lalu hasil keputusan mereka di
bawa ke TPS 6, diwakili oleh seorang bigman dan tokoh-tokoh intelektual
untuk memberikan suara ikatnyakepada petugas. Hasilnya menunjukkan di
distrik Bomela dari TPS 1 sampai dengan TPS 5 telah sepakat ikat suara
yang diberikan kepada pasangan calon bupati nomor 01 Abock Busup MA
dan Yulianus S.H. Pemilihan pada pasangan calon bupati tersebut
merupakan ikatan suara hati nurani masyarakat tersebut. Di TPS 06 Noken
di gantung di kayu yang disiapkan oleh panita lapangan. Yang jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah pasangan calon kepala daerah. Kemudian

52

warga

di TPS 06 memilih dengan cara noken gantung yaitu bahwa

masyarakat datang sendiri ketempat TPS, melihat dan memasukan surat
suara ke gantong noken yang sebelumnya sudah disepakati.
D. Proses Penghitungan Suara
Proses perhitungan suara di 5 TPS , TPS 01 sampai dengan TPS 05
disesuaikan dengan daftar pemilih tetap kemudian suara diikat dan
suara langsung diberikan kepada kepala suku atau ketua adat, karena
ketua Adat/ kepala suku dianggap sebagai orang yang berperan aktif
dalam sekelompok orang atau suku, yang mendiami sepanjang
Pegunungan Tengah. Khusus di Distrik Bomela memiliki satu kepala
suku Natan Sunyap sebagai kepala suku Una Ukam. Suara masyarakat
langsung diberikan kepada kepala suku/ ketua Adat melaluicara pola
mufakat. Kemudian oleh kepala suku diserahkan ke petugas
pilkada/KPPS.
Selanjutnya proses penghitungan suara dan pengumuman hasil
penghitungan suara dilakukan oleh pengawas pemilu lapangan.
Dalam pelaksanaan penghitungan suara, ada tiga orang saksi
masing-masing perwakilan dari tiga pasangan calon bupati dan wakil
bupati yang mengawasi kantong noken.Masyarakat

juga menyaksikan

penghitungan suara , yang dilakukan oleh pengawas pemilu lapangan.

53

4.5.Pembahasan Sistem Noken Dalam Pilkada.
Penerapan Sistem noken merupakan bagian dari kearifan lokal
dalam demokrasi kemasyarakatan.Mahkamah Konstitusi (MK) pun
mengakui dan mengesahkan dengan alasan Sistem Noken menganut
sistem pemilihan Langsung, Umum, Bebas dan Terbuka.
“Penyelenggaraan pemilihan umum dengan sistem Noken di
Yahukimo hal biasa karena dilakukan lama. Biasanya masyarakat
akan memilih figur tertentu yang sudah disepakati bersama sejak
awal, namun sebelumnya para tokoh-tokoh intelektual atau tokoh
agama memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada masyarakat ”

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa selama ini penerapan
sistem noken yang dilakukan di Bomela tidak ada bedanya dengan
model demokrasi yang kita kenal dengan istilah Musyawarah-Mufakat
(Demokrasi Indonesia). Masyarakat akan memilih figur tertentu secara
kolektif, namun sebelumnya mereka mendapat informasi-informasi
tentang rekam jejak dan visi-misi dari calon-calon kandidat oleh para
tokoh-tokoh intektual atau tokoh agama yang menjadi panutan dalam
masyarakat, bukan tim sukses dari pasangan calon tertentu. Keputusan
yang diambil secara aklamasi dianggap “bulat”, atau sering disebut
“ikat”. Menurut Kepala Distrik Bomela, Ananias Maling, menyatakan:
keputusan bersama yang mereka ambil untuk memilih figur tertentu
merupakan salah satu nilai dalam budaya suku UNA yang diwariskan secara
turun-temurun, dalam hal apapun mereka harus putuskan bersama melalui

54

HONAI (rumah adat klen/marga) berbasis klen maupun masyarakat secara
luas.

Pernyataaan tersebut menunjukkan bahwa keputusan bersama
untuk calon kepala daerah merupakan hal yang sudah biasa dilakukan
oleh masyarakat lokal di Distrik Bomela, Kabupaten Yahukimo.
Selanjutnya

dikatakan

istiadat,marga/wilayah

bahwa

sangatlah

Kesamaan

penting

sehingga

suku,

adat

kami

tidak

memberikan suara kepada calon bupati yang lain, tetapi kami sepakat
dan memberikan suara kepada calon bupati yang kita jagokan.Kami
akan memberikan suara kepada orang yang ditentukan oleh kepala
suku UNA, sehingga kami masyarakat tidak berbicara tentang calon
bupati yang lain. Ini merupakan keputusan yang kami ambil melalui
musyawarah dan mufakat bersama sebelum pelaksanaan pemilihan
kepala daerah”.
Penerapan sistem noken di distrik Bomela dilakukan dengan
system Bigman/ kepala suku. Sistem Bigmandan noken gantung adalah
pemilihan dilakukan secara musyawarah untuk menyepakati pasangan
tertentu dikoordinir oleh Bigman/kepala suku dan selanjutnya secara
simbolis Bigman kepala sukumenggantung Noken hasil musyawarah
di foto pasangan nomor urut tertentu. TPS, 1 sampai dengan TPS 5,
dilakukan dengan system Bigmansedangkan khususnya di TPS 6
dilakukan pemilihan secara noken gantung. Masyarakat datang sendiri
dan masukkan kertas suara ke dalam noken yang telah disiapkan

55

petugas. Jumlah Noken yang digantung disesuaikan dengan jumlah
pasangan calon kepala daerah . dengan demikian di TPS 6 melakukan
pemungutan suara dengan cara noken gantung.
4.6. Peran Kepala Suku (big man)
Berdasarkan kajian antropologis, Big Man Pria Berwibawa adalah
salah satu tipe kepemimpinan lokal di Papua, tepatnya di suku-suku
Pegunungan Tengah Papua, seperti; suku Dani, Lani, Yali, Mee, Me/Mek/Una
dan Ok dan beberapa suku lainnya, Distrik Bomela yang ditempati suku
Mek/Una termasuk tipe kepemimpinan Bigman. Kepemimpinan di wilayah ini
karakteristiknya bersifat terbuka (open sosial stratifcation status), sumber
kekuasaan

adanya

kemampuan

individual,

kekayaan,

kepandaian

berdiplomasi/pidato, keberanian perang, fisik tubuh yang besar, sifat bermurah
hati, dsb.
Pada masyarakat suku Mek/ Una, bigmanbersifat dinamis, dimana
setiap orang dapat menjadi

Bigman sepanjang mendapat pengakuan

komunitas dalam wilayah tertentu. Sehingga untuk menjadi Bigman tidak
dipilih tetapi diakui sebagai pria berwibawa karena memiliki kemampuan atau
kelebihan dalam bidang tertentu.Dengan adanya pengakuan tersebut, tidak
serta-merta orang tersebut menggunakan kekuatannya untuk kepentingan
politik kekuasaan.Pada prinsipnya mereka lebih banyak menggunakan
musyarawah dan mufakat bersama.
Sejumlah pria berwibawa/ Bigman yang ada di setiap kampung di
distrik Bomela memiliki pengaruh terhadap masyarakat setempat.Oleh karena

56

adanya

pengaruh, sistem

politik

modern

memanfaatkan

pengaruh

Bigmanuntuk kepentingan pemilihan umum legislatif dan eksekutif.Bigman

atau Kepala suku memiliki sebuah peran sosial terikat pada hukum formal
yang berlaku dalam sebuah suku. Dalam kehidupan masyarakat yang
menganut paham kesukuan, peran kepala suku sangat sentral tidak sembarang
dalam kelompok atau suku tersebut.Inilah yang membedakan masyarakat yang
tergolong dalam kehidupan suku dengan masyarakat yang sudah menganut
faham modernitas atau mengenal peradaban.
Peran Kepala Suku sebagai pengontrol dalam adat-istiadat.Persoalan
apapun yang dihadapi masyarakat selalu dan sudah pasti di fasilitasi oleh
seorang kepala suku, dimana ia yang bertindak sebagai penguasa dalam suku
tertentu. Segala keputusan yang diambil sudah tentu masyarakat akan
mengikuti bahkan menghormati keputusannya. Untuk itu dalam kepentingan
politik di distrik Bomela, kepala suku yang memegang peranan penting untuk
menentukan figur tertentu, namun kepala suku selalu mendengar bahkan
mengikuti arahan-arahan/masukan-masukan dari intelektual muda setempat,
tokoh agama dan kepala distrik. Hal tersebut yang terjadi di distrik Bomela,
dimana seorang kepala suku mengikuti arahan dan masukan dari kaum muda,
terutama dari mereka yang

menduduki jabatan/jabatan fungsional di

kabupaten Yahukimo.

57

4.7. Kendala Dalam Pelaksanaan Pilkada Dengan Sistem Noken dan Cara
Mengatasinya
Dalam pelaksanaan pilkada dengan sistem

Noken di Kabupaten

Yahukimo secara umum, ada kendala yang didapati penulis di lapangan.Hasil
wawancara dengan penyelenggara pemilihan umum, yakni Ketua KPUD
Yahukimo, Keis Simbuk, mengatakan bahwa:
Kendala yang paling dominan adalah faktor geografis yang sulit
terjangkau. “ Faktor yang paling dominan adalah faktor geografis di
Yahukimo ini sangat sulit, dan juga aksesnya semua melalui pesawat,
sehingga menyulitkan kami KPU dan Panwas untuk menjalankan tugas
dengan baik ”.
Benar bahwa selama pemilihan umum di Provinsi Papua, daerah yang
selalu mengalami hambatan untuk mengirim petugas pemilihan umum dan
logistik adalah kabupaten Yahukimo, hal tersebut sering kita mendengar dan
nonton melalui media-media lokal maupun nasional. Bahkan beberapa
pesawat perintis, yakni pesawat Dimonim air dan AMA pernah mengalami
kecelakaan di kabupaten Yahukimo pada saat mengantar bahan-bahan logistik
dan penyelenggara pemilihan umum.
Lebih lanjut menurut Ketua KPUD dalam sistem pemilihan noken
hambatan lainnya adalah para intelektual dari masing-masing kampung di
Yahukimo sering menjadi aktor kunci dalam menentukan calon pemimpin.
Mereka yang selalu mempengaruhi Bigman untuk mengambil keputusan
tertentu, sehingga suara yang dipercayakan masyarakat kepada Bigman untuk

58

mengambil keputusan tidak merupakan suara bulat di masyarakat. Hal tersebut
yang sering terjadi di beberapa kampung, bukan gambaran umum sistem
pemilihan noken di kabupaten Yahukimo.
Berbagai cara mereka lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang
sering dihadapi adalah dua minggu sebelum melakukan pemilihan mereka
mengirim tim ke setiap distrik dan kampung-kampung dengan jalan kaki
untuk mengantisipasi terjadinya cuaca buruk jelang pemilihan. Mereka bekerja
sama dengan para tokoh-tokoh agama untuk ikut mensosialisasikan kepada
masyarakat agar menjaga keamanan dan kenyamanan sebelum dan sesudah
pemilihan kepala daerah.

Selain itu, salah satu solusi untuk mengatasi

keterlambatan logistik adalah Noken dijadikan pengganti kotak suara.

59

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65